DAFTAR ISI.....................................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................................3
1.2 Tujuan................................................................................................................................................3
1.3 Manfaat..............................................................................................................................................3
BAB IVPENUTUP...........................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................................12
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya ucapkan pada Allah Subhana wa Ta’ala, Tuhan semesta alam,
yang telah memberikan kami nikmat kesehatan dan waktu sehingga saya mampu
menyelesaikan tugas Critical Book Review pada mata kuliah Elektronika Dasar. takklupa,
Kami ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak Marwan Affandi, ST, MT.
selaku dosen pengampu pada mata kuliah Pengukuran listrik dan telah memberi
kontribusi besar kepada saya untuk memahami mata kuliah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Critical Book Review mata kuliah
Dasar Elektronika. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah pada tugas ini. Oleh karena itu kami menerima segala masukan berupa saran
dan kritik yang membangun agar saya dapat menyempurnakan isi makalah ini. Akhir
kata, Kami ucapkan terima kasih.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
Manfaat disusunnya makalah ini ialah :
1. Dapat menambah pengetahuan mahasiswa mengenai ilmu kelistrikan dan menambah
wawasan mengenai ilmu tersebut.
2. Dapat memenuhi tugas CBR..
3
BAB II
ISI BUKU
Buku Utama
3. Penerbit : AN Dl Yogyokorto
Buku Pembanding
4
6.2 Ringkasan Isi Buku
A. Buku Utama
5
Kalau voltase itu konstan dan tidak berubah-ubah, berarti setiap saat memiliki nilai yang sama,
voltase itu disebut voltase DC. DC adalah singkatan dari kata Direct Current (arus tetap) dalam
bahasa Inggris. Arus yang dihasilkan voltase DC pada resistor disebut arus DC, berarti arus
DC adalah arus yang konstan dan tidak berubah dengan waktu. Kalau menggambarkan arus
atau voltase DC dalam grafik voltase/arus terhadap waktu, maka akan didapatkan gambar
seperti dalam gambar 4.1. Voltase yang berubah pada setiap perubahan waktu, menjadi positif
dan kemudian kembali menjadi negatif lagi sehingga terdapat voltase rata-rata nol, disebut
voltase AC (Alternating Current) atau voltase bolak-balik. Kalau voltase ini digambarkan
dalam grafik voltase terhadap waktu, maka terdapat suatu garis yang berosilasi antara atas dan
bawah dari garis nol. Bentuk garis itu (bentuk dari fungsi voltase) bisa bermacam-macam.
Dalam gambar 4.2 diperlihatkan beberapa bentuk voltase/arus AC. Arus AC didefinisikan
sesuai dengan voltase
BAB IV : Teori Rangkaian
5.1. Beberapa Rangkaian Dasar
5.1.1. Rangkaian Seri
5.1.1.1. Arus dan Voltase dalam Rangkaian Seri Kita akan menyelidiki rangkaian seri dengan
dua komponen yang disambung dengan sumber tegangan (berarti dengan sumber tegangan
terdapat tiga komponen dalam rangkaian ini) seperti diperlihatkan dalam gambar 5.1. Karena
ini rangkaian seri, maka hukum Kirchhoff mengenai voltase menyatakan bahwa jumlah voltase
pada semua komponen (termasuk sumber tegangan) nol, atau dengan kata lainjumlah voltase
dari dua komponen yang kita perhatikan sebesar (harga mutlak dari) voltase sumber tegangan:
Vs =V, +V,.
Sinyal dapat berupa fungsi dari satu atau dua atau N variabel bebas. Ucapan adalah sinyal
dengan satu dimensi sebagai fungsi waktu, citra adalah sinyal dengan dua dimensi sebagai
fungsi ruang, sedangkan vidio adalah sinyal tiga dimensi dengan fungsi ruang dan waktu.
BAB V : Kapasitansi dan lnduktansi
Kapasitansi Satu komponen yang sering dipakai dalam elektronika adalah kondensator. Dalam
gambar 6. I beberapa contoh komponen kondensator diperlihatkan. Lambang kondensator
adalah dua garis yang paralel dan tegak lurus dengan sambungan kabel seperti diperlihatkan
dalam gambar 6.2. Lambang ini menunjukkan bahwa kondensator pada dasarnya dibentuk oleh
dua plat logam yang terpisah oleh isolator seperti diperlihatkan dalam gambar 6.3. Ketika
belum ada muatan pada plat logarrl di antara plat logam belum ada medan listrik, maka belum
ada
Gambar 6.1: Beberapa contoh untuk komponen kondensator.
voltase (, =ir-) antara kedua plat logam itu.
Karena belum ada voltase antara kedua plat logarrl maka jelas belum ada voltase antara kedua
kaki sambungannya. Kalau kondensator ini dihubungkan dengan suatu rangkaian, maka akan
ada arus yang mengalir. Tetapi karena di antara plat logam dipasang sebuah isolator, arus tidak
akan dapat lewat di situ, sehingga muatan yang bergerak (arus) hanya bisa bergerak sampai ke
plat logam saja. Di situ muatan berkumpul, berarti pada plat logam akan ada semakin banyak
muatan. Karena ada muatan pada plat logarn, maka timbul medan listrik di antara plat logarn,
sehingga akan ada voltase antara dua plat logam. Karena ada voltase antara dua plat logam,
berarti ada voltase antara kaki sambungan kondensator.
--lF
Gambar 6.22 Lambang kondensator untuk rangkaian elektronik.
BAB VI : Sifat Transistor
8.1.1. Definisi Istilah yang Dipakai Satu transistor adalah satu komponen elektronik yang
memiliki tiga sambungan. Beberapa contoh komponen diperlihatkan dalam gambar 8.1.
Ketiga sambungan tersebut memiliki nama kolektor, basis dan emitor. Supaya selalu jelas
6
arus atau voltase mana yang sedang dibicarakan, beberapa istilah perlu didefinisikan. Untuk
transistor npn dipakai definisi sbb. (lihat juga pada gambar 8.2): . Arus kolektor 16'adalah
arus yang masuk ke dalam kolektor. . Arus basis 13 adalah arus yang masuk ke dalam basis. ,
Arus emitor 16 adalah arus yang keluar dari emitor. . Voltase kolektor atau voltase kolektor-
emitor, Vg6 adalah voltase antara kolektor dan emitor. ' Voltase basis atau voltase basis-
emitor, Vse adalah voltase antara basis dan emitor. Untuk transistor pnp semua arus dihitung
terbalik dan voltase-voltase harus menjadi terbalik, berarti Ves dan Vs6 menjadi negatif atau
. Distorsi pada Penguat Dalam semua perhitungan amplifier untuk hubungan antara arus
kolektor dengan dipakai, yaitu persamaan: A,Is = g7 .A,VB1 (r0.1) Di mana g/merupakan
satu konstanta ya*g dihitung sebagai kemiringan yang terdapat dari grafik fungsi arus
kolektor terhadap voltase basis-emitor dan disebut kemiringan transistor: Perhitungan dalam
(10.1) hanya benar dengan persis kalau perubahan N6 dan L,vs6 sangat kecil. Dalam
persarnaan (10.1) hubungan antara arus kolektor dan voltase basis-emitor dianggap linear.
Sebenarnya hubungan tersebut tidak linear, tetapi terdapat hubungan eksponensial antara dua
besaran tersebut. Besarnya 97 sebenamya bukan merupakan satu konstanta, tetapi besar 97
tergantung dari besar arus kolektor dan ketika arus kolektor berubah sejauh A15.. Jadi jelas
bahwa perubahan arus kolektor menyebabkan kemiringan gl juga akan ikut berubah. Jadi
hubungan antara arus kolektor dan voltase basis-emitor tidak lineaq sehingga bentuk sinyal
masuk yang sebanding dengan voltase basisemitor akan berbeda dengan bentuk sinyal keluar
yang sebanding dengan arus kolektor
Penguat Operasional yang Ideal Satu penguat operasional atau operational amplifier dalam
bahasa Inggris, sering disingkat sebagai Op-Ar.rp, biasa dikenal sebagai sebuah IC, di mana
banyak transistor digabungkan dalam satu kristal semikonduktor. Dengan memakai teknologi
IC banyak transistor dan komponen elektronik lain bisa digabungkan menjadi satu komponen
dengan berbagai sambungan dan sifat tertentu yang cukup canggih. Rangkaian Op-Amp
dalam IC modern merupakan pendekatan yang baik untuk sifat Op-Amp ideal. Sifat dari
suatu Op-Amp ideal bisa dijelaskan sbb.: Satu Op-Amp merupakan suatu penguat diferensial
dengan penguatan yang tak berhingga. Satu penguat diferensial adalah suatu penguat yang
mempunyai dua masukan dan voltase pada keluaran tergantung dari perbedaan potensial
antara kedua masukannya. Berarti terdapat persamaan sbb.: Vor*u: (Vnp* r - Vnp* z)'A (ll.])
Di mana A adalah faktor penguatan. Karena penguatan A dari Op-Amp tak berhingga, maka
terdapat persamaan untuk Op-Amp: Vor,pr,: (Vnp* t - Virprt z) '
Penguatan yang Terbatas pada Penguat Membalik Kalau penguatan terbatas, maka voltase
keluaran baru memiliki nilai yang berbeda dari nol ketika terdapat voltase antara kedua
masukan op-Amp. Hal ini berarti dengan voltase v,u, tertentv terdapat voltase selisih v, antaia
kedua masukan op-Amp. Karena adanya voltase selisih z" tersebut prinsip bumi semu tidak
lagi berlaku secara sempurna. Terdapat hubungan antara voltase pada resistor vp; dan vRrt
voltase inplt v;,, voltase selisih z, dan voltase keluararr vo,, sbb.: V^, =V, -Vr; V*, : -Vnf +V,
(12.8)
7
Arus dalam kedua resistor Ri dan Ri tetap sama sehingga perbandingan voltase pada kedua
resistor tersebut dan perbandingan resistivitas tetap sama. Hubungan antara besar voltase
selisih z, dan voltase keluaran vou, sesvai dengan persamaan (12.1)
Arti FET (Field Effect Transistor) FET adalah satu komponen semikonduktor di mana fungsi
komponen tidak ditentukan oleh persambungan pn seperti dalam transistor biasa, tetapi satu
saluran dari semikonduktor n saja atau satu saluran dari semikonduktor p saja yang
menentukan sifat komponen. Berarti hanya terdapat satu jenis pembawa muatan mayoritas.
oleh sebab itu FET juga disebut sebagai transistor unipolar. Sifat dari saluran arus tersebut
tidak dikendalikan oleh arus, tetapi oleh satu medan listrik. Karena yang mengendalikan FET
adalah medan listrik dan bukan arus, maka pada sambungan pengendalian (dalam transistor
biasa yang dibentuk oleh basis) tidak ada arus, tetapi hanya dibutuhkan voltase tertentu.
Supaya tidak ada arus yang mengalir pada sambungan pengendali maka sambungan tersebut
harus diisolasi terhadap saluran arus. Terdapat tiga jenis isolasi, yaitu isolasi oleh sambungan
pn yang dibias balik, isolasi oleh isolator (paling sering oksida logam) dan isolasi oleh
sambungan logam - semikonduktor yang dibias balik12. Oleh sebab itu terdapat tiga jenis
FET yang umumnya dipakai, yaitu: JFET, MOSFET, dan MeSFET. Dalam JFET (Junctior
FET) terdapat isolasi oleh sambungan pn (junction) dan dalam MOSFET (Metal-oxitre-
semiconductor FET) terdapat isolasi oleh oksida logam. Sedangkan dalam MeSFET (Metal-
semiconductor FET) terdapat isolasi oleh sambungan semikonduktor logam
Prinsip Kerja Umpan balik$eedbaclr) berarti sebagian keluaran dari rangkaian dikembalikan
ke dalam masukannya. Berarti satu sinyal campuran, yaitu sinyal masukan asli dari rangkaian
seluruhnya dan bagian yang dikembalikan dari keluaran akan dimasukkan ke dalam masukan
penguat. Yang dikembalikan bisa merupakan arus keluaran atau voltase keluaran dan bisa
dimasukkan ke dalam masukan sebagai arus atau sebagai voltase tertentu. Buku ini hanya
membahas penguat voltase, yaitu voltase keluaran yang dikembalikan pada masukan sebagai
voltase. Prinsip umpan balik ini bisa digambarkan seperti dalam diagram blok dalam gambar
14.1. Masukan Yirpada penguat dikuatkan dengan penguatan sebesar I/e sehingga
mendapatkan keluaran sebesar V*,:I/o.Vio. Keluaran ini melewati satu rangkaian pengembali
yang mana sinyal dikalikan dengan faktor t yang lebih kecil dari satu, yang berarti sinyal
keluaran dikurangi. Hasil v, dari redaman ini sebesar Y, =Y*,.r . Sinyal ini digabungkan
dengan masukan V;n dairangkaian keseluruhan dengan membuat selisih antara vn dan v, agar
menghasilkan masukan I!, sebesar V,o =V,n -Y,yang dimasukkan ke dalam masukan
penguat. Dengan rangkaian melingkar ini terdapat umpan balik negatif, karena besar sinyal
pada input dikurangi oleh umpan balik. Kalau seandainya sinyal pada masukan penguat
bertambah, maka akan ada proses melingkar yang membuat sinyal pada masukan berkurang
kembali. Dalam situasi stabil masukan vi, yang dihasilkan melalui rantai melingkar ini sama
dengan v;o padt awal rangkaian.
8
Bab XVII : Elektronika Digital
Prinsip Dasar Elektronika digital tidak menunjuk pada besar dari voltase atau arus pada suatu
tempat dalam rangkaian, tetapi suatu keadaan yang berkaitan dengan voltase atau arus
tertentu. Hanya terdapat dua keadaan, yaitu keadaan yang diartikan satu dan keadaan yang
diartikan nol. Misalnya voltase "ada" diartikan sebagai 1 dan voltase "tidak ada" diartikan
sebagai 0. Dalam praktek kata "voltase ada" atau "voltase tidak ada" harus dijelaskan lebih
rinci. Misalnya "voltase ada" terdapat kalau voltase pada sambungan tersebut antara 3V dan
5V dan "tidak ada voltase" berarti voltase pada sambungan tersebut lebih kecil dari 0.4V.
Dengan cara ini voltase tidak perlu terlalu tepat, tetapi cukup kalau voltase tersebut memiliki
kira-kira suatu nilai tertentu. Dengan ketentuan ini rangkaianrangkaian digital menjadi
kurang peka terhadap derau atau perubahan voltase supply atau gangguan yang lain. Dengan
mengartikan keadaan pada suatu rangkaian listrik sebagai angka 0 atau angka l, maka suatu
rangkaian listrik digital dapat dianalisis menggunakan bilangan dalam sistem dual. Dengan
aljabar boolean transformasi-transformasi tertentu bisa dilakukan dengan bilangan-bilangan
tersebut. Hal ini yang dilakukan dalam komputer.
18.2. Bilangan dalam Sistem Dual/Biner Dalam sistem desimal yang biasa kita pakai terdapat
sepuluh angka dasar yang berbeda, yaitu angka 0 sampai 9. Angka itu diurutkan dan diartikan
dengan nilai sesuai dengan posisi dalam urutannya. Kalau memakai bilangan dengan
beberapa angka, nilai dari angka masing-masing diartikan sesuai dengan posisinya dalam
urutan angka yang disebut bilangan. Angka yang ditulis sebelah kiri dari koma diartikan
sesuai dengan besar nilai dasar dari angka itu. Angka kedua dari koma diartikan sebagai besar
nilai dasarnya dikalikan dengan 10, angka ketiga dikalikan dengan 100, angka keempat
dikalikan dengan 1000 dst..
9
BAB III
PEMBAHASAN
10
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Buku ini sangat baik dijadikan sebagai referensi dalam mempelajari Elektronika Dasar,
buku utama memuat materi yang lebih banyak dari kedua buku pembanding walaupun dalam
buku utama tidak membahas seperti yang dibahas pada buku pembanding. Sedangkan buku
pembanding memuat materi yang sedikit namun contoh yang banyak, sehingga pembaca lebih
susah memahami apa yang diajarkan dari buku tersebut.
SARAN
Buku ini sudah baik dijadikan sebagi refensi namun, alangkah lebih baik jika untuk
selanjutnya diterbitkan kembali dalam cover yang lebih baik agar menarik pembaca.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
Critical Book Report
DASAR ELEKTRONIKA
Oleh:
DICKY KURNIAWAN 5181230004
13
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018/2019
14