Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Instrumentasi dan Pengukuran Elektrik S1
Teknik Elektro
Disusun oleh :
UNIVERSITAS TELKOM
BANDUNG
2020
1
DAFTAR ISI
BAB 2 ISI................................................................................................................................................ 5
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Alat Pengukuran Daya
(Wattmeter) Satu Fasa dan Tiga Fasa ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada mata kuliah Instrumentasi dan Pengukuran Elektrik. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang alat ukur daya bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad Hablul Barri, S.T. M.T,
selaku dosen mata kuliah Instrumentasi dan Pengukuran Elektrik yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.
Penulis
3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Pada makalah ini bertujuan untuk menjelaskan informasi berkaitan dengan wattmeter
baik satu fasa dan tiga fasa.
4
BAB 2 ISI
Wattmeter berfungsi sebagai alat yang mengukur daya listrik pada beban - beban yang
sedang beroperasi dalam suatu sistem kelistrikan dengan beberapa kondisi beban, seperti :
beban DC, beban AC satu phase serta beban AC tiga phase. Wattmeter biasanya digunakan
pada lab – lab fisika dimana alat ini digunakan sebagai alat peraga untuk mengetahui daya yang
dipakai dalam suatu rangkaian beban.
Wattmeter merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur daya listrik secara
langsung . Wattmeter dapat digunakan untuk pengukuran pada arus searah maupun arus bolak
balik. Untuk arus searah, maka daya yang dipakai dalam beban tahanan R dinyatakan sebagai :
𝑃 = 𝑉. 𝐼 (1)
𝑃 = 𝐼2 . 𝑅 (2)
𝑉2 (3)
𝑃=
𝑅
Dengan 𝑉 adalah tegangan beban dan 𝐼 adalah arus beban. Pada arus bolak balik, daya
yang dipakai pada beban pada saat tegangan beban v dan arus beban i dinyatakan sebagai 𝑝 =
𝑣. 𝑖 dengan 𝑣 dan 𝑖 adalah tegangan dan arus sebagai fungsi waktu yang memenuhi persamaan
sinusoida. (Cooper, 1978)
5
A. Wattmeter Analog
1. Wattmeter Elektrodinamometer
Prinsip kerja wattmeter induksi sama dengan prinsip kerja amperemeter dan voltmeter
induksi. Perbedaan antara wattmeter jenis induksi dan wattmeter dinamometer/wattmeter
elektrodinamik adalah wattmeter induksi hanya dapat dipakai dengan suplai listrik bolak balik
sedangkan wattmeter jenis dinamometer dapat dipakai baik dengan suplai listrik bolak balik
atau searah.
Kelebihan dan keterbatasan wattmeter induksi yaitu wattmeter induksi mempunyai skala
lebar, bebas pengaruh medan liar, serta mempunyai peredaman bagus. Selain itu, alat ukur ini
juga bebas dari error akibat frekuensi. Kelemahannya adalah timbulnya error yang kadang-
kadang serius yang diakibatkan oleh pengaruh suhu sebab suhu ini berpengaruh pada tahanan
lintasan arus eddy.
Pengukuran daya arus searah dapat dilakukan dengan alat ukur wattmeter. Didalam
instrumen ini terdapat dua macam kumparan yaitu kumparan arus dan kumparan tegangan.
Kopel yang dikalikan oleh kedua macam kumparan tersebut berbanding lurus dari hasil
perkalian arus dan tegangan.
B. Wattmeter Digital
Arus sesaat didalam kumparan yang berputar (kumparan tegangan) adalah 𝐼𝑝 , besarnya
𝐼𝑝 = 𝑒⁄𝑅 dimana 𝑒 adalah tegangan sesaat pada jala-jala dan 𝑅𝑝 adalah tahanan total
𝑝
kumparan tegangan beserta tahanan serinya. Defleksi kumparan putar sebanding dengan
perkalian 𝐼𝑐 dan 𝐼𝑝 , defleksi rata-rata selama satu perioda dapat dituliskan :
8
𝑇
𝐾
𝜃𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = ∫ 𝑖𝑐 𝑖𝑝 𝑑𝑡 (4)
𝑇
0
dimana:
𝜃𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = defleksi sudut rata-rata kumparan
𝐾 = konstanta instrumen
𝑖𝑐 = arus sesaat dalam kumparan arus
𝑖𝑝 = Arus sesaat di dalam kumparan tegangan
Menurut definisi, daya rata-rata didalam suatu rangkaian adalah :
𝑇
1
𝑃𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = ∫ 𝑣. 𝑖 𝑑𝑡 (5)
𝑇
0
Dimana 𝐸 dan 𝐼 menyatakan nilai - nilai rms tegangan dan arus menyatakan sudut fasa
antara tegangan dan arus. Wattmeter elektrodinamometer membutuhkan sejumlah daya untuk
mempertahankan medan magnetnya, tetapi ini biasanya sangat kecil dibandingkan daya beban
sehingga dapat diabaikan, Jika diperlukan pembacaan daya yang tepat, arus kumparan harus
sama dengan arus beban, dan kumparan potensial harus dihubungkan diantara terminal beban.
Kesulitan dalam menempatkan sambungan kumparan tegangan diatasi dengan wattmeter yang
terkompensasi. Kumparan arus terdiri dari dua kumparan, masing-masing mempunyai jumlah
lilitan yang sama. Salah satu kumparan menggunakan kawat lebih besar yang membawa arus
beban ditambah arus untuk kumparan tegangan. Kumparan lain menggunakan kawat kecil
(tipis) dan hanya membawa arus ke kumparan tegangan. Tetapi arus ini berlawanan dengan
arus didalam kumparan besar, menyebabkan fluks yang berlawanan dengan fluks utama. Berarti
efek 𝐼 dihilangkan dan wattmeter menunjukkan daya yang sesuai. (Purnama, ELEKTRONIKA
DASAR, 2020)
Daya total yang dipakai oleh beban setimbang tiga fasa sama dengan penjumlahan aljabar
dari kedua pembacaan wattmeter. Diagram fasor menunjukkan tegangan tiga fasa 𝑉𝐴𝐶 , 𝑉𝐶𝐵 , 𝑉𝐵𝐴
dan arus tiga fasa 𝐼𝐴𝐶 , 𝐼𝐶𝐵 dan 𝐼𝐵𝐴 . Beban yang dihubungkan secara delta dan dihubungkan
secara induktif dan arus fasa ketinggalan dari tegangan fasa sebesar sudut 𝜃.
10
Kumparan arus wattmeter 1 membawa arus antara 𝐼𝐴’𝐴 yang merupakan penjumlahan
vektor dan arus-arus fasa 𝐼𝐴𝐶 dan 𝐼𝐴𝐵 . Kumparan potensial wattmeter 1 dihubungkan ke
tegangan antara 𝑉𝐴𝐶 . Dengan cara sama kumparan arus wattmeter 2 membawa arus antara 𝐼𝐵’𝐵
yang merupakan penjumlahan vektor dari arus-arus fasa 𝐼𝐵𝐴 dan 𝐼𝐴𝐶 , sedang tegangan pada
kumparan tegangannya adalah tegangan antara 𝑉𝐵𝐶 . Karena beban adalah setimbang, tegangan
fasa dan arus-arus fasa sama besarnya dan dituliskan :
𝑃1 + 𝑃2 = 𝑉. 𝐼 [cos 30𝑜 𝑐𝑜𝑠 𝜑 + sin 30𝑜 sin 𝜑 + cos 30𝑜 𝑐𝑜𝑠 − sin 30𝑜 sin 𝜑]
𝑃1 + 𝑃2 = √3. 𝑉. 𝐼 cos 𝜑
Persamaan diatas merupakan besarnya daya total dalam sebuah rangkaian tiga fasa, dan
karena itu kedua wattmeter pada gambar secara tepat mengukur daya total tersebut. Dapat
ditunjukkan bahwa penjumlahan aljabar dari pembacaan kedua wattmeter akan memberikan
nilai daya yang benar untuk setiap kondisi yang tidak setimbang. Jika kawat netral dari system
tiga fasa juga tersedia seperti halnya pada beban yang tersambung dalam hubungan bintang 4
kawat, sesuai dengan Teorema Blondel, diperlukan tiga wattmeter untuk melakukan daya nyata
total. (Purnama, ELEKTRONIKA DASAR, 2020)
11
BAB 3 KESIMPULAN
1. Wattmeter adalah instrument atau alat pengukuran daya listrik khususnya daya listrik
nyata yang pembacaannya diberikan dalam satuan Watt.
2. Wattmeter berfungsi sebagai alat yang mengukur daya listrik pada beban - beban yang
sedang beroperasi dalam suatu sistem kelistrikan dengan beberapa kondisi beban, seperti
beban DC, beban AC satu fasa serta beban AC tiga fasa.
12
DAFTAR PUSTAKA
13