Oleh:
Martinus Mujur Rose, S.T., M.T. NIDN.0002127405
Ciksadan, S.T., M.Kom. NIDN.0007096803
Mengetahui
a.n. Direktur
Pembantu Direktur I,
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan kasih-Nya dan
penyertaan-Nya, sehingga Bahan Ajar ini dengan Nama Mata Kuliah ”Alat Ukur dan
Pengukuran” dapat diselesaikan dengan baik. Sasaran utama pengguna bahan ajar ini
adalah mahasiswa Program Studi Teknik Telekomunikasi - Jurusan Teknik Elektro -
Politeknik Negeri Sriwijaya, namun tidak menutup kemungkinan jika pihak lain ingin
menggunakan/ membacanya. Bahan ajar ini akan disediakan secara online di jaringan
kampus Politeknik Negeri Sriwijaya dalam bentuk e-Learning, yang dapat diakses oleh
mahasiswa dengan password yang dimilikinya. Keberhasilan penyelesaian bahan ajar ini
tidak terlepas dari bantuan dan campur tangan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang turut terlibat
baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka penyusunan bahan ajar ini.
Harapan penulis semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Masukan atau saran
dari para pembaca akan diterima untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas bahan ajar
ini, baik dari segi konten maupun tata tulis bahan ajar ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
B. POKOK-POKOK ISI
• Instrumen:
• suatu alat untuk menentukan nilai atau magnitudo dari suatu besaran atau
variabel.
• Akurasi/ Ketelitian: suatu tingkat kedekatan dari hasil pembacaan suatu instrumen
atas suatu variabel yang terukur, dengan nilai sejatinya.
Sumber lain: Akurasi adalah kedekatan alat ukur membaca pada nilai yang
sebenarnya dari variabel yang diukur.
• Presisi/ Ketepatan: suatu tingkat kedekatan antara satu hasil pengukuran dengan
yang lainnya dalam suatu pengukuran berturut-turut (berulang).
Sumber lain: Presisi adalah derajat untuk membedakan satu pengukuran dengan
lainnya.
• Sensitivitas (kepekaan): rasio sinyal output atau respons dari suatu instrumen
terhadap suatu perubahan input atau variabel terukur.
• Resolusi: perubahan terkecil pada nilai terukur dengan mana instrumen akan
merespons.
Sumber lain: Resolusi adalah perubahan terkecil dari nilai pengukuran yang
mampu ditanggapi oleh alat ukur
• Akurasi mengacu ke derajad kedekatan atau kesesuaian dengan nilai sejati dari
besaran saat pengukuran.
Contoh
• Dua buah voltmeter dengan pembuatan dan model yang sama. Keduanya akan
membaca dengan presisi yang sama.
• Bila nilai resistans seri (dalam) dari salah satu voltmeter tersebut berubah dengan
cukup besar, maka ia akan membaca dengan galat yang cukup besar.
• Karena itu, akurasi dari kedua voltmeter tersebut bisa jadi sangat berbeda.
• Suatu indikasi presisi pengukuran adalah jumlah angka penting dari hasil
pengukuran.
Contoh:
• Adalah hal yang biasa mencatat suatu pengukuran dengan semua digit yang kita
yakini sebagai terdekat dengan nilai sejatinya.
• Cara lain untuk menyatakan hasil ini adalah dengan mengindikasikan “rentang
galat yang mungkin”.
• Ini mengindikasikan nilai tegangan yang berada di antara 117,05 V dan 117,15
V.
• Dan, rentang galat yang mungkin adalah “deviasi terbesar” dari rerata tersebut.
• Ini mengindikasikan nilai tegangan yang berada di antara 117,05 V dan 117,15
V.
• Dan, rentang galat yang mungkin adalah “deviasi terbesar” dari rerata tersebut.
• Satu atau lebih nol tambahan yang lain di sebelah kanan desimal dan angka berarti
adalah berarti.
Soal:
Jwb:
1) 1 2) 4 3) 1 4) 3
5) 2 6) 3 7) 5 8) 6
• Aturan: Jawaban kita hanya dapat sebanyak pecahan/ tempat desimal dari
pengukuran yang mempunyai pecahan desimal terkecil.
• Contoh 1:
• Aturan: Jawaban kita hanya bisa memperlihatkan jumlah angka berarti yang sama
dengan hasil pengukuran yang diperkalikan/ dibagikan, dengan jumlah angka
berarti terkecil.
• Contoh:
Penyelesaian
V = IR = (3,18)(35,68) = 113,4624
I mempunyai 3 AB.
R mempunyai 4 AB.
Jawaban kita hanya dapat mempunyai 3 AB karena itu adalah jumlah AB terkecil
pada hasil pengukuran.
2. Massa Kilogram kg M
3. Waktu sekon s T
Dimensi
Cara besaran itu tersusun oleh besaran pokok.
Nama Satuan untuk Besaran Turunan ada yang menggunakan nama khusus dan ada yang
tidak.
Contoh:
a. Tidak menggunakan nama khusus
NO Besaran Satuan
1 Kecepatan meter/detik
1 Gaya Newton N
2 Energi Joule J
3 Daya Watt W
4 Frekuensi Hertz Hz
• Pada sistem metrik, satuan yang lebih besar dan lebih kecil didefinisikan dalam
kelipatan 10 dari satuan standar.
• Jadi 1 kilometer (km) adalah 1000 m atau 103 m, 1 centimeter (cm) adalah 1/100 m
atau 10-2 m dan seterusnya.
• Awalan “centi”, “kilo”, “mili”, dan yang lainnya dapat diterapkan tidak hanya pada
satuan panjang, tetapi juga satuan volume, massa, atau metrik lainnya.
• Misalnya saja 1 centiliter (cL) adalah 1/1000 liter dan 1 kilogram adalah 1000
gram.
• Tabel berikut ini menunjukkan awalan-awalan metrik yang sering digunakan dalam
berbagai satuan.
Jenis-Jenis Galat
3. Galat yg tdk disengaja (random errors) penyebab tidak dpt langsung diketahui
A. Galat Umum
- Bisa diminimalkan.
• Contoh…
Contoh 1:
Suatu voltmeter, mempunyai sensitivitas 1000 Ω/V, membaca 100 V pada skala
150-V-nya ketika terhubung ke resistor tak diketahui yang seri dengan miliamperemeter.
Ketika miliamperemeter membaca 5 mA,
Hitunglah:
Jawab:
karena voltmeter terpasang paralel dengan resistor tersebut, maka resistans aktualnya
adalah
Contoh 2:
Suatu voltmeter, mempunyai sensitivitas 1000 Ω/V, membaca 40 V pada skala 150-
V-nya ketika terhubung ke resistor takdiketahui yang seri dengan miliamperemeter. Ketika
miliamperemeter membaca 800mA, hitunglah
Karena voltmeter terpasang paralel dengan resistor tersebut, maka resistans aktualnya
adalah
B. Galat Sistematik
b) Dinamis: kecepatan respons alat ukur bila terjadi perubahan variabel terukur.
Galat instrumental
• pencegahan:
kalibrasi
Galat lingkungan
C. Galat acak
• Galat ini akibat penyebab yang tak diketahui dan terjadi, walaupun semua galat
sistematik telah diperhitungkan.
• Solusi: tambah jumlah pembacaan dan analisis statistik untuk pendekatan terbaik.
C. RANGKUMAN
• Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap
suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas pada
kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda
yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan konsumen
• Besaran pokok merupakan besaran yang dipandang berdiri sendiri dan tidak
diturunkan dari besaran lain. Sampai saat ini ditetapkan 7 besaran pokok (seperti
pada Tabel 1a).
• Besaran turunan ialah besaran yang diturunkan dan diperoleh dari besaran-
besaran pokok
3) Galat yg tdk disengaja (random errors) penyebab tidak dpt langsung diketahui.
B. POKOK-POKOK ISI
Meter DC
Garis-besar
Pengantar
pmmc (permanent magnet moving-coil mechanism) = Mekanisme meter
d’Arsonval
Ayrton Shunt
d’Arsonval dalam DC Voltmeter
d’Arsonval dalam DC Ammeter
Efek Pembebanan (Loading Effects) Voltmeter
Efek sisip (Insertion Effects) Ammeter
pmmc=d’Arsonval
• Pada Gbr di atas, jarum pergerakan meter terlihat menunjuk ke titik sekitar 35
persen skala-penuh, titik nol di ujung kiri busur-skala dan skala-penuh di kanan
busur skala.
• Suatu kenaikan arus-terukur akan menggerakkan jarum untuk menunjuk ke titik yg
lebih ke kanan dan sebaliknya, penurunan arus akan mengembalikan jarum ke titik
awal skala.
Solusi I:
• penggunaan pegas (hairsprings) di tiap ujung koil.
• Pegas tsb dpt juga sekaligus sbg konektor elektris ke koil.
• Dg pegas tsb, koil akan kembali ke posisi awal ketika tdk ada lagi arus.
• Pegas jg cenderung akan menahan gerakan koil ketika arus melaluinya.
• Seiring pertambahan arus yg via koil, medan magnet yg terbangkit(kan?) di
sekitarnya akan bertambah pula.
• Semakin kuat medan magnet di sekeliling koil, semakin jauh pula gerakan koil.
Inilah basis kerja (yg baik) sbh meter.
• Tapi, bagaimana kita mengetahui, seberapa jauh jarak gerakan koil?
• Jika sbh (jarum) pointer dipasang pd koil dan dibuat menjangkau skala, pointer
akan bergerak mengikuti gerakan koil, dan skala dpt ditandai tuk mengindikasikan
jumlah arus yg via koil.
• 2 hal lain yg digunakan untuk menaikkan akurasi dan efisiensi meter.
• Pertama, sbh inti besi ditempatkan di dlm koil untuk mengonsentrasi medan
magnet.
• Kedua, sepatu kutub untuk memasikan bahwa gaya putar pd koil bertambah
sebanding dg kenaikan arus.
• Mekanisme meter selengkapnya terlihat pd Gbr.
• Mekanisme meter d’Arsonval terpakai dalam aplikasi yg sangat luas.
• Arus dari rangkaian terukur yg melalui belitan dr koil bergerak menyebabkannya
berfungsi sbg elektromagnet (EMT).
• Kutub-kutub EMT berinteraksi dg PM, menyebabkan koil berputar.
• Pointer terdefleksi di atas skala bilamana arus mengalir dlm arah yg benar pd koil.
Dengan
T = Torsi (N-m);
• Redaman bagus: Ideal (teoritis), III. Tapi, dlm banyak pemakaian (praktek), II dan
III.
• Idealnya: respons galvanometer harus teredam kritis; jarum bergerak ke posisi akhir
tanpa lonjakan.
• Redaman terjadi dlm dua cara:
– Mekanis: terutama disebabkan o/ perputaran koil thdp udara sekelilingnya;
tdk bergantung pd arus di koil. Yg lain: gesekan di dlm bantalan dan
bengkokan pegas.
– Elektromagnetis: oleh efek induksi di dlm koil saat berputar di dalam MM.
Garis-besar
• Pengantar: Meter?.
Pengantar
Meter?
Prinsip Kerja
1. Meter d'Arsonval bekerja atas prinsip koil yg membawa pointer berporos di antara
kutubkutub magnet permanen.
3. Pointer meter terdefleksi, berbanding langsung dengan arus. Meter ini disebut
ammeter (amperemeter).
Ammeter DC
Ammeter/ Amperemeter DC
• Vm = ImRm
• Vsh = Vm
• Ish = I – Im
= Im Rm / (I -Im) Ω
Contoh 1
Carilah nilai resistor shunt yg dibutuhkan untuk mengubah mekanisme meter (d’Arsonval)
1 mA, dg resistor internal 100 Ω, menjadi sebuah ammeter berentang 0-100 mA.
• Dik.:
• Dit.:
– Nilai resistor shunt (Rsh), agar bisa menjadi ammeter tsb. di atas.
– Maka:
• Ish = I – Im
= 100 -1 mA
= 99 mA;
= (Im*Rm)/Ish
= (1 mA * 100 Ω) / 99 mA
= 1,01 Ω
Ammeter DC
Soal.
Sbh meter d’Arsonval 100-μA dg resistans internal 800-Ω digunakan untuk membuat
ammeter berentang 0 - 100mA. Berapakah nilai resistor shunt yg diperlukannya?
Ammeter Multirentang
Ayrton Shunt
Contoh 2:
Diket.:
• Rentang-1 : 1 A;
• Rentang-2 : 5 A;
• Rentang-3 : 10 A.
• Idsp-d’Arsonval: 1 mA;
• Rm : 50 Ω
Ditany.:
Jawab:
– Ra + Rb + Rc // Rm;
= 1 A – 1 mA
= 999 mA.
Ra + Rb + Rc = Vm / (I-Im);
Ra + Rb + Rc = ImRm / (I-Im);
Ra + Rb + Rc = 1 mA.50 Ω /
(999 mA);
Ra + Rb + Rc = 0,05005 Ω [I]
• Rentang-2
= 5 A – 1 mA
= 4.999 mA.
Ra + Rb = Im (Rm + Rc)/(Ish);
• Rentang-3
– Ra // Rm + Rb + Rc;
= 10 A – 1 mA
= 9.999 mA.
• Penyelesaian ketiga pers. simultan (I, II, III) akan menghasilkan nilai-nilai resistor
shunt (Ra, Rb dan Rc);
5000 Rc = 200,2
Rc = 0,04004Ω
[III]: 9999 Ra - Rb - Rc = 50
Rb = 0,005005 Ω
Dan Ra = 0,005005 Ω
• Perhitungan menunjukkan bahwa untuk arus yg besar, nilai resistor shunt bisa
menjadi sangat kecil.
– Polaritas yg tepat.
I1=10mA, I2=100mA,
I3=1A.
Cek :
Rsh = Ra + Rb + Rc
• Galat yg diakibatkan o/ meter bergantung pada nilai resistans Ammeter dan juga
rangkaian terukur.
Sebuah meter arus yang mempunyai resistansi internal 88Ω digunakan untuk mengukur
arus yang melalui Rc pd Gambar di samping. Tentukan persentase galat akibat ammeter.
Diberikan:
Ra = Rb = Rc = 1kΩ
Voltmeter DC
Meter DC 3
Pengukuran tegangan dilakukan dg menempatkan Voltmeter pada resistor ybs..
Dengan:
Im = arus dsp d’Arsonval;
Rm = resistor internal;
Rs = resistor pengali
V = teg. rentang maks.
• Biasanya untuk voltmeter berentang rendah & sedang yakni sampai 500 V, resistor
pengali ditempatkan di dlm voltmeter;
• Untuk tegangan yg lebih tinggi, pengali tsb. dipasang pd sepasang apitan kutub
(binding post) di luar kotak untuk mencegah kelebihan panas dlm kotak.
Voltmeter DC Multirentang
Contoh
Penyelesaian:
S = sensitivitas, Ω/V;
V = rentang tegangan, V;
Rm = resitans-internal d’Arsonval (atau beserta resistans-seri);
Rs = resistor-pengali;
RT = resistans total voltmeter.
Contoh-2:
Ulangi contoh sebelumnya dg menggunakan metode sensitivitas.
- Diket.: Idsp = 1 mA = 0,001 A;
- Ditany.: R1 … R4.
Peny.:
S = 1 / Idsp = 1 / 0,001 = 1000 Ω/V;
R4 = (S x V) – Rm
= (1000 Ω/V x 10 V)- 0,1 kΩ;
= 10 kΩ – 0,1 kΩ = 9,9 kΩ.
R3 = (S x V) – (R4 + 0,1 kΩ)
= (1000 Ω/V x 50 V)- 10 kΩ;
= 50 k Ω – 10 k Ω = 40 k Ω.
Peny. (lanj.):
R2 = (S x V) – (R3 + R4 + 0,1 kΩ)
= (1000 x 250)-(40 + 9,9 +0,1);
= 250 – 50 = 200 kΩ.
R1 = (S x V) – (R2 + R3 + R4 + 0,1 kΩ)
• Sensitivitas voltmeter DC merupakan faktor penting dlm pemilihan sbh alat ukur
untuk pengukuran teg. tertentu;
• Voltmeter sensitivitas rendah memberikan pembacaan yg akurat saat mengukur
tegangan dlm rangk. beresistansi rendah; Hal yg sebaliknya akan terjadi jika ia
mengukur rangk. beresistansi tinggi.
• Saat suatu voltmeter digunakan untuk mengukur tegangan pd suatu komponen,
rangk., voltmeter sendiri ad. paralel dg komponen rangk.
• Kombinasi paralel dr dua resistor dpt menjadi lebih kecil dr keduanya saat berdiri
sendiri, sehingga resistans yg terlihat o/ sumber bernilai lebih kecil dibandingkan
apabila tanpa voltmeter.
• Karena itu, tegangan pd komponen ad. berkurang di saat voltmeter terhubung.
• Efek ini disebut pembebanan voltmeter (voltmeter loading) dan menghasilkan
galat yg disebut galat-pembebanan (loading error).
Contoh:
• Diinginkan untuk mengukur tegangan antara ujung-ujung resistor 50 kΩ dlm rangk.
di atas. Untuk pengukuran ini tersedia 2 voltmeter: V1 dg sensitivitas 1000 Ω/V
dan V2, 20000 Ω/V. Kedua voltmeter dipakai pd rentang 50 V.
Tentukan:
- Pembacaan tiap voltmeter;
- Galat tiap pembacaan, dinyatakan dlm persentase nilai aktual.
• V1 (S = 1000 Ω/V):
Resistans total V1,
– RT = S x V
= (1000 Ω/V x 50 V)
= 50 kΩ
Ketika V1 dipasang ke rangkaian, RT // dg resistor terukur (50 kΩ).
Sehingga, resistans a-b menjadi: 25 kΩ
Soal 5:
Dua voltmeter berbeda digunakan untuk mengukur tegangan pd RB dlm rangk. di
samping. Meter-meter tsb. sbb:
– Meter A: S = 1kΩ/V; Rm= 0,2kΩ; Rentang = 10V
– Meter B: S = 20kΩ/V; Rm= 2,2kΩ; Rentang = 10V
Hitunglah:
– Tegangan RB tanpa meter.
– Tegangan RB saat meter A digunakan.
– Tegangan RB saat meter B digunakan.
– Galat-pembebanan pd kedua pembacaan.
Soal 6:
• Carilah pembacaan tegangan dan prosentase galat pembebanan dr setiap
pembacaan yg diperoleh o/ suatu voltmeter:
– Rentang 5-V.
– Rentang 10-V.
– Rentang 50-V.
Meter memiliki sensitivitas 20 kΩ/V dan terhubung pd RA.
• Saat resistans takberhingga (∞ Ω), tdk ada arus yg melalui meter, dan pointer
menunjuk ke ujung paling kiri dr skala.
•
Dengan baterai 9 volt dan hanya resistans d’Arsonval 500 Ω, arus rangkaian kita akan
berkisar xxmA, yg mana adalah jauh dari arus dsp d’Arsonval. Arus berlebih yg demikian
akan merusak meter.
• Secara esensial, Ohmmeter ini terdiri dari meter d’Arsonval yg terhubung seri dg
suatu resistor serta baterai ke terminal (Gbr. 2).
• Ketika resistor-anu (Rx) = 0 (terminal A-B terhubung-singkat), arus maksimum
mengalir dlm rangkaian. Pd kondisi itu, resistor-paralel (R2) diatur sedemikian
hingga meteran menunjukkan arus-skala-penuh (Idsp).
• Posisi jarum penunjuk di skala pd saat itu ditandai ‘0’ Ω, menujukkan bahwa
resistans yg terukur bernilai nol.
• Identik dg itu, saat terminal A-B di buka, tdk ada arus yg mengalir dlm rangkaian
sehingga jarum akan menunjuk ke titik di skala yg ditandai ‘∞’ Ω, menunjukkan
resistans terukur adalah takhingga.
• Dlm desain, diinginkan suatu besaran resistans-anu yang mana akan membuat nilai
arus-skala-paruh meter.
• Pd titik ini, resistans pd terminal A-B didefinisikan sebagai posisi resistans skala-
paruh, Rh.
Resistans total bagi baterai ad. 2Rh, dan arus baterai yg diperlukan untuk simpanganskala-
paruh adalah:
Contoh:
• Ohmeter Gbr. 2 menggunakan meter 50Ω yg membutuhkan arus skala-penuh 1mA.
Teg. baterai 3 V. Penandaan skala yg diinginkan untuk simpangan skala-paruh
adalah 2000 Ω. Carilah:
– a) R1 dan R2;
– b) Nilai maks. R2 untuk mengompensasi jatuh teg. 10% pd baterai.
– c) Galat akibat penyetelan seperti poin (b).
Peny.:
• Dik. Idsp =Im= 1mA; Rm = 50 Ω; Rh =2000 Ω
• Dit.:
• (a) Arus total baterai pd saat simp.-skala-penuh
• Arus di R2:
Rh akan menjadi:
Pesentase galat:
Soal:
• Ohmeter Gbr. 2 menggunakan meter 50Ω yg membutuhkan arus skala-penuh 1mA.
Teg.baterai 3 V. Penandaan skala yg diinginkan untuk simpangan skala-paruh
adalah 3000 Ω. Carilah:
– 1) R1 dan R2;
– 2) Nilai maks. R2 untuk mengompensasi jatuh teg. 10% pd baterai;
– 3) Galat akibat penyetelan seperti poin (2).
Ohmmeter DC
• Sekarang, kita betul-betul bermasalah dg rentang meter.
• Di sisi kiri skala kita mempunyai “takhingga" dan di sisi kana kita memiliki “nol”.
• Skala ini agak ganjil karena berkebalikan dg skala voltmeter dan ammeter.
• Takhingga tdk dpt didekati dg modus linear, karena skala tdk akan pernah bisa
menjangkaunya!
• Dengan skala logaritma, jumlah resistans yg terjangkau untuk setiap jarak pd skala
bertambah sebagaimana pergerakan skala menuju takhingga, membuat takhingga
menjadi sesuatu yg terjangkau.
• Pertanyaan sekitar rentang ohmmeter kita. Berapa nilai resistans antara terminal yg
akan secara pasti menyebabkan defleksi 1/2 skala dr jarum?
• Jika kita mengetahui bahwa d’Arsonval mempunyai nilai skala-penuh sebesar 1 mA, maka
0,5 mA (500 μA) haruslah menjadi nilai yg dibutuhkan untuk defleksi separuh-skala.
Mengikuti desain kita dg baterai 9 volt sbg sumber, diperoleh:
Dg resistans d’Arsonval 500 Ω dan resistor rentang seri 8,5 kΩ, ini menyisakan 9 kΩ untuk
suatu resistans-uji eksternal (terminal ke terminal) pd 1/2 skala.
• problem besar dg desain ini adl. Keyakinan atas kestabilan tegangan baterai untuk
akurasi pembacaan resistans.
• Jika teg. Baterai menurun, skala ohmmeter akan kehilangan akurasi.
• Dg resistor seri konstan 8,5 kΩ dan teg. Baterai menurun, meter tdk akan lagi
terdefleksi skala-penuh ke kanan ketika terminal uji di-short (0 Ω).
• Serupa dg itu, resistans uji 9 kΩ akan gagal mendefleksi jarum ke 1/2 skala secara
tepat.
TKM-3
• carilah nilai R, ¼ skala, ½ skala dan ¾ skala dr Ohmmeter?
• Ia terdiri dari baterai, E, yang terpasang seri dengan resistor dapat-atur R1 dan
meter d’Arsonval.
• Resistor-anu terpasang pada terminal A-B, yang paralel dengan meter.
• Diperlukan saklar S (off-on) untuk mendiskoneksi baterai dengan rangkaian ketika
instrumen tidak digunakan.
• Ketika resistor-anu Rx = 0 Ω (A dan B terhubung-singkat), arus meter adalah nol.
• Saat resistor-anu Rx = ~ Ω (A dan B terbuka), arus hanya melalui meter, dan
dengan pemilihan nilai R1 yang sesuai, jarum penunjuk dapat dibuat menunjuk
skala penuh
• Analisis ohmmeter ini serupa dengan tipe seri.
• Arus meter skala-penuh akan menjadi
Untuk setiap nilai Rx yang terhubung di terminal, arus meter akan berkurang dan diberikan
oleh
atau
Arus meter untuk setiap nilai Rx, yang dinyatakan sebagai bagian dari arus simpangan
skala-penuh, adalah
atau:
Mendefinisikan
Untuk menentukan nilai skala relatif bagi nilai R1 yang diketahui, pembacaan skala-paruh
bisa diperoleh dengan membagi pers. (0) dengan (6) dan menyelesaikan Rh:
Karena tegangan tersebut “terlihat” juga pada resistor-anu, Rx, arus yang melalui Rx
adalah
Arus yang melalui meter (Im) ditambah yang melalui resistor shunt (Ish) harus sama dengan
arus yang melalui resistor-anu (Ix). Karena itu,
C. RANGKUMAN
Pada umumnya Ohmmeter merupakan instrumen berakurasi menengah dg presisi
rendah.
Suatu kalibrasi kasar bisa dilakukan dengan mengukur sebuah resistans standar
dan mencatat pembacaan Ohmmeter.
Penerapan hal tersebut pada beberapa titik di skala dan pada beberapa rentang
memungkinkan mendapatkan indikasi atas operasi yang benar dari instrumen.
1. Soal 1.
Hitunglah sensitivitas dr sbh meter d’Arsonval100-μA yg dpt digunakan sbg
Voltmeter DC.
2. Soal 2.
Hitunglah nilai multiplier Rs pd rentang 50 V dr sbh Voltmeter DC yg
menggunakan 200-μA meter d’Arsonval dg resistans internal 1,2 kΩ.
3. Soal 3.
Hitunglah nilai Rs untuk rangk. Voltmeter DC multirentang seperti gambar di
samping:
Jika R1=150 Ω, R2=1 KΩ, R3=300 Ω, R4=2 KΩ, apakah Jembatan Wheatstone
tsb setimbang atau tidak, dan berapa arus galvanometer?
B. POKOK-POKOK ISI
Meter AC -1
• Beberapa tipe meter d‘Arsonval bisa digunakan untuk mengukur arus/teg. AC.
• Lima macam mekanisme meter yg digunakan dlm instrumen ac disajikan pd Tabel
berikut:
Bentuk Gel. AC
Jika kita memasang sbh dioda ke Voltmeter DC, maka kita mendapatkan rangkaian meter
yg mampu mengukur tegangan AC.
• Aksi dioda secara pendekatan menghasilkan separuh gel. sinus pada resistor beban.
• Contoh 1
• (a) Rs
• (b) S
(a) Karena Rm = Rsh =100Ω, arus total dari sumber untuk defleksi penuh ad. It = 2mA.
Untuk penyearahan setengah gel., nilai DC ekivalen dr teg. AC yg disearahkan ad.:
Tahanan total terdiri atas beberapa komponen. Perhatian kita harus hanya tertuju pd
tahanan rangkaian selama setengah perioda di mana d’Arsonval menerima arus (resistans-
balik D2 ditiadakan).
Sehingga,
Meter AC-2
d’Arsonval dg penyearah gel.-penuh
• Biasanya, lebih diinginkan menggunakan penyearah gelombang-penuh dlm
voltmeter AC karena ia akan memberikan sensitivitas yg lebih tinggi dibanding dg
yg menggunakan penyearah gelombang-paruh (½ gelombang).
• Tipe penyearah gelombang-penuh yg terbanyak digunakan adalah penyerah tipe
jembatan (bridgetype rectifier), seperti terlihat pd gambar berikut.
• ½ Siklus Positif
– Arus mengalir dari Vin melalui D2, melalui MM (d’Arsonval) dari positif ke
negatif, lalu melalui D3.
– ½ Siklus Negatif
– Arus mengalir dari Vin melalui D4, melalui MM dari positif ke negatif, lalu
melalui D1.
Contoh:
Sebuah voltmeter AC seperti gbr di atas dg resistans PMMC 50 Ω dan memerlukan arus 1
mA untuk dsp. Dg menganggap dioda-dioda ideal (resistans-maju 0 dan resistans-balik ~),
tentukan nilai pengali Rs yg menghasilkan dsp jika diberi input tegangan 10 V rms.
Jwb.
• Untuk penyerah di atas,
Edc = (2/π) Em = 2(√2)Erms/ π = 0,9 Erms
Sehingga,
Bahan Ajar - Alat Ukur dan Pengukuran 67
Edc = 0,9 * 10 = 9 V
Resistans total rangkaian adalah:
RT = Edc / Idsp = 9 / 1mA = 9 k Ω
RT = Rs + Rm
Rs = RT – Rm = 9000-50 = 8950 Ω
Elektro-Dinamometer
• Elektro-Dinamometer ad. Meter dasar yg terbanyak digunakan dewasa ini.
• Ia, ad. divais sensitif-arus: serupa dg D’Arsonval MM, menggunakan prinsip kerja
yg secara esensial sama.
• Ingat bahwa D’Arsonval ad. divais DC dan hanya dpt mengukur arus DC atau AC
yg telah disearahkan.
Meter AC -3
Meteran Elektrodinamometer
• Meteran elektrodinamometer dapat digunakan untuk mengukur arus dan tegangan
AC atau DC.
• Koil bergerak dengan resistans seri membentuk elemen tegangan, dan koil
tetap membentuk elemen arus.
• Kekuatan medan di sekitar koil tegangan bergantung pada jumlah arus yang
mengalir melaluinya.
Varmeter
• Perkalian tegangan (volt) dengan arus (amper) dalam rangkaian AC memberikan
daya semu/ kompleks.
• Daya semu, kombinasi dari daya nyata yang melakukan kerja dengan daya
reaktif yang tidak melakukan kerja yang dikembalikan ke jaringan.
• Daya reaktif diukur dalam satuan var (voltamper reaktif) atau kvars (kilovolt-
amper, disingkat KVAR).
• Ketika dihubungkan sedemikian rupa (dengan penggeser-fase), wattmeter akan
mengukur daya reaktif.
• Pada keadaan seperti itu, ia disebut varmeter. Gambar 4 memperlihatkan varmeter
yang terhubung dalam rangkaian AC.
• Arus yang akan diukur frekuensinya adalah mengalir melalui koil dan
menggunakan tekanan daya tarik maksimum atas jangkar-besi-lunak (soft iron
armature) sebanyak dua kali per siklus (A dari Gambar 6). Jangkar terpasang ke
batang, yang mana adalah tertempel pada pendukung fleksibel.
• Reed dengan dimensi yang sesuai mempunyai frekuensi vibrasi alami sebesar
110, 112, 114 dan seterusnya hingga 130 Hz adalah tertempel padabatang (B pada
Gambar 6).
• Reed yang mempunyai frekuensi 110 ditandai ”55” siklus; yang berfrekuensi
130 ditandai ”65” Hz; yang mempunyai frekuensi 120 ditandai ”60” Hz dan
seterusnya.
• Dalam beberapa instrumen, reed mempunyai panjang yang sama, tetapi diboboti
dengan jumlah berbeda di puncaknya sehingga mempunyai kecepatan vibrasi alami
yang berbeda.
• Ketika koil di-energize dengan arus yang mempunyai frekuensi antara 55 dan 65
Hz, semua reed bervibrasi dengan mudah; tetapi reed yang mempunyai frekuensi
alami terdekat ke arus peng-energize (arus yang diukur frekuensinya)
bervibrasi melalui amplitudo yang lebih besar. Frekuensinya dibaca dari reed
yang mempunyai amplitudo vibrasi terbesar.
Instrumen Jembatan
Pendahuluan
• Rangkaian-rangkaian jembatan dipakai secara luas untuk pengukuran nilai-nilai
komponen: resistans, induktans, kapasitans, serta parameter lain yg diturunkan
langsung dari frekuensi, sudut-fase dan temperatur;
Jembatan Wheatstone
Dasar operasi
• Jemb. Wheatstone mempunyai empat lengan resistif, serta sebuah sumber GGL
(baterai) dan sebuah detektor nol (biasanya galvanometer/alat ukur sensitif arus
lain);
Skema Dasar
atau
Dari pers.(5), jika 3 dari keempat resistans tsb diketahui, resistans keempat bisa ditentukan.
Jika R4 takdiketahui = Rx
Dengan penyederhanaan:
dan
Dengan demikian
lalu
Contoh:
Pada Gambar berikut, tegangan baterai = 5V dan resistans internalnya diabaikan.
Sensitivitas-arus galv. 10mm/μA dan resiatans internal 100Ω. Tentukan defleksi
galv.akibat ketakseimbangan 5Ω dlm lengan BC.
Defleksi galv.:
Panjang kabel (Ra+Rb) ad. diperoleh dr pengukuran real dan karena itu, akurasi dr Varley
loop untuk menemukan lokasi ground fault ad.sangat tinggi.
2. Jemb. AC
Untuk mengukur nilai kapasitans dan induktans, Jemb. Wheatstone diubah ke Jemb. AC yg
mana sinyal AC yg digunakan sbg sumber GGL/ masukan dan impedans menggantikan
resistans.
Saat Jemb. AC seimbang, Va=Vb dlm hal amplitudo dan fase. Maka
Formula Jemb. Hay juga independen-frekuensi. Akan tetapi, Rs and Cs haruslah diperoleh
dr Rp dan Cp berdasarkan persamaan (4) dan (5)
C. RANGKUMAN
B. POKOK-POKOK ISI
Alat Ukur Osiloskop
• Osiloskop pada dasarnya adalah suatu alat penampil grafik yang menggambarkan
grafik sinyal elektrik.
• Seberapa jauh sinyal adalah berupa derau dan apakah derau berubah terhadap
waktu.
• Suatu osiloskop akan terlihat seperti satu set televisi kecil, kecuali bahwa ia
mempunyai garis-garis grid di layarnya dan lebih terkontrol daripada televisi.
• Panel depan dari sebuah osiloskop secara normal mempunyai bagian kontrol yang
dibagi ke dalam seksi vertikal, horizontal dan trigger.
1. Kegunaan Osiloskop
• Osiloskop digunakan oleh setiap orang mulai dari teknisi perbaikan TV ke saintis.
• Transduser adalah alat yang membangkitkan sinyal elektris sebagai respons dari
stimulasi fisik seperti, bunyi, tegangan mekanis, tekanan, cahaya atau panas.
• Peralatan elektronika dapat dibagi ke dalam dua kategori: analog dan digital.
• Berbeda dengan yang di atas, osiloskop digital akan mencuplik (sampling) bentuk
gelombang dan menggunakan konverter-analog ke digital (ADC, analog to digital
converter) untuk mengonversi tegangan terukur ke informasi digital.
• Untuk banyak aplikasi, baik yang analog maupun digital dapat digunakan secara
bergantian.
• Biasanya, ada kecenderungan memilih tipe analog bila kita menghendaki untuk
menampilkan sinyal yang bervariasi cepat secara ”real-time” (atau sebagaimana
kejadiannya).
• Bergantung pada cara kita menyetel skala vertikal (kontrol volts/div), suatu
attenuator akan mengurangi tegangan sinyal atau sebaliknya suatu amplifier akan
memperkuat tegangan sinyal.
• Berikutnya, sinyal bergerak langsung ke plat pembelok vertikal dari CRT (chatode
ray tube). Tegangan yang diterapkan ke plat pembelok tersebut menyebabkan titik
sinar akan bergerak (suatu berkas elektron yang menumbuk fosfor di bagian dalam
CRT menyebabkan titik-titik sinar).
• Sinyal juga bergerak untuk men-trigger sistem start atau “sweep” horizontal.
• Sweep horizontal adalah istilah yang mengacu kepada aksi sitem horizontal yang
menyebabkan titik-titik sinar untuk bergerak pada layar.
• Ia akan menjamin bahwa ayunan akan dimulai pada titik yang sama dari sinyal
berulang, yang akan menghasilkan gambar sebagaimana pada Gambar 7.
• Dasar waktu: menggunakan kontrol sec/div untuk mengatur jumlah waktu per divisi
yang direpresentasikan secara horizontal pada layar;
• Juga, pengaturan kontrol fokus dan intensitas agar didapatkan tampilan yang jelas
dan visibel.
• Berikutnya, ADC dalam sistem akuisisi data akan mencuplik sinyal di titik-titik
diskret dalam waktu dan mengkonversi tegangan sinyalnya pada titik-titik tersebut
yang disebut titik-titik cuplik.
• Kecepatan ”detikan” klok disebut kecepatan cuplik dan terukur dalam jumlah
cuplikan per detik.
• Titik-titik cuplik dari ADC disimpan dalam memori sebagai titik-titik bentuk
gelombang.
Pada dasarnya, dengan osiloskop digital, sebagaimana pada yang analog, dibutuhkan
pengaturan setelan vetikal, horizontal dan trigger untuk pengukuran suatu besaran.
4. Measurement Techniques
• This section teaches you basic measurement techniques. The two most basic
measurements you can make are voltage and time measurements.
• Just about every other measurement is based on one of these two fundamental
techniques.
• This section discusses methods for taking measurements visually with the
oscilloscope screen.
• Many digital oscilloscopes have internal software that will take these measurements
automatically.
• Knowing how to take the measurements manually will help you understand and
check the automatic measurements of the digital oscilloscopes.
• Notice the grid markings on the screen- these markings create the graticule.
• The tick marks on the center horizontal and vertical graticule lines (see Figure 1)
are called minor divisions.
• Many oscilloscopes display on the screen how many volts each vertical division
represents and how many seconds each horizontal division represents.
• Many oscilloscopes also have 0%, 10%, 90%, and 100% markings on the graticule
(see Figure 1) to help make rise time measurements, described later.
• Voltage is the amount of electric potential, expressed in volts, between two points
in a circuit.
• Usually one of these points is ground (zero volts) but not always.
• Voltages can also be measured from peak-to-peak from the maximum point of a
signal to its minimum point.
• Once you have measured the voltage, other quantities are just a calculation away.
• For example, Ohm's law states that voltage between two points in a circuit equals
the current times the resistance. From any two of these quantities you can calculate
Bahan Ajar - Alat Ukur dan Pengukuran 98
the third. Another handy formula is the power law: the power of a DC signal equals
the voltage times the current. Calculations are more complicated for AC signals,
but the point here is that measuring the voltage is the first step towards calculating
other quantities.
Figure 2 shows the voltage of one peak - V[p] - and the peak-to-peak voltage - V[p-p] -,
which is usually twice V[p]. Use the RMS (root-mean-square) voltage - V[RMS] - to
calculate the power of an AC signal.
You take voltage measurements by counting the number of divisions a waveform spans on
the oscilloscope's vertical scale.
Adjusting the signal to cover most of the screen vertically, then taking the measurement
along the center vertical graticule line having the smaller divisions, makes for the best
voltage measurements.
The more screen area you use, the more accurately you can read from the screen.
Many oscilloscopes have on-screen cursors that let you take waveform measurements
automatically on-screen, without having to count graticule marks.
Basically, cursors are two horizontal lines for voltage measurements and two vertical lines
for time measurements that you can move around the screen.
Gambar 12. Measure Time on the Center Horizontal Graticule Line (Figure 4)
Bahan Ajar - Alat Ukur dan Pengukuran 100
Alat Ukur Sistem Komunikasi Serat Optik
• OTDR merupakan salah satu peralatan utama baik untuk instalasi maupun
pemeliharaan link serat optik
• Informasi mengenai redaman serat, loss sambungan, loss konektor dan lokasi
gangguan serta loss antara dua titik dapat ditentukan dari display ini.
Pemakaian OTDR
Saat instalasi
OTDR dipakai untuk memastikan loss sambungan, konektor dan loss karena
tekukan atau tekanan terhadap kabel.
Dalam pemeliharaan
– Melokalisir gangguan
• OTDR memancarkan pulsa-pulsa cahaya dari sebuah sumber dioda laser kedalam
sebuah Serat Optik.
• Jarak
Dalam hal ini titik lokasi dalam suatu link, ujung link atau patahan.
• Loss
Loss untuk masing-masing splice atau total loss dari ujung ke ujung dalam suatu
link.
• Atenuasi
• Refleksi
Pengertian Backscatter
• Hal ini disebabkan adanya perubahan kecil pada indeks bias gelas yang terjadi
sepanjang link.
– Ini merupakan titik di mana OTDR dapat mengukur lagi redaman dan loss.
• Event dead zone adalah jarak dari awal refleksi ke titik di mana OTDR dapat
menerima 1,5 di bawah puncak refleksi.
– Dihadapkan langsung ke
matahari
Operasi OTDR
Setting Att
On/Off laser
Dipakai untuk mengukur total loss dalam sebuah link optik baik saat instalasi (uji akhir)
atau pemeliharaan
R edam an
D iu k u r d a la m s a tu a n D e c ib e l (d B )
• L o s s a ta u re d a m a n d in y a ta k a n :
L ( d B ) = P in ( d B m ) - P o u t ( d B m )
L ( d B ) = 1 0 L o g ( P in / P o u t )
O p t ic a l p o w e r m e a s u r e m e n t
1. Peralatan
• yang tepat
• Kalibrasi
• yang tepat
• Pembersih Konektor
• Kapas / tissue
• Udara semprot
• Informasi pengukuran dipakai untuk menentukan optical link budget dan optical
margin
– 1. End to End
– 2. Loop back
C. RANGKUMAN
Osiloskop dapat dibedakan atas 2 jenis yaitu Osiloskop Analog dan Osiloskop
Digital.
Suatu osiloskop analog bekerja secara langsung menggunakan tegangan terukur
untuk membangkitkan berkas elektron yang bergerak pada layar osiloskop.
Berbeda osiloskop analog, osiloskop digital akan mencuplik (sampling) bentuk
gelombang dan menggunakan konverter-analog ke digital (ADC, analog to digital
converter) untuk mengonversi tegangan terukur ke informasi digital.
Salah satu alat ukur khusus bidang telekomunikasi adalah alat ukur fiber optik.
Ada 2 jenis alat ukur optik yang dikenal yaitu OTDR (Optical Time Domain
Reflectometer) dan Optical Power Meter.
Mata Kuliah Alat Ukur dan Pengukuran diberikan pada mahasiswa semester I Jurusan
Teknik Elektro, Program Studi Teknik Telekomunikasi, dan merupakan mata kuliah wajib
bagi mahasiswa dengan bobot 2 SKS. Mata kuliah prasyarat tidak ada karena semester I,
akan tetapi berkaitan erat dengan Mata Kuliah Rangkaian Listrik. Penyampaian melalui
tatap muka di kelas selama 2 jam per minggu dan diskusi satu kali pertemuan. Pembahasan
dimulai dari Pendahuluan, Pengukuran dan Kesalahan, Instrumen Penunjuk Arus Searah
(yang meliputi prinsip galvanometer, amperemeter DC, Voltmeter DC, Ohmmeter DC),
Instrumen Arus Bolak-balik, Osiloskop Analog dan Digital, Alat Ukur Elektronik, serta
pengenalan alat ukur khusus bidang telekomunikasi seperti Impedance Analyzer, Scalar
Network Analyzer, Power Meter, Frequency Counter, Spektrum Analyzer, SWR meter.
No. SoalTest
Waktu (jam)
Minggu ke Aspek
Kompetensi Tujuan Pembelajarn
Pokok Bahasan dan
No (Capaian Pembelajaran) Kriteria Penilaian MetodePengajaran Pustaka
Sub.Pokok Bahasan
K P A Khusus
1 Bab I Pendahuluan
I Penjelasan dan 2 Memahami berbagai Mahasiswa dapat Ceramah dan 1, 2, 3
Persetujuan Kontrak pengertian/ definisi di menjelaskan berbagai Tanya jawab
Perkuliahan, dalam pengukuran pengertian/ definisi di
√
Pendahuluan dalam pengukuran
(Pengukuran dan
Kesalahan).
II Penjelasan mengenai 2 Memahami Mahasiswa dapat
angka-angka penting pentingnya menjelaskan
dan jenis-jenis mengetahui tingkat pentingnya mengetahui
√
kesalahan (galat). kesalahan dan tingkat kesalahan dan
penyebab kesalahan penyebab kesalahan
dalam pengukuran dalam pengukuran
III Penjelasan tentang 2 Memahami prinsip Mahasiswa dapat
Instrumen Penunjuk dasar dari instrument memahami prinsip
Arus Searah meliputi penunjuk arus searah dasar dari instrument
Galvanometer √ penunjuk arus searah
(Mekanisme
d’Arsonval) dan
Amperemeter DC.
2 Bab II Meter DC
BIODATA PENULIS 1
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Martinus Mujur Rose, S.T., M.T.
2 Jenis Kelamin L
3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 197412022008121002
5 NIDN 0002127405
9 Alamat Kantor Jl. Srijaya Negara, Bukit Besar – Palembang
10 Nomor Telepon/Faks 0711-353414 – 0711-355918
1. Dasar Transmisi dan Saluran Transmisi
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Ciksadan, S.T., M.Kom.
2 Jenis Kelamin L
3 Jabatan Fungsional Lektor Kepala
9 Alamat Kantor Jl. Srijaya Negara, Bukit Besar – Palembang
10 Nomor Telepon/Faks 0711-353414 – 0711-355918
1. Jaringan Telekomunikasi
4.
5.