Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................................3

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................................3

1.2 Tujuan................................................................................................................................................3

1.3 Manfaat..............................................................................................................................................3

BAB II ISI BUKU.............................................................................................................................................4

2.1 Identitas Buku..................................................................................................................................4

2.2 Ringkasan Isi Buku..............................................................................................................5

BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................................................10


3.1 Perbedaan .......................................................................................................................10
3.2 Keunggulan........................................................................................................................10
3.4 Kelemahan.........................................................................................................................10

BAB IVPENUTUP...........................................................................................................................................11

4.1 Kesimpulan dan saran............................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................................12

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya ucapkan pada Allah Subhana wa Ta’ala, Tuhan semesta alam,
yang telah memberikan kami nikmat kesehatan dan waktu sehingga saya mampu
menyelesaikan tugas Critical Book Review pada mata kuliah Elektronika Dasar. takklupa,
Kami ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak Marwan Affandi, ST, MT.
selaku dosen pengampu pada mata kuliah Pengukuran listrik dan telah memberi
kontribusi besar kepada saya untuk memahami mata kuliah ini.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Critical Book Review mata kuliah
Dasar Elektronika. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah pada tugas ini. Oleh karena itu kami menerima segala masukan berupa saran
dan kritik yang membangun agar saya dapat menyempurnakan isi makalah ini. Akhir
kata, Kami ucapkan terima kasih.

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Listrik merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting dalam kehidupannya.
Tanpa bantuan dari arus listrik alat-alat elektronik tidak akan bisa menjalankan fungsinya.
Terkadang manusia tidak sadar akan keberadaan listrik dengan inderanya, baik untuk
muatan maupun untuk medan listriknya. Oleh sebab itu, barupada akhir abad ke-18 hal-
hal mengenai listrik diteliti. Sekarang ini listrik menjadi sesuatu yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari untuk digunakan sumber tenaga, misalnya untuk lampu, mesin
listrik, telepon, alat-alat listrik, radio, dan komputer.
Perkembangan dunia elektronika berkembang dengan pesat seiring dengan
berjalannya waktu. Banyak barang baru yang dapatdibuat untuk mempermudah pekerjaan
manusia. Dahulu semua pekerjaan manusia dikerjakan secara manual, kini dengan
adanya rangkaian elektronika digital pekerjaan yang dilakukan menjadi lebih mudah dan
efisien. Karena kemajuan dalam teori dan praktik, Elektronika Digital memberikan
kemudahan dalam mendapatkan performansi dalam sistem dinamik, mempertinggi
kualitas, dan menurunkan biaya produksi, mempertinggi laju produksi, meniadakan
pekerjaan-pekerjaan rutin dan membosankan yangharus dikerjakan oleh manusia, dan
lain sebagainya, maka sebagian besar insinyur dan ilmuwan sekarang harus mempunyai
pemahaman yang baik dalam bidang ini.
1.2 Tujuan

Tujuan disusunnya makalah ini ialah :


A. Untuk menambah pengetahuan, ilmu serta wawasan mahasiswa dalam bilang elektro
B. Untuk memberitahu mahasiswa bagaimana cara menghitung daya
C. Untuk memenuhi tugas CBR.

1.3 Manfaat
Manfaat disusunnya makalah ini ialah :
1. Dapat menambah pengetahuan mahasiswa mengenai ilmu kelistrikan dan menambah
wawasan mengenai ilmu tersebut.
2. Dapat memenuhi tugas CBR..

3
BAB II
ISI BUKU

2.1 Identitas Buku

Buku Utama

1. Nama Buku : DASAR ELEKTRONIKA

2. Pengarang : Richard Blocher, Dipl. Phys

3. Penerbit : AN Dl Yogyokorto

4. Tahun Terbit : 2002

5. Kota Terbit : Yogyakarta

6.Teks Buku : Indonesia

Buku Pembanding

1. Judul : Dasar –dasar Teknik Listrik


2. Pengarang : Milton Gussow
3. Penerbit : Erlangga
4. Kota terbit : Jakarta
5. Tahun terbit : 2004

6. Teks buku : Indonesia

4
6.2 Ringkasan Isi Buku

A. Buku Utama

BAB I : Dasar-Dasar Fisika


2.1. Dasar Tentang Arus dan Voltase
2.1.1. Muatan dan Medan Listrik Dalam eksperimen sederhana kita bisa melihat adanya muatan
listrik: Kalau kita menggosok suatu batang plastik dengan wol, maka satu jenis muatan akan
timbul pada batang plastik. Kalau kaca digosok dengan sutra, maka muatan yang berlawanan
akan timbul pada kaca. Jumlah muatan yang timbul dapat dilihat lewat Elektroskop,
ditunjukkan dengan naiknya jarum. Terdapat dua jenis muatan, yang satu disebut muatan
positif dan yang satunya disebut muatan negatif. Antara dua muatan terdapat gaya elektrostatik
F sesuai dengan rumus berikut: n- 1 Q,Qr i t --; '-;-'- (2.1) 4ltEo r' r di mana: ee : konstanta
dielektrik hampa udara Qt, Qz : besar dari muatan pertama dan muatan kedua r : jarak antara
kedua muatan tersebut
Voltase dalam Satu Loop (dalam Rangkaian Seri) Jumlah voltase dalam lingkaran tertutup
(voltase), maka jelas bahwa voltase pada komponen ialam lingkaran tertutup jika dij-umlatrkan
'ak3n menjadi nol. Satu contoh aiplrlihatkan ialam gambir- 2.4. Jumlah nol hanya bisa
didapatkan kalau ada minimal satu tambahan yang negatif. Voltase yang negatif terdapat pada
sumber tegangan seperti baterai 'ui"J.u.i a"ya. Maka denlan iduttyu sumber tegangan jumlah
nol' V, +V, +V, +Vo =g
BAB II : Sifat dari Beberapa Komponen Elektronik
3.1. Prinsip-PrinsipDasar Di atas telah dijelaskan mengenai voltase sebagai ukuran untuk besar
energi dari muatan yang bergerak dalam medan listrik, di mana medan listrik tersebut
menghasilkan gaya ya\g menggerakkan muatan. Berarti medan listrik menghasilkan arus
listrik. Dari penjelasan ini sudah jelas bahwa bila tidak ada voltase maka tidak akan ada arus
listrik; bila ada voltase, berarti terdapat medan listrik dan ada kemungkinan terdapat arus lisrik,
di mana besar arus tergantung pada besar voltase tersebut dan dari bahan atau komponen yang
dikenai voltase itu. Dalam pasal ini hubungan antara besar voltase dan besar arus akan
dibicarakan. Kalau mengingat situasi dalam mekanika, kecepatan gerak dari suatu benda
dihasilkan oleh gaya yang bekerja pada benda tersebut; tetapi menurut hukum Newton, gaya
berbanding lurus dengan percepatan, bukan dengan kecepatan. Kalau membandingkan hal ini
dengan situasi listrik, harusnya dengan voltase yang tetap maka arus bertambah besar dengan
waktu. Tetapi temyata tidak demikian. Ternyata besar arus tidak ditentukan oleh suatu
percepatan yang tergantung dari voltase, tetapi kecepatan muatan tergantung voltase. Itu berarti
besar arus tergantung secara langsung dari besar voltase. Kenyataan ini bisa dimengerti dengan
adanya sejenis "gesek41"4 antara muatan yang bergerak dan bahan yang dialiri sehingga
kecepatan gerak muatan sebanding dengan gaya dalam hal ini berarti voltase - yang
menggerakkannya. Situasinya seperti dalam selang yang dialiri air. Kalau tekanan besar maka
arus akan besar, dan kalau tekanan kecil maka arusnya akan kecil. Tetapi selain dari tekanan,
arus air juga tergantung dari selang itu sendiri. Kalau diameter selang besar maka arus akan
besar, dan kalau selang panjang maka arus akan kecil sementara dalam selang pendek maka
arus akan besar. Kalau dalam selang dipasang alat lain,

BAB III : Pembedaan Bentuk Voltase dan Arus


4.1. Arus Searah dan Arus Bolak-balik
4.1.1. Definisi DC (Searah) dan AC (Bolak-balik)
Mengenai perubahan voltase terhadap waktu, ada berbagai kemungkinan yang perlu
dibedakan.

5
Kalau voltase itu konstan dan tidak berubah-ubah, berarti setiap saat memiliki nilai yang sama,
voltase itu disebut voltase DC. DC adalah singkatan dari kata Direct Current (arus tetap) dalam
bahasa Inggris. Arus yang dihasilkan voltase DC pada resistor disebut arus DC, berarti arus
DC adalah arus yang konstan dan tidak berubah dengan waktu. Kalau menggambarkan arus
atau voltase DC dalam grafik voltase/arus terhadap waktu, maka akan didapatkan gambar
seperti dalam gambar 4.1. Voltase yang berubah pada setiap perubahan waktu, menjadi positif
dan kemudian kembali menjadi negatif lagi sehingga terdapat voltase rata-rata nol, disebut
voltase AC (Alternating Current) atau voltase bolak-balik. Kalau voltase ini digambarkan
dalam grafik voltase terhadap waktu, maka terdapat suatu garis yang berosilasi antara atas dan
bawah dari garis nol. Bentuk garis itu (bentuk dari fungsi voltase) bisa bermacam-macam.
Dalam gambar 4.2 diperlihatkan beberapa bentuk voltase/arus AC. Arus AC didefinisikan
sesuai dengan voltase
BAB IV : Teori Rangkaian
5.1. Beberapa Rangkaian Dasar
5.1.1. Rangkaian Seri
5.1.1.1. Arus dan Voltase dalam Rangkaian Seri Kita akan menyelidiki rangkaian seri dengan
dua komponen yang disambung dengan sumber tegangan (berarti dengan sumber tegangan
terdapat tiga komponen dalam rangkaian ini) seperti diperlihatkan dalam gambar 5.1. Karena
ini rangkaian seri, maka hukum Kirchhoff mengenai voltase menyatakan bahwa jumlah voltase
pada semua komponen (termasuk sumber tegangan) nol, atau dengan kata lainjumlah voltase
dari dua komponen yang kita perhatikan sebesar (harga mutlak dari) voltase sumber tegangan:
Vs =V, +V,.
Sinyal dapat berupa fungsi dari satu atau dua atau N variabel bebas. Ucapan adalah sinyal
dengan satu dimensi sebagai fungsi waktu, citra adalah sinyal dengan dua dimensi sebagai
fungsi ruang, sedangkan vidio adalah sinyal tiga dimensi dengan fungsi ruang dan waktu.
BAB V : Kapasitansi dan lnduktansi
Kapasitansi Satu komponen yang sering dipakai dalam elektronika adalah kondensator. Dalam
gambar 6. I beberapa contoh komponen kondensator diperlihatkan. Lambang kondensator
adalah dua garis yang paralel dan tegak lurus dengan sambungan kabel seperti diperlihatkan
dalam gambar 6.2. Lambang ini menunjukkan bahwa kondensator pada dasarnya dibentuk oleh
dua plat logam yang terpisah oleh isolator seperti diperlihatkan dalam gambar 6.3. Ketika
belum ada muatan pada plat logarrl di antara plat logam belum ada medan listrik, maka belum
ada
Gambar 6.1: Beberapa contoh untuk komponen kondensator.
voltase (, =ir-) antara kedua plat logam itu.
Karena belum ada voltase antara kedua plat logarrl maka jelas belum ada voltase antara kedua
kaki sambungannya. Kalau kondensator ini dihubungkan dengan suatu rangkaian, maka akan
ada arus yang mengalir. Tetapi karena di antara plat logam dipasang sebuah isolator, arus tidak
akan dapat lewat di situ, sehingga muatan yang bergerak (arus) hanya bisa bergerak sampai ke
plat logam saja. Di situ muatan berkumpul, berarti pada plat logam akan ada semakin banyak
muatan. Karena ada muatan pada plat logarn, maka timbul medan listrik di antara plat logarn,
sehingga akan ada voltase antara dua plat logam. Karena ada voltase antara dua plat logam,
berarti ada voltase antara kaki sambungan kondensator.
--lF
Gambar 6.22 Lambang kondensator untuk rangkaian elektronik.
BAB VI : Sifat Transistor

8.1.1. Definisi Istilah yang Dipakai Satu transistor adalah satu komponen elektronik yang
memiliki tiga sambungan. Beberapa contoh komponen diperlihatkan dalam gambar 8.1.
Ketiga sambungan tersebut memiliki nama kolektor, basis dan emitor. Supaya selalu jelas

6
arus atau voltase mana yang sedang dibicarakan, beberapa istilah perlu didefinisikan. Untuk
transistor npn dipakai definisi sbb. (lihat juga pada gambar 8.2): . Arus kolektor 16'adalah
arus yang masuk ke dalam kolektor. . Arus basis 13 adalah arus yang masuk ke dalam basis. ,
Arus emitor 16 adalah arus yang keluar dari emitor. . Voltase kolektor atau voltase kolektor-
emitor, Vg6 adalah voltase antara kolektor dan emitor. ' Voltase basis atau voltase basis-
emitor, Vse adalah voltase antara basis dan emitor. Untuk transistor pnp semua arus dihitung
terbalik dan voltase-voltase harus menjadi terbalik, berarti Ves dan Vs6 menjadi negatif atau

Bab IX : Pokok Khusus Mengenai Penguat

. Distorsi pada Penguat Dalam semua perhitungan amplifier untuk hubungan antara arus
kolektor dengan dipakai, yaitu persamaan: A,Is = g7 .A,VB1 (r0.1) Di mana g/merupakan
satu konstanta ya*g dihitung sebagai kemiringan yang terdapat dari grafik fungsi arus
kolektor terhadap voltase basis-emitor dan disebut kemiringan transistor: Perhitungan dalam
(10.1) hanya benar dengan persis kalau perubahan N6 dan L,vs6 sangat kecil. Dalam
persarnaan (10.1) hubungan antara arus kolektor dan voltase basis-emitor dianggap linear.
Sebenarnya hubungan tersebut tidak linear, tetapi terdapat hubungan eksponensial antara dua
besaran tersebut. Besarnya 97 sebenamya bukan merupakan satu konstanta, tetapi besar 97
tergantung dari besar arus kolektor dan ketika arus kolektor berubah sejauh A15.. Jadi jelas
bahwa perubahan arus kolektor menyebabkan kemiringan gl juga akan ikut berubah. Jadi
hubungan antara arus kolektor dan voltase basis-emitor tidak lineaq sehingga bentuk sinyal
masuk yang sebanding dengan voltase basisemitor akan berbeda dengan bentuk sinyal keluar
yang sebanding dengan arus kolektor

Bab X : Dasar Mengenai Penguat Operasional

Penguat Operasional yang Ideal Satu penguat operasional atau operational amplifier dalam
bahasa Inggris, sering disingkat sebagai Op-Ar.rp, biasa dikenal sebagai sebuah IC, di mana
banyak transistor digabungkan dalam satu kristal semikonduktor. Dengan memakai teknologi
IC banyak transistor dan komponen elektronik lain bisa digabungkan menjadi satu komponen
dengan berbagai sambungan dan sifat tertentu yang cukup canggih. Rangkaian Op-Amp
dalam IC modern merupakan pendekatan yang baik untuk sifat Op-Amp ideal. Sifat dari
suatu Op-Amp ideal bisa dijelaskan sbb.: Satu Op-Amp merupakan suatu penguat diferensial
dengan penguatan yang tak berhingga. Satu penguat diferensial adalah suatu penguat yang
mempunyai dua masukan dan voltase pada keluaran tergantung dari perbedaan potensial
antara kedua masukannya. Berarti terdapat persamaan sbb.: Vor*u: (Vnp* r - Vnp* z)'A (ll.])
Di mana A adalah faktor penguatan. Karena penguatan A dari Op-Amp tak berhingga, maka
terdapat persamaan untuk Op-Amp: Vor,pr,: (Vnp* t - Virprt z) '

Bab XI: Penguat Operasional

Penguatan yang Terbatas pada Penguat Membalik Kalau penguatan terbatas, maka voltase
keluaran baru memiliki nilai yang berbeda dari nol ketika terdapat voltase antara kedua
masukan op-Amp. Hal ini berarti dengan voltase v,u, tertentv terdapat voltase selisih v, antaia
kedua masukan op-Amp. Karena adanya voltase selisih z" tersebut prinsip bumi semu tidak
lagi berlaku secara sempurna. Terdapat hubungan antara voltase pada resistor vp; dan vRrt
voltase inplt v;,, voltase selisih z, dan voltase keluararr vo,, sbb.: V^, =V, -Vr; V*, : -Vnf +V,
(12.8)

7
Arus dalam kedua resistor Ri dan Ri tetap sama sehingga perbandingan voltase pada kedua
resistor tersebut dan perbandingan resistivitas tetap sama. Hubungan antara besar voltase
selisih z, dan voltase keluaran vou, sesvai dengan persamaan (12.1)

Bab XII: Transistor Efek Medan

Arti FET (Field Effect Transistor) FET adalah satu komponen semikonduktor di mana fungsi
komponen tidak ditentukan oleh persambungan pn seperti dalam transistor biasa, tetapi satu
saluran dari semikonduktor n saja atau satu saluran dari semikonduktor p saja yang
menentukan sifat komponen. Berarti hanya terdapat satu jenis pembawa muatan mayoritas.
oleh sebab itu FET juga disebut sebagai transistor unipolar. Sifat dari saluran arus tersebut
tidak dikendalikan oleh arus, tetapi oleh satu medan listrik. Karena yang mengendalikan FET
adalah medan listrik dan bukan arus, maka pada sambungan pengendalian (dalam transistor
biasa yang dibentuk oleh basis) tidak ada arus, tetapi hanya dibutuhkan voltase tertentu.
Supaya tidak ada arus yang mengalir pada sambungan pengendali maka sambungan tersebut
harus diisolasi terhadap saluran arus. Terdapat tiga jenis isolasi, yaitu isolasi oleh sambungan
pn yang dibias balik, isolasi oleh isolator (paling sering oksida logam) dan isolasi oleh
sambungan logam - semikonduktor yang dibias balik12. Oleh sebab itu terdapat tiga jenis
FET yang umumnya dipakai, yaitu: JFET, MOSFET, dan MeSFET. Dalam JFET (Junctior
FET) terdapat isolasi oleh sambungan pn (junction) dan dalam MOSFET (Metal-oxitre-
semiconductor FET) terdapat isolasi oleh oksida logam. Sedangkan dalam MeSFET (Metal-
semiconductor FET) terdapat isolasi oleh sambungan semikonduktor logam

Bab XIII : Umpan Balik Negatif

Prinsip Kerja Umpan balik$eedbaclr) berarti sebagian keluaran dari rangkaian dikembalikan
ke dalam masukannya. Berarti satu sinyal campuran, yaitu sinyal masukan asli dari rangkaian
seluruhnya dan bagian yang dikembalikan dari keluaran akan dimasukkan ke dalam masukan
penguat. Yang dikembalikan bisa merupakan arus keluaran atau voltase keluaran dan bisa
dimasukkan ke dalam masukan sebagai arus atau sebagai voltase tertentu. Buku ini hanya
membahas penguat voltase, yaitu voltase keluaran yang dikembalikan pada masukan sebagai
voltase. Prinsip umpan balik ini bisa digambarkan seperti dalam diagram blok dalam gambar
14.1. Masukan Yirpada penguat dikuatkan dengan penguatan sebesar I/e sehingga
mendapatkan keluaran sebesar V*,:I/o.Vio. Keluaran ini melewati satu rangkaian pengembali
yang mana sinyal dikalikan dengan faktor t yang lebih kecil dari satu, yang berarti sinyal
keluaran dikurangi. Hasil v, dari redaman ini sebesar Y, =Y*,.r . Sinyal ini digabungkan
dengan masukan V;n dairangkaian keseluruhan dengan membuat selisih antara vn dan v, agar
menghasilkan masukan I!, sebesar V,o =V,n -Y,yang dimasukkan ke dalam masukan
penguat. Dengan rangkaian melingkar ini terdapat umpan balik negatif, karena besar sinyal
pada input dikurangi oleh umpan balik. Kalau seandainya sinyal pada masukan penguat
bertambah, maka akan ada proses melingkar yang membuat sinyal pada masukan berkurang
kembali. Dalam situasi stabil masukan vi, yang dihasilkan melalui rantai melingkar ini sama
dengan v;o padt awal rangkaian.

8
Bab XVII : Elektronika Digital

Prinsip Dasar Elektronika digital tidak menunjuk pada besar dari voltase atau arus pada suatu
tempat dalam rangkaian, tetapi suatu keadaan yang berkaitan dengan voltase atau arus
tertentu. Hanya terdapat dua keadaan, yaitu keadaan yang diartikan satu dan keadaan yang
diartikan nol. Misalnya voltase "ada" diartikan sebagai 1 dan voltase "tidak ada" diartikan
sebagai 0. Dalam praktek kata "voltase ada" atau "voltase tidak ada" harus dijelaskan lebih
rinci. Misalnya "voltase ada" terdapat kalau voltase pada sambungan tersebut antara 3V dan
5V dan "tidak ada voltase" berarti voltase pada sambungan tersebut lebih kecil dari 0.4V.
Dengan cara ini voltase tidak perlu terlalu tepat, tetapi cukup kalau voltase tersebut memiliki
kira-kira suatu nilai tertentu. Dengan ketentuan ini rangkaianrangkaian digital menjadi
kurang peka terhadap derau atau perubahan voltase supply atau gangguan yang lain. Dengan
mengartikan keadaan pada suatu rangkaian listrik sebagai angka 0 atau angka l, maka suatu
rangkaian listrik digital dapat dianalisis menggunakan bilangan dalam sistem dual. Dengan
aljabar boolean transformasi-transformasi tertentu bisa dilakukan dengan bilangan-bilangan
tersebut. Hal ini yang dilakukan dalam komputer.

18.2. Bilangan dalam Sistem Dual/Biner Dalam sistem desimal yang biasa kita pakai terdapat
sepuluh angka dasar yang berbeda, yaitu angka 0 sampai 9. Angka itu diurutkan dan diartikan
dengan nilai sesuai dengan posisi dalam urutannya. Kalau memakai bilangan dengan
beberapa angka, nilai dari angka masing-masing diartikan sesuai dengan posisinya dalam
urutan angka yang disebut bilangan. Angka yang ditulis sebelah kiri dari koma diartikan
sesuai dengan besar nilai dasar dari angka itu. Angka kedua dari koma diartikan sebagai besar
nilai dasarnya dikalikan dengan 10, angka ketiga dikalikan dengan 100, angka keempat
dikalikan dengan 1000 dst..

9
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Perbandingan Buku


Pada dasarnya kedua buku menjelaskan materi yang sama, namun Tampilan
cover buku pertama Kurang menarik karena terbitan lama. Namun demikian,
materi yang disampaikan pada buku utama lebih lengkap daripada buku
pembanding. Buku kedua juga sedikit memberi contoh soal sehingga
menyulitkan pembaca untuk mengerti.

3.2 KEUNGGULAN DAN KEKURANGAN BUKU


A. Keunggulan Buku Utama
Jika kita lihat dari tampilan luarnya, ukuran, warna dan tebal buku sudah sesuai dan
cukup baik sehingga mudah dibawa kemana-mana tanpa merepotkan pembacanya.
Sedangkan jika kita lihat dari isinya pun buku ini sudah sangat baik, karena dilengkapi
dengan materi-materi beserta contoh soalnya sehingga mempermudah pembaca untuk
melatih pemahamannya. Buku ini juga dilengkapi dengan gambar-gambar pendukung
guna mempermudah pembaca untuk memahami maksud dari isi buku tersebut. Selain
itu, buku ini juga menggunakan bahasa yang sederhana dan sopan dalam
penyampaiannya.
B. Keunggulan Buku Pembanding
Jika kita lihat dari tampilan luarnya, buku ini juga cukup menarik karena ukurannya
yang agak kecil dan mudah dibawa kemana saja. Buku ini juga dilengkapi dengan banyak
contoh soal dan soal latihan beserta kunci jawabannya pada halaman-halaman akhir buku.
Buku ini juga dilengkapi dengan gambar-gambar dan bahasa yang baik guna mempermudah
pemahaman permbaca

C. Kekurangan Buku Utama


Dilihat dari segi isi selain memiliki kelebihan, buku ini juga memiliki kelemahan
seperti selain pada sampulnya, tidak ada warna baik pada tulisan, gambar maupun simbol-
simbol sehingga membuat pembaca lebih cepat bosan dan sulit membayangkan gambar
yang sebenarnya secara lebih detail. Selain itu, pada isi buku terdapat daftar pustaka pada
setiap akhir bab yang terlihat sedikit mengganggu pembaca dan juga membuat pemborosan
halaman buku.

10
BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
Buku ini sangat baik dijadikan sebagai referensi dalam mempelajari Elektronika Dasar,
buku utama memuat materi yang lebih banyak dari kedua buku pembanding walaupun dalam
buku utama tidak membahas seperti yang dibahas pada buku pembanding. Sedangkan buku
pembanding memuat materi yang sedikit namun contoh yang banyak, sehingga pembaca lebih
susah memahami apa yang diajarkan dari buku tersebut.

SARAN
Buku ini sudah baik dijadikan sebagi refensi namun, alangkah lebih baik jika untuk
selanjutnya diterbitkan kembali dalam cover yang lebih baik agar menarik pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA

DASAR ELEKTRONIKA ,Richard Blocher, Dipl. Phys, AN Dl Yogyokort


,2004,Yogyakarta ,Indonesia

Gussow,Milton. 2004. Dasar-Dasar Teknik Listrik . Jakarta : Erlangga

12
Critical Book Report
DASAR ELEKTRONIKA

Dosen Pengampu : Marwan Affandi ST, M.T.

Oleh:
DICKY KURNIAWAN 5181230004

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK

13
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018/2019

14

Anda mungkin juga menyukai