Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH FISIKA DASAR

MEKANIKA (KONVERSI SATUAN, ALAT UKUR, KALIBRASI,


SPIDOMETER & VELOCIMETER)

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2


1.Merry E. Lumban tobing
2. Miftahul Jannah
3. Pio situmorang
4. Saidatul Hanna Rambe
5.Septya Yulandari
Dosen Pengampu: Dr.Eng. Jubaidah,M.Si

PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TA.2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT. Berkat limpahan karunianya, pe
nulis dapat menyelsaikan sebuah makalah yang berjudul “Mekanika (Konversi Satuan,Alat U
kur,Kalibrasi,Spidometer,Velocimeter)”. makalah ini disusun dengan tujuan agar dapat digun
akan sebagai penunjang bagi para pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan trimakasih kepada Ibu Dr.Eng. Jubaidah,
M.Si sebagai dosen pengampu mata kuliah Fisika dasar. Yang terpenting disini bahwasannya
makalah ini tidak dapat terselsaikan tanpa dorongan, bantuan, dan doa dari berbagai pihak ya
ng senantiasa setia mendampingi penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kami
berharap makalah ini dapat menjadi referensi bagi pihak yang tertarik pada Fisika dasar. Selai
n itu, kami juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca m
akalah yang telah kami sajikan ini.
Kami juga sangat menyadari, makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, teruta
ma pada bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempur
naan makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf. D
emikian yang dapat kami sampaikan semoga makalah ini dapat bermanfaat. Akhir kata kami
ucapkan terimakasih.

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................................................3
2.1 KONVERSI SATUAN.....................................................................................................3
2.2 ALAT UKUR.................................................................................................................10
2.3 KALIBRASI...................................................................................................................16
2.4 SPIDOMETER...............................................................................................................20
2.5 VELOCIMETER............................................................................................................21
BAB 3 PENUTUP....................................................................................................................23
3.1 KESIMPULAN..............................................................................................................23
3.2 SARAN...........................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................24

2
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Mekanika adalah salah satu cabang utama dalam ilmu fisika yang mempelajari pergerak
an benda dan gaya yang memengaruhinya. Sejak awal perkembangan ilmu pengetahuan, mek
anika telah memainkan peran penting dalam memahami fenomena alam, dari gerakan planet
hingga perilaku partikel subatom. Kehadirannya dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari
membuat mekanika menjadi salah satu bidang ilmu yang paling relevan dan signifikan dalam
sains.
Penelitian dalam mekanika terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi
dan penemuan baru. Dalam makalah ini, kami akan membahas beberapa aspek kunci dalam
mekanika yang memiliki implikasi penting dalam berbagai bidang, seperti teknik, industri, da
n astronomi. Kami akan menjelajahi konsep dasar seperti hukum Newton, kinematika, dan di
namika, serta menerapkan prinsip-prinsip ini dalam konteks masalah dunia nyata.
Selain itu, kami juga akan membahas perkembangan terbaru dalam mekanika kuantu
m, yang mengubah cara kita memahami dunia di tingkat partikel subatom. Penelitian ini tidak
hanya penting dalam konteks ilmu pengetahuan fundamental, tetapi juga memiliki aplikasi pr
aktis yang signifikan dalam teknologi modern, seperti komputasi kuantum dan pemodelan mo
lekuler.
Dengan demikian, makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih b
aik tentang prinsip-prinsip dasar mekanika, serta merinci bagaimana penelitian terbaru telah
mengubah cara kita memahami dunia fisik di sekitar kita. Melalui pemahaman yang lebih me
ndalam tentang mekanika, kita dapat mengembangkan aplikasi teknologi yang lebih maju, me
mecahkan masalah kompleks dalam ilmu pengetahuan, dan memberikan kontribusi yang berh
arga dalam kemajuan masyarakat kita.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konversi satuan memengaruhi pengukuran dalam mekanika, dan apa impli
kasinya dalam penggunaan alat ukur?
2. Apa saja alat ukur yang paling umum digunakan dalam mekanika, dan bagaimana car
a mereka beroperasi?
3. Mengapa kalibrasi penting dalam alat ukur mekanika, dan bagaimana cara melakukan
kalibrasi yang efektif?
4. Bagaimana prinsip kerja spidometer dalam kendaraan bermotor, dan bagaimana peru
bahan kondisi jalan memengaruhi pengukuran kecepatan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana konversi satuan memengaruhi pengukuran dalam meka
nika, dan apa implikasinya dalam penggunaan alat ukur.
2. Untuk memahami apa saja alat ukur yang paling umum digunakan dalam mekanika, d
an bagaimana cara mereka beroperasi.

3
3. Untuk mengetahui pentingnya kalibrasi dalam alat ukur mekanika, dan memahami ba
gaimana cara melakukan kalibrasi yang efektif.
4. Untuk memahami prinsip kerja dari spidometer dalam kendaraan bermotor, dan meng
etahui bagaimana perubahan kondisi jalan memengaruhi pengukuran kecepatan.

4
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 KONVERSI SATUAN
A. Konversi Satuan
Satuan adalah pembanding atau pembeda dalam proses pengukuran. Satuan adalah acuan yan
g dipakai untuk menyatakan ukuran suatu besaran. Satuan juga bisa diartikan sebagai sebuah
acuan yang biasanya digunakan dalam pengukuran dan juga sebagai pembanding pengukuran
besaran.
Contoh : satuan besaran untuk mengukur panjang sebuah benda telah disepakati menggunaka
n satuan meter (m).
Sedangkan, konversi satuan yaitu mengubah nilai suatu satuan ke nilai satuan lain dengan be
saran yang sama. Konversi Satuan Secara bahasa kita tahu bahwa konversi memiliki arti
perubahan. Berarti kita bisa mengartikan bahwa konversi satuan adalah perubahan nilai suatu
sistem satuan ke nilai satuan lainnya. Pada umumnya konversi satuan tidak mengubah nilai d
ari suatu besaran.
Contoh : mengubah satuan besaran berat dari satuan gram ke kilogram.
Konversi satuan atau mengubah satuan A ke B dapat dilakukan hanya jika sebuah benda mem
iliki besaran yang sama.
Misalnya saja satuan yang digunakan untuk mengukur panjang adalah cm, mm, dan
sebagainya. `
B . Faktor Konversi
Faktor konversi adalah sesuatu yang menyatakan bahwa nilai suatu besaran pada dua satuan y
ang berbeda memiliki kesetaraan.
Biasanya faktor konversi digunakan jika penyebut dan pembilangnya sama, karena tentu hasil
pecahannya akan tetap sama.

Hasil Faktor
Jumlah Satuan
Konversi

1 km 1000 m dan 1 m = (1/1000) km

1 inch 2,54 cm dan 1 cm = 1/2,54 inch

1 kg 1000 g dan 1 g = (1/1000) kg

1 liter 1000 ml dan 1 ml = (1/1000) liter

1 jam 60 menit dan 1 menit = (1/60) jam

5
Contoh Faktor Konversi:

C. Cara menghitung Konversi Satuan


Dalam menghitung konversi satuan, terlebih dahulu kita ahrus mengetahui tangga konversi.
Apakah naik atau turun.
Misal:
Kita ingin mengkonversikan 20 mg ke dalam gram. Lihat tangga konversi satuan berat!

Dalam gambar tertera bahwa dari mg ke gram adalah naik, jika naik maka di bagi 10 per tang
ga. 10 x 3 tangga= 1000.
jadi, 20 : 1000 = 0,02 gram.
D. Macam-macam Konversi Satuan
Berikut macam-macam konversi satuan:
1. Konversi Satuan Berat

Satuan ini digunakan untuk menyatakan berat suatu benda. Satuan yang satu dengan yang lai
n memiliki kesetaraan nilai.
Satuan berat menggunakan satuan kilogram (kg), hektogram (hg), dekagram (dag), gram (gr),
centigram (cg) dan milligram (mg).
Hubungan satuan berat mudah dipahami melalui tangga konversi satuan berat.
Cara mudah menghitungnya yaitu:
Tiap turun satu anak tangga nilainya dikalikan 10, sebaliknya tiap naik satu anak tangga nilai
nya dibagi 10.

6
Ada juga satuan berat yang juga umum digunakan untuk menyatakan satuan berat antara lain:
Ton, kwintal, ons dan pon.
Contoh konversi satuan berat:
 10 kilogram (kg) gula pasir dikonversikan menjadi satuan gram (g). Dari kilogram (k
g) menuju gram (g) menuruni tiga anak tangga, maka 10 kg x 1000 = 10.000 g.
2. Konversi Satuan Panjang

Satuan panjang adalah macam konversi satuan yang dapat juga dapat dipakai untuk menyatak
an satuan tinggi.
Satuan panjang dinyatakan dengan satuan berikut :
Kilometer (km), Hektometer (hm), Dekameter (dam), Meter (m), Desimeter (dm), Centimeter
(cm), dan Millimeter (mm).
Satuan panjang memiliki kesetaraan nilai yang dapat dipahami melalui tangga konversi satua
n panjang atau Kalkulator Konversi Satuan Panjang dari haloedukasi.
Cara mudah menghitungnya yaitu:
Anak tangga satu dengan yang lain memiliki nilai 10, turun satu anak tangga dikalikan 10 dan
sebaliknya naik satu anak tangga dibagi 10.
Contoh konversi satuan panjang:
 Seorang penjahit mengukur panjang kain 1,5 m. anak penjahit membantu mengukur
menggunakan penggaris yang memiliki satuan centimeter (cm).
 Satuan meter ke centimeter menuruni 2 anak tangga maka : 1,5m X 100= 150 cm. Ma
ka 1,5m = 150cm
 Tinggi kardus kue 30 cm, jika diukur memakai penggaris millimeter maka menjadi 30
0 mm.
 Centimeter menuju millimeter menuruni satu anak tangga maka 30cm x 10= 300mm.
3. Konversi Satuan Luas
Satuan Luas Meter

7
Satuan luas dipakai untuk mengukur luas sebuah bidang datar.
Satuan luas antara lain :
Kilometer persegi (km²), Hectometer persegi (hm²), Dekameter persegi (dam²), Meter persegi
(m²), Desimeter persegi (dm²), Centimeter persegi (cm²), Millimeter persegi (mm²).
Karena menggunakan pangkat dua, maka pada tangga konversi tiap satu anak tangga memilik
i nilai 100.
Cara mudah menghitungnya yaitu:
Turun satu anak tangga dikalikan 100 dan sebaliknya naik satu anak tangga dibagi 100.
Satuan Luas berbasis Are

Satuan luas juga dinyatakan dengan satuan:


Kilo are (ka), Hektoare (ha), Dekaare (daa), Are (a), Deciare (da), Centiare (ca) dan Miliare
(ma).
Hubungan satuan luas mudah dipahami menggunakan tangga konversi satuan luas.
Kedua tangga konversi satuan luas tersebut memilki hubungan melalui persamaan berikut:
 1 hm² = 1 ha
 1 dam² = 1 a
 1 m² = ca
Cara mudah menghitungnya yaitu:

8
Di tiap anak tangga memiliki nilai 10. Jika turun satu makan dikalikan 10 dan jika naik satu d
ibagi 10.
Contoh konversi satuan luas :
1. Seorang tuan tanah menjual tanahnya seluas 300 m², namun pembeli lebih senang menyeb
ut luas tanah dengan satuan are.
1 are = 100 m² maka tuan tanah akhirnya menyebutkan luas tanahnya sebesar 3 are.
2. Seorang bapak sedang menghitung luas lantai yang akan dipasang keramik. Luas lantai yan
g akan dikeramik 12 m², akan tetapi penjual keramik menggunakan satuan cm². Bapak itu ke
mudian mengkonversi 12 m² menjadi 120.000 cm².
4. Konversi Satuan Volume
Satuan Volume Meter

Konversi satuan volume adalah satuan yang digunakan untuk mengukur atau menyatakan uku
ran isi.
Sering kita jumpai di kehidupan sehari-hari. Misalnya, berapa volume minyak dalam botol, v
olume benda ruang, menghitung kapasitas tendon air.
Satuan volume dinyatakan dalam kubik atau pangkat 3. Satuan volume antara lain:
Kilometer kubik (km³), Hektometer kubik(hm³), Dekameter kubik (dam³), Meter kubik (m³),
Desimeter kubik (dm³), Centimeter kubik (cm³) dan Millimeter kubik (mm³).
Pada konversi anak tangga untuk satuan volume, karena dinyatakan dengan pangkat 3 atau ku
bik.
Cara mudah menghitungnya yaitu:
Nilai untuk satu anak tangga adalah 1.000. Turun 1 anak tangga dikalikan 1000 dan jika naik
satu anak tangga maka dibagi 1.000.
Satuan Volume Liter

9
Satuan volume juga memiliki satuan lain, selain yang telah disebutkan di atas. Antara lain:
Kiloliter (kl), Hectoliter (hl), Dekaliter (dal), Liter (l), Desiliter (dl), Centiliter (cl), Milliliter
(ml).
Satuan-satuan ini biasanya dipakai untuk mengukur dan menyatakan jumlah benda cair yang t
erdapat dalam sebuah benda.
Satuan volume ini juga mudah dipahami dengan tangga konversi satuan volume.
Persamaan yang menghubungkan ke dua tangga konversi di atas antara lain :
 1 dm³ = 1 liter
 1 m³ = 1 kiloliter
 1 cm³ = 1cc = 1 mililiter
Cara mudah menghitungnya yaitu:
Satu anak tangga memiliki nilai 10, turun satu anak tangga berarti dikalikan 10 dan jika naik
satu anak tangga dibagi 10.
Contoh Konversi Satuan Volume:
1. Seorang remaja menemani ayahnya membeli tandon air, ayahnya mengatakan kepada penj
ual yang ia butuhkan tendon dengan kapasitas 2 m³ (dua meter kubik). Penjual kebingungan k
arena tulisan yang tertera di tandon menggunakan satuan liter. Remaja ini lalu mengkonversi
kan demikian untuk membantu ayahnya dan penjual, 2 m³ = 2.000 dm³ = 2.000 liter.
2. Seorang ibu membaca petunjuk penggunaan obat panas untuk bayinya, tertulis 5 cc untuk s
ekali minum. Akan tetapi ibu tersebut memiliki sendok takar dengan satuan milliliter. Karena
memahami persamaan konversi satuan volume maka ibu itu mengerti jika 5cc = 5 mililiter.
5. Konversi Satuan Waktu

10
Satuan waktu adalah satuan yang paling dekat dengan kehidupan manusia setiap hari. Tentu k
ita sangat mengenal satuan jam, menit dan detik.
Contoh Konversi Satuan Waktu:
 Seorang siswa sekolah dasar iseng-iseng menghitung berapa lama sepeda motor ayahn
ya berhenti di lampu merah. Ternyata 90 detik lampu merah menyala, ayahnya bertan
ya 90 detik berarti berapa menit?Siswa itu menjawab 1,5 menit. Karena 1 menit = 60
detik maka 90 detik dibagi 60 detik sama dengan 1,5 menit.
Contoh Soal Konversi Satuan
1. Berapakah nilai konversi 20 mm jika diubah menjadi satuan meter (m)?
Penyelesaian:
Mm ke m menaiki tiga anak tangga maka dibagi 1.000
20 mm= 20 : 1.000 = 0,02 m
Maka hasil konversinya adalah 0,02 m.
2. Berapakah nilai konversi 20 mg dalam satuan gram?
Penyelesaian:
Gram ke mg menaiki tiga anak tangga maka dibagi 1.000
20 mg = 20 : 1.000 = 0,02 g
Jadi, konversi dari 20 mg ke gram adalah 0,02 g.
3. Berapakah nilai konversi 70 dm³ jika diubah menjadi satuan millimeter (ml)?
Penyelesaian:
70 dm³ = 70 liter. Ke milliliter naik tiga tangga artinya dikalikan 1.000
70 l = 70 x 1.000 = 70.000 ml
Maka, hasilnya adalah 70.000 ml.

11
2.2 ALAT UKUR
A.Pengertian alat alat ukur
Amik Rusdianto dkk, dalam tulisannya mengenai Instrumentasi dan Alat Ukur mengatak
an bahwa alat ukur merupakan suatu alat yang digunakan untuk melakukan proses inspeksi te
rhadap suatu benda. Juga mengatakan bahwa alat ukur adalah perangkat yang dapat digunaka
n untuk mengukur dimensi atau sudut. Alat ukur (measuring tool) adalah sebuah alat yang tuj
uan penggunaanya untuk membantu dalam mengetahui nilai suatu besaran. Baik itu besaran n
ilai maupun kondisi dari sebuah komponen yang diukur. Alat alat ukur Panjang yang bisa dig
unakan untuk mengukur suatu benda yaitu mistar , jangka sorong (vernier caliper) , mikrom
eter sekrup dan roll meter ( meteran )
(Nurlina dan Riska, 2019).
1. Mistar
Menurut aryanto, 2009, fisika umum pengenalan mistar
.
A. Pengertian Mistar

Mistar atau penggaris adalah alat ukur panjang yang sering digunakan. Alat ukur ini
memiliki skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm. Mistar memiliki ketelitian pengukuran setengah da
ri skala terkecilnya yaitu 0,5 mm.

Pembacaan skala pada mistar dilakukan dengan kedudukan mata pengamat tegak luru
s dengan skala mistar yang dibaca. Jika kedudukan mata pengamat tidak tegak lurus dengan s
kala mistar yang dibaca bisa menyebabkan terjadinya kesalahan paralaks.

B. Spesfikasi

Mistar memiliki bentuk persegi panjang. Panjang mistar sangat beragam namun pada
umumnya berkisar antara 30-50 cm tergantung kebutuhan. Mistar biasanya menggunakan ska
la sentimeter dan inci pada kedua sisinya. Mistar biasanya terbuat dari bahan plasti atau besi a
lumunium.

C.bagian bagian alat

1. Skala, biasanya terdapat 2 skala dalam mistar, satu dalam em dan yang lainnya dalam inci

2. Angka, yang berfungsi untuk menunjukkan hasil pengukuran 3. Satuan, untuk mengingatk
an tentang satuan dari mistar.

D. Kegunaan, Fungsi, dan Manfaat

1. Sebagai alat ukur panjang


2. Sebagai alat bantu menggaris
3. Menbatasi sesuatu

12
E. Prinsip Kerja Alat

Mistar mengukur sesuatu dengan menepelya mistar pada permukaan ukur. Keakuratan pengg
unaan fisika sangat bergantung pada penempatan dan pengelihatan pengukur.

2. Jangka Sorong

A. Sejarah dan Pengertian Jangka Sorong

Jangka sorong pertama kali ditemukan pada tahun 1631 oleh seorang berkebangsaan prancis
bernama Pierre Vernier. (Physic Level 1 Laboratory, 2). Jangka sorong merupakan alat ukur
panjang yang mempunyai batas ukur sampai 10 cm dengan ketelitiannya 0.1 mm atau 0.01 c
m. (Agustiana dan Tika, 2013) Jangka sorong memiliki berbagai ukuran dengan rentang peng
ukuran dari 100 mm hingga 3000 mm (4 inci sampai 120 inci) (Flack, 2014:6)

Jangka sorong tidak hanya digunakan untuk mengukur panjang tetapi jangka sorong juga dap
at digunakan untuk mengukur diameter sebuah cincin, diameter bagian dalam pipa dan juga d
apat digunakan untuk mengukur kedalam sebuah benda serta dapat digunakan untuk menguk
ur luas benda.

Jangka sorong yang dapat digunakan untuk mengukur bagian dalam dan luas suatu benda terd
iri dari bilah utama atau bilah yang dibagi dalam mm dan suatu bilah pembantu yang dibagi 1
00. Seratus garis pada bilah pembantu sama dengan 49 milimeter 100 pada bilah utama sehin
gga setiap garis-mm. Bila suatu garis bilah pembantu berimpit dengan suatu tanda pada skala
utama, maka harga ukurnya adalah jumlah skala dihitung dari angka 0x0.02 mm. (Poerwanto
dkk, 2012:79)

B. Bagian-bagian Jangka Sorong

Bagian-bagian dari jangka sorong adalah sebagai berikut:

1. Skala utama

Skala utama merupakan pembagian vernier untuk memperoleh pengukuran yang baik.
2. Skala vernier (nonius)
Skala vernier (nonius) merupakan pembagian sama panjang pada jangka sorong yang
ditandai dengan satuan pengukuran
3. Rahang tetap
Rahang tetap merupakan bagian runcing di ujung penggaris yang menyokong benda yang
diukur, benda diletakkan diantara dua rahang yang dirapatkan. Terdapat dua rahang tetap.
yakni rahang tetap atas dan rahang tetap bawah

13
4. Rahang gerak
Rahang gerak merupakan bagian runcing yang dipasang di ujung vernier yang dapat bergeser
sepanjang penggaris ke objek yang diukur. Terdapat dua rahang gerak, yakni rahang gerak at
as dan rahang gerak bawah
5. Kunci peluncur
Kunci peluncur berfungsi untuk menjaga pengukuran yang diperoleh
6. Kunci penggerak halud
Kunci penggerak halus berfungsi untuk mengatur posisi rahang secara halus
7. Ruler (ekor)
Peralatan berskala di ujung rahang untuk mengukur ketebalan atau kedalam sebuah benda. (C
orbell dan Archambault, 2011:700)

C. Jenis-jenis Jangka Sorong

1. Jangka Sorong manual


Jangka sorong manual adalah alat ukur yang menggabungkan skala utama, skala vernier, raha
ng tetap dan rahang gerak. (Flack, 2014:6)
2. Jangka sorong arlojiJangka sorong arloji/jam merupakan jangka sorong yang pembacaanny
a menggunakan jarum ukuran analog yang ditempelkan pada bagian muka (dengan stopper )
3 Jangka sorong digital
Jangka sorong digital (Digital Caliper) merupakan alat ukur dari jenis jangka sorong yang dil
engkapi dengan LCD. Dengan adanya LCD ini, proses pengukuran menjadi semakin mudah d
an cepat dibandingkan jangka sorong konvensional.

Kegunaan atau Manfaat Jangka Sorong


Ada tiga kegunaan atau manfaat dari jangka sorong yaitu:
1. Untuk mengukur dimensi luar sebuah benda.
2. Untuk mengukur dimensi dalam sebuah benda.
3. Untuk mengukur kedalaman sebuah benda.

Menurut SOEYONO ,2015

14
3. Mikrometer Sekrup

A. Pengertian
Mikrometer Sekrup atau dalam bahasa asing disebut micrometer screw gauge adalah al
at yang digunakan untuk mengukur besaran panjang yang terdiri atas poros tetap yang berper
an sebagai skala utama dan poros putar yang berperan sebagai skala nonius. Tingkat ketelitia
n mikrometer sekrup ini mencapi 0,01 min dan mampu mengukur ketebalan atau diameter be
nda yang sangat kecil dengan presisi dengan batas maksimal panjang benda 25 mm.

Untuk mengukur panjang benda sampai ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm digunakan
mikrometer sekrup. Mikrometer sekrup memiliki dua macam skala, yaitu skala utama dan ska
la melingkar. Bagian utama mikrometer sekrup adalah sebuah poros beralir yang dipasang pa
da silinder pemutar atau biasa disebut bidal. Pada ujung silinder pemutar ini terdapat garis-ga
ris skala yang membagi 50 bagian yang sama. Jika silinder pemutar diputar satu putaran penu
h, maka poros akan bergerak. sejauh 0,5 mm. Mengingat silinder pemutar memiliki 50 skala,
maka kalau silinder pemutar bergerak satu skala, poros akan bergeser 0,5 mm/50=0,01 mm =
0,001 cm

Mikrometer sekrup mulai ditemukan secara konkret pada tahun 1868 oleh Brown Sha
rpe yang ia sebut mikrometer saku (kecil) untuk mengukur ketebalan piring. Pada tahun 192
0-1935 barulah diprouksi mikrometer sekrup dalam industri.

B. Spesifikasi

Mikrometer sekrup mempunyai dua macam yaitu


1.skala skala tetap dan skala putar (Nonius) Skala tetap (skala utama)
Skala tetap terbagi dalam satuan millimeter (mm). skala ini terdapat pada laras dan terbagi m
enjadi dua skala yaitu skala atas dan skala bawah.
2 . Skala putar
Skala putar terdapat pada besi penutup laras yang dapat digeser kedepan atau kebelakang.

B. Bagian-bagian Alat

1. Frame (bingkai)

15
Frame ini menyerupai bentuk huruf C atau U. frame ini terbuat dari bahan logam tahan panas
dengan desain yang cukup tebal dan kuat bertujuan untuk meminimalisir terjadinya pemuaian
panjang yang bisa mengganggu proses pengukuran. Selain itu, frame ini juga dilapisi dengan
lapisan plastik guna menghindari terjadinya
transfer panas dari tangan pengukur terhadap logam saat pengukuran
2. Anvil (poros tetap)
Poros tetap berfungsi sebagai penahan saat sebuah benda akan diukur
3. Spindle (poros gerak) Poros gerak merupakan sebuah silinder logam yang dapat digerakka
n maju-mundur.
menjau atau mendekati poros tetap.
4. Lock Nut (pengunci)
Pengunci berfungsi untuk menahan poros gerak agar tidak bergerak saat proses
pengukuran suatu benda.
5. Sleeve
Merupakan batang logam yang dapat diputar, berukuran lebih besar dari sleevedan merupaka
n tempat terletaknya skala nonius atau skala putar (dalam satuan mm). 7. Ratchet

Berfungsi untuk mengencangkan poros gerak jika sudah menyentuh benda dengan cara diput
ar searah jarum jam sampai terdengar suatu bunyi ketukan logam (tik). Untuk memastika uju
ng poros gerak telah menempel sempurna dengan benda maka ratchet dapat diputar sebanyak
2-3 putaran

D. Kegunaan, Fungsi, dan Manfaat

1. Untuk mengukur ketebalan suatu benda yang sangat tipis seperti lempeng baja,aluminium
bahkan kertas
2. Untuk mengukur diameter luar suatu benda yang sangat kecil seperti diameter bantalan pel
uru, kabel, kawat dan sebagainya.
3. Untuk mengukur garis tengah lubang pada suatu benda yang cukup kecil.
4. Untuk mengukur kedalaman suatu lubang yang cukup kecil seperti lubang pada pipa dan se
bagainya.

16
Jenis-jenis mikrometer sekrup berdasarkan jenis skalanya.

A. Mikrometer Sekrup Manual


Mikrometer jenis ini, skalanya terdiri atas skala utama dan skala nonius. Sesuai namanya pem
bacaan hasil pengukuran masih manual melalui serangkaian perhitungan dari hasil skala utam
a dan nonius.
B. Mikrometer Sekrup Digital
Skala mikrometer digital berbentuk layar digital dimana hasil pengukuran dengan mikrometer
ini langsung terbaca oleh layar tanpa harus melalui proses perhitungan.

2. Jenis-jenis mikrometer sekrup berdasarkan fungsinya

A. Mikrometer Luar
Mikrometer luar adalah jenis mikrometer yang digunakan untuk mengukur
diameter luar suatu benda.
B. Mikrometer Dalam
Mikrometer dalam adalah jenis mikrometer yang digunakan untuk mengukur diameter suatu l
ubang
C. Mikrometer Kedalaman
Mikrometer dalam adalah jenis mikrometer yang digunakan untuk mengukur kedalaman suat
u lubang.

4. Roll Meter / Meteran

Pengertian Rol Meter


Adalah alat ukur panjang yang bisa digulung, dengan panjang mulai 5 – 50 meter. Rol
l Meter lebih dengan dengan sebutan Meteran atau dikenal dengan pita ukur.Roll Meter ini pa
da umumnya dibuat dari bahan plastik atau plat besi tipis. Satuan yang dipakai dalam Roll M
eter yaitu mm atau cm, feet tau inch.
Pita ukur atau Roll Meter tersedia dalam ukuran panjang 5 meter, 10 meter, 30 meter sampai
50 meter.
Meteran berfungsi untuk mengukur jarak atau panjang. Meteran juga berguna untuk m
engukur sudut, membuat sudut siku-siku, dan juga dapat dipakai untuk membuat lingkaran. P
ada ujung pita dilengkapi dengan pengait dan diberi magnet agar lebih mudah ketika sedang
melakukan pengukuran, dan pita tidak lepas ketika mengukur.

17
Suatu meteran gulung biasanya disusun oleh bagian-bagian yang meliputi :
Kotak meteran
Pita meteran
Plat ujung meteran
Gantungan kotak meteran.

2.3 KALIBRASI

Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan ran
cangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung
dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.
Dan didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kalibrasi diartikan sebagai tanda-tanda
yang menyatakan pembagian skala. Hal ini selaras dalam penjelasan modul Balai Kalibrasi D
irektorat Standardisasi dan Pengendalian Mutu Kementerian Perdagangan.Modul tersebut me
njelaskan kalibrasi adalah kegiatan menetapkan hubungan antara nilai besaran beserta ketidak
pastian pengukuran yang diberikan oleh standar pengukuran.
Kemudian menggunakan informasi tersebut untuk menentukan hubungan dari hasil pengukur
an.Singkatnya, kalibrasi adalah proses yang bertujuan untuk menentukan nilai yang terkait de
ngan suatu peralatan atau sistem.Caranya dengan membandingkan pada standar yang diketah
ui keakuratan dan keandalannya.

Proses ini dilakukan untuk memastikan bahwa peralatan atau sistem dapat memberikan hasil
yang akurat dan dapat diandalkan dalam pengukuran atau pengolahan data.

Kalibrasi juga dapat digunakan untuk menentukan bagaimana suatu peralatan atau sistem aka
n bereaksi terhadap beban yang diberikan. Kalibrasi dapat mengukur tingkat keandalan suatu
peralatan atau sistem.

Proses kalibrasi biasanya dilakukan dengan menggunakan standar yang telah dikalibrasi deng
an baik, seperti standar massa atau standar suhu.

Kalibrasi merupakan bagian penting dari proses pengendalian mutu dan keamanan dalam ind
ustri.

Banyak industri memerlukan kalibrasi rutin untuk memastikan bahwa peralatan dan sistem ya
ng digunakan telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Tujuan dan Manfaat Kalibrasi


Tujuan dari proses kalibrasi adalah untuk memastikan bahwa peralatan atau sistem yang digu
nakan dapat memberikan hasil yang akurat dan dapat diandalkan.

18
Ini bertujuan untuk memastikan bahwa peralatan atau sistem tersebut dapat digunakan denga
n aman dan efektif, serta memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Manfaat dari proses kalibrasi antara lain:

Untuk memastikan bahwa peralatan atau sistem tersebut dapat memberikan hasil yang akurat
dan dapat diandalkan.
Untuk memastikan bahwa peralatan atau sistem tersebut tidak akan menimbulkan risiko kecel
akaan atau kerusakan karena tidak berfungsi dengan benar.
Untuk mencegah kegagalan peralatan atau sistem yang disebabkan oleh kesalahan pengukura
n atau kesalahan pengolahan data.
Dapat membantu meningkatkan produktivitas dengan memastikan bahwa peralatan atau siste
m tersebut dapat bekerja dengan efisien dan akurat.
Untuk memenuhi persyaratan regulasi yang telah ditetapkan. Misalnya membantu perusahaan
memenuhi persyaratan standar industri yang ditetapkan oleh organisasi seperti ISO (Internati
onal Organization for Standardization).
Mengkonfirmasi besarnya pergeseran dari nilai standar atau alat ukur yang dapat menimbulka
n keraguan terhadap hasil yang diperoleh seiring dengan berjalannya waktu.
Mengkonfirmasi ketidakpastian yang dapat dicapai oleh standar atau alat ukur.
Meningkatkan kepercayaan terhadap taksiran penyimpangan antara nilai acuan dan nilai stan
dar yang ditunjukkan oleh alat ukur
Meningkatkan kepercayaan terhadap ketidakpastian pengukuran dari penyimpangan nilai acu
an pada saat alat ukur atau standar tersebut digunakan.
Jenis Kalibrasi
Ada beberapa jenis kalibrasi yang dapat dilakukan, tergantung pada tipe peralatan atau sistem
yang akan dikalibrasi.

Dilansir dari laman Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulonprogo, beberapa jenis kalibrasi
yang umum dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Kalibrasi Suhu
Proses kalibrasi ini bertujuan untuk menentukan nilai konstan atau koefisien yang terkait den
gan suatu termometer atau alat pengukur suhu lainnya, dengan cara membandingkannya deng
an standar suhu yang diketahui keakuratan dan keandalannya.

Kalibrasi suhu dapat dilakukan dalam lingkungan yang terkendali. Kalibrasi suhu hanya dapa
t dilakukan dengan membandingkan standar yang diketahui, dalam lingkungan suhu yang sta
bil dengan probe yang diuji.

2. Kalibrasi Pipet
Untuk laboratorium pengujian yang sering menggunakan alat ukur ini, kalibrasi pipet sangat
penting dalam hasil pemipetan yang akurat dan presisi.

Semua jenis pipet yang digunakan di laboratorium antara lain pipet manual saluran tunggal,
multi saluran, dan pipet elektronik harus mengikuti beberapa aspek proses kalibrasi dan prose

19
durnya.

Tujuan utama kalibrasi pipet adalah untuk memastikan bahwa pengukuran dapat dilakukan de
ngan akurasi yang diinginkan.

3. Kalibrasi Tekanan
Proses kalibrasi ini bertujuan untuk menentukan nilai konstan atau koefisien yang terkait den
gan suatu manometer atau alat pengukur tekanan lainnya, dengan cara membandingkannya de
ngan standar tekanan yang diketahui keakuratan dan keandalannya.

Kalibrasi tekanan memiliki fungsi utama di berbagai industri. Misalnya terhadap alat yang di
gunakan untuk mengukur tekanan gas dan hidrolik.

Selain untuk memantau kinerja, kalibrasi juga bertujuan untuk memastikan keselamatan pada
saat proses kerja.

4. Kalibrasi Listrik
Kalibrasi listrik mengacu pada proses verifikasi kinerja instrumen apa pun yang mengukur at
au menguji parameter listrik seperti: tegangan, arus, resistansi, induktansi, kapasitansi, waktu
dan frekuensi.

Kalibrasi listrik memerlukan penggunaan perangkat atau kalibrator presisi yang mengevaluas
i kinerja properti utama untuk perangkat lain yang disebut unit yang diuji (UUT).

5. Kalibrasi Aliran
Pengukur kalibrasi aliran (atau sensor aliran) adalah alat uji yang digunakan untuk mengukur
laju aliran linier, nonlinier, massa, atau volumetrik dari cairan atau gas.

Laju aliran mengacu pada kecepatan dimana proses cairan bergerak melalui pipa, lubang, ata
u kapal pada waktu tertentu.

6. Kalibrasi Elektronik
Proses kalibrasi ini bertujuan untuk menentukan nilai konstan atau koefisien yang terkait den
gan suatu peralatan elektronik, dengan cara membandingkannya dengan standar elektronik ya
ng diketahui keakuratan dan keandalannya.

Pengukuran dapat dilakukan dengan alat yang relatif sederhana untuk mencatat perubahan di
mensi suatu benda karena kerusakan atau keausan selama penggunaan.

Kalibrasi mekanis sangat dibutuhkan untuk penggunaan reguler, kejutan mekanis, dan papara
n terhadap berbagai kondisi atmosfer dan lingkungan.

Selain jenis kalibrasi di atas, terdapat juga beberapa jenis kalibrasi lain yang dapat dilakukan,
seperti kalibrasi level, kalibrasi suara, kalibrasi pH, dan lain-lain.

Prosedur Kalibrasi

20
Prosedur kalibrasi biasanya terdiri dari beberapa tahap, yaitu:

1. Persiapan
Tahap ini meliputi pemilihan peralatan atau sistem yang akan dikalibrasi, pemilihan standar y
ang akan digunakan, dan persiapan peralatan atau sistem untuk proses kalibrasi.

2. Pengukuran
Tahap ini meliputi pengukuran nilai yang dihasilkan oleh peralatan atau sistem yang akan dik
alibrasi, dengan cara membandingkannya dengan standar yang telah ditentukan.

3. Analisis
Tahap ini meliputi analisis hasil pengukuran untuk menentukan apakah peralatan atau sistem
tersebut memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

4. Laporan
Tahap ini meliputi penyusunan laporan hasil kalibrasi yang mencakup informasi tentang peral
atan atau sistem yang dikalibrasi, standar yang digunakan, hasil pengukuran, dan rekomendas
i tindak lanjut yang diperlukan.

5. Tindak lanjut
Tahap ini meliputi tindak lanjut yang diperlukan berdasarkan hasil analisis dan rekomendasi
yang tercantum dalam laporan kalibrasi.

Tindak lanjut ini bisa berupa perbaikan atau penggantian peralatan atau sistem yang tidak me
menuhi persyaratan, atau pemberian label atau sertifikat kalibrasi kepada peralatan atau siste
m yang memenuhi persyaratan.

Prosedur kalibrasi biasanya dilakukan oleh seorang teknisi kalibrasi yang terlatih dan memili
ki keahlian dalam menggunakan peralatan kalibrasi yang tepat sesuai dengan tipe peralatan at
au sistem yang akan dikalibrasi.

Proses kalibrasi juga harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, dan hasil
kalibrasi harus dicatat dengan baik untuk digunakan sebagai referensi di masa yang akan data
ng.

Contoh Kalibrasi
Berikut adalah beberapa contoh kalibrasi yang umum dilakukan:

1. Termometer
Proses kalibrasi ini dilakukan untuk menentukan nilai konstan atau koefisien yang terkait den
gan suatu termometer, dengan cara membandingkannya dengan standar suhu yang diketahui
keakuratan dan keandalannya.

Contoh standar suhu yang sering digunakan adalah air es dan air mendidih.

2. Timbangan

21
Proses kalibrasi ini dilakukan untuk menentukan nilai konstan atau koefisien yang terkait den
gan suatu timbangan, dengan cara membandingkannya dengan standar massa yang diketahui
keakuratan dan keandalannya.

Contoh standar massa yang sering digunakan adalah kilogram, gram, dan ons.

3. Manometer
Proses kalibrasi ini dilakukan untuk menentukan nilai konstan atau koefisien yang terkait den
gan suatu manometer, dengan cara membandingkannya dengan standar tekanan yang diketah
ui keakuratan dan keandalannya.

Contoh standar tekanan yang sering digunakan adalah atmosfer, bar, dan pascal.

4. Alat Pengukur Debit


Proses kalibrasi ini dilakukan untuk menentukan nilai konstan atau koefisien yang terkait den
gan suatu alat pengukur debit, dengan cara membandingkannya dengan standar flow rate yan
g diketahui keakuratan dan keandalannya.

Contoh standar flow rate yang sering digunakan adalah liter per menit atau meter kubik per d
etik.

5. Alat Pengukur Tinggi


Proses kalibrasi ini dilakukan untuk menentukan nilai konstan atau koefisien yang terkait den
gan suatu alat pengukur tingkat, dengan cara membandingkannya dengan standar tingkat yan
g diketahui keakuratan dan keandalannya.

Contoh standar tingkat yang sering digunakan adalah centimeter, meter, atau kaki.

2.4 SPIDOMETER

Spidometer adalah alat pengukur kecepatan yang digunakan dalam kendaraan bermotor untuk
mengukur dan menampilkan kecepatan kendaraan dalam unit tertentu, seperti kilometer per ja
m (km/jam) atau mil per jam (mph). Ini adalah salah satu komponen penting dalam panel inst
rumen kendaraan dan memberikan informasi vital kepada pengemudi tentang seberapa cepat
kendaraan bergerak.
Berikut adalah beberapa komponen dan prinsip kerja spidometer:
1. Kabel Spidometer (Speedometer Cable): Sebagian besar spidometer dalam kendara
an konvensional menggunakan kabel spidometer yang menghubungkan spidometer de
ngan poros transmisi. Saat kendaraan bergerak, poros transmisi berputar, dan kabel sp
idometer yang terhubung ke poros ini juga berputar.

22
2. Magnet atau Gearbox (Magnetic or Gearbox): Di ujung kabel spidometer, biasany
a ada magnet atau gearbox yang terhubung dengan poros transmisi. Ketika kendaraan
bergerak, putaran poros transmisi memutar magnet atau gearbox ini.
3. Dial Spidometer (Speedometer Dial): Dial spidometer adalah bagian yang Anda liha
t di panel instrumen kendaraan. Ini memiliki jarum yang menunjukkan kecepatan ken
daraan dalam unit tertentu (misalnya, km/jam atau mph). Jarum ini bergerak seiring d
engan putaran magnet atau gearbox.
4. Pegas (Spring): Di belakang dial spidometer, ada pegas yang berfungsi untuk menge
mbalikan jarum ke posisi nol ketika kendaraan berhenti atau kecepatan kendaraan ber
kurang.
5. Mekanisme Pengurangan Getaran (Vibration Damping Mechanism): Untuk men
ghindari getaran atau goyangan jarum ketika kendaraan bergerak di jalan yang kasar,
spidometer juga dilengkapi dengan mekanisme pengurangan getaran.
Prinsip kerja spidometer adalah sebagai berikut:
1. Rotasi Kabel: Ketika kendaraan bergerak, poros transmisi berputar sesuai dengan kec
epatan kendaraan. Kabel spidometer yang terhubung ke poros ini juga berputar.
2. Magnet atau Gearbox: Putaran kabel spidometer diubah menjadi gerakan putar mag
net atau gearbox di ujung kabel.
3. Gerakan Dial Spidometer: Gerakan putar magnet atau gearbox kemudian ditransfer
ke dial spidometer. Jarum pada dial bergerak sesuai dengan kecepatan putaran magnet
atau gearbox.
4. Indikasi Kecepatan: Jarum pada dial spidometer menunjukkan kecepatan kendaraan
dalam unit yang sesuai pada skala yang ada di sekitarnya.
5. Pegas Pengembalikan: Ketika kendaraan berhenti atau kecepatan berkurang, pegas p
engembalikan mengembalikan jarum ke posisi nol.
Spidometer sangat penting untuk keselamatan berkendara karena membantu pengemudi menj
aga kecepatan yang aman sesuai dengan batas kecepatan jalan. Saat ini, spidometer telah berk
embang dengan teknologi digital dan terhubung dengan sistem navigasi, sehingga pengemudi
dapat mengakses informasi lalu lintas dan navigasi dalam satu panel instrumen. Keakuratan s
pidometer juga menjadi fokus penting dalam perancangan kendaraan untuk memastikan bahw
a pengemudi dapat mengandalkan informasi kecepatan yang akurat.

2.5 VELOCIMETER

Velocimeter ialah alat ukur kecepatan, kecepatan merupakan besaran vektor karena itu dipen
garuhi arah gerak jika geraknya maju maka nilai kecepatan akan positif,bila gerak mundur ma
ka nilai kecepatan akan negatif karena itu velocimeter dilengkapi dengan skala negatif. veloci

23
meter juga dapat memperhitungkan arah pergerakan objek yang bergerak.alat yang di temuka
n oleh penemu Kroasia bernama Joseph belusic ini juga seringkali disebut sebagai speedomet
er elektrik.dimana velocimeter tidak hanya dapat mengukur kecepatan dan arah suatu objek d
idaratan,namun juga didalam udara.
Salah satu pemanfaatan velocimeter untuk mengukur kedalaman udara dimana alat ukur kec
epatan ini akan menghitung kecepatan suara didalam air berdasarkan jumlah putaran baling -
baling bila di lihat dari waktu putarannya.dengan kalibrasi jumlah putaran persatuan waktu ya
ng telah di catat oleh alat ukur kecepatan ini akan mengkonversi ke kecepatan arus dalam met
er sejalan dengan sekon (m/s).

JENIS JENIS ALAT UKUR VELOCIMETER


* TSI ALNOR 9515 VELOCICALC PENGUKUR KECEPATAN UDARA
Alat ukur kecepatan virtual ini dapat digunakan untuk pemeriksaan sistem pengukur yang suli
t di jangkau dengan ukuran 40,6 inci (101,6 cm). memiliki dikurasi ± 5% dari pembacaan ata
u ± 5 kaki/menit (±0,0.5m/s),yang dapat mengukur kecepatan udara pada jarak 0 hingga 4.00
0 kaki/menit (0 hingga 20 m/s)
*PENGUKUR KECEPATAN UDARA PCE VA11-ICA
alat ukur kecepatan ini menggunakan liqiud crystal display backlit dengan tampilan yang bes
ar sehingga anda dapat dengan mudah membaca nilai pengukuran yang akurat.

24
BAB 3 PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

1. Pentingnya Konversi Satuan: Konversi satuan merupakan aspek penting dalam duni
a pengukuran. Tanpa kemampuan untuk mengonversi satuan, sulit untuk memahami a
tau membandingkan data yang dinyatakan dalam berbagai satuan. Standar internasion
al seperti Sistem Internasional (SI) membantu menyatukan konsep konversi satuan.
2. Proses Kalibrasi: Kalibrasi adalah langkah kunci dalam memastikan akurasi perangk
at pengukuran. Melalui kalibrasi, kita dapat memastikan bahwa perangkat mengukur d
engan benar dan sesuai dengan standar. Ini penting dalam berbagai bidang, seperti ind
ustri, kedokteran, dan penelitian.
3. Spidometer dan Velocimeter: Spidometer dan velocimeter adalah perangkat yang di
gunakan untuk mengukur kecepatan. Mereka sering digunakan dalam kendaraan berm
otor dan penelitian ilmiah. Penting untuk memahami prinsip kerja dan kalibrasi yang t
epat untuk memastikan hasil yang akurat.
3.2 SARAN

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,untuk itu penulis memint
a kepada pembaca untuk memberikan saran maupun kritik yang membangun makalah ini.

25
DAFTAR PUSTAKA

Wanda ekawati,Hairunisa ishak dan Muhammad Arsyad. Juni 2021.Fisika dasar:guepedia

26

Anda mungkin juga menyukai