Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

ALAT UKUR DAN TEKNIK PENGUKURAN

MULTIMETER ANALOG

Disusun Oleh :

Nama : Fenita Yosi Ariningrum

NIM : 032300004

Prodi : Elektro Mekanika/2023

Tgl Praktikum : Selasa, 17 Oktober 2023

Asisten Dosen Pendamping : Astriany Noer, ST, MT

PROGRAM STUDI ELEKTRO MEKANIKA


POLITEKNIK TEKNOLOGI NUKLIR INDONESIA
BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
YOGYAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan dan mengumpulkan tugas makalah ini
dengan tepat waktu. Dalam penyusunan makalah ini, penyusun mendapatkan banyak
rintangan dan hambatan, akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak penyusun dapat
mengatasi rintangan dan hambatan tersebut. Oleh karena itu, penyusun ingin mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan akan penyusunan dan
penyelesaian tugas ini. Semoga segala bantuan yang diberikan akan mendapat balasan yang
sebanding dari Tuhan Yang Maha Esa. Penyusun menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan keterbatasan dalam penyajian data. Maka, penyususn mengharapkan saran
yang membangun untuk penyempurnaan tugas-tugas dan laporan selanjutnya. Demikian
laporan praktikum ini disusun, apabila ada kata-kata yang kurang berkenan, kami mohon
maaf.
Sleman, 20 Oktober 2023
DAFTAR ISI

Contents
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 6
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 6
1.2 Tujuan Praktikum.................................................................................................................... 6
BAB II METODE PRAKTIKUM .......................................................................................................... 7
2.1 Dasar Teori........................................................................................................................................ 7
BAB III LANGKAH KERJA DAN DOKUMENTASI ......................................................................... 9
3.1 Langkah Kerja............................................................................................................................... 9
3.2 Alat dan Bahan............................................................................................................................ 10
BAB IV HASIL PENGAMATAN ....................................................................................................... 12
4.1 Pengukuran dan Pengujian Resistor ............................................................................................ 12
4.2 Pengukuran Tegangan DC .......................................................................................................... 12
4.3 Pengkuran Arus DC .................................................................................................................... 12
BAB V ANALISA DAN KESIMPULAN............................................................................................ 13
4.1 Analisa ........................................................................................................................................ 13
4.2 Kesimpulan ................................................................................................................................. 14
BAB VI PENUTUP .............................................................................................................................. 15
5.1 Saran ........................................................................................................................................... 15
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Multimeter Digital................................................................................................................. 7


Gambar 2. Multimeter Analog ................................................................................................................ 8
Gambar 3. Pengukuran Resistor.............................................................................................................. 9
Gambar 4. Pengukuran tegangan DC .................................................................................................... 10
Gambar 5. Pengukuran arus DC ........................................................................................................... 10
Gambar 6. Bagian - bagian multimeter analog ..................................................................................... 11
DAFTAR TABEL
Table 1. Pengukuran dan pengujian resistor ......................................................................................... 12
Table 2. Penugukuran tegangan DC ..................................................................................................... 12
Table 3. Pengukuran arus DC ............................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengukuran adalah hal yang tidak dapat dihindarkan dalam mengikuti perkuliahan
praktikum. Salah satu praktikum di jurusan elektro mekanika adalah praktikum Alat Ukur dan
Teknik Pengukuran . Salah satu alat ukur yang digunakan dalam melaksanakan praktikum Alat
Ukur dan Teknik Pengukuran adalah Multimeter.
Multimeter sendiri adalah gabungan dari tiga alat ukur, antara lain Voltmeter sebagai
alat ukur tegangan atau beda potensial, Ampereter sebagai alat ukur kuat arus listrik, dan
Ohmmeter sebagai alat ukur hambatan listrik. Salah satu keterampilan utama yang harus
dikuasai oleh mahasiswa dalam melaksanakan praktikum Alat Ukur dan Teknik Pengukuran
adalah menggunakan Multimeter, dimulai dari kalibrasi hingga membaca hasil pengukuran.
Jika mahasiswa tidak menguasai keterampilan dalam menggunakan multimeter, maka
akan menghambat jalannya praktikum Alat Ukur dan Teknik Pengukuran dan dapat
menyebabkan mahasiswa kesulitan dalam menggunakan alat ukur listrik lainnya seperti
osiloskop. Hasil penelitian Zainuddin, dkk. (2019) menunjukkan bahwa pengetahuan awal
mahasiswa berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan dalam mengoperasikan
peralatan laboratorium.Safriana (2017) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa mahasiswa
yang mempunyai kemampuan penggunaan alat ukur listrik tinggi mendapatkan nilai
psikomotorik yang tinggi dibandingkan mahasiswa yang mempunyai kemampuan penggunaan
alat ukur listrik rendah.
Penelitian yang telah dilaksanakan ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemampuan
mahasiswa dalam melakukan pengukuran besaran listrik menggunakan Multimeter.
1.2 Tujuan Praktikum
1.2.1 Dapat memahami cara penggunaan alat ukur multimeter analog dengan benar
1.2.2 Dapat melakukan pembacaan skala alat ukur analog dengan benar
1.2.3 Dapat Memahami fungsi batasan skala alat ukur tegangan, arus dan resistansi pada
multimeter analog
BAB II
METODE PRAKTIKUM

2.1 Dasar Teori


Multimeter Analog atau yang biasa disebut multimeter jarum adalah alat pengukur besaran
listrik yang menggunakan tampilan dengan jarum yang bergerak ke range-range yang kita ukur dengan
probe. Multimeter ini tersedia dengan kemampuan untuk mengukur hambatan ohm, tegangan (Volt)
dan arus (mA). Analog tidak digunakan untuk mengukur secara detail suatu besaran nilai komponen,
tetapi kebanyakan hanya digunakan untuk baik atau jeleknya komponen pada waktu pengukuran atau
juga digunakan untuk memeriksa suatu rangkaian Apakah sudah tersambung dengan baik sesuai dengan
rangkaian blok yang ada.
Multimeter terdapat jenis lain yaitu multimetr digital, Multimeter digital akan menghasilkan
pembacaan berupa angka. Multimeter digital digunakan untuk mengukur besaran listrik seperti
tegangan, kuat arus, dan hambatan listrik. Akurasi pengukuran dengan multimeter digital sangat tinggi.
Angka yang ditampilkan sebagai hasil pengukuran dapat memiliki beberapa angka desimal.
Kekurangan dari multimeter digital yaitu nilai pengukuran tegangan yang tidak stabil. Cara pemakaian
dari multimeter digital sama dengan multimeter analog akan tetapi lebih praktis
Kegunaan bagian bagian multimeter yaitu ; Jarum Penunjuk berfungsi untuk menunjukkan
besaran hasil nilai pengukuran. Umumnya pada multimeter analog, pada papan skala terdapat cermun
agar pembacaan pada jarum penunjuk lebih akurat. Zero adjust (pengatur jam pada posisi nol) dapat
diputar dengan obeng (-). Fungsinya untuk mengkalibrasi dan mengatur jarum agar kembali tepat ke
angka 0 yang berada di sebelah kiri papan skala. Range selector switch berfungsi untuk menentukan
posisi kerja multimeter, dan batas ukur (range). Saklar ini harus diposisikan sesuai dengan komponen
atau jalur rangkaian yang akan diukur. Skala Jarum digunakan untuk membaca hasil pengukuran. Pada
papan skala terdapat skala: Tahanan/resistansi (ohm), tegangan (ACV/DCV), Kuat arus (Ampere), dan
skala lainnya. Probe negative dipasang pada lubang kutub negative multimeter 6. Probe positif
dipasangkan pada lubang kutub positif. Zero Ohm Adjust digunakan untuk mengatur jarum penunjuk
pada angka 0 sebelum multimeter digunakan
Manfaat penggunaan dari Multimeter antara lain yaitu untuk mengukur tegangan searah (DC),
untuk mengukur tegangan bolak-balik (AC), untuk mengukur kuat arus listrik searah (DC).
Mulitmeter dapat bekerja berdasarkan prinsip kumparan putar magnet permanen. Pada alat
ukur kumparan putar, besaran listrik diubah menjadi gaya gerak pada jarum penunjuk. Prinsip kerja
multimeter dengan kumparan putar hanya dapat digunakan pada pengukuran besaran listrik arus
searah. Pengubahan besaran listrik menjadi gerakan jarum dilakukan melalui sistem induksi
elektromagnetik.

Gambar 1. Multimeter Digital


Gambar 2. Multimeter Analog
BAB III
LANGKAH KERJA DAN DOKUMENTASI

3.1 Langkah Kerja


3.1.1 Pengukuran dan pengujian resistor dilakukan dengan langkah pengukuran sebagai
berikut:
3.1.1.1 Lakukan penyetelan alat ukur. Sesuaikan faktor pengali dengan resistor yang akan diukur
3.1.1.2 Hubungkan kabel pengukuran denga resistor. Polaritas tidak perlu diperhatikan.
3.1.1.3 Catatlah nilai resistansi yang ditunjukan alat ukur pada lembar kerja Catatan Setiap resistor
mempunyai nilai toleransi tertentu. Nilai toleransi ini ditentukan oleh warna yang terpisah jauh
dari warna-warna pita resistor. Biasanya pita toleransi berwarna emas yang menandakan nilai
toleransi 5%. Jika berwarna perak bernilai 10%. Jadi jika sebuah resistor 1000 Ohm mempunyai
toleransi dengan warna emas, maka ketelitian resistor adalah 5% atau 150 Ohm. Ini berarti nilai
resistor yang masih baik berada diantara 950-1050 Ohm.

Gambar 3. Pengukuran Resistor

3.1.2 Pengukuran tegangan DC dilakukan dengan langkah pengukuran sebagai berikut :


3.1.2.1 Atur selector ke skala DCV
3.1 2.2 Pasang probe hitam pada salah satu ujung tegangan DC kemudian probe merah pada sisi
lainnya
3.1.2.3 Jika jarum bergerak ke arah kiri menandakan bahwa pemasangan probe terbalik, maka
baliklah probe ke sisi yang berlawanan.
3.1.2.4 Jika pemasangan telah benar maka jarum akan bergerak kearah anan dan menunjukkan
nilai tegangan dari penghasil DC.
3.1.2.5 Catat hasilnya pada alat ukur
Gambar 4. Pengukuran tegangan DC

3.1.3 Pengukuran Arus DC dilakukan dengan langkah pengukuran sebagai berikut :


3.1.3.1 Buat rangkaian seri maupun paralel dengan menggunakan sebuah resistor.
3.1.3.2 Ukur arus yang melalui rangkaian tersebut.

Gambar 5. Pengukuran arus DC

3.2 Alat dan Bahan


1. Jarum Penunjuk
2. Zero adjust
3. Skala pemilih
4. Skala Jarum
5. Probe negatif
6. Probe positif
7. Tombol Pengatur 0 Ohm
Gambar 6. Bagian - bagian multimeter analog
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1 Pengukuran dan Pengujian Resistor
Table 1. Pengukuran dan pengujian resistor

Kode warna Nilai Toleransi Nilai Resistor Nilai Pengukuran Kondisi Resistor
(Baik/Tidak Baik)
O O C E 16,5 330.5% 350 Baik
K U M E 235 4,700 x 5% 4600 Baik
C H M E 50 1000 x 5% 1000 Baik
C H O E 500 10,000 x 5 % 10,000 Baik
C H O E 500 10,000 x 5 % 10,000 Baik

4.2 Pengukuran Tegangan DC


Table 2. Penugukuran tegangan DC

Sumber DC Range dan Skala Nilai Tegangan


Maks yang yang Terukur
Digunakan
12 DCV 50 12
9 DCV 10 9,25
7 DCV 10 7
2 DCV 2,5 1,6
14 DCV 50 14

4.3 Pengkuran Arus DC


Table 3. Pengukuran arus DC

Hambatan Tegangan Arus Terukur Arus Terhitung


330 14 0,04 I=14/330=0,04 A
4700 14 0,002 I=14/4700=0,002 A
6900 14 0,002 I=14/6900=0,002 A
6900 5 0,007 I=5/6900=0,0007 A
BAB V
ANALISA DAN KESIMPULAN
4.1 Analisa
Pada pengukuran dan pengujian resistor dilakukan dengan memastikan jarum penunjuk sudah
menunjukkan angka 0. Resistor diberi kontak dengan probe positif dan negative. Resistor dinilai dalam
kondisi baik apabila nilai pengukuran masih dalam jarak penugkuran hasil dari nilai resistor ditambah
dan dikurangi oleh nilai resistansi.
A) Kode warna dari resistor ialah oranye, oranye, coklat, emas yang bernilai 330 ohm dengan
nilai toleransi 5%. Nilai toleransinya adalah 16,5 didapat dari 330 x 5%. Sedangkan saat
diukur dengan multimeter skala menunjukkan 350. Nilai R terbesarnya adalah 330 + 16,5
= 346,5 dan nilai R terkecilnya yaitu 330 – 16,5 = 313,5. Resistor dinyatakan baik karena
skala atau nilai pengukuran masih dalam jarak anatra batas atas dan batas bawah yaitu 313,5
sampai 346,5.
B) Kode warna dari resistor ialah kuning, ungu, merah, emas yang bernilai 4.700 ohm dengan
nilai toleransi 5%. Nilai toleransinya adalah 235 didapat dari 4.700 x 5%. Sedangkan saat
diukur dengan multimeter skala menunjukkan 4.600. Nilai R terbesarnya adalah 4700 +
235 = 493.5 dan nilai R terkecilnya yaitu 4.700 – 235 = 4.465. Resistor dinyatakan baik
karena skala atau nilai pengukuran masih dalam jarak anatra batas atas dan batas bawah
yaitu 493.5 sampai 4.465
C) Kode warna dari resistor ialah coklat, hitam, merah, emas yang bernilai 1.000 ohm dengan
nilai toleransi 5%. Nilai toleransinya adalah 50 didapat dari 1.000 x 5%. Sedangkan saat
diukur dengan multimeter skala menunjukkan 1.000. Nilai R terbesarnya adalah 1.000 +
50 = 1.050 dan nilai R terkecilnya yaitu 1.000 – 50 = 950 Resistor dinyatakan baik karena
skala atau nilai pengukuran masih dalam jarak anatra batas atas dan batas bawah yaitu 1.050
sampai 950
D) Kode warna dari resistor ialah coklat, hitam, oranye, emas yang bernilai 10.000 ohm
dengan nilai toleransi 5%. Nilai toleransinya adalah 500 didapat dari 10.000 x 5%.
Sedangkan saat diukur dengan multimeter skala menunjukkan 10.000. Nilai R terbesarnya
adalah 10.000 + 500 = 10.500 dan nilai R terkecilnya yaitu 10.000 – 500 = 9.500 Resistor
dinyatakan baik karena skala atau nilai pengukuran masih dalam jarak anatra batas atas dan
batas bawah yaitu 1.500 sampai 9.500
E) Kode warna dari resistor ialah coklat, hitam, oranye, emas yang bernilai 10.000 ohm
dengan nilai toleransi 5%. Nilai toleransinya adalah 500 didapat dari 10.000 x 5%.
Sedangkan saat diukur dengan multimeter skala menunjukkan 10.000. Nilai R terbesarnya
adalah 10.000 + 500 = 10.500 dan nilai R terkecilnya yaitu 10.000 – 500 = 9.500 Resistor
dinyatakan baik karena skala atau nilai pengukuran masih dalam jarak anatra batas atas dan
batas bawah yaitu 1.500 sampai 9.500
Pada pengukuran tegangan DC dilakukan dengan mengatur selektor ke skala DC V dan
menghubungkan probe negative dan positif ke ujung tegangan DC. Apabila pemasangan sudah benar
maka jarum akan bergerak ke kanan.
A) Pemberian sumber DC sebesar 12V sehingga range dan skala maksimal yang digunakaan
adalah 50 sehingga didapat nilai tegangan yang terukur adalah 12V
B) Pemberian sumber DC sebesar 9V sehingga range dan skala maksimal yang digunakaan adalah
10 sehingga didapat nilai tegangan yang terukur adalah 9,25V
C) Pemberian sumber DC sebesar 7V sehingga range dan skala maksimal yang digunakaan adalah
10 sehingga didapat nilai tegangan yang terukur adalah 7V
D) Pemberian sumber DC sebesar 2V sehingga range dan skala maksimal yang digunakaan adalah
2,5 sehingga didapat nilai tegangan yang terukur adalah 1,6V
E) Pemberian sumber DC sebesar 14V sehingga range dan skala maksimal yang digunakaan
adalah 50 sehingga didapat nilai tegangan yang terukur adalah 14V

Pada pengukuran arus DC dilakukan dengan membuat rangkaian seri 3 kali dan paralel sekali
dengan resistor dan didapat hasil pengukuran sebagai berikut:
A) Diberikan tegangan sebesar 14V dan hambatan sebesar 330 Ohm, skala menunjukkan hasil arus
terukur sebesar 0,04A dari rumus arus yaitu I=V/R didapat angka 14/330 dengan hasil 0,04A.
B) Diberikan tegangan sebesar 14V dan hambatan sebesar 4700 Ohm, skala menunjukkan hasil
arus terukur sebesar 0,002A dari rumus arus yaitu I=V/R didapat angka 14/4700 dengan hasil
0,002A.
C) Diberikan tegangan sebesar 14V dan hambatan sebesar 6900 Ohm, skala menunjukkan hasil
arus terukur sebesar 0,002A dari rumus arus yaitu I=V/R didapat angka 14/6900 dengan hasil
0,002A.
D) Diberikan tegangan sebesar 5V dan hambatan sebesar 6900 Ohm, skala menunjukkan hasil arus
terukur sebesar 0,0007A dari rumus arus yaitu I=V/R didapat angka 5/6900 dengan hasil
0,0007A.
4.2 Kesimpulan
1) Multimeter merupakan suatu alat yang dinyatakan untuk mengukur tegangan-tegangan, tahanan
dan arus
2) Multimeter dapat diubah menjadi ampermeter, voltmeter dan ohmmeter secara tepat dan mudah
3) Multimeter ada 2 yaitu : multimeter digital dan multimeter analog.
BAB VI
PENUTUP
5.1 Saran
5.1.1 Lebih dalam mempelajari materi agar lebih menguasai multimeter
5.1.2 Ulangi percobaan beberapa kali agar hasil lebih akurat
5.1.3 Patuhi protokol keselamatan di labolatorium

Anda mungkin juga menyukai