DISUSUN OLEH
DESEMBER 2023
ABSTRAK
Kesetimbangan benda tegar merujuk pada kondisi dimana sebuah benda tegar
tidak mengalami perubahan rotasi atau translasi. Dalam penulisan makalah ini kami
sebagai penulis merujuk dari sepuluh jurnal dan tiga buku untuk medapatkan hasil
yang maksimal, makalah ini terisi dari delapan rumusan makalah. Makalah ini
ditulis bertujuan untuk membuat pembaca untuk lebih memahami mendalam
tentang kesetimbangan benda tegar mulai dari pengertian hingga penerpanya.
ABSTRACT
Equilibrium of a rigid body refers to the condition where a rigid body does not
experience rotational or translational changes. In writing this paper, we as authors
referred to ten journals and three books to get maximum results. This paper is filled
with eight paper formulations. This paper was written with the aim of enabling
readers to understand more deeply about the equilibrium of rigid bodies, from its
understanding to its application.
Puji syukur saya panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmatnya tulisan ini dapat diselesaikan dengan tepat pada waktunya.
Penulisan makalah yang berjudul “Kesetimbangan benda tegar” ini dituliskan
dalam rangka pengerjaan tugas penganti UAS dalam mata kuliah Fisika Dasar di
semester satu.
Saya sebagai penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kesalahan. Hal
ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang Saya miliki
sebagai penulis. Oleh karena itu,semua kritik dan saran pembaca akan saya terima
sebagai penulis dengan senang hati demi perbaikan penulisan naskah untuk
kedepanya.
Tulisan ini dapat saya selesaikan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, sudah sepantasnya pada kesempatan ini penulis mrenyampaikan
ucapan terima kasih terhadap semua pihak, terutama terhadap dosen pengampuh
mata kuliah Fisika Dasar, semoga tulisan yang jauh dari kata sempurna ini dapat
bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I..............................................................................................................5
PENDAHULUAN ..........................................................................................5
BAB II ............................................................................................................7
PEMBAHASAN.............................................................................................8
BAB IV .........................................................................................................16
PENUTUP ....................................................................................................16
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
DASAR TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Dalam pembelajaran fisika, terdapat beberapa kendala yang dapat
memengaruhi pemahaman siswa terhadap konsep fisika. Salah satunya adalah
kesulitan siswa dalam menghubungkan konsep matematika dengan konsep fisika,
seperti saat mencari nilai komponen-komponen gaya berdasarkan perbandingan
trigonometri pada segitiga siku-siku dan menentukan besar sudut berdasarkan sifat-
sifat sudut dan garis dalam diagram benda bebas . Selain itu, siswa juga sering
mengalami kesulitan dalam memahami konsep fisika yang bersifat bersyarat, di
mana setiap konsep baru menuntut pemahaman atas konsep sebelumnya `1 [2].
Penggunaan tes diagnostik, seperti four-tier diagnostic test, dapat membantu
mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi fisika. Tes diagnostik empat
tingkat memungkinkan guru untuk membedakan tingkat keyakinan jawaban dan
tingkat keyakinan alasan yang dipilih siswa, sehingga dapat menggali lebih dalam
tentang kekuatan pemahaman konsep siswa dan mendiagnosis miskonsepsi yang
dialami siswa lebih dalam [3]
Dalam memahami kesetimbangan benda tegar, pengetahuan konsep dasar
matematika sangat penting. Misalnya, saat menguraikan vektor komponen-
komponen gaya pada sistem setimbang, pengetahuan konsep perbandingan
trigonometri pada segitiga siku-siku sangat dibutuhkan. Begitu pula saat
menentukan besar tiga buah gaya setimbang yang bekerja pada suatu partikel,
konsep aturan sinus dalam segitiga sangat dibutuhkan
Dengan demikian, penggunaan tes diagnostik dan pemahaman konsep dasar
matematika dapat membantu mengidentifikasi miskonsepsi siswa dan memahami
kesetimbangan benda tegar dalam pembelajaran fisika
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Apa yang dimaksud kesetimbangan benda tegar
Kesetimbangan benda tegar merupakan salah satu teori atau ilmu dalam
fisika. Sebelum mengetahui apa itu kesetimbangan benda tegar kita harus
mengetahui apa itu kesetimbangan atau seimbang. Dalam ilmu fisika
kesetimbangan atau seimbang merujuk pada kondisi dimana sebuah benda tetap
diam atau bergerak dengan kecepatan konstan tanpa mengalami perubahan
keadaan, sama halnya dengan kesetimbangan benda tegar yang dapat di artikan
pada kondisi di mana sebuah benda tegar tidak mengalami perubahan rotasi atau
translasi. Dalam kesetimbangan benda tegar, jumlah momen gaya eksternal yang
bekerja pada benda adalah nol, sehingga benda tetap dalam posisi yang sama tanpa
mengalami perubahan gerak. Kesetimbangan benda tegar dapat terjadi dalam
berbagai situasi, seperti pada benda yang diam di atas meja, atau pada benda yang
tergantung pada tali dan tidak bergerak. Konsep kesetimbangan benda tegar
memiliki aplikasi yang luas dalam berbagai bidang, termasuk teknik sipil,
arsitektur, dan ilmu fisika. [4]
3.2 Apa yang menjadi syarat kesetimbangan benda tegar
Hukum II Newton menyatakan bahwa jika resultan gaya yang bekerja
padasebuah benda (benda dianggap sebagai partikel) tidak sama dengan nol maka
benda akan bergerak dengan percepatan konstan di mana arah gerakan bendasama
dengan arah resultan gaya. Jika resultan gaya bernilai nol maka bendadiam atau
benda bergerak dengan kecepatan konstan. [5]
Ketika sebuah benda diam atau bergerak dengan kecepatan konstan,
bendatidak mempunyai percepatan (a). Karena percepatan (a) = 0 maka
persamaandi atas berubah menjadi Persamaan ini dapat diuraikan ke dalam
komponennya pada sumbu x, sumbuy dan sumbu z Jika gaya-gaya bekerja pada
arah horisontal saja maka digunakan persamaan 1. Jika gaya-gaya bekerja pada arah
vertikal saja maka digunakan persamaan 2. Jika gaya-gaya bekerja pada suatu
bidang (dua dimensi) makadigunakan persamaan 1 dan 2. Jika gaya-gaya bekerja
pada suatu ruang (tigadimensi) maka digunakan persamaan 1, 2 dan 3.Gaya
merupakan besaran vektor, gaya mempunyai besar dan arah. Denganmengacu pada
koordinat kartesius (sumbu x, y dan z) dan sesuai denganketetapan, jika gaya searah
dengan sumbu x negatif (ke kiri) atau gaya searahsumbu y negatif (ke bawah) maka
gaya bertanda negatif. Sebaliknya jika gayasearah dengan sumbu x positif (ke
kanan) atau gaya searah sumbu y positif(ke atas) maka gaya bernilai positif.
Contoh 1.
Gaya berat dan gaya normal yang bekerja pada benda ini tidak digambarkan
karena kedua gaya ini saling menghilangkan.Jika pada kedua ujung benda
dikerjakan gaya F seperti ditunjukan pada gambar.Besar kedua gaya sama tetapi
berlawanan arah. Apakah benda akan tetap diam ?Untuk membantumu memahami
hal ini, letakan sebuah buku di atas meja. Padamulanya buku diam karena resultan
gaya pada buku bernilai nol. Selanjutnya,kerjakan gaya pada kedua sisi buku,
seperti dperlihatkan pada gambar. Jika padaujung buku dikerjakan gaya yang besar
dan arahnya seperti diperlihatkan padagambar maka hal ini sama saja dengan buku
diputar dan tentu saja buku akan berputar atau berotasi. Buku berotasi karena ada
momen gaya yang ditimbulkanoleh gaya F. Sumbu rotasi terletak di tengah-tengah
buku. Jika tidak ada gayagesek yang bekerja pada benda maka resultan momen gaya
adalah jumlah momengaya yang dihasilkan oleh kedua gaya F. Arah rotasi benda
searah dengan putara jarum jam sehingga kedua momen gaya bernilai negative
Berdasarkan contoh 2 di atas dapat disimpulkan bahwa jika resultan momen
gaya pada sebuah benda tidak bernilai nol (benda dianggap sebagai benda tegar)
maka benda akan berotasi.
Agar benda tidak berotasi (benda tidak bergerak) maka resultan momen
gayaharus bernilai nol. Ketika sebuah benda tidak berotasi maka benda
tidakmempunyai percepatan sudut. Karena percepatan sudut sama dengan nol
maka persamaan di atas berubah menjadi [6]
Contoh 2.
Keterangan gambar :
F = gaya tarik,
fg = gaya gesek,
N = gayanormal,
w = gaya berat,
m = massa,
g = percepatan gravitasi
Benda sedang diam karena jumlah semua gaya yang bekerja pada benda
samadengan nol.Tinjau setiap gaya yang bekerja pada benda.Gaya yang bekerja
pada arah horisontal (sumbu x)
Gaya tarik (F) dan gaya gesek (f g) mempunyai besar yang sama
tetapiarahnya berlawanan. Arah gaya tarik ke kanan atau searah sumbu x
positif(gaya bertanda positif), sebaliknya arah gaya gesek ke kiri atau searah
sumbux negatif (bertanda negatif). Karena besar kedua gaya sama (diwakili oleh
panjang panah yang sama) dan arah kedua gaya berlawanan maka jumlahkedua
gaya ini sama dengan nol. Gaya yang bekerja pada arah vertikal(sumbu y) :
Pada komponen vertikal (sumbu y) terdapat gaya berat (w) dan gayanormal
(N). Arah gaya berat tegak lurus menuju pusat bumi atau searahsumbu y negatif
(gaya bertanda negatif), sedangkan gaya normal searahsumbu y positif (gaya
bertanda positif). Besar kedua gaya ini sama tetapiarahnya berlawanan maka
kedua gaya saling melenyapkan.Benda pada contoh di atas sedang diam karena
resultan gaya yang bekerja pada benda, baik pada sumbu horisontal maupun
sumbu vertikal sama dengannol. [4]
Hukum dasar yang terlibat dalam kesetimbangan benda tegar meliputi Hukum
Newton tentang gerak dan moment gaya. Hukum Newton tentang gerak
menyatakan bahwa sebuah benda akan tetap dalam keadaan diam atau bergerak
lurus beraturan kecuali ada gaya yang bekerja padanya. Dalam konteks
kesetimbangan benda tegar, hukum ini berarti bahwa benda tegar akan tetap
dalam keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan konstan kecuali ada momen
gaya yang menyebabkan perubahan keadaan tersebut.
Hukum Newton kedua menyatakan bahwa gaya total yang bekerja pada
sebuah benda adalah sama dengan massa benda tersebut dikalikan dengan
percepatannya (F = ma), dan gaya-gaya ini berlaku dalam arah yang sama atau
sejajar. Hukum ini berkaitan dengan perubahan gerak suatu benda ketika gaya-
gaya yang bekerja padanya tidak seimbang.
Misalnya, jika suatu benda tegar berada dalam kondisi kesetimbangan, gaya
total yang bekerja pada benda tersebut harus nol. Hal ini berarti gaya-gaya yang
diterapkan pada benda (baik gaya gravitasi, gaya gesekan, atau gaya lainnya)
saling menyeimbangkan satu sama lain sehingga tidak ada percepatan yang terjadi
pada benda tersebut.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
berdasarkan pembahasan pada bab dua Dalam ilmu fisika kesetimbangan atau
seimbang merujuk pada kondisi dimana sebuah benda tetap diam atau bergerak
dengan kecepatan konstan tanpa mengalami perubahan keadaan, sama halnya
dengan kesetimbangan benda tegar yang dapat di artikan pada kondisi di mana
sebuah benda tegar tidak mengalami perubahan rotasi atau translasi.
Terdapat hukum hukum yang terjadi atau berpengaruh dalam kesetimbangan
benda tegar yaitu Hukum Newton II Hukum II Newton menyatakan bahwa jika
resultan gaya yang bekerja padasebuah benda (benda dianggap sebagai partikel)
tidak sama dengan nol maka benda akan bergerak dengan percepatan konstan di
mana arah gerakan bendasama dengan arah resultan gaya. Jika resultan gaya
bernilai nol maka bendadiam atau benda bergerak dengan kecepatan konstan.
Kesetimbangan benda tegar juga sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari
hari dan dapat mempermudah pekerjaan dalam berbagai bidang.
DAFTAR PUSTAKA
[2] Novia, Husna and R. Zulva, "Pengembangan LKPD Dinamika Rotasi dan
kesetimbangan Benda Tegar Beroirentasi Problem Based Learning," Skopus, pp. 2-3, 2021.
[6] F. R. Kasih, "Pengembangan Film Animasi dalam Pembelajaran Fisika pada Materi
Kesetimbangan Benda Tegar di SMA," Google Scholar, pp. 41-47, 2017.
[10] Y. Wang, Z. Wang, D. Kong, L. Kong and Y. Qiao, "Multifarious Chaotic Attractors
and Its Control in Rigid Body Attitude Dynamical System," Skopus, pp. 5-8, 2020.
[12] M. S,Pd Nurhidayah and S. M.Pd, Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar,
Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan
Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, 2019.