Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

ALAT UKUR ARUS LISTRIK DC

( Voltmeter )

DISUSUN OLEH:

NAMA : FRANSISKUS HOTTUA MALAU


NIM : 218120036
KELAS : TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MEDAN AREA
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah tentang “Alat Ukur Arus Listrik DC
(Voltmeter)” ini sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengukuran Besaran
Listrik sehingga selesai dengan baik dan tepat pada waktunya.

Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Pengukuran Besaran Listrik atas pengarahannya dan bimbinganya dalam penyelesaian
makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman mahasiswa serta
pihak-pihak yang berkontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
penyelesaian pembuatan makalah Alat Ukur Arus Listrik DC (Voltmeter) ini.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 14 April 2022

Fransiskus Hottua Malau

i
PENGERTIAN
Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda potensial listrik
Voltmeter biasanya disusun secara paralel (sejajar) dengan sumber tegangan atau
peralataan listrik. Biasanya voltmeter digunakan untuk mengukur sumber tegangan
seperti baterai, elemen Volta, atau aki dan tegangan komponen listrik seperti resistor
dan sebagainya.

Bagian-bagian Voltmeter
Bagian-bagian voltmeter hanya terdiri dari skala penunjuk besarnya tegangan,
kumparan putar, selektor, dan penjolok positif dan negatif.

Mengubah Batas Ukur Voltmeter

Suatu voltmeter DC yang sederhana dapat dibuat dengan memasang hambatan seri
dengan Amperemete Bila tegangan pada ujung-ujung masukan adalah V, arus yang
mengalir melalui amperemeter I, hambatan diseri adalah Rs, maka hubungannya
dapat dituliskan :

V= (Rs+Rm)I

1
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa V merupakan fungsi dari I artinya bahwa
bila harga arusnya I, tegangan pada ujung-ujungnya V, maka V besarnya sama
dengan (Rs+Rm) kali besarnya I. Sebagai contoh, bila Rs+Rm =10 Kohm dan I =
1mA,tegangannya 10 Volt.

Langkah terakhir dalam perubahan amperemeter ke voltmeter ialah menandai


permukaan ke dalam satuan volt dari satuan ampere dengan berpedoman pada
persamaan diatas. untuk suatu arus simpangan penuh, besarnya tegangan maksimum
yang dapat diukur. untuk arus simpangan penuh dari persamaan diatas menjadi.
Vfs =(Rs+Rm)Ifs
dengan arti: Vfs adalah tegangan yang menghasilkan arus simpangan penuh. Dari
persamaan tersebut dapat diperoleh harga Rs sebagai berikut:
Rs=Vfs/Ifs-Rm
Persamaan tersebut merupakan bentuk yang tepat untuk menghitung harga Rs bila
harga Ifs, Rm dan Vfs diketahui. biasanya harga Rm sangat kecil dibanding harga
Vfs/Ifs,sehingga:
Rs =Vfs/Ifs

PRINSIP KERJA VOLTMETER

Prinsip kerja voltmeter adalah adanya fluksi megnetik yang memiliki bentuk
gelombang sinus dengan frekuensi yang sama dan masuk ke dalam ke dalam suatu
kepingan logam secara pararel. Antara fluks yang satu dengan flukd yang lain
terdapat suatu perbedaan fasa . Fluks yang bolak-balik akan membangkitkan
tegangan dalam kepingan logam yang akan menyebabkan terjadi nya arus-arus putar
dalam kepingan logam tersebut.

Prinsip Kerja Voltmeter hampir sama dengan Amperemeter karena desainnya juga
terdiri dari galvanometer dan hambatan seri atau multiplier. Galvanometer
menggunakan prinsip hukum Lorentz, dimana interaksi antara medan magnet dan
kuat arus akan menimbulkan gaya magnetic. Gaya magnetik inilah yang
menggerakan jarum penunjuk sehingga menyimpang saat dilewati oleh arus yang
melewati kumparan. Makin besar kuat arus akan makin besar penyimpangannya.

2
JENIS-JENIS VOLTMETER

a. Voltmeter analog
Voltmeter analog adalah alat pengukur tegangan listrik yang menggunakan tampilan
dengan jarum yang bergerak ke range-range yang kita ukur dengan probe. Analog
tidak digunakan untuk mengukur secara detail suatu besaran nilai komponen, tetapi
kebanyakan hanya digunakan mengetes baik atau jeleknya komponen pada waktu
pengukuran atau juga digunakan untuk memeriksa suatu rangkaian apakah sudah
tersambung dengan baik sesuai dengan rangkaian blok yang ada.

b. Voltmeter digital
Voltmeter analog adalah alat pengukur tegangan listrik yang menggunakan tampilan
dengan jarum yang bergerak ke range-range yang kita ukur dengan probe. Analog
tidak digunakan untuk mengukur secara detail suatu besaran nilai komponen, tetapi
kebanyakan hanya digunakan mengetes baik atau jeleknya komponen pada waktu
pengukuran atau juga digunakan untuk memeriksa suatu rangkaian apakah sudah
tersambung dengan baik sesuai dengan rangkaian blok yang ada.

CARA MENGUKUR MENGGUNAKAN VOLTMETER

Yang perlu di siapkan dan perhatikan:

1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak pecah).

2. Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan Angka NOL (0), bila
menurut anda angka yang ditunjuk sudah NOL maka tidak perlu dilakukan
Pengaturan Sekrup.

3. Lakukan Kalibrasi alat ukur. Posisikan Saklar Pemilih pada SKALA OHM pada
x1 Ω, x10, x100, x1k, atau x10k selanjutnya tempelkan ujung kabel Terminal negatif
(hitam) dan positif (merah). Nolkan jarum AVO tepat pada angka nol sebelah kanan
dengan menggunakan Tombol pengatur Nol Ohm.

4. Setelah Kalibrasi Atur SAKLAR PEMILIH pada posisi Skala Tegangan yang anda
ingin ukur, ACV untuk tegangan AC (bolak balik) dan DCV untuk tegangan DC
(Searah).

5. Posisikan SKALA PENGUKURAN pada nilai yang paling besar terlebih dahulu
seperti 1000 atau 750 jika anda TIDAK TAHU berapa nilai tegangan maksimal yang
mengalir pada rangkaian.

3
6. Pasangkan alat ukur PARALEL terhadap beban/ sumber/komponen yang akan di
ukur.

7. Baca Alat ukur

Mengukur Tegangan Listrik (Volt / Voltage) DC

Cara Membaca Nilai Tegangan yang terukur:


1. Misalkan Nilai tegangan yang akan diukur adalah 15 VOLT DC

2. Kemudian memposisikan saklar pemilih pada posisi DCV dan memilih skala
paling besar yang tertera yaitu 1000. Nilai 1000 artinya Nilai tegangan yang akan
diukur bisa mencapai 1000Volt
3. saat memperhatikan Alat ukur maka Dalam Layar penunjuk jarum tidak terdapat
skala terbesar 1000 yang ada hanya 0-10, 0-50, dan 0-250. Maka Untuk memudahkan
membaca perhatikan skala 0-10 saja.
4. Skala penunjukan 0-10 berarti saat jarum penunjuk tepat berada pada angka 10
artinya nilai tegangan yang terukur adalah 1000 Volt, jika yang di tunjuk jarum
adalah angka 5 maka nilai tegangan sebenarnya yang terukur adalah 500 Volt, begitu
seterusnya.
5. Kembali Pada Kasus no. 1 dimana nilai tegangan yang akan diukur adalah hanya
15 Volt sementara kita menempatkan saklar pemilih pada Posisi 1000, maka jarum
pada alat ukur hanya akan bergerak sedikit sekali sehingga sulit bagi kita untuk
memperkirakan berapa nilai tegangan sebenarnya yang terukur. Untuk itu Pindahkan
Saklar Pemilih ke Nilai Skala yang dapat membuat Jarum bergerak lebih banyak agar
nilai pengukuran lebih akurat.

6. Misalkan kita menggeser saklar pemilih ke Posisi 10 pada skala DCV. Yang terjadi
adalah, jarum akan bergerak dengan cepat ke paling ujung kanan. Hal ini disebabkan
nilai tegangan yang akan di ukur LEBIH BESAR dari nilai Skala maksimal yang
dipilih. Jika Hal ini di biarkan terus menerus maka alat ukur DAPAT RUSAK, Jika
jarum alat ukur bergerak sangat cepat ke kanan, segera pisahkan alat ukur dari
rangkaian dan ganti Skala SAKLAR PEMILIH ke posisi yang lebih Besar. Saat saklar
Pemilih diletakkan pada angka 10 maka yang di perhatikan dalam layar penunjukan
jarum adalah range skala 0-10, dan BUKAN 0-50 atau 0-250

4
7. Telah saya jelaskan bahwa saat memilih skala 10 untuk mengukur nilai tegangan
yang lebih besar dari 10 maka nilai tegangan sebenarnya tidak akan terukur
/diketahui. Solusinya adalah Saklar Pemilih di posisikan pada skala yang lebih besar
dari 10 yaitu 50. Saat memilih Skala 50 pada skala tegangan DC (tertera DCV), maka
dalam Layar Penunjukan Jarum yang mesti di perhatikan adalah range skala 0-50 dan
BUKAN lagi 0-10 ataupun 0-250.

8. Saat Saklar pemilih berada pada posisi 50 maka Jarum Penunjuk akan bergerak
Tepat di tengah antara Nilai 10 dan 20 pada range skala 0-50 yang artinya Nilai yang
ditunjukkan oleh alat ukur bernilai 15 Volt. Perhatikan gambar berikut:

9. Untuk mengetahui berapa nilai tegangan yang terukur dapat pula menggunakan
RUMUS:

Mengukur Tegangan Listrik (Volt / Voltage) AC


1. Untuk mengukur Nilai tegangan AC anda hanya perlu memperhatikan Posisi
Sakelar Pemilih berada pada SKALA TEGANGAN AC (Tertera ACV) dan

5
kemudian memperhatikan Baris skala yang berwarna Merah pada Layar Penunjuk
Jarum.

2. Selebihnya sama dengan melakukan pengukuran Tegangan DC di atas

KESALAHAN DALAM PENGGUNAAN VOLTMETER


Tidak ada pengukuran yang menghasilkan ketelitian yang sempurna, tetapi penting
untuk mengetahui : ketelitian yang sebenarnya dan bagaimana kesalahan yang
berbeda digunakan dalam pengukuran.

Kesalahan-kesalahan pada pengukuran, umumnya dibagi dalam 3 jenis utama, yaitu:


1,Kesalahan-kesalahan umum ( gross errors ) :
a. Kesalahan pembacaan alat ukur.
Yaitu kesalahan sudut pandang pengamat ketika mengamati jarum penunjuk pada
voltmeter. Sehingga pembacaan nilai pada voltmeter akan lebih kecil atau lebih besar.

b. Penyetelan yang tidak tepat.


Pada rangkaian arus DC, kutub-kutub voltmeter harus sesuai. Kutub positif pada
potensial tinggi, dan kutub negatif pada potensial rendah. Bila pemasangan terbalik
maka terlihat penyimpangan yang arahnya ke kiri. Namun pada arus AC ini tidak
menjadi masalah. Ketika melakukan pengukuran, voltmeter diatur pada skala yang
paling besar. Agar penyimpangan jarum voltmeter tidak over jika nilai tegangan
belum diketahui.

c. Pemakaian instrumen yang tidak sesuai


Dalam pengukuran tegangan, voltmeter harus dipasang paralel dengan beban yang
diukur. Jika terpasang seri maka pengukuran akan salah. Voltmeter juga akanberubah
kondisi sampai batas waktu tertentu setelah digunakan mengukur sebuah rangkaian
yang lengkap, dan akibatnya besaran yang diukur akan berubah. Sehingga jeda
penggunaan alat harus diperhatikan.
d Kesalahan penaksiran

6
2. Kesalahan-kesalahan sistematis ( systematic errors )
Kesalahan ini disebabkan kekurangan-kekurangan pada instrumen sendiri. Kesalahan
sistematis umumnya dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu :

3. Kesalahan instrumental ( instrumental errors ), kesalahan-kesalahan yang tidak


dapat dihindarkan dari instrumen, karena struktur mekanisnya. Misalnya :
-berkurangnya tarikan karena penanganan yang tidak tepat atau pembebanan
instrumen secara berlebihan. Biasanya karena kesalahan dalam mengatur skala
pengukuran terlalu kecil, menyebabkan jarum menyimpang berlebihan.
- Kalibrasi yang menyebabkan pembacaan instrumen yang terlalu tinggi atau terlalu
rendah sepanjang seluruh skala.
- Kegagalan mengembalikan jarum penunjuk ke angka nol sebelum melakukan
pengukuran

Suatu cara yang mudah dan cepat untuk pemeriksaan instrumen, dengan cara
membandingkannya terhadap instrumen lainnya yang memiliki karakteristik yang
sama atau instrumen/alat ukur yang lebih akurat.

4. Kesalahan lingkungan ( environmental errors ), disebabkan oleh keadaan luar, dan


termasuk keadaan di sekitar instrumen yang mempengaruhi alat ukur, seperti :
- pengaruh perubahan temperatur.
- kelembaban.
- tekanan udara luar atau medan maknetik atau medan elektrostatik.
Jadi, suatu perubahan pada temperatur sekeliling instrumen, mengakibatkan
perubahan sifat-sifat kekenyalan pegas yang terdapat dalam mekanisme kumparan
putar, yang akhirnya akan mempengaruhi pembacaan instrumen.

5. Kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja ( random errors )


Disebabkan oleh penyebab-penyebab yang tidak dapat secara langsung diketahui,
karena perubahan-perubahan parameter atau sistem pengukuran terjadi secara acak.
Kesalahan ini, disebabkan oleh penyebab-penyebab yang tidak diketahui dan terjadi
walaupun seluruh kesalahan sistematis sudah diperhitungkan

Pada pengukuran yang sudah direncanakan dengan baik kesalahan ini umumnya
kecil, akan tetapi untuk pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi, kesalahan ini
menjadi sangat penting. Misalnya : sebuah voltmeter akan mengukur suatutegangan
yang akan dibaca setiap setengah jam, meskipun instrumen dioperasikan pada kondisi
lingkungan yang sempurna dan sudah dikalibrasi dengan tepat sebelum pengukuran,
akan diperoleh hasil-hasil pembacaan yang sedikit berbeda selama
periodepengamatan. Perubahan ini tidak dapat dikoreksi dengan cara kalibrasi
apapun dan juga cara pengontrolan yang ada.

7
Kesalahan Pembebanan Voltmeter
Seperti halnya pada amperemeter bila dipakai untuk mengukur arus yangmengalami
penurunan arus akibat adanya hambatan dari amperemeter tersebut. besar kecilnya
penurunan arus tersebut tergantung atas perbandingan terhadap hamabtan thevenin
rangkaian. demikian halnya pemakaian voltmeter untuk mengukur tegangan juga
akan mengalami penurunan tegangan. besar kecilnya penurunan tegangan tersebut
tergantung atas perbandingan hambatan dalam. Gambar berikut merupakan ilustrasi
suatu jenis pengukuran tegangan.

Tegangan yang akan diukur yaitu tegangan pada ujung-ujung hambatan R. Vtm
adalah tegangan tanpa meter, yaitu tegangan sebelum voltmeter dihubungkan.
Tegangan yang benar inilah yang dikehendaki dalam pengukuran. setelah voltmeter
dihubungkan, ternyata antara ujung-ujung hambatan R terbaca harga tegangan yang
baru, yang disebabkan oleh hamabatan dalam voltmeter. Untuk menghitung
hubungan antara Vdm dan Vtm, maka gambar berikut dapat digambar sebagai
berikut:

Dengan menggunakan hukum Ohn:


Vdm/Vtm = (Rin/(Rin+Ro))
Persamaan diatas menunjukkan ketelitian voltmeter, sepanjang efek pembebanan
diperhatikan. seperti halnya pada amperemeter dapat dituliskan juga presentase
kesalahan pembebanannya. Persamaan kesalahan pembebanan (1-ketelitian)x100%

8
CARA MENCEGAH KERUSAKAN VOLTMETER
penggunaan dari alat voltmeter harus diperhatikan dengan baik agar alat tersebut
dapat bekerja secara optimal. Adapun hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :
-Alat ukur listrik sebelum digunakan untuk mengukur perlu diperhatikan
penempatannya / peletakannya. Ini penting karena posisi pada bagian yang bergerak
yang menunjukkan besarannya akan dipengaruhi oleh titik berat bagian yang
bergerak
dari suatu alat ukur tersebut.
- Pemilihan alat ukur sesuai dengan tingkat presisinya.
- Pemasangan voltmeter dalam pengukuran dipasang secara paralel
- Kumparan dalam alat haruslah mempunyai tahanan tinggi, sehingga arus yang
melalui sekecil mungkin.
- Mengatur besar kecilnya hambatan masukan, agar diketahui kesalahan pembebanan

CONTOH SOAL:
1.Untuk menunjukkan bagaimana efek pembebanan sesungguhnya berpengaruh
,pertimbangkan keadaan pengukuran yang di lukiskan dalam gambar .Hitung
pembacaan voltmeter pada batas ukur 50 volt dan pada batas ukur 5 volt.

Penyelesaian:

9
Pada bada ukur 5 volt:

2.

Berapakah Nilai tegangan DCV yang terukur saat Saklar Pemilih berada pada
Posisi:
a. 2.5
b. 10
c. 50
d. 1000
penyelesaian :
a. Skala saklar pemilih = 2.5
Skala terbesar yang dipilih = 250
Nilai yang ditunjuk jarum = 110 (perhatikan skala 0-250)
Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:
Teg VDC = (2.5/250)x 110 = 1.1 Volt

b. Skala saklar pemilih = 10


Skala terbesar yang dipilih = 10
Nilai yang ditunjuk jarum = 4.4 (perhatikan skala 0-10)
Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:
Teg VDC = (10/10)x 4.4 = 4.4 Volt

c. Skala saklar pemilih = 50


Skala terbesar yang dipilih = 50
Nilai yang ditunjuk jarum = 22 (perhatikan skala 0-50)

10
Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:
Teg VDC = (50/50)x 22 = 22 Volt

d. Skala saklar pemilih = 1000


Skala terbesar yang dipilih = 10
Nilai yang ditunjuk jarum = 4.4 (perhatikan skala 0-10)
Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:
Teg VDC = (1000/10)x 4.4 = 440 Volt

3. Suatu voltmeter mempunyai daya batas ukur/daya ukur maksimum 25V dan
hambatan 2kΩ. Untuk mempertinggi daya ukurnya di pasang tahanan depan 78
kΩ.Berapa daya ukur maksimum sekarang?
Penyelesian:

4. sebuah amperemeter memiliki arus skala penuh 0,1mA dan hambatan kumparan
dalam 50,0 Ω. Amperemeter akan di gunakan mengukur kuat arus sampai 50,0 mA
.Hamabatan shunt yang di butuhkan adalah…
Penyelesaian :

11
5. Sebuah Amperemeter memiliki skala dari 0 sampai 50 dan kuat arus maksimum yang
di tujunkkan oleh rentang skala pada shunt adalah 10mA . Kuat arus yang terukur jika
jarum penunjuk pada skala 40 adalah …
Penyelesaian:

Ketidakpastian :

12
DAFTAR PUSTAKA

Cooper, William D, 1999. Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran. ((Terjemahan

Sahat Pakpahan). Jakarta : Penerbit Erlangga.(Buku asli diterbitkan tahun 1978)

Masarrang, Efraim. 2013. Cara Membaca Multimeter/Avometer Jilid 2.

http://efraimmasarrang.wordpress.com/2012/07/31/cara-membaca-multimeter-avometer-
jilid-2/. Diakses pada 11 November 2013

Muslimim ,M. 1984. Alat-alat Ukur Listrik dan Pengukuran Listrik. Bandung : CV.Armico.
Soedjana, S., Nishino, O. 1976. Pengukuran dan Alat-alat Ukur Listrik. Jakarta : PT.
Pradnya Paramita.

Waluyanti, Sri. 2008. Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1. Jakarta :Departemen
Pendidikan Nasional

13

Anda mungkin juga menyukai