Disusun Oleh ;
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt, Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas “Critical Book Review”
ini. Terima kasih pula penulis ucapkan kepada dosen pengampu dalam Mata Kuliah Fisika Dasar
Prodi Pendidikan Fisika UNIMED yang sudah memberikan penulis kesempatan untuk
menyelesaikan tugas ini sebagaimana mestinya untuk memenuhi proses pengumpulan nilai.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian tugas ini tidak terlepas dari peran
dan dukungan banyak pihak. Karena itu dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan tugas
ini. Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih terdapat banyak kekurangan,
sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga
Kelompok 4
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………………………………….
Daftar Isi.………………………………………………………………
Bab I Pendahuluan……………………………………………………….
Bab II Ringkasan………………………………………………………………..
Bab IV Penutup………………………………………………………………...
4.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………..…
Buku Pembanding
RINGKASAN
A. Momentum
Momentum yang diistilahkan dengan (p) merupakan kecenderungan benda untuk melanjutkan
gerakan dalam laju yang konstan. Momentum suatu benda bergerak adalah hasil perkalian antara
massa benda dan kecepatannya. Oleh karena itu, setiap benda yang bergerak memiliki
momentum. (p) adalah momentum (besaran vector), (m) massa (besaran skalar) dan (v)
kecepatan (besaran vector). Satuan Momentum menurut Standar International (SI).
Energi kinetic suatu benda yang bermassa m dan bergerak dengan kecepatan v adalah
Ek = ½ mv2
Besaran ini dapat dinyatakan dengan besarnya momentum linear p, dengan mengalikan
m
persamaan energi kinetic dengan :
m
1 1 m 1 m2 v 2 1 p 2
Ek = mv2 = mv2. = =
2 2 m 2 v2 2m
Contoh Soal ; Sebuah mobil dengan massa 2000 kg, mula-mula bergerak lurus dengan
kecepatan awal 20 m/s ke utara. Setelah beberapa saat, mobil tersebut
direm dan setelah 10 detik kecepatannya berkurang menjadi 5 m/s.
Tentukan:
a. Momentum awal mobil
b. Momentum mobil setelah direm. (setelah 10 detik)
c. Perubahan momentumnya setelah direm
Diketahui:
m = 2000 kg; v = 5 m/s; v0 = 20 m/s t = 10 s
Ditanya: p0…..? pt……? dan Δp…….?
Jawab.
a. Momentum awal mobil :
po = m vo = 2000 kg x 20 m/s
= 40000 kg m/s
b. Momentum akhir :
pt = m vt = 2000 kg x 5 m/s
= 10000 kg m/s
c. Perubahan momentum bisa dinotasikan sebagai Δp :
Δp = pt – po = 10000 kg m/s - 40000 kg m/s = -3000 kg m/s
perubahan momentum mempunyai tanda negatif, berarti arahnya
berlawanan arah.
B. Impuls
Impuls didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya dan lamanya gaya
tersebut bekerja. Secara matematis dapat ditulis:
I = F . Δt
Kurva yang menyatakan hubungan antara F dengan t. Luas daerah yang diarsir
menyatakan besarnya Impuls.
Luasan yang diarsir sebesar F x (t2 – t1) atau I, yang sama dengan Impuls
gaya. Impuls gaya merupakan besaran vektor, oleh karena itu perhatikan arahnya.
Satuan Impuls I = satuan gaya x satuan waktu.
Satuan I = newton x sekon = N.s = kg.m/ s2. s = kg.m/s
Pada tumbukan dua buah benda selama benda A dan B saling kontak maka
benda B mengerjakan gaya pada bola A sebesar FAB . Sebagai reaksi bola A
menegerjakan gaya pada bola B sebesar FBA. Kedua gaya sama besar tapi
berlawanan arah dan sama besar (Hukum Newton III). Secara matematis dapat
ditulis
FAB = -FBA
Kedua gaya ini terjadi dalam waktu yang cukup singkat yaitu Δt. Bila
kedua ruas dikali dengan Δt akan diperoleh
FAB Δt = - FBA Δt
Ruas kiri dan kanan merupakan besaran Impuls gaya.
I B = - IA
ΔpB = - ΔpA
( pB‟– pB) = -( pA‟ – pA)
mBvB‟+ mBvB = mAvA‟ + mAvA
mAvA + mBvB = mAvA‟ + mBvB‟
pA + pB = pA‟ + pB
Jumlah momentum benda-benda sebelum dan sesudah tumbukan sama.
Pernyataan ini dikenal sebagai Hukum kekekalan Momentum Linear.
4. Jenis-jenis Tumbukan
Jika ada dua benda yang bertumbukan dan tidak ada gaya luar yang
bekerja pada benda-benda, maka berlaku hukum kekekalan momentum. Akan
tetapi energi kinetik totalnya biasanya berubah. Hal ini akibat adanya perubahan
energi kinetik menjadi bentuk kalor dan atau bunyi pada saat tumbukan. Jenis
tumbukan ini disebut tumbukan tidak lenting sebagian. Bila setelah tumbukan
kedua benda bergabung, disebut tumbukan tidak lenting sempurna. Ada juga
tumbukan dengan energi kinetik total tetap. Tumbukan jenis ini disebut tumbukan
lenting (sempurna). Jadi secara garis besar jenis-jenis tumbukan dapat
diklasifikasikan ke dalam :
a. Tumbukan Lenting (Sempurna)
Pada tumbukan lenting sempurna berlaku:
- Hukum kekekalan momentum
- Hukum kekekalan Energi Kinetik
Bila kita uraikan dari kedua syarat:
ΣΕ = Δε
(5-10)
Persamaan ini tentu saja diterapkan pada masing-masing obyek dalam suatu tumbukan.
tumbukan umumnya terjadi dalam waktu yang sangat singkat sehingga gaya kontak dapat ditulis
dalam bentuk infinitesimal ∆t -> 0, yaitu F=dP/ dt. Jika kedua ruas persamaan (5-10) dikalikan
dengan interval waktu ∆t, diperoleh
F∆t = ∆p
(5-11)
Kuantitas ruas kiri (5-11), yaitu perkalian antar gaya F dengan interval waktu ∆ t, disebut Impuls.
1.1 Kekekalan Energi dan Momentum pada Tumbukan
Jika kedua obyek sangat keras dan elastis dan tidak ada panas yang dihasilkan pada saat kedua
obyek bertumbukan, maka energi kinetik adalah kekal. Ini berarti energi kinetik total adalah
kekal disebut tumbukan elastik sedangkan tumbukan di mana energi kinetik totaltidak kekal
disebut tumbukan tidak elastis.
Pada tumbukan elastik berlaku hukum kekekalan energi kinetik dan hukum kekekalan
momentum, sedangkan pada tumbukan tidak eslastis tidak berlaku hukum kekekalan energi
kinetik namun berlaku hukum kekekalan momentum.
Pada uraian berikut ini, kita menerangkan kekekalan momentum dan energi kinetik untuk
tumbukan elastik antara dua obyek kecil (partikel) yang saling bertumbukan, sedemikian hingga
semua gerak terjadi sepanjang garis lurus.
m1v1+m2v2=m1v1'+m2v2'
Jika kita mengetahui massa dan kecepatan awal, maka denganmengguakan kedua persamaan di
atas kita dapat menentukankecepatan sesudah tumbukan, yaitu vi' dan v₂'.
Gambar 5.3
P₁ = Pi + P₂
Kita memiliki tiga persamaan bebas satu sama lain. Dari ketiga persamaan di atas, kita dapat
menemukan tiga variabel yang tidak diketahui jika variabel-variabel lainnya diketahui.
BAB III
PEMBAHASAN