Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ELASTISITAS
FISIKA SEKOLAH MENENGAH ATAS II
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Kelompok
Ujian Akhir Semester
Dosen Pembimbing : H. Arif Maftukhin, M.Pd

DISUSUN OLEH :
1. ENDAH PUJI LESTARI (162150001)
2. NURUL TRI RAHAYU (162150015)
3. DESI LUTHFIYANTI ULFAH (162150016)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


SEMESTER V
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2018

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.wb.

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Elastisitas” ini dengan lancar tanpa
suatu halangan apapun, dan sesuai waktu yang telah di tentukan. Kami
ucapkan banyak terimakasih kepada bapak H. Arif Maftukhin, M.Pd, selaku
pembimbing yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah ini.

Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika
Sekolah Menengah Atas II. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami, juga para pembaca sekalian untuk menambah ilmu pengetahuan. Kami
sadar akan banyaknya kekurangan dalam penulisan makalah ini, karena itu
apa bila banyak kesalahan dalam penulisan makalah, kami ucapkan maaf
sebesar-besarnya. Semoga teman-teman pembaca mau memberikan kritik
dan saran atas makalah kami ini. Sekian dari kami.

Wassalamu’alaikum Wr.wb

Purworejo, 20 Desember 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................. i


Kata Pengantar ................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................... iii
Bab I. Pendahuluan ......................................................................................... 1
Latar belakang ...................................................................................... 1
Rumusan Masalah................................................................................. 1
Bab II. Pembahasan .......................................................................................... 2
Sifat Elastisitas Bahan .......................................................................... 2
Elastisitas ............................................................................................. 3
Tegangan ............................................................................................. 4
Regangan ............................................................................................. 4
Modulus Elastisitas .............................................................................. 4
Hasil Praktikum Elastisitas .................................................................. 7
Bab III.Penutup ................................................................................................ 10
Kesimpulan .......................................................................................... 10
Daftar Pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Elastisitas (elasticity) adalaha kemampuan (ability) dari benda padat
untuk kembali ke bentuk semula segera setelah gaya luar yang bekerja
padanya hilang/ dihilangkan. Deformasi (perubahan bentuk) pada benda padat
elastis mengikuti aturan yang dikemukakan Robert Hooke yang kemudian
dikenal dengan hukum Hooke. Ahli matematika dan juga seorang filsuf asal
Inggris ini mencetuskan hukum Hooke (]elastisitas) yang berbunyi
“Perubahan bentuk benda elastis akan sebanding dengan gaya yang bekerja
padanya sampai batas tertentu (batas elastisitas). Jika gaya yang diberikan
ditambah hingga melebihi batas elastisitas benda maka benda akan
mengalami deformasi (perubahan bentuk) permanen”.
Misalkan saja, sebatang bambu apus kecil. Saat sobat memberikan tenaga
untuk membengkokkan bambu tersebut ia akan melengkung (deformasi) yang
bersifat sementara yang berarti bahwa bambu berssifat elastis. Bambu akan
kembali ke bentuk semula jika sobat dihilangkan gaya bekerja padanya. Akan
tetapi jika kita memberikan gaya dalam jumlah yang besar bambu tersebut
bisa patah. Kapan ia patah ? ketika gaya yang kita berikan melebihi titik
elastis dari bambu.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penilis akan membahas beberapa pokok pembahasan
yang diantaranya adalah :
a. Sifat elastisitas bahan
b. Elastisitas
c. Tegangan
d. Regangan
e. Modulus
f. Dan Hasil Praktikum elastisitas

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. SIFAT ELASTISITAS BAHAN


1. Menentukan kaitan konsep gaya pegas sifat elastisitas bahan
2. Mendeskripsikan tegangan dan regangan
3. Merumuskan persamaan matematis tegangan dan regangan
4. Menganalisa dan membuktikan hukum Hooke tentang elastisitas bahan
5. Merumuskan dan menentukan kekuatan bahan berdasarkan konsep
modulus elastisitas

Kerapatan Dan Berat Jenis


Sebuah sifat penting dari zat adalah rasio massa terhadap volumenya
yang dinamakan kerapatan. Kerapatan atau rapat massa secara matematis :
Kerapatan = massa : volume
Huruf Yunani 𝜌 (rho) biasanya digunakan untuk menyatakan kerapatan.
𝒎
𝝆=
𝑽
karena gram semula didefinisikan sebagai massa satu centimeter kubik air,
kerapatan air dalam satuan cgs adalah 1 g/cm3. Dengan mengubah ke satua
SI, kilogram per meter kubik, kita dapatkan untuk kerapatan air :

1𝑔 𝑘𝑔 100𝑐𝑚
𝜌= 3
× 3
× 3
= 103 𝑘𝑔/𝑚3
𝑐𝑚 10 𝑚
Kerapatan air berubah dengan berubahnya temperatur. Persamaan
menyatakan nilai maksimumnya, yang terjadi pada 4o C. Satuan yang biasa
dijumpai untuk volume adalah liter (L) :
1 L = 103 cm3 10-3 m3
Dalam satuan ini, kerapatan air adalah 1,00 kg/L.

2
Rasio kerapatan sebuah zat terhadap kerapatan air dinamakan berat jenis.
Berat jenis adalah bilangan tidak berdimensi yang sama dengan besarnya
kerapatan ini bila dinyatakan dalam gram per centimeter kubik. Berat jenis
suatu zat dapat diperoleh dengan membagi kerapatannya dengan 103kg/m3.
Dalam sistem satuan di Amerika sehari-hari, istilah kerapatan berat (yang
didefinisikan sebagai rasio beat sebuah benda terhadap volumenya) seringkali
digunakan. Kerapatan berat adalah hasil kali kerapatan 𝜌 dengan percepatan
gravitasi g :

𝑤 𝑚𝑔
𝜌= =
𝑉 𝑉

B. ELASTISITAS
Ketika kita menarik karet sampai batas tertentu, karet tersebut bertambah
panjang. Jika kita melepaskan tarikan, maka karet akan kembali ke panjang
semula. Demikian juga ketika kita merentangkan pegas, pegas tersebut akan
bertambah panjang. Tetapi ketika dilepaskan, panjang pegas akan kembali
seperti semula. Mengapa ketika pegas dilepaskan maka akan kembali ke
bentuk semula? Hal itu disebakan karena benda-benda tersebut memiliki sifat
elastis. Elastis atau elastisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk
kembali ke bentuk awalnya ketika gaya luar yang diberikan pada benda
tersebut dihilangkan. Jika sebuah gaya diberikan pada sebuah benda yang
elastis, maka bentuk benda tersebut berubah. Untuk pegas dan karet, yang
dimaksudkan dengan perubahan bentuk adalah pertambahan panjang.
Beberapa benda, seperti tanah liat (lempung), adonan tepung kue, dan
lilin mainan (plastisin) tidak kembali ke bentuk awalnya segera setelah gaya
luar dihilangkan. Benda-benda seperti itu disebut benda tak elastis atau
plastis. Salam sub bab ini kita akan mempelajari salah satu aspek elastisitas
bahan, yaitu gaya pegas. Namun, sebelumnya kita akan membahas tentang
pemahaman regangan, tegangan, dan modulus elastisitas.

3
C. TEGANGAN
Gaya per satuan Luas disebut juga sebagai tegngan. Secara matematis
dituliskan sebagai berikut :
𝑔𝑎𝑦𝑎 𝐹
Tegangan = 𝜎=
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝐴
Satuan tegangan adalah N/m2 (Newton per meter kuadrat)
Tegangan adalah besaran skalar.

D. REGANGAN
Regangan merupakan perbandingan antara perubahan panjang dengan
panjang awal. Secara matematis dapat dituliskan :

(𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔) ∆𝐿
𝑅𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑒 =
(𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑤𝑎𝑙) 𝐿𝑜

Karena pertambahan panjang ∆ dan panjang awal Lo adalah besaran yang


sama, maka sesuai persamaan diatas, regangan e tidak memiliki satuan atau
dimensi.
Kebanyakan benda adalah elastis sampai ke suatu besar gaya tertentu
dinamakan batas elastis. Jika gaya yang dikerjakan pada benda akan kembali
ke bentuk semula jika gaya dihilangkan. Akan tetapi, jika gaya yang
diberikan melampaui batas elastis, benda tidak kembali ke bentuk semula,
melainkan secara permanen berubah bentuk.

E. MODULUS ELASTISITAS
1. Modulus elastisitas E suatu bahan didefinisikan sebagai perbandingan
antara tegangan dan regangan yang dialami bahan.
(𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛) 𝜎
2. 𝑀𝑜𝑑𝑢𝑙𝑢𝑠 𝑒𝑙𝑎𝑠𝑡𝑖𝑠 = 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐸 =
𝑟𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑒

3. Modulus elastis juga disebut modulus Young (diberi lambang Y) untuk


menghargai Thomas Young.

4
4. Satuan SI untuk tegangan 𝜎 adalah Nm-2 atau Pa, sedangkan regangan e
tidak memiliki satuan. Sesuai persamaan pada modulus elastis, maka :
(𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝜎)
Satuan E = (𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑒) = 𝑁𝑚2 atau Pa
𝐹 ∆𝐿
5. Jika kita substansikan tegangan 𝜎 = 𝐴 dan regangan 𝑒 = 𝐿𝑜 ke dalam

persamaan modulus elastis, maka kita peroleh hubungan antara gaya tarik
F dengan modulus elastisitas E.

𝐹
𝜎 𝐹 ∆𝐿
𝐸= =( 𝐴 ) =𝐸
𝑒 ∆𝐿 𝐴 𝐿
𝐿

Hukum Hooke Pada Pegas


Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam
bidang ilmu fisika yang terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pir atau
pegas. Besarnya gaya Hooke ini secara proporsional akan berbanding lurus
dengan jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya, atau lewat rumus
matematis yang dapat dituliskan sebgai berikut :
𝑭 = −𝒌𝒙
Dimana,
F = gaya (N)
k = konstanta pegas (N/m)
x = jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya (m)

5
Penerapan Elastisitas Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Dibawah ini akan kita berikan sedikit penerapan elastisitas dalam


kehidupan sehari-hari.

Kita mulai dari teknologi yang sering kita gunakan, yaitu sepeda motor
atau mobil. Disini pegas yang digunakan sebagai peredam kejutan pada
kendaraan sepeda motor. Istilah kernnya pegas digunakan pada sistem
suspensi kendaraan bermototr. Tujuan adanya pegas ini adalah untuk
meredam kejutan ketika melewati jalan berlubang, gaya berat yang bekerja
pada pengendara (dan gaya berat motor) akan menekan pegas sehigngga
pegas mengalami mampatan. Akibat sifat elastisitas yang dimilikinya, pegas
meregang kembali setelah termampatkan. Perubahan panjang pegas ini
menyebabkan pengendara merasakan ayunan. Dalam kondisi ini, pengendara
merasa sangat nyaman ketika kita sedang mengendarai sepeda motor.

Pegas yang digunakan pada sepeda motor atau kendaraan lainnya telah
dirancang untuk mampu menahan gaya berat sampai batas tertentu. Jika gaya
berat yang menekan pegas melewati batas elastisitasnya, maka lama-
kelamaan sifat elastisitas pegas akan hilang. Oleh karena itu, agar pegas
motor yang kita gunakan awet muda, maka sebaiknya jangan ditumpangi
lebih dari tiga orang. Perancang sepeda mtor telah memperhitungkan beban
maksimum yang dapat diatasi oleh pegas (biasanya dua orang). Pegas bukan
hanya digunkana pada sistem suspensi pada motor tetapi juga pada kendaraan
lainnya, seperti mobil, kereta api, dll.

6
F. HASIL PRAKTIKUM ELASTISITAS

LAPORAN PRAKTIKUM
ALAT PERAGA HUKUM HOOKE

A. Tujuan
1. Untuk mengetahui hubungan antara gaya yang bekerja pada pegas dan
pertambahan panjang pegas.
2. Untuk mengetahui konstanta pegas.
B. Alat dan Bahan
1. Kayu 4. Beban
2. Paku 5. Penggaris
3. Pegas
C. Langkah kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan praktikum.
2. Memasang pengait pegas pada batang kayu
3. Menggantung pegas pada pengait.
4. Kemudian mengukur panjang mula-mula pegas (tanpa beban) dengan
membaca skala pada mistar dan mencatat data tersebut.
5. Setelah itu memasang beban 0,1 kg pada ujung bawah pegas.
6. Lalu menghitung pertambahan panjang beban yang digantungkan pada
ujung pegas menggunakan rumus
∆𝐿 = 𝐿 − 𝐿o
Dengan : L = pertambahan panjang (m)
L₀ = panjang pegas mula-mula (m)
L = panjang setelah diberi beban (m)

7. Menghitung besar gaya yang bekerja pada pegas (gaya berat beban)
dengan menggunakan rumus
F = mg
Dengan : F = Gaya (N)

7
m = massa beban (kg)
g = percepatan gravitsi (10 m/s2)

8. . Menghitung konstanta pegas dengan persamaan :


𝐹
k = ∆𝐿

mengulangi langkah 4-8 dengan merubah massa


beban (m1= 0,1 kg, m2 = 0,15 kg, m3 = 0,2 kg)
D. Hasil percobaan
Diketahui : m1= 0,1 kg, m2 = 0,15 kg, m3 = 0,2 kg
g = 10 m/s2
L0 = 15 cm = 0,15 m
No Massa beban (kg) ∆𝐿 = L - L0 (m) F = m.g (N) 𝐹
k = ∆𝐿 (N/m)

1 0,1 0,11 1 9,090


2 0,15 0,13 1,5 11,538
3 0,2 0,14 2 14,285

E. Analisis
 Untuk mencari gaya (F) :
F1 = m.g
= 0,1 kg . 10 m/s2 = 1 N
F2 = m.g
= 0,15 kg . 10 m/s2 = 1,5 N
F3 = m.g
= 0,2 kg . 10 m/s2 = 2 N

 Untuk mencari pertambahan panjang (∆𝐿) ∶


∆𝐿1= L - L0
= (0,26 – 0,15)m
= 0,11 m
∆𝐿2 = L - L0

8
= (0,28 – 0,15)m
= 0,13 m
∆𝐿3 = L - L0
= (0,29 – 0,15)m
= 0,14 m
 Untuk mencari konstanta pegas:
𝐹
k1 =
∆𝐿
1N
= = 9,090 N/m
0,11 m
𝐹
k2 =
∆𝐿
1,5 N
= = 11,538 N/m
0,13 m
𝐹
k3 =
∆𝐿
2N
= = 14,285 N/m
0,14 m

F. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Semakin berat massa beban yang digantung pada pegas, maka
semakin besar gaya yang diperlukan untuk menarik beban
2. Besarnya konstanta dipengaruhi oleh massa, gaya, dan gravitasi.
3. Besarnya gaya yang dibrikan berbanding lurus dengan
pertambahan panjang pegas
4. Konstanta pada masing-masing percobaan berbeda dikarenakan
perbedaan bahan yang digunakan.

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam fisika, elastisitas adalah kemampuan suatu zat padat untuk kebali
ke bentuk awal setelah mendapat gangguan luar yang diterakan dan kemudian
dihilangkan. Sebuah benda dengan tingkat tinggi elastisitas mampu untuk
memiliki banyak perubahan bentuknya, dan masih bisa kembali ke bentuk
aslinya. Zat padat dengan sedikit atau tanpa elastisitas baik menjadi cacat
permanen atau pecah ketika sebuah gaya yang diterapkan kepada mereka.
Elastisitas secara jangka panjang juga dapat digunakan untuk
menggambarkan kemampuan proses atau sistem untuk meregangkan atau
bersifat fleksibel.
Karena molekul membentuk zat padat, cairan, dan gas, mereka semua
bereaksi secara berbeda terhadap tekanan luar. Molekul-molekul yang
membentuk zat padat sangat dekat bersama-sama dan ditemukan dalam
susunan yang rapat. Ini berarti bahwa ada sedikit ruang untuk diberikan
ketika gaya diterapkan ntuk suatu peralatan. Molekul-molekul cairan dan gas
adalah menyebar yang terpisah lebih jauh, dan bergerak lebh bebas daripada
zat padat. Ketika sebuah gaya yang diterapkan pada cairan dan gas, mereka
dapat mengalir di sekitar gaya, atau akan di kompresi, atau tidak seperti
kebanyakan zat padat.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/hukum_Hooke
https://carimakalahlengkap.blogspot.com/2016/09/elastisitas.html
gurumuda.net/tag/elastisitas-fisika-dasar-pdf.

11

Anda mungkin juga menyukai