Anda di halaman 1dari 20

CRITICAL BOOK REPORT

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd.

DISUSUN OLEH 12 :
ARNOLD INDRA DARMAWAN SILITONGA(5193331012)
AGUNG MANALU(5193331010)
ENGETMO IMANUEL SOLIN (5193331009)
KELAS : PTE B 2018
M.KULIAH: RANGKAIAN LISTRIK AC

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab
telah memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada kami, sehingga kami
mampu menyelesaikan tugas Critical Book Review (CBR) ini yang berjudul “Rangkaian
Listrik”. Tugas Critical Book Review (CBR) ini di buat untuk memenuhi salah satu mata
kuliah kami yaitu ”Rangkaian Listrik AC”.

Tugas ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita
semua. Saya menyadari bahwa tugas Critical Book Review ini masih jauh dari
kesempurnaan. Apabila dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, saya
mohon maaf karena sesungguhnya manusia itu pasti mempunyai salah. Hanya Maha Kuasa
yang paling sempurna, karena ilmu kami belum seberapa banyak. Karena itu kami sangat
menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun untuk dapat
menyempurnakan tugas Critical Book Review ini.

Akhir kata saya berharap semoga tugas Critical Book Review ini dapat memberikan
wawasan dan pengetahuan bagi siapa saja yang akan memerlukannya di masa maupun waktu
yang akan datang. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

MEDAN, Mei 2020

Penulis kelompok 12

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ....................................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................................... 1
C. Manfaat ................................................................................................................. 1
D. Identitas Buku yang Dilaporkan ........................................................................... 2

BAB II ISI BUKU


A. Bab 1 “Pendahuluan” ............................................................................................ 3
B. Bab 2 “Besaran dan Ukuran Rangkaian” .............................................................. 3
C. Bab 3 “Hukum Dasar Rangkaian” ........................................................................ 5
D. Bab 4 “Metode Analisis Rangkaian” .................................................................... 7
E. Bab 5 “Fungsi Perangsang Eksponensial” ............................................................ 8
F. Bab 6 “Rangkaian Arus Bolak – Balik Keadaan Mantap” ................................... 9
G. Bab 7 “Daya Dalam Rangkaian Arus Bolak - Balik” ......................................... 11
H. Bab 8 “Rangkaian Tiga Fasa” ............................................................................. 12

BAB III PEMBAHASAN


A. Keunggulan dan Kelemahan ............................................................................... 14

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 16

LAMPIRAN ....................................................................................................................... 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pentingnya Critical Book Review bagi mahasiswa yang baru belajar tentang
mengkritik buku agar lebih mengerti atau memahami apa isi buku yang dibacanya, dan tidak
hanya dibaca saja dan lupa begitu saja. Tugas ini juga berfungsi untuk mengajarkan
mahasiswa bagaimana caranya berpikir kritis.

B. Tujuan

Alasan dibuatnya Critical Book Review yaitu untuk:


➢ Penyelesaian tugas : Critical Book Review yang membandingkan beberapa buku
yang akan kita baca.
➢ Menambah : Pengetahuan dan wawasan mengenai buku yang akan
dikritik.
➢ Meningkatkan : Ketelitian dan pemahaman dari buku yang kita kritik dengan
cara meneliti isi buku lalu meringkas pembahasan buku
tersebut.
➢ Menguatkan : Potensi ataupun keahlian dalam mengkritik isi buku yang
kita baca dan melakukan perbandingan dengan buku yang
lainnya.

C. Manfaat

Manfaat dari tugas ini sangat banyak terutama bagi mahasiswa, karena CBR tidak
sembarangan diciptakan. Semuanya pasti mempunyai arti tersendiri, seperti CBR ini.
Manfaatnya tidak bisa kita sebutkan satu persatu , kita hanya akan membahas yang penting
saja yaitu untuk memahami dan mengerti isi buku.

1
D. Identitas Buku yang Dilaporkan

Buku Utama:
▪ Judul : Rangkaian Listrik
▪ Edisi :-
▪ Pengarang : Budiono Mismail
▪ Penerbit : ITB
▪ Kota terbit : Bandung
▪ Tahun terbit : 1995

Buku Pembanding:
▪ Judul : Rangkaian Listrik
▪ Edisi :-
▪ Pengarang : Dr.Muhammad Amin, ST,M.Pd.
▪ Penerbit : Unimed Press
▪ Kota terbit : Medan
▪ Tahun terbit : 2016

2
BAB II
ISI BUKU

A. Bab 1 “Pendahuluan”

Rangkaian Listrik
Sifat Suatu rangkaian dapat secara lengkap diuraikan dalam suatu dimensi.Dalam suatu
rangkaian listrik yang menjadi pusat perhatian adlah tegangan dan arus.
Proses pembentukan Model
Model atom yang diusulkan pada tahun 1913 oleh Denmark ,niels Bohr,sangat berguna
untuk menjelaskan berbagai gejala listrik bahan.Proses pembentukan model merupakan
suatu bagian yang penting dalam kemajuan ilmu dan pengembangan teknologi.
Analisis Rangkaian
Jika suatu rangkaian listrik menerima masukan atau rangsangan dalam bentuk tegangan atau
arus yang diberikan oleh suatu sumber bebas,maka akan dihasilkan suatu keluaran atau
tanggapan.Keluaran atau tanggapan itu juga dapat berupa tegangan atau arus
yangberhubungan denfan unsure dalam rangkaian tersebut.Ada dua cabang dalam teori
rangkaian dan keduanya diturunkan dari tiga kata kunci : masukan,keluaran dan
rangkaian.Cabang pertama adalah analisis rangkaian : dengan diketahui rangkaian dan
masukkanya,bertujuan mencari keluarannya.Cabang yang lain adalah sintetis rangkaian
:dengan diketahui masukan dan keluarannya bertujuan mendapatkan rangkaian itu sendiri.

B. Bab 2 “Besaran dan Unsur Rangkaian”


1. Satuan system internasional

Sisstem satuan yang digunakan dalam hali ini adalah system internasional atu SI.Konfrensi
internasioanl tahun 1954 menetapakan enam satuan dasar :
Panjang dalam meter (m) Arus listrik dalam ampere (A)
Massa dalam Kilogram (kg) Suhu dalam Kelvin (K)
Waktu dalam detik (s) Kuat cahaya dam candela (cd)

2. Besaran Listrik

Dalam rangkaian listrik dapat menggunakan besaran apa saja namu cuku
kesulitan.Karena itu akan diperkanalkan sejumlah konsep abstark seperti
tegangan,resistansi,induktansi,kapasitansi, daya dan tenaga.dalam SI satuan untuk gaya
adalah newton.Dan satuan tenaga adalah newton – meter dengan SI yaitu joule(J).Dalam

3
system MKS (meter kilogram second ) mujatan merupakan salah satu satuan
dasar;sedangkan menurut SI muatan adalah satuan yang diturunkan .Satuan untuk muatan
adalah coulomb.
Konsep arus listrik lebih sederhana daripada konsep gaya atau tenaga.Arus listrik
didefinisikan sebgai banyaknya muatan yang melewati suatu luas penampang tertentu
persatuan waktu.Arus adalah kecepatran perubahan aliran muatan positif bersih (neto) yang
merupakan bearan scalar.Jika ada arus mengalir dalam rangkaian maka timbul medan gaya
lain di sekitar rangkaian tersebut.Medan ini disebut medan magnet yang muncul sekaligus
dengan medan listrik.
3. Sumber dan unsur rangkaian

Suatu rangkaian listrik umumnya dicirikan oleh adanya satu atau lebih sumber yang
dihubungkan dengan satu atau lebih beban sebagai penerima tenaga listrik.Suatu sumber
sempurna akan memberikan tegangannya tidak bergantung kepada beban yang dipasangkan
pada kutub-kutubnya.
4. Resistansi :hukum ohm

Bukti dari bahwa resistansi dari hamper semua penghantar berubah menurut suhu.Jika
resistansi suatu penghantar pada suhu t1 adalah R1 ,maka untuk rentang suhu yang wajar
,resitansinya pada suhu t2 diberikan oleh R2 = R1 [ 1 + α ( t2 – t1 ) ].
Resistror yang resistansinya tidak tetap konstan untuk berbagai arus yang berbeda dikenal
sebgai resistor tak linear.Resistansi dari resistor semacam ini merupakan fungsi arus yang
mengalir di ddalamnya.Bila arus listrik mengalir dalam suatu resistor tersebut.dalam suatu
resistor semua tenaga yang digunakan untuk memaksa aliran arus muncul sebgai kenaikan
suhu penghantar tersebut atau sebgai aliran panas yang meninggalkannya.parameter
resiteansi pada dasarnya merupakan suatu konstanta geometri.Sebenarnya hal itu telah
ditemukan oleh ohm ,dalam penyeledikannya.Konduktor mempunyai resitivitas yang rendah
maka logam dinamakan kondutor.Isolator adalaha bahan dengan resistivitas yang sangat
tinggi biasanya dalam orde ribuan mega ohm atau lebih.
Induktaksi
𝑑𝑖
Secra kuantitatif tegangan memilki persamaan sebgai tersebut v = 𝐿 𝑣𝑜𝑙𝑡 konstanta
𝑑𝑡
pembanding L adalah induktansi diri atau cukup disebut sebgai induktansi.Induktansi
dinyatakan dalam henry (H).Induktansi kawat penghubung umumnya kecil dan dapt
diabaikan.Alat seperti inductor,kumparan peredam,dan kumparan induksi digunakan dalam
rangkaian listrik.Suatu inductor linear inductor yang parameter induktansinya tidak
bergantung pada arusnya.Pada saat arus mengalir melalui suatu inductor,arus itu
menimbulkan fluks ruang.Bila fluks itu menembus udara,ia akan menimbulkan suatu
kesebandingan antara arus dengan fluks tersebut sehingga parameter induktansi tetap
konstan untuk setiap nilai arus.Daya yang berhubungan dengan induktansi dalam rangkaian
𝑑𝑖
adalah p = vi = Li 𝑑𝑡 watt.GGM adalah gaya gerak magnet yang menghasilkan fluks dalam
rangkaian magnet yang mempunyai reluktansi.Sperti halnya resistansi,induktaksi juga
bergantung pada geometri dimensi fisis dan sifat magnet mediumnya.

4
Kapasitansi
𝑑𝑣
Secara kiantitas arus dinyatakan dalam persamaan dengan berikut; I = C 𝑑𝑡 A . Konstantan
pembanding C menyatakan sifat penyimpanan muatan dalam unsure itu yang disebut
kapasitansi.Menurut SI satuan untuk kapasitasni adalah farad (F).Benda fisis yang cirri
utamnya adalah kapasitansi disebut kapasitor.bila induktansi melawan perubahan
arus,kapasitansi menentang perubahan tegangan.Daya yang berhubungan dengan pengaruh
𝑑𝑣
kapasitansi adalah p = vi = Cv 𝑑𝑡 W.

C. Bab 3 “Hukum Dasar Rangkaian”

Transformasi Y - 
Ada betuk rangkaian tertentu yang tidak dapat disederhanakan dengan hanya menggunakan
kombinasi seri parallel.Konfigurasi semacam itu sering dapat ditangani dengan
menggunakan transformasi linear Y - .
Transformator Tiga berfasa satu dapat dihubungkan untuk membentuk bank-3 fasa
(susunan 3 fasa = 3 phase bank) dengan salah satu cara dari berbagai cara menghubungkan
belitan transformator. Pada tiga buah transformator satu fasa yang dipakai sebagai
transformator tiga fasa setiap kumparan primer dari satu transformator dijodohkan dengan
kumparan sekundernya. Hendaknya dicatat bahwa pada transformator tiga fasa ini besar
tegangan antar fasa (VL-L) dan daya transformator (KVA) tidak tergantung dari hubungan
belitannya. Akan tetapi tegangan fasa netral (VL-N) serta arus dari masing-masing
transformator tergantung pada hubungan belitannya.

Sumber dengan rangkaian setaranya.

Sumber nyata mungkin dapat mendekati keadaan sempurna itu,tetapi tidak akan
pernah mencapainya tegangan.Sebuah sumber nyta dengan karakteristik volt-amperenya
dapat dilihat pada gambar dibawah
tegangan
Vn

0 Ihs Arus
Karakteristik ini menyatakan bahwa sumber dengan tegangan Vrt pada saat rangkaian
terbuka (I = 0) dengan nilai tegangan V menurun secara linear jika arus yang diambil dari
sumber meningkat ;karakteristik semacam itu dapat ditulisakan dengan V = Vrt – Rt I.Untuk

5
mengubah pernyataan sumber tegangan menjadi sumber arus ,persamaan diatas harus
Vrt V
diselesaikan untuk arusnya yang memberikan I = -𝑅.
𝑅𝑡 𝑡

Penguat kerja
Disini akan dibahasa suatu peralatan elektronika yang sangat beruna dalam pemebentukan
suatu sumber tak bebasa dan mempunyai model matematika yang sederhana dan
anggun,Peralatan ini disebut penguat kerja.
1
2 -

Penguat kerja adalah suatu peralatan elektronika dengan kutub jamak,tetapi untuk
kepentingan analisis rangkaian hanya akan ditunjukkan tiga kutubnya saja.>kutub 1 adalah
kutub masukan terbalik dan kutub 2 adalah kutub masukan tak terbalik dan kutub 3 adalah
kutub keluaran.Penguat kerja pada umumnya dijumpai dalam bentuk rangkaian terpadu dan
biasanya dibuat dalam suatu kemasan yang mempunyai 8 sampai 14 kutub yang
mengandung satu sampai empat penguat kerja.Penguat kerja merupakan suatu peralatan
dengan pengautan yang sangat tinggi dan umumnya tidak pernah digunakan tanpa umpan
balik.
Integrator
Keluaran suatu rangkaian integrator sebanding dengan integral masukkan nya.Persamaan
volt-ampere untyk kapasitasni dipakai sebgai pengganti hokum ohm yang menghubungakan
1 𝑡
v0 dengan i0 .Persamaanya adalah v0 = 𝐶 ∫−°° 𝑖0 (x) dx.Karena arus masukan ke penguat kerja
sama dengan nol dan tegangan antara kedua masukan pengaut kerja juga nol,maka
𝑣1
persamaan hokum arus kirchoff pada simpul antar R dan C adalah i1 + i0 = 𝑅 + i0 = 0.

D. Bab 4 “Metode Analisis Rangkaian”

Metode tegangan simpul


Metode tegangan simpul dalam analisis rangkaian adlah cara dengan persamaan hukum
tegangan kirchoof terlukis secara implicit padadiagram rangkaiannya,sehingga hanya
persamaan hokum arus kirchoof saja yang perlu diselesaikan untuk tegangan yang tidak
diketahui.VAB = VA + VB .Ada tiga simpul rangkaian disini dan didapatkan dua persamaan
bebas hokum arus kirchoof yang dapat ditulis.
Untuk simpul A A : VAG1 + (VA + VB) G2 = I1
Untuk simpul B B : VBG3 + (VA + VB) G2 = -I2
kenyataan bahwa kedua persamaan ini serupa bukanlah merupakan suatu kebetulan,
melainkan karena mengikuti persamaan huku arus kirchoff dan cara pemilihan berbagai
variable tegangannya.

6
Metode Arus matajala
Metode arus matajala merupakan cara lain untuk menyelesaikan persoalan rangkaian dengan
persamaan hokum arus kirchoof terlukis secara implicit pada diagram rangkaiannya dan
persamaan untuk tegangan ditulis secara eksplisit serta harus diselesaikan untuk arus yang
tidak diketahui.Rangkaian planar yaitu rangkaian yang dapat dilukis pada suatu bidang datar
sedemikian hingga tidak ada unsure rangkaian yang melangkahi unsure rangkaian yang
lain.Metode arus mata jala merupakan suatu rangkaian palanar denagn dua matajal..Pada
metode ini arus matajala yang tidak diketahui diandaikan mengalir dalam setiap matajala
pada rangkaian tersebut .Persamaanya
Untuk matajala A A : R1IA + R3 (IA + IB) = V1
Untuk matajala B B : -R3 (IA - IB) + R2IB = -V2
Dari pembahasan diatas dan sebelumnya tampak bahwa metode tegangan simpul
dan metode arus majala saling melengkapi.Keputusan untuk menggunakan yang mana yang
terbaik biasanya didasarkan atas jumlah persamaan yang diperlukan.Yang dipilih adalah
yangh paling sedikit,menurut pertimbangan pribadi atau gabungan keduanya.
Prinsip Superposisi
Dalam setiap rangkaian listrik,tegangan dan arus dalam suatu unsure adalah akibat
yang ditimbulkan oleh adanya sumber yang dikenakan pada rangkaian tersebut.Prinsip
superposisi jika diterapkan pada suatu rangkaian dengan resitansi konstan,menyatakan
bahwa arus atau tegangan disetiap cabang rangkaian yang dihasilkan oleh beberapa sumber
yang dikenakan secara serentak adalah jumlah aljabar arus atau tegangan yang dihasilkan
pada cabang itu oleh masing-masing sumber tersebut secara tersendiri.Superposisi dapat
berlaku untuk setiap system (listrik mekanis dan sebgainya) yang mempunyai hubungan
sebab-akibat y = f(x) sedemikian hingga f(x1) + f(x2) = f(x1 + x2). Jadi secar umum prinsip
superposisi untuk rangkaian listrik dapat dinyatakan sebagai berikut : Dalam suatu
jala-jala linear yang mengandung lebih dari pada satu sumber (arus atau tegangan
),tanggapannya dapat diperoleh dengan menjumlahkan semua tanggapan yang diperoleh dari
masing-masing sumber itu secara tersendiri,dengan semua sumber lainnya dibuat sama
dengan nol .
Prinsip superposisi memungkinakan perhatian dipusatkan pada hnya salah satu sebab
(atau sumber) sehingga mempermudah proses pemikiran mengenai sifat rangkaian dalam
keadaan yang bermacam- macam.Disamping itu prinsip superposisi mendasari teorema
rangkaian yang lain.
Teorema Thevenin dan Northon
Untuk rangkaian resitansi torema thevenin menyatakan bahwa setiap rangkaian kutub dua
linear yang terdiri resistor dan sumber (baik yang bebas maupun tak bebas).Suatu rangkaian
setara berupa sebuah sumber tegangan dengan resistor serinya disebut rangkaian setara
thevenin..Sebuah sumber arus dengan konduktansi simpangnya,yang dikenal sebagai
rangkaian setar aNorton.Rangkaian Norton merupakan kembaran (dual ) rangkaian thevenin.

7
Prinsip superposisi menyatakan bahwa arus setiap cabang rangkaian adalah jumlah
komponen-komponen arus cabang yang disebabkan oleh masing sumber dalam rangkaian
secara sendiri-sendiri.Teorema Norton yang merupakan kembaran teorema
thevenin,mengikuti alur pikiran yang sama dan rangkaian yang terbentuk berupa sebuah
sumber arus setara norton yang dihubungkan parallel dengan konduktansi setara
simpangnya.Kegunaan utama teorema thevenin dan Norton adalah memungkinkan suatu
rangkaian digantiukan dengan sepasang kutub keluaran dan hasilnya dapat dipergunakan
untuk menghitung pengaruh suatu beban yang dipasangkan pada kutub keluaran itu atau
akibat yang diperoleh beban karena sifat rangkaian tersebut.

E. Bab 5 “Fungsi Perangsang Eksponensial”

Impedansi dan tanggapan unsur rangkaian


Tegangan dan arus yang berubah secara eksponensial menurut waktu dapat ditulis sebagai.
V = V0est I = I0est
1
Frekuensi eksponensial dapat ditulis dengan V = V0e±t/T dan I = I0e±t/T sehungga s = ± T
Konstanta yang disebut konstanta waktu merupakan ukuran kecepatan perubahan fungsi
eksponensial waktu tersebut.Perbandingan antara tegangan dan arus pada sepasang kutub
disebut impedansi.Impedansi ini dinyatakan dengan lambang Z(s) dengfan satuan ohm
menurut SI.Z(s) merupakan kebalikan dari Y(s) yang juga merupakan fungsi s.Hubungan
volt-ampere impedansi dan admitansi yang secara umum merupakan fungsi s disebut
pernytaan kawasan frekuensi unsure rangkaian.
Hubungan antara rangsangan eksponensial dengan rangsangan saat tertentu

Metode analisis rangkaian eksponensial meliputi tanggapan rangkaian RLC terhadap


rangsangan konstansebgai salah satu kasus khususnya.Untuk tegangan konstan ini tiga
V0
impedansi dasar bagi unsure R,L,C berturut-turut menjadi R,0,dan ∞. iR = dan iL = ∞
R
dan iC = 0.
Metode impedansi meramalkan arus nol mengalir dalam suatu kapasitansi yang
dihubungkan ke suatu tegangan tetap.Begitu tegangan antara keeping-keping kapasitor
menjadi sama dengan tegangan yang dipasangkan,tidak akan ada lagi arus yang
mengalirkarena jika ada,hal itu akan menaikkan tegangan kapasitor diatas tegangan yang
dikenakan sehingga akan berlawanan dengan hokum tegangan kirchoff.
Sifat Alamiah
Sampai saat ini dalam membahas fungsi-fungsi eksponensial selalu diandaikan terdapat
suatu rangsangan pada rangkaiannya.Tanggapan yang meluncur dalam rangkaian listrik itu
disebut sifat alamiah dan tanggapannya adalah tanggapan alamiah.Sebaliknya tanggapan
yang terjadi karena adanya rangsangan yang sengaja dikenakan pada rangkaian disebut
tanggapan terpaksa.

8
F. Bab 6 “Rangkaian Arus Bolak Balik Keadaan Mantap”

Bab ini akan membahasa menegenai tanggapan terpaksa yaitu tanggapan terhadap
rangsangan luar yang dikenakan pada rangkaian.Dan juga akan dibahas tentang sinya
sinusoidal yaitu tegangan dan arus sinusoidal.dan selanjutnya akan membahas tentang fungsi
berulang dan akan membahas tentang metode fasor.
Fungsi Berulang
Jika suatu fungsi f (t) mempunyai bentuk gelombang (yaitu lengkungan f(t) yang dilukis
terhadap sumbu waktu ) sedemikian sehingga f(t) = f(t + T) maka fungsi itu dikatakan
berulang dengan perioda T .Ada dua cirri fungsi berulang : mempunyai suatu bentuk
gelombang yang berulang pada setiap selang waktu T detik dan mempunyai nilai untuk
seluruh waktu.Bagian bentuk gelombang yang berada dalam satu periode disebut satu
daur.Banyaknya daur setiap detik adalah frekuensi (f) gelombang tersebut.
Persamaan arus menurut fungsi waktu adalah i(t) = Im cos t. dengan i(t) adalah nilai
sesaat arus untuk setiap saat t dan Im adalah nilai maksimum atau amplitudonya.Satuan detik
atau sudut t dalam satuan atau derajat.Satu daur penuh meliputi 2π radaian 3600. Besaran
 adalah kecepatan susdut dan dinyatakn dalam radian per detik .  = 2πf.Gelombang
tegangan dan arus yang tidak sefasa atau mempunyai simpangan berbeda pada saat t sama
dengan nol ;persamaannya v = Vm cos (t – α ) dan i = Im cos (t – β) .Persamaan ini
disebut fungsi sinusoida dan rangkaian dengan rangsangan sinusoida sering disebut sebagai
rangkaian arus bolak balik;sedangkan rangkaian dengan rangsangan konstan disebut
rangakaian arus seara.
Nilai rata-rata dan Nilai Efektif.

Persamaan gelombang araus dan tegangan diatas tidak menjelaskan secara langsung
kemampuan penyaluran tenaga arus bolak balik sebagaimana halnya pada arus
searah.Mengingat arus rata-rata identik dengan suatu nilai searah (konstan) dan merupakan
suatu ukuran yang berguna dalam menentukan perpindahan tengan pada rangkaian yang
melibatkan arus searah.Sinusoidal hanyalah merupakan salah satu contoh fungsi
berulang.Istilah berulang dalam hal ini digunakan sebagai pengganti sinusoida agar
pembahasannya bersifat lebih umum.
Nilai rata-rata suatu gelombang sinusoida terhadap satu daur lengkap sama dengan nol.Satu
daur luasa daerah diatas sumbu mendatar sama dengan luas daerah dibawah sumbu,sehingga
luas keseluruhannya sama dengan nol.Niali rata-rata terhadapt setengah daur positif ( atau
negative) untuk suatu fungsi sinusoida dapat diperoleh dengan mengaliakn amplitude
gelombang itu dengan bilangan 0,636.Nilai rata-rata untk fungsi berulang yang simetri
terhadap sumbu datarnya tidak mempunyai arti karean berdasarkan hasil diats nilainya selalu
samadengan nol.
Dasar penyusunan spesifikasi tersebut berhubungan dengan kemampuan tenaga atau daya
pada fungsi berulang.Menurut hokum Joule panas yang ditimbulkan oleh arus searah I dalam
resistor R adalah P = I2 R dan P = i2 (t)R .Daya rata-rata untuk satu daur penuh kita
sama dengan nol karena penyerapan daya selalu positif baik bila arus yang mengalir itu kea
rah positif maupun sebaliknya dalam rangkaian tersebut.

9
Nilai efektif juga dikenal sebagai rms (root mean square) sesuai dengan definisinya ,yang
jika dibca dari belakang akan memberikan garis bvesar proses perhitungannya.Nilai efektif
yaitu 0,707 ImA.Pada dasarnya kegunaan setiap rangkaian listrik adalah untuk menyalurkan
daya dan tenaga dimana keduanya berbanding lurus dengan hasil kali tegangan dengan
arusnya,atau untuk parameter rangkaian konstan sebanding denganpangkat dua arus atau
pangkat dua tegnagan.Oleh karena itu nilai efektif tersebut sangat sesuai sehingga selalu
dipergunakan untuk menyatakan besara arus dan tegangan bolak balik secra umum.
Rangsangan sinusoida dalam unsure rangkaian
Dalam resistor v = iR dan R merupakan suatu konstanta.Arus yang berbentuk sinusoida akan
mengahsilkan tegangan sinusoida dan demikian pula sebaliknya.Karena R berupa suatu
konstanta ,maka tidak ada pergeseran fasa antara arus dan tegangan tersebut .
i = Im sin (t – α) maka v = iR = ImR sin (t – α) = Vm = sin (t – α)
Fungsi arus tertinggal dari tegangan sebesar π/2 radian atau 900.Jadi arus barulah mencapai
nilai maksimumnya pada saat seperempat daur setelah tegangannya mencapai nilai
maksimumnya.
Metode bilangan kompleks Dan Metode Fasor
Dalam melibatkan impedansi untuk analisis rangkaianm diperlukan metode bilangan
kompleks bagi rangsangan sinusoida.Ramgkaian RLC mengandung sebuah sumber
tegangan yang berubah menurut waktu.Jika huku tegangan Kirchoof diterapkan pada
rangkaian tersebut akan didapatkan v(t) – vR –vL –vC = 0
Metode fasor merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan persoalan rangkaian jika
rangsangan arus atau tegangan yang dikenakan pada rangkaian berupa sinusoida dengan
frekuensi sama.Dalam metode ini arus dan tegangan dinyatakan sebagai eksponensial
kompleks dan dapat dilukiskan sebagai vektor.Bentuk umumnya v = Vm cos (wt + α ).Dan
v = Vmcj(wt + α) .Sudut antara vektor tersebut dengan sumbu nyata merupakan sudut fasa
tegangan.Diagram vektor nya dikenal dengan diagram fasor.
Dalam perhitungan rangkaian kompleks yang pada umumnya dikerjakan dengan metode
fasor,faktor e jwt yang menyertainya harus selalu diingat tetapi tidak perlu
dituliskan.Selanjutnya tinjau suatu rangkaian fasor umum dengan dua kutub diberikan
menurut
v = Vm cos (wt + α ) dan i = Im cos (wt + β)
perbandingan antara tegangan fasor dengan arus fasor itu didefinisikan sebagai impedansi
𝑉
rangkaian yang dinyatak sebagai Z. Z = 𝐼𝑚 .Perlu ditekankan disini bahwa
𝑚
impedansi adalah suatu bilangan kompleks ,bukan fasor,karena tidak mempunyai fungsi
eksponensial waktu seperti halnya dengan fasor tegangan dan arus.Secara umum telah
diketahui bahwa impedan si merupakan fungsi frekuensi kompleks dari j sedangkan R dan
X adalah fungsi-fungsi nyata dari .

G. Bab 7 “Daya Dalam Rangkaian Arus Bolak Balik”

10
Daya rata-rata
Jika suatu tegangan v dikenakan pada suatu unsur yang didalamnya mengarus arus i ,maka
daya yang diberikan oleh sumber kepada unsur tersebut adalah p = vi watt.
Tenaga keseluruhan = jumlah tenga yang dilepasakan dalam setiap selang dt selama satu
𝑇
periode T daya itu diberikan.W = ∫0 𝑝 𝑑𝑡 .Tengan keseluruhan W dibagi dengan waktu yang
diperlukan untuk melepaskannya disebut daya rata-rata.Daya rta-rta lebih penting artinya
dibandingkan daya sesaat karena adanya kelembaman yang terdapat dalam setiap
sistem.Dalam suatu motor listrik,daya rata-rata yang diberikan kepada motor itulah yang
menentukan keluarannya karena pengaruh roda gila pada motor tersebut memperhalus
variasi torsi yang berhbungan dengan daya sesaat yang diberikan pada kutub – kutubnya.
Daya dalam unsur rangkaian
Daya rata-rata P digunakan untuk menunjukkan kemampuan penyaluran daya dengan arus
dan tegangan bolak balik.Daya sesaat tersebut terdiri dari dua komponen ;komponen konstan
VI cos 𝜃 dan komponen sinusoiada menurut waktu VI sin (2t+ 𝜃) yang frekuensinya dua
kali frekuensi tegangan atau arusnya.Hubungan antara fungsi wakt,tegangan, arus dan daya
dalam resistor yaitu pR = 2I2R sin2 t.Dua unsur rangkaian,induktor dan kapasitor
berpengaruh terhadap daya sesaat tetapi tidak mempunyai andil dalam daya rata-rata.Jika
arus yang melalui sebuah induktor menigkat,maka tenaga yang diterima itu dipindahkan dari
rangkaian tersebut menjadai medan magnet ,tetapi tenaga itu akan dikembalikan lagi
kerangkaiannya jika arus dalam rangkaian tersebut berkurang.Nilai maksimum daya keluar
masuk dalam unsur rangkaian reaktif disebut sebagai daya reaktif yang didefinisikan sebagai
Q = I2X.
Daya kompleks
Jia suatu arus mengalir dalam suatu rangkaian yang mengandung sebuah resistansi R dan
sebuah Reaktansi X maka tenaga yang diberikan oleh sumber akan diubah menjadi panas
dalam reaktansinya.Dalam bentuk kompleks tegangan dan arus ditulis sebagai V = V ej (wt +
) dan I = Iejwt.Perbandingan daya nyata atau daya aktif dengan daya tampak disebut
faktor daya yang sering ditulis dala singkatan bahasa inggrisnya pf.
Perbaikan faktor daya dan teorema penyaluran daya maksimum
Dengan faktor daya maksimum rugi-rugi daya karena resistansi saluran akan
berkurang.Rugi-rugi yang ditimbulkan resistansi saluran sebanding dengan pangkat dua arus
yang mengalir dalam saluran karean itu rugi-rugi ini akan menjadi lebih kecil bila faktor
dayanya tinggi.Perbaikan faktor daya tersebut dapat dilakukan dengan memasang kapasitor
yang dihubungkan paralel dengan beban yang umumnya bersifat induktif seperti motor
induksi ,alat las dan sebagainya.Perbaikan faktor daya tersebut dikenal sebagai
kompensasi.Suatu rangkaian dengan daya dan tenaga arus bolak balik umumnya terdiri dari
suatu sumber dengan suatu rangkaian luar yang terhubung pada kutub sumber
tersebut.Dalam hal terakhir ,rangkaian luar keseluruhan tersebut dapat disederhanakan
menjadi sebuah impedansi setara antara kutub.Impedansi setara ini adalah impedansi
masukan atau impedansi titik penggerak rangkaian luar.Impedansi masukan ini merupakan
suatu besaran yang terpenting untuk menilai pengaruh rangkaian luar terhadap suatu

11
sumber;karena dalam analisis sifat sumber lebih disukai untuk mewakili rangkaian luar
dengan rangkaian yang sesederhana mungkin.Bila impedansi sumber yang dapat diubah-
ubah sedangkan impedansi beban,yang tetap maka untuk penyaluran daya maksimum
hasilnya bukan Z0 = Ri –jXi.

H. Bab 8 “Rangkaian Tiga Fasa”

Pada sistem tenaga listrik 3 fase, idealnya daya listrik yang dibangkitkan, disalurkan dan
diserap oleh beban semuanya seimbang, P pembangkitan = P pemakain, dan juga pada
tegangan yang seimbang. Pada tegangan yang seimbang terdiri dari tegangan 1 fase yang
mempunyai magnitude dan frekuensi yang sama tetapi antara 1 fase dengan yang lainnya
mempunyai beda fase sebesar 120°listrik, sedangkan secara fisik mempunyai perbedaan
sebesar 60°, dan dapat dihubungkan secara bintang (Y, wye) atau segitiga (delta, Δ, D).
Hubungan Bintang (Y, wye)
Pada hubungan bintang (Y, wye), ujung-ujung tiap fase dihubungkan menjadi satu dan
menjadi titik netral atau titik bintang. Tegangan antara dua terminal dari tiga terminal a – b
– c mempunyai besar magnitude dan beda fasa yang berbeda dengan tegangan tiap terminal
terhadapa titik netral. Tegangan Va, Vb dan Vc disebut tegangan “fase” atau Vf.

Hubungan Segitiga
Pada hubungan segitiga (delta, Δ, D) ketiga fase saling dihubungkan sehingga membentuk
hubungan segitiga 3 fase.

12
Gambar 3. Hubungan Segitiga (delta, Δ, D).
Dengan tidak adanya titik netral, maka besarnya tegangan saluran dihitung antar fase,
karena tegangan saluran dan tegangan fasa mempunyai besar magnitude yang sama, maka:
Vline = Vfase

Tetapi arus saluran dan arus fasa tidak sama dan hubungan antara kedua arus tersebut dapat
diperoleh dengan menggunakan hukum kirchoff, sehingga: Iline = akar 3 Ifase = 1,73Ifase

13
BAB III
PEMBAHASAN

A. Kelebihan dan kekurangan isi buku

• Buku “Rangkaian Listrik” oleh Budiono Mismail :


Menurut saya kelebihan dari buku ini yaitu memiliki huruf tulisan yang pas untuk
dilihat sehingga tidak mengganggu penglihatan para pembaca pada saat membaca.
Sedangkan kekurangannya menurut saya buku ini terlalu banyak menjabarkan
penjelasan kata-kata dalam suatu materi, sehingga terkadang sulit untuk memahami materi
tersebut.

• Buku “Rangkaian Listrik” oleh Dr. Muhammad Amin, ST,M.Pd. :

Menurut saya kelebihan dari buku ini yaitu mampu mengupas ataupun menjelaskan
materinya secara singkat, jelas dan padat mengenai apa – apa saja yang perlu dipelajari
dalam materi mengenai rangkaian listrik tersebut.
Sedangkan kekurangannya menurut saya model yang terdapat dalam buku ini kurang
menarik karena tulisan dari isi buku ini kurang berwarna sehingga terkadang saat membaca
ada yang kurang jelas pada saat dibaca.

14
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Ilmu pengukuran listrik merupakan bagian integral dari pada ilmu fisika.
Kebanyakan alat ukur yang digunakan sekarang pada prinsipnya sama dengan alat ukur
konvensional, tetapi sudah banyak mengalami perbaikan tentang ketelitiannya.
Untuk menetapkan nilai dari beberapa besaran yang bisa diukur, harus diketahui
dulu nilai, jumlah dan satuannya. Jumlah biasanya ditulis dalam bentuk angka-angka
sedangkan satuannya menunjukkan besarannya. Untuk mengukur besaran frekuensi dalam
kelistrikan digunakan alat yang bernama frekuensi-meter, sedangkan alat untuk mengukur
besaran energi listrik dinamakan energimeter ataupun kWh-meter.

B. Saran

Dalam penulisan sebaiknya kata-katanya diketik dalam bahasa yang mudah dan
langsung dipahami oleh pembaca. Dan tidak terlalu berlebihan dalam melakukan pemilihan
kata dalam suatu materi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Mismail, Budiono. 1995. Rangkaian Listrik. Bandung: ITB.


Amin, Muhamammad. 2016. Rangkaian Listrik 1. Medan: Unimed Press.

16
LAMPIRAN

17

Anda mungkin juga menyukai