Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL BOOK REVIEW

Dosen Pengampu
Drs. Rappel Situmorang, M.Si.

NAMA : ASWIN ARDIANSYAH


NIM : 4213550023
KELAS : PSIK A 2021
MATA KULIAH : FISIKA UMUM

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunianya saya dapat menyelesaikan tugas critical book review yang
berjudul “ Fisika Dasar “. Tak lupa pula saya ucapkan terimakasih kepada
Bapak Drs. Rappel Situmorang, M.Si. selaku dosen mata kuliah fisika umum
yang telah memberikan kepercayaan kepada saya untuk menyelesaikan
tugas ini tepat pada waktunya.
Saya selaku penulis sangatlah menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, kiranya saran dan kritik dari anda sekalian yang
bersifat membangun sangatlah diharapkan demi perbaikan makalah yang
saya buat dimasa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan
dapat bermanfaat bagi siapapun, terkhusus bagi saya sendiri. Sebelumnya
saya memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata – kata yang kurang
berkenan, akhir kata saya ucapkan terimakasih.

Medan, Oktober 2021

Aswin Ardiansyah

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................................1
1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR.......................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan CBR..................................................................................................................1
1.3 Manfaat CBR................................................................................................................................1
1.4 Identitas Buku yang Di Review.....................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................................3
2.1 Momentum..................................................................................................................................3
2.2 Impuls..........................................................................................................................................3
2.3 Hubungan Momentum dan Impuls..............................................................................................3
BAB III....................................................................................................................................................5
3.1 Definisi Momentum Linier...........................................................................................................5
3.4 Kelebihan dan Kelemahan Isi Buku..............................................................................................7
BAB IV....................................................................................................................................................9
4.1 Kesimpulan..................................................................................................................................9
REFERENSI...........................................................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR
Dalam membuat critical book review (CBR) penulis dapat mengkaji
kemampuan dalam meringkas dan menganalisis sebuah buku, mengenal dan menilai
serta mengkritik sebuah karya tulis yang dianalisis. Sering kali kita bingung dalam
memilih buku referensi untuk kita baca atau pahami, terkadang kita hanya memilih
sebuah buku namun buku tersebut masih banyak kekurangan, baik dari segi bahasa
maupun pembahasan. Oleh sebab itu, penulis membuat CBR fisika dasar untuk
memperjelas pembaca dalam memahami materi impuls dan momentum.

1.2 Tujuan Penulisan CBR


1. Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah fisika umum.
2. Untuk menambah wawasan mahasiswa mengenai impuls dan momentum.
3. Untuk meningkatkan kemampuan mengkritisi sebuah materi di dalam buku.
4. Membiasakan mahasiswa untuk membaca buku.

1.3 Manfaat CBR


1. Untuk mengetahui tentang pengertian impuls.
2. Untuk mengetahui tentang pengertian momentum.
3. Untuk mngetahui dan tentang hubungan momentum dan impuls.

1.4 Identitas Buku yang Di Review


 Judul : FISIKA 2
 Pengarang : Setya Nurachmandani
 Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
 Kota Terbit : Jakarta
 Tahun Terbit : 2009
 ISBN : 978-979-068-166-8
 Jumlah BAB : 9 bab (pembahasan saya bab 5)
 Jumlah Halaman : 311 halaman

1
1.5 Identitas Buku Pembanding
 Judul : FISIKA DASAR
 Pengarang : Dr. Agus Setyo Budi
 Penerbit : Periuk
 Kota Terbit : Sleman Yogyakarta
 Tahun Terbit : 2015
 ISBN : 978-602-71257-1-1
 Jumlah BAB : 11 bab (pembahasan saya bab 7)
 Jumlah Halaman : 351 halaman

2
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

2.1 Momentum
Setiap benda yang bergerak pasti memiliki momentum. Momentum merupakan hasil
kali antara massa dengan kecepatan benda. Karena kecepatan merupakan besaran
vektor, maka momentum juga termasuk besaran vektor yang arahnya sama dengan
arah kecepatan benda. Secara matematis, persamaan momentum dapat ditulis sebagai
berikut.
p=m×v

Keterangan:
p : momentum benda (kg m/s)
m : massa benda (kg)
v : kecepatan benda (m/s)

2.2 Impuls
Impuls benda didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya dengan selang waktu gaya
itu bekerja pada benda. Impuls temasuk besaran vektor yang arahnya sama dengan
arah gaya. Untuk menghitung besar impuls dalam satu arah dapat Anda gunakan
persamaan berikut.

I = F ∆t

Keterangan:
I : besar impuls (Ns)
F : gaya yang bekerja pada benda (N)
∆t : selang waktu (s)
Impuls yang dilakukan oleh sebuah gaya besarnya sama dengan luas daerah di bawah
grafik terhadap waktu (grafik F terhadap t). Misalnya, gaya 10 N bekerja selama selang
waktu ∆t = 2 s. Impuls yang dilakukan gaya tersebut adalah 20 Ns. Luas daerah yang
diarsir di bawah grafik F terhadap t sama dengan (10 N) × (2 s) = 20 Ns.

2.3 Hubungan Momentum dan Impuls


Sebuah benda yang massanya m mula-mula bergerak dengan kecepatan v0 .
Kemudian dalam selang waktu ∆t kecepatan benda tersebut berubah menjadi v.
Menurut hukum II Newton, jika benda menerima gaya yang searah dengan gerak benda,
maka benda akan dipercepat. Percepatan rata-rata yang disebabkan oleh gaya F sebagai
berikut.
F
a=
m
3
Menurut definisi, percepatan rata-rata adalah perubahan kecepatan persatuan waktu.
Jadi, persamaan di atas dapat ditulis sebagai berikut.

v−v 0
a=
t

Jika t adalah waktu untuk mengubah kecepatan dari v0 menjadi v atau sama dengan
lamanya gaya bekerja, maka dari kedua persamaan di atas Anda dapatkan persamaan
sebagai berikut.

F v−v 0
=
m ∆t
F ×∆t=m × v – m × v0
I =m(v-v0)
I = ∆p

Keterangan:
I : besar impuls (Ns)
m : massa benda (kg)
v : besar kecepatan (kelajuan) akhir benda (m/s)
v0 : kecepatan (kelajuan) mula-mula benda (m/s)
∆p : besar perubahan momentum (kg m/s)
F : besar gaya yang bekerja pada benda (N)
∆t : selang waktu (s)

Persamaan di atas menyatakan bahwa impuls yang dikerjakan pada suatu benda sama
dengan perubahan momentum yang dialami benda tersebut, yaitu beda antara
momentum akhir dengan momentum awalnya.
Berbagai contoh aplikasi impuls dan momentum dalam kehidupan sehari-hari, antara
lain, sebagai berikut.
1. Ketika sebuah truk dan sebuah sepeda menabrak pohon dengan kecepatan sama, truk
akan memberikan efek yang lebih serius. Hal ini disebabkan perubahan momentum truk
lebih besar dibandingkan dengan perubahan momentum sepeda (massa truk lebih
besar).
2. Ketika peluru ditembakkan dan batu dilemparkan ke sebuah papan, peluru akan
merusak papan lebih serius karena perubahan momentum peluru lebih besar
(kecepatannya lebih besar).
3. Josan yang hendak memecahkan tumpukan kayu harus memberikan kecepatan yang
tinggi pada tangannya agar impuls yang ditimbulkan besar. Kemudian ia harus
menghantam kayu dengan waktu kontak yang sangat singkat agar gaya yang dirasakan
kayu lebih besar.

4
4. Seorang petinju yang tidak dapat menghindari pukulan lawannya berusaha
mengurangi efek pukulan ini dengan memundurkan kepalanya mengikuti gerakan
tangan lawan. Dengan demikian ia memperpanjang waktu kontak antara tangan lawan
dengan kepalanya sehingga gaya yang ia rasakan lebih kecil.
5. Orang yang jatuh di atas batu akan merasakan efek yang lebih besar dibandingkan
jatuh di atas spon. Hal ini karena spon memberikan waktu tumbukan yang lebih lama
dibandingkan dengan batu.
6. Menendang batu terasa lebih sakit daripada menendang bola, walaupun massa batu
dan bola sama. Ini terjadi karena selang waktu kontak antara kaki dengan bola lebih
lama.
7. Pejudo yang dibanting pada matras dapat menahan rasa sakit karena selang waktu
kontak antara punggung pejudo dengan matras lebih lama sehingga pejudo menderita
gaya impuls yang lebih kecil.
8. Tabrakan antara dua mobil yang mengakibatkan kedua mobil saling menempel sesaat
setelah tabrakan (waktu kontak lebih lama) kurang membahayakan dibandingkan
dengan tabrakan sentral yang mengakibatkan kedua mobil saling terpental sesaat
setelah tabrakan (waktu kontak lebih singkat).

BAB III
RINGKASAN ISI BUKU PEMBANDING

3.1 Definisi Momentum Linier


Telah jelas bagi kebanyakan kita bahwa menghentikan sebuah truk sarat pasir lebih
berat dibandingkan dengan menghentikan sebuah sepeda motor yang bergerak dengan
kecepatan yang sama. Maka kita katakan bahwa truk itu memiliki momentum linear
yang lebih besar dibandingkan dengan sepeda motor. Lalu, apakah yang disebut
momentum linier itu? Sebuah partikel bermassa 𝑚 yang bergerak dengan kecepatan ⃗𝑣
memiliki momentum linier ⃗𝑝 yang merupakan perkalian antara kecepatan partikel itu
dengan massanya. Jadi, momentum merupakan perkalian sebuah vektor (dalam hal ini
kecepatan) dengan skalar (dalam hal ini massa). Tegasnya,

𝑝 = 𝑚 ⃗𝑣.

Selanjutnya marilah kita gunakan hukum kedua Newton tentang gerak untuk melihat
kaitan antara momentum sebuah partikel dengan resultan gaya yang bekerja pada
partikel itu. Sesuai dengan yang diuraikan dalam Bab Dinamika, hukum kedua Newton
tentang gerak mengatakan bahwa resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda,
apabila massa benda itu tetap selama peninjauan berlangsung, berbanding lurus dengan
percepatan yang dialami oleh benda itu. Secara matematis,

∑𝐹 = 𝑚 ⃗a

5
3.2 Momentum Sistem Dua Partikel dan Kelestariannya
Andaikan terdapat dua benda, sebut saja benda pertama dan kedua, yang saling
berinteraksi, tetapi keduanya dalam keadaan terisolasi dari lingkungan sekitarnya.
Kedua benda itu saling melakukan gaya interaksi satu kepada yang lain masing-masing
sebesar 𝐹⃗ 12dan 𝐹⃗ 21, dangan arah saling berlawanan.

⃗d p 1
F⃗ 12
dt

Dan

⃗d p 2
F⃗ 21
dt

untuk Δ𝑡 yang sangat kecil menuju nol. Bila kita memandang masalah ini dari benda
pertama, maka gaya 𝐹⃗ 12 yang dialami oleh benda pertama akibat kehadiran benda
kedua merupakan reaksi bagi gaya 𝐹⃗ 21yang dilakukan oleh benda pertama pada benda
kedua. Dan sebaliknya, bila kita memandang masalah ini dari sisi benda kedua, maka
gaya 𝐹⃗ 21 yang dialami oleh benda kedua akibat kehadiran benda pertama merupakan
reaksi bagi gaya 𝐹⃗ 12 yang dilakukan oleh benda kedua pada benda pertama. Kemudian,
kalau kita memandang kedua benda itu bersama-sama sebagai sebuah benda (sistem),
maka baik gaya 𝐹⃗ 12 maupun gaya 𝐹⃗ 21 bekerja pada sistem yang sama, yakni sistem
dua benda itu. Karena 𝐹⃗ 12 = −𝐹⃗ 21, maka

𝐹⃗ 12 + 𝐹⃗ 21 = 0

3.3 Tumbukan dan Impuls


Sering kita lihat peristiwa-peristiwa di sekitar kita yang merupakan peristiwa
tumbukan, misalnya tabrakan antara dua buah kendaraan. Peristiwa tumbukan terjadi
pada semua ukuran, dari yang berukuran astronomis (tumbukan antara dua galaksi,
tumbukan antar bintang dan lain sebagainya), sampai yang berukuran mikroskopis
(tumbukan antara atom-atom ataupun partikel-pertikel elementer).
Secara formal tumbukan didefinisikan sebagai berikut.

Sebuah tumbukan adalah suatu peristiwa yang terisolasi ketika dua


atau beberapa benda melakukan gaya yang cukup kuat satu pada
yang lain dalam waktu yang sangat singkat.

6
Jadi, menurut definisi di atas, gaya-gaya yang bekerja pada sistem merupakan gaya-
gaya internal, yakni gaya-gaya yang dilakukan oleh anggota-anggota sistem pada
anggota-anggota yang lain. Pada peristiwa tumbukan tidak harus terjadi sentuhan atau
kontak antara benda-benda yang terlibat dalam tumbukan itu. Syarat bahwa tumbukan
merupakan peristiwa yang terisolasi dapat dipenuhi dengan anggapan bahwa gaya-gaya
interaksi antara benda-benda yang terlibat dalam tumbukan itu diasumsikan lebih
besar dari gaya-gaya luar yang ada. Pada peritiwa tumbukan orang harus secara ketat
membedakan fase-fase tumbukan : sebelum, selama dan sesudah.
Tumbukan dan Implus
Apabila sebuah benda sedang bergerak dengan momentum linier 𝑝⃗ diberi gaya 𝐹⃗ atau
ditumbuk dalam waktu yang sangat singkat 𝑑𝑡, maka benda tersebut akan mengalami
perubahan momentum, dinotasikan dengan 𝑑𝑝⃗. Perubahan momentum tersebut,
menurut hukum kedua Newton, dapat dituliskan sebagai

𝑑𝑝⃗ = 𝐹 𝑑𝑡.⃗

Dengan demikian, perubahan momentum untuk suatu selang waktu tertentu, dapat
diperoleh dengan cara mengintegralkan kedua ruas persamaan di atas
Dari kalkulus elementer, dapat kita ketahui persamaan di atas mengatakan bahwa
perubahan momentum suatu benda sama halnya dengan menghitung luasan di bawah
gambar kurva 𝐹(𝑡)⃗ . Apabila kita diberikan fungsi 𝐹(𝑡)⃗ , kita dapat menghitung impuls
yang dialami benda untuk selang waktu tertentu. Selang waktu tersebut adalah lamanya
terjadi kontak antara benda dengan benda lain yang mengerjakan gaya terhadap benda
yang ditinjau.
Untuk memudahkan, dapat diperhatikan. Menghitung impuls adalah menghitung
integral 𝐹(𝑡) terhadap waktu dengan batas integralnya adalah waktu mulai terjadinya
kontak 𝑡ռ dan berakhirnya kontak 𝑡a antara benda dengan pemberi gaya. Integral fungsi
𝐹(𝑡) terhadap waktu adalah luasan di bawah kurva 𝐹(𝑡). Arsiran di bawah gambar kurva
𝐹(𝑡), atau dengan kata lain, luas wilayah yang dibatasi kurva 𝐹(𝑡) dan sumbu-𝑡
merupakan impuls yang dialami oleh benda.

3.4 Kelebihan dan Kelemahan Isi Buku


1. Kelebihan Buku Utama
 Sampul buku terlihat menarik.
 Buku disusun secara rapi setiap bab.
 Rumusan masalah di jelaskan dengan bagus, walaupun banyak kata yang sulit
dipahami.
 Disetiap bab ada tokoh ahli yang memotivasi kita untuk membacanya.
 Kata-katanya mudah dipahami.
 Disetiap bab penulis memberikan beberapa contoh yang dapat dimengerti.

7
 Hampir setiap halaman diberikan contoh gambar yang membuat pembaca lebih
mudah mengerti.
 Menggunakan font yang mudah dibaca.

2. Kelebihan Buku Pembanding


 Terdapat banyak rumus sehingga penjelasan sangat detail.
 Memiliki banyak halaman.
 Penjelasan yang panjang dan rinci.
 Penulis buku perbolehkan memperbanyak sebagian atau seluruh buku ini dalam
bentuk apapun, baik secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotocopy,
merekam, atau dengan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari
penerbit.
 Disetiap bab penulis membuat beberapa contoh yang dapat dimengerti.
 Hampir setiap halaman diberikan contoh gambar yang membuat pembaca lebih
mudah mengerti.
3. Kekurangan Buku Utama
 Terkadang ada kata-kata yang menggunakan istilah yang sulit dipahami.
 Tidak memiliki banyak contoh gambar sehingga kurang menarik.
 Tahun terbit buku yang sudah lama membuat banyak informasi baru yang
tertinggal.
 Pada setiap bab nya tidak saling berhubungan antara buku yang dikritik dengan
buku pembanding.

4. Kekurangan Buku Pembanding


 Sampul buku yang tidak menarik.
Penjelasannya tidak tersusun dengan baik sehingga membuat pembaca agak
bingung.
 Pada setiap bab nya tidak saling berhubungan antara buku pembanding dengan
buku yang dikritik.
 Ada banyak kata-kata yang sulit dipahami.
 Penggunaan font yang tidak seragam dan ada font yang sulit dibaca.

8
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Momentum merupakan hasil kali antara massa dengan kecepatan benda. Karena
kecepatan merupakan besaran vektor, maka momentum juga termasuk besaran vektor
yang arahnya sama dengan arah kecepatan benda. Sedangkan Impuls benda
didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya dengan selang waktu gaya itu bekerja pada
benda. Impuls temasuk besaran vektor yang arahnya sama dengan arah gaya. Jadi
hubungannya adalah Momentum dan impuls mempunyai suatu hubungan yang dikenal
dengan nama teorema impuls-momentum. Bunyi teoremanya adalah “impuls yang
dikerjakan pada suatu benda sama dengan perubahan momentum yang dialami benda
tersebut, yaitu beda antara momentum akhir dengan momentum awalnya”.

9
REFERENSI

Nurachmandani, S. (2009). FISIKA 2. JAKARTA: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Nurachmandani, S. (2009). Momentum dan Impuls. In S. Nurachmandani, FISIKA 2 (pp. 129-140).


Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Budi, D. A. (2015). FISIKA DASAR. Sleman Yogyakarta: Penerbit Periuk.

Nurachmandani, S. (2009). FISIKA 2. JAKARTA: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Nurachmandani, S. (2009). Momentum dan Impuls. In S. Nurachmandani, FISIKA 2 (pp. 129-140).


Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

10

Anda mungkin juga menyukai