Anda di halaman 1dari 24

CBR (CRITICAL BOOK REPORT)

ALAT UKUR : MULTIMETER

Disusun Oleh :

Kelompok 5

Nama : Alfina (4213131066)

Irma Yuliani Nasution (4213131046)

Laba Mikari Solin (4213331022)

Taufik Ali Ibrahim (4213131037)

Yuni Sarah Agustina Nababan (4212431010)

Dosen Pengampu : Bapak Rajo Hasim Lubis, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

FEBRUARI 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita ucapkan ke hadirat Allah SWT. karena nikmat karunia yang telah
dilimpahkan-Nya, sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah CBR ini,
dengan judul: Alat Ukur Multimeter.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari Bapak Rajo Hasim Lubis, S.Pd., M.Pd
pada mata kuliah Fisika Umum. Selain itu, tugas makalah CBR ini disusun dengan harapan
dapat menambah pengetahuan dan wawasan kepada pembaca dan juga penulis mengenai alat
ukur multimeter. Makalah ini juga dibuat agar penulis sapat berlatihuntuk membandingkan
dua buku, agar penulis dan mahasiswa bisa lebih paham mengkritik sebuah buku atau lebih
agar dapat memilih buku mana yang leih tepat untuk dijadikan bahan ajar.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah yang telah memberikan
tugas ini, karena dengan tugas ini penulis bisa banyak mempelajari dan memahami serta
dapat menambah ilmu pengetahuan tentang materi yang diberikan kepada penulis. Penulis
juga berterima kasih kepada semua pihak yang turut berperan dalam penyelesaian tugas ini,
terutama kepada kedua orang tua penulis dan teman-teman yang sudah mendukung.

Akhir kata penulis mengucapkan permohonan maaf kepada segenap pembaca atas
segala kekurangan dalam penulisan makalah ini.

Rabu, 23 Maret 2022

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1


A. LATAR BELAKANG .................................................................................................... 1
B. TUJUAN ......................................................................................................................... 1
C. MANFAAT ..................................................................................................................... 1
D. IDENTITAS BUKU ....................................................................................................... 2
BAB II RINGKASAN ISI BUKU ............................................................................................. 3
A. RINGKASAN BUKU UTAMA ..................................................................................... 3
B. RINGKASAN BUKU PEMBANDING ....................................................................... 10
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................................ 17
A. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU UTAMA ............................................. 17
B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU PEMBANDING ................................. 17
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 19
A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 19
B. SARAN ......................................................................................................................... 20
C. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam melakukan eksperimen diperlukan pengukuran dan alat yang digunakan di


dalam pengukuran yang disebut alat ukur. Di dalam kehidupan sehari-hari, alat ukur listrik
merupakan peralatan yang diperlukan oleh manusia. Karena, besaran listrik yaitu seperti:
tegangan, arus, daya, frekuensi dan sebagainya tidak dapat langsung ditanggapi oleh indra
kita.Oleh sebab itu, besaran listrik tersebut di transformasikan melalui fenomena fisis yang
akan memungkinkan pengamatan melalui indera kita. Pada makalah CBR ini menjelaskan
topik tentang alat ukur multimeter, membandingkan isi buku yang berkaitan dengan alat ukur
multimeter untuk menjadi perbandingan manakah buku yang lebih baik digunakan untuk
materi multimeter atau bisa saja sama sama baik dan saling melengkapi.
Multimeter atau multitester adalah alat pengukur listrik yang sering dikenal sebagai
VOM (Volt-Ohm meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter), hambatan (ohm-meter),
maupun arus (amperemeter). Ada dua kategori multimeter yaitu multimeter digital atau
DMM (digital multi-meter) dimana multimeter yang ini merupakan yang baru dan lebih
akurat hasil pengukurannya, dan multimeter analog. Masing-masing kategori dapat mengukur
listrik AC, maupun listrik DC. Sebuah multimeter merupakan perangkat genggam yang
berguna untuk menemukan kesalahan dan pekerjaan lapangan, maupun perangkat yang dapat
mengukur dengan derajat ketepatan yang sangat tinggi.

B. TUJUAN
Tujuan dibuat makalah CBR tentang multimeter ini adalah untuk
1. Memenuhi tugas Mata kuliah Fisika Umum
2. Menambah pengetahuan dan juga pengalaman penulis dalam menulis CBR
3. Untuk memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan tentang alat ukur multimeter,
mulai dari pengertian, fungsi, bagian jenis-jenis, cara penggunaan dan pembacaa,
prinsip kerja dan perawatan alat ukur multimeter.
4. Mengetahui isi bacaan buku yang dikritik.
5. Mampu membandingkan isi dua buku yang dikritik mengenai materi alat ukur
multimeter
C. MANFAAT
1. Memberikan pemahaman dan pembelajaran dari buku tersebut.
2. Dapat mengetahui cara berpikir terhadap suatu bidang terkait materi alat ukur
multimeter
3. Membantu mahasiswa/mahasiswi untuk berpikir kritis serta menalar dalam
menganalisis sebuah buku.

1
4. Mengembangkan potensi mahasiswa/mahasiswi

D. IDENTITAS BUKU
( Buku Utama)

1. Judul : PENGENALAN ALAT UKUR


2. Edisi :-
3. Pengarang : Muhammad Minan Chusni, M.Pd.Si
4. Penerbit : UIN Sunan Gunung Djati Bandung
5. Kota penerbit : Bandung
6. Tahun terbit :-
7. ISBN :-

( Buku Pembanding )

1. Judul : Elektronika Dasar 1


2. Edisi :-
3. Pengarang : Kurriawan Budi Pranata, M.Si
Chandra Sundaygara, M.Pd
4. Penerbit : Universitas Kanjuruhan Malang
5. Kota penerbit : Malang
6. Tahunterbit : 2018
7. ISBN :-

2
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

A. RINGKASAN BUKU UTAMA

1. Pengertian Multimeter
Multimeter disebut juga multitester atau AVOmeter. “A” untuk amperemeter. “V”
untuk voltmeter.“O” untuk ohmeter. Jadi, Multimeter merupakan suatu alat ukur yang
dapat kita gunakan untuk mengukur kuat arus, tegangan, dan juga hambatan listrik.
Sedangkan kata multimeter berasal dari kata “multi” yang berarti banyak dan juga
“tester” yang berarti mengukur. (Sari, 2012, p. 1) Multimeter adalah salah satu alat ukur
yang sangat diperlukan untuk mengukur besaran-besaran seperti kuat arus listrik,
tegangan listrik, hambatan listrik, maupun kapasitansi. Selain itu juga multimeter dapat
digunakan untuk mendeteksi rusak atau tidaknya suatu komponen. (Sumarno & Ruwanto,
2001)
2. Bagian Multimeter
Multimeter memiliki bagian-bagiannya. Adapun bagian-bagian AVO meter antara
lain (Sari, 2012):
1) Skala
Bagian ini berbentuk seperti busur dan memiliki rentang angka. Ada beberapa
skala dengan angka dan warna berbeda.. Skala Ω untuk mengukur nilai hambatan
listik. Ada juga skala yang digunakan untuk mengukur nilai tegangan dan kuat
arus.
2) Jarum Penunjuk
Bagian ini berfungsi untuk menunjukkan angka pada skala hasil pembacaan
pengukuran yang akan kita lakukan. Untuk mengamati hasil pembacaan maka kita
harus melihatnya dengan posisi mata tegak lurus dengan multimeter.
3) Selektor Batas Ukur
Bagian ini dapat kita putar yang berfungsi untuk menentukan batas ukur apa yang
akan kita gunakan dalam pengukuran multimeter.
4) Pengatur Posisi Nol Jarum
Bagian ini berfungsi untuk mengatur posisi nol pada jarum penunjuk skala yang
letaknya paling kiri.
5) Pengatur nol ohm
Berfungsi untuk mengenolkan jarum penunjuk ketika akan melakukan pengukuran
hambatan listrik.
6) Probe
Bagian ini terdapat dua probe yaitu probe merah untuk positif (+) dan probe hitam
untuk negatif(-)
7) Terminal pengukuran
3
Bagian ini berfungsi untuk menghubungkan probe dengan Multimeter. terdapat
dua terminal yaitu terminal positif (+) dan terminal negatif (-).
3. Jenis-Jenis Multimeter
Latat ukur yang dinamakan multimeter ini terdapat 2 jenis multimeter yaitu (Elektro,
2014) :
1) Multimeter Analog
Jenis multimeter ini menggunakan layar ukur berupa jarum penunjuk sehingga,
untuk pembacaan hasil pengukuran harus dilakukan dengan melihat posisi jarum
penunjuk dan melihat posisi selektor pada posisi batas ukur lalu melakukan
perhitungan secara manual untuk mendapatkan pengukurannya. Adapun bagian-
bagian multimeter analog ini adalah sebagai berikut :

a. Skala
b. Jarum penunjuk
c. Selektor batas ukur
d. Pengatur posisi nol jarum
e. Pengatur posisi nol ohm
f. Probe
g. Terminal pengukuran
2) Multimeter Digital
Jenis multimeter yang menggunakan layar digital sebagai hasil pembacaan
pengukurannya. Hasil ukur yang ditampilkan pada display multimeter digital
merupakan hasil yang telah sesuai sehingga tidak perlu menghitung lagi seperti
pada multimeter analog.
Adapun bagian-bagian multimeter digital adalah sebagai berikut :

a. Layar Monitor Untuk melihat hasil pembacaan pada alat ukur multimeter
b. Buttons ( tombol ) Tombol yang ada pada Multimeter Digital
c. Dial (tombol penyetel)
d. Input Jacks
Manfaat Multimeter Digital Adalah mengukur kuat arus, tegangan, dan hambatan
listrik. (Wahyudi, 2015). Menurut (Prawiroredjo, 2006) Prinsip kerja Multimeter
Digital adalah gerak d’arsonval yaitu gerakan dasar kumparan putar magnet permanen

4. Manfaat Multimeter
Multimeter (Prawiroredjo, 2006) adalah Alat ukur dalam bidang elektronika yang
penggunaannya sebagai berikut:
a. Untuk mengukur tegangan searah (DC)
4
b. Untuk mengukur tegangan bolak-balik (AC)
c. Untuk mengukur kuat arus listrik searah (DC)
d. Untuk mengukur tahanan atau hambatan listrik (ohm)
e. Mengukur nilai kapasitansi kapasitor (Farad)
f. Untuk memeriksa keadaan suatu komponen.

5. Penggunaan Multimeter
1) Mengukur tegangan searah (DC)
Aturlah posisi selektor batas ukur ke DC V, kemudian kita pilih skala yang
paling sesuai. Jika tidak mampu memperkirakan, kita harus memilih skala paling
besar yang berguna untuk menghindari rusaknya alat ukur multimeter. Kemudian kita
hubungkan Probe merah dan Probe hitam ke dalam terminal tegangan pada
multimeter. dengan ketentuan merah dihubungkan ke terminal tegangan yang (+) dan
hitam dihubungkan ke (-). Hasilnya akan terlihat di layar hasil atau penunjukan hasil
ukur.

2) Mengukur Tegangan Bolak-Balik (AC)


Aturlah posisi selektor batas ukur ke AC V, kemudian kita pilih skala yang
paling sesuai. Jika tidak mampu memperkirakan, kita harus memilih skala paling
besar. Kemudian kita hubungkan Probe merah dan Probe hitam kedalam terminal
tegangan pada multimeter. Untuk tegangan AC tidak memiliki polaritas positif
ataupun negatif. Hasilnya akan terlihat di layar hasil atau penunjukan hasil ukur.

3) Mengukur Kuat Arus Listrik


Aturlah posisi selektor batas ukut pada pengukuran arus, kemudian kita pilih
skala yang paling sesuai dengan arus yang akan diukur. Apabila tidak mampu
memperkirakan nilai arus ukur. Kita harus memilih skala paling besar untuk
menghindari kerusakan. Untuk teknik pengukurannya, kita putus rangkaian yang
terhubung ke beban, lalu hubungkan probe merah dan hitam pada kedua terminal
yang terputus tersebut secara serial. Hasilnya akan terlihat di layar hasil atau
penunjukan hasil ukur.
6. Cara Pembacaan Multimeter
1) Mengukur hambatan listrik (Sari, 2012) menggunakan Multimeter Analog
Tahap persiapan sebelum melakukan pengukuran hambatan mengggunakan
AVOmeter adalah mengenolkan multimeter terlebih dahulu dengan menghubungkan
Probe Merah dan Probe Hitam. Kemudian pada tombol kecil berlabel “0 Adjust”
putar perlahan hingga jarum mengarah ke angka nol.

a. Memasang ujung kabel probe hitam dipasang ke terminal yang ditandai dengan
tanda (–) dan ujung kabel probe merah dipasang terminal yang ditandai dengan
tanda (+).
5
b. Pembacaan skala atau hasil pengukuran yaitu mengamati skala dengan mata tegak
lurus terhadap skala. Untuk memperoleh nilai hambatan listrik yaitu dengan cara :
Hasil ukur = skala yang ditunjuk jarum x batas ukur

Untuk multimeter digital hasil pembacaan cukup melihat layar monitor yang
ada pada multimeter digital.

a. Mengukur tegangan listrik (Sari, 2012)


Untuk Multimeter Analog sama seperti halnya akan mengukur hambatan
listrik hanya saja perbedaannya yaitu memutar selektor batas ukur ke tegangan. Dan
untuk pembacaan skalanya yaitu dengan mengamati skala dengan mata tegak lurus,
untuk memperoleh nilai tegangan listrik hitung yaitu dengan cara :

𝒔𝒌𝒂𝒍𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒕𝒖𝒏𝒋𝒖𝒌 𝒋𝒂𝒓𝒖𝒎


Hasil ukur = x batas ukur
𝒔𝒌𝒂𝒍𝒂 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍

Sedangkan untuk pembacaan menggunakan multimeter digital cukup hanya


melihat layar monitor yang ada pada multimeter digital.

2) Mengukur Arus Listrik (Sari, 2012)


a. memutar selektor batas ukur sebagai alat ukur kuat arus listrik. Memilih batas
ukur yang hendak diukur
b. Menghubungkan Probe dengan rangkaian yang akan diukur, memasangkan
AVOmeter secara seri terhadap rangkaian.
c. Pembacaan skala hasil pengukuran yaitu dengan cara mengamati skala dengan
tegak lurus. untuk memperoleh nilai kuat arus listrik dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
𝒔𝒌𝒂𝒍𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒕𝒖𝒏𝒋𝒖𝒌 𝒋𝒂𝒓𝒖𝒎
Hasil ukur = x batas ukur
𝒔𝒌𝒂𝒍𝒂 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍

7. Cara Kerja Multimeter


1. Galvanometer
Multimeter menggunakan prinsip hukum Gaya Lorentz. Gaya Lorentz adalah
interaksi medan magnet dan kuat arus listrik yang dapat menimbulkan gaya magnetik.
Gaya magnetik yang menyebabkan jarum penunjuk pada mutimeter bisa menyimpang
pada saat di lewati arus yang melewati kumparan. Semakin besar kuat arus listrik
maka akan semakin besar pula penyimpangannya. Untuk perbedaannya terletak pada
bentuk rangkaian, untuk mengukur tegangan listrik dirangkai secara paralel,
sedangakan kuat arus listrik dirangkai secara seri (Muslimin, 1984).

2. Gerak d’Arsonval

6
Multimeter juga menggunakan gerak d’Arsonval yaitu gerakan dasar
kumparan putar magnet (TEKNIK, 2001).

8. Fisika Multimeter
Konsep fisika yang terdapat dalam multimeter ialah sebagai berikut. (TERAPAN,
2015) :

1) Hukum Ohm
Bunyi hukum Ohm :”Besarnya kuat arus listrik (I) yang melalui konduktor antara
dua titik berbanding lurus dengan beda potensial atau tegangan (V) di dua titik tersebut,
dan berbanding terbalik dengan hambatan atau resistensi (R) di antara mereka.”

Rumus hukum ohm :

Hukum ohm dikemukakan oleh seorang ilmuwan fisika yang bernama Georg
Simon Ohm, fisikawan dari jerman pada tahun 1825.

2) Hukum Kirchhoff
a. Hukum I Kirchhoff atau disebut juga KCL (Kirchhoff’s Current Law)
Bunyi Hukum I Kirchhoff : “jumlah arus yang masuk sama dengan jumlah arus
yang keluar pada titik percabangan sirkuit listrik”.

Rumus Hukum I Kirchhoff :

I masuk = I keluar

Dimana I adalah Arus Listrik, dengan satuan Ampere (A)

b. Hukum II Kirchhoff atau disebut juga dengan hukum loop Kirchhoff, dan KVL
(Kirchhoff’s Voltage Law)
Bunyi hukum II Kirchhoff : “jumlah gaya gerak listrik tegangan sama dengan
jumlah beda potensial antara arus dan hambatan pada rangkaian listrik”.
Rumus Hukum II Kirchhoff :

∑𝜺 = ∑ (𝑰.𝑹)

Keterangan :

: ggl sumber tegangan (volt)

7
I : kuat Arus Listrik (Ampere)

R: Hambatan (ohm)

3) Gaya Lorentz (Andokristi, 2012, p. 1)


Apabila arus yang melewati kumparan besar maka gaya yang timbul juga akan
membesar sedemikian sehingga jarum penunjuk juga akan lebih besar. Demikian
sebaliknya, ketika kuat arus tidak ada maka jarum penunjuk akan dikembalikkan ke posisi
semula oleh pegas. Besar gaya yang dimaksud sesuai dengan Gaya Lorentz.

Rumus gaya lorentz :

F = B.I.L

F = Gaya Lorentz (N)

B = Kuat Medan Magnet (T)

I = Kuat Arus Listrik (A)

L = Panjang Kawat (m)

9. Perawatan Multimeter
Hal yang wajib diperhatikan terkait dengan pekerjaan perawatan multimeter
adalah menggunakan multimeter sebagaimana mestinya (mengetahui batas-batas
kemampuannya) dan dengan prosedur yang benar. Adapun cara perawatannya yaitu
sebagai berikut.

1. Jangan menggunakan pada rangkaian listrik yang melebihi 3 Kva


2. Jangan menggunakannya ketika casing-nya terbuka
3. Jangan dikenai masukan di luar (melebihi) batas ukur yang diijinkan
4. Jangan digunakan pada jalur yang terhubung dengan peralatan yang meghasilkan
tegangan induksi (seperti dinamo mobil)
5. Jangan digunakan ketika multimeter atau kabel tes (probe) rusak
6. Sebelum memulai pengukuran, pastikan bahwa fungsi dan batas ukur multimeter
pada keadaan yang cocok, sesuai dengan pengukuran itu
7. Jangan menggunakan probe (kabel tes) yang bukan spesifikasinya
8. Untuk menjamin keakuratan, periksa dan kalibrasilah multimeter itu
sekurangkurangnya sekali dalam setahun
9. Ketika mengukur besaran yang sama sekali belum dapat diperkirakan besarnya,
mulailah dengan batas ukur yang tertinggi
10. Jangan menempatkan ditengah terik matahari
8
10. Teknologi Terbaru
Adapun Aplikasi Teknologi terbaru dari multimeter adalah Moshimeter (Hakim,
2016).

Aplikasi teknologi terbaru multimeter adalah Moshimeter, yang mana alat ini
pengembangan dari multimeter digital. Moshimeter adalah multimeter yang
menggunakan perangkat smartphone sebagai monitor untuk membaca hasil pengukuran.

Cara menghubungkan Moshimeter dengan smartphone kita yakni menggunakan


perangkat bluetooth. Jadi, alat ini bisa dioperasikan dari jarang yang cukup jauh. Alat ini
lahir karena adanya kesulitan ketika menggunakan multimeter biasa untuk mengukur
arus, tegangan dan hambatan listrik ditempat yang cukup sulit dicapai. Karena alat
multimeter biasa berukuran cukup besar dan memakan tempat.

Dengan Moshimeter yang berukuran lebih kecil dari multimeter pada biasanya,
memudahkan kita untuk memasang Moshimeter ditempat yang sulit dicapai. Selain itu
Moshimeter mampu memberikan data secara simultan terhadap waktu. Moshimeter pun
memberikan fitur data logger dan grafik yang dihasilkan dari hasil pengukuran. Data
logger tersebut dapat disimpan pada microSD yang dipasang pada Moshimeter.

Seperti yang dijelaskan tadi, penggunaan bluetooth pada Moshimeter berfungsi


supaya pengguna Moshimeter dapat menggunakan alat dari jarak jauh dan juga
meningkatkan safety pada proses pengukuran.

Cara menggunakan Moshimeter sama saja seperti penggunaan multimeter pada


biasanya, yakni dengan menghubungkan probe dengan rangkaian listrik dan
menghidupkan Moshimeter lalu menghidupkan bluetooth yang ada pada Moshimeter
untuk menghubungkan Moshimeter dengan perangkat pada smartphone. Pengaturan lebih
lanjutnya terdapat pada smartphone dan juga hasil pengukuran langsung tertera pada layar
smartphone. Karena Moshimeter ini terdapat banyak perangkat elektoniknya, maka
perawatannya ialah tidak menyimpan Moshimeter pada tempat yang lembab, karena
dapat menyebabkan pengkaratan pada alat Moshimeter. Karena menggunakan baterai,
maka ketika setelah digunakan baterai pada Moshimeter harus dilepas agar tidak terjadi
pengkaratan pada baterai tepatnya pada kedua kutub. Simpan alat pada tempat yang aman
dan tidak terjadi banyak benturan yang dapat mengubah komponen elektronik pada
Moshimeter.

9
B. RINGKASAN BUKU PEMBANDING
1. Konfigurasi multimeter
a. Papan skala : digunakan untuk membaca hasil pengukuran. Pada papan skala
terdapat skala-skala; tahanan/resistan (resistance) dalam satuan Ohm (Ω),
tegangan (ACV dan DCV), kuat arus (DCmA), dan skala-skala lainnya.
b. Saklar Jangkauan Ukur : digunakan untuk menentukan posisi kerja Multimeter,
dan batas ukur (range). Jika digunakan untuk mengukur nilai satuan tahanan
(dalam Ω), saklar ditempatkan pada posisi Ω, demikian juga jika digunakan untuk
mengukur tegangan (ACV-DCV), dan kuat arus (mA-µA).
c. Sekrup Pengatur Posisi Jarum (preset) : digunakan untuk menera jarum penunjuk
pada angka nol (sebelah kiri papan skala).
d. Tombol Pengatur Jarum Pada Posisi Nol (Zero Adjustment) : digunakan untuk
menera jarum penunjuk pada angka nol sebelum Multimeter digunakan untuk
mengukur nilai tahanan/resistan.
e. Lubang Kabel Penyidik : tempat untuk menghubungkan kabel penyidik dengan
Multimeter. Ditandai dengan tanda (+) warna merah atau out dan (-) warna hitam
atau common.
2. Batas Ukur (Range)
a. Batas Ukur (Range) Kuat Arus : biasanya terdiri dari angka-angka; 0,25 – 25 –
500 mA.
b. Batas Ukur (Range) Tegangan (ACV-DCV) : terdiri dari angka; 10 – 50 – 250 –
500 – 1000 ACV/DCV.
c. Batas Ukur (Range) Ohm : terdiri dari angka; x1, x10 dan kilo Ohm (kΩ).

3. Baterai multimeter

Pada Multimeter dipakai baterai kering (dry cell) tipe UM-3, digunakan untuk
mencatu/mengalirkan arus kekumparan putar pada saat Multimeter digunakan untuk
mengukur komponen (minus komponen terintegrasi/Integrated Circuit/IC). Baterai
dihubungkan secara seri dengan lubang kabel penyidik/probes (+/out) dimana kutub
negatip baterai dihubungkan dengan terminal positip dari lubang kabel penyidik.

4. Kriteria multimeter
Kriteria sebuah Multimeter tergantung pada :
1. Kekhususan kepekaan, ditentukan oleh tahanan/resistan (resistance) dibagi dengan
tegangan, misalnya 20 kΩ/v untuk DCV dan 8 kΩ/v untuk ACV. (20 kΩ/v
sehingga dapat diungkapkan I = E/R = 1/20.000 = ½ x 10- 4 A = 0,05mA = 50
µA).
2. Fungsi tambahannya sebagai penguji (tester) transistor untuk menentukan hfe
transistor (kemampuan transistor menguatkan arus listrik searah sampai beberapa
kali), penguji dioda, dan kapasitas kapasitor dalam hubungannya dengan
pekerjaan perbaikan (repair) alat-alat elektronik.
5. Simbol – Simbol Alat Ukur

10
Secara teoritis, untuk mempermudah pembelajaran, pengukur tegangan (Volt-
meter), pengukur kuat arus (Ampere-meter), dan pengukur nilai tahanan /resistance
(Ohm-meter) ditampilkan dengan simbol-simbol seperti:
1. Volt-meter (V)
2. Ampere-meter (A)
3. Ohm-meter (Ω)

6. Penggunaan multimeter
a. Mengukur Tegangan Listrik Arus Bolak Balik (ACV)

Semisal akan mengukur 220 ACV, saklar jangkauan ukur harus berada pada
posisi ACV, dan batas ukur (range) pada angka 250 ACV. Hal yang sama berlaku
untuk pengukuran tegangan DC (DCV). Tak kalah penting untuk diperhatikan adalah
factor keselamatan.

b. Mengukur Tegangan Listrik Arus Searah (DCV)

Cara mengukur DCV, posisi kabel penyidik (probes) warna merah (+/out)
diletakkan pada titik positip (+) dari sumber tegangan yang akan diukur, kabel
penyidik (probes) warna hitam (-/common) diletakkan pada titik negatip (-).

c. Mengukur Tahanan (Resistance) R

Langkah-langkah pengukuran :

1. Atur saklar jangkauan ukur pada posisi Ω.


2. Batas ukur (range) pada posisi x1, x10 atau kΩ, tergantung dari nilai resistor
yang akan diukur.
3. Letakkan secara sembarang (acak) kedua ujung kabel penyidik (probes) pada
kaki komponen yang akan diukur.
4. Jarum pada papan skala bergerak ke kanan menunjukkan nilai satuan Ohm
yang sama (atau mendekati) dengan nilai satuan Ohm dari resistor berdasarkan
pita warna, artinya : resistor masih baik dan dapat digunakan.
5. Bandingkan hasil pengukuran dengan nilai resistor berdasarkan pita warna
yang ada di badan resistor tersebut.
d. Mengukur Variabel Resistor

Variabel resistor adalah resistor yang dapat berubah nilai satuan Ohm-nya
dengan cara memutar-mutar tuas pemutar atau sekrup yang menggerakkan kontak
geser/penyapu (wiper) yang terdapat di dalam resistor tersebut.

Langkah-langkah pengukuran:

1. Atur jangkauan ukur pada posisi Ω.


2. Batas ukur (range) pada posisi x1, x10, atau kΩ, tergantung dari nilai variabel
resistor yang akan diukur.

11
3. Letakkan kedua ujung kabel penyidik (probes) pada terminal a dan b dari
variabel resistor.
4. Putar tuas pemutar searah jarum jam (untuk preset gunakan obeng minus). 5
5. Jarum pada papan skala ikut bergerak ke kanan, artinya : variabel resistor
masih baik dan dapat digunakan.
6. Letakkan kedua ujung kabel penyidik (probes) pada terminal b dan c dari
variabel resistor.
7. Putar tuas pemutar searah jarum jam (untuk preset gunakan obeng minus).
8. Jarum pada papan skala ikut bergerak ke kiri, artinya : variabel resistor masih
baik dan dapat digunakan.
e. Mengukur Light Dependence Resistor (LDR)

Resistor Peka Cahaya/Light Dependence Resistor (LDR) adalah sebuah


resistor yang berfungsi sebagai input transducer (sensor) dimana nilai satuan Ohm-
nya dipengaruhi oleh cahaya yang jatuh di permukaan LDR tersebut.

Langkah-langkah pengukuran :

1. Atur saklar jangkauan ukur pada posisi Ω.


2. Batas ukur (range) pada posisi x1, x10, atau kΩ, sesuai kebutuhan.
3. Letakkan kedua ujung kabel penyidik (probes) secara sembarang (acak) pada
kedua kaki LDR.
4. Menggunakan lampu senter (flashlight) sinari permukaan LDR, jarum
bergerak ke kanan, menunjukkan nilai satuan Ohm yang kecil, artinya : LDR
masih baik dan dapat digunakan.
5. Tutuplah permukaan LDR, jarum pada papan skala bergerak ke kiri, artinya:
LDR masih dapat digunakan.

f. Mengukur Thermistor

Thermistor (Thermally sensitive resistor) adalah sebuah resistor yang


dirancang khusus untuk peka terhadap suhu.

Langkah-langkah pengukuran :

1. Atur saklar jangkauan ukur pada posisi Ω.


2. Batas ukur (range) pada posisi x1, x10, atau kΩ sesuai kebutuhan.
3. Letakkan kedua ujung kabel penyidik (probes) secara sembarang (acak) pada
kedua kaki thermistor (NTCR atau PTCR).
4. Pada pengukuran NTCR; dengan korek api, panasi NTCR, jarum pada papan
skala menunjukkan nilai satuan Ohm yang kecil, artinya: NTCR masih baik
dan dapat digunakan.
5. Pada pengukuran PTCR; dengan korek api, panasi PTCR, jarum pada papan
skala menunjukkan nilai satuan Ohm yang besar, artinya: PTCR masih baik
dan dapat digunakan (baca kembali uraian tentang thermistor).

12
g. Mengukur Kapasitor

Kapasitor adalah komponen elektronik yang dirancang untuk dapat


menyimpan dan membuang Tegangan Arus Listrik Searah (Direct Current
Voltage/DCV).

Langkah-langkah pengukuran kapasitor polar:

1. Atur saklar jangkauan ukur pada posisi Ω.


2. Batas ukur (range) pada posisi x1, x10, atau kΩ sesuai kebutuhan.
3. Letakkan kabel penyidik (probes) warna merah (+) pada kaki positip (+)
kapasitor non polar (kaki positip biasanya berukuran lebih panjang ketimbang
kaki negatip), kabel penyidik (probes) warna hitam (-) ke kaki negatip.
4. Jarum pada papan skala bergerak jauh ke kanan untuk kemudian kembali ke
kiri, artinya : kapasitor polar masih baik dan dapat digunakan. (Jika jarum
pada papan skala bergerak ke kanan dan tidak kembali lagi ke kiri,artinya:
kapasitor polar rusak dan tidak dapat digunakan.

Langkah-langkah pengukuran kapasitor nonpolar:

1. Atur saklar jangkauan ukur pada posisi Ω.


2. Batas ukur (range) pada posisi x1, x10, atau kΩ sesuai kebutuhan.
3. Letakkan ujung kabel penyidik (probes) warna merah (+) dan kabel penyidik
(probes) warna hitam (-) secara sembarang (acak) ke kaki kapasitor non polar,
4. Jarum pada papan skala tidak bergerak (atau bergerak sedikit), artinya:
kapasitor non polar masih baik dan dapat digunakan. (Jika jarum pada papan
skala bergerak jauh ke kanan, artinya: kapasitor non polar sudah rusak dan
tidak dapat digunakan).
h. Pengukuran Dioda

Dioda adalah komponen elektronik yang memiliki dua elektroda yaitu; (1) Anoda
(a), dan (2) Katoda (k).

Langkah-langkah pengukuran :

1. Atur saklar jangkauan ukur pada posisi Ω.


2. Batas ukur (range) pada posisi x1,x10,atau kΩ sesuai kebutuhan.
3. Letakkan ujung kabel penyidik (probes) warna merah (+) pada kaki Anoda
dari dioda, ujung kabel penyidik (probes) warna hitam (-) diletakkan pada kaki
Katoda dari dioda.
4. Jarum pada papan skala bergerak ke kanan, artinya: dioda masih baik dan
dapat digunakan.
5. Letakkan ujung kabel penyidik (probes) warna merah (+) pada kaki Katoda
dari dioda, ujung kabel penyidik (probes) warna hitam (-) diletakkan pada kaki
Anoda dari dioda.
6. Jarum pada papan skala bergerak ke kanan, artinya: dioda rusak dan tidak
dapat digunakan.
13
i. Pengukuran Transistor
Transistor adalah komponen elektronik yang dirancang sebagai penguat arus.
Langkah-langkah pengukuran :
1. Atur saklar jangkauan ukur pada posisi Ω.
2. Batas ukur (range) pada posisi x1,x10,atau kΩ sesuai kebutuhan.
3. Untuk transistor tipe PNP: letakkan ujung kabel penyidik (probes) warna
merah (+) pada kaki Basis, ujung kabel penyidik (probes) warna hitam (-)
diletakkan pada kaki Emitor.
4. Jarum pada papan skala bergerak ke kanan menunjuk angka (misalnya 16,5Ω),
artinya: Dioda Basis-Emitor masih baik, transistor masih dapat digunakan.
5. Letakkan ujung kabel penyidik (probes) warna merah (+) pada kaki Basis,
ujung kabel penyidik (probes) warna hitam (-) diletakkan pada kaki Kolektor.
6. Jarum pada papan skala bergerak ke kanan, menunjuk angka (misalnya
16,5Ω), artinya: Dioda Basis-Kolektor masih baik, transistor masih dapat
digunakan.
7. Untuk transistor tipe NPN: letakkan ujung kabel penyidik (probes) warna
hitam (-) pada kaki Basis, ujung kabel penyidik (probes) warna merah (+)
diletakkan pada kaki Emitor.
8. Jarum pada papan skala bergerak ke kanan menunjuk angka (misalnya 21Ω),
artinya: Dioda Emitor-Basis masih baik, transistor masih dapat digunakan.
9. Letakkan ujung kabel penyidik (probes) warna hitam (-) pada kaki Basis,
ujung kabel penyidik (probes) warna merah (+) diletakkan pada kaki Kolektor.
10. Jarum pada papan skala bergerak ke kanan menunjuk angka (misalnya 20Ω),
artinya: Dioda Kolektor-Basis masih baik, transistor masih dapat digunakan.
j. Menetapkan Kaki Emitor-Basis-Kolektor Transistor dengan Multimeter.

Langkah Penentuan Kaki Transistor PNP:

1. Atur saklar jangkauan ukur pada posisi Ω.


2. Batas ukur (range) pada posisi x1,x10,atau kΩ sesuai kebutuhan.
3. Kabel penyidik (probes) warna merah (+) diletakkan pada titik A dari kaki
transistor.
4. Kabel penyidik (probes) warna hitam (-) diletakkan secara bergantian di titik B
dan C, jarum pada papan skala menunjukkan nilai tahanan (resistance) yang
hampir sama, berarti kaki transistor pada titik A = kaki Basis.

Langkah Penentuan Kaki Transistor NPN:

1. Atur saklar jangkauan ukur pada posisi Ω.


2. Batas ukur (range) pada posisi x1,x10,atau kΩ sesuai kebutuhan, tapi terjadi
pergantian.
3. Kabel penyidik (probes) warna hitam (-) diletakkan pada titik A dari kaki
transistor.

14
4. Kabel penyidik (probes) warna merah (+) diletakkan secara bergantian di titik
B dan C, jarum pada papan skala menunjukkan nilai tahanan yang hampir
sama, berarti kaki transistor pada titik A = kaki Basis.

k. Pengukuran Transformator
Transformator adalah komponen elektronik yang dirancang untuk dapat
memindahkan Tegangan Arus Listrik Bolak Balik/Alternating Current Voltage (ACV)
dari gulungan primer (P) ke gulungan skunder (S) tanpa ada hubungan langsung
antara kedua gulungan tersebut.

Langkah-langkah pengukuran :

1. Atur saklar jangkauan ukur pada posisi Ω.


2. Batas ukur (range) pada posisi x1,x10,atau kΩ sesuai kebutuhan.
3. Letakkan ujung kabel penyidik (probes) secara sembarang (acak) ke titik-titik
terminal dari gulungan primer (P).
4. Jarum pada papan skala bergerak ke kanan, artinya: gulungan primer (P)
transformator masih baik dan dapat digunakan.
5. Letakkan ujung kabel penyidik (probes) secara sembarang (acak) ke titik-titik
terminal dari gulungan skunder (S).
6. Jarum pada papan skala bergerak ke kanan, artinya: gulungan skunder (S)
transformator masih baik dan dapat digunakan.
7. Letakkan ujung kabel penyidik (probes) secara sembarang (acak) ketitik
terminal dari gulungan primer (P) dan gulungan titik terminal gulungan
sekunder (S).
8. Jarum pada papan skala tidak bergerak, artinya: isolator yang mengisolasi
gulungan primer (P) dari gulungan skunder (S) masih berfungsi,transformator
masih baik dan dapat digunakan.
l. Multimeter Sebagai Amperemeter

Hasil pengukuran kuat arus ada dua cara, yaitu menggunakan rumus dan
dibaca secara langsung. Yang pertama menggunakan rumus:

Kuat Arus (I) = petunjuk jarum x

Cara pertama yaitu menggunakan rumus, misalkan batas ukur (range) diletakkan pada
posisi angka 25, skala yang digunakan adalah penunjukan skala penuh (0-250). Jarum
menunjuk angka 175, kuat arus yang mengalir adalah : I = 175 × 25/250 = 17,5 mA.

Cara yang kedua yaitu dibaca secara langsung seperti.

1. Misalkan batas ukur (range) 0,25, hasil pengukuran dibaca pada skala 0-250.
Jarum pada papan skala menunjuk angka 250, hasil pengukuran = 0,25 mA. Jarum
pada papan skala menunjuk angka 200, hasil pengukuran = 0,20 mA dan
seterusnya.

15
2. Untuk batas ukur (range) 25, hasil pengukuran dibaca pada skala 0-250. Jarum
pada papan skala menunjuk angka 250, hasil pengukuran = 25 mA. Jarum pada
papan skala menunjuk angka 200, hasil pengukuran = 20 mA dan seterusnya.

16
BAB III
PEMBAHASAN

A. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU UTAMA

1. Kelebihan Buku Utama


 Bahasa yang digunakan dalam buku ini sangat mudah dipahami mengenai
penjelasan multimeter.
 Cover buku ini sangat menarik,karena percampuran warnanya yang sangat indah .
 Banyak terdapat nilai-nilai penyampaian materi mengenai multimeter yang dapat
kita ambil dari buku ini.
 Perkenalan tokoh digambarkan dengan
 Pada buku utama ini materi yang di sajikan mengenai multimeter sangat jelas
dalam membahas mulai dari pengertian,bagian-bagian,jenis-jenis,manfaat,cara
penggunaan,pembacaan,prinsip kerja,konsep fisika,dan cara perawatan
multimeter.
 Pesan yang disampaikan sangat jelas dan mudah di pahami oleh pembacanya.

2. Kekurangan Buku Utama


 Tidak terdapat adanya ISBN pada buku ini
 Tidak terdapat adanya identitas pada buku ini
 Kualitas pencetakan pada buku ini kurang menarik
 Pada buku utama ini yang tidak di sajikan mengenai multimeter yaitu membahasa
alat multimeter

B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU PEMBANDING


1. Kelebihan Buku Pembanding
 Bahasa yang di gunakan pada buku ini jelas dah mudah di pahami mengenai
penjelasan multimeter
 Perkenalan tokoh pada buku ini di gambarkan dengan jelas
 Buku ini sudah menyampaikan materi sesuai dengan tujuan dari materi yang di
bahas
 Pada buku kedua ini materi yang di sajikan mengenai multimeter hanya
membahas mengenai alat ukur multimeter.
2. Kekurangan Buku Kedua
 Cover pada buku ini tidak menarik,dan tidak ada pencampuran warna yang
membuat buku ini terlihat indah oleh pembancanya
 Tidak terdapat adanya ISBN pada buku ini
 Kualitas pencentakan pada buku ini kurang menarik
 Tidak terdapat identitas pada buku ini

17
 Pesan yang di sampaikan pada buku ini kurang jelas kurang mudah di pahami oleh
pembacanya
 Pada buku kedua ini materi yang tidak di sajikan mengenai multimeter yaitu
membahas pengertian, bagian-bagian, jenis-jenis, manfaat, cara penggunaan,
pembacaan,prinsip kerja,konsep fisika,dan cara perawatan multimeter.

18
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Multimeter atau multimeter adalah alat pengukur listrik yang sering dikenal sebagai
VOM (Volt-Ohm meter) yang dapat mengukur tegangan ( voltmeter ), hambatan ( ohm -
meter), maupun arus ( amperemeter ).

Ada dua kategori multimeter yaitu multimeter digital atau DMM (digital multimeter)
dan multimeter analog. Multimeter analog lebih banyak dipakai untuk keperluan sehari-hari,
seperti tukang servis TV atau komputer kebanyakan menggunakan jenis ini. Kelebihannya
adalah mudah dalam membacanya. Sedangkan kekurangannya adalah akurasinya rendah, jadi
untuk pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi sebaiknya menggunakan multimeter
digital.

Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak jika
dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki tambahan-tambahan satuan yang
lebih teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt,
dan ohm saja. Prinsip kerja multimeter terbagi dua yaitu Galvanometer dan gerak d’Arsonval.
Pada prinsip galvanometer multimeter menggunakan prinsip hukum Gaya Lorentz. Gaya
Lorentz adalah interaksi medan magnet dan kuat arus listrik yang dapat menimbulkan gaya
magnetik. Sedangkan dengan gerak d’Arsonval multimeter juga menggunakan gerak
d’Arsonval yaitu gerakan dasar kumparan putar magnet .

Alat ukur multimeter juga perlu adanya perawatan agar alat tersbut tidak rusak.
Adapun cara perawatannya adalah sebagai berikut:

1. Jangan menggunakan pada rangkaian listrik yang melebihi 3 Kva


2. Jangan menggunakannya ketika casing-nya terbuka
3. Jangan dikenai masukan di luar (melebihi) batas ukur yang diijinkan
4. Jangan digunakan pada jalur yang terhubung dengan peralatan yang meghasilkan
tegangan induksi (seperti dinamo mobil)
5. Jangan digunakan ketika multimeter atau kabel tes (probe) rusak
6. Sebelum memulai pengukuran, pastikan bahwa fungsi dan batas ukur multimeter pada
keadaan yang cocok, sesuai dengan pengukuran itu
7. Jangan menggunakan probe (kabel tes) yang bukan spesifikasinya
8. Untuk menjamin keakuratan, periksa dan kalibrasilah multimeter itu
sekurangkurangnya sekali dalam setahun
9. Ketika mengukur besaran yang sama sekali belum dapat diperkirakan besarnya,
mulailah dengan batas ukur yang tertinggi Jangan menempatkan ditengah terik
matahari.

19
B. SARAN
Makalah CBR yang dirangkum dari buku yang telah direview ini cocok untuk dibaca
oleh mahasiswa untuk menambah referensi dan pemahaman tentang peluruhan radioaktif.
Selain itu CBR dan buku yang di review penulis juga bisa dibaca oleh pembaca umum untuk
dapat menambah ilmu pengetahuan. Namun merekomendasikan kepada pembaca untuk
menggunakan sumber relevan lainnya selain makalah ini agar jangkauan informasi yang
didapatkan menjadi lebih luas karena ada beberapa hal yang belum cukup luas untuk dibahas.

20
DAFTAR PUSTAKA

Chusni, M. Minan.,Pengenalan Alat Ukur., Bandung : Program Studi Pendidikan Fisika, UIN
Sunan Gunung Djati Bandung.

Pranata, Kurriawan B & Sundaygara, C., (2018)., Elektrnika Dasar 1., Malang : Program
Studi Pendidikan Fisika, Universitas Kanjuruhan Malang

21

Anda mungkin juga menyukai