XI MIA VI
Di Susun Oleh:
KELOMPOK I :
1. Moh Ridha
2. Siti Yasyifa Putri Sahfaya
3. Naifa Rahma Amelia
4. Siti Fachriani Amelia
5. Dian Puspita Sari
6. Siti Ashila
Guru Pembimbing:
Hj.Nikmat, S.Pd, M.Pd
MAN2KOTAPALU
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Yang mana telah memberikan
rahmat dan karuniaNya pada kami. Sehingga kamu dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Kesetimbangan Benda Tegar”, untuk memenuhi tugas Fisika.
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu demi
terselesaikannya makalah ini dengan lancar. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan
kita semua, aamiin.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan yang terdapat
di dalamnya, untuk itu kami sangat mengharapkan adanya kritikan dan masukan yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini
berguna dan bermanfaat bagi para pembaca.
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….. i
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………... 2
1.2 RUMUSAN MASALAH…………………………………………... 2
1.3 TUJUAN PEMBAHASAN…………………………………..………… 3
1.4 MANFAAT MAKALAH…………………………..………………… 3
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN BENDA TEGAR…………………………………….. 4
2.2 PENGERTIAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR………………… 4
2.3 SYARAT KESETIMBANGAN BENDA TEGAR………………………. 4
2.4 JENIS KESETIMBANGAN BENDA TEGAR…………………………. 5
2.5 KESETIMBANGAN BENDA TEGAR PADA KEHIDUPAN……………6
2.6 MOMEN KOPEL………………………………..……………………….. 6
2,7 RUMUS KESETIMBANGAN BENDA TEGAR……………………….. 7
2.8 CONTOH SOAL KESETIMBANGAN BENDA TEGAR……………….. 8
BAB 3 PENUTUP
3.1 KESIMPULAN……………………………..……………………………. 9
3.2 SARAN…………………………………………..……………………. 10
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………. 11
BAB 1
PENDAHULUAN
Benda tersebut dianggap sebagai suatu titik materi dengan ukuran yang dapat
diabaikan. Hal ini berlaku ketika benda tersebut dimasukkan ke dalam sistem partikel.
Karenanya akan menyebabkan semua gaya yang bekerja pada benda tersebut akan
dianggap bekerja pada titik materi yang dapat menyebabkan terjadinya suatu gerak translasi
atau (∑F = 0).
Kesetimbangan benda tegar juga dapat di artikan sebagai kondisi dimana momentum
benda tegar sama dengan nol. Artinya jika awalnya benda tegar tersebut diam, maka ia
akan tetap diam. Namun jika awalnya benda tegar tersebut bergerak dengan kecepatan
konstan, maka ia akan tetap bergerak dengan kecepatan konstan. Sedangkan benda tegar
sendiri adalah benda yang bentuknya (geometrinya) akan selalu tetap sekalipun dikenakan
gaya.
1. Jumlah vektor dari semua gaya yang bekerja pada benda harus memiliki angka
nol. Atau bisa juga kita tuliskan sebagai ∑Fx = 0 dan ∑Fy = 0.
2. Total momen gaya atau torsi yang bekerja suatu benda akan sama dengan angka
nol. Atau bisa kita tuliskan sebagai ∑τ = 0.
Ketiga jenis kesetimbangan benda tegar tersebut memiliki pengertian dan kondisi yang
berbeda. Oleh karena itu untuk lebih memahaminya, kalian bisa membaca penjelasan yang
ada di bawah ini.
1. KESETIMBANGAN STATIS
Kesetimbangan statis terjadi ketika benda berada dalam keadaan diam dan tidak bergerak.
Ini berarti bahwa jumlah gaya pada benda dalam arah horizontal dan vertikal adalah nol.
Artinya, hasil dari gaya-gaya yang bekerja pada benda adalah nol, sehingga benda tetap
dalam posisi diam tanpa bergerak. Kesetimbangan statis itu sendiri dikelompokkan menjadi
2, yaitu :
1. Kesetimbangan stabil, terjadi apabila suatu benda diberikan gaya maka posisinya akan
berubah. Namun bila gaya tersebut dihilangkan maka posisinya akan kembali ke titik
semula.
2. Kesetimbangan labil (tidak stabil), terjadi apabila suatu benda diberikan gaya maka
posisinya akan berubah. Namun bila gaya tersebut dihilangkan maka posisinya tidak akan
kembali ke titik semula.
2. KESETIMBANGAN DINAMIS
Kesetimbangan dinamis terjadi ketika benda bergerak dengan kecepatan konstan tanpa
mengalami percepatan. Dalam kondisi ini, gaya-gaya pada benda mungkin tidak nol, tetapi
jumlah dari gaya-gaya tersebut menyebabkan benda bergerak dengan kecepatan konstan
dalam garis lurus, atau dalam gerakan melingkar konstan tanpa mengalami rotasi tambahan
Terakhir ada kesetimangan indeferen atau biasa disebut sebagai kesetimbangan netral.
Dimana jenis kesetimbangan ini adalah suatu kondisi kesimbangan yang akan dimiliki oleh
benda ketika diberikan sedikit gaya dari luar, maka kondisi benda tersebut tidak akan
mengalami perubahan pada bagian titik berat benda.
Sebagai contohnya adalah ketika kelereng diletakkan pada suatu lantai dengan kondisi
datar. Maka keadaan dari kelereng tersebut tidak akan berubah titik beratnya meskipun
diberi titik berat. Titik berat kelereng tersebut akan berada di bagian pusat kelereng.
Tanda kesetimbangan indeferen sendiri adalah tidak adanya perubahan yang pasti pada
titik berat ketika diberikan gaya dari luar.
1. Agar jembatan tersebut tidak mudah roboh meskipun dilewati oleh kendaraan dengan
bobot berat sekalipun, maka jembatan tersebut memang harus bisa memenuhi
kesetimbangan statis atau keseimbangan benda ketika dalam kondisi diam (statis).
2. Hal ini juga berlaku pada sebuah bangunan konstruksi rumah yang juga harus memenuhi
prinsip kesetimbangan(statis).
3. Mengapa pesawat tidak jatuh saat terbang, bahkan setelah mengalami turbulensi atau
guncangan di udara? Ini karena adanya keseimbangan benda tegar.
Ada 4 gaya yang bekerja dalam kasus pesawat terbang, yaitu gaya angkat dengan arah ke
atas dengan menyeimbangkan gaya berat ke bawah, kemudian gaya dorong ke depan
dengan menyeimbangkan gaya tarikan ke belakang.
Semua gaya saling menghilangkan satu sama lain, karena semua besarnya sama dan saling
berlawanan arah. Oleh karena itu pesawat tetap dalam keseimbangan yang dinamis.
M =- F x d
Keterangan:
Karena momen kopel memiliki besar dan arah, maka bisa diartikan jika momen kopel
masuk ke dalam besaran vektor. Tentunya kalian juga harus bisa memperhatikan
bagaimana kecenderungan benda ketika berputar.
Cara paling mudah untuk membuat perjanjian tanda adalah sebagai berikut.
1. Dimana momen kopel akan bernilai negatif ketika berputar searah dengan jarum jam.
2. Momen kopel akan bernilai positif ketika berputar berlawanan dengan jarum jam.
Ketika beberapa momen kopel bekerja pada suatu bidang, maka persamaan matematis dari
momen kopel adalah sebagai berikut.
M = M1 + M2 + M3 ……. Mn
Rumus-rumus utama yang terlibat dalam analisis kesetimbangan benda tegar adalah
sebagai berikut:
Momen gaya dihitung dengan mengalikan besar gaya (F) dengan lengan gaya (d) yang
diukur tegak lurus terhadap garis aksi gaya dari sumbu rotasi.
τ=F*d
Momen inersia mengukur sejauh mana benda cenderung untuk tetap dalam keadaan diam
atau bergerak dengan kecepatan angular konstan. Nilai momen inersia bergantung pada
distribusi massa benda dan sumbu rotasi.
Untuk benda tegar sederhana seperti lingkaran atau silinder yang berputar mengelilingi
sumbu tengahnya, momen inersia dihitung dengan rumus berikut:
I = (1/2) * m * r^2
(m adalah massa benda dan r adalah jari-jari dari lingkaran atau silinder)
Untuk bentuk benda lainnya atau kombinasi dari beberapa bentuk, momen inersia dapat
dihitung dengan menggunakan integral.
Persamaan Kesetimbangan:
Dalam keadaan kesetimbangan, jumlah momen gaya yang bekerja pada benda harus nol
terhadap sumbu rotasi tertentu. Ini dapat ditulis sebagai:
Στ = 0
Jika sistem dalam keadaan setimbang, maka besar gaya F adalah ...
A. 50 N
B. 80 N
C. 100 N
D. 120 N
E. 180 N
Penyelesaian
Misalkan pusat rotasi sistem dititik A. Dengan menerapkan syarat 2 kesetimbangan benda
tegar (Σt = 0) diperoleh hasil sebagai berikut.
• Στ = 0
• - TB + Tc = 0.
• - FB. LAB + FC. LCA = 0
• 200 N. 4m+F.8 m = 0
• F.8 m = 800 Nm
• F = (800/8) N = 100 N
Soal ini jawabannya A
Jika sistem dalam keadaan setimbang maka berat beban W adalah ...
A. 5 N
B. 37,5 N
C. 50 N
D. 75 N
E. 100 N
Penyelesaian
Untuk menjawab soal ini kita gambarkan gaya-gaya yang bekerja pada benda A, benda B
dan pada penumpu yaitu sebagai berikut:
• N. 0-Wb. Lь + T. L₁ = 0
• 0-100 N. 0,75 m + T. 2 m = 0 • - 75 Nm + T.2m=0
• T.2 m = 75 Nm
• T = (75/2) N = 37,5 N
• W = T = 37,5 N
Soal ini jawabannya B.
• N₁ - w = 0
• N₁ = w
• N₂-fg=0
• fg = N2
• e μ N₁ = N₂
Kita lihat N₂ belum diketahui sehingga kita terapkan syarat kedua kesetimbangan benda
tegar (Σt = 0). Untuk menerapkan syarat ini kita pilih dahulu pusat rotasi tangga. Agar
memudahkan dalam perhitungan, kita pilih pusat rotasi pada titik dengan gaya paling
banyak yaitu di ujung bawah tangga (N₁ dan fg). Jadi diperoleh hasil sebagai berikut.
• Στ= 0
• N₂ = 780/5 = 156 N
• μ N₁ = 156 N
• μ = 156 N/ 130 N = 1,2
Jadi jawaban soal ini B.
4. Sebuah balok dengan berat 300 N digantung seperti gambar dibawah ini.
Sebuah batang bermassa 1,5 kg yang salah satu ujungnya dipasang engsel tegak lurus
dinding dan sebuah lampion digantungkan pada jarak tertentu dari engsel. Besar tegangan
tali agar batang dalam keseimbangan adalah ...
A. 3,0 N
B. 15,0 N
C. 25,0 N
D. 26,7 N
E. 37,5 N
Penyelesaian
3.1 KESIMPULAN
Pertama, jika titik berat benda berada di bawah titik tumpuh, maka benda selalu
berada dalam keseimbangan stabil (benda masih bisa bergerak kembali ke posisi semula
setelah puas jalan-jalan). Contohnya adalah ketika sebuah benda digantung dengan tali.
Untuk kasus seperti ini, titik berat benda selalu berada di bawah titik tumpuh (titik tumpuh
berada di antara tali dan tiang penyanggah),
Kedua, jika titik berat benda berada di atas titik tumpuh, keseimbangan bersifat
relatif. Benda bisa berada dalam keseimbangan stabil, benda juga bisa berada dalam
keseimbangan labil/tidak stabil. Apabila setelah didorong, posisi benda masih bisa kembali
ke posisi semula (benda berada dalam keseimbangan stabil). Sebaliknya, apabila setelah
didorong, posisi benda tidak bisa kembali ke posisi semula. Benda akan terus berguling ria
ke kanan (benda berada dalam keseimbangan tidak stabil/labil)
Keempat, keseimbangan benda tergantung pada jarak titik berat dari titik tumpuh.
Jika posisi berdiri benda berada dalam keseimbangan tidak stabil. Angin niup dikit aja.
benda langsung berguling ria. bandingkan dengan contoh benda kurus sebelumnya.
Sebaliknya, jika posisi benda berada dalam keseimbangan stabil. Kata si benda,
daripada berdiri mending tridur saja. biar kalau ada tikus yang nabrak, diriku tidak ikut-
ikutan tumbang, Sekarang perhatikan jarak antara titik berat dan titik tumpuh. Ketika benda
berdiri, jarak titik berat dan titik tumpuh lumayan besar. Ketika benda tidur, jarak antara
titik berat dan titik tumpuh sangat kecil.
Kita bisa menyimpulkan bahwa keseimbangan benda sangat bergantung pada jarak
titik berat dari titik tumpuh. Semakin jauh si titik berat dari si titik tumpuh, keseimbangan
benda semakin tidak stabil. Sebaliknya, semakin dekat si titik berat dari si titik tumpuh,
keseimbangan benda semakin stabil.
3.2 SARAN
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya juga para pembaca pada umum.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/literasi/kesetimbangan-benda-tegar/
http://www.studiobelajar.com/kesetimbangan-benda-tegar/
http://fisikastudycenter.com/fisika-xi-sma/27-keseimbangan
http://pelitahijau.blogspot.co.id/2017/01/pengertian-dan-rumus-titik-berat-dalam.html
https://sainsmini.blogspot.co.id/2015/12/rumus-gaya-gesek-dan-contoh-soal.html
http://www.jendelailmu.net/2017/02/contoh-soal-dan-pembahasan_27.html
https://soalfismat.com/contoh-soal-kesetimbangan-statis-benda-tegar-dan-penyelesaiannya/