Anda di halaman 1dari 21

CRITICAL BOOK REVIEW

PENGUKURAN LISTRIK

Dosen pengampuh: Dra. Rosneli ,M.Pd.

Disusun oleh kelompok 3:

1. Fauzan Rizki Tamado Dalimunte (523313101)


2. M. Fatwa Pujangga Pasaribu (5233131012)
3. Syahara Ayu Ramadhani (5233131011)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah SWT karena berkat Rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan Critical book Review untuk memenuhi tugas mata kuliah
PENGUKURAN LISTRIK. Tak lupa pula kami ucapkan banyak Terima Kasih
kepada ibu Dra.Rosneli ,M.Pd. ,dan bapak . Selaku dosen pengampuh mata kuliah
PENGUKURAN LISTRIK yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
menyelesaikan tugas ini dengan baik.

Tugas book review ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan
dan wawasan kita semua mengenai PENGUKURAN LISTRIK. Apabila dalam tugas
ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan,penulis mohon maaf karna
sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman kami masih terbatas. Oleh karena itu
kami sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun
guna untuk menyempurnakan tugas ini.

Semoga critical book review ini bermanfaat bagi para pembaca dan dapat lebih
mengerti tentang materi yang telah kami berikan. Akhir kata kami ucapkan Terima
Kasih. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................i

DAFTAR ISI ...............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................1

1.1 Latar belakang ...............................................................................................1


1.2 Tujuan .............................................................................................................1
1.3 Manfaat ...........................................................................................................1
1.4 Identitas buku .................................................................................................1
BAB II RINGKASAN BUKU UTAMA ...................................................................3
Ringkasan bab 1 pendahuluan ..........................................................................3
Ringkasan bab 2 Besaran dan unsur rangkaian ..............................................4
Ringkasan bab 3 ..................................................................................................7
Ringkasan bab 4 Ier meter..................................................................................8
BAB III RINGKASAN BUKU PENDAMPING ...................................................10
Ringkasan bab 1 simbol alat ukur listrik .....................................................10
Ringkasan bab 2 komponen elektronika ......................................................12
Ringkasan bab 3 alat ukur listrik .................................................................13
Ringkasan bab 4 pengukuran besaran listrik ..............................................14
Ringkasan bab 5 hasil pengukuran ..............................................................15
BAB IV PEMBAHASAN BUKU ............................................................................17
4.1 Kelemahan dan kelebihan buku ..........................................................17
4.2 Perbedaan buku utama dan pembanding ...........................................17
BAB V PENUTUP ....................................................................................................18
5.1 Kesimpulan .............................................................................................18
5.2 Saran ......................................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Rangkaian listrik atau rangkaian elektronik dapat dihubungkan dengan berbagai
cara. Duatipe paling sederhana adalah rangkaian seri dan parallel. Rangkaian yang akan
di susun secarasejajar disebut rangakaian seri, sedangkan rangkaian yang disusun secara
berderet disebutrangkaian parallel, didalam rangkaian listri juga terdapat bilangan
kompleks, arus bolak balik dansebagainya, CBR ini dilakukan untuk membandingkan
dua ta lebih buku yang di mana didalamnyamembahas bagian atus keseluruhan yang di
pelajari tentang rangkaian listrik. Dan CBR jugadilakukan untuk mengetahui apa saja
yang dibahas didalam buku, menetahui kelemahan dankelebihan buku, serta
mengetaghui identitas buku dan mampu meningkaykan kemampuan dalammeringkas dan
mengeritik buku

1.2 TUJUAN
1. Apa isi dari buku utama
2. Apa kelemahan buku utama
3. Apa kelebihan dari buku utama
4. Apa perbedaan buku utama dan buku pembanding

1.3 MANFAAT
1. Mampu meringkas isi buku
2. Mengetahui kelemahann buku
3. Mengetahui kelebihan buku
4. Mengetahui perbandingan buku utama dan buku terakhir

1.4 IDENTITAS BUKU


Identitas buku utama

1
Judul : Rangkaian listrik jilid 1
Penulis : Budiono Mismail
Isbn : 979-8591-42-9
Penerbit : ITB
Tahun Terbit :1995
Kota : Bandung

Identitas buku pembanding

Judul : Pengukuran listrik


Penulis : Sri Teguh Widodo
Isbn : 602-8226-97-4
Penerbit : Saka Mitra Kompetensi (SMK)
Tahun terbit : 2011
Kota : Jawa Timur

2
BAB II
RINGKASAN BUKU UTAMA

Ringkasan bab 1 pendahuluan


2.1.1 Alat ukur listrik
Alat ukur listrik merupakan peralatan yang diperlukan oleh manusia.
Karena besaran listrik seperti : tegangan, arus, daya, frekuensi dan
sebagainya tidak dapat secara langsung ditanggapi oleh panca indera. Untuk
mengukur besaran listrik tersebut, diperlukan alat pengubah. Atau besaran
ditransformasikan ke dalam besaran mekanis yang berupa gerak dengan
menggunakan alat ukur. Perlu disadari bahwa untuk dapat menggunakan
berbagai macam alat ukur listrik perlu pemahanan pengetahuan yang
memadai tentang konsep - konsep teoritisnya. Dalam mempelajari
pengukuran dikenal beberapa istilah, antara lain:
Instrumen : adalah alat ukur untuk menentukan nilai atau besaran suatu
kuantitas atau variabel.
Ketelitian : harga terdekat dengan mana suatu pembacaan instrumen
mendekati harga sebenarnya dari variabel yang diukur.
Ketepatan : suatu ukuran kemampuan untuk hasil pengukuran yang
serupa.
Sensitivitas : perbandingan antara sinyal keluaran atau respons instrumen
terhadap perubahan masukan atau variabel yang diukur.
Resolusi : perubahan terkecil dalam nilai yang diukur yang mana
instrumen akan memberi respon atau tanggapan.
Kesalahan : penyimpangan variabel yang diukur dari harga (nilai) yang
sebenarnya.

2.1.2 Pengukuran listrik


Alat ukur absolut maksudnya adalah alat ukur yang menunjukkan
besaran dari komponen listrik yang diukur dengan batas-batas pada
konstanta dan penyimpangan pada alat itu sendiri. Ini menunjukkan bahwa
alat tersebut tidak perlu dikalibrasi atau dibandingkan dengan alat ukur
lainnya lebih dahulu. Contoh dari alat ukur ini adalah galvanometer.

3
2.1.3 Model
Model adalah suatu model yang digunakan dalam penyusunan
komponen-komponen listrik. Terdapat ciri khusus yang melekat pada model
ini dan menjadi faktor pembeda dari rangkaian listrik lainnya (misal:
rangkaian seri). Perbedaan tersebut terletak pada bentuk,susunan
rangkaian, dan fungsi/kegunaannya: Ciri-ciri dari rangkaian paralel
adalah semua komponen listrik terpasang secara bersusun atau
sejajar.Rangkaian seri adalah salah satu model rangkaian listrik. Seri adalah
suatu rangkaian yang semua bagian-bagiannya dihubungkan berurutan,
sehingga setiap bagian dialiri oleh arus listrikyang sama. Rangkaian ini
disebut juga dengan rangkaian tunggal: Ciri-ciri rangkaian seri adalah
semua komponen listrik yang akan dipasang disusun secara berderet atau
berurutan.

2.1.4 Proses pembentukan model


Model atom yang diusulkan pada tahun 1913 oleh Denmark ,niels
Bohr,sangat berguna untuk menjelaskan berbagai gejala listrik
bahan.Proses pembentukan model merupakan suatu bagian yang penting
dalam kemajuan ilmu dan pengembangan teknologi.

2.1.5 Analisis rangkaian


Jika suatu rangkaian listrik menerima masukan atau rangsangan dalam
bentuk tegangan atau arus yang diberikan oleh suatu sumber
bebas,maka akan dihasilkan suatu keluaran atau tanggapan. Keluaran
atau tanggapan itu juga dapat berupa tegangan atau arus yang
berhubungan dengan unsure dalam rangkaian tersebut. Ada dua cabang
dalam teori rangkaian dan keduanya diturunkan dari tiga kata kunci :
masukan,keluaran dan rangkaian. Cabang pertama adalah analisis
rangkaian : dengan diketahui rangkaian dan masukkanya,bertujuan mencari
keluarannya. Cabang yang lain adalah sintetis rangkaian :dengan
diketahui masukan dan keluarannya bertujuan mendapatkan rangkaian itu
sendiri.

Ringkasan bab 2 Besaran dan unsur rangkaian

4
2.2.1 Satuan system internasional
Sistem satuan yang digunakan dalam hali ini adalah system internasional
atau SI.Konfrensi internasioanl tahun 1954 menetapakan enam satuan dasar :
Panjang dalam meter (m)
Arus listrik dalam ampere (A)
Massa dalam Kilogram (kg)
Suhu dalam Kelvin (K)
Waktu dalam detik (s)
Kuat cahaya dam candela (cd)

2.2.2Besaran listrik
Dalam rangkaian listrik dapat menggunakan besaran apa saja namun
cukup kesulitan.Karena itu akan diperkanalkan sejumlah konsep abstark
seperti tegangan,resistansi,induktansi,kapasitansi,daya dan tenaga.dalam SI
satuan untuk gaya adalah newton.Dan satuan tenaga adalah newton –meter
dengan SI yaitu joule(J).Dalam system MKS (meter kilogram second )
mujatan merupakansalah satu satuan dasar;sedangkan menurut SI muatan
adalah satuan yang diturunkan .Satuan untukmuatan adalah coulomb.
Konsep arus listrik lebih sederhana dari pada konsep gaya atau
tenaga.Arus listrik diidefinisikan sebagai banyaknya muatan yang melewati
suatu luas penampang tertentu persatuan waktu.Arus adalah kecepatran
perubahan aliran muatan positif bersih (neto) yang merupakan besaran
scalar.Jika ada arus mengalir dalam rangkaian maka timbul medan
gaya lain di sekitar rangkaian tersebut.Medan ini disebut medan magnet
yang muncul sekaligus dengan medan listrik.

2.2.3Sumber dan unsur rangkaian


Suatu rangkaian listrik umumnya dicirikan oleh adanya satu atau
lebih sumber yang dihubungkan dengan satu atau lebih beban sebagai
penerima tenaga listrik.Suatu sumber sempurnaakan memberikan
tegangannya tidak bergantung kepada beban yang dipasangkan pada
kutub-kutubnya.

2.2.4Resistansi:hukum ohm

5
Bukti dari bahwa resistansi dari amper semua penghantar berubah
menurut suhu.Jika resistansi suatu penghantar pada suhu t1 adalah R1 ,maka
untuk rentang suhu yang wajar,resitansinya pada suhu t2 diberikan oleh
R2 = R1 [ 1 + α ( t2 – t1 ) ].
Resistor yang resistansinya tidak tetap konstan untuk berbagai arus yang
berbeda dikenal sebagai resistor tak linear.Resistansi dari resistor semacam
ini merupakan fungsi arus yang mengalir di dalamnya.Bila arus listrik
mengalir dalam suatu resistor tersebut.dalam suatu resistor semua tenaga
yang digunakan untuk memaksa aliran arus muncul sebgai kenaikan
suhu penghantar tersebut atau sebagai aliran panas yang meninggalkannya.
parameter resiteansi pada dasarnya merupakan suatu konstanta geometri.
Sebenarnya hal itu telah ditemukan oleh ohm ,dalam penyeledikannya.
Konduktor mempunyai resitivitas yang rendah maka logam dinamakan
kondutor. Isolator adalah bahan dengan resistivitas yang sangat tinggi
biasanya dalam orde ribuanmega ohm atau lebih.

2.2.5Kesalahan ukur
Saat melakukan pengukuran besaran listrik tidak ada yang menghasilkan
ketelitian dengan sempurna. Perlu diketahui ketelitian yang sebenarnya dan
sebab terjadinya kesalahan pengukuran. Kesalahan - kesalahan dalam
pengukuran dapat digolongkan menjadi tiga jenis,yaitu:

2.2.6Kesalahan-kesalahan umum
Kesalahan ini kebanyakan disebabkan oleh kesalahan manusia.
Diantaranya adalah kesalahan pembacaan alat ukur, penyetelan yang tidak
tepat dan pemakaian instrumen yang tidak sesuai dan kesalahan penaksiran.
Kesalahan ini tidak dapat dihindari, tetapi harus dicegah dan perlu
perbaikkan. Ini terjadi karena keteledoran atau kebiasaan kebiasaan yang
buruk, seperti :pembacaan yang tidak teliti, pencatatan yang berbeda dari
pembacaannya, penyetelan instrument yang tidak tepat. Agar mendapatkan
hasil yang optimal, maka diperlukan pembacaan lebih dari satukali. Bisa
dilakukan tiga kali, kemudian dirata-rata. Jika mungkin dengan pengamat
yang berbeda.

6
Ringkasan bab 3
2.3.1Multimeter
Suatu ampermeter dengan arus skala penuh Ifs (In full scale) dapat
diparalel dengan suatu hambatan agar dapat mengukur arus yang lebih besar
dari pada arus skala penuhnya. Gambar 2 – 2 mengilustrasikan suatu
ampermeter shunt.

2.3.2Ampermeter AC
Mikro ampermeter DC ini dapat dikembangkan menjadi ampermeter AC
dengan menambahkkan komponen penyearah masukan yang fungsinya
menyearahkan tegangan masukan AC menjadi DC. Meskipun tegangan
masukan berupa tegangan AC tetapi tegangan maupun arus yang masuk
meter berupa arus DC, sehingga proses pengukuran sama sebagaimana
dijelaskan diatas. Sehingga ampermeter AC terbentuk atas ampermeter ideal,
Rm, Rsh dan rangkaian penyearah.

2.3.3Kesalahan pengukuran
Kesalahan paralaks adalah kesalahan yang disebabkan oleh manusia
terutama berkaitan dengan pengamatan dan pembacaan pengukuran.
Kesalahan tersebut antara lain (1) kesalahan. pembacaan pada skala yang
tidak benar misal mengukur arus dibaca pada skala tegangan, (2). posisi
pembacaan sehingga posisi jarum tidak berimpit dengan bayangan jarum di
cermin.. Hasil pembacaan dapat kurang atau lebih dari harga sebenarnya
tergantung posisi pembaca terhadap meter.

2.3.4Kesalahan kalibrasi
Salah satu jenis kesalahan yang terjadi dalam suatu ampermeter yang
nyata adalah kesalahan kalibrasi.Timbulnya kesalahan ini karena permukaan
meter (alat ukur) mungkin tidak ditandai secara cermat, atau dengan kata lain
pembuatan tanda/skala yang tidak cermat.Tidak jarang ampermeter vang
mempunyai tanda/skala pada permukaan yang tidak seragam bagian-
bagiannya.

2.3.5Kesalahan pembebanan

7
Kesalahan lain yang ditemukan dalam pemakaian ampermeter adalah
kesalahan yang disebabkan oleh adanya hambatan. Penambahan hambatan
menurunkan arus yang mengalir dalam rangkaian. Penurunan arus mungkin
kecil sehingga dapat diabaikan.

2.3.6Voltmeter
Suatu voltmeter DC yang sederhana dapat dibuat dengan memasang
hambatan secara seri dengan ujung-ujung masukan adalah V. arus yang
mengalir melalui ampermeter 1. hambatan yang diseri adalah Rs maka
hubungannya dapat dituliskan.

Ringkasan bab 4 ler meter


2.4.1Prinsip pengukuran resistansi
Prinsip dasar pengukuran resistor dengan LCR-740 Bridge adalah
Jembatan WHEATSTONE. Jempatan wheatstone mempunyai empat lengan
tahanan, sebuah sumber ggi dan sebuah detector nol yang biasanya berupa
galvanometer. Jempatan wheatstone dikatakan setimbang apabila beda
tegangan pada galvanometer adalah nol volt, berarti disini tidak ada arus
yang mengalir melalui galvanometer.

2.4.2Jembatan kelvin
Jembatan wheatstone mempunyai keterbatasan bila digunakan untuk
mengukur tahanan rendah, dengan demikian maka jembatan wheatstone
dimodifikasi menjadi jembatan kelvin. Hal tersebut dilakukan dengan
harapan agar menghasilkan ketelitian yang lebih tinggi bila digunakan untuk
mengukur tahanan-tahanan rendah, biasanya dibawah 1Ohm.

2.4.3Jembatan pembanding induktansi


Secara prinsip jembatan arus bolak-balik dapat digunakan untuk
mengukur induktansi yang tidak diketahui dengan membandingkan terhadap
sebuah induktor standar yang diketahui. Gambar 8-2 menggambarkan
jembatan pembanding induktansi, R1 dan R2 adalah lengan-lengan
pembanding. sedang lengan standar adalah LS seri dengan RS, yang mana

8
LS adalah induktor standar kualitas tinggi dan RS adalah tahanan variabel.
Lx adalah induktansi yang belum diketahui dan Rx adalah tahanannya.

2.4.4 Jembatan maxwell


Jembatan Maxwell digunakan untuk mengukur induktansi yang tidak
diketahui dengan membandingkannya terhadap kapasitansi yang diketahui.
Selain itu, jembatan ini juga digunakan untuk mengukur resistansi yang
dipasang secara seri dengan sebuah induktor. Resistansi tersebut memiliki
nilai yang relatif besar dengan reaktansi induktif dari induktor. Jembatan
Maxwell memiliki lengan pembanding dengan sebuah tahanan yang
dihubungkan secara paralel dengan kapasitansi.

9
BAB III
RINGKASAN BUKU PEMBANDING

Ringkasan bab 1 simbol alat ukur listrik


Pengukuran pada hakikatnya membandingkan suatu besaran yang belum diketahui
besarannya dengan besaran lain yang sudah diketahui besarannya. Oleh karena itu,
untuk keperluan tersebut diperlukan atat ukur.
Pada prinsipnya memilih alat ukur listrik adalah upaya untuk mendapatkan alat
ukur yang sesuai dengan besaran-besaran listrik yang hendak diketahui nilai
besarannya. Hal ini berkaitan dengan upaya untuk menentukan nilai kuantitas besaran
listrik yang hendak diketahui.
Ada dua besaran listrik yang penting untuk diketahui nilai besarannya, yaitu arus
dan tegangan tistrik. Asas gulungan putar (moving coil), ini terdiri atas sebuah magnet
berbentuk U (tapal kuda) yang tidak bergerak dan sebuah gulungan kawat yang
merupakan satu bagian yang mudah bergerak serta dilalui arus listrik yang hendak
diukur. Jika gulungan kawat itu dialiri oleh arus listrik, akan menimbulkan suatu gaya
yang hendak memutarkan gulungan itu dengan sedemikian rupa sehingga bidang
gulungan tersebut akan membentuk sudut sebesar 900 terhadap arah garis-garis gaya
atau fluks. Dengan menggunakan hukum tangan kiri Fleming, dapat diketahui bahwa
gulungan akan berputar menulut arah panah sehinggajarum penunjuk akan
menyimpang ke kanan dari angka nol. Jika arah arus itu terbalik, jarum penunjuk akan
menyimpang..ke kiri dari angka nol. momen yang persamaannyadapat ditulis sebagai
berikut.
Md K.D.n.l.Bp
Oleh karena D.n.l.Bp adalah konstan, persamaannya menjadi sebagai berikut. Md:Kz.l
Momen inilah yang akan memutar kumparan hingga terjadi simpangan jarum
penunjuk (er) danpersamaannya menjadi sebagai berikut.
Md: Mt K3. cr Oleh karena: Md: KI
Krl-K.0
maka:
KC-1
K3
cr:K'I
Keterangan:
Md: Momen penggerak
Mt: Momen larvan

10
D: Diameter kumparan
Bp: Induksi magnet perrnanen
1: Kuat arus yang diukur
n: Jumlah lilitan kawat
u: Sudut simpangan
K: Konstanta
Kesimpulan:
Bahwa simpangan jarurn itu berbanding lurus dengan kuat arus yang akan diukur.
Besarnya momen listrik yang bekerja pada alat ukur asas besi putar ini dapat
berubah menurut harga saat dari kuat arus (1), sedangkan Gambar 1.7 Atat ukur tistrik
dengan asas hubungan simpangan (er) dan kuat arus dapat ditulis:
cr.Kx12
Dari persamaan tersebut dapat ditetapkan bahwa skala penunjukan adalah
berbentuk kuadratis. Ada beberapa sifat yang perlu diperhatikan dalam penggunaan
alat ukur asas besi putar ini, antara lain sebagai berikut.
1. Pemakaian daya yang cukup besar untuk menggerakkan jarum penunjuk.
2. dipengaruhi oleh medan magnet dari luar.
3. Adanya pengaruh sifat kemagnetan (histerisis).
4. Dalam pengukuran kuat arus yang kecil diperlukan kumparan yang lebih
banyak, yang akibatnya nilai tahanannya berlambah besar.
Dengan demikian, alat ukur listrik dengan asas besi putar dapat digunakan untuk
mengukur arus, baik searah maupun bolak-balik. Alat ukur dengan asas induksi ini
hanya dapat digunakan untuk mengukur arus bolak-balik, sedangkan sifat utama yang
dimiliki oleh alat ini seperti berikut.
1. Sangat tergantung oleh suhu dan frekuensi yang dipakai.
2. Tidak dapat dipergunakan untuk pengukuran arus yang teliti.
Penggunaan alat ukur dengan asas induksi dalam praktiknya sering digunakan
sebagai instrumenpencatat (penghitung). Alat tersebut tidak menguntungkan untuk
keperluan pengukuran terhadap kuat arus yang kecil.
Prinsip kerja alat ukur asas kawat panas atau hitte draad bila sepotong kawat logam
dilalui arus listrik yang cukup besar, kawat tersebut akan menjadi panas. Dengan
pengaruh panas ini kawat logam akan bertambah panjang. Proses pemuaian ini
digunakan untuk menggerakkan jarum penunjuk.
Alat ukur dengan asas kawat panas mempunyai beberapa sifat antara lain sebagai
berikut.
1. Mudah terpengaruh adanya medan magnet dari luar.
2. Daya yang digunakan terlalu besar, hal ini diperlukan untuk pemanasan.

11
3. Sangat peka terhadap muatan sehingga bila arusnya terlalu besar kawatnya
dapat terbakar.
4. Penunjukannya lambat untuk suatu hargayang akan diukur.
5. Setelah beberapa lama digunakan akan terjadi sisa pemuaian karena masih
panas jika dalam waktu yang dekat digunakan, akan terjadi penunjukan yang
salah.
6. Tidak terpengaruh oleh frekuensi dan bentuk gelombang arus bolak-balik.

Ringkasan bab 2 komponen elektronika


Komponen pasif adalah jenis komponen elektronika yang bekerja tanpa
memerlukan arus panjar atau komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya
tidak nemerlukan sumber tegangan atau srtmber arus tersendiri.
Contoh komponen pasif adalah resistor, kapasitor, dan transformator Yang
termasuk komponen pasif sebagai berikut:
1. Resistor adalah komponen elektronika yang selalu digunakan dalam setiap
rangkaian elektronika karena berfungsi sebagai pengatur arus listrik.
2. Kondensator atau kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang dapat
tnenyimpan dan melepaskan muatan listrik atau energi listrik. Kemampuan
untuk tnenyimpan muatan listnk pada kapasitor disebut dengan kapasitansi
atau kapasitas.
3. Transformator, lampu tabung yang memakai balast karena memiliki lilitan
kawat.
Komponen aktif adalah jenis komponen elektronika yang memerlukan arus panjar
agar dapat bekerja dalam rangkaian elektronika. Contoh komponen aktif ini adalah
dioda, transistor, dan IC.
1. dioda adalah komponen aktif bersaluran dua ujung elektroda, yaitu ujung
katoda dan anoda. Fungsi paling umum dari dioda untuk memperbolehkan
arus listrik mengalir dalam suatu arah (disebut kondisi panjar maju) dan
untuk menahan arus dari arah sebaliknya (disebut kondisi panjar mundur).
Dioda mempunyai dua elektroda aktif tempat isyarat listrik dapat mengalir.
Sebagian besar iode digunakan karena karakteristik satu arah yang
dimilikinya.
2. transistor adalah terdiri atas dua buah dioda yang disatukan. Sifat transistor
adalah antara kolektor dan emitor akan ada arus (transistor akan
menghantar) bila ada arus basis. Makin besar atus basis makin besar
penghantarannya.
3. Integrated Circuit (IC) adalah suatu rangkaian elektronik yang dikemas
menjadi satu kemasan. yang kecil. Beberapa rangkaian yang besar dapat
diintegrasikan menjadi satu dan dikemas dalam kemasan yang kecil. Suatu
IC yang kecil dapat memuat ratusan, bahkan ribuan. komponen.
Komponen pasif adalah jenis komponen etektronika yang bekerja tanpa
memerlukan arus panjar atau komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya

12
tidak memerlukan sumber tegangan atau sumber arus tersendiri. Komponen aktif
adalah jenis komponen etektronika yang memerlukan arus panjar agar dapat bekerja
dalam rangkaian etektronika.
Dalam teknik listrik, jalan raya biasa dapat dianalogikan sebagai komponen pasif.
Sifat komponen pasif adatah suatu komponen listrik yang langsung dapat dialiri arus
listrik tanpa adanya triger terlebih dahulu. Dalam analogi jalan raya, latu lintas
kendaraan yang lewat akan berjalan bebas berlalu-lalang tanpa patang pintu. Besar
arus lalu lintas tergantung dari banyak sedikitnya kendaraan yang lewat pada jalan
tersebut dan padat arus jalan tergantung dari lebar sempitnya jatan tersebut.
Adapun pada komponen aktif dapat diasumsrkan arus kendaraan yang akan metalui
jalan tot. Apabita membayar pada pintu tol kendaraan akan dapat melalui jalan tol
tersebut, Hal ini dapat dipahami bahwa pada komponen aktif untuk dapat bekerja
diperlukan arus panjar triger, ini identik bahwa arus lalu lintas akan berjalan lancar
bila kendaraan yang lewat jatan tol tersebut sudah membayar biaya sebagai trigernya.
Sekali tagi untuk metatih pemahaman tentang pengertian komponen pasif dan
komponen aktif, kita dapat mengamati jatannya arus air yang mengatir pada selokan
saluran air tanpa pintu air dan yang memakai pintu air.
a. Pada komponen aktif dapat diasumsikan dengan saluran air dengan pintu
air. Air akan mengalir apabila pintu airnya dibuka, besar kecilnya arus air
tergantung lebar sempitnya pintu waktu dibuka, pintu air bila diterapkan
pada komponen aktif sebagai arus panjarnya. Bila pintu airnya sudah
terbuka maksimal arus airnya juga mengalir secara maksimal pula, arah
mengatirnya arus air hanya searah seperti pada arus listrik arus searah.
b. Komponen pasif dapat juga dianalogikan sebuah saluran air tanpa pintu
air. Air pada saluran tersebut akan mengalir secara bebas tergantung lebar
sempitnya saluran yang ada.

Ringkasan bab 3 alat ukur listrik


Macam-macam alat ukur listrik untuk pengukuran besaran listrik seperti
amperemeter, voltmeter, dan ohmmeter sering disebut dengan AVO meter. Arus yang
masuk pada atat ukurnya atau meternya. merupakan arus searah. Bila arus yang masuk
merupakan arus botak-batik (AC), pertu disearahkan tertebih dahutu dengan
menggunakan dioda sebagai penyearah arus listrik.
Setetah memahami cara dan cara menggunakan alat ukur listrik khususnya AVO
meter pada bab III ini, dapat mengamati gambar bendungan dam dan gambar
pengayuh sepeda ontel dengan traiter/boks barang. Hal ini dimaksudkan agar dapat
memahami permasalahan pada atat ukur. Listrik yang hanya memitiki batas ukur
tertentu untuk keperluan mengukur besaran listrik yang tebih besar di luar batas alat
ukur tersebut.
Atasan bahwa arus listrik yang masuk pada meter umumnya arus searah (DC),
dapat diiiustrasikan bahwa pemakaian atat ukur seperti jalan raya yang hanya
mempunyai satu arah, bita ada kendaraan. yang melawan arus tersebut akan terjadi

13
kecelakaan yang menyebabkan kemacetan. Ini berarti jika ada arus listrik setain arus
DC, akan mengakibatkan jarum meter tersebut tidak dapat menunjukkan angka pada
skal a yang sesuai dengan besaran yang diukur. Alat ukur amperemeter dapat memitiki
beberapa batas ukur sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Pada dasarnya atat
ukur amperemeter hanya dipakai untuk mengukur arus searah (DC) dengan batas ukur
yang retatif kecit sehingga tidak dapat dipakai untuk mengukur arus yang retatif besar.
Nah, untuk mengatasi hal. tersebut diperlukan pertuasan batas ukur dengan cara
memparatet resistor dengan alat ukur amperemeter yang dimaksud.
Kita dapat mengamati gambar di atas. Dam air hanya memakai satu pintu air yang
berfungsi sebagai pengatur air. Arus air yang mengatir melatui pintu tersebut kita
ibaratkan arus listrik yang metewati atat ukur amperemeter yang mengukur arusnya.
Bila arus listrik yang akan diukur tebih besar, atat ukurnya tidak mampu ditatui arus
yang besar tersebut.
Misatnya sebuah amperemeter mempunyai batas ukur 10 mA, sedangkan arus yang
akan diukur sebesar 100 mA. Dengan demikian, arus yang sebesar 90mA harus
disimpangkan metatui jalan tain, datam hal ini dipasang tahanan secara paratet (jajar).
Begitu puta di datam dam air bila airnya cukup banyak, air diatirkan melatui saluran-
saturan yang tanpa memakai pintu air. Perhatikan datam gambar di atas! Dengan
demikian, dam akan aman menampung air dan pintu airnya tidak rusak, bila aimya
surut airnya hanya akan melewati pintu air. Atat ukur voltmeter bita akan diperluas
batas ukurnya dapat dipasang sebuah tahanan depan (tahanan seri Rs) dengan atat
ukunya. Untuk itu kita dapat memperhatikan seorang pengayuh sepeda ontel yang
tidak ada tempat bagasinya (tempat barang). la hanya mampu membawa orang yang
mengayuh. Bagaimana jika ingin membawa barang yang banyak? Sebuah sepeda
yang dinaiki seseorang kita ibaratkan sebuah vottmeter yang menahan tekanan atau
beban seberat orang tersebut sehingga jatannya akan aman dan nyaman saat
bersepeda. Akan tetapi. jika seseorang bersepeda dibebani seberat beban orang yang
naik ditambah sepeda ditambah beban lagi, dipastikan sepeda tersebut akan sulit untuk
berjatan karena tertatu banyak beban yang menekan sepeda tersebut. Untuk mengatasi
hal tersebut perhatikan Seseorang bersepeda sambil menarik trailer. Pada traiter
tersebut dipasang secara seri atau deret dengan sepedanya. Tentu saja untuk
kelancaran trailer tersebut bawahnya diberi roda agar dapat Lancar jalannya. Beban
pun dapat terangkut tebih banyak serta sepeda dapat berjalan dengan lancar dan aman.

Ringkasan bab 4 pengukuran besaran listrik


Setetah kita mempetajari tentang pengukuran besaran listrik, sekarang kita
memperdalam kembati dengan memperhatikan hat-hal berikut ini.
1. Metakukan pengukuran suatu benda
Dalam teknik pengukuran kita mengenal besaran tistrik tegangan, arus [istrik,
resistor, daya listrik, dan frekuensi. Besaran-besaran tersebut di datam pengukurannya
harus sesuai dengan alat ukunya. Bita atat ukurnya sudah sesuai, perlu diperhatikan
puta batas ukunya sesuai dengan yang diukur. Begitu puta datam perdagangan
misalnya mengukur panjang meteran datam satuan meter, mengukur berat dengan

14
timbangan dalam satuan kilogram, mengukur votume cairan dengan literan datam
satuan liter, dan masih banyak tagi. Mengukur berat benda seperti beras atau gula
pasir dengan meteran tentu tidak bisa, bukan? Oleh karena itu, agar dapat dengan
benar dalam cara mengukur suatu benda, simaklah uraian berikut.
"Mengukur votume cairan" seorang anak menuangkan cairan dari gayung ke dalam
gelas atau sebuah botol. Baik gelas maupun hotol bukan sebagai ukuran yang resmi
sebab kita tidak tahu persis seberapa liter tepatnya. Bita cairan yang ditempatkan di
datam ember akan diukur dengan botol yang tebih kecit tempatnya, hat itu tidak akan
berhasil di dalam proses pengukuran cairan tersebut. Cairan. yang dituangkan terus ke
dalam botol akan tumpah meluap keluar dari botol.
Begitu puta mengukur besaran listrik, seperti tegangan atau arus listrik yang tidak
terlihat Secara kasatoteh mata kita. Bita kita metakukan seperti di atas dan tidak sesuai
prosedurnya, menyebabkan alat ukurnya dapat rusak atau tidak menunjuk sesuai
dengan yang diukur' oleh karena itu, kita pertu mengetahui besaran listrik dan atat
ukurnya.
2. Melakukan pengukuran atau perkiraan daya listrik di rumah Energi tistiik
sekarang sudah bukan barang asing lagi, melainkan sudah merupakan kebutuhan
pokok baik di dalam rumah tangga, industri,instansi negeri maupun swasta pemakaian
energi listrik setiap bulannya harus kita bayar ke Perusahaan. Listrik Negara (PLN),
Bagaimana kita dapat membayar lisirik seminim mungkin, tetapi pemakaian
semaksimal mungkin? Untuk mengatasi hal itu, kita harus mengetahui tentang daya
listrik, energi listrik, dan pengertian yang terkait. misalnya kita mempunyai pompa air
dengan daya 350 watt,tegangan dari PLN sebesar 220 vott, dan besarnya arus dalam
data sebesar 2,3 A. pernahkah mencoba.untuk mengukurnya, berapa tegangan yang
ada sebenarnya dan juga besarnya arus listriknya? Mari kita mencoba untuk
menghitungnya. Dalam proses petakianaan pengukuran, pertu dipersiapkan atat ukur
voltmeter dan amperemeter untuk arus botak-batik. Misalnya kita memakai batas ukur
untuk voltmeternya 250 vott dan amperemeternya batas ukurnya 0-5 A. Ternyata,
yang terukur tegangan

Ringkasan bab 5 hasil pengukuran


1. Dalam melaksanakan pengukuran daya listrik, tegangan arus yang mengalir
dalam beban akan terjadi pemakaian daya sendiri. Hal ini terjadi di dalam suatu
rangkaian atau suatu jaringan listrik yang termasuk datam rangkaian tertutup. Nah,
untuk memperdalam kembali tentang pengukuran daya listrik simaklah uraian berikut
ini.
a. Sumber daya ideal : suatu pembangkit daya (tegangan/arus) yang tidak akan
mengalami penurunan performansi apabila dihubungkan dengan beban.
b. Sumber tegangan ideat: apabita ditarik arus berapa pun akan tetap memiliki
tegangan yang sama.Contoh: sumber tegangan jata-jata tistrik (PLN) memitiki
tegangan yang retatif
c. konstan.

15
d. Sumber arus ideat: memiliki kemampuan apabita dihubungkan dengan sebuah
beban arus yang dihasilkan akan senantiasa tetap.
e. Dalam praktiknya dan kenyataannya atau reatita bahwa: TIDAK ADA sumber
daya yang ideal.
2. Dalam rangka melakukan pengukuran dengan batas ukur yang berbeda-beda di
dalam satu skala, kitadapat membuat satah satu contoh batas ukur pada suatu alat
ukur. Caranya dengan menyimak gambar dan uraian berikut ini.
Batas ukur yang ada antara lain: 5 V 10 V, dan 20 V
Cara membaca hasil pengukurannya sebagai berikut.
Hs = PJ/SM x BU
Keterangan:
Hs = Hasil harga sebenarnya
PJ = Penunjukan jarum
SM = Skata Maksimum
BU = Batas Ukur
Hasilnya: pada posisi BU : 5 V Hs =5/10 ×5V=2,5V
Hasilnya: pada posisi BU : 10 V Hs = 5/10 x 10V = 5V
Hasilnya: pada posisi BU : 20 V Hs = 5/10 20V = 10V

16
BAB IV
PEMBAHASAN BUKU
Buku utama merupakan membahas tentang gaya dan medan, rangkaian listrik, model,
peroses pembentukan model, analisis rangkaian, satuan sistem internasional, besaran listrik,
sumber dan unsur-unsur rangkaian, resistansi:hukum ohm, induktansi, kapasitansi, hukum
kirchoff, penggunaan hukum dasar rangkaian langsung, transformasi, sumber dan rangkaian
setaranya, penguat kerja, rangkaian penguat, integrator, metode tegangan simpul, metode arus
mata jala, persamaan simpul dan mata jala dengan sumber tergantung prinsip superposisi,
teorema thevenin, impedensi dan tanggapan unsur rangkaian, hub. Antara eksponensial
dengan rangsangan saat tertentu, sifat alamailah, fungsi berulang, nilai rata-rata rangsangan
sinusoida dalam unsur rangkaian, metode bilangan komplek dan fasor, penyederhanaan
rangkaian, metode tegangan simpul, teorema thevein, daya rata-rata, daya dalam unsur
rangkaian, daya kompleks, perbaikan faktor daya, teorema penyaluran daya maksimum,
hubungan arus dan tegangan untuk hubungan Y, hubungan arus dengan tegangan delta, daya
dalam sistem fase tiga, rangkaian beban fase tiga.

4.1 KELEMAHAN DAN KELEBIHAN BUKU


Buku utama mempunyai kelebihan dan kelemahan:
a) Tampian kurang menari menarik
b) Bahasa yang digunakan mudah dimengerti
c) Buku ini menampilkan gambar yang memperjelas isi buku
d) Buku ini menamplkan atau memaparkan soal-soal latihan utuk meningkatkan
daya tarikpembaca untuk membacanya
e) Masi banyak kekurangan yang di temui mdalam pengejaan kata dan penulisan
kata

4.2 PERBEDAAN BUKU UTAMA DAN PEMBANDING


Pembahasan buku utama lebih banyak dari buku pembanding, buku utama
melampirkan biografi penulis sedangkan buku pembanding tidak melampirkan
biografi penulis, buku kedua memiliki tampilan yang lebih menarik dan mudah di
pahami, buku kedua membuat rangkuman dan catatan penting sedangkan buku
utama tidak.

17
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Buku utama lebih lengkap dari pada buku pembanding, Pembahasan buku utama
lebih banyak dari buku pembanding, buku utama melampirkan biografi penulis
sedangkan buku pembanding tidak melampirkan biografi penulis, buku kedua
memiliki tampilan yang lebih menarik dan mudah di pahami, buku kedua membuat
rangkuman dan catatan penting sedangkan buku utama tidak.

5.2 Saran
Hendaknya buku utama memperhatikan dalam hal pengejaan dan penulisan buku
serta lebih memperhatikan tampilan buku dan memberikan catatan penting dan
rangkuman untuk mempermudah mengetahui isi buku.

18

Anda mungkin juga menyukai