Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“Kesetimbangan Benda Tegar”


Tugas Fisika

XI MIA VI
Di Susun Oleh:
KELOMPOK I :

1. Moh Ridha
2. Siti Yasyifa Putri Sahfaya
3. Naifa Rahma Amelia
4. Siti Fachriani Amelia
5. Dian Puspita Sari
6. Siti Ashila

Guru Pembimbing:
Hj.Nikmat, S.Pd, M.Pd

MAN2KOTAPALU
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Yang mana telah memberikan
rahmat dan karuniaNya pada kami. Sehingga kamu dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Kesetimbangan Benda Tegar”, untuk memenuhi tugas Fisika.

Tidak lupa kami menyampaikan terima kasih kepada.:

1. Ibu Hj.Nikmat, S.Pd, M.Pd selaku guru pembina Fisika.

2. Rekan kelompok “Kesetimbangan benda tegar”.

3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu demi
terselesaikannya makalah ini dengan lancar. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan
kita semua, aamiin.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan yang terdapat
di dalamnya, untuk itu kami sangat mengharapkan adanya kritikan dan masukan yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini
berguna dan bermanfaat bagi para pembaca.

Palu, 1 Agustus 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….. i
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………... 2
1.2 RUMUSAN MASALAH…………………………………………... 2
1.3 TUJUAN PEMBAHASAN…………………………………..………… 3
1.4 MANFAAT MAKALAH…………………………..………………… 3
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN BENDA TEGAR…………………………………….. 4
2.2 PENGERTIAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR………………… 4
2.3 SYARAT KESETIMBANGAN BENDA TEGAR………………………. 4
2.4 JENIS KESETIMBANGAN BENDA TEGAR…………………………. 5
2.5 KESETIMBANGAN BENDA TEGAR PADA KEHIDUPAN……………6
2.6 MOMEN KOPEL………………………………..……………………….. 6
2,7 RUMUS KESETIMBANGAN BENDA TEGAR……………………….. 7
2.8 CONTOH SOAL KESETIMBANGAN BENDA TEGAR……………….. 8
BAB 3 PENUTUP
3.1 KESIMPULAN……………………………..……………………………. 9
3.2 SARAN…………………………………………..……………………. 10
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………. 11
BAB 1
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG


Konsep kesetimbangan benda tegar merupakan pengetahuan dasar yang sangat
penting dan mempunyai banyak penerapan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya pada
bidang teknik.Pemahaman dan perhitungan mengenai gaya-gaya yang bekerja pada benda
yang berada dalam keadaan setimbang statis sangat penting, khususnya bagi para ahli
teknik (arsitek atau insinyur). Dalam merancang sesuatu, baik gedung, jembatan,
kendaraan, dll, para arsitek atau insinyur juga memperhitungkan secara saksama, apakah
struktur suatu bangunan, kendaraan, jembatan dll, mampu menahan gaya-gaya yang
bekerja padanya sehingga tidak terjadi kesalahan konstruksi pada pembangunan yang
mengakibatkan bangunan tersebut mengalami kemiringan maupun ambruk.
.
I.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai
berikut

1. Apa itu Kesetimbangan Benda Tegar?

2. Apa syarat-syarat Kesetimbangan Benda Tegar?

3. Apa saja jenis Kesetimbangan Benda Tegar?

4. Seperti apa Kesetimbangan Benda Tegar pada kehidupan?

5. Apa itu Momen Kopel?

6. Bagaimana rumus Kesetimbangan Benda Tegar?

7. Bagaimana cara mengerjakan soal Kesetimbangan Benda Tegar?

I.3 TUJUAN PEMBAHASAN


Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut
1. Siswa dapat mengetahui pengertian Kesetimbangan Benda Tegar.
2. Siswa dapat mengetahui syarat-syarat Kesetimbangan Benda Tegar.
3. Siswa dapat mengetahui jenis Kesetimbangan Benda Tegar.
4. Siswa dapat mengetahui Kesetimbangan Benda Tegar pada kehidupan.
5. Siswa dapat mengetahui tentang Momen Kopel.
6. Siswa dapat mengetahui rumus Kesetimbangan Benda Tegar.
7. Siswa dapat mengetahui cara mengerjakan soal Kesetimbangan Benda Tegar.

I.4 MANFAAT MAKALAH


Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Memahami atau menguasai materi Kesetimbangan Benda Tegar.
2. Mencakupi materi yang akan digunakan dikemudian hari khususnya dijenjang
perkuliahan.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan factual, konseptual, procedural dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya dan humaniora.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak.
5. Mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
6. Dapat menerapkan konsep Kesetimbangan Benda Tegar, statis maupun dinamis
dalam kehidupan sehari-hari.
7. Dapat merencanakan dan melaksanakan percobaan atau praktik mengenai materi
Kesetimbangan Benda Tegar.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN BENDA TEGAR


Sebelum memahami mengenai kesetimbangan benda tegar, akan lebih mudah jika
kita memahami apa itu benda tegar. Benda tegar bisa diartikan sebagai suatu benda yang
memiliki bentuk tak berubah meski diberi gaya dari luar.

Benda tersebut dianggap sebagai suatu titik materi dengan ukuran yang dapat
diabaikan. Hal ini berlaku ketika benda tersebut dimasukkan ke dalam sistem partikel.
Karenanya akan menyebabkan semua gaya yang bekerja pada benda tersebut akan
dianggap bekerja pada titik materi yang dapat menyebabkan terjadinya suatu gerak translasi
atau (∑F = 0).

2.2 PENGERTIAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR


Kesetimbangan benda tegar adalah kondisi di mana sebuah benda tetap dalam posisi
diam atau bergerak dengan kecepatan konstan tanpa mengalami rotasi atau translasi. Dalam
fisika, “tegar” mengacu pada sifat suatu benda untuk tetap dalam keadaan tertentu ketika
dikenai gaya.

Kesetimbangan benda tegar juga dapat di artikan sebagai kondisi dimana momentum
benda tegar sama dengan nol. Artinya jika awalnya benda tegar tersebut diam, maka ia
akan tetap diam. Namun jika awalnya benda tegar tersebut bergerak dengan kecepatan
konstan, maka ia akan tetap bergerak dengan kecepatan konstan. Sedangkan benda tegar
sendiri adalah benda yang bentuknya (geometrinya) akan selalu tetap sekalipun dikenakan
gaya.

2.3 SYARAT KESETIMBANGAN BENDA TEGAR


Seperti yang dijelaskan di awal jika kesetimbangan benda tegar tidak bisa terjadi
begitu saja. Pasalnya ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk bisa menciptakan
kesetimbangan benda tegar. Adapun syarat dalam kesetimbangan benda tegar adalah sebagai
berikut ini.

1. Jumlah vektor dari semua gaya yang bekerja pada benda harus memiliki angka
nol. Atau bisa juga kita tuliskan sebagai ∑Fx = 0 dan ∑Fy = 0.
2. Total momen gaya atau torsi yang bekerja suatu benda akan sama dengan angka
nol. Atau bisa kita tuliskan sebagai ∑τ = 0.

2.4 JENIS KESETIMBANGAN BENDA TEGAR


Dilihat dari kedudukan titik berat pada benda, kesetimbangan benda tegar dalam kondisi
diam atau keseimbangan statis akan dibagi menjadi tiga kelompok seperti kesetimbangan
stabil, kesetimbangan labis dan juga kesetimabnagan indeferen.

Ketiga jenis kesetimbangan benda tegar tersebut memiliki pengertian dan kondisi yang
berbeda. Oleh karena itu untuk lebih memahaminya, kalian bisa membaca penjelasan yang
ada di bawah ini.

1. KESETIMBANGAN STATIS

Kesetimbangan statis terjadi ketika benda berada dalam keadaan diam dan tidak bergerak.
Ini berarti bahwa jumlah gaya pada benda dalam arah horizontal dan vertikal adalah nol.
Artinya, hasil dari gaya-gaya yang bekerja pada benda adalah nol, sehingga benda tetap
dalam posisi diam tanpa bergerak. Kesetimbangan statis itu sendiri dikelompokkan menjadi
2, yaitu :

1. Kesetimbangan stabil, terjadi apabila suatu benda diberikan gaya maka posisinya akan
berubah. Namun bila gaya tersebut dihilangkan maka posisinya akan kembali ke titik
semula.

2. Kesetimbangan labil (tidak stabil), terjadi apabila suatu benda diberikan gaya maka
posisinya akan berubah. Namun bila gaya tersebut dihilangkan maka posisinya tidak akan
kembali ke titik semula.

2. KESETIMBANGAN DINAMIS

Kesetimbangan dinamis terjadi ketika benda bergerak dengan kecepatan konstan tanpa
mengalami percepatan. Dalam kondisi ini, gaya-gaya pada benda mungkin tidak nol, tetapi
jumlah dari gaya-gaya tersebut menyebabkan benda bergerak dengan kecepatan konstan
dalam garis lurus, atau dalam gerakan melingkar konstan tanpa mengalami rotasi tambahan

3. KESETIMBANGAN INDEFEREN (NETRAL)

Terakhir ada kesetimangan indeferen atau biasa disebut sebagai kesetimbangan netral.
Dimana jenis kesetimbangan ini adalah suatu kondisi kesimbangan yang akan dimiliki oleh
benda ketika diberikan sedikit gaya dari luar, maka kondisi benda tersebut tidak akan
mengalami perubahan pada bagian titik berat benda.
Sebagai contohnya adalah ketika kelereng diletakkan pada suatu lantai dengan kondisi
datar. Maka keadaan dari kelereng tersebut tidak akan berubah titik beratnya meskipun
diberi titik berat. Titik berat kelereng tersebut akan berada di bagian pusat kelereng.

Tanda kesetimbangan indeferen sendiri adalah tidak adanya perubahan yang pasti pada
titik berat ketika diberikan gaya dari luar.

2.5 KESETIMBANGAN BENDA TEGAR PADA KEHIDUPAN


Prinsip kesetimbangan benda tegar memang sudah banyak diterapkan pada kehidupan
sehari-hari. Sebagai contoh dari penerapan prinsip kesetimbangan benda tegar adalah dalam
proses pembuatan jembatan, bangunan konstruksi rumah (statis) dan penerbangan pesawat
(dinamis).

1. Agar jembatan tersebut tidak mudah roboh meskipun dilewati oleh kendaraan dengan
bobot berat sekalipun, maka jembatan tersebut memang harus bisa memenuhi
kesetimbangan statis atau keseimbangan benda ketika dalam kondisi diam (statis).

2. Hal ini juga berlaku pada sebuah bangunan konstruksi rumah yang juga harus memenuhi
prinsip kesetimbangan(statis).

3. Mengapa pesawat tidak jatuh saat terbang, bahkan setelah mengalami turbulensi atau
guncangan di udara? Ini karena adanya keseimbangan benda tegar.

Ada 4 gaya yang bekerja dalam kasus pesawat terbang, yaitu gaya angkat dengan arah ke
atas dengan menyeimbangkan gaya berat ke bawah, kemudian gaya dorong ke depan
dengan menyeimbangkan gaya tarikan ke belakang.

Semua gaya saling menghilangkan satu sama lain, karena semua besarnya sama dan saling
berlawanan arah. Oleh karena itu pesawat tetap dalam keseimbangan yang dinamis.

2.6 MOMEN KOPEL


Momen kopel adalah sebuah pasangan gaya dengan besaran yang sama namun
berlawanan arah. Kopel dapat bekerja pada suatu benda yang pada akhirnya menyebabkan
adanya momen kopel. Secara matematis, momen kopel bisa dituliskan sebagai berikut.

M =- F x d

Keterangan:

M = momen kopel (Nm)


F = gaya (N)

d = panjang lengan gaya (m)

Karena momen kopel memiliki besar dan arah, maka bisa diartikan jika momen kopel
masuk ke dalam besaran vektor. Tentunya kalian juga harus bisa memperhatikan
bagaimana kecenderungan benda ketika berputar.

Cara paling mudah untuk membuat perjanjian tanda adalah sebagai berikut.

1. Dimana momen kopel akan bernilai negatif ketika berputar searah dengan jarum jam.

2. Momen kopel akan bernilai positif ketika berputar berlawanan dengan jarum jam.

Ketika beberapa momen kopel bekerja pada suatu bidang, maka persamaan matematis dari
momen kopel adalah sebagai berikut.

M = M1 + M2 + M3 ……. Mn

2.7 RUMUS KESETIMBANGAN BENDA TEGAR


Dalam fisika, untuk menganalisis kesetimbangan benda tegar, digunakan dua konsep
dasar: momen gaya (torsi) dan momen inersia. Momem gaya adalah hasil perkalian antara
gaya yang bekerja pada benda dengan lengan gaya (jarak dari sumbu rotasi ke titik aplikasi
gaya). Momen inersia adalah besaran yang menunjukkan sejauh mana benda menghendaki
untuk tetap dalam keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan angular yang konstan.

Rumus-rumus utama yang terlibat dalam analisis kesetimbangan benda tegar adalah
sebagai berikut:

Momen Gaya (τ):

Momen gaya dihitung dengan mengalikan besar gaya (F) dengan lengan gaya (d) yang
diukur tegak lurus terhadap garis aksi gaya dari sumbu rotasi.

τ=F*d

Momen Inersia (I):

Momen inersia mengukur sejauh mana benda cenderung untuk tetap dalam keadaan diam
atau bergerak dengan kecepatan angular konstan. Nilai momen inersia bergantung pada
distribusi massa benda dan sumbu rotasi.

Untuk benda tegar sederhana seperti lingkaran atau silinder yang berputar mengelilingi
sumbu tengahnya, momen inersia dihitung dengan rumus berikut:
I = (1/2) * m * r^2

(m adalah massa benda dan r adalah jari-jari dari lingkaran atau silinder)

Untuk bentuk benda lainnya atau kombinasi dari beberapa bentuk, momen inersia dapat
dihitung dengan menggunakan integral.

Persamaan Kesetimbangan:

Dalam keadaan kesetimbangan, jumlah momen gaya yang bekerja pada benda harus nol
terhadap sumbu rotasi tertentu. Ini dapat ditulis sebagai:

Στ = 0

(Στ adalah jumlah dari semua momen gaya).

2.8 CONTOH SOAL KESETIMBANGAN BENDA TEGAR


1. Suatu system dirangkai seperti gambar dibawah.

Jika sistem dalam keadaan setimbang, maka besar gaya F adalah ...
A. 50 N
B. 80 N
C. 100 N
D. 120 N
E. 180 N
Penyelesaian
Misalkan pusat rotasi sistem dititik A. Dengan menerapkan syarat 2 kesetimbangan benda
tegar (Σt = 0) diperoleh hasil sebagai berikut.
• Στ = 0
• - TB + Tc = 0.
• - FB. LAB + FC. LCA = 0
• 200 N. 4m+F.8 m = 0
• F.8 m = 800 Nm
• F = (800/8) N = 100 N
Soal ini jawabannya A

2. Pada gambar dibawah batang AB beratnya 100 N

Jika sistem dalam keadaan setimbang maka berat beban W adalah ...
A. 5 N
B. 37,5 N
C. 50 N
D. 75 N
E. 100 N
Penyelesaian
Untuk menjawab soal ini kita gambarkan gaya-gaya yang bekerja pada benda A, benda B
dan pada penumpu yaitu sebagai berikut:

Berdasarkan gambar diatas diketahui:


Wb = 100 N
L= 0,75 m
LT = 2 m
Misalkan N sebagai pusat rotasi sehingga t = 0.
Dengan menerapkan syarat 2 kesetimbangan benda tegar (Σt = 0) diperoleh hasil sebagai
berikut.
• Σt=0

• N. 0-Wb. Lь + T. L₁ = 0
• 0-100 N. 0,75 m + T. 2 m = 0 • - 75 Nm + T.2m=0
• T.2 m = 75 Nm
• T = (75/2) N = 37,5 N
• W = T = 37,5 N
Soal ini jawabannya B.

3. Perhatikan gambar dibawah ini.

Sebuah batang homogen yang massanya 13 kg (g = 10 m/s²) dan panjangnya 13 m


disandarkan pada sebuah tembok tingginya 5 m dari tanah. Jika tembok licin, lantai kasar,
dan batang dalam kesetimbangan, maka koefisien gesekan antara lantai dengan ujung
batang adalah ...
A. 1,45
B. 1,2
C. 0,9
D. 0,75
E. 0,4
Penyelesaian
Untuk menjawab ini, kita gambarkan gaya-gaya yang bekerja pada tangga, dinding dan
lantai.
Sebagai keterangan w = berat tangga, N₁ = gaya normal batang dengan lantai dan N₂ =
gaya normal batang dengan tembok. Selanjutnya kita terapkan syarat pertama
kesetimbangan benda tegar (F = 0) dan diperoleh hasil sebagai berikut.
• ΣΕ = 0

• N₁ - w = 0

• N₁ = w

• N₁ = 13 kg. 10 m/s² = 130 N


• ΣFx =0

• N₂-fg=0
• fg = N2

• e μ N₁ = N₂

Kita lihat N₂ belum diketahui sehingga kita terapkan syarat kedua kesetimbangan benda
tegar (Σt = 0). Untuk menerapkan syarat ini kita pilih dahulu pusat rotasi tangga. Agar
memudahkan dalam perhitungan, kita pilih pusat rotasi pada titik dengan gaya paling
banyak yaitu di ujung bawah tangga (N₁ dan fg). Jadi diperoleh hasil sebagai berikut.
• Στ= 0

• N₁.0+fg. 0-w.6m+ N₂.5m=0


• 0+0-130 N. 6m + N2.5 m = 0
• N2.5 m = 780 Nm

• N₂ = 780/5 = 156 N

• μ N₁ = 156 N
• μ = 156 N/ 130 N = 1,2
Jadi jawaban soal ini B.
4. Sebuah balok dengan berat 300 N digantung seperti gambar dibawah ini.

Tegangan tali x adalah ...


A. 100 N
B. 150 N
C. 200 N
D. 300 N
E. 400 N
Penyelesaian
Gambarkan gaya-gaya yang bekerja pada tali sebagai berikut:

Berdasarkan syarat kesetimbangan statis pertama kita peroleh:


• ΣFy = Ty-w=0
• Ty=w atau T sin 45° = 300 N
• T. 1/2 √2 = 300 N
• T = 600/√2 N = 300 √2 N
• Fx=x-Tx = 0
• x = T, = T cos 45° = 300 √2 .1/2√2 =
• 300 N
Jadi tegangan tali x = 300 N. Jawaban soal ini B

5. Perhatikan gambar berikut.

Sebuah batang bermassa 1,5 kg yang salah satu ujungnya dipasang engsel tegak lurus
dinding dan sebuah lampion digantungkan pada jarak tertentu dari engsel. Besar tegangan
tali agar batang dalam keseimbangan adalah ...
A. 3,0 N
B. 15,0 N
C. 25,0 N
D. 26,7 N
E. 37,5 N
Penyelesaian

Pusat rotasi berada di engsel. Dengan menerapkan


syarat kesetimbangan benda tegar (Σt= 0)
diperoleh hasil sebagai berikut.
• Στ= 0

• - Ty. Ly+ W₁. L₁ + W2. L2 + Tx. Lx = 0


• - Ty. 0,8 m + 1,5 kg. 10 m/s². 0,4 m + 2
kg. 10 m/s². 0,6 m + Tx. 0 = 0
• - Ty. 0,8 m + 6 Nm + 12 Nm + 0 = 0
• Ty. 0,8 m = 18 Nm
• T sin 0. 0,8 m = 18 Nm
• T 0,6m/1m 0,8m = 18 Nm
• T = 18 N/0,48 = 37,5 N
Soal ini jawabannya E.
BAB 3
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pertama, jika titik berat benda berada di bawah titik tumpuh, maka benda selalu
berada dalam keseimbangan stabil (benda masih bisa bergerak kembali ke posisi semula
setelah puas jalan-jalan). Contohnya adalah ketika sebuah benda digantung dengan tali.
Untuk kasus seperti ini, titik berat benda selalu berada di bawah titik tumpuh (titik tumpuh
berada di antara tali dan tiang penyanggah),

Kedua, jika titik berat benda berada di atas titik tumpuh, keseimbangan bersifat
relatif. Benda bisa berada dalam keseimbangan stabil, benda juga bisa berada dalam
keseimbangan labil/tidak stabil. Apabila setelah didorong, posisi benda masih bisa kembali
ke posisi semula (benda berada dalam keseimbangan stabil). Sebaliknya, apabila setelah
didorong, posisi benda tidak bisa kembali ke posisi semula. Benda akan terus berguling ria
ke kanan (benda berada dalam keseimbangan tidak stabil/labil)

Ketiga, keseimbangan benda sangat bergantung pada bentuk/ukuran benda. Benda


yang kurus dan langsing berada dalam keseimbangan tidak stabil jika posisi berdiri benda
tersebut. Alas yang menopang benda tidak lebar. Ketika disentuh sedikit saja, benda
langsung tumbang. Perhatikan posisi titik berat dan titik tumpuh. Sebaliknya, benda yang
gemuk lebih stabil. Alas yang menopang benda lumayan lebar. Setelah bergerak, titik
beratnya masih berada di sebelah kiri titik tumpuh, sehingga benda masih bisa kembali ke
posisi semula.

Keempat, keseimbangan benda tergantung pada jarak titik berat dari titik tumpuh.
Jika posisi berdiri benda berada dalam keseimbangan tidak stabil. Angin niup dikit aja.
benda langsung berguling ria. bandingkan dengan contoh benda kurus sebelumnya.

Sebaliknya, jika posisi benda berada dalam keseimbangan stabil. Kata si benda,
daripada berdiri mending tridur saja. biar kalau ada tikus yang nabrak, diriku tidak ikut-
ikutan tumbang, Sekarang perhatikan jarak antara titik berat dan titik tumpuh. Ketika benda
berdiri, jarak titik berat dan titik tumpuh lumayan besar. Ketika benda tidur, jarak antara
titik berat dan titik tumpuh sangat kecil.

Kita bisa menyimpulkan bahwa keseimbangan benda sangat bergantung pada jarak
titik berat dari titik tumpuh. Semakin jauh si titik berat dari si titik tumpuh, keseimbangan
benda semakin tidak stabil. Sebaliknya, semakin dekat si titik berat dari si titik tumpuh,
keseimbangan benda semakin stabil.
3.2 SARAN
Demikian yang dapat kami paparkan  mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca  memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya juga para pembaca pada umum.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/literasi/kesetimbangan-benda-tegar/

http://www.studiobelajar.com/kesetimbangan-benda-tegar/

http://fisikastudycenter.com/fisika-xi-sma/27-keseimbangan

http://pelitahijau.blogspot.co.id/2017/01/pengertian-dan-rumus-titik-berat-dalam.html

https://sainsmini.blogspot.co.id/2015/12/rumus-gaya-gesek-dan-contoh-soal.html

http://www.jendelailmu.net/2017/02/contoh-soal-dan-pembahasan_27.html

https://soalfismat.com/contoh-soal-kesetimbangan-statis-benda-tegar-dan-penyelesaiannya/

Anda mungkin juga menyukai