Disusun Oleh :
Kelompok 5
FEBRUARI 2022
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita ucapkan ke hadirat Allah SWT. karena nikmat karunia yang telah
dilimpahkan-Nya, sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah CBR ini,
dengan judul: Alat Ukur Multimeter.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari Bapak Rajo Hasim Lubis, S.Pd., M.Pd
pada mata kuliah Fisika Umum. Selain itu, tugas makalah CBR ini disusun dengan harapan
dapat menambah pengetahuan dan wawasan kepada pembaca dan juga penulis mengenai alat
ukur multimeter. Makalah ini juga dibuat agar penulis sapat berlatihuntuk membandingkan
dua buku, agar penulis dan mahasiswa bisa lebih paham mengkritik sebuah buku atau lebih
agar dapat memilih buku mana yang leih tepat untuk dijadikan bahan ajar.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah yang telah memberikan
tugas ini, karena dengan tugas ini penulis bisa banyak mempelajari dan memahami serta
dapat menambah ilmu pengetahuan tentang materi yang diberikan kepada penulis. Penulis
juga berterima kasih kepada semua pihak yang turut berperan dalam penyelesaian tugas ini,
terutama kepada kedua orang tua penulis dan teman-teman yang sudah mendukung.
Akhir kata penulis mengucapkan permohonan maaf kepada segenap pembaca atas
segala kekurangan dalam penulisan makalah ini.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
Tujuan dibuat makalah CBR tentang multimeter ini adalah untuk
1. Memenuhi tugas Mata kuliah Fisika Umum
2. Menambah pengetahuan dan juga pengalaman penulis dalam menulis CBR
3. Untuk memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan tentang alat ukur multimeter,
mulai dari pengertian, fungsi, bagian jenis-jenis, cara penggunaan dan pembacaa,
prinsip kerja dan perawatan alat ukur multimeter.
4. Mengetahui isi bacaan buku yang dikritik.
5. Mampu membandingkan isi dua buku yang dikritik mengenai materi alat ukur
multimeter
C. MANFAAT
1. Memberikan pemahaman dan pembelajaran dari buku tersebut.
2. Dapat mengetahui cara berpikir terhadap suatu bidang terkait materi alat ukur
multimeter
3. Membantu mahasiswa/mahasiswi untuk berpikir kritis serta menalar dalam
menganalisis sebuah buku.
1
4. Mengembangkan potensi mahasiswa/mahasiswi
D. IDENTITAS BUKU
( Buku Utama)
( Buku Pembanding )
2
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
1. Pengertian Multimeter
Multimeter disebut juga multitester atau AVOmeter. “A” untuk amperemeter. “V”
untuk voltmeter.“O” untuk ohmeter. Jadi, Multimeter merupakan suatu alat ukur yang
dapat kita gunakan untuk mengukur kuat arus, tegangan, dan juga hambatan listrik.
Sedangkan kata multimeter berasal dari kata “multi” yang berarti banyak dan juga
“tester” yang berarti mengukur. (Sari, 2012, p. 1) Multimeter adalah salah satu alat ukur
yang sangat diperlukan untuk mengukur besaran-besaran seperti kuat arus listrik,
tegangan listrik, hambatan listrik, maupun kapasitansi. Selain itu juga multimeter dapat
digunakan untuk mendeteksi rusak atau tidaknya suatu komponen. (Sumarno & Ruwanto,
2001)
2. Bagian Multimeter
Multimeter memiliki bagian-bagiannya. Adapun bagian-bagian AVO meter antara
lain (Sari, 2012):
1) Skala
Bagian ini berbentuk seperti busur dan memiliki rentang angka. Ada beberapa
skala dengan angka dan warna berbeda.. Skala Ω untuk mengukur nilai hambatan
listik. Ada juga skala yang digunakan untuk mengukur nilai tegangan dan kuat
arus.
2) Jarum Penunjuk
Bagian ini berfungsi untuk menunjukkan angka pada skala hasil pembacaan
pengukuran yang akan kita lakukan. Untuk mengamati hasil pembacaan maka kita
harus melihatnya dengan posisi mata tegak lurus dengan multimeter.
3) Selektor Batas Ukur
Bagian ini dapat kita putar yang berfungsi untuk menentukan batas ukur apa yang
akan kita gunakan dalam pengukuran multimeter.
4) Pengatur Posisi Nol Jarum
Bagian ini berfungsi untuk mengatur posisi nol pada jarum penunjuk skala yang
letaknya paling kiri.
5) Pengatur nol ohm
Berfungsi untuk mengenolkan jarum penunjuk ketika akan melakukan pengukuran
hambatan listrik.
6) Probe
Bagian ini terdapat dua probe yaitu probe merah untuk positif (+) dan probe hitam
untuk negatif(-)
7) Terminal pengukuran
3
Bagian ini berfungsi untuk menghubungkan probe dengan Multimeter. terdapat
dua terminal yaitu terminal positif (+) dan terminal negatif (-).
3. Jenis-Jenis Multimeter
Latat ukur yang dinamakan multimeter ini terdapat 2 jenis multimeter yaitu (Elektro,
2014) :
1) Multimeter Analog
Jenis multimeter ini menggunakan layar ukur berupa jarum penunjuk sehingga,
untuk pembacaan hasil pengukuran harus dilakukan dengan melihat posisi jarum
penunjuk dan melihat posisi selektor pada posisi batas ukur lalu melakukan
perhitungan secara manual untuk mendapatkan pengukurannya. Adapun bagian-
bagian multimeter analog ini adalah sebagai berikut :
a. Skala
b. Jarum penunjuk
c. Selektor batas ukur
d. Pengatur posisi nol jarum
e. Pengatur posisi nol ohm
f. Probe
g. Terminal pengukuran
2) Multimeter Digital
Jenis multimeter yang menggunakan layar digital sebagai hasil pembacaan
pengukurannya. Hasil ukur yang ditampilkan pada display multimeter digital
merupakan hasil yang telah sesuai sehingga tidak perlu menghitung lagi seperti
pada multimeter analog.
Adapun bagian-bagian multimeter digital adalah sebagai berikut :
a. Layar Monitor Untuk melihat hasil pembacaan pada alat ukur multimeter
b. Buttons ( tombol ) Tombol yang ada pada Multimeter Digital
c. Dial (tombol penyetel)
d. Input Jacks
Manfaat Multimeter Digital Adalah mengukur kuat arus, tegangan, dan hambatan
listrik. (Wahyudi, 2015). Menurut (Prawiroredjo, 2006) Prinsip kerja Multimeter
Digital adalah gerak d’arsonval yaitu gerakan dasar kumparan putar magnet permanen
4. Manfaat Multimeter
Multimeter (Prawiroredjo, 2006) adalah Alat ukur dalam bidang elektronika yang
penggunaannya sebagai berikut:
a. Untuk mengukur tegangan searah (DC)
4
b. Untuk mengukur tegangan bolak-balik (AC)
c. Untuk mengukur kuat arus listrik searah (DC)
d. Untuk mengukur tahanan atau hambatan listrik (ohm)
e. Mengukur nilai kapasitansi kapasitor (Farad)
f. Untuk memeriksa keadaan suatu komponen.
5. Penggunaan Multimeter
1) Mengukur tegangan searah (DC)
Aturlah posisi selektor batas ukur ke DC V, kemudian kita pilih skala yang
paling sesuai. Jika tidak mampu memperkirakan, kita harus memilih skala paling
besar yang berguna untuk menghindari rusaknya alat ukur multimeter. Kemudian kita
hubungkan Probe merah dan Probe hitam ke dalam terminal tegangan pada
multimeter. dengan ketentuan merah dihubungkan ke terminal tegangan yang (+) dan
hitam dihubungkan ke (-). Hasilnya akan terlihat di layar hasil atau penunjukan hasil
ukur.
a. Memasang ujung kabel probe hitam dipasang ke terminal yang ditandai dengan
tanda (–) dan ujung kabel probe merah dipasang terminal yang ditandai dengan
tanda (+).
5
b. Pembacaan skala atau hasil pengukuran yaitu mengamati skala dengan mata tegak
lurus terhadap skala. Untuk memperoleh nilai hambatan listrik yaitu dengan cara :
Hasil ukur = skala yang ditunjuk jarum x batas ukur
Untuk multimeter digital hasil pembacaan cukup melihat layar monitor yang
ada pada multimeter digital.
2. Gerak d’Arsonval
6
Multimeter juga menggunakan gerak d’Arsonval yaitu gerakan dasar
kumparan putar magnet (TEKNIK, 2001).
8. Fisika Multimeter
Konsep fisika yang terdapat dalam multimeter ialah sebagai berikut. (TERAPAN,
2015) :
1) Hukum Ohm
Bunyi hukum Ohm :”Besarnya kuat arus listrik (I) yang melalui konduktor antara
dua titik berbanding lurus dengan beda potensial atau tegangan (V) di dua titik tersebut,
dan berbanding terbalik dengan hambatan atau resistensi (R) di antara mereka.”
Hukum ohm dikemukakan oleh seorang ilmuwan fisika yang bernama Georg
Simon Ohm, fisikawan dari jerman pada tahun 1825.
2) Hukum Kirchhoff
a. Hukum I Kirchhoff atau disebut juga KCL (Kirchhoff’s Current Law)
Bunyi Hukum I Kirchhoff : “jumlah arus yang masuk sama dengan jumlah arus
yang keluar pada titik percabangan sirkuit listrik”.
I masuk = I keluar
b. Hukum II Kirchhoff atau disebut juga dengan hukum loop Kirchhoff, dan KVL
(Kirchhoff’s Voltage Law)
Bunyi hukum II Kirchhoff : “jumlah gaya gerak listrik tegangan sama dengan
jumlah beda potensial antara arus dan hambatan pada rangkaian listrik”.
Rumus Hukum II Kirchhoff :
∑𝜺 = ∑ (𝑰.𝑹)
Keterangan :
7
I : kuat Arus Listrik (Ampere)
R: Hambatan (ohm)
F = B.I.L
9. Perawatan Multimeter
Hal yang wajib diperhatikan terkait dengan pekerjaan perawatan multimeter
adalah menggunakan multimeter sebagaimana mestinya (mengetahui batas-batas
kemampuannya) dan dengan prosedur yang benar. Adapun cara perawatannya yaitu
sebagai berikut.
Aplikasi teknologi terbaru multimeter adalah Moshimeter, yang mana alat ini
pengembangan dari multimeter digital. Moshimeter adalah multimeter yang
menggunakan perangkat smartphone sebagai monitor untuk membaca hasil pengukuran.
Dengan Moshimeter yang berukuran lebih kecil dari multimeter pada biasanya,
memudahkan kita untuk memasang Moshimeter ditempat yang sulit dicapai. Selain itu
Moshimeter mampu memberikan data secara simultan terhadap waktu. Moshimeter pun
memberikan fitur data logger dan grafik yang dihasilkan dari hasil pengukuran. Data
logger tersebut dapat disimpan pada microSD yang dipasang pada Moshimeter.
9
B. RINGKASAN BUKU PEMBANDING
1. Konfigurasi multimeter
a. Papan skala : digunakan untuk membaca hasil pengukuran. Pada papan skala
terdapat skala-skala; tahanan/resistan (resistance) dalam satuan Ohm (Ω),
tegangan (ACV dan DCV), kuat arus (DCmA), dan skala-skala lainnya.
b. Saklar Jangkauan Ukur : digunakan untuk menentukan posisi kerja Multimeter,
dan batas ukur (range). Jika digunakan untuk mengukur nilai satuan tahanan
(dalam Ω), saklar ditempatkan pada posisi Ω, demikian juga jika digunakan untuk
mengukur tegangan (ACV-DCV), dan kuat arus (mA-µA).
c. Sekrup Pengatur Posisi Jarum (preset) : digunakan untuk menera jarum penunjuk
pada angka nol (sebelah kiri papan skala).
d. Tombol Pengatur Jarum Pada Posisi Nol (Zero Adjustment) : digunakan untuk
menera jarum penunjuk pada angka nol sebelum Multimeter digunakan untuk
mengukur nilai tahanan/resistan.
e. Lubang Kabel Penyidik : tempat untuk menghubungkan kabel penyidik dengan
Multimeter. Ditandai dengan tanda (+) warna merah atau out dan (-) warna hitam
atau common.
2. Batas Ukur (Range)
a. Batas Ukur (Range) Kuat Arus : biasanya terdiri dari angka-angka; 0,25 – 25 –
500 mA.
b. Batas Ukur (Range) Tegangan (ACV-DCV) : terdiri dari angka; 10 – 50 – 250 –
500 – 1000 ACV/DCV.
c. Batas Ukur (Range) Ohm : terdiri dari angka; x1, x10 dan kilo Ohm (kΩ).
3. Baterai multimeter
Pada Multimeter dipakai baterai kering (dry cell) tipe UM-3, digunakan untuk
mencatu/mengalirkan arus kekumparan putar pada saat Multimeter digunakan untuk
mengukur komponen (minus komponen terintegrasi/Integrated Circuit/IC). Baterai
dihubungkan secara seri dengan lubang kabel penyidik/probes (+/out) dimana kutub
negatip baterai dihubungkan dengan terminal positip dari lubang kabel penyidik.
4. Kriteria multimeter
Kriteria sebuah Multimeter tergantung pada :
1. Kekhususan kepekaan, ditentukan oleh tahanan/resistan (resistance) dibagi dengan
tegangan, misalnya 20 kΩ/v untuk DCV dan 8 kΩ/v untuk ACV. (20 kΩ/v
sehingga dapat diungkapkan I = E/R = 1/20.000 = ½ x 10- 4 A = 0,05mA = 50
µA).
2. Fungsi tambahannya sebagai penguji (tester) transistor untuk menentukan hfe
transistor (kemampuan transistor menguatkan arus listrik searah sampai beberapa
kali), penguji dioda, dan kapasitas kapasitor dalam hubungannya dengan
pekerjaan perbaikan (repair) alat-alat elektronik.
5. Simbol – Simbol Alat Ukur
10
Secara teoritis, untuk mempermudah pembelajaran, pengukur tegangan (Volt-
meter), pengukur kuat arus (Ampere-meter), dan pengukur nilai tahanan /resistance
(Ohm-meter) ditampilkan dengan simbol-simbol seperti:
1. Volt-meter (V)
2. Ampere-meter (A)
3. Ohm-meter (Ω)
6. Penggunaan multimeter
a. Mengukur Tegangan Listrik Arus Bolak Balik (ACV)
Semisal akan mengukur 220 ACV, saklar jangkauan ukur harus berada pada
posisi ACV, dan batas ukur (range) pada angka 250 ACV. Hal yang sama berlaku
untuk pengukuran tegangan DC (DCV). Tak kalah penting untuk diperhatikan adalah
factor keselamatan.
Cara mengukur DCV, posisi kabel penyidik (probes) warna merah (+/out)
diletakkan pada titik positip (+) dari sumber tegangan yang akan diukur, kabel
penyidik (probes) warna hitam (-/common) diletakkan pada titik negatip (-).
Langkah-langkah pengukuran :
Variabel resistor adalah resistor yang dapat berubah nilai satuan Ohm-nya
dengan cara memutar-mutar tuas pemutar atau sekrup yang menggerakkan kontak
geser/penyapu (wiper) yang terdapat di dalam resistor tersebut.
Langkah-langkah pengukuran:
11
3. Letakkan kedua ujung kabel penyidik (probes) pada terminal a dan b dari
variabel resistor.
4. Putar tuas pemutar searah jarum jam (untuk preset gunakan obeng minus). 5
5. Jarum pada papan skala ikut bergerak ke kanan, artinya : variabel resistor
masih baik dan dapat digunakan.
6. Letakkan kedua ujung kabel penyidik (probes) pada terminal b dan c dari
variabel resistor.
7. Putar tuas pemutar searah jarum jam (untuk preset gunakan obeng minus).
8. Jarum pada papan skala ikut bergerak ke kiri, artinya : variabel resistor masih
baik dan dapat digunakan.
e. Mengukur Light Dependence Resistor (LDR)
Langkah-langkah pengukuran :
f. Mengukur Thermistor
Langkah-langkah pengukuran :
12
g. Mengukur Kapasitor
Dioda adalah komponen elektronik yang memiliki dua elektroda yaitu; (1) Anoda
(a), dan (2) Katoda (k).
Langkah-langkah pengukuran :
14
4. Kabel penyidik (probes) warna merah (+) diletakkan secara bergantian di titik
B dan C, jarum pada papan skala menunjukkan nilai tahanan yang hampir
sama, berarti kaki transistor pada titik A = kaki Basis.
k. Pengukuran Transformator
Transformator adalah komponen elektronik yang dirancang untuk dapat
memindahkan Tegangan Arus Listrik Bolak Balik/Alternating Current Voltage (ACV)
dari gulungan primer (P) ke gulungan skunder (S) tanpa ada hubungan langsung
antara kedua gulungan tersebut.
Langkah-langkah pengukuran :
Hasil pengukuran kuat arus ada dua cara, yaitu menggunakan rumus dan
dibaca secara langsung. Yang pertama menggunakan rumus:
Cara pertama yaitu menggunakan rumus, misalkan batas ukur (range) diletakkan pada
posisi angka 25, skala yang digunakan adalah penunjukan skala penuh (0-250). Jarum
menunjuk angka 175, kuat arus yang mengalir adalah : I = 175 × 25/250 = 17,5 mA.
1. Misalkan batas ukur (range) 0,25, hasil pengukuran dibaca pada skala 0-250.
Jarum pada papan skala menunjuk angka 250, hasil pengukuran = 0,25 mA. Jarum
pada papan skala menunjuk angka 200, hasil pengukuran = 0,20 mA dan
seterusnya.
15
2. Untuk batas ukur (range) 25, hasil pengukuran dibaca pada skala 0-250. Jarum
pada papan skala menunjuk angka 250, hasil pengukuran = 25 mA. Jarum pada
papan skala menunjuk angka 200, hasil pengukuran = 20 mA dan seterusnya.
16
BAB III
PEMBAHASAN
17
Pesan yang di sampaikan pada buku ini kurang jelas kurang mudah di pahami oleh
pembacanya
Pada buku kedua ini materi yang tidak di sajikan mengenai multimeter yaitu
membahas pengertian, bagian-bagian, jenis-jenis, manfaat, cara penggunaan,
pembacaan,prinsip kerja,konsep fisika,dan cara perawatan multimeter.
18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Multimeter atau multimeter adalah alat pengukur listrik yang sering dikenal sebagai
VOM (Volt-Ohm meter) yang dapat mengukur tegangan ( voltmeter ), hambatan ( ohm -
meter), maupun arus ( amperemeter ).
Ada dua kategori multimeter yaitu multimeter digital atau DMM (digital multimeter)
dan multimeter analog. Multimeter analog lebih banyak dipakai untuk keperluan sehari-hari,
seperti tukang servis TV atau komputer kebanyakan menggunakan jenis ini. Kelebihannya
adalah mudah dalam membacanya. Sedangkan kekurangannya adalah akurasinya rendah, jadi
untuk pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi sebaiknya menggunakan multimeter
digital.
Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak jika
dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki tambahan-tambahan satuan yang
lebih teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt,
dan ohm saja. Prinsip kerja multimeter terbagi dua yaitu Galvanometer dan gerak d’Arsonval.
Pada prinsip galvanometer multimeter menggunakan prinsip hukum Gaya Lorentz. Gaya
Lorentz adalah interaksi medan magnet dan kuat arus listrik yang dapat menimbulkan gaya
magnetik. Sedangkan dengan gerak d’Arsonval multimeter juga menggunakan gerak
d’Arsonval yaitu gerakan dasar kumparan putar magnet .
Alat ukur multimeter juga perlu adanya perawatan agar alat tersbut tidak rusak.
Adapun cara perawatannya adalah sebagai berikut:
19
B. SARAN
Makalah CBR yang dirangkum dari buku yang telah direview ini cocok untuk dibaca
oleh mahasiswa untuk menambah referensi dan pemahaman tentang peluruhan radioaktif.
Selain itu CBR dan buku yang di review penulis juga bisa dibaca oleh pembaca umum untuk
dapat menambah ilmu pengetahuan. Namun merekomendasikan kepada pembaca untuk
menggunakan sumber relevan lainnya selain makalah ini agar jangkauan informasi yang
didapatkan menjadi lebih luas karena ada beberapa hal yang belum cukup luas untuk dibahas.
20
DAFTAR PUSTAKA
Chusni, M. Minan.,Pengenalan Alat Ukur., Bandung : Program Studi Pendidikan Fisika, UIN
Sunan Gunung Djati Bandung.
Pranata, Kurriawan B & Sundaygara, C., (2018)., Elektrnika Dasar 1., Malang : Program
Studi Pendidikan Fisika, Universitas Kanjuruhan Malang
21