Anda di halaman 1dari 12

Mata Kuliah : Dasar Mekanika dan Kalor

CRITICAL BOOK REPORT

DINAMIKA ROTASI

Disusun Oleh:

Nama : Umaysy Sabillah


NIM : 4173111081
Program Studi : Pendidikan Matematika
Kelas : Reguler C 2017

Dosen Pengampu:
Dr. Sondang R. Manurung M.Pd
Yeni Megalina, S.Pd., M.Si

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-
Nya yang telah memberikan saya kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah Critical
Book Report (CBR) ini dengan sebaik-baiknya.
Makalah ini membahas tentang “Dinamika Rotasi” yang berisikan identitas dan
rangkuman buku, kelebihan dan kekurangan isi buku, serta kesimpulan dan saran yang akan
dipaparkan didalam makalah ini.
Harapan saya semoga makalah “Critical Book Report“ ini bisa bermanfaat serta
mempermudah dalam memahami materi tentang Dinamika Rotasi. Saran dan kritik yang
konstruktif akan banyak membantu makalah lebih sempurna dan komplit. Mohon maaf bila
dalam penyusunan makalah masih banyak terdapat kekurangan. Akhir kata, saya ucapkan
terimakasih. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi
kita semua.

Medan, 10 November 2017

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... ............ 1
1.3 Tujuan Pembuatan ................................................................................... 1

BAB II ISI BUKU .................................................................................................... 2


2.1 Identitas Buku ...................................................................................... 2
2.2 Ringkasan ............................................................................................... 2
2.2.1 Buku Fisika Umum I .......................................................................... 2
2.2.2 Buku Fisika ......................................................................................... 6

BAB III PEMBAHASAN ......................................................................................... 10


3.1 Kelebihan dan Kekurangan Kedua Buku ............................................... 10
3.1.1 Kelebihan .............................................................................................. 10
3.1.2 Kekurangan ........................................................................................... 10

BAB IV PENUTUP .................................................................................................. 11


4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 11
4.2 Saran ........................................................................................................ 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suatu benda tegar dapat bergerak berputar / rotasi jika pada benda tersebut
dikerjakan suatu gaya yang tidak melalui pusat massa / poros benda tegar. Gaya yang
dapat menyebabkan suatu benda berotasi dinamakan momen gaya atau torsi.
Momen kopel adalah momen terhadap benda tegar yang dapat menyebabkan
benda tegar tersebut bergerak rotasi tetapi tidak dapat menyebabkan benda tegar
tersebut bergerak tranlasi. Momen kopel ditimbulkan oleh sepasang gaya pada suatu
benda besarnya slalu sama pada semua titik.
Pada gerak translasi, massa merupakan besaran yang menyatakan ukuran
kelembaman suatu benda. Sedangkan pada gerak rotasi, besaran untuk menyatakan
ukuran kelembaman suatu benda yang analog dengan massa adalah momen inersia
yaitu hasil kali massa partikel dengan kuadrat jarak partikel terhadap sumbu putarnya
/ porosnya.
Pada gerak rotasi, besaran yang analog dengan momentum pada gerak
translasi adalah momentum sudut. Besar momentum sudut yang dimiliki oleh benda
yang berotasi bergantung pada momen inersia dam kecepatan sudut yang dimiliki
benda. Momentum sudut adalah hasil kali momen inersia dengan kecepatan sudut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah isi buku cukup bermanfaat bagi mahasiswa sebagai salah satu sumber
belajar.
2. Apakah metode yang digunakan pengarang sesuai dengan kondisi dan lingkungan
yang sedang kita hadapi.
3. Apakah isi buku sama dengan isi sebuah buku yang sejenis.

1.3 Tujuan Pembuatan


1. Mengulas satu bab materi dengan cara membandingkan dua buah buku.
2. Mencari dan mengetahui informasi mengenai topik tersebut yang terkandung
dalam kedua buku.
3. Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan pada
buku.
4. Membandingkan isi buku pada keadaan nyata dan lingkungan sekitar.

1
BAB II
ISI BUKU

2.1 Identitas Buku


BUKU I

- Judul : Fisika Umum I


- Pengarang : Tim Dosen Fisika Umum I
- Penerbit : Unimed Press
- Tahun Terbit : 2017
- Kota terbit : Medan

BUKU II
- Judul : Fisika
- Pengarang : D. C Giancoli
- Penerbit : Erlangga
- Tahun Terbit : 1998
- Kota Terbit : Medan

2.2 Ringkasan Buku

2.2.1 Fisika Umum I


A. Pendahuluan

Benda tegar adalah suatu system benda yang terdiri atas system titik yang jumlahnya
tidak berhingga dan apabila ada gaya yang bekerja padanya maa jarak antara setiap titik-titik
tersebut tidak berubah. Karena itu suatu benda dikatakan benda tegar jika benda tersebut
tidak mengalami perubahan bentu maupun perubahan volume karena pengaruh suatu gaya
yang bekerja. Benda tegar pada umunya merupakan bena padat. Gaya yang bekerja pada
benda tegar memungkinkan benda tersebut:

 Bergerak translasi (menggeser)


 Bergerak rotasi (berputar)
 Bergerak dengan kombinasi gerak rotasi dan translasi (berputar sambil menggeser)

2
Dalam pembahasan Kinematika dan Dinamika Partikel, setiap benda diperlakukan
sebagai suatu benda titik; artinya seluruh massa berpusat padasuatu titik tangkap gaya luar
yang bekerja pada benda tersebut.

Pembahasan dalam Dinamika Rotasi ini tidak lagi memperlakukan benda sebagai satu
titik atau partikel tunggal tetapi sebagai suatu system partikel. Benda tegar merupakan
kumpulan partikel yang sangat banyak sekali yang membentuk suatu system benda tegar.

Sistem partikel dibagi menjadi dua macam, yaitu system partikel diskrit dan system
partikel yang terdistribusi kontinyu.

B. Kinematika Rotasi Benda Tegar

I. Hubungan antara gaya gesek anguler dengan gerak linier

Dengan rumus : V = r . ω

⃗⃗ x 𝑣⃗ atau a = √𝑎 𝑇 2 + 𝑎𝑟 2 = 𝑟√𝜏 2 + 𝜔 2
Secara vector 𝑎⃗T = 𝜔

C. Momen Gaya dan Momentum Sudut untuk Partikel Momen Gaya

Pada gerak translasi, gaya yang bekerja pada partikel dikaitkan dengan percepata
linier partikel yang dikenal dengan Hukum II Newton ( F = ma). Pada gerak rotasi terdapat
satu besara fisika yang berkaitan dengan percepatan sudut partikel yang berotasi. Besaran
yang dimaksudkan adalah momen gaya, juga disebut torka atau torsi.
Jika gaya F bekerja pada suatu partikel tunggal di titik P yang posisinya terhadap titik
koordinat kartesian O(0,0) ditunjukkan oleh posisi r, maka besarnya momen gaya pada titik P
terhadap titik asal O(0,0) adalah sebagai berikut:

Rumus :

τ=rxF

Dengan :
τ = momen gaya (N.m)
r = vector posisi
F = gaya (N)

Perkalian silang antara dua vector menghasilkan satu suatu vector baru. Berdasarkan
persamaan diatas, momen merupakan perkalian silang antara vector posisi dan dua vector
gaya, sehingga momen gaya merupakan besaran vector yang mempunyai besaran dan arah.
Besar momen gaya ditentukan melalui persamaan matematika berikut ini :

τ = r F sin θ

3
Dengan θ adalah sudut apit antara vector posisi r dengan vector gaya F sedangkan
arah momen gaya ini sesuai dengan arah maju sekrup kanan bila diputar dari arah r menuju F
melalui sudut terkecil.

Perlu diperhatikan bahwa :

 Momen gaya terdefinisi hanya bila sumbunya telah ditentukan.


 Besaran d adalah jarak tegak lurus dari sumbu rotasi ke garis kerja F
 Hanya komponen F sin θ yaitu komponen tegak lurus pada r yang akan menyebabkan
rotasi. F cos θ melalui titik 0 tidka menghasilkan rotasi.
 Bila dua atau lebih gaya dilakukan pada benda tegar tersebut maka masing-masing
akan berusaha menghasilkan rotasi. Ada yang akan memutar searah jarum jam dan
ada yang berlawanan dengan arah putaran jarum jam. Karena itu, dibuat perjanjian
sebagai berikut:
Momen yang menghasilkan arah putaran berlawanan jarum jam adalah positif,
dan yang searah dengan arah putaran jarum jam adalah negatif.
 Dari defenisi momen gaya diatas dapat dilihat bahwa kecenderungan memutar akan
lebih besar apabila gayanya lebih besar dan juga bila lengan (momen) gayanya (d)
lebih besar. Sebagai contoh : anda akan lebih mudah menutup pintu bila
mendorongnya dipegang (yang biasanya dipinggir daun pintu) daripada mendorognya
sitempat yang dekat dengan engselnya.
 Momen gaya jangan dikacaukan dengan gaya. Momen gaya satuannya (dalam SI) :
Nm sedangkan gaya satuannya (dalam SI) adalah : N
 Konsep momen gaya memudahkan analisis dinamika rotasi
 Momen gaya sebagai vector diperlukan dalam pembahasan yang menyangkut rotasi
dengan sumbu yang berubah ubah arahnya seperti pada gerak gasing atau giroskop

D. Momen Sudut

Partikel bermassa m bergerak dengan kecepatan 𝑣⃗ dan posisi relatif terhadap O


adalah 𝑟⃗ mempunyai momentum sudut terhadap titik 0 yang didefenisikan sebagai
gerak partikel dalam lingkaran berjari-jari r dengan kecepatan sudut (anguler) ω
⃗⃗, dan dinyatakan sebagai:
yang dinotasikan sebagai 𝐿

⃗⃗ = 𝑟⃗ x 𝑝⃗ = 𝑟⃗ x m𝑣⃗
𝐿

Persamaan ini dapat dinyataan dalam bentu scalar :


L = mvr = m x r2 ω = I ω

E. Energi Kinetik Rotasi

4
Energi kinetik sistem partikel adalah jumlah energi kinetic partikel-partikel
yang membentuk sistem tersebut. Tinjau benda tegar sebagi kumpulan partikel
kecil yang berotasi terhadap sumbu tetap z dengan kecepatan sudut ω.

Dengan demikian energi kinetic rotasi benda tegar dapat situlus sebagai berikut:

1
Ek = 2 Iω2

Bentuk ini serupa dengan bentuk energi kinetik translasi Ek = ½ mv2 dimana ω =
kelajuan sudut berperan sebagai (menggantikan) kelajuan v dan I = momen inersia
berperan dalam semua persamaan rotasi seperti pada halnya pada persamaan
translasi.

F. Usaha dan Daya Pada Dinamika Rotasi


G. Keseimbangan Partikel (Titik)
Kesetimbangan stati adalah suatu keadaan di mana benda tidak bergerak, baik
translasi maupun rotasi. Kesetimbangan statik dapat ditinjau suatu benda atau
partikel. Partikel adalah bagian benda yang sangat kecil. Karena itu partikel dapat
dipandang sebagi titik, sehingga gerak rotasinya dapat diabaikan. Syarat yang
harus dipenuhi agar terjadi kesetimbangan titik adalah jumlah atau resultan gaya-
gaya yang mempengaruhi partikel atau titik zat tersebut adalah nol. Secara
matematika dirumuskan : ∑F = 0

H. Keseimbangan Benda
Yang dimaksud dengan keseimbangan benda disini ialah kesetimbangan translasi
dan rotasi. Karena itu syarat keseimbangan benda, selain jumlah gaya-gaya sama
dengan nol. Juga jumlah momen gaya (torsi) terhadap suatu titik pada benda itu
(titik sembarang) sama dengan nol. Secara matematis dirumuskan :

∑F = 0
∑Fx = 0

1. Keseimbangan stabil (manta/tetap)

Keseimbangan stabil : apabila gaya yang diberikan padanya


dihilangkan maka ia akan kembali kepada kedudukannya semula.

2. Keseimbangan Labil

Keseimbangan labil : apabila gaya yang diberikan padanya


dihilangkan. Maka ia tidak akan dapat kembali ke dudukan semula.

3. Keseimbangan Indiferen

5
Keseimbangan indiferen : apabila gaya yang diberikan padanya
dihilangkan. Maka ia akan berada dalam keadaan kesetimbangan, tetapi di
tempat yang berlainan

2.2.2 Fisika
Ketika sebuah benda tegar berotasi di sekitar sumbu yang tetap, setiap titik pada
benda tersebut bergerak dalam lintasan melingkar. Garis – garis yang ditarik tegak lurus
dari sumbu rotasi ke berbagaititik pada benda akan membentuk sudut ɵ yang sama pada
setiap selang waktu.

Untuk memudahkan, sudut dinyatakan dalam radian, dimana satu radian


merupakan sudut yang dihubungkan oleh busur yang panjangnya sama dengan radius, atau

2π rad = 360o

1 rad = 57,3o

Kecepatan sudut, ω, didefenisikan sebagai laju perubahan posisi sudut:

∆𝜽
𝝎=
∆𝒕
Semua bagian benda tegar yang berotasi disekitar sumbu yang tetap memiliki kecepatan
sudut yang sama setiap saat.

Percepatan sudut, α, didefenisikan sebagai laju perubahan kecepatan sudut:

∆𝝎
∝=
∆𝒕
Kecepatan linearv dan percepatan a dari sebuah titik yang tetap pada jarak r dari
suatu sumbu rotasi dihubungkan dengan ω dan α dengan

v = rω

atan = rα

aR = ω2r

dimana, atan dan aR berturut – turut adalah komponen – komponen tangensial dan radial
(sentripetal) dari percepatan linear.

Frekuensi f dihubungkan dengan ω oleh ω = 2πf dan dengan periode T oleh T =


1/f.

6
Persamaan – persamaan yang mendeskripsikan gerak rotasi yang dipercepat
beraturan (α = konstan) memiliki bentuk yang sama dengan gerak linear dipercepat
beraturan:

ω = ωo + αt ɵ = ωot + 1/2αt2
𝝎+𝝎𝒐
ω2 = ω + 2αɵ ῶ= 𝟐

Dinamika rotasi analog dengan dinamika gerak linear. Gaya digantikan dengan
torsi, Ԏ, yang didefenisikan sebagai hasil kali antara gaya dengan lengan gaya (jarak tegak
lurus dari garis kerja gaya ke sumbu rotasi). Massa digantikan oleh momen inersia, I, yang
tidak hanya bergantung pada masa benda, tetapi juga bagaimana massa didistribusikan
disekitar sumbu rotasi. Percepatan linear digantikan oleh percepatan sudut. Ekivalensi
rotasi hukum Newton kedua dengan demikian adalah

⅀Ԏ = Iα

Energi kinetik rotasi dari sebuah benda yang berotasi disekitar sumbu tetap
dengan kecepatan sudut ω adalah

EK = ½ Iω2

Untuk benda yang melakukan translasi dan rotasi bersamaan, energi kinetik total
merupakan jumlah EK translasi dari PM benda ditambah EK rotasi dari benda sekitar PM-
nya:

EK = ½ Mv2PM + ½ IPMω2

Selama sumbu rotasi memiliki arah tetap

Momentum sudut, L, dari sebuah benda di sekitar sumbu rotasi dinyatakan


dengan

L =Iω

Hukum Newton kedua, dalam momentum sudut, menjadi

∆𝑳
⅀Ԏ =
∆𝒕
∆𝐿
Jika torsi benda adalah nol, = 0, sehingga L = konstan. Ini merupakan hukum
∆𝑡
kekekalan momentum sudut untuk benda yang berotasi.

7
BAB III
PEMBAHASAN

3.1Kelebihan dan Kekurangan Kedua Buku

3.1.1 Kelebihan
 Buku Fisika Umum I :

1) Penampilan cover buku menarik


2) Tidak terdapat salah pengetikan atau cetakan
3) Pembahasannya sangat jelas dan sesuai dengan materi yang dibahas
4) Kaitan dinamika rotasi dijelaskan secara lengkap
5) Banyak terdapat contoh soal
6) Memiliki ilustrasi atau gambar
7) Kertas yang digunakan baik
8) Menggunakan ilustrasi/gambar

 Buku Fisika :

1) Tidak terdapat salah pengetikan/cetakan


2) Daftar pustaka atau sumber yang didapatkan sangat lengkap
3) Menggunakan ilusrasi (gambar)
4) Banyak terdapat contoh soal
5) Kertas yang digunakan baik

3.1.2 Kekurangan
 Buku Fisika Umum I :

1) Sulit untuk mendapatkan softcopy


2) Pembahasannya sulit dimengerti
3) Bahasanya sulit dimngerti
4) Bahasanya sulit dimengerti
5) Terdapat salah pengetikan

 Buku Fisika :

1) Tidak mendefenisikan dengan jelas materi yang dibawakan yaitu bentuk


dinamika rotasi
2) Bahasanya sulit dimengerti
3) Sulit untuk mendapatkan softcopy
4) Menggunakan bahasa yang baku
5) Materi yang dibawakan kurang lengkap dan tidak sesuai
6) Terdapat salah pengetikan

8
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Jadi, isi buku mengenai Dinamika Rotasi di buku Fisika Umum I dan Fisika adalah
sama-sama membahas tentang Dinamika Rotais tetapi cara penyampaian penulis ke para
pembaca berbeda-beda, begitu juga para pembaca berbeda-beda cara menangkap materi dari
sebuah buku.

Kedua buku ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa sebagai salah satu sumber belajar
dan digunakan untuk menambah wawasan serta pengetahuan yang lebih mendalam lagi
tentang Dinamika Rotasi dalam mata kuliah Dasar Mekanika dan Kalor.

4.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, ke depannya penulis harus
lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang materi di atas dengan sumber - sumber
yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Materi tentang bentuk
molekul ini harus dibaca dan diterapkan dalam pembelajaran Fisika agar dapat menambah
pengetahuan dan wawasan yang lebih luas tentang Fisika.
Mohon maaf bila ada salah kata dan penulisan makalah. Untuk saran bisa berisi kritik
yang membangun dan saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap
kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.

Anda mungkin juga menyukai