Anda di halaman 1dari 31

BENTUK KERJA ENERGI,

MOMENTUM, DAN TUMBUKAN


FISIKA

Oleh
Ayu Mega Mustika Dewi
Kelas A1 Farmasi Klinis
NIM 161200004

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS


INSTITUT ILMU KESEHATAN
MEDIKA PERSADA BALI
DENPASAR
2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang
Hyang Widhi Wasa), karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan
laporan ini yang berjudul Bentuk Kerja Energi, Momentum dan Tumbukan tepat waktu.
Karya ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu prasyarat dalam menempuh mata
kuliah Fisika yang diampu oleh Bapak Tjokorda Bagus Putra Marhaendra,SH.,ST.,M.Erg.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak mengalami tantangan dan hambatan,
akan tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak, tantangan ini dapat diatasi. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya.
Penulis meyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari yang sempurna, baik dari
segi materi maupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik membangun sangat
diharapkan guna memperbaiki karya ini dan laporan berikutnya.
Akhir kata, penulis berharap, laporan ini dapat bermanfaat dan menambah
wawasan bagi penulis serta pembaca.

Denpasar, 21 Oktober 2016

Penulis,

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................ 2
1.4 Manfaat ...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Bentuk Kerja Energi ................................................................................. 3
2.2 Momentum dan Tumbukan ...................................................................... 8
2.3 Soal dan Pembahasa ............................................................................... 19

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan ................................................................................................. 27
3.2 Saran ........................................................................................................ 27

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari energi diartikan sebagai tenaga. Tetapi dalam fisika
energi diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan usaha atau kemapuan untuk
melakukan kerja. Benda dikatakan memiliki energi jika benda tersebut mempunyai
kemampuan untuk melakukan usaha. Energi adalah angka yang kita mengaitkan dengan
sistem satu atau lebih objek. Jika kekuatan perubahan salah satu objek dengan
membuatnya bergerak, maka jumlah energi perubahan dalam melakukan sesuatu dan
selalu memanfaatkan energi, baik secara sadar maupun tidak sadar contohnya ketika kita
berjalan memerlukan energi. Namun setiap kegiatan memerlukan energi dalam jumlah dan
bentuk yang berbeda-beda. Energi tidak dapat dilihat namun pengaruhnya dapat dirasakan.
Energi dapat berubah bentuk dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Adapun bunyi hukum
kekekalan energi energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi
dapat berubah dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain. Sesuatu bentuk dikatakan
mempunyai energi jika sesuatu tersebut dapat menggerakkan suatu benda.

Suatu benda yang bergerak pasti pada mulanya terjadi perubahan gerak. Suatu
benda terjadi perubahan gerak dimana pada benda itu dikenai gaya (F). Oleh karena ia
melakukan gerak berarti menempuh suatu jarak s. Energi dapat di bagi menjadi energi
kinetik dan potensial. Energi potensial di bagi menjadi energi potensial gravitasi, energi
potensial pegas elastis dan energi potensial sebagai energi tersimpan. Dalam konsep
fisika, energi memiliki hubungan dengan bentuk kerja energi tersebut. Sejumlah besaran
menuntut terepresentasikan selain besar atau nilainya (value), juga arah seperti pada
konsep momentum, kecepatan, perpindahan dan lainnya. Untuk menjelaskan peristiwa
tumbukan sering diperlukan representasi yang cocok untuk bisa menyajikan konsep
perubahan momentum dan impuls yang terjadi sehingga momentum adalah besaran vektor
yang merupakan perkalian dari massa dan kecepatan dari suatu benda atau partikel
sedangkan tumbukan merupakan peristiwa tabrakan antara dua benda karena adanya
gerakan. Dalam tumbukan, dua benda dapat sama-sama bergerak, dapat juga satu benda

1
bergerak dan benda lainnya tidak bergerak. Selain itu, arah gerak dua benda dapat searah
dan dapat berlawanan arah.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang diperoleh sebagai berikut.
1. Bagaimanakah bentuk-bentuk kerja energi ?
2. Apakah pengertian dari momentum dan tumbukan?
3. Bagaimanakah contoh soal dan pembahasan bentuk kerja energi,momentum dan
tumbukan?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan dalam laporan ini sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk kerja energy;
2. Untuk mengetahui pengertian momentum dan tumbukan ;
3. Untuk mengetahui contoh soal dan pembahasan dari bentuk kerja energi,
momentum, dan tumbukan.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dalam laporan ini sebagai berikut.
1. Menambah wawasan pembaca laporan ini tentang bentuk-bentuk kerja energi;
2. Memahami tentang momentum dan tumbukan dalam fisika;
3. Memberikan evaluasi atau contoh soal terkait bentuk kerja energi,momentum dan
tumbukan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Bentuk-bentuk Kerja Energi


1. Energi Potensial

Energi potensial adalah energi yang dimiliki akibat kedudukan benda


tersebut terhadap bidang acuannya. Sedangkan yang dimaksud dengan bidang
acuan adalah bidang yang diambil sebagai acuan tempat benda mempunyai
energi potensial sama dengan nol. Energi potensial merupakan energi yang
terkait dengan kekuatan yang bergantung pada posisi atau konfigurasi suatu objek
(atau objek-objek) relatif terhadap lingkungan.Semakin besar massa benda maka
semakin besar energi potensial yang dimilikinya. Semakin tinggi letaknya, energi
potensial yang dimiliki juga semakin besar. Energi potensial dapat dibagi menjai
tiga bentuk energi potensial, sebagai berikut :
a. Energi potensial gravitasi
Besar gaya gravitasi (gaya berat) yang dialami oleh sebuah benda yang berada
dekat permukaan bumi. Energi potensial gravitasi dengan cara yang sama dengan
defnisi untuk energi kinetik. Contoh saat mengangkat sebuah batu bermassa m.
gaya angkat yang diberikan pada batu paling tidak sama dengan gaya berat yang
bekerja pada batu tersebut, yakni mg (massa kali percepatan gravitasi). Untuk
mengangkat batu dari permukaan tanah hingga mencapai ketinggian h, maka kita
harus melakukan usaha yang besarnya sama dengan hasil kali gaya berat batu (W
= mg) dengan ketinggian h. arah gaya angkat kita sejajar dengan arah perpindahan
batu, yakni ke atas FA = gaya angkat. .

3
W = FA . s = (m)(-g) (s) = mg(h2-h1) persamaan 1

Tanda negatif menunjukkan bahwa arah percepatan gravitasi menuju ke bawah

Dengan demikian, energi potensial gravitasi sebuah benda merupakan hasil kali
gaya berat benda (mg) dan ketinggiannya (h) h = h2 h1

EP = m.g.h persamaan 2

Dimana

Ep = Energi potensial (joule/ J)

m = massa (kg)

g = g : percepatan gravitasi bumi (m/s2) (g = 10 m/s2)

h : ketinggian (m)

Berdasarkan persamaan Energi Potensial di atas, tampak bahwa makin tinggi


(h) benda di atas permukaan tanah, makin besar energi potensial yang dimiliki
benda tersebut. Energi potensial gravitasi bergantung pada jarak vertikal alias
ketinggian benda di atas titik acuan tertentu. Biasanya kita tetapkan tanah sebagai
titik acuan jika benda mulai bergerak dari permukaan tanah atau gerakan benda
menuju permukaan tanah. Contoh yang paling umum dari energi potensial adalah
energi potensial gravitasi. Buah mangga yang lezat dan memiliki energi potensial
gravitasi ketika sedang menggelayut pada tangkainya. Demikian juga ketika anda
berada pada ketinggian tertentu dari permukaan tanah (misalnya di atap rumah
atau di dalam pesawat).
Energi potensial gravitasi dimiliki benda karena posisi relatifnya terhadap
bumi. Setiap benda yang memiliki energi potensial gravitasi dapat melakukan kerja
apabila benda tersebut bergerak menuju permukaan bumi (misalnya buah mangga
jatuh dari pohon). Ada jenis lain dari energi potensial selain gravitasi. Setiap bentuk
energi potensial dikaitkan dengan kekuatan tertentu, dan dapat didefinisikan analog
untuk gravitasi energi potensial. Secara umum, perubahan energi potensial terkait
dengan kekuatan tertentu adalah sama dengan negatif dari pekerjaan yang
4
dilakukan oleh bahwa gaya ketika objek bergerak dari satu titik ke titik kedua
(seperti dalam Persamaan atau dapat menentukan perubahan energi potensial
sebagaikerja yang dibutuhkan dari kekuatan eksternal untuk memindahkan objek
tanpa percepatan antara dua titik.

b. Energi potensial pegas elastis


Energi potensial pegas elastis adalah energi yang disimpan oleh gaya dalam
benda elastis yang terdistorsi atau mengalami perubahan bentuk. energi potensial
yang terkait dengan bahan elastis, yang mencakup besar berbagai aplikasi praktis.
pegas memiliki energi potensial ketika dikompresi (diregangkan), Untuk menahan
pegas baik diregangkan atau dikompresi jumlah x dari alam (terenggang)
panjangnya membutuhkan tangan untuk mengerahkan kekuatan eksternal pada
musim semi besarnya yang berbanding lurus dengan x.

Fext = kx, persamaan I

Itu adalah, di mana k adalah konstanta, disebut konstanta kekakuan pegas ( hanya
pegas simpel yang konstan), dan merupakan ukuran kekakuan pegas tertentu.

FS = -kx. persamaan II

Gaya ini kadang-kadang disebut "memulihkan kekuatan" karena musim semi


diberikannya kekuatan dalam arah yang berlawanan perpindahan (maka tanda
minus), bertindak untuk kembali ke panjang alamnya. Persamaan II dikenal
sebagai persamaan pegas dan juga sebagai hukum Hooke, dan akurat untuk pegas
selama x tidak terlalu besar. Untuk menghitung energi potensial pegas
membentang, mari kita menghitung kerja yang dibutuhkan untuk meregangkan.
menggunakan kekuatan rata-rata. Sejak bervariasi linear, dari nol pada posisi
teregang untuk KX ketika membentang ke x, yang kekuatan rata-rata di mana x sini
adalah jumlah akhir membentang F ? = 1/2[0 + kx] = 1/2kx, di mana x sini adalah
jumlah akhir membentang. Kerja yang dilakukan kemudian adalah

Wext = fx = A12kxB(x) = 12kx2.

5
Oleh karena itu energi potensial elastis, EP el sebanding dengan kuadrat dari
jumlah membentang:

EP el = 1/2 kx 2. persamaan III

Jika pegas dikompresi x jarak dari alam ("keseimbangan") panjangnya, yang


kekuatan rata lagi memiliki magnitudo dan lagi energi potensial adalah diberikan
oleh Persamaan III. Jadi x dapat berupa jumlah yang dikompresi atau jumlah
membentang dari panjang alami musim semi ini. Perhatikan bahwa untuk musim
semi, kami memilih referensi titik nol Energi potensial di posisi alami pegas ini.

c. Energi potensial sebagai energi tersimpan


Ada rumus universal tunggal untuk energi kinetik translasi suatu objek, 1/2 mv2
tetapi tidak ada rumus tunggal untuk energi potensial. Sebagai gantinya, bentuk
matematika dari energi potensial tergantung pada kekuatan yang terlibat.

2. Energi Kinetik
Setiap benda yang bergerak memiliki energi kinetik. Dengan demikian, energi
kinetik adalah energi yang dimiliki suatu benda karena geraknya. Energi yang
dimiliki oleh benda yang bergerak disebut dengan energi kinetik. emakin besar
massa suatu benda maka energi kinetiknya akan semakin besar. Semakin cepat
benda itu bergerak, energi kinetiknya juga semakin besar. Energi kinetik adalah
kemampuan untuk melakukan usaha yang dimiliki oleh benda yang bergerak.
Berdasarkan definisi tersebut, energi kinetik dinyatakan

1
= 2
2

Keterangan :

EK= energi kinetik (joule)


m= massa (kg)
v= laju (m/s)
6
Sebuah benda bermassa m yang bergerak lurus dengan kecepatan awal 1
diberi gaya, sehingga dalam waktu t detik kecepatan benda berubah menjadi 2 ,
maka usaha yang dilakukan oleh gaya pada benda tersebut.

3. Energi Mekanik
Besarnya energi mekanik merupakan penjumlahan antara besarnya energi
kinetik dengan energi potensial. Energi mekanik yang dimiliki suatu benda. Jika
kita dapat mengabaikan gesekan dan kekuatan nonkonservatif lainnya, atau jika
hanya konservatif. Pasukan yang bekerja pada sebuah sistem, kita sampai pada
hubungan yang sangat sederhana dan indah melibatkan energi. Bila tidak ada
kekuatan nonkonservatif melakukan pekerjaan, maka dalam bentuk umum
prinsip kerja-energi.

ke + pe = 0

Jumlah dari energi kinetik dan potensial setiap saat

E = ke + pe.
ke2 + pe2 = ke1 + pe1 atau E2 = E1 = konstan.
Jika KE (energi kinetik) dari sistem meningkat, maka PE (energi potensial)
keharusan menurun jumlah yang setara untuk mengimbangi. Dengan demikian,
total, tetap konstan: Jika hanya kekuatan konservatif melakukan pekerjaan, energi
7
mekanik total sistem tidak meningkat atau menurun dalam proses apapun. Itu tetap
konstan-itu adalah kekal. mudah untuk digunakan dibandingkan persamaan
kinematik atau hukum Newton.

4. Pemecahan Masalah Menggunakan Konservasi Energi Mekanik.


Contoh sederhana dari konservasi energi mekanik (mengabaikan hambatan
udara) adalah batu dibiarkan jatuh karena gravitasi bumi dari ketinggian h di atas
tanah. Jika batu dimulai dari sisa, semua energi awal adalah energi potensial.
Seperti batu jatuh, energi potensial =m.g.y menurun (karena tinggi batu di atas
tanah y menurun), namun energi kinetik batu ini meningkat untuk
mengkompensasi, sehingga jumlah dari dua tetap konstan. Pada setiap titik
sepanjang jalan, total energi mekanik diberikan oleh

E = Ek + Ep= 1/2 mv2 + m.g.y

Di mana v adalah kecepatan pada saat itu. Jika dibiarkan subscript 1 mewakili
batu di satu titik sepanjang jalurnya (misalnya, titik awal), dan subscript 2
mewakili di beberapa titik lainnya, Tepat sebelum batu hits tanah, di mana
memilih semua potensi awal energi akan telah berubah menjadi energi kinetik.

1/2mv 21 + m.g.y1 = 1/2 mv2 2 + m.g.y2

Tepat sebelum batu menyentuh tanah, di mana kita memilih semua potensi awal
energi akan telah berubah menjadi energi kinetik. y = 0,

2.2 Momentum dan Tumbukan


1. Momentum
Hukum kekekalan energi, yang kita bahas dalam bab sebelumnya, adalah salah
satu dari beberapa undang-undang konservasi besar dalam fisika. Di antara jumlah
lainnya ditemukan dilestarikan adalah momentum linear, momentum sudut, dan
listrik charge. Dalam Bab ini kita membahas linear momentum dan konservasi.
Hukum kekekalan momentum pada dasarnya pengerjaan ulang dari hukum
Newton yang memberi kita wawasan fisik yang luar biasa dan pemecahan masalah
listrik. Hukum kekekalan momentum sangat berguna ketika berhadapan dengan
sistem dua atau lebih objek yang berinteraksi satu sama lain, seperti tabrakan benda

8
biasa atau partikel nuklir. momentum adalah besaran vektor yang merupakan
perkalian dari massa dan kecepatan dari suatu benda atau partikel.
a. Momentum dan Hubungannya Dengan Gaya
Momentum linear (atau "momentum" untuk pendek) dari sebuah objek
didefinisikan sebagai produk massa dan kecepatannya. Momentum (jamak
adalah momentum-dari bahasa Latin) adalah diwakili oleh simbol Jika kita
membiarkan m mewakili massa objek dan mewakili kecepatannya, maka
momentum didefinisikan sebagai.
= m v
p

Kecepatan adalah vektor, jadi momentum juga merupakan vektor.


Arah momentum adalah arah kecepatan, dan besarnya momentum ini Karena
kecepatan tergantung pada kerangka acuan, begitu juga momentum; sehingga
referensi bingkai harus ditentukan. Satuan momentum adalah bahwa dari yang
dalam satuan SI adalah kg.m/s ada nama khusus untuk unit ini. Karena
kecepatan merupakan besaran vektor, sedangkan massa merupakan besaran
skalar, maka momentum merupakan besaran vektor. Jadi momentum
mempunyai nilai dan arah.

Contoh : Mobil bergerak cepat memiliki lebih momentum dari lambat


bergerak mobil dari massa yang sama; truk berat memiliki lebih momentum
dari mobil bergerak kecil dengan kecepatan yang sama. Semakin banyak
momentum sebuah benda memiliki, semakin sulit untuk berhenti itu, dan efek
yang lebih besar yang akan terjadi pada objek lain jika dibawa untuk
beristirahat oleh mencolok objek. Seorang pemain sepak bola lebih mungkin
akan terkejut jika ditangani oleh lawan berat berjalan pada kecepatan tertinggi
dari oleh tackler lebih ringan atau lebih lambat bergerak. truk bergerak cepat
dalam keadaan berat dapat melakukan kerusakan lebih dari sepeda motor
bergerak lambat.
Sebuah gaya diperlukan untuk mengubah momentum dari suatu obyek,
apakah akan meningkatkan momentum, untuk mengurangi, atau untuk
mengubah arah. Newton awalnya menyatakan hukum kedua dalam hal
momentum (meskipun ia disebut produk "kuantitas gerak"). Pernyataan
Newton hukum kedua gerak diterjemahkan ke dalam bahasa modern, adalah
9
sebagai berikut:Laju perubahan momentum suatu benda sama dengan gaya
total diterapkan untuk itu. Dapat ditulis sebagai persamaan.

Dimana gaya total diterapkan ke objek (jumlah vektor dari semua gaya
yang bekerja di atasnya) dan perubahan momentum yang dihasilkan yang
terjadi selama ini selang .

b. Hukum Kekekalan Momentum

Suatu tumbukan selalu melibatkan sedikitnya dua benda. Misalnya


benda itu adalah bola biliar A dan B (Gambar di atas). Sesaat sebelum
tumbukan, bola A bergerak mendatar ke kanan dengan momentum mAvA
dan bola B bergerak mendatar ke kiri dengan momentum mBvB.
Momentum sistem partikel sebelum tumbukan tentu saja sama dengan
jumlah momentum bola A dan bola B sebelum tumbukan.

P A+P B=mA.vA + mBvB

Momentum sistem partikel sesudah tumbukan tentu saja sama dengan


jumlah momentum bola A dan bola B sesudah tumbukan.
+ = +

Hukum Kekekalan Momentum Linear


Dalam peristiwa tumbukan, momentum total sistem sesaat sebelum
tumbukan sama dengan momentum total sistem sesaat sesudah tumbukan,

10
asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem. Formulasi hukum
kekekalan momentum linear di atas dinyatakan oleh:

P A+P B = +

mA.vA + mBvB = +

c. Tabrakan (Tumbukan) dan Impuls


Tabrakan yang umum terjadi dalam kehidupan sehari-hari: raket tenis atau
baseball, mencolok bola bilyar bertabrakan, palu memukul nail. Ketika
tabrakan terjadi, interaksi antara benda-benda yang terlibat biasanya jauh lebih
kuat dari setiap kekuatan eksternal. Kami kemudian dapat mengabaikan efek
dari setiap kekuatan lain selama singkat interval waktu tumbukan. Selama
tabrakan dua benda biasa, kedua objek yang cacat, sering jauh, karena kekuatan
besar yang terlibat. Ketika tabrakan terjadi, kekuatan masing-masing
menggunakan di sisi lain biasanya melompat dari nol pada saat ini kontak untuk
kekuatan yang sangat besar dalam waktu yang sangat singkat, dan kemudian
dengan cepat kembali ke nol lagi. Hukum kedua Newton, gaya total pada
sebuah benda adalah sama dengan laju perubahan momentum:
p
=
F
t
Persamaan ini berlaku untuk masing-masing dua objek dalam tabrakan.
Kalikan kedua sisi ini persamaan dengan interval waktu t dan mendapatkan

F t = p

Kuantitas di sebelah kiri, produk dari gaya F kali waktu t di mana
tindakan kekuatan, disebut dorongan :
Impuls = F

Impuls adalah hasil kali antara besaran vektor gaya F dengan besaran skalar
selang waktu \ t, sehingga impuls termasuk besaran vektor. Arah impuls I
searah dengan arah gaya impulsif F.

11
Pada gambar, Jika gaya impulsif F, yang berubah terhadap selang waktu t,
dapat anda gambarkan grafik F-t nya, maka luas arsir dalam selang waktu t,
dimana t= t2 t1, sama dengan luas arsir di bawah grafik F-t, dengan batas
nilai dari t1 sampai dengan t2.

Penerapan konsep momentum dan implus.

1.Prinsip kerja roket

2.Tembakan peluru dari senapan atau meriam .Sebuah sistem atau benda yang
terpecah menjadi dua bagian.

d. Konservasi Energi dan Momentum di Tumbukan

Selama paling tabrakan, kita biasanya tidak tahu bagaimana kekuatan


tabrakan bervariasi dari waktu ke waktu, dan analisis menggunakan hukum
kedua Newton menjadi sulit atau tidak mungkin. Tapi dengan memanfaatkan
hukum konservasi momentum dan energi, masih bisa menentukan banyak
tentang gerak setelah tabrakan, mengingat gerak sebelum tabrakan. Kami
melihat dalam Dalam tabrakan dua benda seperti bola biliar, momentum total
dilestarikan. Jika dua benda yang sangat keras dan tidak panas atau energi
lainnya diproduksi di tabrakan, maka total energi kinetik dari dua benda adalah
sama setelah tabrakan seperti sebelumnya. Untuk saat singkat selama dua
benda yang bersentuhan, beberapa (atau semua) energi disimpan sesaat dalam
bentuk energi tetapi potensial elastis jika kita membandingkan total energi
kinetik sebelum tabrakan dengan total energi kinetik setelah tumbukan, dan
mereka ditemukan untuk menjadi sama, maka kita mengatakan bahwa total
energi kinetik adalah kekal. tabrakan seperti itu disebut tumbukan elastis. Jika

12
kita menggunakan subscript A dan B untuk mewakili dua benda, dapat ditulis
persamaan untuk konservasi energi kinetik total sebagai berikut.

total energi kinetik sebelum = total energy kinetik setelah

1 1 1 1
2 + 2 = 2 + 2
2 2 2 2

Catatan : ingat bahwa bahkan ketika energi kinetik tidak kekal, energi total
selalu dilestarikan. Tabrakan di mana energi kinetik tidak kekal dikatakan
inelastic tabrakan. Energi kinetik yang hilang diubah menjadi bentuk energi
lain,sering energi panas, sehingga total energi (seperti biasa) adalah kekal.

EKA + EKB = EKA + EKB + termal dan lainnya bentuk energi

5. Tumbukan
Dalam kehidupan ini, banyak kita jumpai peristiwa tumbukan. Tabrakan
mobil di jalan raya, bus menabrak pohon, tumbukan dua bola biliar, tumbukan
antara bola dengan tanah atau dinding merupakan contoh peristiwa tumbukan.
Tumbukan dapat terjadi pada saat benda yang bergerak mengenai benda lain
yang sedang bergerak atau diam. Contoh dua benda bergerak saling mendekat
dengan kecepatan v1 dan v2 seperti tampak pada gambar berikut. Kedua bola
akan bertumbukan sehingga setelah tumbukan benda (1) akan berbalik arah ke
kiri dengan kecepatan v1 dan benda (2) akan berbalik arah ke kanan dengan
kecepatan v2.

Dimana : arah panah menunjukkan arah keceptan.


13
Pada peristiwa semua tumbukan akan berlaku hukum kekekalan
momentum, sehingga pada proses tumbukan tersebut berlaku,
momentum kedua benda sebelum tumbukan sama dengan momentum
kedua benda setelah Tumbukan sehingga berlaku persamaan,

m1 . v1 + m2 . v2 = m1 + m2

Persamaan di atas disebut dengan hukum kekekalan momentum. Dalam hal


ini hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa jumlah momentum
benda sebelum tumbukan sama dengan jumlah meomentum benda setelah
tumbukan

a. Tumbukan elastis dalam Satu Dimensi

Pada gambar di atas, Tumbukan elastis dalam satu dimensi a). sebelum
tumbukan dan b). sesudah tumbukan.

Menerapkan hukum kekekalan momentum dan energi kinetik ke elastis


tumbukan antara dua benda kecil yang berbenturan, sehingga semua gerak
adalah sepanjang garis. Untuk menjadi umum, diasumsikan bahwa dua benda
bergerak, dan kecepatan mereka adalah dan sepanjang sumbu x sebelum
tabrakan, setelah tabrakan kecepatan mereka vA dan vB. Untuk setiap v > 0
objek bergerak ke kanan (meningkatkan x), sedangkan untuk v < 0 objek
bergerak ke kiri (ke arah nilai penurunan x). Dari konservasi momentum, kita
memiliki

+ = +

Karena tumbukan diasumsikan elastis, energi kinetik juga dikonservasi:

1 1 1 1
2 + 2 = 2 + 2
2 2 2 2

14
Kami memiliki dua persamaan, sehingga kita bisa memecahkan dua yang tidak
diketahui. Jika kita tahu massa dan kecepatan sebelum tumbukan, maka kita
dapat memecahkan dua persamaan tersebut untuk kecepatan setelah tumbukan,
dan mendapatkan hasil bermanfaat oleh menulis ulang persamaan
momentum sebagai

( ) = ( )

dan menulis ulang persamaan energi kinetik sebagai


( 2 2 ) = (2 2 )

kami menulis ini persamaan terakhir sebagai

( ) ( + ) = ( )( + )

b. Tumbukan inelastis (elastis)


Tabrakan di mana energi kinetik tidak kekal disebut tabrakan elastis.
Beberapa energi kinetik awal diubah menjadi jenis energi lainnya, seperti
termal atau energi potensial, sehingga total energi kinetik setelah tumbukan
kurang dari total energi kinetik sebelum tumbukan. Kebalikannya juga bisa
terjadi ketika energi potensial (seperti kimia atau nuklir) dilepaskan, dalam hal
ini total energi kinetik setelah interaksi dapat lebih besar dari kinetik awal
energi. Ledakan adalah contoh dari jenis ini. Tabrakan makroskopik khas
adalah inelastic atau elastis, setidaknya sampai batas tertentu, dan sering
sebagian besar. Jika dua benda tetap bersama-sama sebagai akibat dari
tabrakan, tabrakan dikatakan sepenuhnya inelastis. Dua bola bertabrakan
dempul yang menempel bersama-sama atau dua gerbong kereta yang beberapa
bersama-sama ketika mereka bertabrakan adalah contoh-benar tabrakan elastis.
Energi kinetik dalam beberapa kasus adalah semua ditransformasikan ke
bentuk lain dari energi tabrakan elastis, namun dalam kasus lain hanya bagian
dari itu. Contoh ketika sebuah mobil kereta api bepergian bertabrakan dengan
satu stasioner, mobil ditambah perjalanan dengan beberapa energi kinetik. Di
sebuah benar-benar inelastis tabrakan, jumlah maksimum energi kinetik

15
berubah bentuk-bentuk lain yang sesuai dengan konservasi momentum.
Meskipun kinetic energi tidak kekal dalam tabrakan inelastis, total energi selalu
dilestarikan, dan momentum vektor total juga dilestarikan.

c. Tabrakan elastis dalam Dua Dimensi

Kekekalan momentum dan energi juga dapat diterapkan untuk tabrakan


dalam dua atau tiga dimensi, di mana sifat vektor momentum sangat penting.
Salah satu jenis umum dari non-tabrakan adalah bahwa di mana objek bergerak
(disebut yang "proyektil") menyerang objek kedua awalnya saat istirahat
("target"). Ini adalah gituasi umum di game seperti Biliar.
+ = +

atau dengan = = 0

= cos + cos

a. Momentum pada arah-x :

Psebelum tumbukan = Psetelah tumbukan

mAVA1x + mBVB1x = mAVA2x + mBVB2x

mAVA1x = mAVA2x + mBVB2x

b. Momentum pada arah-y :

Psebelum tumbukan = Psetelah tumbukan

mAVA1y + mBVB1y = mAVA2y mBVB2y

16
0 = mAVA2y mBVB2

Perbedaan tumbukan-tumbukan tersebut dapat diketahui berdasarkan nilai


koefisien tumbukan (koefisien restitusi) dari dua benda yang bertumbukan.
Secara matematis, koefisien restitusi dapat dinyatakan dengan persamaan,

1 v2
=
v1 v2

dengan, e = koefisien restitusi (0 e 1)


Peristiwa tumbukan antara dua buah benda dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis, yaitu :

a. Tumbukan lenting sempurna

Tumbukan Lenting Sempurna Tumbukan antara dua buah benda


dikatakan lenting sempurna apabila jumlah energi kinetik benda sebelum
dan sesudah tumbukan tetap, sehingga nilai koefisien restitusi sama dengan
1 (e = 1). Sehingga pada tumbukan lenting sempurna berlaku hukum
kekekalan momentum dan hukum kekekalan energi kinetik, persamaan
yang digunakan adalah :

v
m1 . v1 + m2 . v2 = m1 + m2 atau 1 = v1 v2
1 2

dengan, e = koefisien restitusi (1)

17
d. Tumbukan lenting sebagian

Pada tumbukan lenting sebagian, hukum kekekalan energi kinetik


tidak berlaku karena terjadi perubahan energi kinetik sebelum dan sesudah
tumbukan. Pada tumbukan lening sebagian hanya berlaku hukum kekalan
momentum saja dan koefisien restitusi tumbukan lenting sebagian
mempunyai nilai diantara nol dan satu. Persamaan yang digunakan adalah
v
m1 . v1 + m2 . v2 = m1 + m2 atau = v1 v2
1 2

dengan, e = koefisien restitusi (0 e 1)

e. Tumbukan tidak lenting sama sekali

Pada gambar, Tumbukan tidak lenting sama sekali antara segumpal


tanah liat dengan bola billiard.
Tumbukan antara dua buah benda dikatakan tidak lenting sama sekali
sesudah tumbukan kedua benda menjadi satu (bergabung), sehingga kedua
benda memiliki kecepatan sama yaitu v.
v1=v1=v
Pada tumbukan tidak lenting sama sekali, jumlah energi kinetik
benda sesudah tumbukan lebih kecil dibanding jumlah energi kinetik benda

18
sebelum tumbukan. Jadi pada tumbukan ini terjadi pengurangan energi
kinetik. Nilai koefisien restitusi pada tumbukan tidak lenting sama sekali
adalah nol (e = 0). Sehingga pada tumbukan tidak lenting sama sekali
berlaku persamaan matematis :

m1 . v1 + m2 . v2 = (m1 + m2 ) v

2.3 Soal dan Pembahasan dari Energi, Momentum, dan Tumbukan

1. Soal Energi Potensial


Sebuah peluru 20 gram ditembakkan dengan sudut elevasi 30 dan kecepatan awal
40 m/s. Jika gaya gesek dengan udara diabaikan, maka tentukan energi potensial
peluru pada titik tertinggi!

Penyelesaian:

Tinggi maksimum peluru dicapai saat vy = 0 sehingga :

vy = vo sin a g .t

0 = 40 . sin 30 10 . t

t=2s

Sehingga tinggi maksimum peluru adalah :

y = vo . sin a . t . g . t2

y = 40 . sin 30 . 2 . 10 . 22

y = 20 m (y dapat dilambangkan h, yang berarti ketinggian)

Jadi energi potensialnya :

19
Ep = m . g . h (20 gram = 0,02 kg)

Ep = 0,02 . 10 . 20

Ep = 4 joule

2. Soal Energi Kinetik


Seorang pelari dalam waktu 10 sekon dapat menempuh jarak 100 m, dan massa
pelari itu 60 kg. berapakah energy kinetic yang dimiliki oleh pelari?

Dik: t = 10 s
S = 100 m
m = 60 kg

Dit: Ek?

Jawab:

Cari dulu v: v =
Maka Ek = .m . x . v

V = s/t = 100/10 = 10 m/s

Ek = 60 kg x (10 m/s)
Ek = 300 J

3. Soal Energi Mekanik


Buah kelapa 4 kg jatuh dari pohon setinggi 12,5 m. Tentukan kecepatan kelapa
saat menyentuh tanah!
20
Penyelesaian:
Kelapa jatuh memiliki arti jatuh bebas, sehingga kecepatan awalnya nol. Saat jatuh di
tanah berarti ketinggian tanah adalah nol, jadi:

m.g.h1 + . m .v12 = m.g.h2 + . m . v22

jika semua ruas dibagi dengan m maka diperoleh :


g.h1 + .v12 = g.h2 + . v22

10.12,5 + .2 = 10 . 0 + .v22

125 + 0 = 0 + v22

v22 = 15,8 m/s

4. Soal Energi momentum


a. Momentum
Peluru dengan massa 10 gram dan kecepatan 1000 m/s mengenai dan
menembus sebuah balok dengan massa 100 kg yang diam di atas bidang datar
tanpa gesekan. Kecepatan peluru setelah menembus balok 100 m/s. kecepatan
balok karena tertembus peluru adalah .

21
b. Implus
Sebuah bola bermassa 0,2 kg dilepaskan dari ketinggian 20 m tanpa
kecepatan awal. Bola kemudian mengenai lantai dan terpantul kembali
sampai ketinggian 5 m. Impuls yang bekerja pada bola adalah .

22
5. Soal Energi Tumbukan

a. Tumbukan tidak melenting


Dua buah benda A dan B massanya masing-masing 5 kg dan 3 kg bergerak
berlawanan arah pada bidang datar licin dengan kelajuan sama 2 m/s. Jika terjadi
tumbukan tidak lenting sama sekali, berapakah kecepatan kedua benda sesaat
setelah tumbukan?

A B
Pembahasan
Diketahui :

= 2 1 = 5
= 2 1 = 3

Ditanya : v = ?
23
Jawab :
m1 . v1 + m2 . v2 = (m1 + m2 ) .v
5kg.2kg + 3kg. (-2) = (5kg + 3kg). v

4 = 8. v
v = 4/8 = 0,5 m/s-1

b. Tumbukan melenting sempurna


Bola pertama bergerak ke arah kanan dengan kelajuan 20 m/s mengejar bola
kedua yang bergerak dengan kelajuan 10 m/s ke kanan sehingga terjadi tumbukan
lenting sempurna

Jika massa kedua bola adalah sama, masing-masing sebesar 1 kg, tentukan
kecepatan masing-masing bola setelah tumbukan!

Pembahasan
Terlebih dahulu buat perjanjian tanda :
Arah kanan (+)
Arah kiri ()

Dari hukum Kekekalan Momentum didapat persamaan :


Persamaan I

24
Persamaan II
Koefisien restituti (e) untuk tumbukan lenting sempurna adalah e = 1

Gabungan dari persamaan I dan persamaan II

c. Tumbukan melanting sebagian


Bola 1 bermassa 1 kg dan bola 2 bermassa 2 kg bergerak searah dan
bertumbukan lenting sebagian. Sebelum bertumbukan, bola 1 bergerak dengan
kelajuan 10 m/s dan bola 2 bergerak dengan kelajuan 5 m/s. Tentukan kelajuan
bola 1 setelah bertumbukan apabila kelajuan bola 2 setelah tumbukan adalah 4
m/s.
Pembahasan
Diketahui :
Massa bola 1 (m1) = 1 kg
Massa bola 2 (m2) = 2 kg
Kelajuan awal bola 1 (v1) = 10 m/s
Kelajuan awal bola 2 (v2) = 5 m/s
Kelajuan akhir bola 2 (v2) = 4 m/s
Kedua benda bergerak searah sehingga kecepatan mempunyai tanda sama (dipilih
positif).
Ditanya : kelajuan akhir bola 1 (v1)

25
Jawab :
m1 v1 + m2 v2 = m1 v1 + m2 v2
(1)(10) + (2)(5) = (1)(v1) + (2)(4)
10 + 10 = v1 + 8
20 8 = v1
v1 = 12 m/s
Kelajuan bola 1 setelah tumbukan adalah 12 m/s.

26
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Bunyi hukum kekekalan energi energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dimusnahkan, tetapi dapat berubah daribentuk yang satu ke bentuk yang lain.
Bentuk kerja energi seperti energi potensial, energi kinetik dan energi mekanik.
Momentum adalah besaran vektor yang merupakan perkalian dari massa dan
kecepatan dari suatu benda atau partikel. Momentum linear (atau "momentum"
untuk pendek) dari sebuah objek didefinisikan sebagai produk massa dan
kecepatannya. Tumbukan dapat dibagi menjadi tumbukan lenting sempurna,
tumbukan lenting sebagian, dan tumbukan tidak melenting.

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat diperoleh dari laporan ini sebagai berikut.
1. Perlunya kritik dan saran dari pembaca yang sudah membaca makalah kami,
agar nanti dapat menunjang laporan selanjutnya.
2. Salah satu untuk menambah wawasan bagi pembaca tentang bentuk kerja
energi,momentum dan tumbukan.

27
DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Douglas C. 1980. PHYSICS Principles With Aplications. United States

of America: Pearson Education.

Halliday dan Resnick.2003. FUNDAMENTALS OF PHYSICS. United States of

America: John Wiley & Sons, Inc.

Tripler, Paul A dan Mosca,G. PHYSICS FOR SCIENTISTS AND ENGINEERS.

New York: W.H Freeman and company.

28

Anda mungkin juga menyukai