Anda di halaman 1dari 22

Tugas Kelompok

MAKALAH FISIKA INSTRUMENTASI


“DC VOLTMETER”

Oleh :

KELOMPOK 4
Siti Astya Rahmah(A1K117027)
Nirma Wulandari (A1K116027)
Sul Daeng Naba (A1K117029)
Warda Elfianti A. (A1K115121)

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kelompok ini dengan

tepat waktu.

Adapun isi dari makalah ini mengenai “DC Voltmeter” yang bertujuan untuk

memberikan informasi kepada pembaca sehingga menambah pengetahuan mengenai voltmeter.

Tak lupa pula ucapan terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan

dukungan, serta ucapan terima kasih kepada Dosen yang telah memberikan arahan dalam

pembuatan makalah ini.

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran sangat

dibutuhkan agar makalah ini kedepannya dapat disempurnakan.

Kendari, April 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i


DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 1
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Apa Itu Voltmeter ............................................................................................ 3
2.2 Bagian-bagian Voltmeter ................................................................................. 3
2.3 Prinsip Kerja Voltmeter ................................................................................... 5
2.4 Jenis-jenis Voltmeter ........................................................................................ 5
2.5 Cara Mengukur Menggunakan Voltmeter ....................................................... 6
2.6 Kesalahan dalam Penggunaan Voltmeter ......................................................... 10
2.7 Cara Mencegah Kerusakan Voltmeter ............................................................. 14
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 16
3.2 Saran ................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 17

ii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Proses pengukuran dalam sistem tenaga listrik merupakan salah satu prosedur standar yang
harus dilakukan. Karena melalui pengukuran akan diperoleh besaran-besaran yang diperlukan,
baik untuk pengambilan keputusan dan instrumen kontrol maupun hasil yang diinginkan oleh
seorang user.
Kepentingan alat-alat ukur dalam kehidupan kita tidak dapat disangkal lagi. Hampir semua
alat ukur berdasarkan energi elektrik, karena setiap kuantitas fisis mudah dapat diubah kedalam
kuantitas elektrik, seperti tegangan, arus, frekuensi, perputaran dan lain-lainnya. Misalnya :
temperatur yang dulu diukur dengan sebuah termometer air raksa sekarang dapat diukur dengan
thermocople.
Hal tersebut merupakan salah satu contoh dari kemajuan teknologi dibidang pengukuran.
Pengukuran listrik sangatlah penting untuk kita ketahui, terkhusus untuk mahasiswa elektro.
Karena tanpa pengukuran listrik maka kita akan sangat sulit untuk mengetahui besaran –
besaran listrik yang sangat kita perlukan dalam membuat suatu perencanaan, pemasangan atau
pembuatan barang – barang elektronika dan listrik.
Mengingat begitu pentingnya pengukuran listrik, maka dalam makalah ini akan dibahas
mengenai instrument alat ukur tegangan yaitu voltmeter

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu voltmeter?
2. Apa bagian dan fungsi voltmeter?
3. Bagaimana prinsip kerja voltmeter?
4. Bagaimana jenis-jenis voltmeter?
5. Bagaimana cara menggunakan voltmeter?
6. Apa saja kesalahan-kesalahan dalam menggunakan voltmeter?
7. Bagaimana cara mencegah kerusakan voltmeter?

1.3 TUJUAN
1. Mengenal voltmeter
2. Mengetahui bagian dan fungsi voltmeter
3. Mengetahui prinsip kerja voltmeter

1
4. Mengetahui jenis-jenis voltmeter
5. Mengetahui cara menggunakan voltmeter
6. Mengetahui kesalahan-kesalahan dalam menggunakan voltmeter
7. Mengetahui cara mencegah kerusakan voltmeter

2
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 APA ITU VOLTMETER


Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda potensial listrik.
Voltmeter biasanya disusun secara paralel (sejajar) dengan sumber tegangan atau
peralataan listrik. Biasanya voltmeter digunakan untuk mengukur sumber tegangan seperti
baterai, elemen Volta, atau aki dan tegangan komponen listrik seperti resistor dan
sebagainya.

2.2 BAGIAN-BAGIAN VOLTMETER


Bagian-bagian voltmeter hanya terdiri dari skala penunjuk besarnya tegangan,
kumparan putar, selektor, dan penjolok positif dan negatif.

Mengubah Batas Ukur Voltmeter


Suatu voltmeter DC yang sederhana dapat dibuat dengan memasang hambatan seri
dengan amperemeter. Bila tegangan pada ujung-ujung masukan adalah V, arus yang
mengalir melalui amperemeter I, hambatan diseri adalah Rs, maka hubungannya dapat
dituliskan :
V= (Rs+Rm)I

3
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa V merupakan fungsi dari I, artinya bahwa
bila harga arusnya I, tegangan pada ujung-ujungnya V, maka V besarnya sama dengan
(Rs+Rm) kali besarnya I. Sebagai contoh, bila Rs+Rm =10 Kohm dan I = 1mA,
tegangannya 10 Volt.
Langkah terakhir dalam perubahan amperemeter ke voltmter ialah menandai
permukaan ke dalam satuan volt dari satuan ampere dengan berpedoman pada persamaan
diatas. untuk suatu arus simpangan penuh, besarnya tegangan maksimum yang dapat
diukur. untuk arus simpangan penuh dari persamaan diatas menjadi.
Vfs =(Rs+Rm)Ifs
dengan arti: Vfs adalah tegangan yang menghasilkan arus simpangan penuh. dari
persamaan tersebut dapat diperoleh harga Rs sebagai berikut:
Rs=Vfs/Ifs-Rm
Persamaan tersebut merupakan bentuk yang tepat untuk menghitung harga Rs bila
harga Ifs, Rm dan Vfs diketahui. biasanya harga Rm sangat kecil dibanding harga Vfs/Ifs,
sehingga:
Rs =Vfs/Ifs

2.3 PRINSIP KERJA VOLTMETER


Prinsip kerja voltmeter adalah adanya fluksi magnetik yang memiliki bentuk
gelombang sinus dengan frekuensi yang sama dan masuk ke dalam suatu kepingan logam
secara paralel. Antara fluks yang satu dengan fluks yang lain terdapat suatu perbedaan fasa.
Fluks yang bolak-balik akan membangkitkan tegangan-tegangan dalam kepingan logam
yang akan menyebabkan terjadinya arus-arus putar di dalam kepingan tersebut. Prinsip
kerja voltmeter hampir sama dengan amperemeter karena desainnya juga terdiri dari
galvanometer dan hambatan seri atau multilpler. Galvanometer menggunakan prinsip
hukum Lorenz, dimana interaksi antara medan magnet dan kuat arus akan menimbulkan
gaya magnetik. Gaya magnetik inilah yang menggerakkan jarum penunjuk sehingga
menyimpang saat dilewati oleh arus yang melewati kumparan. Makin besar kuat arus akan
semakin besar penyimpangannya.

2.4 JENIS-JENIS VOLTMETER


a. Voltmeter Analog
5
Voltmeter analog adalah alat pengukur tegangan listrik yang menggunakan
tampilan dengan jarum yang bergerak ke range-range yang kita ukur dengan probe.
Analog tidak digunakan untuk mengukur secara detail suatu besaran nilai komponen,
tetapi kebanyakan hanya digunakan mengetes baik atau jeleknya komponen pada waktu
pengukuran atau juga digunakan untuk memeriksa suatu rangkaian apakah sudah
tersambung dengan baik sesuai dengan rangkaian blok yang ada.
b. Voltmeter digital
Voltmeter digital sama fungsinya dengan voltmeter analog. Namun pembacaan
dari voltmeter digital lebih akurat dibandingkan voltmeter analog. Voltmeter digital
menggunakan tampilan angka digital.

2.5 CARA MENGUKUR MENGGUNAKAN VOLTMETER


Yang perlu di siapkan dan perhatikan:
1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak pecah).
2. Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan Angka NOL (0), bila menurut
anda angka yang ditunjuk sudah NOL maka tidak perlu dilakukan Pengaturan Sekrup.
3. Lakukan Kalibrasi alat ukur. Posisikan Saklar Pemilih pada SKALA OHM pada x1 Ω,
x10, x100, x1k, atau x10k selanjutnya tempelkan ujung kabel Terminal negatif (hitam)
dan positif (merah). Nolkan jarum AVO tepat pada angka nol sebelah kanan dengan
menggunakan Tombol pengatur Nol Ohm.
4. Setelah Kalibrasi Atur SAKLAR PEMILIH pada posisi Skala Tegangan yang anda
ingin ukur, ACV untuk tegangan AC (bolak balik) dan DCV untuk tegangan DC
(Searah).
5. Posisikan SKALA PENGUKURAN pada nilai yang paling besar terlebih dahulu seperti
1000 atau 750 jika anda TIDAK TAHU berapa nilai tegangan maksimal yang mengalir
pada rangkaian.
6. Pasangkan alat ukur PARALEL terhadap beban/ sumber/komponen yang akan di ukur.
7. Baca Alat ukur.

Mengukur Tegangan Listrik (Volt / Voltage) DC


Cara Membaca Nilai Tegangan yang terukur:
1. Misalkan Nilai tegangan yang akan diukur adalah 15 VOLT DC

6
2. Kemudian memposisikan saklar pemilih pada posisi DCV dan memilih skala paling
besar yang tertera yaitu 1000. Nilai 1000 artinya Nilai tegangan yang akan diukur bisa
mencapai 1000Volt.
3. Saat memperhatikan Alat ukur maka Dalam Layar penunjuk jarum tidak terdapat skala
terbesar 1000 yang ada hanya 0-10, 0-50, dan 0-250. Maka Untuk memudahkan
membaca perhatikan skala 0-10 saja.
4. Skala penunjukan 0-10 berarti saat jarum penunjuk tepat berada pada angka 10 artinya
nilai tegangan yang terukur adalah 1000 Volt, jika yang di tunjuk jarum adalah angka
5 maka nilai tegangan sebenarnya yang terukur adalah 500 Volt, begitu seterusnya.
5. Kembali Pada Kasus no. 1 dimana nilai tegangan yang akan diukur adalah hanya 15
Volt sementara kita menempatkan saklar pemilih pada Posisi 1000, maka jarum pada
alat ukur hanya akan bergerak sedikit sekali sehingga sulit bagi kita untuk
memperkirakan berapa nilai tegangan sebenarnya yang terukur. Untuk itu Pindahkan
Saklar Pemilih ke Nilai Skala yang dapat membuat Jarum bergerak lebih banyak agar
nilai pengukuran lebih akurat.
6. Misalkan kita menggeser saklar pemilih ke Posisi 10 pada skala DCV. Yang terjadi
adalah, jarum akan bergerak dengan cepat ke paling ujung kanan. Hal ini disebabkan
nilai tegangan yang akan di ukur LEBIH BESAR dari nilai Skala maksimal yang
dipilih. Jika Hal ini di biarkan terus menerus maka alat ukur DAPAT RUSAK, Jika
jarum alat ukur bergerak sangat cepat ke kanan, segera pisahkan alat ukur dari
rangkaian dan ganti Skala SAKLAR PEMILIH ke posisi yang lebih Besar. Saat saklar
Pemilih diletakkan pada angka 10 maka yang di perhatikan dalam layar penunjukan
jarum adalah range skala 0-10, dan BUKAN 0-50 atau 0-250.

7
7. Telah saya jelaskan bahwa saat memilih skala 10 untuk mengukur nilai tegangan yang
lebih besar dari 10 maka nilai tegangan sebenarnya tidak akan terukur / diketahui.
Solusinya adalah Saklar Pemilih di posisikan pada skala yang lebih besar dari 10 yaitu
50. Saat memilih Skala 50 pada skala tegangan DC (tertera DCV), maka dalam Layar
Penunjukan Jarum yang mesti di perhatikan adalah range skala 0-50 dan BUKAN lagi
0-10 ataupun 0-250.
8. Saat Saklar pemilih berada pada posisi 50 maka Jarum Penunjuk akan bergerak Tepat
di tengah antara Nilai 10 dan 20 pada range skala 0-50 yang artinya Nilai yang
ditunjukkan oleh alat ukur bernilai 15 Volt.
Perhatikan gambar berikut:

9. Untuk mengetahui berapa nilai tegangan yang terukur dapat pula menggunakan
RUMUS:

Berikut akan berikan contoh agar lebih mudah dalam memahaminya:


Contoh I.
Saat melakukan pengukuran ternyata Jarum Alat Ukur berada pada posisi seperti yang
terlihat pada gambar:

8
Berapakah Nilai tegangan DCV yang terukur saat Saklar Pemilih berada pada Posisi:
1. 2.5
2. 10
3. 50
4. 1000
Jawab:
1. Skala saklar pemilih = 2.5
Skala terbesar yang dipilih = 250
Nilai yang ditunjuk jarum = 110 (perhatikan skala 0-250)
Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:
Teg VDC = (2.5/250)x 110 = 1.1 Volt
2. Skala saklar pemilih = 10
Skala terbesar yang dipilih = 10
Nilai yang ditunjuk jarum = 4.4 (perhatikan skala 0-10)
Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:
Teg VDC = (10/10)x 4.4 = 4.4 Volt
3. Skala saklar pemilih = 50
Skala terbesar yang dipilih = 50
Nilai yang ditunjuk jarum = 22 (perhatikan skala 0-50)
Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:
Teg VDC = (50/50)x 22 = 22 Volt
4. Skala saklar pemilih = 1000
Skala terbesar yang dipilih = 10
Nilai yang ditunjuk jarum = 4.4 (perhatikan skala 0-10)
Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:
Teg VDC = (1000/10)x 4.4 = 440 Volt

9
Mengukur Tegangan Listrik (Volt / Voltage) AC
1. Untuk mengukur Nilai tegangan AC anda hanya perlu memperhatikan Posisi Sakelar
Pemilih berada pada SKALA TEGANGAN AC (Tertera ACV) dan kemudian
memperhatikan Baris skala yang berwarna Merah pada Layar Penunjuk Jarum.
2. Selebihnya sama dengan melakukan pengukuran Tegangan DC di atas.

2.6 KESALAHAN DALAM PENGGUNAAN VOLTMETER


Tidak ada pengukuran yang menghasilkan ketelitian yang sempurna, tetapi penting
untuk mengetahui : ketelitian yang sebenarnya dan bagaimana kesalahan yang
berbeda digunakan dalam pengukuran.
Kesalahan-kesalahan pada pengukuran, umumnya dibagi dalam 3 jenis utama, yaitu :
1. Kesalahan-kesalahan umum ( gross errors ) :
Kesalahan ini kebanyakan disebabkan kesalahan manusia, antara lain :
a. Kesalahan pembacaan alat ukur.
Yaitu kesalahan sudut pandang pengamat ketika mengamati jarum penunjuk pada
voltmeter. Sehingga pembacaan nilai pada voltmeter akan lebih kecil atau lebih
besar.
b. Penyetelan yang tidak tepat.
Pada rangkaian arus DC, kutub-kutub voltmeter harus sesuai. Kutub positif pada
potensial tinggi, dan kutub negatif pada potensial rendah. Bila pemasangan terbalik
maka terlihat penyimpangan yang arahnya ke kiri. Namun pada arus AC ini tidak
menjadi masalah.
Ketika melakukan pengukuran, voltmeter diatur pada skala yang paling besar. Agar
penyimpangan jarum voltmeter tidak over jika nilai tegangan belum diketahui.
c. Pemakaian instrumen yang tidak sesuai
Dalam pengukuran tegangan, voltmeter harus dipasang paralel dengan beban yang
diukur. Jika terpasang seri maka pengukuran akan salah.

10
Voltmeter juga akan berubah kondisi sampai batas waktu tertentu setelah
digunakan mengukur sebuah rangkaian yang lengkap, dan akibatnya besaran yang
diukur akan berubah. Sehingga jeda penggunaan alat harus diperhatikan.
d. Kesalahan penaksiran
2. Kesalahan-kesalahan sistematis ( systematic errors )
Kesalahan ini disebabkan kekurangan-kekurangan pada instrumen sendiri. Kesalahan
sistematis umumnya dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu :
3. Kesalahan instrumental ( instrumental errors ), kesalahan-kesalahan yang tidak
dapat dihindarkan dari instrumen, karena struktur mekanisnya. Misalnya :
- berkurangnya tarikan karena penanganan yang tidak tepat atau pembebanan
instrumen secara berlebihan. Biasanya karena kesalahan dalam mengatur skala
pengukuran terlalu kecil, menyebabkan jarum menyimpang berlebihan.
- Kalibrasi yang menyebabkan pembacaan instrumen yang terlalu tinggi atau terlalu
rendah sepanjang seluruh skala.
- Kegagalan mengembalikan jarum penunjuk ke angka nol sebelum melakukan
pengukuran.
Suatu cara yang mudah dan cepat untuk pemeriksaan instrumen, dengan cara
membandingkannya terhadap instrumen lainnya yang memiliki karakteristik yang sama
atau instrumen/alat ukur yang lebih akurat.

4. Kesalahan lingkungan ( environmental errors ), disebabkan oleh keadaan luar, dan


termasuk keadaan di sekitar instrumen yang mempengaruhi alat ukur, seperti :
- pengaruh perubahan temperatur.
- kelembaban.
- tekanan udara luar atau medan maknetik atau medan elektrostatik.
Jadi, suatu perubahan pada temperatur sekeliling instrumen, mengakibatkan perubahan
sifat-sifat kekenyalan pegas yang terdapat dalam mekanisme kumparan putar, yang
akhirnya akan mempengaruhi pembacaan instrumen.
5. Kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja ( random errors )
Disebabkan oleh penyebab-penyebab yang tidak dapat secara langsung diketahui,
karena perubahan-perubahan parameter atau sistem pengukuran terjadi secara acak.
Kesalahan ini, disebabkan oleh penyebab-penyebab yang tidak diketahui dan terjadi
walaupun seluruh kesalahan sistematis sudah diperhitungkan.

11
Pada pengukuran yang sudah direncanakan dengan baik kesalahan ini umumnya
kecil, akan tetapi untuk pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi, kesalahan ini
menjadi sangat penting. Misalnya : sebuah voltmeter akan mengukur suatu tegangan
yang akan dibaca setiap setengah jam, meskipun instrumen dioperasikan pada kondisi
lingkungan yang sempurna dan sudah dikalibrasi dengan tepat sebelum pengukuran,
akan diperoleh hasil-hasil pembacaan yang sedikit berbeda selama periode pengamatan.
Perubahan ini tidak dapat dikoreksi dengan cara kalibrasi apapun dan juga cara
pengontrolan yang ada.
Satu-satunya cara untuk memperbaiki kesalahan acak ini adalah :
- Penambahan jumlah pembacaan.
- Penggunaan cara-cara statistik, untuk memperoleh pendekatan yang paling baik
terhadap nilai yang sebenarnya.

Kesalahan Pembebanan Voltmeter


Seperti halnya pada amperemeter bila dipakai untuk mengukur arus yang mengalami
penurunan arus akibat adanya hambatan dari amperemeter tersebut. besar kecilnya
penurunan arus tersebut tergantung atas perbandingan terhadap hamabtan thevenin
rangkaian. demikian halnya pemakaian voltmeter untuk mengukur tegangan juga akan
mengalami penurunan tegangan. besar kecilnya penurunan tegangan tersebut tergantung
atas perbandingan hambatan dalam. Gambar berikut merupakan ilustrasi suatu jenis
pengukuran tegangan.

Tegangan yang akan diukur yaitu tegangan pada ujung-ujung hambatan R. Vtm adalah
tegangan tanpa meter, yaitu tegangan sebelum voltmeter dihubungkan. Tegangan yang
benar inilah yang dikehendaki dalam pengukuran. setelah voltmeter dihubungkan, ternyata
antara ujung-ujung hambatan R terbaca harga tegangan yang baru, yang disebabkan oleh

12
hamabatan dalam voltmeter. Untuk menghitung hubungan antara Vdm dan Vtm,
maka gambar berikut dapat digambar sebagai berikut:

Dengan menggunakan hukum


Ohn:
Vdm/Vtm =
(Rin/(Rin+Ro)
Persamaan diatas menunjukkan ketelitian voltmeter, sepanjang efek pembebanan
diperhatikan. seperti halnya pada amperemeter dapat dituliskan juga presentase
kesalahan pembebanannya. Persamaan kesalahan pembebanan (1-ketelitian)x100%

2.7 CARA MENCEGAH KERUSAKAN VOLTMETER


penggunaan dari alat voltmeter harus diperhatikan dengan baik agar alat
tersebut dapat bekerja secara optimal. Adapun hal-hal tersebut adalah sebagai
berikut :
- Alat ukur listrik sebelum digunakan untuk mengukur perlu
diperhatikan penempatannya / peletakannya. Ini penting karena posisi pada
bagian yang bergerak yang menunjukkan besarannya akan dipengaruhi oleh
titik berat bagian yang bergerak dari suatu alat ukur tersebut.
- Pemilihan alat ukur sesuai dengan tingkat presisinya.
- Pemasangan voltmeter dalam pengukuran dipasang secara paralel
- Kumparan dalam alat haruslah mempunyai tahanan tinggi, sehingga
arus yang melalui sekecil mungkin.
- Mengatur besar kecilnya hambatan masukan, agar diketahui kesalahan
pembebanan

Rangkaian voltmeter
Defleksi instrumen PMMC sebanding dengan arus yang mengalir melalui coil
bergerak. Arus kumparan berbanding lurus dengan tegangan pada kumparan. Oleh
karena itu, skala meter PMMC dapat dikalibrasi untuk menunjukkan Tegangan.
Hambatan coil biasanya cukup kecil, dan dengan demikian tegangan coil juga biasanya
sangat kecil. Tanpa hambatan seri tambahan, instrumen PMMC hanya akan dapat
mengukur tingkat tegangan yang sangat rendah. Kisaran voltmeter mudah ditingkatkan
dengan menghubungkan resistansi secara seri dengan instrumen (lihat gambar 3-14 (a)).
Karena meningkatkan rentang voltmeter, resistansi seri disebut resistansi pengali.
Resistansi pengali yang sembilan kali resistansi kumparan akan meningkatkan rentang
voltmeter dengan faktor 10. Gambar 3-14 (b) menunjukkan bahwa resistansi total
voltmeter adalah (resistansi pengali) + (resistansi coil).

Gambar 3-14 sebuah Voltmeter terdiri dari instrumen PMMC dan resistor pengali seri.
Arus meter berbanding lurus dengan tegangan yang diterapkan, sehingga skala meter
dapat dikalibrasi untuk menunjukkan tegangan.

Contoh 3-6
Instrumen PMMC dengan FSD 100 µA dan resistansi kumparan 1 k Ω harus dikonversi
menjadi voltmeter. Tentukan resistensi multipllier yang diperlukan jika voltmeter adalah
untuk mengukur 50 V pada skala penuh (gambar 3-15). Juga hitung tegangan yang
diberikan ketika instrumen menunjukkan 0,8 0,5 dan 0,2 FSD
Penyelesaian :
V = I m ( R1 + Rm ) (lihat gambar 3 − 14(b))
V
R1 + Rm =
Im
V
R1 = − Rm
Im
untuk V = 50V FSD, I m = 100 µA
50V
Rs = − 1kΩ
100 µA
= 499kΩ

At 0,8 FSD : I m = 0,8 ×100µA


= 80µA
V = I m ( Rs + Rm )
= 80µA(499kΩ + 1kΩ)
= 40V

At 0,5 FSD : I m = 50µA


V = 50µA(499kΩ + 1kΩ)
= 25V
At 0,2 FSD : I m = 20µA
V = 20 µA(499kΩ + 1kΩ)
= 10V
Resistansi Swamping
Seperti dalam kasus ammeter, perubahan resistensi kumparan ( )dengan
perubahan suhu dapat menyebabkan kesalahan dalam voltmeter PMMC. Namun,
keberadaan voltmeter multiplier resistor cenderung untuk mengubah perubahan
resistansi kumparan, kecuali untuk rentang tegangan rendah di mana tidak jauh lebih
besar tahan , juga akan sensitif terhadap suhu pada tingkat tertentu (tidak
sebanyak tembaga kawat kumparan), dan dalam beberapa kasus mungkin perlu untuk
membangun resistor pengali dan manganin atau konstantan.

Sensitivitas Voltmeter
Voltmeter yang dijelaskan dalam Contoh 3-6 memiliki resistansi total sebesar
Rv = Rs + Rm = 500kΩ
karena instrumen mengukur 50 V pada skala penuh, resistansi per voltnya adalah
500kΩ
= 10kΩ / V
50V
Kualitas ini juga disebut sensitivitas voltmeter. Sensitivitas voltmeter selalu
ditentukan oleh produsen dan sering dicetak pada skala instrumen. Jika sensitivitas
diketahui, resistansi voltmeter total mudah dihitung sebagai (sensitivitas rentang X).
(Penting untuk dicatat bahwa total resistansi tidak (sensitivitas X dibaca meter)). jika
arus skala meteran penuh diketahui, sensitivitas dapat ditentukan sebagai timbal balik
dari arus skala penuh.
Idealnya, voltmeter harus memiliki resistansi yang sangat tinggi. Sebuah voltmeter
selalu terhubung melintasi, atau paralel dengan, titik-titik dalam rangkaian di mana
tegangan diukur. Jika resistansi terlalu rendah, itu dapat mengubah tegangan rangkaian.
ini dikenal sebagai efek pemuatan Voltmeter
Voltmeter multirange
Voltmeter multirange terdiri dari instrumen defleksi, beberapa resistor pengali, dan
sakelar putar. Dua sirkuit yang mungkin diilustrasikan pada Gambar 3-16 (a) hanya satu
dari tiga resistor pengali yang dihubungkan secara seri dengan meter setiap saat. Kisaran
voltmeter ini adalah
V = I m ( Rm + R)
di mana R bisa menjadi , ,
Pada Gambar 3-16 (b) resistor pengali dihubungkan secara seri, dan setiap
persimpangan dihubungkan ke salah satu terminal sakelar. rentang voltmeter ini juga
dapat dihitung dari persamaan = + di mana R sekarang dapat menjadi
. + + +
Dari dua sirkuit, yang pada Gambar 3-16 (b) adalah yang paling mudah untuk
dibangun. Ini karena (seperti yang ditunjukkan pada Contoh 3-7) semua resistor pengali
pada Gambar 3-16 (a) harus bernilai khusus (tidak standar), sedangkan pada Gambar 3-
16 (b) hanya yang merupakan resistor utama dan semua lainnya pengali adalah
resistor nilai standar (presisi).
Contoh 3-7
Instrumen PMMC dengan FSD = 50 µA dan =1700 Ω akan digunakan sebagai
voltmeter dengan rentang 10 V, 50 V, dan 100 V. Hitung nilai yang diperlukan dari
resistor pengali untuk rangkaian gambar 3-16 (a) dan (b)
Penyelesaian
Rangakaian pada gambar 3-16 (a)
V
Rm + R1 =
Im
V
R1 = − Rm
Im
10V
= − 1700Ω
50 µA
= 198,3kΩ
50V
R2 = − 1700Ω
50 µA
= 998,3kΩ
100V
R3 = − 1700Ω
50 µA
= 1,9983MΩ
Rangkaian pada gambar 3-16 (b)
V1
Rm + R1 = Im

V1
R1 = − Rm
Im
10V
= − 1700Ω
50µA
= 198,3kΩ
v
Rm + R1 + R2 = 2
Im
V2
R1 = − R1 − Rm
Im
50V
= − 198,3kΩ − 1700Ω
50µA
= 800kΩ
V3
Rm + R1 + R2 + R3 =
Im
V3
R3 = − R2 − R1 − Rm
Im
100V
= − 800kΩ − 1700Ω
50 µA
= 1MΩ
BAB 3. PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Voltmeter adalah peralatan listrik yang digunakan dalam mengukur tegangan dalam
rangkaian. Pemahaman terhadap Prinsip kerja voltmeter sangat diperlukan sehingga
dalam penggunaan alat tersebut didapatkan hasil kerja yang optimal.
Ada dua jenis voltmeter yaitu voltmeter analog dan digital
Bagian voltmeter yaitu penjolok, elektro, kumparan putar dan skala pengukuran
Untuk mengukur tegangan, voltmeter harus dihubungkan paralel dengan yang akan
diukur
Dalam pengukuran menggunakan voltmeter harus menghidarkan dari kesalahan-
kesalahan yang mungkin terjadi.

3.2 SARAN
Penggunaan voltmeter dalam mengukur tegangan harus diperhatikan cara pemasangan
dan cara membaca yang tepat dari angka-angka penting yang muncul sehingga
terhindar dari berapa kesalahan-kesalahan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Cooper, William D, 1999. Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran. ((Terjemahan


Sahat Pakpahan). Jakarta : Penerbit Erlangga.(Buku asli diterbitkan tahun 1978)
Masarrang, Efraim. 2013. Cara Membaca Multimeter/Avometer Jilid 2.
http://efraimmasarrang.wordpress.com/2012/07/31/cara-membaca-multimeter-avometer-
jilid-2/. Diakses pada 11 November 2013
Muslimim ,M. 1984. Alat-alat Ukur Listrik dan Pengukuran Listrik. Bandung : CV.Armico.
Soedjana, S., Nishino, O. 1976. Pengukuran dan Alat-alat Ukur Listrik. Jakarta : PT. Pradnya
Paramita.
Waluyanti, Sri. 2008. Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1. Jakarta :Departemen
Pendidikan Nasional

17

Anda mungkin juga menyukai