”WATTMETER”
Disusun Oleh:
Kelas :1Eb
Dosen Pengampu:Ir. Faisal Damsi, M.T.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah
ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari
berbagai pihak.
Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan
manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.
penulis
2
DAFTAR ISI
BAB 1 ........................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN......................................................................................................................... 4
1. Latar Belakang ...................................................................................................................... 4
BAB II .......................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 5
2.1 Pengertian Wattmeter......................................................................................................... 5
2.2 Jenis – jenis Wattmeter ...................................................................................................... 6
2.3 Prinsip kerja Wattmeter ..................................................................................................... 9
2.4 Komponen Wattmeter ........................................................................................................ 9
2.5 Penggunaan Wattmeter .................................................................................................... 10
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................................... 15
A. Kesimpulan ........................................................................................................................... 15
B. Saran .................................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 17
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi di bidang elektronika saat ini sudah sangat
pesat. Berbagai barang elektronika yang dahulu menggunakan sistem analog kini
hampir semua beralih ke sistem digital. Belakangan ini hanya Multimeter saja
yang sudah banyak menggunakan sistem digital. Alat ukur Wattmeter yang
sering digunakan sekarang masih menggunakan sistem analog yang agak
rumit dalam hal pembacaan nilai keluarannya, itu dikarenakan penampilnya
menggunakan jarum yang menunjuk pada skala tertentu.
Contoh dari penerapan Wattmeter pada suatu sistem adalah pada dunia
industri yaitu untuk memonitoring dan mengendalikan daya listrik dari jarak jauh
atau di dalam ruangan khusus kontrol. dari sisi ekonomi harga Wattmeter analog
juga masih sangat mahal. Hal inilah yang mendorong penulis untuk mempelajari
alat ukur Wattmeter agar mengerti lebih mendetail tentang alat ukur ini.
1.2. Tujuan
1. Mengenal dan mengetahui penggunaan wattmeter serta fungsinya
2. Memahami cara kerja wattmeter
3. Memahami pengukuran daya menggunakan wattmeter
4
BAB II
PEMBAHASAN
Salah satu tipe wattmeter elektrodinamometer adalah tipe Portable Single Phase
wattmeter. Alat ukur ini dapat dirancang untuk mengukur DC dan AC (25 ~ 1000
Hz) dengan akurasi tinggi .
5
Gambar 2. Diagram Rangkaian Wattmeter 3 fasa
A. Wattmeter Elektrodinamika
Instrumen ini cukup familiar dalam desain dan konstruksi elektrodinamometer
tipe ammeter dan voltmeter analog. Kedua koilnya dihubungkan dengan sirkuit
yang berbeda dalam pengukuran power. Koil yang tetap atau field coil
dihubungkan secara seri dengan rangkaian, koil bergerak dihubungkan paralel
dengan tegangan dan membawa arus yang proporsional dengan tegangan. Sebuah
tahanan non-induktif dihubungkan secara seri dengan koil bergerak supaya dapat
membatasi arus menuju nilai yang kecil. Karena koil bergerak membawa arus
proposional dengan tegangan maka disebut pressure coil atau voltage coil dari
wattmeter.
6
Gambar 3. Konstruksi wattmeter elektrodinamika
B. Wattmeter Induksi
Prinsip kerja wattmeter induksi sama dengan prinsip kerja amperemeter dan
voltmeter induksi. Perbedaan dengan wattmeter jenis dinamometer adalah
wattmeter induksi hanya dapat dipakai dengan suplai listrik bolak balik sedangkan
wattmeter jenis dinamometer dapat dipakai baik dengan suplai listrik bolak balik
atau searah.
Kelebihan dan keterbatasan wattmeter induksi yaitu wattmeter induksi
mempunyai skala lebar, bebas pengaruh medan liar, serta mempunyai peredaman
bagus. Selain itu, alat ukur ini juga bebas dari error akibat frekuensi.
Kelemahannya adalah timbulnya error yang kadang-kadang serius yang
diakibatkan oleh pengaruh suhu sebab suhu ini berpengaruh pada tahanan lintasan
arus eddy.
Pengukuran daya arus searah dapat dilakukan dengan alat ukur wattmeter.
Didalam instrumen ini terdapat dua macam kumparan yaitu kumparan arus dan
kumparan tegangan. Kopel yang dikalikan oleh kedua macam kumparan tersebut
berbanding lurus dari hasil perkalian arus dan tegangan.
Daya listrik dalam pengertiannya dapat dikelompokkan dalam dua kelompok
sesuai dengan catu tenaga listriknya, yaitu daya listrik DC dan daya listrik AC.
Daya listrik DC dirumuskan sebagai:
P = V.I
Dimana :
P = daya (Watt)
7
V = tegangan (Volt)
I = arus (Ampere)
Daya listrik AC ada dua macam yaitu daya untuk satu phase dan daya untuk tiga
phase.
Pada sistem satu phase dirumuskan sebagai berikut
P = V.I. cos f
Dimana:
V = tegangan kerja (Volt)
I = arus yang mengalir ke beban (Ampere)
cos f = faktor daya
Pada sistem tiga phase dirumuskan sebagai
P = 3 V.I cos f
V = tegangan phase netral (Volt)
I = arus yang mengalir ke beban (Ampere)
cos f = faktor daya
C.Wattmeter Digital
Wattmeter elektronik digital modern/energy meter menghasilkan sampel tegangan
dan arus ribuan kali dalam sedetik. Nilai rata-rata tegangan instan yang dikalikan
dengan arus adalah true power (daya murni). Daya murni yang dibagi oleh volt-
ampere (VA) nyata adalah power factor. Rangkaian komputer menggunakan nilai
sampel untuk menghitung tegangan RMS, arus RMS, VA, power (watt), power
factor, dan kilowatt-hours (kwh). Model yang sederhana menampilkan informasi
8
tersebut pada layar display LCD. Model yang lebih canggih menyimpan informasi
tersebut dalam beberapa waktu lamanya, serta dapat mengirimkannya ke peralatan
lapangan atau lokasi.
9
Keterangan :
I* = arus masuk.
I = arus keluar.
L1 = phase R (beban resistor)
L2 = phase S (power supply)
L3 = phase T
3~ = penggunaan wattmeter untuk sistem 3 phase.
1~ = penggunaan wattmeter untuk sistem 1 phase
A = skala arus.
V = skala tegangan
Wattmeter analog yang paling sederhana adalah wattmeter jenis elektrodinamis,
dimana terdiri dari sepasang kumparan tetap yang disebut kumparan arus dan
kumparan bergerak yang disebut kumparan potensial.
2.5 Penggunaan Wattmeter
Dalam pengukuran daya,ada 2 metode yaitu:
1. Metode Pengukuran Daya Secara Tidak Langsung
Ada dua jenis pengukuran daya menggunakan metode pengukuran tak
langsung, ditinjau dari letak kedua alat ukur, yaitu ampermeter dan voltmeter.
2. Metode Pengukuran Daya Secara Langsung
Pengukuran daya listrik secara langsung adalah dengan menggunakan
wattmeter. Namun disini,akan dibahas mengenai penggunaan
WattmeterWattmeter adalah instrumen pengukur daya listrik yang pembacaannya
dalam satuan watt dimana merupakan kombinasi voltmeter dan amperemeter.
Dalam pengoperasiannya harus memperhatikan petunjuk yang ada pada manual
10
book atau tabel yang tertera pada wattmeter. Demikian juga dalam hal
pembacaannya harus mengacu pada manual book yang ada.
3. Pengukuran daya satu fasa dengan menggunakan Wattmeter
Elektrodinamometer dipakai secara luas dalam pengukuran daya. dapat dipakai
untuk menunjukkan daya searah (DC) maupun daya bolak-balik (AC) untuk setiap
bentuk gelombang tegangan dan arus dan tidak terbatas pada gelombang sinus
saja. Elektrodinamometer yang digunakan sebagai voltmeter atau kumparan-
kumparan yang diam dihubungkan seri dengan tahanan pembatas arus dan
membawa arus kecil (IP). Arus sesaat didalam kumparan yang berputar adalah IP
= e/RP dimana e adalah tegangan sesaat pada jala-jala dan RP adalah tahanan
total, kumparan berputar beserta tahanan serinya.
Defleksi kumparan putar sebanding dengan perkalian IC dan IP dan untuk defleksi
rata-rata selama satu perioda dapat dituliskan :
rata-rata = K.IC IP dt
Prata-rata = eI dt
Jika φ dan I adalah besaran sinus dengan bentuk e = Em sin wt dan I = Im sin (wt
+ φ) maka persamaan (*) berubah menjadi :
11
rata-rata = K. EI cos φ
dimana E dan I menyatakan nilai-nilai rms tegangan dan arus φ menyatakan sudut
fasa antara tegangan dan arus .
12
W1 = VAC.IA’A Cos (30°-θ) = V.I Cos (30°- θ)
W2 = VBC.IB’B Cos (30°+θ) = V.I Cos (30°+θ)
13
seri dengan jala-jala. Kumparan-kumparan potensial dihubungkan ke kedua
autotransformator dalam cara yangditunjukkan pada gambar.
Antara fasa B dihubungkan ke terminal bersama kedua common kedua
transformator dan fasa antara fasa A dan C dihubungkan ke percabangan (tap)
100% kedua transformator tersebut. Kedua transformator akan menghasilkan
115,4% tegangan antara pada gulungan total. Kumparan potensial wattmeter 1
dihubungkan dari percabangan (tap) 57,7% transformator 1 ke pencabangan
115,4% transformator 2 menghasilkan tegangan yang sama dengan teegangan
antara tetapi bergeser sebesar 90° ini ditunukan dalam diagram fasor kumparan
tegangan wattmeter 2 dihubungkan dengan cara yang serupa. Karena sekarang
kedua kumparan tegangan menerima gaya gerak listrik (ggl) yang sama dengan
tegangan antaran tetapi bergeser sejauh 90°. Kedua wattmeter akan membaca
daya reaktif yang dipakai oleh beban penjumlahan aljabar dan pembacaan kedua
wattmeter menyatakan daya reaktif total yang disalurkan ke beban. Dalam sebuah
paket instrumen tunggal, gabungan wttmeter dan transfomator penggeser fasa
disebut VAR meter.
14
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
15
B. Kekurangan / kerugian wattmeter digital:
Ø perlu sumber eksternal yakni baterei untuk catu daya bagi komponen-
komponen di dalam rangkaian digitalnya.
Ø pembacaannya kurang spesifik karena menggunakan angka biner.
B. Saran
Wattmeter merupakan alat ukur listrik yang sering digunakan untuk mengukur
daya listrik maka dari itu kami menyarankan agar alat itu dirawat sebaik-baiknya,
jangan menggunakan alat itu dengan sembarangan, gunakanlah dengan benar dan
sesuai dengan fungsinya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Bagaskara, 19 Alat Ukur Listrik dengan Fungsi dan Cara Kerjanya ( Online)
https://mutucertification.com/alat-ukur-listrik-fungsi-cara-kerja/, diakses pada 16
November 2023
17