PENGUKURAN LISTRIK
Puji Syukur kepada Allah SWT karena berkat Rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan Critical book Review untuk memenuhi tugas mata kuliah
PENGUKURAN LISTRIK. Tak lupa pula kami ucapkan banyak Terima Kasih
kepada ibu Dra.Rosneli ,M.Pd. ,dan bapak . Selaku dosen pengampuh mata kuliah
PENGUKURAN LISTRIK yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Tugas book review ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan
dan wawasan kita semua mengenai PENGUKURAN LISTRIK. Apabila dalam tugas
ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan,penulis mohon maaf karna
sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman kami masih terbatas. Oleh karena itu
kami sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun
guna untuk menyempurnakan tugas ini.
Semoga critical book review ini bermanfaat bagi para pembaca dan dapat lebih
mengerti tentang materi yang telah kami berikan. Akhir kata kami ucapkan Terima
Kasih. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1. Apa isi dari buku utama
2. Apa kelemahan buku utama
3. Apa kelebihan dari buku utama
4. Apa perbedaan buku utama dan buku pembanding
1.3 MANFAAT
1. Mampu meringkas isi buku
2. Mengetahui kelemahann buku
3. Mengetahui kelebihan buku
4. Mengetahui perbandingan buku utama dan buku terakhir
1
Judul : Rangkaian listrik jilid 1
Penulis : Budiono Mismail
Isbn : 979-8591-42-9
Penerbit : ITB
Tahun Terbit :1995
Kota : Bandung
2
BAB II
RINGKASAN BUKU UTAMA
3
2.1.3 Model
Model adalah suatu model yang digunakan dalam penyusunan
komponen-komponen listrik. Terdapat ciri khusus yang melekat pada model
ini dan menjadi faktor pembeda dari rangkaian listrik lainnya (misal:
rangkaian seri). Perbedaan tersebut terletak pada bentuk,susunan
rangkaian, dan fungsi/kegunaannya: Ciri-ciri dari rangkaian paralel
adalah semua komponen listrik terpasang secara bersusun atau
sejajar.Rangkaian seri adalah salah satu model rangkaian listrik. Seri adalah
suatu rangkaian yang semua bagian-bagiannya dihubungkan berurutan,
sehingga setiap bagian dialiri oleh arus listrikyang sama. Rangkaian ini
disebut juga dengan rangkaian tunggal: Ciri-ciri rangkaian seri adalah
semua komponen listrik yang akan dipasang disusun secara berderet atau
berurutan.
4
2.2.1 Satuan system internasional
Sistem satuan yang digunakan dalam hali ini adalah system internasional
atau SI.Konfrensi internasioanl tahun 1954 menetapakan enam satuan dasar :
Panjang dalam meter (m)
Arus listrik dalam ampere (A)
Massa dalam Kilogram (kg)
Suhu dalam Kelvin (K)
Waktu dalam detik (s)
Kuat cahaya dam candela (cd)
2.2.2Besaran listrik
Dalam rangkaian listrik dapat menggunakan besaran apa saja namun
cukup kesulitan.Karena itu akan diperkanalkan sejumlah konsep abstark
seperti tegangan,resistansi,induktansi,kapasitansi,daya dan tenaga.dalam SI
satuan untuk gaya adalah newton.Dan satuan tenaga adalah newton –meter
dengan SI yaitu joule(J).Dalam system MKS (meter kilogram second )
mujatan merupakansalah satu satuan dasar;sedangkan menurut SI muatan
adalah satuan yang diturunkan .Satuan untukmuatan adalah coulomb.
Konsep arus listrik lebih sederhana dari pada konsep gaya atau
tenaga.Arus listrik diidefinisikan sebagai banyaknya muatan yang melewati
suatu luas penampang tertentu persatuan waktu.Arus adalah kecepatran
perubahan aliran muatan positif bersih (neto) yang merupakan besaran
scalar.Jika ada arus mengalir dalam rangkaian maka timbul medan
gaya lain di sekitar rangkaian tersebut.Medan ini disebut medan magnet
yang muncul sekaligus dengan medan listrik.
2.2.4Resistansi:hukum ohm
5
Bukti dari bahwa resistansi dari amper semua penghantar berubah
menurut suhu.Jika resistansi suatu penghantar pada suhu t1 adalah R1 ,maka
untuk rentang suhu yang wajar,resitansinya pada suhu t2 diberikan oleh
R2 = R1 [ 1 + α ( t2 – t1 ) ].
Resistor yang resistansinya tidak tetap konstan untuk berbagai arus yang
berbeda dikenal sebagai resistor tak linear.Resistansi dari resistor semacam
ini merupakan fungsi arus yang mengalir di dalamnya.Bila arus listrik
mengalir dalam suatu resistor tersebut.dalam suatu resistor semua tenaga
yang digunakan untuk memaksa aliran arus muncul sebgai kenaikan
suhu penghantar tersebut atau sebagai aliran panas yang meninggalkannya.
parameter resiteansi pada dasarnya merupakan suatu konstanta geometri.
Sebenarnya hal itu telah ditemukan oleh ohm ,dalam penyeledikannya.
Konduktor mempunyai resitivitas yang rendah maka logam dinamakan
kondutor. Isolator adalah bahan dengan resistivitas yang sangat tinggi
biasanya dalam orde ribuanmega ohm atau lebih.
2.2.5Kesalahan ukur
Saat melakukan pengukuran besaran listrik tidak ada yang menghasilkan
ketelitian dengan sempurna. Perlu diketahui ketelitian yang sebenarnya dan
sebab terjadinya kesalahan pengukuran. Kesalahan - kesalahan dalam
pengukuran dapat digolongkan menjadi tiga jenis,yaitu:
2.2.6Kesalahan-kesalahan umum
Kesalahan ini kebanyakan disebabkan oleh kesalahan manusia.
Diantaranya adalah kesalahan pembacaan alat ukur, penyetelan yang tidak
tepat dan pemakaian instrumen yang tidak sesuai dan kesalahan penaksiran.
Kesalahan ini tidak dapat dihindari, tetapi harus dicegah dan perlu
perbaikkan. Ini terjadi karena keteledoran atau kebiasaan kebiasaan yang
buruk, seperti :pembacaan yang tidak teliti, pencatatan yang berbeda dari
pembacaannya, penyetelan instrument yang tidak tepat. Agar mendapatkan
hasil yang optimal, maka diperlukan pembacaan lebih dari satukali. Bisa
dilakukan tiga kali, kemudian dirata-rata. Jika mungkin dengan pengamat
yang berbeda.
6
Ringkasan bab 3
2.3.1Multimeter
Suatu ampermeter dengan arus skala penuh Ifs (In full scale) dapat
diparalel dengan suatu hambatan agar dapat mengukur arus yang lebih besar
dari pada arus skala penuhnya. Gambar 2 – 2 mengilustrasikan suatu
ampermeter shunt.
2.3.2Ampermeter AC
Mikro ampermeter DC ini dapat dikembangkan menjadi ampermeter AC
dengan menambahkkan komponen penyearah masukan yang fungsinya
menyearahkan tegangan masukan AC menjadi DC. Meskipun tegangan
masukan berupa tegangan AC tetapi tegangan maupun arus yang masuk
meter berupa arus DC, sehingga proses pengukuran sama sebagaimana
dijelaskan diatas. Sehingga ampermeter AC terbentuk atas ampermeter ideal,
Rm, Rsh dan rangkaian penyearah.
2.3.3Kesalahan pengukuran
Kesalahan paralaks adalah kesalahan yang disebabkan oleh manusia
terutama berkaitan dengan pengamatan dan pembacaan pengukuran.
Kesalahan tersebut antara lain (1) kesalahan. pembacaan pada skala yang
tidak benar misal mengukur arus dibaca pada skala tegangan, (2). posisi
pembacaan sehingga posisi jarum tidak berimpit dengan bayangan jarum di
cermin.. Hasil pembacaan dapat kurang atau lebih dari harga sebenarnya
tergantung posisi pembaca terhadap meter.
2.3.4Kesalahan kalibrasi
Salah satu jenis kesalahan yang terjadi dalam suatu ampermeter yang
nyata adalah kesalahan kalibrasi.Timbulnya kesalahan ini karena permukaan
meter (alat ukur) mungkin tidak ditandai secara cermat, atau dengan kata lain
pembuatan tanda/skala yang tidak cermat.Tidak jarang ampermeter vang
mempunyai tanda/skala pada permukaan yang tidak seragam bagian-
bagiannya.
2.3.5Kesalahan pembebanan
7
Kesalahan lain yang ditemukan dalam pemakaian ampermeter adalah
kesalahan yang disebabkan oleh adanya hambatan. Penambahan hambatan
menurunkan arus yang mengalir dalam rangkaian. Penurunan arus mungkin
kecil sehingga dapat diabaikan.
2.3.6Voltmeter
Suatu voltmeter DC yang sederhana dapat dibuat dengan memasang
hambatan secara seri dengan ujung-ujung masukan adalah V. arus yang
mengalir melalui ampermeter 1. hambatan yang diseri adalah Rs maka
hubungannya dapat dituliskan.
2.4.2Jembatan kelvin
Jembatan wheatstone mempunyai keterbatasan bila digunakan untuk
mengukur tahanan rendah, dengan demikian maka jembatan wheatstone
dimodifikasi menjadi jembatan kelvin. Hal tersebut dilakukan dengan
harapan agar menghasilkan ketelitian yang lebih tinggi bila digunakan untuk
mengukur tahanan-tahanan rendah, biasanya dibawah 1Ohm.
8
LS adalah induktor standar kualitas tinggi dan RS adalah tahanan variabel.
Lx adalah induktansi yang belum diketahui dan Rx adalah tahanannya.
9
BAB III
RINGKASAN BUKU PEMBANDING
10
D: Diameter kumparan
Bp: Induksi magnet perrnanen
1: Kuat arus yang diukur
n: Jumlah lilitan kawat
u: Sudut simpangan
K: Konstanta
Kesimpulan:
Bahwa simpangan jarurn itu berbanding lurus dengan kuat arus yang akan diukur.
Besarnya momen listrik yang bekerja pada alat ukur asas besi putar ini dapat
berubah menurut harga saat dari kuat arus (1), sedangkan Gambar 1.7 Atat ukur tistrik
dengan asas hubungan simpangan (er) dan kuat arus dapat ditulis:
cr.Kx12
Dari persamaan tersebut dapat ditetapkan bahwa skala penunjukan adalah
berbentuk kuadratis. Ada beberapa sifat yang perlu diperhatikan dalam penggunaan
alat ukur asas besi putar ini, antara lain sebagai berikut.
1. Pemakaian daya yang cukup besar untuk menggerakkan jarum penunjuk.
2. dipengaruhi oleh medan magnet dari luar.
3. Adanya pengaruh sifat kemagnetan (histerisis).
4. Dalam pengukuran kuat arus yang kecil diperlukan kumparan yang lebih
banyak, yang akibatnya nilai tahanannya berlambah besar.
Dengan demikian, alat ukur listrik dengan asas besi putar dapat digunakan untuk
mengukur arus, baik searah maupun bolak-balik. Alat ukur dengan asas induksi ini
hanya dapat digunakan untuk mengukur arus bolak-balik, sedangkan sifat utama yang
dimiliki oleh alat ini seperti berikut.
1. Sangat tergantung oleh suhu dan frekuensi yang dipakai.
2. Tidak dapat dipergunakan untuk pengukuran arus yang teliti.
Penggunaan alat ukur dengan asas induksi dalam praktiknya sering digunakan
sebagai instrumenpencatat (penghitung). Alat tersebut tidak menguntungkan untuk
keperluan pengukuran terhadap kuat arus yang kecil.
Prinsip kerja alat ukur asas kawat panas atau hitte draad bila sepotong kawat logam
dilalui arus listrik yang cukup besar, kawat tersebut akan menjadi panas. Dengan
pengaruh panas ini kawat logam akan bertambah panjang. Proses pemuaian ini
digunakan untuk menggerakkan jarum penunjuk.
Alat ukur dengan asas kawat panas mempunyai beberapa sifat antara lain sebagai
berikut.
1. Mudah terpengaruh adanya medan magnet dari luar.
2. Daya yang digunakan terlalu besar, hal ini diperlukan untuk pemanasan.
11
3. Sangat peka terhadap muatan sehingga bila arusnya terlalu besar kawatnya
dapat terbakar.
4. Penunjukannya lambat untuk suatu hargayang akan diukur.
5. Setelah beberapa lama digunakan akan terjadi sisa pemuaian karena masih
panas jika dalam waktu yang dekat digunakan, akan terjadi penunjukan yang
salah.
6. Tidak terpengaruh oleh frekuensi dan bentuk gelombang arus bolak-balik.
12
tidak memerlukan sumber tegangan atau sumber arus tersendiri. Komponen aktif
adalah jenis komponen etektronika yang memerlukan arus panjar agar dapat bekerja
dalam rangkaian etektronika.
Dalam teknik listrik, jalan raya biasa dapat dianalogikan sebagai komponen pasif.
Sifat komponen pasif adatah suatu komponen listrik yang langsung dapat dialiri arus
listrik tanpa adanya triger terlebih dahulu. Dalam analogi jalan raya, latu lintas
kendaraan yang lewat akan berjalan bebas berlalu-lalang tanpa patang pintu. Besar
arus lalu lintas tergantung dari banyak sedikitnya kendaraan yang lewat pada jalan
tersebut dan padat arus jalan tergantung dari lebar sempitnya jatan tersebut.
Adapun pada komponen aktif dapat diasumsrkan arus kendaraan yang akan metalui
jalan tot. Apabita membayar pada pintu tol kendaraan akan dapat melalui jalan tol
tersebut, Hal ini dapat dipahami bahwa pada komponen aktif untuk dapat bekerja
diperlukan arus panjar triger, ini identik bahwa arus lalu lintas akan berjalan lancar
bila kendaraan yang lewat jatan tol tersebut sudah membayar biaya sebagai trigernya.
Sekali tagi untuk metatih pemahaman tentang pengertian komponen pasif dan
komponen aktif, kita dapat mengamati jatannya arus air yang mengatir pada selokan
saluran air tanpa pintu air dan yang memakai pintu air.
a. Pada komponen aktif dapat diasumsikan dengan saluran air dengan pintu
air. Air akan mengalir apabila pintu airnya dibuka, besar kecilnya arus air
tergantung lebar sempitnya pintu waktu dibuka, pintu air bila diterapkan
pada komponen aktif sebagai arus panjarnya. Bila pintu airnya sudah
terbuka maksimal arus airnya juga mengalir secara maksimal pula, arah
mengatirnya arus air hanya searah seperti pada arus listrik arus searah.
b. Komponen pasif dapat juga dianalogikan sebuah saluran air tanpa pintu
air. Air pada saluran tersebut akan mengalir secara bebas tergantung lebar
sempitnya saluran yang ada.
13
kecelakaan yang menyebabkan kemacetan. Ini berarti jika ada arus listrik setain arus
DC, akan mengakibatkan jarum meter tersebut tidak dapat menunjukkan angka pada
skal a yang sesuai dengan besaran yang diukur. Alat ukur amperemeter dapat memitiki
beberapa batas ukur sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Pada dasarnya atat
ukur amperemeter hanya dipakai untuk mengukur arus searah (DC) dengan batas ukur
yang retatif kecit sehingga tidak dapat dipakai untuk mengukur arus yang retatif besar.
Nah, untuk mengatasi hal. tersebut diperlukan pertuasan batas ukur dengan cara
memparatet resistor dengan alat ukur amperemeter yang dimaksud.
Kita dapat mengamati gambar di atas. Dam air hanya memakai satu pintu air yang
berfungsi sebagai pengatur air. Arus air yang mengatir melatui pintu tersebut kita
ibaratkan arus listrik yang metewati atat ukur amperemeter yang mengukur arusnya.
Bila arus listrik yang akan diukur tebih besar, atat ukurnya tidak mampu ditatui arus
yang besar tersebut.
Misatnya sebuah amperemeter mempunyai batas ukur 10 mA, sedangkan arus yang
akan diukur sebesar 100 mA. Dengan demikian, arus yang sebesar 90mA harus
disimpangkan metatui jalan tain, datam hal ini dipasang tahanan secara paratet (jajar).
Begitu puta di datam dam air bila airnya cukup banyak, air diatirkan melatui saluran-
saturan yang tanpa memakai pintu air. Perhatikan datam gambar di atas! Dengan
demikian, dam akan aman menampung air dan pintu airnya tidak rusak, bila aimya
surut airnya hanya akan melewati pintu air. Atat ukur voltmeter bita akan diperluas
batas ukurnya dapat dipasang sebuah tahanan depan (tahanan seri Rs) dengan atat
ukunya. Untuk itu kita dapat memperhatikan seorang pengayuh sepeda ontel yang
tidak ada tempat bagasinya (tempat barang). la hanya mampu membawa orang yang
mengayuh. Bagaimana jika ingin membawa barang yang banyak? Sebuah sepeda
yang dinaiki seseorang kita ibaratkan sebuah vottmeter yang menahan tekanan atau
beban seberat orang tersebut sehingga jatannya akan aman dan nyaman saat
bersepeda. Akan tetapi. jika seseorang bersepeda dibebani seberat beban orang yang
naik ditambah sepeda ditambah beban lagi, dipastikan sepeda tersebut akan sulit untuk
berjatan karena tertatu banyak beban yang menekan sepeda tersebut. Untuk mengatasi
hal tersebut perhatikan Seseorang bersepeda sambil menarik trailer. Pada traiter
tersebut dipasang secara seri atau deret dengan sepedanya. Tentu saja untuk
kelancaran trailer tersebut bawahnya diberi roda agar dapat Lancar jalannya. Beban
pun dapat terangkut tebih banyak serta sepeda dapat berjalan dengan lancar dan aman.
14
timbangan dalam satuan kilogram, mengukur votume cairan dengan literan datam
satuan liter, dan masih banyak tagi. Mengukur berat benda seperti beras atau gula
pasir dengan meteran tentu tidak bisa, bukan? Oleh karena itu, agar dapat dengan
benar dalam cara mengukur suatu benda, simaklah uraian berikut.
"Mengukur votume cairan" seorang anak menuangkan cairan dari gayung ke dalam
gelas atau sebuah botol. Baik gelas maupun hotol bukan sebagai ukuran yang resmi
sebab kita tidak tahu persis seberapa liter tepatnya. Bita cairan yang ditempatkan di
datam ember akan diukur dengan botol yang tebih kecit tempatnya, hat itu tidak akan
berhasil di dalam proses pengukuran cairan tersebut. Cairan. yang dituangkan terus ke
dalam botol akan tumpah meluap keluar dari botol.
Begitu puta mengukur besaran listrik, seperti tegangan atau arus listrik yang tidak
terlihat Secara kasatoteh mata kita. Bita kita metakukan seperti di atas dan tidak sesuai
prosedurnya, menyebabkan alat ukurnya dapat rusak atau tidak menunjuk sesuai
dengan yang diukur' oleh karena itu, kita pertu mengetahui besaran listrik dan atat
ukurnya.
2. Melakukan pengukuran atau perkiraan daya listrik di rumah Energi tistiik
sekarang sudah bukan barang asing lagi, melainkan sudah merupakan kebutuhan
pokok baik di dalam rumah tangga, industri,instansi negeri maupun swasta pemakaian
energi listrik setiap bulannya harus kita bayar ke Perusahaan. Listrik Negara (PLN),
Bagaimana kita dapat membayar lisirik seminim mungkin, tetapi pemakaian
semaksimal mungkin? Untuk mengatasi hal itu, kita harus mengetahui tentang daya
listrik, energi listrik, dan pengertian yang terkait. misalnya kita mempunyai pompa air
dengan daya 350 watt,tegangan dari PLN sebesar 220 vott, dan besarnya arus dalam
data sebesar 2,3 A. pernahkah mencoba.untuk mengukurnya, berapa tegangan yang
ada sebenarnya dan juga besarnya arus listriknya? Mari kita mencoba untuk
menghitungnya. Dalam proses petakianaan pengukuran, pertu dipersiapkan atat ukur
voltmeter dan amperemeter untuk arus botak-batik. Misalnya kita memakai batas ukur
untuk voltmeternya 250 vott dan amperemeternya batas ukurnya 0-5 A. Ternyata,
yang terukur tegangan
15
d. Sumber arus ideat: memiliki kemampuan apabita dihubungkan dengan sebuah
beban arus yang dihasilkan akan senantiasa tetap.
e. Dalam praktiknya dan kenyataannya atau reatita bahwa: TIDAK ADA sumber
daya yang ideal.
2. Dalam rangka melakukan pengukuran dengan batas ukur yang berbeda-beda di
dalam satu skala, kitadapat membuat satah satu contoh batas ukur pada suatu alat
ukur. Caranya dengan menyimak gambar dan uraian berikut ini.
Batas ukur yang ada antara lain: 5 V 10 V, dan 20 V
Cara membaca hasil pengukurannya sebagai berikut.
Hs = PJ/SM x BU
Keterangan:
Hs = Hasil harga sebenarnya
PJ = Penunjukan jarum
SM = Skata Maksimum
BU = Batas Ukur
Hasilnya: pada posisi BU : 5 V Hs =5/10 ×5V=2,5V
Hasilnya: pada posisi BU : 10 V Hs = 5/10 x 10V = 5V
Hasilnya: pada posisi BU : 20 V Hs = 5/10 20V = 10V
16
BAB IV
PEMBAHASAN BUKU
Buku utama merupakan membahas tentang gaya dan medan, rangkaian listrik, model,
peroses pembentukan model, analisis rangkaian, satuan sistem internasional, besaran listrik,
sumber dan unsur-unsur rangkaian, resistansi:hukum ohm, induktansi, kapasitansi, hukum
kirchoff, penggunaan hukum dasar rangkaian langsung, transformasi, sumber dan rangkaian
setaranya, penguat kerja, rangkaian penguat, integrator, metode tegangan simpul, metode arus
mata jala, persamaan simpul dan mata jala dengan sumber tergantung prinsip superposisi,
teorema thevenin, impedensi dan tanggapan unsur rangkaian, hub. Antara eksponensial
dengan rangsangan saat tertentu, sifat alamailah, fungsi berulang, nilai rata-rata rangsangan
sinusoida dalam unsur rangkaian, metode bilangan komplek dan fasor, penyederhanaan
rangkaian, metode tegangan simpul, teorema thevein, daya rata-rata, daya dalam unsur
rangkaian, daya kompleks, perbaikan faktor daya, teorema penyaluran daya maksimum,
hubungan arus dan tegangan untuk hubungan Y, hubungan arus dengan tegangan delta, daya
dalam sistem fase tiga, rangkaian beban fase tiga.
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Buku utama lebih lengkap dari pada buku pembanding, Pembahasan buku utama
lebih banyak dari buku pembanding, buku utama melampirkan biografi penulis
sedangkan buku pembanding tidak melampirkan biografi penulis, buku kedua
memiliki tampilan yang lebih menarik dan mudah di pahami, buku kedua membuat
rangkuman dan catatan penting sedangkan buku utama tidak.
5.2 Saran
Hendaknya buku utama memperhatikan dalam hal pengejaan dan penulisan buku
serta lebih memperhatikan tampilan buku dan memberikan catatan penting dan
rangkuman untuk mempermudah mengetahui isi buku.
18