DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
Om Swastyastu,
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Yang Widhi Wasa, Tuhan
Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Peluang Termodinamika Dan Distribusi Statistic Maxwell-
Boltzman” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas yang
diberikan oleh Bapak Dr. Rai Sujanem, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Fisika
Statistik.
Begitu banyak hambatan selama penulisan makalah ini. Namun karena bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak, penulis akhirnya dapat menyelesaikannya dengan
tepat waktu. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
turut serta membantu dan memberikan motivasi baik secara langsung maupun tidak
langsung turut membantu penulis.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun sebagai media pembelajaran bagi pembaca.
Penulis.
i
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Ruang Fase serta Macrostate & Microstate............................................ 3
2.2 Peluang Termodinamika......................................................................... 7
2.3 Fungsi Distribusi Maxwell-Boltzmann.................................................. 11
2.4 Fungsi Partisi......................................................................................... 12
2.5 Energi Internal dan Entropi dalam Bentuk Fungsi Partisi..................... 13
ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
(2) Apakah yang dimaksud peluang termodinamika?
(3) Bagaimanakah penjabaran fungsi distribusi Maxwell-Boltzmann?
(4) Apa yang dimaksud dengan fungsi partisi dan bagaimana fungsinya?
(5) Bagaimana bentuk energi internal dan entropi dalam bentuk fungsi partisi?
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang didapatkan pada penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
(1) Bagi Penulis
Dalam penulisan makalah ini kami mendapatkan manfaat tentang konsep
mekanika statistik yang mana nantinya sangat berguna dalam profesi
keguruan.
(2) Bagi pembaca
Bagi pembaca dapat bermanfaat menambah wawasan dan memperkuat
pengetahuan menganai konsep mekanika statistik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Selain itu tiap-tiap molekul gas mempunyai titik representative dalam
ruang fase dan disebut sebagai titik fase. Banyangkan cell-cell diberi nomor 1, 2,
3,…I, dan N1, N2, N3,…Ni, menyatakan jumlah titik fase di dalam cell yang
bersesuaian. Jumlah titik fase persatuan volume, atau kerapatan di dalam ruang
fase dinyatakan dengan dengan hubuangan:
Ni
atau N i H …………………………………. (2.1.1)
H
Secara teoritis, kita mengharapkan mekanika dari kumpulan molekul
dalam gas yang renggang dengan mengandaikan bahwa molekul-molekul itu
menggunakan sebagian besar waktunya untuk bergerak lururs beraturan dan hanya
kadang-kadang melakukan tumbukan elastik sempurna dengan molekul yang lain
atau dengan pembatas volumenya. Jika dilihat dari jumlah molekul, misalnya pada
gas dalam keadaan standar dalam satu liter, maka diharpkan data yang jumlahnya
sekitar 1022
Jumlah N anggota partikel yang identik disebut dengan asembli. Anggota
partikel dapat berupa partikel tungal atau dapat berupa asembli identik dari
partikel. Asembli-asembli dari partikel tunggal disebut dengan sistem. Jika
distribusi dari partikel-partikel sistem diantara energi keadaan diketahui, maka
sifat-sifat makroskopik sistem dapat ditentukan.
Asembli partikel tunggal bergantung pada partikel-partikel yang
terbedakan (distinguishable) atau partikel-partikel yang tak terbedakan (indis-
tinguishable). Baik partikel yang terbedakan maupun partikel yang tak
terbedakan, yang menyatakan spesifikasi jumlah partikel Ni dalam masing-masing
tingkat energi merupakan “ makrostate” dari sistem. Spesifikasi lengkap dari 6
koordinat untuk masing-masing molekul dari sistem menyatakan “mikrostate”
dari sistem.
4
Perbedaan antara mikrostate dengan makrostate dapat diilustrasikan pada
gambar berikut:
Cell 1 aep N1 = 3
Cell 2 bc N2 = 2
Cell 3 f N3 = 1
Cell I hk Ni = 2
Cell di dalam ruang fase diberi nomor 1,2,3,…dst. Titik fase dinyatakan
dengan a,b,c,…dst. Mikrostate tertentu dispesifikasikan dengan keadaan bahwa
titik-titik fase a, e, p, pada cell 1, titik fase b,c ada pada cell 2, dan seterusnya.
Hubungan mikrostate dan makrostate tertentu dispesifikasikan dengan semata-
mata memeberikan jumlah total Ni partikel di dalam cell ke i.
Keberadaan mikrostate atau molekul tertentu pada setiap saat dapat
dispesifikasikan atau tidak pada setiap saat, menurut mekanika klasik. Tetapi tidak
ada mikrostate dapat tetap tanpa berubah, karena molekul-molekul semuanya
berubah. Di dalam interval di antara tumbukan, tiap-tiap titik fase begerak
menembus ruang fase karena perubahan secara kontinu koordinat x, y, dan z,
meskipun komponen kecepatan tetap sama. Apabila tumbukan antara dua molekul
mengambil tempat, komponen kecepatan kedua molekul berubah dengan segera
dan titik fase dari tumbukan molekul melompat menuju dua elemen volume yang
lain yang mempunyai koordinat posisi yang sama tetapi koordinat kecepatan yang
berbeda.
Pergeseran kontinu dari titik fase di dalam ruang fase seperti gerak
molekul gas di dalam ruang biasa, kecuali lebih rumit. Hal yang terpenting adalah
bahwa perubahan gas secara kontinu dan spontan dari suatu mikrostate ke
mikrostate yang lain. Salah satu hipotesis yang fundamental dari meknika
statistik adalah bahwa semua mikrostate mempunyai peluang yang sama, yakni
5
lama periode waktu salah satu mikrosatate yang terjadi sama seringnya dengan
yang lain. Tiap-tiap molekul di dalam kotak yang terpisah di dalam elemen
volume kecil di dalam salah satu pojok kotak dengan semua molekul bergerak
dalam arah yang sama. Mikrosatate yang lain secara seragam didistribusikan
menembus kotak dengan molekul a pada beberapa titik spesifikasi, molekul b
pada beberapa titik spesifikasi yang lain. Molekul a mempunyai spesifikasi
kecepatan dalam besar dan arah, molekul b mempunyai spesifikasi yang lain, dst.
Meskipun dua mikrostate yang di deskripsikan di atas adalah berbeda, dan
sementara yang kedua muncul lebih mungkin dari yang pertama, hal itu akan
nampak bahwa posisi dan kecepatan tiap-tiap molekul dispesifikasikan lengkap
untuk kedua mikrosatate tersebut. Spesifikasinya berbeda tetapi lengkap.
Keyataan inilah peluang adalah sama.
Suatu assembli yang mengandung kumpulan atom yang memiliki momen
magnet. Di dalam assembli tersebut kita berikan edan magnetic B. Untuk
mempermudah kita assumsikan beberapa sifat berikut ini:
1. Tidak ada interaksi antar atom. Interaksi hanya terjadi antara atom dengan
medan magnet luar yang diberikan. Ini adalah penyederhanaan yang cukup
drastik karena sebenarnya antara momen magnetic ada interaksi.
2. Momen magnetik atom hanya bisa mengambil salah satu dari dua arah
orientasi, yaitu searah medan magnet atau berlawanan arah medan magnet.
Ilustrasi dari asumsi tersebut tampak pada Gambar 2.
6
Kita akan menentukan berapa momen magnetik total yang dihasilkan oleh
kumpulan atom-atom tersebut. Kita mulai dengan menghitung energi yang
dimiliki asing-masing atom akibat interaksi momenmagnetik dengan magnet luar.
Interaksi antara momen magnetic µ dengan medan magnet luar B.
7
C e l l i bcd cda dab abc N i = 3 Cell i dbc
Cell j a b c d Nj = 1 Cell j a
a b
Gambar 3. Mikrostate
Perubahan susunan atau urutan titik fase dalam cell tertentu dianggap
tidak mengubah mikrostate. Hal ini berarti bahwa mikrostate pada gambar 3 b
adalah sama dengan tabulasi pada kotak pertama pada gambar 3 a.
Jumlah mikrostate yang berkaitan dengan makrostate tertentu dapat
dihitung dengan menulis kembali susunan yang berbeda atau permutasi titik fase
di dalam makrostate, tidak termasuk permutasi yang semata-mata pertukaran
susunan titik-titik di dlm cell tertentu.
Jumlah cara yang berbeda dalam mana suatu N dapat disusun dalam suatu
urutan, atau permutasi adalah N!. Ini berarti ada N pilihan untuk pertama, (N-1)
untuk kedua, (N-2) untuk ketiga, dan seterusnya sampai 1 pada pilihan terakhir.
Jadi, jumlah permutasi untuk 4 huruf a, b, c, d, adalah 4! = 24. Hal ini tidak
memberikan jumlah mikrostate dalam contoh di atas, karena melibatkan semua
kemungkinan permutasi tiga titik di dalam cell i, yang mana ada 3!= 6. Jumlah
total permutasi 24 dengan permutasi titik di dalam cell i, yang memberikan 24/6 =
4, yang sesuai dengan hasil yang diperoleh dengan perhitungan.
Secara umum, jika ada N titik fase dan permutasi mungkin lebih dari satu
cell, maka jumlah mikrostate yang berkaitan dengan makrostate tertentu, atau
peluang termodinamika dari makrostate adalah :
N! N!
W
N1! N 2 ! N 3 ! ... Ni!
Dengan menggunakan persamaan diatas, maka atau peluang termodinamika dari
makrostate pada contoh tersebut dapat ditentukan sebagai berikut.
4!
W(Ni = 4, Nj = 0 ) 1
4!0!
4!
W(Ni = 3, Nj = 1 ) = 4
3!1!
8
4!
W(Ni = 2, Nj = 2 ) = 6
2!2!
4!
W(Ni = 1, Nj = 3 ) = 4
1!3!
4!
W(Ni = 0, Nj = 4 ) = 1
0!4!
Berdasarkan distribusi peluang termodinamika di atas, ada 16 kemungkinan
mikrostate yang berkaitan dengan ke lima makrostate. Sedangkan peluang
termodinamika terbesar adalah 6, untuk makrostate Ni = 2, Nj = 2. Jika titik-titik
fase a, b, c, dan d, bergeser secara kontinu, maka semua mikrostate bergeser
dengan frekuensi yang sama, makrostate yang pertama dan yang kelima masing-
masing akan diamati 1/16 kali, makrostate ke dua dan keempat masing-masing 1/4
kali, dan makrostate ke tiga akan diamati 3/8 kali.
Jumlah mikrostate yang berkaitan dengan makrostate tertentu, atau peluang
termodinamika dari makrostate (W), untuk kasus gas dimana jumlah N dan semua
Ni adalah sangat besar. Faktorial untuk jumlah bilangan yang besar dapat
dilakukan dengan pendekatan Stirling yang akan kita turunkan berikut ini.
Logaritme asli (alamiah) dari x faktorial adalah :
ln (x!) = x ln x - x + 1 = x ln x - x
Harga logaritme ini secara exact sama dengan luas daerah di bawah kurva
tangga yang ditunjukkan dengan garis putus-putus pada gambar 4, antara x = 1
dan x = x, karena masing-masing segiempat lebarnya satu satuan dan tinggi yang
pertama ln 2, tinggi yang kedua ln 3, dst.
y = ln x
ln 5
ln 4
ln 3
ln 2
0 1 2 3 4 5 6 7 8 x
9
Dari gambar dapat dilihat jarak antara:
a. Titik x = 1 dan titik x = 2 adalah 1
b. Titik x = 2 dan titik x = 3 adalah 1
Luas segiempat dengan dasar x = 1 sampai x = 2 adalah ln 2. Luas
segiempat dengan dasar x = 2 sampai x = 3 adalah ln 3. Luas segiempat dengan
dasar x = 3 sampai x = 4 adalah ln 4 dan seterusnya. Jadi luas daerah di bawah
grafik adalah ln 2 + ln 3 + ln 4 +......= ln x!.
Luas daerah di bawah kurva pada gambar 4 secara aproksimasi sama
dengan luas kurva di bawah fungsi y = ln (x) dengan batas-batas yang sama
dengan kurva tangga. Secara pendekatan untuk x yang besar, diperoleh :
x
ln (x! ) = ln(x) dx
0
= x ln x - x + 1
Untuk x besar faktor 1 dapat diabaikan, dengan demikian:
ln(x!) = x ln x - x (2.2.1)
Formula ini dikenal dengan Pendekatan Stirling.
Untuk kasus jumalah partikel yang mendekati orde 1023 digunakan pendekatan
Stirling, yaitu dengan formulasi sebagai berikut.
∏
(2.2.2)
∑ (2.2.3)
Bentuk persamaan (2.2.1) dan (2.2.2) dalam persamaan (2.2.3), dengan
persamaan Starling persamaan (2.2.1) menjadi:
( ∑ ) ∑
∑ (2.2.4)
10
dengan Ni = N.
Seiring dengan perubahan waktu dan titik fase di dalam cell dari ruang
fase berubah, jumlah Ni akan berubah. Jika sistem dalam keadaan peluang
termodinamika maksimum (Wo) variasi pertama Wo muncul dari variasi Ni.
Dalam hal variasi Ni adalah nol. Kita akan menggunakan simbul untuk
menyatakan perubahan kecil yang muncul dari gerak kontinu titik fase di dalam
ruang fase. Jika peluang termodinamika Wo adalah maksimum, maka
logaritmenya juga maksimum, dengan demikian untuk peluang maksimum
adalah:
ln (Wo ) = 0
( ∑ )
( ∑ )
[∑ ]
Karena N konstan maka:
[∑ ( )]
*∑ +
*∑ ∑ +
∑ (2.3.1)
Jumlah partikel total: ∑
11
∑ (2.3.2)
Energi internal total
∑ =0 (2.3.3)
Dikombinasikan pengali lagrange tak tentu.
Persamaan (2.3.2) dikalikan ( ), persamaan (2.3.3) dikalikan dengan β,
dan dijumlahkan dengan persamaan (2.3.1), maka :
∑
∑ =0
∑
+
∑ ∑ ∑
(2.3.4)
12
Kuantitas exp(-wi)memegang peranan penting di dalam teori statistik.
Kuantitas itu disebut fungsi partisi atau jumlah keadaan dan dinyatakan dengan
Z (Zustandssumme).
Z = exp(-wi) (2.4.3)
dari:
N = exp(-wi)
=Z
sehingga:
=N/Z
Jumlah partikel di dalam cell ke i, di dalam keadaan peluang
termodinamika maksimum dinyatakan dengan :
N
Ni = exp(-wi) (2.4.4)
Z
2.5 Energi Internal dan Entropi dalam Bentuk Fungsi Partisi
Persamaan (2.4.4) menyatakan jumlah titik fase Ni di dalam cell ke i di
dalam ruang fase untuk macrostate dengan peluang maksimum. Berdasarkan
sudut pandang termodinamika, keadaan seimbang untuk sistem tertutup memiliki
entropi maksimum. Jika sistem tidak seimbang maka akan terjadi perubahan
dalam sistem sampai entropi maksimum tercapai. Jadi, di dalam keadaan
seimbang baik entropi dan peluang termodinamika mempunyai harga maksimum,
yang mana akan dapat digunakan sebagai dasar memprediksi korelasinya. Kita
mengasumsikan bahwa entropi sebanding dengan logaritme probabilitas
termodinamika. Dengan demikian dapat dituliskan :
S = k ln W (2.5.1)
dengan k konstanta pembanding yang akan diidentifikasi nanti (tidak lain adalah
konstanta Boltzmann).
Dari sudut pandang Mekanika statistik dapat diinterpretasikan bahwa
kenaikan entropi di dalam sistem tertutup adalah sebagai konsekuensi
kecenderungan alamiah sebuah sistem dari keadaan kurang mungkin menjadi
lebih mungkin.
Konsep peluang lebih sering digunakan di dalam istilah lain seperti
ketidakteraturan sistem. Semakin besar ketidakteraturan, maka semakin besar
13
peluang termodinamika dan semakin besar entropinya. Derajat keteraturan
terbesar dari titik fase gas di dalam ruang fase tercapai jika semua berada di dalam
sebuah cell, yakni jika semuanya di dalam volume yang sangat kecil di dalam
ruang biasa dan semua bergerak dengan kecepatan sama. Peluang termodinamika
W mempunyai nilai minimum satu dan entropi k ln w adalah nol. Lebih banyak
partikel yang terpancar keluar di dalam ruang biasa, dan lebih besar kecepatan
yang terpancar dalam ruang kecepatan, maka lebih besar ketidakteraturan dan
lebih besar entropinya.
Dengan meninjau sebuah contoh, misalkan sebuah bejana dibagi menjadi
dua bagian sama yang dipisahkan dengan sebuah partisi. Kedua bagian bejana tadi
diisi dengan jumlah molekul yang sama dari gas yang berbeda. Sistem
mempunyai derajat keteraturan tertentu untuk semua molekul pada masing-
masing sisi dari partisi. Jika partisi sekarang dihilangkan, gas menyebar secara
difusi ke sisi yang lain, dan akhirnya ke dua molekul-molekul terdistribusi secara
uniform ke seluruh ruang volume. Dari awal, keteraturan tak muncul dan sistem
tidak teratur, atau ketidakteraturan telah meningkat. Demikian pula entropinya
bertambah, karena volume ditempati oleh masing-masing gas yang telah rangkap
(pada temperatur konstan, jika gas adalah ideal).
Dalam ekspansi adiabatik reversibel dari gas, volume bertambah tetapi
temperatur berkurang. Entropi yang tersisa adalah konstan, dengan demikian
ketidakteraturan juga tetap. Peningkatan ketidakteraturan sebagai akibat
penambahan volume dikonpensasi dengan penurunan ketidakteraturan akibat dari
pemancaran kecepatan yang lebih kecil pada suhu yang lebih rendah.
Menurut hukum termodinamika, proses ini hanya dapat terjadi di dalam
sistem tertutup untuk entropi yang membesar atau di dalam limit yang tersisa
konstan. Setiap proses dalam mana entropi akan berkurang merupakan sesuatu
yang dilarang. Kita lihat bahwa penjelasan statistik menginterpretasikan entropi
merupakan pernyataan dogmatis yang harus dimodifikasi. Misalkan sebuah sistem
dalam keadaan peluang termodinamika maksimum atau entropi maksimum.
Keadaan ini bukanlah statis karena perubahan kontinu titik fase di dalam ruang
fase. Kadang-kadang sebuah keadaan akan menghasilkan peluang dan juga
entropi kurang dari harga maksimum. Perubahan kecil lebih mungkin daripada
14
perubahan besar, namun perubahan besar tersebut tidak mungkin. Kita akan
membahas permasalahan ini lebih detail di dalam topik fluktuasi.
Marilah kembali pada persamaan (2.5.1) S = k ln W. Berdasarkan
persamaan ∑ dan persamaan (2.4.4), maka diperoleh
:
ln W = N ln N - Ni ln Ni
= N ln N - Ni (ln N - ln Z - wi)
= N ln N - ln N Ni + lnZNi + wiNi
Karena Ni = N dan wi Ni sama dengan energi internal U. Dengan
demikian :
S = k ln W = Nk ln Z + kU (2.5.2)
Berdasarkan uraian di atas, konsep temperatur tidak muncul di dalam
pengembangan teori statistik. Hal itu sekarang dapat dikemukakan sebagai
berikut.
Berdasarkan prinsip termodinamika dari hubungan :
U S
= T , atau = 1 (2.5.3)
S U T
V V
Berdasarkan pers (2.5.2), maka diperoleh :
S Nk Z
= + k + kU
U V Z U U
V
e wi
Z
exp wi . wi
V
Z wi
Sedangkan U N i wi
U
wi
N
Z
Sehinga Z wi
V
15
U ZU
Z
N N
Dengan demikian
S Nk Z
= + k + kU
U V Z U U
V
Nk ZU
+ k + kU
Z N U U
V
- kU k + kU
U U
V V
S
= k (2.5.4)
U V
wi exp wi kT
dZ 1
2
dT kT
Sehingga
N
wi exp wi
kT dZ
UZ
dZ dT
dT
16
N
Z
wi exp wi kT dZ
U
kT
1
2
wi exp wi
kT
dT
N dZ
kT 2
Z dT
dZ 1
NkT 2
Z dT
ln Z
U NkT 2 (2.5.9)
dT
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
(3) Ruang fase membicarakan titik-titik representative dalam tiga koordinat
posisi dan tiga koordinat kecepatan dari molekul, seperti posisi molekul yang
berlangsung dengan laju berhingga di dalam enam dimensi. Baik partikel
yang terbedakan maupun partikel yang tak terbedakan, yang menyatakan
spesifikasi jumlah partikel Ni dalam masing-masing tingkat energi
merupakan “ makrostate” dari sistem. Spesifikasi lengkap dari koordinat
tersebut untuk masing-masing molekul dari sistem menyatakan “mikrostate”
dari sistem.
(4) Peluang termodinamika adalah jumlah mikrostate yang berkaitan dengan
makrostate tertentu, dan makrostate dinyatakan dengan W
(5) Persamaan lnW = ∑( 𝑖 ln 𝑖) merupakan peluang termodinamika
maksimum dengan menggunakan pendekatan Stirling.
(6) Kuantitas exp(-wi) memegang peranan penting di dalam teori statistik.
Kuantitas itu disebut fungsi partisi atau jumlah keadaan dan dinyatakan
dengan Z (Zustandssumme).
(7) Ekspansi adiabatik reversibel dari gas, volume bertambah tetapi temperatur
berkurang. Entropi yang tersisa adalah konstan, dengan demikian
ketidakteraturan juga tetap. Peningkatan ketidakteraturan sebagai akibat
penambahan volume dikonpensasi dengan penurunan ketidakteraturan akibat
dari pemancaran kecepatan yang lebih kecil pada suhu yang lebih rendah.
3.2 Saran
Makalah ini masih jauh dari sempurna, maka bagi para pembaca yang
ingin mengetahui lebih lanjut mengenai distribusi statistik Maxwell-
Boltzmann disarankan untuk membaca refrensi lainnya.
18
DAFTAR PUSTAKA
19