Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

FISIKA DASAR
Tentang
“ELASTISITAS,GERAK DAN HARMONIK SEDERHANA,USAHA DAN
ENERGI,IMPULS DAN MOMENTUM”

Disusun Oleh :

OKTA LAILA
RAEHAN WAHYU WIJAYA
YOGA ADITTIYA
PUJI SANTOSO
Kelas : XI MIPA II

SMA NEGERI 2 PADANG CERMIN


KABUPATEN PESAWARAN
2023

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya
untuk masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Way Ratai, Februari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman judul................................................................................................... i

Kata pengantar.................................................................................................. ii

Daftar isi........................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

A. Latar Belakang................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah............................................................................ 1

C. Tujuan.............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3

A. Elastisitas Zat Padat......................................................................... 3

B. Elastisitas Pada Pegas...................................................................... 4

C. Energi Potensial Pegas..................................................................... 6

D. Gerak Harmonik Sederhana............................................................. 6

E. Energy Dan Usaha............................................................................ 9

F. Momentum Dan Impuls.................................................................... 12

BAB III KESIMPULAN.................................................................................. 21

Daftar Pustaka................................................................................................... 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Fisika adalah ilmu yang mempelajari benda-benda serta fenomena dan keadaan yang
terkait dengan benda-benda tersebut. Untuk menggambarkan suatu fenomena yang terjadi
atau dialami suatu benda, maka didefinisikan berbagai besaran-besaran fisika. Besaran-
besaran fisika ini misalnya panjang, jarak, massa, waktu, gaya, kecepatan, temperatur,
intensitas cahaya, dan sebagainya. Terkadang nama dari besaran-besaran fisika tadi
memiliki kesamaan dengan istilah yang dipakai dalam keseharian, tetapi perlu
diperhatikan bahwa besaran-besaran fisika tersebut tidak selalu memiliki pengertian yang
sama dengan istilah-istilah keseharian. Seperti misalnya istilah gaya, usaha, dan
momentum, yang memiliki makna yang berbeda dalam keseharian atau dalam bahasa-
bahasa sastra. Misalnya, Anak itu bergaya di depan kaca, Ia berusaha keras menyelesaikan
soal ujiannya. Besaran-besaran fisika didefinisikan secara khas, sebagai suatu istilah fisika
yang memiliki makna tertentu. Terkadang besaran fisika tersebut hanya dapat dimengerti
dengan menggunakan bahasa matematik, terkadang dapat diuraikan dengan bahasa
sederhana, tetapi selalu terkait dengan pengukuran (baik langsung maupun tidak
langsung). Semua besaran fisika harus dapat diukur, atau dikualifikasikan dalam angka-
angka. Sesuatu yang tidak dapat dinyatakan dalam angka-angka bukanlah besaran fisika,
dan tidak akan dapat diukur.

B. RUMUSAN MASALAH
Dalam bab ini kita akan meninjau gerak titik partikel secara geometris, yaitu meninjau
gerak partikel tanpa meninjau penyebab geraknya. Cabang ilmu mekanika yang meninjau
gerak partikel tanpa meninjau penyebab geraknya disebut sebagai kinematika. Walaupun
kita hanya meninjau gerak titik partikel, tetapi dapat dimanfaatkan juga untuk
mempelajari gerak benda maupun sistem yang bukan titik. Karena selama pengaruh
penyebab gerak partikel hanya pengaruh eksternal, maka gerak keseluruhan benda dapat
diwakili oleh gerak titik pusat massanya.

C. TUJUAN
1. Penulisa dapat mengetahui materi tentang Fisika dasar

1
2. Penulis dapat menjabarkan materi tentang elastisitas,gerak dan harmonik
sederhana,usaha dan energi,impuls dan momentum
3. Penulis dapat memahami penggunaan materi dalam kegiatan kehidupan sehari-hari

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. ELASTISITAS ZAT PADAT


Elastisitas adalah sifat suatu benda untuk kembali ke bentuk awal segera setelah gaya
yang mengenai benda tersebut dihilangkan. Benda yang dapat kembali ke bentuk semula
setelah gaya yang mengenainya dihilangkan disebut benda elastis. Ketika Anda menarik
pegas hingga bertambah panjang, pegas akan segera kembali ke ukuran semula setelah
gaya tarik tersebut dihilangkan. Sebaliknya, benda yang tidak dapat kembali ke bentuk
semula setelah gaya yang mengenainya dihilangkan disebut benda plastis. Contoh benda
plastis antara lain plastisin, lumpur, dan tanah liat
a. Tegangan (δ)
Tegangan adalah besamya gaya yang bekerja pada suatu benda pada luas penampang
tertentu. Secara matematis, tegangan dirumuskan sebagai berikut.

b. Regangan (e)
Regangan adalah perubahan relatif ukuran benda yang mengalami tegangan.
Regangan dihitung dengan cara membanding- kan pertambahan panjang suatu benda
terhadap panjang awalnya. Secara matematis, regangan dirumuskan sebagai berikut.

c. Modulus Elastisits (Modulus Young)


Modulus Young adalah besamya gaya yang bekerja pada luas penampang tertentu
untuk meregangkan benda. Dengan kata lain, mddulus Young merupakan
perbandingan antara tegangan dan regangan pada benda. Nilai modulus Young
menunjukkan tingkat elastisitas suatu benda. Semakin besar nilai modulus Young,
semakin besar pula tegangan yang diperlukan untuk meregangkan benda. Modulus
Young dirumuskan sebagai berikut.

3
d. Batas Elastis
Sifat elastisitas benda memiliki batas sampai pada suatu besar gaya tertentu. Apabila
gaya yang diberikan lebih kecil daripada batas elastisitas, benda akan kembali ke
bentuk semula ketika gayp tersebut dihilangkan. Akan tetapi, apabila gaya yang
diberikan lebih besar daripada batas elastisitas benda, benda tidak dapat kembali ke
bentuk sem,ula. Benda secara permanen berubah bentuk.

B. ELASTISITAS PADA PEGAS


Pegas merupakan benda elastis karena dapat kembali ke bentuk semula ketika gaya
pada pegas dihilangkan. Gaya yang dapat menggerakkan benda kembali ke bentuk semula
disebut gaya pemulih.
a. Hukum Hooke
Pada tahun 1678, Robert Hooke menyatakan apabila pegas ditarik dengan suatu gaya
tanpa melampaui batas elastisitasnya, pada pegas akan bekerja gaya pemulih yang
sebanding dengan simpangan benda dari titik seimbangnya tetapi arahnya berlawanan
dengan arah gerak benda. Pernyataan ini dikenal dengan hukum Hooke. Secara
matematis, hukum Hooke dinyatakan sebagai berikut.

Tanda negatif pada hukum Hooke bermakna bahwa gaya pemulih pada pegas selalu
berlawanan dengan arah simpangan pegas. Tetapan pegas (k) menyatakan ukuran
kekakuan pegas. Pegas yang kaku memiliki nilai k yang besar, sedangkan pegas lunak
memiliki k kecil.
b. Tetapan Gaya pada Benda Elastis
Dari pembahasan sebelumnya diketahui bahwa modulus Young dirumuskan sebagai
berikut.

4
Dari persamaan di atas, besarnya gaya yang bekerja pada benda dapat ditulis sebagai
berikut.

Berdasarkan hukum Hooke, besar gaya pemulih pada pegas sebesar F =-k ∆x atau F =
-k ∆ℓ Dengan demikian, konstanta gaya pada benda elastis dapat dirumuskan sebagai
berikut.

c. Hukum Hooke untuk Susunan Pegas


Sebuah pegas yang diberi gaya akan mengalami pertambahan panjang sesuai gaya
yang diberikan padanya. Bagaimana jika pegas yang diberi gaya’berupa susunan pegas
(lebih dari satu)? Berbagai macam susunan pegas antara lain sebagai berikut. Susunan
Seri pegas

Pertambahan panjang pegas yang disusun seri merupakan jumlah pertambahan


panjang kedua pegas. Jadi, tetapan pegas yang disusun seri dihitung:

5
Jadi, ketetapan pegas yang disusun seri dihitung:

susunan parallel pegas Gaya mg digunakan untuk menarik kedua pegas sehingga
pertambahan panjang kedua pegas sama.

C. ENERGI POTENSIAL PEGAS


Energi potensial pegas merupakan kemampuan pegas untuk kembali ke bentuksemula.
Berdasarkan hukum Hooke, besarnya gaya pemulih sebanding dengan simpangan benda.
Hukum Hooke dapat dinyatakan dengan grafik seperti di samping. Grafik F-∆x tersebut
menunjukkan bahwa daerah yang diarsir merupakan usaha yang dilakukan untuk menarik
pegas atau besarnya energi potensial pegas untuk kembali ke bentuk semula. Besarnya
energi potensial pegas dihitung dengan langkah sebagai berikut.

D. GERAK HARMONIK SEDERHANA


Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik suatu benda yang melewati titik
keseimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon selalu
konstan. Gerak harmonik sederhana memiliki amplitudo (simpangan maksimum) dan
juga frekuensi yang tetap. Gerak ini bersifat periodik, sehingga tiap gerakannya akan
terjadi secara berulang dan teratur dalam selang waktu yang sama.

6
1. Gerak harmonik sederhana dan karakteristiknya
Resultan gaya pada gerak harmonik sederhana memiliki arah yang selalu menuju ke
arah titik kesetimbangan, yang disebut dengan gaya pemulih. Besaran gaya pemulih
sendiri berbanding lurus dengan posisi benda terhadap titik kesetimbangan. Beberapa
karakteristik gerak harmonik sederhana diantaranya adalah dinyatakan dengan grafik
posisi partikel sebagai fungsi waktu berupa sinus atau kosinus. Gerak harmonik
sederhana juga dapat ditinjau dari persamaan simpangan, persamaan kecepatan,
persamaan percepatan, dan persamaan energi gerak yang dimaksud.
2. Simpangan
Simpangan getaran harmonik sederhana dapat dianggap sebagai proyeksi partikel yang
bergerak melingkar beraturan pada diameter lingkaran. Rumus simpangan pada gerak
harmonik sederhana yaitu:

Keterangan:
y = simpangan getaran (m)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
T = periode (s)
f = frekuensi (Hz)
t = waktu tempuh (s)
A = amplitudo/simpangan maksimum (m)y = simpangan getaran (m)
3. Kecepatan
Pada gerak harmonik sederhana, kecepatan diperoleh dari turunan pertama persamaan
simpangan, dengan persamaan sebagai berikut:

4. Percepatan
Percepatan benda yang bergerak harmonik sederhana dapat diperoleh dari turunan
pertama persamaan kecepatan atau turunan kedua persamaan simpangan. Persamaan
percepatan dapat diperoleh sebagai berikut,

7
Simpangan maksimum memiliki nilai yang sama dengan amplitudo (y = A), sehingga
percepatan maksimumnya adalah am= – Aw
5. Energi
Persamaan energi pada gerak harmonik sederhana meliputi energi kinetik, energi
potensial, dan energi mekanik, kemudian energi kinetik benda dapat dirumuskan
sebagai berikut.

Sementara untuk energi potensial benda dapat dirumuskan sebagai berikut.

Sementara, energi mekanik adalah penjumlahan dari energi kinetik dan energi
potensial.

Keterangan :
k = nilai ketetapan (N/m)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
A = amplitudo (m)
t = waktu tempuh (s)
Perlu diingat bahwa jumlah energi potensial dan energi kinetik benda yang bergerak
harmonik sederhana selalu bernilai tetap.

8
E. ENERGY DAN USAHA
1. Pengertian dan Rumus Usaha
Dalam ilmu fisika, usaha adalah besarnya energi atau gaya yang diberikan
untuk memindahkan atau menggerakkan suatu benda atau objek. Yang dimaksud
dengan memindahkan di sini artinya tempat atau letaknya yang berubah setelah
dilakukan usaha. dari penjelasan di atas bisa elo simpulkan bahwa benda yang
mengalami perpindahan posisi karena diberikan gaya yang berasal dari usaha. Oleh
karena itu untuk menghitung seberapa besar usaha digunakan persamaan berikut :
Rumus Usaha
W = F.s
Di mana, F= Gaya (N); W= Usaha(Joule); dan s= Perpindahan (m).
Usaha (W) bertanda positif (+), usaha searah dengan perpindahan benda.Usaha (W)
bertanda negatif (-), usaha berlawanan arah dengan perpindahan benda.
Usaha pada Bidang Datar

Meskipun pada bidang yang datar, namun gaya yang diberikan tidak selalu lurus, yang
berarti dalam kondisi tertentu gaya akan membentuk sudut tertentu, seperti gambar
diatas. Oleh karena itu digunakan persamaan Rumus Usaha pada Bidang Datar

Di mana, θ= Mengenal Konsep Usaha dan Energi - Materi Fisika Kelas 10 106= sudut
yang dibentuk oleh gaya
2. Usaha pada Bidang Miring

Tidak hanya bidang datar, usaha pun dapat dilakukan pada bidang miring, salah satu
contoh yang sering kita temui adalah pada saat melihat kurir yang memindahkan
9
barang ke dalam truk menggunakan bantuan salah satu pesawat sederhana yaitu
bidang miring. Rumus Usaha pada Bidang Miring

Di mana, m= massa (kg), g=gravitas (m/s2)


3. Pengertian dan Rumus Energi
Dalam ilmu fisika yang dimaksudkan dengan energi yang berhubungan dengan usaha
adalah kemampuan untuk melakukan usaha. Mengapa keduanya berhubungan erat?
Jawabannya juga akan menjawab pertanyaan tentang bagaimana hubungan antara
usaha dengan energi. Itu karena usaha merupakan perubahan energi yang terjadi pada
suatu benda atau objek termasuk perubahan energi kinetik dan energi potensial.
Sehingga energi merupakan komponen yang erat kaitannya dengan usaha.
4. Energi Kinetik
Pada umumnya pengertian energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh benda atau
objek yang bergerak karena adanya kecepatan, oleh karena itu digunakan persamaan

Di mana, Ek= Energi Kinetik (Joule); m= massa (kg); v= kecepatan (m/s).

5. Hubungannya dengan usaha


Besar usaha sama dengan perubahan energi kinetik apabila sebuah benda mengalami
perubahan kelajuan.

6. Energi Potensial
Sama halnya dengan suatu benda atau objek yang mungkin memiliki energi kinetik,
suatu benda atau objek pun dapat memiliki energi potensial, di mana energi potensial
adalah energi yang dimiliki suatu benda atau objek dikarenakan posisi, bentuk, atau
susunannya dan di dalam hubungannya dengan usaha biasa berkaitan erat dengan
energi yang dimiliki karena ketinggiannya letaknya. Oleh karena ini digunakan
persamaan

10
Di mana, Ep=Energi Potensial (Joule); m= massa (kg); g= gravitasi (m/s2) dan h=
ketinggian benda atau objek (m)
7. Hubungannya dengan usaha
Besar usaha sama dengan perubahan energi potensial suatu benda atau objek apabila
sebuah benda berada pada ketinggian tertentu dan kemudian diangkat sehingga
menyebabkan ketinggiannya berubah.

8. Energi Potensial Pegas


Sesuai dengan namanya, energi potensial adalah energi yang diperlukan untuk
meregangkan dan menekan pegas. Oleh karena itu digunakan persamaan berikut:

di mana , k= konstanta pegas (N/m); x= perubahan panjang pegas (m).


9. Energi Mekanik
Singkatnya energi mekanik dapat dikatakan jumlah atau total dari energi potensial dan
energi mekanik, karena energi mekanik merupakan energi yang berkaitan dengan
pergerakan. Maka digunakan persamaan berikut:

Di mana Em merupakan Energi Mekanik (dalam Joule).


10. Daya
Daya merupakan kecepatan melakukan kerja atau usaha atau bisa dikatakan daya
merupakan jumlah energi yang dihabiskan dalam per satuan waktu (per detik). Bisa
disimpulkan, perubahan energi persatuan waktu disebut daya. Oleh karena itu
persamaan yang dapat digunakan: Oleh karena itu dapat persamaan yang digunakan

Di mana, P= daya (Watt); W= usaha (Joule); t= waktu (detik); F= gaya (N); s= jarak
(m); v= kecepatan (m/s)
11. Penerapan Konsep Energi dan Usaha
Meskipun segala sesuatu dalam fisika terlihat rumit, sebenarnya banyak penerapan
ilmu fisika dalam kehidupan sehari-hari, lho. Biar materi usaha dan energi kelas 10 ini

11
makin elo inget, mending kita cek yuk aplikasinya di hidup sehari-hari. Salah satu
penerapannya adalah ayunan. Permainan yang mungkin sering elo mainkan sewaktu
masih kecil ini sebenarnya merupakan salah satu penerapan konsep energi dan usaha.
Perlu diingat bahwa energi kinetik merupakan energi yang berhubungan dengan
pergerakan, dan ayunan dimainkan dengan digerakkan bukan? Sehingga ayunan
tentunya memiliki energi potensial dan juga energi kinetik. Selain itu ada olahraga
terjun payung atau skydiving, olahraga ini cocok buat elo yang suka menantang diri
sendiri dan memacu adrenalin. Olahraga ini pertama-tama melompat dari ketinggian
tertentu di atas langit, pada saat menjatuhkan diri elo akan mengalami percepatan
karena adanya gravitasi bumi, sebenarnya pada saat jatuh tubuh kita mengalami
gesekan dengan angin namun sangat kecil. Kemudian, pada saat kita membuka
parasutnya, kecepatan kita otomatis akan melambat dan tidak secepat seperti saat kita
jatuh tanpa parasut, kemudian setelah kita membuka parasut dan sampai di permukaan
kita akan mempunyai kecepatan yang konstan.

F. MOMENTUM DAN IMPULS


Momentum dan Impuls merupakan satu kesatuan yang setara dan tidak dapat
dipisahkan dalam proses pembelajaran fisika. Momentum dan impuls dikatakan dua
besaran yang sama atau setara karena memiliki Satuan Internasional (SI) yang sama dan
memiliki satuan dimensi yang sama. Posting kali ini akan membahasa mengenai
momentum, impuls, tumbukan, dan hukum kekekalan momentum.

Gambar 1. Peta Konsep Momentum dan Impuls

12
1. Momentum
Momentum merupakan besaran turunan yang muncul karena terdapat benda bermassa
yang bergerak. Dalam fisika besaran turunan ini dilambangkan dengan huruf P,
Momentum adalah hasil kali antara massa dan kecepatan. Momentum adalah istilah
yang umum digunakan dalam olahraga. Ketika seorang penyiar olahraga mengatakan
bahwa sebuah tim memiliki momentum, itu berarti tim tersebut benar-benar bergerak
dan akan sulit untuk berhenti. Secara matematis, persamaan momentum dapat
dituliskan sebagai P = m.v, dengan P adalah momentum (kg.m/s), m adalah massa
benda (kg), dan v adalah kecepatan benda (m/s), serta satuan dimensi momentum
adalah [M][L][T]-1. Istilah momentum adalah konsep fisika, objek apa pun dengan
momentum akan sulit dihentikan. Untuk menghentikan objek seperti itu, perlu untuk
menerapkan gaya terhadap gerakannya selama jangka waktu tertentu. Semakin banyak
momentum yang dimiliki suatu objek, semakin sulit untuk berhenti. Dengan demikian,
akan membutuhkan jumlah gaya yang lebih besar atau jumlah waktu yang lebih lama
atau keduanya untuk menghentikan objek tersebut. Ketika gaya bekerja pada objek
selama waktu tertentu, kecepatan objek berubah; dan karenanya, momentum objek
juga berubah.Untuk merubah momentum benda dibutuhkan sebuah gaya, baik untuk
menaikkan momentum, menurunkannya (memberhentikan benda yang sedang
bergerak), atau untuk merubah arahnya. Newton yang pada awalnya menyatakan
hukum kedua dalam bentuk momentum (walaupun menyebutnya sebagai hasil kali
sebagai kuantitas gerak). Pernyataan Newton mengenai hukum gerak kedua, jika
diterjemahkan kedalam bahasa modern adalah sebagai berikut: “Laju perubahan
momentum sebuah benda sama dengan gaya total yang diberikan padanya” Kita
dapat menuliskan pernyataan ini dalam bentuk persamaan,

13
Pernyataan Newton, sebenarnya lebih umum dari persamaan yang lebih kita kenal
karena mencakup situasi dimana massa dapat berubah. Hal ini penting pada keadaan
tertentu, seperti pada roket yang yang kehilangan massanya pada waktu membakar
bahan bakarnya.
2. Impuls
Impuls adalah peristiwa gaya yang bekerja pada benda dalam waktu sesaat atau impuls
adalah peristiwa bekerjanya gaya dalam waktu yang sangat singkat. Contoh dari
kejadian impuls adalah: peristiwa bola ditendang, bola tenis dipukul, karena pada saat
tendangan dan pukulan, gaya yang bekerja sangat singka. Impuls merupakan suatu
gaya yang dikalikan dengan waktu selama gaya bekerja. Suatu impuls adalah hasil kali
suatu gaya yang bekerja dalam waktu yang singkat yang menyebabkan  suatu
perubahan dari momentum. Sebuah benda menerima momentum melalui pemakaian
suatu impuls. Dari hukum II Newton, diperoleh:

3. Hubungan Momentum dan Impuls


Hukum II Newton menyatakan bahwa gaya yang bekerja pada suatu benda sama
dengan perkalian massa dengan percepatannya.

14
Jadi dapat disimupulkan bahawa I = ΔP, dimana besarnya impuls yang bekerja atau
dikerjakan pada suatu benda sama dengan besarnya perubahan momentum pada
benda tersebut.
4. Hukum Kekekalan Momentum
Konsep momentum sangat penting, karena pada keadaan-keadaan tertentu, momentum
merupakan besaran yang kekal. Pada abad ke-17, tidak lama sebelum masa Newton,
telah diketahui bahwa jumlah vektor momentum dari dua benda yang bertumbukan
tetap konstan.

Gambar 2. Momentum kekal pada tumbukan dua bola

Bayangkan misalnya tumbukan berhadapan dari dua bola bilyar, seperti ditunjukkan
pada gambar 1. Kita anggap gaya eksternal total sistem dua bola ini sebesar nol,
artinya gaya yang signifikan hanyalah gaya yang diberikan tiap bola ke bola lainnya
ketika tumbukan. Walaupun momentum dari tiap bola berubah akibat terjadinya
tumbukan, maka momentum akan sama pada waktu sebelum dan sesudah tumbukan.
Jika adalah momentum bola nomor 1 dan  merupakan momentum bola 2, keduanya
diukur sebelum tumbukan, maka momentum total kedua bola sebelum tumbukan
adalah . Setelah tumbukan, masing-masing bola memiliki kecepatan dan momentum
yang berbeda, yang akan kita beri tanda “aksen” pada kecepatan  dan . Momentum
total setelah tumbukan adalah . Tidak peduli berapapun kecepatan dan massa yang
terlibat, ternyata momentum total sebelum tumbukan sama dengan sesudah tumbukan,
apakah tumbukan tersebut dari depan atau tidak, selama tidak ada gaya eksternal total
yang bekerja.

15
Jadi jumlah vektor momentum pada sistem dua bola tersebut kekal, tetap konstan.
Walaupun hukum kekekalan momentum ditemukan dari percobaan, hukum ini
berhubungan erat dengan hukum gerak Newton dan dapat dibuktikan bahwa keduanya
adalah sama. Kita akan melakukan penurunan sederhana dari kasus satu dimensi yang
diilustrasikan pada gambar 2. Kita anggap gaya F yang diberikan bola yang satu
terhadap yang lain selama tumbukan konstan terhadap waktu tumbukan . Kita gunakan
hukum Newton kedua sebagaimana dinyatakan dalam persamaan 7.2 dan dapat kita
tuliskan kembali dengan mengalikan kedua sisi dengan .

Gambar 3. Gaya-gaya pada bola selama tumbukan

16
Momentum total dari suatu sistem benda-benda yang terisolasi tetap konstan. Dengan
istilah sistem, yang dimaksud adalah sekumpulan benda yang berinteraksi satu sama
lain. Sistem terisolasi adalah suatu sistem dimana gaya yang ada hanyalah gaya-gaya
diantara benda-benda pada sistem itu sendiri. Jumlah semua gaya ini akan nol dengan
berlakunya hukum Newton ketiga. Jika ada gaya luar, yang dimaksud adalah gaya-
gaya yang diberikan oleh benda di luar sistem dan jumlahnya tidak nol (secara vektor),
maka momentum total tidak kekal. Bagaimanapun, jika sistem dapat didefinisi ulang
sehingga mencakup benda-benda lain yang memberikan gaya ini, maka prinsip
kekekalan momentum ini dapat diterapkan. Sebagai contoh, jika kita ambil sistem
sebuah batu yang jatuh, kekekalan momentum tidak berlaku karena adanya gaya luar.
Gaya gravitasi yang diberikan oleh bumi, bekerja pada batu tersebut dan
momentumnya berubah. Bagaimanapun, jika kita memasukkan bumi ke dalam sistem
ini, momentum total batu dtambah bumi akan kekal. (Hal ini tentu berarti bahwa bumi
naik untuk mencapai batu, karena massa bumi sangat besar, kecepatan keatasnya
sangat kecil). Hukum kekekalan momentum terutama berguna ketika kita menangani
sistem sederhana seperti tumbukan dan jenis-jenis tertentu dari ledakan. Sebagai
contoh, peluncuran roket juga dapat dijelaskan dengan dasar kekekalan momentum.
Sebelum roket diluncurkan, momentum total roket ditambah bahan bakar adalah nol.
Sementara bahan bakar terbakar, momentum total tetap tidak berubah, momentum
kebelakang dari gas yang dibuang diimbangi dengan momentum kedepan yang
didapat roket itu sendiri. Dengan demikian, roket dapat dipercepat di ruang hampa.
Gas yang dikeluarkan tidak perlu mendorong bumi atau udara (sebagaimana anggapan
yang salah selama ini). Contoh-contoh yang sama adalah gerakan mundur pistol dan
pelemparan paket ke luar perahu.
17
5. Tumbukan
Kekakalan  momentum merupakan cara yang sangat berguna untuk menangani proses
tumbukan. Tumbukan merupakan suatu kejadian yang umum dalam kehidupan sehari-
hari, raket tenis atau tongkat bisbol dua bola bilyar yang bertumbukan, sebuah
gerbong kereta menumbuk gerbong yang lainnya, martil memukul paku. Pada tingkat
sub atomik, para ilmuan mempelajari struktur inti dan penyusunannya, dan mengenai
jenis gaya yang terlibat, dengan mempelajari secara teliti mengenai tumbukan antara
inti dan atau partikel-partikel elementer. Tumbukan dibagi kedalam tiga jenis, yaitu
tumbukan lenting sempurna, tumbukan lenting sebagian, dan tumbukan tidak lenting
sama sekali.
6. Tumbukan Lenting Sempurna
Dua buah benda bisa dikatakan mengalami tumbukan lenting sempurna bila tidak
terjadi kehilangan energi kinetik ketika terjadi tumbukan. Energi kinetik sebelum dan
sesudah tumbukan sama, demikian juga dengan momentum dari sistem tersebut. Pada
peristwa tumbukan lenting sempurna, berlaku :
a) Hukum kekekalan energi mekanik
b) Huku kekekalan momentum
c) Koefisien restitusi e = 1
Nilai koefisien resistansi tumbukan lenting sempurna adalah e = 1. Ini merupakan
hasil yang menarik, menjelaskan kepada kita bahwa tumbukan lenting sempurna, laju
relatif dari kedua partikel setelah tumbukan mempunyai dasar yang sama sepertu
sebelumnya (tetapi dengan arah yang berbeda), tidak peduli berapapun massanya.
Contoh dari tumbukan lenting sempurna terjadi di antara gerakan atom-atom, inti
atom, dan partikel-partikel atau molekul- molekul lain yang seukuran dengan atom
atau lebih kecil lagi.
7. Tumbukan Lenting Sebagian
Pada tumbukan lenting sebagian hanya berlaku hukum kekekalan momentum dan
tidak berlaku hukum kekekalan energi mekanik, karena energi kinetik benda
berkurang selama tumbukan. Jumlah energi kinetik sesudah tumbukan lebih kecil
daripada jumlah energi kinetik sebelum tumbukan. Koefisien restitusi pada tumbukan
lenting sebagian adalah 0 < e < 1.

18
8. Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali
Tumbukan dimana energi kinetik tidak kekal disebut tumbukan tidak lenting. Sebagian
energi kinetik awal pada tumbukan seperti ini diubah menjadi energi jenis lain, seperti
energi panas atau potensial, sehingga energi kinetik akhir total lebih kecil dari energi
kinetik awal total. Kebalikannya juga dapat terjadi ketika energi potensial (seperti
kimia atau nuklir) dilepaskan, dimana energi kinetik akhir total bisa lebih besar dari
energi kinetik awal total. Ledakan merupakan salah satu contohnya. Tumbukan-
tumbukan makroskopik tertentu tidak lenting, setidaknya sampai tingkat tertentu, dan
seringkali sampai tingkat yang tinggi. Jika dua benda bersatu sebagai akibat dari
tumbukan, tumbukan tersebut dikatakan tidak lenting sama sekali. Dua bola yang
bertumbukan, kemudian bersatu atau dua gerbong kereta yang menyambung ketika
bertabrakan merupakan contoh dari tumbukan yang tidak lenting sama sekali. Energi
kinetik pada beberapa kasus seluruhnya diubah menjadi energi bentuk lain pada
tumbukan yang tidak lenting, tetapi pada kasus lain hanya sebagian. Misalnya kita
lihat bahwa ketika gerbong kereta yang berjalan bertumbukan dengan yang diam,
gerbong-gerbong yang tersambung tersebut berjalan dengan energi kinetik tertentu.
Pada tumbukan tidak lenting sama sekali, jumlah maksimum energi kinetik diubah
menjadi bentuk lain yang konsisten dengan kekekalan momentum. Bahkan walaupun
energi kinetik tidak kekal pada tumbukan tidak lenting, energi total tetap kekal, dan
jumlah vektor momentum juga selalu kekal. Pada peristiwa tidak lenting sama sekali,
tidak berlaku hukum kekekalan energi kinetik dan nilai koefisien resistansinya e = 0.
Setelah terjadi peristiwa tumbukan kedua benda bersatu dan bergerak bersama-sama.

19
Penerapan tumbukan tidak lenting sama sekali adalah ayunan balistik. Ayunan balistik
merupakan seperangkat alat yang digunakan untuk mengukur benda yang bergerak
dengan kecepatan cukup besar, misalnya kecepatan peluru. Prinsip kerja ayunan
balistik berdasarkan hal-hal berikut.

20
BAB III
KESIMPULAN

Benda dikatakan bergerak atau bergetar harmonis jika benda tersebut berayun melalui
titik kesetimbangan dan kembali lagi keposisi awal.Gerak Harmonik Sederhana adalah gerak
bolak balik benda melalui titik keseimbangan tertentu dengan beberapa getaran benda dalam
setiap sekon selalu konstan. Semakin panjang tali, semakin besar pula nilai (t) atau waktu
yang digunakan dan semakin pendek tali, semakin sedikit pula nilai (t) atau waktu yang
digunakan. Periode di pengaruhi oleh panjang tali dan tidak di pengaruhi massa benda. Pada
panjang tali yang sama semakin banyak ayunan waktu yang di perlukan juga semakin lama
dan percepatan gravitasinya tergantung pada periode dan panjang tali. Gerakan harmonis juga
akan membentuk waktu yang tetap dengan gerakan bolak balik karena di lakukan di dalam
ruangan gerakan harmonis akan udah untuk diamati, selain itu gerakannya pun akan konstan.

21
DAFTAR PUSTAKA

https://www.pelajaran.co.id/elastisitas-fisika-pengertian-rumus-hukum-hooke-dan-contoh-
soal/
https://kumparan.com/berita-update/gerak-harmonik-sederhana-pengertian-dan-
karakteristiknya-1ukpBUQRiOq/full
https://www.zenius.net/blog/materi-fisika-sma-usaha-dan-energi
https://katapengetahuan.wordpress.com/2019/04/07/momentum-dan-impuls-fisika-kelas-x/

22

Anda mungkin juga menyukai