Anda di halaman 1dari 16

CRITICAL BOOK REVIEW

FISIKA DASAR / IMPULS

Disusun Oleh ;

NAMA : ALVANDO SIAHAAN (4231121044)


GEBY THERESA GINTING (4231121034)
NURLITA (231220060084)
KELOMPOK :4
KELAS : PENDIDIKAN FISIKA C 2023

DOSEN PENGAMPU FISIKA DASAR :


BU SILVIA DONA SARI S.SI, M.SI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt, Tuhan Yang Maha Esa karena dengan

rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas “Critical Book Review”

ini. Terima kasih pula penulis ucapkan kepada dosen pengampu dalam Mata Kuliah Fisika Dasar

Prodi Pendidikan Fisika UNIMED yang sudah memberikan penulis kesempatan untuk

menyelesaikan tugas ini sebagaimana mestinya untuk memenuhi proses pengumpulan nilai.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian tugas ini tidak terlepas dari peran

dan dukungan banyak pihak. Karena itu dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan

terima kasih kepada semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan tugas

ini. Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih terdapat banyak kekurangan,

sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga

“Critical Book Review” ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 21 September 2023

Kelompok 4
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………………………………….

Daftar Isi.………………………………………………………………

Bab I Pendahuluan……………………………………………………….

1.1 Rasionalisasi pentingnya CBR……………………………………………………………...

1.2 Tujuan Penulisan CBR.……………………………………………………………………..

1.3 Manfaat Penulisan CBR…………………………………………………………………….

1.4 Identitas Buku……………………………………………………………………………….

Bab II Ringkasan………………………………………………………………..

2.1 Ringkasan Buku Utama ……………………………………………………………….

2.2 Ringkasan Buku Pembanding…….……………………………………………………………

Bab III Pembahasan……………………………………………………………

3.1 Kelebihan Buku Utama…………………………………………………………………….

3.2 Kelebihan Buku Pembanding………………………………………………………………

3.3 Kekurangan Buku Utama………………………………………………………………….

3.4 Kekurangan Buku Pembanding……………………………………………………...…….

Bab IV Penutup………………………………………………………………...

4.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………..…

Bab V Daftar Pustaka………………………………………………………...


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR


Keterampilan membuat CBR dapat membantu Mahasiswa maupun siswa untuk memahami
dan menganalisis sebuah buku pembanding dengan buku yang dibandingkan, serta mengenal dan
mengkritik sebuah buku ataupun sebuah karya ilmiah yang lainnya. Seringkali kita bingung dalam
memilih buku atau karya tulis yang lain untuk dibaca dan dipahami maupun di kritisi. Terkadang kita
hanya memilih dan menentukan satu buku untuk dibaca dan dipahami namun hasilnya belum
memuaskan dikarenakan Bahasa atau gaya penulisan yang sangat sulit untuk diterima dan ditelaah
oleh para pembaca. Oleh karena itu, penulis membuat CBR ini untuk mempermudah pembaca dalam
memahami dari segi bahasa maupun penulisan dalam mata kuliah Strategi Belajar Mengajar.
1.2 Tujuan Penulisan CBR
Dalam membandingkan sebuah buku, diharapkan agar pembaca memahami beberapa kaitan
antara bab satu dengan bab lainnya. Tujuan ditulisnya CBR adalah untuk menambah wawasan dalam
memahami setiap materi yang dibahas. Terlebih bisa memaksimalkan setiap bab yang di
permasalahkan mengenai kelebihan maupun kekurangan dari buku yang dianalisis.
1.3 Manfaat Penulisan CBR
1) Menambah ilmu serta menambah wawasan dari materi yang dibahas dalam buku atau karya ilmiah
yang di analisis.
2) Mempermudah pembaca untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari buku yang di analisis.
3) Melatih kemampuan siswa dalam berfikir untuk menyimpulkan beberapa kesimpulan dari buku
yang telah dibaca.

1.4 Identitas Buku


Buku Utama

Judul Buku : Fisika Dasar I


Penulis : Nurlina Riskawati
Penerbit : LPP Unismuh Makassar
Tahun Terbit : 2017
Kota Terbit : Makassar
ISBN : 978-602-8187-70-1

Jumlah Halaman : 241 Hal

Buku Pembanding

Judul Buku : Fisika I


Penulis : Andi Suryantu dan Syamsul
Penerbit : INSAN CENDEKIA MANDIRI
Tahun Terbit : 2021
Kota Terbit : Solok, Sumatera Barat
ISBN : 978-623-348-298-1

Jumlah Halaman : 146 Hal


BAB II

RINGKASAN

2.1 Ringkasan Buku Utama

A. Momentum

Momentum yang diistilahkan dengan (p) merupakan kecenderungan benda untuk melanjutkan
gerakan dalam laju yang konstan. Momentum suatu benda bergerak adalah hasil perkalian antara
massa benda dan kecepatannya. Oleh karena itu, setiap benda yang bergerak memiliki
momentum. (p) adalah momentum (besaran vector), (m) massa (besaran skalar) dan (v)
kecepatan (besaran vector). Satuan Momentum menurut Standar International (SI).

p = satuan massa x satuan kecepatan


= kg x m/ s
= kg . m/s
Jadi, satuan momentum dalam SI adalah: kg.m/s.

Hubungan Momentum dengan Energi Kinetik

Energi kinetic suatu benda yang bermassa m dan bergerak dengan kecepatan v adalah

Ek = ½ mv2

Besaran ini dapat dinyatakan dengan besarnya momentum linear p, dengan mengalikan
m
persamaan energi kinetic dengan :
m

1 1 m 1 m2 v 2 1 p 2
Ek = mv2 = mv2. = =
2 2 m 2 v2 2m

Contoh Soal ; Sebuah mobil dengan massa 2000 kg, mula-mula bergerak lurus dengan
kecepatan awal 20 m/s ke utara. Setelah beberapa saat, mobil tersebut
direm dan setelah 10 detik kecepatannya berkurang menjadi 5 m/s.
Tentukan:
a. Momentum awal mobil
b. Momentum mobil setelah direm. (setelah 10 detik)
c. Perubahan momentumnya setelah direm

Diketahui:
m = 2000 kg; v = 5 m/s; v0 = 20 m/s t = 10 s
Ditanya: p0…..? pt……? dan Δp…….?
Jawab.
a. Momentum awal mobil :
po = m vo = 2000 kg x 20 m/s
= 40000 kg m/s
b. Momentum akhir :
pt = m vt = 2000 kg x 5 m/s
= 10000 kg m/s
c. Perubahan momentum bisa dinotasikan sebagai Δp :
Δp = pt – po = 10000 kg m/s - 40000 kg m/s = -3000 kg m/s
perubahan momentum mempunyai tanda negatif, berarti arahnya
berlawanan arah.

B. Impuls

Impuls didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya dan lamanya gaya
tersebut bekerja. Secara matematis dapat ditulis:

I = F . Δt

Dalam banyak situasi fisis, kita akan menggunakan aproksimasi impuls


dimana kita asumsikan bahwa salah satu gaya yang bekerja pada partikel dalam
waktu singkat lebih besar daripada gaya yang lainnya. Aproksimasi ini berguna
untuk menganalisis situasi tumbukan yang durasinya sangat singkat. Ketika
aproksimasi ini dibuat, gaya yang bekerja kita sebut gaya impulsif. Contohnya,
ketika bola dipukul dengan tongkat, waktu tumbukan adalah sekitar 0,01 s dan
gaya rata-rata yang diberikan tongkat pada bola dalam waktu tersebut adalah
sebesar beberapa ribu newton. Oleh karena gaya kontak tersebut lebih besar
daripada gaya gravitasi, metode aproksimasi impuls memperbolehkan kita
mengabaikan keberadaan gaya gravitasi yang bekerja pada bola dan tongkat.
Besar gaya disini konstan. Bila besar gaya tidak konstan maka
penulisannya akan berbeda (akan dipelajari nanti). Oleh karena itu dapat
menggambarkan kurva yang menyatakan hubungan antara F dengan t. Bila pada
benda bekerja gaya konstan F dari selang waktu t1 ke t2 maka kurva antara F
dan t adalah

Kurva yang menyatakan hubungan antara F dengan t. Luas daerah yang diarsir
menyatakan besarnya Impuls.
Luasan yang diarsir sebesar F x (t2 – t1) atau I, yang sama dengan Impuls
gaya. Impuls gaya merupakan besaran vektor, oleh karena itu perhatikan arahnya.
Satuan Impuls I = satuan gaya x satuan waktu.
Satuan I = newton x sekon = N.s = kg.m/ s2. s = kg.m/s

1. Impuls sama dengan Perubahan Momentum


Sebuah benda bermassa m mula-mula bergerak dengan kecepatan v1 dan
kemudian pada benda bekerja gaya sebesar F searah kecepatan awal selama Δt,
dan kecepatan benda menjadi v2. Untuk menjabarkan hubungan antara Impuls
t(s) dengan F(N).
Contoh Soal
dengan perubahan momentum, akan kita ambil arah gerak mula-mula sebagai
arah positif dengan menggunakan Hukum Newton II.
F=ma
= m (v2 – v1) Δt
F Δt = m v2 - m v1
Ruas kiri merupakan impuls gaya dan ruas kanan menunjukkan perubahan
momentum. Impuls gaya pada suatu benda sama dengan perubahan momentum
benda tersebut. Secara matematis dituliskan sebagai:
F Δt = m v2 - m v1 : I = p2 - p1; I = Δp

2. Tumbukan dan Hukum Kekekalan Momentum


Pada sebuah tumbukan selalu melibatkan paling sedikit dua buah benda.
Misal bola biliar A dan B. Sesaat sebelum tumbukan bola A, bergerak mendatar
ke kanan dengan momentum mAvA, dan bola B bergerak kekiri dengan
momentum mB vB.

Momemtum sebelum tumbukan adalah:


p = mAvA + mBvB
dan momentum sesudah tumbukan
p‟ = mAvA‟ + mBvB‟
Sesuai dengan hukum kekelan energi maka pada momentum juga berlaku
hukum kekekalan dimana momentum benda sebelum dan sesudah tumbukan
sama. Oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa pada peristiwa tumbukan,
jumlah momentum benda-benda sebelum dan sesudah tumbukan tetap asalkan
tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda-benda tersebut. Pernyataan ini yang
dikenal sebagai Hukum Kekekalan Momentum Linier. Secara matematis untuk
dua benda yang bertumbukan dapat dituliskan
pA + pB = pA‟ + pB‟
atau
mAvA + mBvB = mAvA‟ + mBvB‟
pA, pB = momentum benda A dan B sebelum tumbukan
pA‟, pB‟= momentum benda A dan B sesudah tumbukan
Perlu diingat bahwa penjumlahan di atas adalah penjumlahan vektor.
3. Menurunkan Hukum Kekekalan Momentum dengan Menggunakan
Hukum Newton III
Perhatikan gambar berikut :

Pada tumbukan dua buah benda selama benda A dan B saling kontak maka
benda B mengerjakan gaya pada bola A sebesar FAB . Sebagai reaksi bola A
menegerjakan gaya pada bola B sebesar FBA. Kedua gaya sama besar tapi
berlawanan arah dan sama besar (Hukum Newton III). Secara matematis dapat
ditulis
FAB = -FBA
Kedua gaya ini terjadi dalam waktu yang cukup singkat yaitu Δt. Bila
kedua ruas dikali dengan Δt akan diperoleh
FAB Δt = - FBA Δt
Ruas kiri dan kanan merupakan besaran Impuls gaya.
I B = - IA
ΔpB = - ΔpA
( pB‟– pB) = -( pA‟ – pA)
mBvB‟+ mBvB = mAvA‟ + mAvA
mAvA + mBvB = mAvA‟ + mBvB‟
pA + pB = pA‟ + pB
Jumlah momentum benda-benda sebelum dan sesudah tumbukan sama.
Pernyataan ini dikenal sebagai Hukum kekekalan Momentum Linear.
4. Jenis-jenis Tumbukan
Jika ada dua benda yang bertumbukan dan tidak ada gaya luar yang
bekerja pada benda-benda, maka berlaku hukum kekekalan momentum. Akan
tetapi energi kinetik totalnya biasanya berubah. Hal ini akibat adanya perubahan
energi kinetik menjadi bentuk kalor dan atau bunyi pada saat tumbukan. Jenis
tumbukan ini disebut tumbukan tidak lenting sebagian. Bila setelah tumbukan
kedua benda bergabung, disebut tumbukan tidak lenting sempurna. Ada juga
tumbukan dengan energi kinetik total tetap. Tumbukan jenis ini disebut tumbukan
lenting (sempurna). Jadi secara garis besar jenis-jenis tumbukan dapat
diklasifikasikan ke dalam :
a. Tumbukan Lenting (Sempurna)
Pada tumbukan lenting sempurna berlaku:
- Hukum kekekalan momentum
- Hukum kekekalan Energi Kinetik
Bila kita uraikan dari kedua syarat:

- Hukum kekekalan momentum


m1v1 + m2v2 = m1v1’ + m2v2’
m1v1 – m1v1’ = m2v2’ – m2v2
m1(v1 – v1’) = m2(v2’ – v2) (*)

- Hukum kekekalan energi kinetik


1 2 1 2 1 1
m1 v 1 + m2 v 2 = m1 v 1’2 + m2 v 2’2
2 2 2 2
2 2 2 2
m1v1 – m1v1’ = m2v2‘ – m2v2
m1(v12 – v1’2) = m2(v2’2 – v22)
m1(v1 + v1’) = m2(v2’2 + v22)(v2’ – v2)

Bila persamaan (**) dibagi dengan persamaan (*) diperoleh :


(v1 + v1’)(v2’ + v2) atau (v2 – v1) = -(v2’ – v1)
Dengan kata lain kecepatan relatif kedua benda sebelum tumbukan
sama dengan harga minus dari kecepatan relatif kedua benda setelah
tumbukan.
' '
−v 2 −v 1
Untuk keperluan lebih lanjut didefinisikan e =
v 2−v 1
berlaku jika v1, v1’, v2, v2’ pada satu arah sumbu yang sama.
Harga v yang dimasukkan disini harus memperhatikan arah (tanda
+ atau -) e ini yang kemudian disebut koefisien restitusi
Untuk tumbukan lenting (sempurna) e = 1
Untuk tumbukan tidak lenting sebagian 0 < e < 1
Untuk tumbukan tidak lenting sempurna e = 0

b. Tumbukan Tidak Lenting Sebagian


Pada jenis tumbukan ini berlaku Hukum kekekalan momentum dan
tidak berlaku hukum kekekalan energi kinetik karena terjadi perubahan Ek.
Koefisien restitusi e adalah pecahan. Hukum kekekalan momentum
m1v1 + m2v2 = m1v1’ + m2v2’
dan 0 < e < 1
Tidak berlaku hukum kekekalan energi, berarti ada energi kinetik
yang hilang selama proses tumbukan sebesar ΔEk.
1 2 1 2
ΔEk = ¿ + m2 v 2 ) – ¿+ m2 v 2 ' )
2 2

c. Tumbukan Tidak Lenting Sempurna


Pada jenis tumbukan ini berlaku Hukum kekekalan momentum dan
tidak berlaku hukum kekekalan energi kinetik karena terjadi perubahan Ek.
koefisien restitusi e = 0.
' '
−v 2 −v 1
0=
( v 2−v 1 )
0 = -(v2’ – v1)
v1’ = v2’
kecepatan akhir kedua benda sama dan searah. Berarti kedua benda
bergabung dan bergerak bersama-sama. Besar energi kinetik yang hilang
ΔEk.
1 2 1 2 1 2
ΔEk = ( m1 v 1 + m2 v 2 ) – ¿+ m2 v 2 ' )
2 2 2
dimana: v1’ = v2’.

2.2 Ringkasan Buku Pembanding


A .Tumbukan dan Impuls
Pada saat dua buah obyek bertumbukan, kedua obyek umumnya mengalami deformasi
melibatkan gaya-gaya yang kuat. Gaya-gaya tersebut adalah gaya kontak dan berdasarkan hukum
kedua Newton, persamaan (5-2), besar vektor gaya tersebut adalah

ΣΕ = Δε

(5-10)

Persamaan ini tentu saja diterapkan pada masing-masing obyek dalam suatu tumbukan.
tumbukan umumnya terjadi dalam waktu yang sangat singkat sehingga gaya kontak dapat ditulis
dalam bentuk infinitesimal ∆t -> 0, yaitu F=dP/ dt. Jika kedua ruas persamaan (5-10) dikalikan
dengan interval waktu ∆t, diperoleh

F∆t = ∆p

(5-11)

Kuantitas ruas kiri (5-11), yaitu perkalian antar gaya F dengan interval waktu ∆ t, disebut Impuls.
1.1 Kekekalan Energi dan Momentum pada Tumbukan

Jika kedua obyek sangat keras dan elastis dan tidak ada panas yang dihasilkan pada saat kedua
obyek bertumbukan, maka energi kinetik adalah kekal. Ini berarti energi kinetik total adalah
kekal disebut tumbukan elastik sedangkan tumbukan di mana energi kinetik totaltidak kekal
disebut tumbukan tidak elastis.
Pada tumbukan elastik berlaku hukum kekekalan energi kinetik dan hukum kekekalan
momentum, sedangkan pada tumbukan tidak eslastis tidak berlaku hukum kekekalan energi
kinetik namun berlaku hukum kekekalan momentum.

1.2 Tumbukan Elastik dalam Satu Dimensi

Pada uraian berikut ini, kita menerangkan kekekalan momentum dan energi kinetik untuk
tumbukan elastik antara dua obyek kecil (partikel) yang saling bertumbukan, sedemikian hingga
semua gerak terjadi sepanjang garis lurus.

Dari hukum kekekalan momentum, kita peroleh:

m1v1+m2v2=m1v1'+m2v2'

karena tumbukan dianggap elastik, energi kinetik juga kekal:

½ m1v1² + ½m2v2 ² = ½m1v1'²+ ½m2v2'²

Jika kita mengetahui massa dan kecepatan awal, maka denganmengguakan kedua persamaan di
atas kita dapat menentukankecepatan sesudah tumbukan, yaitu vi' dan v₂'.

1.3Tumbukan Elastik dalam Dua atau Tiga Dimensi


Prinsip kekekalan momentum dan energi kinetik dapat juga diterapkan terhadap tumbukan dalam
dua dimensi atau tiga dimensi. Untuk hal demikian, kaidah vektor kembali berperan penting.
Contoh tumbukan semacam ini kita dapat lihat pada permainan billiard, serta tumbukan atom-
atom.Gambar 5.3 memperlihatkan partikel 1 bermassa m ₁ bergerak sepanjang sumbu x dan
menumbuk partikel 2 bermassa m₂ yang mula-mula dalam keadaan diam. Setelah kedua partikel
terhambur, m; membentuk sudut terhadap sumbu x dan m₂ membentuk 02 terhadap sumbu x.

Gambar 5.3

Dari kekekalan energi kinetik, kita peroleh hubungan:

½ m1.v1² = ½ m1.v1'²+½m₂v₂'². .5-16a)

Dari kekekalan momentum, kita peroleh:

P₁ = Pi + P₂

Jika diuraikan dalam komponen-komponen vektornya, kita peroleh:

Px = Pix + Pzx. (5-16b)

½m1v1²=m1v1' cos O1 + m₂v₂ cos O2

Py= p'1y+p'2y. (5-16c)


0=m1v1' sin 01 +m₂v₂ sin 02

Kita memiliki tiga persamaan bebas satu sama lain. Dari ketiga persamaan di atas, kita dapat
menemukan tiga variabel yang tidak diketahui jika variabel-variabel lainnya diketahui.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kelebihan Buku Utama


1. Turunan Rumus dan Rumus pada Buku Utama ditulis dengan jelas dan rapi serta jelas
urutannya sehingga para pembaca dapat mengerti turunan rumus tersebut.
2. Grafik pada Buku Utama digambar dengan jelas.
3. Contoh Soal dan Penyelesaiannya pada Buku Utama ditulis dengan jelas dimana
disertai dengan diketahui , ditanya , dan dijawab dan selain itu diberikan juga contoh soal kepada
pembaca agar dapat mengerjakan contoh soal untuk memperdalam pengetahuan dalam
penggunaan rumus Impuls dan Momentum.

3.2 Kekurangan Buku Utama


1. Sampul pada Buku Utama kurang menarik.
2. Isi dari Buku Utama menjelaskan teori materi Impuls dan Momentum secara singkat.

3.1 Kelebihan Buku Pembanding


1. Buku Pendamping memiliki sampul buku yang menarik serta pada Buku Pendamping
menulis Profil dari Penulis Buku.
2. Buku Pendamping menjelaskan teori materi Impuls dan Momentum secara rinci.

3.2 Kekurangan Buku Pembanding


1. Buku Pendamping grafik digambar kurang jelas.
2. Buku Pendamping juga menulis contoh soal dan penyelesaiannya dengan rapi , jelas ,
dan dapat dimengerti pembaca akan tetapi , contoh soal yang diberikan untuk dikerjakan kepada
pembaca tidak sebanyak contoh soal pada Buku Utama.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Momentum merupakan ukuran kesukaran untuk mendiamkan atau
menggerakkan suatu benda. Impuls merupakan gaya kontak yang diberikan suatu
benda dalam waktu yang singkat. Impuls bekerja pada gaya dalam waktu sesaat.
Hubungan antara momentum impuls karena impuls merupakan perubahan
momentum pada benda. Konsep dasar momentum impuls berasal dari hukum
newton 2. Penerapan Impuls dalam kehidupan sehari-hari yaitu pada saat kita
menendang bola. Ketika hendak memberi gaya kepada bola diam dengan
menendangnya, ada selang waktu antara mengayunkan kaki hingga mengenai bola.
Jeda inilah yang disebut sebagai impuls.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.zenius.net/blog/rumus-momentum-dan-impuls
https://www.google.com/search?q=Hubungan+antara+momentum+dengan+impuls
&oq=Hubungan+antara+momentum+dengan+mpuls&gs_lcrp=EgZjaHJvb
WUyBggAEEUYOTIHCAEQIRigATIHCAIQIRigAdIBCDg3MjlqMGo3q
AIAsAIA&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://www.ruangguru.com/blog/momentum-dan-tumbukan

Anda mungkin juga menyukai