Anda di halaman 1dari 45

CRITICAL BOOK REPORT

ALAT UKUR FISIKA I

Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Alat Ukur Fisika

DOSEN PENGAMPU: Dr. KARYA SINULINGGA, M. Si

NAMA : HARRIS SIBURIAN

NIM : 4192421026

KELAS : FISIKA DIK A 2019

PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019-2020
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha


Esa, sebab telah memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada saya,
sehingga mampu menyelesaikan tugas “CRITICAL BOOK REPORT”. Tugas ini
dibuat untuk memenuhi salah satu mata kuliah saya yaitu “Alat Ukur Fisika”.

Tugas critical book review ini disusun dengan harapan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kita semua khususnya dalam hal pengukuran dan alat-
alat uku fisika. Saya menyadari bahwa tugas critical book report ini masih jauh
dari kesempurnaan, apabila dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan, saya mohon maaf karena sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman
saya masih terbatas , karna keterbatasan ilmu dan pemahaman saya yang belum
seberapa.

Karena itu saya sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang
sifatnya membangun guna menyempurnakan tugas ini. Saya berharap semoga
tugas critical book report ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi saya
khususnya. Atas perhatian nya saya mengucapkan terima kasih .

 Medan, 28 November 2019

HARRIS SIBURIAN

NIM : 4192421026
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................

Daftar Isi.................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN…......…………….......…………..…………………...

1.1.Rasionalisasi Pentingnya CBR….......………………………….......…

1.2.Tujuan Penulisan CBR……..…....…………………….………………

1.3.Manfaat CBR……………......…………………………………....…..

1.4.Identitas Buku……………......…………………………………....…..

BAB II RINGKASAN ISI BUKU…………………………...………………….

1.Gerakan D’Arsonval dalam DC Meter ....................................................


2.Gerakan D’ Arsonval dalam AC Meter....................................................
3.Ohmmeter dan Multimeter........................................................................
4.Operasi Dasar CRO...................................................................................
5.Gambaran Osiloskop.................................................................................
6.Termometer...............................................................................................
7.Prinsip Kerja Termometer..........................................................................

BAB III PEMBAHASAN………………………………………………........……

3.1.Kelebihan dan Kekurangan buku……………...........……..…….......….

BAB IV PENUTUP…………………………………………...……..............……

4.1.Kesimpulan……………………………………………….........…….….

4.2.Saran…………………………………………………....….....................

DAFTAR PUSTAKA…………...…………………………....…...……………….
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.     Rasionalisasi Pentingnya CBR

Keterampilan membuat CBR pada penulis dapat menguji kemampuan dalam


meringkas dan menganalisi sebuah buku serta membandingkan buku yang dianalisis
dengan buku yang lain, mengenal dan memberi nilai serta mengkritik sebuah karya tulis
yang dianalisis
Seringkali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami,
terkadang  kita hanya memilih satu buku untuk dibaca tetapi hasilnya masih belum
memuaskan misalnya dari segi analisis bahasa dan pembahasan, oleh karena itu penulis
membuat CBR alat ukur fisika ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih buku
referensi terkhusus pada pokok bahasa tentang pengukuran dan alat ukur fisika.

1.2.     Tujuan Penulisan CBR


Manfaat penulisan cbr ini adalah:
1. Pemenuhan tugas pokok mata kuliah alat ukur fisika.
2. Menambah kemampuan berpikir lebih kritis dan analitis.
3. Meningkatkan minat untuk membaca seksama.
4. Menguatkan rasa keingintahuan terhadap karya seseorang.

1.3.      Manfaat CBR
Manfaat yang dapat kita simpulkan pada hal diatas ialah:
1. Menambah wawasan pengetahuan tentang pengertian tentang pengukuran dan
kalibrasi, standar dan sistem pengukuran, kesalahan dalam pengukuran, analisa
statistik, mikrometer dan jangka sorong, mistar, neraca, stopwatch, dan alat ukur
kumparan putar.
2. Mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah di
lengkapi dengan ringkasan buku , pembahasan  isi buku, serta kekurangan dan
kelebihan buku tersebut.
3. Melatih siswa merumuskan serta mengambil kesimpulan-kesimpulan atas buku-
buku yang dianalisis tersebut.

1.4 Identitas Buku

Judul Buku 1 : Menggunakan alat ukur

ISBN : 978-979-073-701-3

Pengarang : Muhammad Nur Eli

Penerbit : Multi Kreasi Satudelapan

Kota Penerbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2013

Jumlah Halaman : iv + 88 hlm

Judul Buku 2 : Pengetahuan Teknik Listrik

ISBN : 979-526-285-2

Pengarang : Drs. Daryanto

Penerbit : Bumi Aksara

Kota Penerbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2008

Jumlah Halaman : x +185 hlm


BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

1.Gerakan D’Arsonval dalam AC Meter

Pengertian Gerakan D’arsonval

Gerakan dasar kumparan putaran magnet permanen, sering disebut dengan


gerak d’Arsonval. Konstruksi ini memungkinkan magnet besar di dalam suatu
ruangan tertentu dan digunakan bila diinginkan fluksi terbesar di celah udara. Dia
adalah instrumen dengan kebutuhan daya sangat rendah dan arus kecil untuk
defleksi skala penuh. D’arsonval merupakan alat ukur yang mempunyai system
dasar berupa magnet permanent dan magnet kumparan yang bebas bergerak.
Gambar di bawah ini menunjuk sebuah magnet permanent berbentuk tapal kuda
dengan kutub dari besi lunak melekat pada kedua ujungnya. Sebuah kumparan
dengan inti dari besi lunak diletakkan sedemikian rupa di antara kedua kutub utara
selatan sehingga dapat berputar dengan bebas. Sebuah jarum penunjuk dilekatkan
pada kumparan dan akan bergerak saat kumparan berputar.

Alat Ukur D’arsonval

Alat listrik yang akan diukur dilewatkan ke kumparan sehingga kumparan


tersebut akan bersifat sebagai magnet (electromagnet). Kutub – kutub
elektromagnet akan berinteraksi dengan kutub magnet permanent sehingga
kumparan tersebut berputar sesuai dengan besarnya arus yang melaluinya.
D’arsonval memberikan respon terhadap arus yang mengalir dan tentu saja
alat ini dapat dimodifikasi untuk pengukuran volt dan ohm.
Prinsip Kerja Kumparan Putar Bergerak D’arsonval

Gerakan dasar kumparan putar magnet permanen (permanent magnet moving


coil PMMC) yang ditunjukkan pada gambar 1 sering disebut sebagai pengggerak
d’Arsonval. Penggerak meter d'Arsonval banyak digunakan pada saat ini. Dengan
pemakaian yang luas pada peralatan elektronik, maka perlu sekali untuk
mendiskusikan mengenai konstruksi dan prinsip pengoperasiannya.

Gambar 1. Konstruksi penggerak d’Arsonval


Penggerak meter komersial yang tipikal, ditunjukkan pada gambar 1 yang
beroperasi pada prinsip dasar motor DC. Gambar 2 menunjukkan Instrumen
Penunjuk Arus Searah magnet permanen berbentuk tapal kuda yang berdempetan
dengan lembaran-lembaran besi lunak kutubnya, Di antara lembaran kutub utara
dan kutub selatan terdapat inti besi lunak berbentuk silinder yang dililit dengan
kumparan kawat halus. Kawat halus ini dililitkan pada sebuah bingkai logam yang
sangat ringan dan ditempelkan pada sebuah pasangan jewel sehingga dapat
berputar dengan bebas. Tangkai penunjuk dipasangkan pada kumparan putar yang
akan menunjuk skala saat kumparan putarnya berputar. Arus dari sebuah
rangkaian yang diukur, di dalam meter akan melewati gulungan pada kumparan
putar. Arus yang melewati koil menyebabkan koil tersebut menjadi elektromagnet
yang berkutub utara dan selatan. Kutub elektromagnet saling mempengaruhi
dengan kutub magnet permanen yang menyebabkan koil berputar. Tangkai akan
menunjuk skala sewaktu arus mengalir di dalam arah yang tepat pada koil.
Dengan alasan ini, semua penggerak meter DC ada penunjukkan tanda polaritas.
Gambar 2. Bagian-bagian penggerak d’Arsonval

Seharusnya ditekankan bahwa penggerak meter d'Arsonval adalah peralatan


yang dikendalikan oleh arus. Tanpa memperhatikan satuan (volt,ohm,dsb) pada
skala yang di kalibrasi, respon kumparan putar tergantung pada jumlah arus yang
melewati gulungan.

2.Gerakan D’Arsonval dalam DC Meter

Amperemeter arus searah (DC Ammeters)

Tahanan Shunt (Shunt resistor)

Gerakan dasar dari sebuah ampermeter arus searah adalah galvanometer


PMMC. Karena gulungan kumparan dari sebuah gerakan dasar adalah kecil dan
ringan dia hanya dapat mengalirrkan arus yang kecil. Bila yang akan diukur
adalah arus besar, sebagian besar dari arus tersebut perlu dialirkan ke sebuah
tahanan yang disebut shunt.
Shunt universal atau shunt ayrton dalam Gambar 2 mencegah kemungkinan
pemakaian alat ukur tanpa tahanan shunt. Keuntungan yang diperoleh adalah nilai
tahanan total yang sedikit lebih besar. Shunt Ayrton ini memberikan kemungkinan
yang sangat baik untuk menerapkan teori dasar rangkaian listrik dalam sebuah
rangkaian praktis.
Gambar 3. Rangkaian Dasar Arus Searah
Tahanan shunt dapat ditentukan dengan menerapkan analisa rangkaian
konvensional terhadap Gambar.3 diatas, dimana : Rm = tahanan dalam alat ukur
Rs = tahanan shunt
Im = arus defleksi skala penuh dari alat ukur
Is = arus shunt
I = arus skala penuh ampermeter termasuk arus shunt.
Karena tahanan shunt paralel terhadap alat ukur (ampermeter), penurunan
tegangan pada tahanan shunt dan alat ukur harus sama dan dituliskan
Vshunt = Valat ukur
IsRs = ImRm
Tahanan shunt yang digunakan dalam sebuah alat ukur dasar bisa terbuat dari
sebuah kawat tahanan bertemperatur konstan yang ditempatkan di dalam
instrumen atau sebuah shunt luar yang memiliki tahanan yang sangat rendah.

Shunt Ayrton (Universal)


Batas ukur sebuah ampermeter arus searah (dc) masih dapt diperbesar dengan
menggunakan sejumlah tahanan shunt yang dipilih melalui sakelar rangkuman.
Alat ukur seperti ini disebut ampermeter rangkuman ganda. Alat ini ditunjukkan
pada Gambar 4. Rangkaian ini memiliki empat shunt Ra, Rb, Rc, dan Rd yang
dihubungkan paralel terhadap alat ukur agar menghasilkan empat batas ukur yang
berbeda. Saklar S adalah sebuah sakelar posisi ganda dari jenis menyambung
sebelum memutuskan (make-before break), sehingga alat pencatat tidak akan
rusak, oleh karena tidak terlindungnya rangkaian tanpa sebuah shunt sewaktu
pengubahan batas ukur.
Gambar 4. Skema Amperemeter Rangkuman Ganda Sederhana

Gambar 5. Rangkaian Shunt Ayrton atau Universal

Tindakan pencegahan yang harus diperhatikan bila menggunakan sebuah


ampermeter adalah:
a. Jangan sekali-kali menghubungkan ampermeter ke sumber tegangan.
Karena tahanannya yang rendah dia akan mengalirkan arus yang tinggi
sehingga merusak alat tersebut. Sebuah ampermeter harus selalu dihubungkan
seri terhadap beban yang mampu membatasi arus.
b. Periksa polaritas yang tepat. Polaritas yang terbalik menyebabkan defleksi
yang berlawanan yang dapat merusak jarum penunjuk.
Bila menggunakan alat ukur rangkuman ganda, mula-mula gunakan
rangkuman yang tertinggi; kemudian turunkan sampai diperoleh defleksi yang
sesungguhnya. Untuk memperbesar ketelitian pengukuran, gunakan rangkuman
yang menghasilkan pembacaan terdekat ke skala penuh.
Voltmeter arus searah
Penggerak meter d’Arsonval dasar dapat diubah ke voltmeter Dc dengan
menghubungkan sebuah pengali Rs yang seri dengan penggerak meter sepeti
ditunjukkan pada gambar. Tujuan dari pengali adalah untuk memperluas batas
ukur tegangan dari meter dan untuk membatasi arus yang melewati pengerak
meter pada sat arus menyimpang skala penuh maksimum.

Dimana :

Im = arus defleksi alat ukur

Rm = arus defleksi alat ukur

Rs = arus defleksi alat ukur


V = tegangan rangkuman maksimum dari instrumen

Biasanya untuk batas ukur sedang yakni 500 Volt pengali dipasang di dalam
kotak voltmeter. Untuk tegangan yang lebih tinggi, pengali tersebut dipasang pada
sepasang apitan kutub di luar kotak yakni untuk mencegah kelebihan panas di
bagian dalam kotak voltmeter.
Voltmeter Rangkuman ganda
Penambahan sejumlah pengali beserta sebuah saklar rangkuman (range
switch) membuat instrumen mampu digunakan bagi sejumlah rangkuman
tegangan. Nilai nilai tahanan pengali dapat ditentukan dengan metode sebelumnya
atau dengan metode sensitivitas. pada gambar di bawah ditunjukkan tahanan-
tahanan pengali dihubungkan secara seri dan saklar pemilih di setiap posisi
menghasilkan sejumlah tahan tertentu yang seri dengan Rm. Sistem ini meiliki
keuntungan yaitu pengeli kecuali yang pertama memiliki nilai tahanan standar dan dapat
diperoleh dipasaran dengan toleransi yang tepat.
Penambahan sejumlah pengali dan sebuah sakelar rangkuman dapat membuat
instrumen mampu digunakan pada sejumlah rangkuman tegangan. Voltmeter rangkuman
ganda terdiri dari : sebuah sakelar empat posisi ( V1, V2, V3 dan V4) dan empat tahanan
pengali (R1, R2, R3 dan R4) lihat gambar 2-13. Nilai tahanan pengali dapat ditentukan
dengan menggunakan metode sensitifitas.

Gambar 2-13 Voltmeter rangkuman Ganda


Sebuah variasi dari rangkuman ganda ditunjukkan pada Gambar 2-14, dimana tahanan-
tahanan penegali dihubungkan dalam susunan berderet (seri) dan sakelar pemilih disetiap
posisi menghasilkan sejumlah tahanan tertentu yang seri terhadap Rm. Sistem ini memiliki
keuntungan yaitu semua pengali kecuali yang pertama memiliki nilai tahanan standar dan
dapat diperoleh dipasaran dengan toleransi yang tepat. Pengali untuk rangkuman rendah,
R4, adalah satu-satunya tahanan yang harus dibuat agar memenuhi persyaratan rangkaian

Gambar 2-14 Suatu susunan tahanan pengali yang lebih praktis didalam voltmeter
rangkuman ganda
3.Ohmmeter dan Multimeter
Pengertian Ohmmeter
Menurut Giancolli(1999: 190)’’Ohm-meter adalah daya untuk menahan mengalirnya arus listrik
dalam suatu konduktor. “PaulA.Tipler (1996:234) menyatakan ”Besarnya satuan hambatan yang
diukur oleh alat ini dinyatakan dalam ohm. Alat ohm-meter ini menggunakan galvanometer untuk
mengukur besarnya arus listrik yang lewat pada suatu hambatan listrik (R), yang kemudian
dikalibrasikan ke satuan ohm.” Lebih lanjut lagi young and freedman (2004:200).” Desain asli dari
ohmmeter menyediakan baterai kecil untuk menahan arus listrik. Ini
menggunakan galvanometer untuk mengukur arus listrik melalui hambatan. Skala dari
galvanometer ditandai pada ohm, karena voltase tetap dari baterai memastikan bahwa hambatan
menurun, arus yang melalui meter akan meningkat. Ohmmeter dari sirkui itu sendiri, oleh karena
itu mereka tidak dapat digunakan tanpa sirkuit yang terakit.”

Jadi dapat disimpulkan, ohm-meter adalah alat yang digunakan untuk menahan/
mendektesikan arus listrik dalam suatu konduktor. Pada Ohm- meter hambatan (R) mengunakan
galvonometer untuk mengukur arus listrik baik itu hambatan menurun atau meningkat dan dari
ohmmeter memiliki sirkuit elektronik yang melewati arus constant (I) melalui hambatan, dan sirkuti
lainnya yang mengukur voltase (V) melalui hambatan. Menurut persamaan berikut, yang berasal
dari hukum Ohm, nilai dari hambatan (R) dapat ditulis dengan:

R=V.I
V menyatakan potensial listrik (voltase/tegangan) dan I menyatakan besarnya arus listrik yang
mengalir.

Penemu OHM-METER

Goerge Simon Ohm adalah seorang ilmuan Kebangsaan Jerman Bidang Fisika Institusi
Universitas Munich Alma mater Universitas Erlangen Pembimbing akademik Karl Christian von
Langsdorf Dikenal atas Hukum Ohm. Beliau dilahirkan di erlangen, 16 Maret 1789, dan
Meninggal 6 Juli 1854 (umur 65). Namun namanya masih diabadikan sampai sekarang dengan
penemuan alat pendeteksi arus listrik walaupun pada mulanya alat ukur listrik ditemukan oleh Amp
dari orang perancis Andre M. Ampere, volt dari seorang Italia Alessandro Volta, dan ohm dari
orang german Georg Simon ohm.  Simbol matematika dari setiap satuan sebagai berikut “R” untuk
resistance (Hambatan), V untuk voltage (tegangan), dan I untuk intensity (arus), standard symbol
yang lain dari tegangan adalah E atau Electromotive force.
FUNGSI OHM-METER

Fungsi ohm-meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur hambatan listrik yang
merupakan suatu daya yang mampu menahan aliran listrik pada konduktor. Alat tersebut
menggunakan galvanometer untuk melihat besarnya arus listrik yang kemudian dikalibrasi ke
satuan ohm. 
pada umumnya ohmmeter tidak berdiri sendiri. Amperemeter untuk mengukur ampere
(kuat arus listrik), voltmeter untuk mengukur volt (besar tegangan listrik) dan ohm meter untuk
mengukur ohm (hambatan listrik) menggabungkan fungsi mejadi satu kesatuan yang disebut
Avometer (ampere volt meter) atau disebut juga Multimeter. 
Bagian Ohmmeter dan fungsinya :
1. Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk (Zero Adjust Screw), berfungsi untuk mengatur
kedudukan jarum penunjuk dengan cara memutar sekrupnya ke kanan atau ke kiri dengan
menggunakan obeng pipih kecil.
2. Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero (Zero Ohm Adjust Knob), berfungsi
untuk mengatur jarum penunjuk pada posisi nol.
3. Saklar pemilih (Range Selector Switch), berfungsi untuk memilih posisi pengukuran dan batas
ukurannya. Multimeter biasanya terdiri dari empat posisi
pengukuran, yaitu :
4. Posisi W (Ohm) berarti multimeter berfungsi sebagai ohmmeter, yang terdiri dari tiga batas ukur
: x 1; x 10; dan K W
5. Posisi ACV (Volt AC) berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter AC yang terdiri dari lima
batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan 1000.
6. Posisi DCV (Volt DC) berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter DC yang terdiri dari lima
batas ukur :10; 50; 250; 500; dan 1000.
7. Posisi DCmA (miliampere DC) berarti multimeter berfungsi sebagai mili amperemeter DC yang
terdiri dari tiga batas ukur : 0,25; 25; dan 500.
8. Tetapi ke empat batas ukur di atas untuk tipe multimeter yang satu dengan yang lain batas
ukurannya belum tentu sama.
9. Lubang kutub + (V A W Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub + yang
berwarna merah.
10. Lubang kutub – (Common Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub –
yang berwarna hitam.
11. Saklar pemilih polaritas (Polarity Selector Switch), berfungsi untuk memilih polaritas DC atau
AC.
12. Kotak meter (Meter Cover), berfungsi sebagai tempat komponen-komponen multimeter.
13. Jarum penunjuk meter (Knife edge Pointer), berfungsi sebagai penunjuk besaran yang diukur.
14. Skala (Scale), berfungsi sebagai skala pembacaan meter.

JENIS – JENIS OHM- METER


1. OHM-METER ANALOg
Ohm-meter analoq lebih banyak dipakai untuk kegunaan sehari-hari, seperti para tukang servis TV
atau komputer kebanyakan menggunakan jenis yang analog.
2. OHM-METER DIGITAL
Ohm-meter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak jika
dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki tambahan-tambahan satuan yang lebih teliti,
dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt, dan ohm saja.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN OHM-METER

 KELEBIHAN OHM-METER DIGITAL


Kelebihannya adalah mudah dalam pembacaannya dengan tampilan yang lebih simple. Sedangkan
kekurangannya adalah akurasinya rendah, jadi untuk pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi
sebaiknya menggunakan ohm-meter digital.
 KEKURANGAN OHM-METER ANALOQ
Ohm-meter digital biasanya dipakai pada penelitian atau kerja-kerja mengukur hambatan pada
kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini banyak juga bengkel-bengkel komputer dan service center yang
memakai ohm-meter digital. Kekurangannya adalah susah untuk memonitor tegangan yang tidak
stabil. Jadi bila melakukan pengukuran tegangan yang bergerak naik-turun,sebaiknya menggunakan
ohm-meter analog.

2.2 Prinsip Kerja Ohmmeter

Pada dasarnya prinsip kerja dari ohm-meter adalah besarnya arus listrik yang mengalir
melalui sebuah penghantar metal pada rangkaian, dan ohm menemukan sebuah persamaan yang
simple, menjelaskan bagaimana hubungan antara tegangan, arus, dan hambatan yang saling
berhubungan. Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen
elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya.
Menurut tripel( 1996: 134)” Pada Ohmmeter prinsipnya adalah benda dialiri listrik dan
diukur tahanan listriknya. Sedangkan pada Ampermeter, yang mengukur besar kuat arus, tidak
diperlukan sumber arus listrik karena sumbernya adalah benda yang diukur tersebut.”
CARA MENGGUNAKAN OHM-METER
1. Pastikan posisi membaca alat ukurnya
2. Pastikan membaca dari kanan ke kiri
3. Tentukan sistim perkalian yang digunakan
4. Hubungkan kedua ujung probe
5. Kalibrasi terlebih dulu untuk menentukan angka“0”, (dengan tetap kedua ujung probe
terhubung) dengan cara mengatur potensi kalibrasi
6. Setelah yakin jarum menunjuk angka “0”  lepas ujung probe  yang terhubung, siap untuk
digunakan mengukur tahanan/hambatan/resistor.

2.3 Pengertian Multimeter

Multimeter adalah alat pengukur listrik yang juga sering disebut sebagai VOM (Volt-Ohm
Meter), dapat digunakan untuk mengukur tegangan (Volt meter), hambatan (Ohm meter) maupun
arus (Ampere meter). Terdapat dua jenis multimeter, yaitu multimeter non elektronis dan
multimeter elektronis. Multimeter non elektronis. Multimeter jenis bukan elektronik kadang-kadang
disebut juga AVO-meter, VOM (Volt-Ohm-Meter), Multitester, atau Circuit Tester. Pada dasarnya
alat ini merupakan gabungan dari alat ukur searah, tegangan searah, resistansi, tegangan bolak-
balik. Spesifikasi yang harus diperhatikan terutama adalah:

– batas ukur dan skala pada setiap besaran yang diukur: tegangan searah (DC volt), tegangan bolak-
balik (AC volt), arus searah (DC amp, mA, µA), arus bolak-balik (AC amp) resistansi (ohm, kilo
ohm).

– sensitivitas yang dinyatakan dalam ohm-per-volt pada pengukuran tegangan searah dan bolak-
balik.

– Ketelitian yang dinyatakan dalam %

– Daerah frekuensi yang mampu diukur pada pengukuran tegangan bolak-balik


(misalnya antara 20 Hz sampai dengan 30 KHz).

– Baterai yang diperlukan


multimeter analog multimeter digital

Multimeter analog terdiri dari bagian-bagian penting, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Papan skala 7. Batas ukur AC volt (acv)
2. Jarum penunjuk skala 8. Batas ukur ampere meter DC
3. Pengatur jarum skala 9. Saklar pemilih (dcv, acv, ohm, ampere dc)
4. Knop pengatur nol ohm 10. Test pin positif (+)
5. Batas ukur ohm meter 11. Test pin negatif (-)
6. Batas ukur DC volt (dcv)

2.4 Prinsip Kerja Multimeter


Prosedur Penggunaan Multimeter
Sebelum digunakan pastikan multimeter tersebut dalam keadaan masih berfungsi dengan
mengecek baterai pada multimeter tersebut. Arahkan saklar pemilih pada posisi off. Lalu pasang test pin
positif dan negative. Sebelum melakukan pengukuran (tegangan DC, tegangan AC, dan Arus DC), posisikan
jarum skala pada angka nol (disebelah kiri). Jika belum menunjuk angka nol, atur dengan pengatur jarum
skala secara pelan-pelan agar tidak rusak. Untuk pengukuran tahanan, arahkan saklar pemilih pada batas
ukur Ohm meter terlebih dahulu, lalu hubungkan test pin positif (+) dan test pin negative (-) hingga ujung
test pin saling bersentuhan, setelah itu atur jarum skala hingga menunjuk angka nol disebelah kanan
dengan menggunakan knop pengatur nol ohm. Perlu di ingat bahwa setiap batas ukur Ohm meter, Jarum
skala tidak selalu menunjuk ke angka nol, untuk itu perlu di set dengan benar setelah mengganti batas ukur
yang akan digunakan. Bila proses pengukuran sudah selesai atau multimeter sedang tidak digunakan, maka
jangan lupa mengatur saklar pemlih pada posisi mati (off) agar baterai yang digunakan tidak cepat habis.

Pemakaian Multimeter

Untuk mengukur tegangan DC, tegangan AC, maupun arus listrik, atur posisi jarum skala terlebih
dahulu agar menunjuk angka nol di sebelah kiri. Sedangkan untuk mengukur tahanan, atur posisi
jarum skala agar menunjuk angka nol di sebelah kanan.

Mengukur Tegangan Listrik DC

• Arahkan saklar pemilih pada DCV (bisa digunakan untuk menguji accu maupun baterai).
• Untuk mengukur tegangan baterai, test pin (+) dihubungkan ke kutub positif baterai dan test
pin dihubungkan ke kutub negatif baterai.
• Untuk mengukur tegangan pada titik pengukuran (TP) pada handphone, test pin (+) dihubungkan
ke TP, dan test pin (-) dihubungkan ke chasis handphone.
4.Gambaran Dasar CRO

Pengertian CRO(Cathode Ray Osscilloscope)

Osiloskop sinar katoda (cathode ray Osscilloscope, selanjutnya disebut CRO) adalah instrumen
laboratorium yang sangat bermanfaat dan terandalkan yang digunakan untuk pengukuran dan
anlisa bentuk-bentuk gelombang dan gejala lain dalam rangkaian-rangkaian elektronik. Pada
dasarnya CRO adalah alat pembuat grafik atau gambar (ploter) X-Y yang sangat cepat yang
Memperagakan sebuah sinyal masukan terhadap sinyal lain atau terhadap waktu. Pena (“stylus”)
Plotter ini adalah sebuah bintik cahaya yang bergerak melalui permukan layar dalam memberi
tanggapan terhadap tegangan-tegangan masukan.
Dalam pemakaian CRO yang biasa, sumbu x atau masukan horizontal adalah tegangan tanjak
(ramp voltage) linear yang dibangkitkan secara internal , atau basis waktu (time base) yang secara
periodik menggerakkan bintik cahaya dari kiri kekanan melalui permukaan layar. Tegangan yang
akan diperiksa dimasukkan kesumbu Y atau masukan vertikal CRO, menggerakkan bintik ke atas
dan kebawah sesuai dengan nilai sesaat tegangan masukan. Selanjutnya bintik tersebut
menghasikan jejak berkas gambar pada layar yang menunjukkan variasi tegangan masukan
sebagai fungsi dari waktu. Bila tegangan masukan berulang dengan laju yang cukup cepat gambar
akan kelihatan sebagai sebuah pola yang diam pada layar. Dengan demikian CRO melengkapi
suatu cara pengamatan yang berubah terhadap waktu.
Di samping tegangan, CRO dapat menyajikan gambar visual dari berbagai fenomena dinamik
melalui pemakaian transducer yang mengubah arus, tekanan, tegangan, tempratur, percepatan, dan
banyak besaran fisis lainnya menjadi tegangan.
CRO di gunakan untuk menyelidiki bentuk gelombang, peristiwa transien dan besaran lainnya
yang berubah terhadap waktu dari frekuensi yang sangat rendah ke frekuensi yang sangat tinggi.
Pencatatan kejadian ini dapat di lakukan oleh kamera khusus yang di tempelkan pada CRO guna
penafsiran kuantitatif.

Komponen utama CRO

 Tabung Sinar Katoda (Chatoda Ray Tube) atau CRT


 Penguat vertikal (vertical amplifier).
 Saluran tunda ( Delay line).
 Generator basis waktu (time base generator)
 Penguat Horizontal (Horizontal Amplifier).
 Rangkaian pemicu ( Trigger circuit)
 Sumber Daya ( Power Suplay)

Prinsip kerja CRO

Tabung sinar katoda atau CRT merupakan jantung osiloskop, dengan yang lainnya dari CRO
terdiri dari rangkaian guna mengoperasikan CRT. Pada dasarnya, CRT meng-hasilkan suatu
berkas elektron yang dipusatkan secara tajam dan dipercepat ke suatu ke-cepatan yang sangat
tinggi. Berkas yang dipusatkan dan dipercepat ini bergerak dari sumbernya (senapan elektron,
electron gun) ke depan CRT, di mana dia mejnbentur bahan fluoresensi yang melekat di
permukaan CRT (layar) bagian dalam dengan energi yang cukup untuk membuat layar bercahaya
dalam sebuah bintik kecil. Selagi merambat dari sumbernya ke layar, berkas elektron lewat di
antara sepasang pelat defleksi vertikal dan sepasang pelat defleksi horisontal. Tegangan yang
dimasukkan ke pelat defleksi vertikal dapat menggerakkan berkas elektron pada bidang vertikal
sehingga bintik CRT bergerak ke atas dan ke bawah. Tegangan yang dimasukkan ke pelat defleksi
horisontal dapat menggerakkan berkas pada bidang horisontal dan bintik CRT ini dari kiri ke
kanan. Gerakangerakan ini saling tidak bergantungan satu sama lain sehingga bintik CRT dapat
ditempatkan di setiap tempat pada layar dengan menghubungkan masukan tegangan vertikal dan
horisontal yang sesuai secara bersamaan.

Bentuk gelombang sinyal yang akan diamati pada layar CRT dihubungkan ke masukan
penguat vertikal (vertical amplifier). Penguatan ini disetel melalui pelemasan masukan (input
attenuator) yang telah terkalibrasi, yang biasanya diberi tanda VOLTS/DIV. Keluaran dorong-
tarik (push-pull) dari penguat dikembalikan ke pelat defleksi vertikal melalui yang
disebut saluran tunda (delay line) dengan daya yang cukup untuk mengen-dalikan bintik CRT
dalam arah vertikal. Generator basis waktu atau generator penyapu (sweep generator)
membangkitkan sebuah gelombang gigi gergaji yang digunakan sebagai tegangan defleksi
horisontal dalam CRT.

Jika sinyal masukan mempunyai sifat yang berulang, peragaan CRT yang
stabil dapat dipertahankan dengan cara memulai setiap penyapuan horisontal di titik
yang sama pada gelombang sinyal. Untuk mencapai ini, contoh gelombang masukan
dikemba-likan ke rangkaian pemicu (trigger) yang akan menghasilkan sebuah pulsa
pemicu di suatu titik yang dipilih pada gelombang masukan. Pulsa pemicu ini
digunakan untuk menghidupkan generator basis waktu, yang pada gilirannya
memulai penyapuan bintik CRT secara horisontal dari kiri ke kanan layar. Dalam hal
yang lazim, transisi gelombang masukan yang terjadi mula-mula (leading-edge)
digunakan untuk mengaktifkan generator pemicu agar menghasilkan pulsa pemicu
dan memulai penyapuan.

Tabung Sinar Katoda ( CRT )

a. Operasi CRT
Komponen utama dari CRT untuk pemakain umum ini adalah:
a) Perlengkapan senapan elektron.
b) Perlengkapan pelat defleksi.
c) Layar fluoresensi.
d) Tabung gelas dan dasar tabung.
Ringkasnya, peralatan senapan elektron menghasilkan suatu berkas elektron sempit dan
terfokus secara tajam yang meninggalkan senpan pada kecepatan yang sangat tinggi dan bergerak
menuju layar fluoresensi. Pada waktu membentur layar, energi kinetik dari elektron- elektron
berkecepatan tinggi diubah mnejadi pancaran cahaya, dan berkas menghasilkan suatu bintik
cahaya kecil pada layar CRT. Dalam perjalananya menujun layar, berkas elektron tersebut lewaat
di anatara dua pasang pelat defleksi elektrostatik, sebagai susunan pelat deflkesi. Jika tegangan di
masukan kepelat-pelat defleksi, berkas elektron dapat dibelokkan dalam arah vertikal dan
horisontal, sehinggah bintik cahaya menimbulkan jejak gambar pada layar sesuai dengan
masukan-masukan tegangan ini.
Sebutan “senapan elektron” berasal dari kesamaan antara gerakan sebuah elektron yang
dikeluarkan dari struktur senapan CRT dan lintasan sebuah peluru yang di tembakkan dari sebuah
senapan. Kenyataannya, study mengenai gerakan partikel-partikel bermuatan (elektron) dalam
sebuah medan listrik disebut balistik elektron (ellectron ballistics). Elektron-elektron dipancarkan
dari sebuah katoda termionik yang dipanaskan secara tidak langsung. Katoda ini secara
keseluruhan dikelilingi oleh sebuah kisi pengatur (control grid) yang terdiri dari sebuah silinder
nikel dengan lobang kecil ditengahnya, satu sumbuh (koaksial) dengan sumbuh tabung (silinder).
B. Pemusatan elektrostatik

Pemusatan elektrostatik (electrostatic focusing) di gunakan dalam sebuah CRO. Untuk


memahami bekerjanya metode pemusatan elektrostatik, sangat bermanfaat untuk pertama-tama
memperhatikan kelakuan dai masing-masing partikel di dalam sebuah medan listrik. Sebuah
elektron hipoteisi dalam keadaan diam di dalam sebuah medan magnet. Defenisi intensitas medan
listrik menyatakan bahwa gaya pada satuan-satuan muatan positif pada setiap titik di dalam
sebuah medan listrik adalah intensitas medan listrik pada titik tersebut.
Tolakan garis-garis gaya medan listrik ke arah samping lateral yang menyebabkan penyebaran
ruangan di antara garis-garis gaya, menghailkan perlengkungan medan pada ujung-ujung kedua
pelat. Dengan demikian, kerapatan garis-garis gaya medan akan lebih kecil pada ujung-ujung pelat
dari pada di bagian tengah antara kedua pelat. Karena gaya pada sebuah elektron bekerja pada
arah yang berlawanan dengan arah medan juga dinyatakan bahwa arah gaya pada sebuah elektron
adalah tegak lurus pada permukaan-permukaan yang potensialnya sama.
c. Layar untuk CRT
Bila berkas elektron membentur layar CRT, dihasilkan sebuah bintik cahaya. Bahan layar
di bagian dalam CRT yang menghasilkan efek ini adalah fosfor. Fosfor menyerap energi kinetik
elektron-elektron memborbardir dan memancarkan kembali energi tersebut pada frekuensi yang
lebih rendah pada spektrum yang dapat dilihat. Sifat dari beberapa bahan yang berkristal seperti
fosfor atau oksida seng (zinc oxide) yang memancarkan cahaya bila dirangsang oleh radiasi
disebut fluoresensi. Bahan-bahan fluoresensi memiliki karakteristik kedua yang disebut
fosforisensi (phosphorescence) yang berkenan dengan sifat bahan yang terus memancarkan
cahaya walaupun sumber eksitasi telah diputuskan (dalam hal ini berkas elektron). Lama waktu
terjadinya fosforisensi atau cahaya yang tinggal setelah bahan yang bersinar hilang disebut
ketahanan (persistensi) fosfor. Ketahanan biasanya diukur berdasarkan waktu yang dibutuhkan
oleh bayangan CRT agar berkurang ke suatu persentase tertentu (biasanya 10 persen) dari
keluaran cahaya semula.
d. Sambungan CRT
Sambungan elektris ke berbagai elemen di bagian dalam tabung gelas CRT di lakukan
melalui dasar tabung. Berbagai tegangan suplay bagi peralatan senapan elektron di bangkitkan
oleh dua sumber daya yang dihubungkan secara seri, yaitu sumber tegangan tinggi untuk tegangan
percepat, dan sumber tegangan rendah untuk rangkaian tambahan. Sebuah jaringan pembagi
tegangan dihubungkan ke kedua sumber daya guna melengkapi tegangan kerja yang dibutuhkan
oleh sistem.
Sistem Defleksi Vertikal
a. Elemen-elemen dasar
Sistem defleksi vertikal harus memenuhi persyaratan prestasi yang cukup ketat yang dapat
disimpulkan dengan menyatakan bahwa sistem tersebut secara meyakinkan menghasilkan kembali
bentuk gelombang masukkan dalam batas-batas lebar bidang (bandwidth), kenaikan waktu
(risetime) dan amplitudo yang telah ditetapkan. Sistem defleksi vertikal juga melengkapi sebuah
penyangga (isolation) antara sumber sinyal dan pelat defleksi vertikal. Dalam beberapa hal, sistem
vertikal melengkapi berbagai modus operasi seperti kopling DC atau AC, operasi jejak banyak
(multiple trace), modus peragaan banyak (multiple display modes), kemampuan menerima
masukan selisih dan lain-lain. Ciri-ciri khusus ini umumnya trsedia pada CRO tipe laboratorium
yang lebih rumit menggunakan yang disebut unit-unit kontak tusuk (plug in).
Sistem defleksi vertikal biasanya terdiri dari elemen-elemen yaitu :
a) Jarum penduga CRO (probe)
b) Pemilih masukan (input selector)
c) Pelemah masukan (input attenuator)
d) Penguat vertikal.
B. Pemilih masukan (input selector)

Penempatan pemilih masukan keposisi ac secara kapasitif akan menggandengkan tegangan sinya
kepelemah ( attenuator ). Kapasitor menahan (memblokir) komponen Dc dari gelombang masukan
dan hanya mengijinkan kemponen ac memasuki penguat. Ini merupakan ciri yang sangat
bermanfaat yang memungkinkan pengukuran tegangan sinyal ac yang bergabung dengan tegangan
catu dc atau sumber tegangan. Penempatan pemilih masukan pada posisi dc menghubungkan
tegangan sinyal secara langsung kepelemah sehingga kedua komponen ac dan dc tersambung ke
penguat.
c.Pelemah masukan ( input attenuator)

Pelemah masukan (input attenuator) terdiri dari sejumlah pembagi tegangan RC , yang
dikontrol melalui panel depan CRO oleh pemilih VOLTS/DIV. Pemilih ini dikalibrasi dalm faktor
defleksi (V/DIV) yang biasanya dalam urutan 1-2-5. Rangkuman khas penyetelan pelemah adalah
0,1 ; 0,2 ; 0,5 ; 1;2 ; 5;10 ; 20 ; dan 50 volt/divisi, dengan pelemahan maximal pada kedudukan 50
V/DIV.
d. Penguat vertikal
Penguat vertikal (vertical amplifier) terdiri dari beberapa tingkatan dengan sensifitas atau
penguatan total yang tetap biasanya dinyatakan dalam faktor defleksi (V/DIV).
Keuntungan penguatan tetap adalah bahwa penguat tersebut dapat lebih mudah dirancang atau
mempertahankan persyaratan stabilitas dan lebar bidang (bandwith). Penguat vertikal
dipertahankan dalam batas kemampuannya untuk menangani sinyal berdasarkan pemilihan
pelemah masukan ( input attenuator) yang sesuai. Dengan membuat pelemah positif yang
paling sensitif, penguatan total dari penguat berhubungan dengan pembacaan terendah dari
selektor VOLT/DIV.
Saluran Tunda (Delay Line)
Fungsi saluran tunda

Semua rangkaian elektronik dalam CRO (pelemah, penguat, pembentuk pulsa,


generator, dan tentu saja didalam kawat rangkaian sendiri) menyebabkan keterlambatan waktu
tertentu didalam transmisi tegangan sinyal ke pelat pelat refleksi. Hampir semua
keterlambatan ini terjadi di dalam rangkaian rangkaian yang melakukan pemindahan,
pembentukan, atau pembangkitan. Kita lihat bahwa sinyal horisontal (basis waktu atau
tegangan penyapu), dimulai atau dipicu oleh sebagian dari sinyal keluaran yang dimasukan ke
pelat pelat vertikal CRT. Pengolahan sinyal dalam sinyal horisontal mencakup pembangkitan
dan pembentukan sebuah pulsa pemicu (trigger pick-off) yang menghidupkan generator
penyapu, yang keluarannya dikembalikan ke penguat horisontal dan kemudian ke pelat pelat
defleksi horisontal. Keseluruhan proses ini membutuhkan waktu dalam orde 80 ns atau
sekitarnya.
Saluran tunda dengan parameter tergumpal.

Saluran tunda dengan parameter tergumpal (lumped parameter line) terdiri dari
sejumlah jaringan simetri LC bertingkat. Jika bentuk T berakhir pada impedansi
karakteristiknya Z0 (characteristic impedance Z0), maka menurut defenisi, impedansi, dengan
melihat kembali ke terminal masukan juga adalah Z0. Kondisi penutupan ini memberikan
karakteristik filter pelewat rendah (low pass filter) bagi bentuk T yang pelemahan dan
pergeseran phasanya merupakan fungsi dari frekuensi, dan pita pelewatnya (pass
band)didefinisikan oleh rangkuman frekuensi pada mana pelemahan adalah nol.
Saluran tunda dengan parameter terbagi

Saluran tunda dengan parameter terbagi (distributet parameter delay line) terdiri dari
kabel coaxial yang di buat secara khusus dengan nilai induktansi yang tinggi setiap satuan
panjang. Untuk jenis saluran tund a ini konduktor tengan dari kabel coaxial normal yang lurus
di ganti dnegan sebuah kumparan kawat kontinu, digulung dalam bentuk spiral pada sebuah
inti lunak di bagian dalam. Untuk mengurangi arus pusar (eddy current) biasanya konduktor
luar di buat dari kawat jaringan terisolasi (braided insulated wire), yang secara elektris di
hubungkan pada ujung -ujung kabel.
Sistem Defleksi Horisontal
Generator penyapu (sweep generator)

CRO biasanya mmemperagakan bentuk gelombang masukann vertikal sebgai fungsi


dari waktu ini memerllukan tegangan defleksi horisontal guna menggerakkan atau menyapu
bintik CRT sepanjang layar dari kiri kekanan dengan kecepatan konstan, dan kemudian
mengembalikan bintik tersebut dengan cepat keposisi semula di bagian kiri layar, siap untuk
penyapuan berikutnya. Tegangan penyapun atau basis waktu ini dihasilkan dalamsistem
deleksi horisontal CRO oleh generator penyapu (sweep generator).
Tegangan penyapu yang ideal bertambah dengan kecepatan yang linear dari suatu nilai
minimal ke nilai maksimal tertentu, dan kemudian turun dengan cepat kelevel semula.
Sinkronisasi penyapuan

Generator gigi geragaji disebut bekerja penuh (free running) sebab tidak tersedia alat
control luar yang menghidupkan generator pada setiap penyapuan baru. Penyapuan baru benar
benar di mulai begitu kapasitor telah dikosongkan dan cukup untuk membuat UJT tidak
bekerja. Adalah mungkin menggunakan sebuah penyapu yang beroperasi secara penuh guna
menghasilkan suatu peragaan CRT yang stabil, asalkan frekuensi sinyal masukan vertikal
merupakan perkalian bulat dari frekuensi penyapuan (fv=nfa). Untuk menghasilkan suatu
pergaan yang stabil generator penyapu harus berjalan sinkron atau sejalan dengan sumber
sinyal vertikal, sehingga sinyal vertikal dan horizontal keduanya mencapai suatu titik referensi
dalam siklusnya pada saat yang bersamaan.
Perbaikan linearitas penyapuan

Osilator-osilator laboratorium dirancang untuk melakuakan pengukuran yang teliti


terhadap waktu dan karena itu memerlukan penyapuan dengan linearitas penyapuan.
Diantaranya yang terpenting adalah
1. Arus pengisisan yang konstan, dengan cara kapasitor pengatur waktu dimuati
secara linear dari sumber arus yang konstan.
2. Rangkaian penyapu Miller, dengan cara sebuah masukan tangga (step Input)
diubah menjadi sebuah fungsi linear dengan menggunakan integrator
operasional.
3. Rangkaian “phantastron” yang merupakan variasi Miller.
4. Rangkaian boostrap, dengan cara arus pengisian yang konstan dapat dipelihara
yakni dengan pempertahankan tegangan pada tahanan pengisi ; dan dengan
demikian, arus pengisian yang melaluinya adalah konstan.
5. Rangkaian kompensasi, yang digunakan untuk memperbaiki linearitas rangkaian
miller dan rangkaian bootstrep.
Penguat Horizontal

Dalam sebuah CRO yang biasa tingkat persyaratan prestasi (penguatan/ lebar
bidang) penguat Horizontal lebih rendah dari penguat vertikal. Sementara penguat vertikal
harus mampu menangani sinyal- sinyal beramplitudo kecil dengan kenaikan waktu yang cepat,
penguat horizontal hanya harus memproses sinyal penyapu yang amplitudonya cukup tinggi
dan kenaikan waktunya relatif lambat. Akan tetapi penguatan penguat horizontal lebih besar
dari penguatan penguat vertikal, sebab sensivitas defleksi horizontal CRT lebih kecil dari
sensivitas defleksi vertikal.

5.GAMBARAN OSILOSKOP

Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal
listrik agar dapat dilihat dan dipelajari. Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar katode
Peranti pemancar elektron memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar katode.
Sorotan elektron membekas pada layar. Suatu rangkaian khusus dalam osiloskop
menyebabkan sorotan bergerak berulang-ulang dari kiri ke kanan. Pengulangan ini

menyebabkan bentuk sinyal kontinyu sehingga dapat dipelajari. Dalam bidang elektronika,
osiloskop merupakan instrument alat ukur yang memiliki posisi yang sangat penting
mengingat sifatnya yang mampu menampilkan bentuk gelombang yang dihasilkan oleh
rangkaian yang sedang diamati. Osiloskop juga biasanya digunakan untuk mengamati bentuk
gelombang yang tepat dari sinyal listrik. Selain amplitudo sinyal, osiloskop dapat
menunjukkan distorsi, waktu antara dua peristiwa, dan waktu relatif dari dua sinyal yang
terkait. Pada saat ini, ada beberapa jenis osiloskop yang yang berbasis komputer yang telah
diimplementasikan. Ada dua tipe osiloskop yang dikenal yaitu osiloskop analog dan
osiloskop digital. Osiloskop tipe waktu nyata analog (ART) menggambarkan bentuk-bentuk
gelombang listrik dengan melalui gerakan pancaran elektron dalam sebuah tabung sinar
katoda dari kiri ke kanan. Sedangkan osiloskop digital, gelombang yang akan ditampilkan
lebih dahulu disampling (dicuplik) dan didigitalisasikan. Osiloskop kemudian mnyimpan
nilai-nilai tegangan ini bersama-sama dengan skala waktu gelombangnya di memori.
2.1 Fungsi Osiloskop dan Bagiannya
 Fungsi Osiloskop
- Untuk menyelidiki gejala yang bersifat periodik.
- Untuk melihat bentuk gelombang kotak dari tegangan
- Untuk menganalisis gelombang dan fenomena lain dalam rangkaian elektronika
- Dapat melihat amplitudo tegangan, periode, frekuensi dari sinyal yang tidak diketahui
- Untuk melihat harga-harga momen tegangan dalam bentuk sinus maupun bukan sinus
- Digunakan untuk menganalisa tingkah laku besaran yang berubah-ubah terhadap
waktu, yang ditampilkan pada layar
- Mengetahui beda fasa antara sinyal masukan dan sinyal keluaran.
- Mengukur keadaan perubahan aliran (phase) dari sinyal input
- Mengukur Amlitudo Modulasi yang dihasilkan oleh pemancar radio dan
generator pembangkit sinyal
- Mengukur tegangan AC/DC dan menghitung frekuensi

 Bagian osiloskop dan kegunaannya

1. Volt atau div : Untuk mengeluarkan tegangan AC.


2. CH1 (Input X) : Untuk memasukkan sinyal atau gelombang yang diukur atau

pembacaan posisi horisontal.


3. AC-DC : Untuk memilih besaran yang diukur.
4. Ground : Untuk memilih besaran yang diukur.
5. Posisi Y : Untuk mengatur posisi garis atau tampilan dilayar atas bawah.
6. Variabel : Untuk kalibrasi osciloskop.
7. Selektor pilih : Untuk memilih Chanel yang diperlukan untuk pengukuran.
8. Layar : Menampilkan bentuk gelombang.
9. Inten : Mengatur cerah atau tidaknya sinar pada layar Osiloskop.
10. Rotatin : Mengaur posisi garis pada layar.
11. Fokus : Menajamkan garis pada layar.
12. Position X : Mengatur posisi garis atau tampilan kiri dan kanan.
13. Sweep time/ div : Digunakan untuk mengatur waktu periode (T) dan Frekwensi ( f ).
14. Mode : untuk memilih mode yang ada.
15. Variabel : Untuk kalibrasi waktu periode dan frekwensi.
16. Level Menghentikan gerak tampilan layar.
17. Exi Trigger : Untuk trigger dari luar.
18. Power : untuk menghidupkan Osciloskop.
19. Cal 0,5 Vp-p : Kalibrasi awal sebelum Osciloskop digunakan.
20. Ground Osciloskop yang dihubungkan dengan ground yang diukur.
21. CH2 ( input Y ): Untuk memasukkan sinyal atau gelombang yang diukur atau
pembacaan Vertikal.

22.
Kalibrasi pada Osiloskop
Langkah pertama yang harus kita lakukan yaitu pengkalibrasian. Setelah anda
mengkoneksikan osiloskop ke jaringan listrik PLN dan menyalakannya, maka yang harus
anda amati pada layar monitor yang tampak di layar adalah harus garis lurus mendatar (jika
tidak ada sinyal masukan).

Langkah kedua atur fokus, intensitas, kemiringan, x position, dan y position. Dengan
mengatur posisi tersebut kita nantinya bisa mengamati hasil pengukuran dengan jelas dan
akan memperoleh hasil pengukuran dengan teliti.

Langkah ketiga gunakan tegangan referensi yang terdapat di osiloskop maka kita
bisa melakukan pengkalibrasian sederhana. Ada dua tegangan referensi yang bisa dijadikan
acuan yaitu tegangan persegi 2 Vpp dan 0.2 Vpp dengan frekuensi 1 KHz.

Langkah keempat tempelkan probe pada terminal tegangan acuan maka pada layar
monitor akan muncul tegangan persegi.
 Apabila yang dijadikan acuan adalah tegangan 2 Vpp maka pada posisi 1 volt/div
(satu kotak vertikal mewakili tegangan 1 volt) harus terdapat nilai tegangan dari
puncak ke puncak sebanyak dua kotak dan untuk time/div 1 ms/div (satu kotak
horizontal mewakili waktu 1 ms) harus terdapat satu gelombang untuk satu kotak.

 Apabila yang tampat pada layar belum tepat maka perlu diatur pada potensio tengah
di knob Volt/div dan time/div. Atau pada potensio dengan label “var”.

Cara Pengoperasian Osiloskop


Komponen utama osiloskop adalah tabung sinar katoda ( CRT ). Prinsip kerja tabung
sinar katoda adalah sebaga berikut: Elektron dipancarkan dari katoda akan menumbuk bidang
gambar yang dilapisi oleh zat yang bersifat flourecent. Bidang gambar ini berfungsi sebagai
anoda. Arah gerak elektron ini dapat dipengaruhi oleh medan listrik dan medan magnetik.
Umumnya osiloskop sinar katoda mengandung medan gaya listrik untuk mempengaruhi gerak
elektron kearah anoda. Medan listrik dihasilkan oleh lempeng kapasitor yang dipasang secara
vertikal, maka akan terbentuk garis lurus vertikal dinding gambar. Selanjutnya jika pada
lempeng horizontal dipasang tegangan periodik, maka elektron yang pada mulanya bergerak
secara vertikal, kini juga bergerak secara horizontal dengan laju tetap.Sehingga pada gambar
terbentuk grafik sinusoidal.
Sebuah benda bergetar sekaligus secara harmonik, getaran harmonik (super posisi)
yang berfrekuensi dan mempunyai arah getar sama akan menghasilkan satu getaran harmonik
baru berfrekuensi sama dengan amplitudo dan fase tergantung pada amplitudo dan frekuensi
setiap bagian getaran harmonik tersebut. Hal itu berdasarkan metode penambahan
trigonometri atau lebih sederhananya lagi dengan menggunakan bilangan kompleks. Bila dua
getaran harmonik super posisi yang berbeda, frekuensi terjadi getaran yang tidak lagi
periodik.

6.TERMOMETER

Pengertian Temperatur dan Termometer

Temperatur adalah ukuran panas-dinginnya dari suatu benda. Panas-dinginnya suatu


benda berkaitan dengan energi termis yang terkandung dalam benda tersebut. Makin besar
energi termisnya, makin besar temperaturnya. Temperatur disebut juga suhu. Suhu
menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda, semakin
panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu
benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk
perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom
penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut.

Pada dasarnya temperatur adalah ukuran yang menyatakan panas dinginnya sesuatu
bisa dalam bentuk padat, cair ataupun gas. Biasanya dinyatakan dalam satuan derajat.
Semakin panas suatu benda makan nilai derajatnya akan semakin tinggi, sebaliknya semakin
dingin suatu benda maka nilai derajatnya juga akan semakin turun.

Contohnya air yang mendidih biasanya pada suhu 100 °C dan es membeku pada suhu
0 °C. dalam dunia internasional ada beberapa jenis satuan derajat suhu diantaranya K =
Kelvin, F = Farenheit, R = Reameur, °C = Celcius, dan Ra = Rankine. Yang merupakan
satuan derajat yang umum digunakan di Indonesia.

Termometer biasanya berbentuk pipa sempit tertutup yang terbuat dari kaca. Pipa ini
biasanya berisi zat cair yang sifatnya termometrik, yaitu zat cair yang akan berubah secara
fisis bila dipanaskan dan didinginkan sehingga dapat dijadikan penunjuk bila terjadi kenaikan
atau penurunan suhu, contohnya seperti air raksa atau alkohol.

Ada bermacam - macam jenis termometer, diantaranya yang cukup sering ditemui
adalah termometer raksa yang hasil pengukurannya dibaca secara manual dan ada pula
termometer digital dimana nilai suhu yang diukur akan ditampilkan di layar secara presisi.

2.1. Jenis Alat Pengukuran Pada Temperatur

1) Termometer

Alat yang digunakan untuk mengukur suhu benda dengan tepat dan menyatakannya
dengan angka disebut termometer. Sebuah termometer biasanya terdiri dari sebuah pipa kaca
berongga yang berisi zat cair ( alkohol atau air raksa ), dan bagian atas cairan adalah ruang
hampa udara.

Termometer dibuat berdasarkan prinsip bahwa volume zat cair akan berubah apabila
dipanaskan atau didinginkan. Volume zat cair akan bertambah apabila dipanaskan sedangkan
apabila didinginkan akan berkurang. Naik atau turunnya cairan tersebut digunakan sebagai
acuanuntuk menentukan suhu suatu benda.

Untuk lebih memahami prinsip kerja termometer, panaskan air didalam tabung
sampai mendidih kemudian amati dengan teliti air tersebut. Tentu tidak lama kemudian kamu
aan melihat bahwa zat cair dalam pipa kaca naik mencapai titik tertentu. Perubahan volume
zat cair dalam pipa dapat digunakan untuk mengkur suhu.

Adapun jenis jenis termometer berdasarkan sifatnya yaitu :

1.1 Termometer Dengan Bahan Zat Cair

a. Termometer Laboratorium

Alat ini biasanya digunakan untuk mengukur suhu air dingin atau air yang sedang
dipanaskan. Termometer laboratorium menggunakan raksa atau alkohol sebagai penunjuk
suhu. Raksa dimasukkan ke dalam pipa yang sangat kecil (pipa kapiler), kemudian pipa
dibungkus dengan kaca yang tipis. Tujuannya agar panas dapat diserap dengan cepat oleh
termometer.

Skala pada termometer laboratorium biasanya dimulai dari 0 °C hingga 100 °C. 0 °C
menyatakan suhu es yang sedang mencair, sedangkan suhu 100°C menyatakan suhu air yang
sedang mendidih. Termometer ini digunakan untuk perlengkapan praktikum di laboratorium.
Bentuknya pipa panjang dengan cairan pengisi alkohol yang diberi warna merah.

 Fungsi termometer laboratorium digunakan untuk perlengkapan praktikum di


laboratorium.
 Cara menggunakan termometer laboratorium yaitu : Ukur suhu objek benda yang
akan diukur (misalnya : cairan). Jika cairan bertambah panas maka raksa atau alkohol
akan memuai sehingga skalanya bertambah. Agar termometer sensitif terhadap suhu
maka ukuran pipa harus dibuat kecil (pipa kapiler) dan agar peka terhadap perubahan
suhu maka dinding termometer (reservoir) dibuat setipis mungkin dan bila
memungkinkan dibuat dari bahan yang konduktor.
 Kelebihan dari Termometer Laboratorium :
Skala ukurnya luas hingga di bawah nol.

b. Termometer Ruang

Termometer ruang biasanya dipasang pada tembok rumah atau kantor. Termometer
ruang mengukur suhu udara pada suatu saat. Skala termometer ini adalah dari -50°C sampai
50°C. Skala ini digunakan karena suhu udara di beberapa tempat bisa mencapai di bawah
0°C, misalnya wilayah Eropa. Sementara di sisi lain, suhu udara tidak pernah melebihi 50°C.

 Fungsi dari termometer ruang yaitu digunakan untuk mengukur suhu suatu ruangan.
 Cara menggunakan termometer ruang yaitu untuk mengukur suhu suatu ruangan
biasanya termometer ini digabungkan dengan berbagai alat lain misalnya : alat
penunjuk waktu,hiasan dinding,dan lain sebagainya.
 Kelebihan dari Termometer Ruang :
Merupakan termometer maksimum, ukuran tandon dibuat besar agar menjadi lebih
peka terhadap perubahan suhu.
c. Termometer Klinis

Termometer klinis disebut juga termometer demam. Termometer ini digunakan oleh
dokter untuk mengukur suhu tubuh pasien. Pada keadaan sehat, suhu tubuh manusia sekitar
37°C. Tetapi pada saat demam, suhu tubuh dapat melebihi angka tersebut, bahkan bisa
mencapai angka 40.

Skala pada termometer klinis hanya dari 35°C hingga 43°C. Hal ini sesuai dengan
suhu tubuh manusia, suhu tubuh tidak mungkin di bawah 35°C dan melebihi 43°C.

 Fungsi dari termometer klinis biasanya digunakan untuk mengukur suhu tubuh
manusia.
 Cara menggunakan termometer klinis yaitu mula-mula,periksa terlebih dahulu apakah
termometer sudah menunjukkan suhu dibawah 35°C.Jika belum,termometer kita
kibas-kibaskan sehingga menunjukkan suhu kurang dari 35°C.Selanjutnya,pasang
thermometer itu di bawah ketiak atau lipatan tubuh selama kira-kira 5 menit.Setelah
itu,ambil thermometer dari tubuh dan baca pada skala termometer.Skala yang
ditunjukkan termometer menunjukkan suhu tubuh pasien pada keadaan itu.
 Kelebihan Termometer Klinis
 Saat ditempelkan pada tubuh akan membaca secara otomatis dan ditampilkan
dalam bentuk angka
 Tidak mudah rusak
 Cepat menangkap suhu/ menyamkan suhu dengan benda yang diukur
 Bisa digunakan disemua situasi
 Kelemahan Termometer Klinis
 Termasuk termometer yang mahal
 Kurang akurat
 Gampang berubah posisi

d. Termometer Six-Bellani

Termometer Six-Bellani disebut pula termometer maksimum-minimum. Termometer


ini dapat mencatat suhu tertinggi dan suhu terendah dalam jangka waktu tertentu.
Termometer ini mempunya 2 cairan, yaitu akohol dan raksa dalam satu termometer.
 Fungsi dari termometer Six-Bellani yaitu digunakan untuk mengukur suhu maksimum
dan minimum suatu tempat.
 Prinsip kerja termometer maksimum-minimum Six-Bellani adalah ketika suhu udara
turun, alkohol di ruang A (tengah) menyusut. Akibatnya, raksa di ruang B naik dan
mendorong keping baja untuk menunjuk suhu minimum. Sebaliknya, jika suhu udara
naik, alkohol di ruang A memuai dan mendesak raksa di ruang B turun, sedangkan
raksa di ruang C naik untuk mendorong keping baja menunjuk suhu maksimum.
Kedua keping baja tidak dapat turun karena ditahan oleh spiral. Untuk
mengembalikan keping baja ke posisi semula digunakan magnet tetap.
 Kelebihan Termometer Six-Bellani
 Dilengkapi magnet tetap untuk menarik keping baja turun melekat pada raksa.
 Termasuk termometer khusus karena digunakan untuk mengatur suhu tertinggi dan
terendah di suatu tempat.
 Menggunakan 2 skala, skala minimum di pipa kiri dan skala maksimum di pipa
kanan.
 Kekurangan Termometer Six-Bellani

· Pemakai harus berhati hati karena selesai dibaca suhunya, termometer harus dikibas
dengan keras untuk mengembalikan fungsinya.

e. Termometer Air Raksa

Termometer air raksa adalah termometer cairan yang menggunakan air raksa sebagai
pengisinya. Termometer air raksa merupakan thermometer yang banyak digunakan
dibandingkan dengan termometer alkohol. Termometer air raksa sering disebut termometer
maksimum karena dapat mengukur suhu yang sangat tinggi. Jika suhu panas, air raksa akan
memuai sehingga kita akan melihat air raksa pada tabung kaca naik. Ketika suhu turun, air
raksa akan tetap berada pada posisi ketika suhu panas. Hal itu disebabkan adanya konstraksi
yang menghambat air raksa untuk kembali ke keadaan semula. OIeh karena itu, untuk
mengembalikan air raksa ke posisi dasar, kita harus mengibas-ngibaskan termometer ini
dengan kuat.
 Cara menggunakan termometer air raksa yaitu :
 Jika menggunakan termometer air raksa, pastikan air raksa berada di reservoir atau di
bawah 35°C. Bila tidak di reservoir, kibaskan ujung yang tidak berair raksa.
 Sebelum menggunakan termometer, bersihkan ujungnya yang berisi air raksa dengan
pembesih alkohol.
 Jika menggunakan termometer air raksa, tahan sekitar 3-5 menit atau sampai air
raksa tidak bergerak lagi, baru dilihat hasilnya. Sementara jika dengan termometer
digital relatif lebih cepat.
 Jika hasil pengukuran menunjukkan angka lebih dari 37,5° C, artinya anak demam.
Hal ini bisa juga kerena baju anak terlalu tebal atau suhu tubuhnya meningkat karena
banyak bergerak. Jika kurang pasti, lakukan lagi pengukuran sekitar 30 menit
kemudian.
 Setelah pemakaian, jangan lupa membersihkan kembali termometer dengan
pembersih beralkohol.
 Beberapa keuntungan air raksa sebagai pengisi thermometer antara lain:
 Air raksa tidak membasahi dinding pipa kapiler, sehingga pengukurannya menjadi
teliti.
 Air raksa mudah dilihat karna mengkilat.
 Air raksa cepat mengambil panas dari suatu benda yang sedang diukur.
 Jangkauan suhu air raksa cukup lebar, karna air raksa membeku pada suhu -40 C dan
mendidih pada suhu 360 C.
 Volume air raksa berubah secara teratur.
 Selain beberapa keuntungan, ternyata air raksa juga memiliki beberapa kerugian antara
lain:
 Air raksa harganya mahal.
 Air raksa tidak digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah.
 Air raksa termasuk zat yang beracun sehingga berbahaya pabila tabungnya pecah.
7.PRINSIP KERJA TERMOMETER

Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur), ataupun
perubahan suhu. Istilah termometer berasal dari bahasa Latin thermo yang berarti panas dan
meter yang berarti untuk mengukur. Prinsip kerja termometer ada bermacam-macam, yang
paling umum digunakan adalah termometer air raksa.

A. Jenis – jenis Termometer

 Berdasarkan zat termometriknya, termometer dapat dibedakan menjadi:


1. Termometer zat padat.

Termometer zat padat menggunakan prinsip perubahan hambatan logam konduktor


terhadapap suhu sehingga sering juga disebut sebagai termometer hambatan. Biasanya
termometer ini menggunakan kawat platina halus yang dililitkan pad mika dan dimasukkan
dalam tabung perak tipis tahan panas. Contoh: Termometer platina

Termometer zat cair.


Termometer zat cair dibuat berdasarkan perubahan volume. Adapun macam – macam
termometer zat cair :

1) Termometer Raksa

Termometer air raksa adalah termometer yang dibuat dari air raksa yang ditempatkan
pada suatu tabung kaca. Tanda yang dikalibrasi pada tabung membuat temperatur dapat
dibaca sesuai panjang air raksa di dalam gelas, bervariasi sesuai suhu. Untuk meningkatkan
ketelitian, biasanya ada bohlam air raksa pada ujung termometer yang berisi sebagian besar
air raksa; pemuaian dan penyempitan volume air raksa kemudian dilanjutkan ke bagian
tabung yang lebih sempit. Ruangan di antara air raksa dapat diisi atau dibiarkan kosong.
Jangkauan suhu raksa cukup lebar dan sesuai dengan pekerjaan di laboratorium (-40 derajat
celcius sampai dengan 350 derajat celcius).

2) Termometer Alkohol

Termometer alkohol adalah termometer yang menggunkan alkohol sebagai media


pengukur, yang merupakan alternatif dari termometer air raksa dengan fungsi yang sama.
Tetapi tidak sama seperti air raksa dalam termometer kaca. Isi termometer alkohol tidak
beracun dan akan menguap dengan cukup cepat. Ruang di bagian atas cairan merupakan
campuran dari nitrogen dan uap dari cairan. Dengan meningkatnya suhu maka volumenya
naik. Cairan yang digunakan dapat berupa etanol murni atau asetat isoamyl, tergantung pada
produsen dan pekerjaan yang berhubungan dengan suhu. Karena termometer ini adalah
transparan, maka cairan yang dibuat harus terlihat dengan penambahan pewarna merah atau
biru. Termometer ini hanya bisa mengukur suhu badan makhluk hidup (manusia dan hewan).
Termometer ini tidak bisa mengukur yang tinggi suhunya di atas 78 °C. Satu setengah dari
gelas yang mengandung kaplier biasanya diberi label yang berlatar belakang bewarna putih
dan kuning untuk membaca skala.
Termometer gas

Termomter gas menggunakan prinsip pengaruh suhu terhadap tekanan. Bagan alat ini
sama seperti nanometer. Pipa U yang berisi raksa mula-mula permukaannya sama tinggi. Jika
salah satu ujungnya dihubungkan dengan ruangan yang bersisi gas bertekanan, maka akan
terjadi selisih tinggi. Contoh: termometer gas pada volume gas tetap.

Berdasarkan penggunaanya, antara lain :

1. Termometer Laboratorium

Termometer Laboratorium digunakan untuk perlengkapan praktikum di laboratorium.


Cara Menggunakannya: Ukur suhu objek benda yang akan diukur (misalnya: cairan), Jika
cairan bertambah panas maka raksa atau alkhohol akan memuai sehingga skala nya
bertambah. Agar termometer sensitif terhadap suhu maka ukuran pipa harus dibuat kecil
(pipa kapiler) dan agar peka terhadap perubahan suhu maka dinding termometer (reservoir)
dibuat setipis mungkin dan bila memungkinkan dibuat dari bahan yang konduktor. Kelebihan
termometer ini adalah skala ukurnya luas hingga di bawah nol.
Skala Termometer

Dalam penggunaan termometer sebagai pengukur suhu maka perlu ditetapkan skala
suhu. Penetapan skala suhu dilakukan untuk mengetahui tingkat kenormalan keadaan udara
ataupun suhu pada tubuh manusia atau objek tertentu dalam suatu lingkungan. Penetapan
skala suhu Terdapat dua skala suhu yang sering digunakan, antara lain skala celcius dan skala
Fahrenheit. Skala yang paling banyak digunakan saat ini adalah skala celcius. Skala fahreheit
paling banyak digunakan di Amerika Serikat, skala suhu yang cukup penting dalam bidang
sains adalah skala mutlak atau Kelvin.
Namun secara umum, ada empat macam skala termometer yang paling dikenal yaitu
Celsius, Fahrenheit, reamur dan Kelvin. Tapi disini kita hanya akan memb ahas tiga skala
yaitu, Celsius, Fahrenheit dan Kelvin.
 Skala Celcius
Skala Celsius didasarkan pada sebuah skala yang diciptakan oleh seorang astronomi
Swedia yang bernama Anders Celsius pada tahun 1742, skala ini awalnya dinamakan “bagian
perseratus” (“centigrade”), tetapi pada tahun 1948 ketika Konferensi Umum Yang
Kesembilan mengenai Berat dan Ukuran diputuskan bahwa nama tersebut harus diganti
menjadi Celsius.
Skala temperatur celsius menggunakan satuan “Derajad Celcius” (simbol 0C) yang
sama dengan satuan “kelvin”. Termometer Celsius memiliki titik beku normal air (titik es)
dengan nilai yang ditetapakan 00C dan temperatur titik didih normal air (titik uap) dengan
nilai 1000C. Diantara titik es dan titik uap terdapat 100 derajat. Temperatur normal tubuh
manusia yang diukur dalam skala celcius adalah sekitar 370C.

 Skala Fahrenheit
Skala Fahrenheit dinamakan sesuai dengan nama ilmuan yang menemukannya, yaitu
Gabriel Fahrenheit (1686-1736), seorang ahli fisika berkebangsaan Jerman. Titik beku
normal air (titik es) dipilih 320F dan temperatur titik didih normal air (titik uap) dipilih 212 0F.
diantara titik es dan titik uap terdapat selang 1800.

 Skala Kelvin
Kelvin diambil dari nama penemunya Lord Kelvin (1824-1907), seorang fisikawan
Inggris. Pada skala ini, suhu dinyatakan dalam Kelvin (K). Selang antara derajat sama seperti
pada skala celcius, tetapi harga nol digeser hingga 0 K. Jadi 0 K = -273,15 oC dan 273,15 K =
0 oC. Pada tahun 1948 konfrensi umum kesembilan tentang berat dan ukuran (The Ninth
General Conference On Weights and Measures ) menetapkan skala suhu internasional yaitu
skala kelvin. Skala kelvin meliputi metode magnetis, gas ultrasonik dan optik. Sedangkan
sistem skala lain berdasarkan suhu yang berkaitan dengan sifat-sifat fisik seperti pemuaian
panas dan variasi termolistrik seperti skala Celcius.

Kalibrasi Termometer

Kalibrasi termometer adalah kegiatan menetapkan skala sebuah termometer yang belum
memiliki skala atau sering juga disebut dengan proses Verifikasi, yaitu suatu akurasi alat ukur
yang sesuai dengan rancangannya.
Kita dapat menetapkan skala termometer (kalibrasi termometer) dengan cara-cara
sebagai berikut:
 Masukkan es batu dan air kedalam sebuah wadah (usahakan air dan es batunya sama
banyak).

 Masukkan termometer tersebut kedalam wadah yang berisi air dan es batu yang
telah kita siapkan tadi. Karena pada mulanya termometer lebih panas dari air es,
maka setelah dimasukkan ke dalam wadah, panjang kolom air raksa akan berkurang.
 Biarkan sampai panjang kolom air raksa tidak berubah (air raksa dalam termometer
tidak jalan-jalan lagi). Dengan panjang kolom air raksa tidak berubah, artinya
campuran es batu dan air telah berada dalam keseimbangan termal.
 Kemudian tandai posisi kolom air raksa tersebut (tandai bagian ujung kolom air
raksa). Posisi kolom air raksa tersebut adalah suhu titik es alias titik beku normal air.
 Jalan selanjutnya, panaskan air dan masukkan termometer tersebut ke air yang telah
mendidih tadi.
 Terakhir perhatikan posisi kolom air raksa yang berada dalam termometer tersebut,
jika air raksa tidak bergerak lagi, maka kita tandai. Posisi tersebut adalah temperatur
titik didih uap atau titik didih air normal.
BAB III 

PEMBAHASAN

1.1. Kelebihan Buku seluruhnya


 Kalimat dalam buku mudah untuk dipahami pembaca
 Tidak menggunakan bahasa dan kata yang susah di pahami
 Tampilan buku menarik sehingga menarik untuk di baca

1.2. Kekurangan Buku seluruhnya


 Kurangnya penggunaan gambar dalam penjelasan materi sehingga banyak yang kurang
paham dengan apa yang tertulis sehingga pembaca sulit memahami artinya
 Kurangnya penggunan rumus pada penyelesaiannya

BAB IV

PENUTUP

4.1. KESIMPULAN
dari semua buku yang saya gunakan terdapat kelebihan dari setiap buku dan di temui juga kelemahan
buku jadi menurut saya buku sama sama bagus dan baik digunakan sebagai acuan dari pemberian
materi dalam kelas dan baik di gunakan oleh para Mahasiswa

4.2. SARAN
Saran penulis kepada pembaca semoga critical book report ini dapat bermanfaat bagi
Anda, dengan membaca critical book report ini kita akan termotivasi dan mengerti dalam
pembuatan sebuah kritikal.Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang mendukung
dari pembaca.  Penulis sangat menyadari critical book report ini masih banyak kesalahan
dalam pembuatan.Mohon maaf jika dalam pembuatan critical book report ini terdapat
kesalahan yang ditemukan oleh pembaca baik dilihat itu dari segi penulisan, penggunaan
bahasa,dll. Untuk itu penulis mohon maaf karena penulis sangat menyadari bahwa setiap
manusia  tidak ada yang sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

Eli Nur Muhammad., 2013. Menggunakan Alat Ukur. Jakarta. Multi Kreasi Satudelapan

Drs. Daryanto., 2008. Pengetahuan Teknik Listrik. Jakarta. Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai