ACARA I
KONVERSI SATUAN
OLEH
KELOMPOK IX
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktikum ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan Mata
Kuliah Satuan Operasi I pada Semester Gasal Tahun Pelajaran 2015/2016.
SAS PUTRA
NIM.J1B013100
Praktikan,
KELOMPOK IX
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Makanan adalah salah satu kebutuhan pokok manusia, manusia tidak bisa
lepas dari yang namanya makan. Makanan tersebut akan diperoses dengan
berbagai olahan baik dalam segi rasa, bentuk maupun warna pada makanan
tersebut secara alami maupun dimodifikasi. Dalam ilmu pangan kita dituntut
untuk menghitung lamanya proses pengangkutan maupun pengolahan dari pasca
panen sampai dengan menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi yang siap
dipasarkan ke konsumen. Setiap proses pengolahan maupun pengangkutan
tersebut memiliki besaran dan satuan yang berbeda-beda yang akan diukur.
Satuan adalah pembanding suatu hasil pengukuran dengan pengukuran
yang lain. Satuan-satuan di setiap negara tidak selalu sesuai dengan sistem satuan
yang diakui secara internasional yang dinamakan Sistem Internasional atau biasa
disebut SI. Contohnya di Indonesia menggunakan satuan meter untuk panjang
suatu benda, sedangkan di Inggris yang digunakan adalah feet. Untuk mengubah
satuan-satuan tersebut menjadi satuan SI ataupun untuk mengubah kebalikannya,
dibutuhkan suatu cara yang dikenal dengan konversi satuan. Konversi satuan
berfungsi untuk menganalisis benar atau salahnya suatu persamaan. Selain itu
dengan adanya konversi satuan memudahkan kita mengukur objek yang lebih
besar yang mungkin bila kita menggunakan satuan A objek tersebut tidak dapat
terukur. Oleh karena itu, perlu diadakan praktikum mengenai konversi satuan agar
praktikan dapat lebih memahami cara melakukan konversi satuan dan mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
1.2.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengubah satuan-satuan dan
fungsi persamaan dalam massa, panjang, gaya dan lain-lain serta untuk
menjumlahkan, mengurangi, membagi, dan mengalikan satuan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Besaran
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur, memiliki nilai yang
dapat dinyatakan dengan angka, dan memiliki satuan tertentu. Besaran Pokok
adalah besaran yang ditentukan lebih dulu berdasarkan kesepatan para ahli fisika.
Besaran pokok yang paling umum ada 7 macam yaitu Panjang (m), Massa (kg),
Waktu (s), Suhu (K), Kuat Arus Listrik (A), Intensitas Cahaya (cd), dan Jumlah
Zat (mol). Besaran pokok mempunyai ciri khusus antara lain diperoleh dari
pengukuran langsung, mempunyai satu satuan (tidak satuan ganda), dan
ditetapkan terlebih dahulu. Besaran Turunan adalah besaran yang diturunkan dari
besaran pokok. Besaran ini ada banyak macamnya sebagai contoh gaya (N)
diturunkan dari besaran pokok massa, panjang dan waktu. Volume (meter kubik)
diturunkan dari besaran pokok panjang, dan lain-lain. Besaran turunan
mempunyai ciri khusus antara lain : diperoleh dari pengukuran langsung dan tidak
langsung, mempunyai satuan lebih dari satu dan diturunkan dari besaran pokok
(Setiabudidaya, 2008).
2.2. Dimensi Suatu Besaran
Dimensi adalah cara penulisan suatu besaran dengan menggunakan simbol
(lambang) besaran pokok. Hal ini berarti dimensi suatu besaran menunjukkan cara
besaran itu tersusun dari besaran-besaran pokok. Apa pun jenis satuan besaran
yang digunakan tidak memengaruhi dimensi besaran tersebut, misalnya satuan
panjang dapat dinyatakan dalam m, cm, km, atau ft, keempat satuan itu
mempunyai dimensi yang sama, yaitu L. Di dalam mekanika, besaran pokok
panjang, massa, dan waktu merupakan besaran yang berdiri bebas satu sama lain,
sehingga dapat berperan sebagai dimensi. Dimensi besaran panjang dinyatakan
dalam L, besaran massa dalam M, dan besaran waktu dalam T. Persamaan yang
dibentuk oleh besaran-besaran pokok tersebut haruslah konsisten secara
dimensional, yaitu kedua dimensi pada kedua ruas harus sama. Dimensi suatu
besaran yang dinyatakan dengan lambang huruf tertentu, biasanya diberi tanda [ ]
(Widyanto, 2010).
Internasional dari besaran pokok telah ditetapkan yaitu meter, kilogram, sekon,
ampere, kelvin, mol, dan candela.
Sistem MKS menggantikan sistem metrik, yaitu suatu sistem satuan
desimal yang mengacu pada meter, gram yang didefinisikan sebagai massa satu
sentimeter kubik air, dan detik. Sistem itu juga disebut sistem Centimeter Gram
Second (CGS). Satuan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu satuan tidak baku dan
satuan baku. Standar satuan tidak baku tidak sama di setiap tempat, misalnya
jengkal dan hasta. Sementara itu, standar satuan baku telah ditetapkan sama di
setiap tempat (Soedojo, 2008).
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan hari Jumat 11 Desember 2015 di laboratorium
teknik konservasi lingkungan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri
Universitas Mataram.
3.2. Alat dan Bahan Praktikum
3.2.1. Alat-alat praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah LCD dan
kalkulator
3.2.1. Bahan-bahan praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah buku
dan polpen.
3.3. Prosedur Kerja
Adapun langkah-langkah dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Di jelaskan tentang konsevasi satuan oleh CO.Ass
2. Diberikan soal soal konversi satuan oleh para Co.Ass untuk setiap
kelompok praktikan.
3. Dikejakan soal-soal tersebut dengan mengetahui satuan-satuan yang telah
dijelaskan oleh Co.Ass sebelumnya.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
4.1 Hasil Pengamatan
1. Sebuah karung berisi kentang yang akan dibuat tepung dengan massa 250
kwintal. Berapa ton massa beras tersebut ?
2. Mobil pengangkut bahan pangan melaju dengan kecepatan 20 mil/jam.
Berapa kecepatan truk dalam satuan km/menit ?
3. Sebuah bejana diisi dengan air sebanyak 10 ml. Berapakah volume air
tersebut jika diubah dalam satuan L ?
4. Seorang peneliti melakukan sebuah penelitian menggunakan larutan
NaOH 15 mol. Berapa mmol larutan tersebut ?
5. Waktu yang ditembuh seorang pengendara motor yang mengendarai
sepeda motornya dari Lombok Timur sampai Lombok Barat adalah 6 jam.
Berapa menit waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke Lombok Barat ?
6. Seorang petani mempunyai sawah seluas 2 ha. Berapakah luas tanah petani
tersebut jika dirubah ke dalam km2 ?
7. Massa jenis air yang digunakan untuk campuran bahan pangan adalah
1gr/cm3 . Berapa kg/m3 massa jenis air ?
8. Suhu udara yang digunakan pada saat inkubasi sebesar 37
C . Berapa
: m = 250 kwintal
Ditanyakan
Jawab
1 ton = 10 kwintal
1 ton
250 kwintal = 250 x 10 kwintal
250
10
= 25 ton
2. Diketahui
: v = 20 mil/jam
Ditanyakan
Jawab
1 mil = 1,609 km
1 jam = 60 menit
1,609 km
20 mil/jam = 20 x 60 menit
= 0,54 km/menit
3. Diketahui
: V = 10 ml
Ditanyakan
: V pada satuan L . . . ?
Jawab
1 L = 1.000 ml
1L
10 ml = 10 x 1000 ml
= 0,01 L
= 1x10-2 L
4. Diketahui
: n = 15 mol
Ditanyakan
Jawab
: t = 6 jam
Ditanyakan
Jawab
1 jam = 60 menit
6 jam = 6 x 60
= 120 menit
= 1,2x102 menit
6. Diketahui
: luas = 2 ha
Ditanyakan
Jawab
1 ha = 1x10-3 km2
2 ha = 2 x 1x10-3
= 2x10-3 km2
7. Diketahui
: = 1 gr/cm3
Ditanyakan
Jawab
1 gram = 0,001 kg
1 cm3 = 1x10-6 m3
1 gr/cm3 = 1 x
0,001
0,000001
= 1.000 kg/m3
8. Diketahui
: suhu = 37 C
Ditanyakan
Jawab
C-0 R-0
=
100-0 80-0
37 R
=
100 80
37 x 80 = 100 R
37 x 80
R = 100
2.960
= 100
= 29,6 R
9. Diketahui
: v = 60 km/jam
Ditanyakan
Jawab
1 km = 1000 m
1 jam = 3.600 jam
1.000
60 km/jam = 60 x 3.600
= 16,67 m/s
10. Diketahui
: 39 amper
Ditanyakan
Jawab
: 13 lb/ft3
: lb/ft3 pada satuan kg/m3 . . . ?
Jawab
1 lb = 0,454 kg
1 ft3 = 0,028 m3
0,454
13 lb/ft3 = 13 x 0, 028
= 210,8 kg/m3
12. Diketahui
: 15 Pa
Ditanyakan
Jawab
1 Pa = 9,9x10-6
15 Pa = 15 x 9,9x10-6
= 1,5x10-4 atm
13. Diketahui
: 15 cal
Ditanyakan
Jawab
1 cal = 4,2 J
15 cal = 15 x 4,2
= 63 J
14. Diketahui
: x = 3 ft
t = 15 s
Ditanyakan
Jawab
1 fit = 0,305 m
3 ft = 3 x 0,305
= 0,915 m
v=
jarak
waktu
0,915
= 15
= 0,061 m/s
: 5 m/s2
15. Diketahui
Ditanyakan
Jawab
1 m = 3,28 ft
5 m/s2 = 5 x 3,28
= 16,4 ft/s2.
BAB V
PEMBAHASAN
Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, manusia tidak
bisa lepas dari yang namanya makan. Makanan tersebut akan diperoses dengan
berbagai olahan baik dalam segi rasa, bentuk maupun warna pada makanan
tersebut secara alami maupun dimodifikasi. Dalam ilmu pangan kita dituntut
untuk menghitung lamanya proses pengangkutan maupun pengolahan dari pasca
panen sampai dengan menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi yang siap
dipasarkan ke konsumen. Setiap proses pengolahan maupun pengangkutan
tersebut memiliki besaran dan satuan yang berbeda-beda yang akan diukur.
Satuan
merupakan
pembanding
suatu
hasil
pengukuran
dengan
pengukuran yang lain. Satuan-satuan di setiap negara tidak selalu sesuai dengan
sistem satuan yang diakui secara internasional yang dinamakan Sistem
Internasional atau biasa disebut SI. Contohnya di Indonesia menggunakan satuan
meter untuk panjang suatu benda, sedangkan di Inggris yang digunakan adalah
feet. Untuk mengubah satuan-satuan tersebut menjadi satuan SI ataupun untuk
mengubah kebalikannya, dibutuhkan suatu cara yang dikenal dengan konversi
satuan. Konversi satuan berfungsi untuk menganalisis benar atau salahnya suatu
persamaan. Selain itu dengan adanya konversi satuan memudahkan kita mengukur
objek yang lebih besar yang mungkin bila kita menggunakan satuan A objek
tersebut tidak dapat terukur.
Menurut (Tandra, 2011), konversi satuan merupakan cara untuk mengubah
satuan yang ada ke satuan SI atau sebaliknya. Konversi satuan perlu dilakukan
karena disetiap negara biasanya memiliki sistem satuan sendiri-sendiri. Untuk
mencari kesesuaiannya diperlukan konversi satuan. Pengubahan satuan pada
dasarnya adalah mengubah nilai besaran dari satuan yang satu ke satuan yang lain.
Kadang kadang besaran yang di berikan menggunakan sistem satuan yang
berbeda dengan sistem satuan yang kita inginkan. Sebelum melakukan
perhitungan kita harus menyesuaikan sistem satuan ke dalam sistem satuan yang
kita kehendaki. Untuk memudahkan dalam mengubah dari awalan yang satu ke
awalan yang lain, kita menggunakan tangga konversi satuan. Penggunaan satuan
yang beraneka ragam dapat menimbulkan beberapa kesulitan. Kesulitan pertama
yaitu, kesulitan dalam menentukan faktor konversi apabila ingin beralih dari suatu
satuan ke satuan lain. Kesulitan kedua adalah memerlukan banyak alat ukur yang
sesuai dengan satuan yang digunakan.
Sebelum ditemukannya satuan dahulu orang biasa menggunakan jengkal,
hasta, depa, langkah sebagai alat ukur panjang. Ternyata hasil pengukuran yang
dilakukan menghasilkan data yang berbeda beda yang berakibat menyulitkan
dalam pengukuran, karena jengkal setiap orang berbeda beda. Oleh karena itulah,
maka menurut Purwanto (2009), pada tahun 1790, pemerintah Perancis memberi
arahan kepada akademi ilmu pengetahuan Perancis untuk mengganti semua sistem
pengukuran dengan sistem satuan internasional. Sebagai dasar pertama, para
ilmuwan Perancis memutuskan bahwa sistem pengukuran yang universal
didasarkan pada ukuran-ukuran permanen yang diberikan oleh alam, bukannya
bergantung pada standar yang dibuat oleh manusia. Sebagai dasar kedua, mereka
memutuskan bahwa semua satuan lainnya akan diturunkan dari satuan panjang,
massa dan waktu. Sebagai dasar ketiga, mereka mengusulkan penggunaan sistem
desimal dalam pengalian dan pengalian tambahan satuan-satuan dasar. Usulan
turunan merupakan kombinasi dari besaran pokok, maka satuan besaran turunan
juga merupakan kombinasi satuan besaran pokok. Aturan untuk menentukan
besaran turunan adalah pertama, jika satuan besaran turunan merupakan perkalian
besaran pokok, satuan besaran turunan itu juga merupakan perkalian satuan
besaran pokok. Kedua jika suatu besaran turunan itu juga merupakan pembagian
besaran pokok, maka satuan besaran turunan itu juga merupakan pembagian
besaran satuan besaran pokok . Contoh besaran turunan antara lain kecepatan,
luas, volume, massa jenis, gaya, usaha dan energi. Kecepatan diperoleh dengan
cara membagi jarak (besaran panjang) dengan besaran waktu sehingga satuannya
merupakan satuan panjang dibagi satuan waktu, yaitu m/s. Terdapat pula besaran
scalar dan besaran vector. Besaran skalar adalah besaran yang memiliki besar
(nilai), tetapi tidak memiliki arah. Contoh besaran skalar adalah waktu, volume,
massa jenis dan suhu. Besaran vektor adalah besaran yang memiliki besar dan
arah. Contoh besaran vektor adalah gaya, kecepatan dan percepatan.
Dimensi suatu besaran adalah cara besaran itu tersusun oleh besaranbesaran pokok. Analisis dimensional dapat kita gunakan untuk mengetahui
besaran-besaran turunan
menganalisis besaran atau titik suatu persamaan atau rumus (Purba, 2006).
Dimensi mempunyai beberapa kegunaan antara lain untuk menentukan kesetaraan
dua buah besaran. Kesetaraan dua besaran dapat dilihat dari dimensi masingmasing, jika dimensinya sama maka dinyatakan kedua besaran itu setara. Untuk
menentukan ketepatan suatu persamaan. Benar tidaknya sebuah persamaan dapat
dilihat secara cepat dengan melihat dimensinya. Jika dimensi dikedua ruas sama
maka persamaan tersebut benar. Untuk menentukan satuan besaran turunan dalam
besaran dasar. Untuk mengonversi satuan dari sistem cgs ke MKS atau
sebaliknya.
Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan pada praktikum ini
praktikan diminta untuk mengerjakan soal sebanyak 15 soal. Soal-soal tersebut
tentu saja berhubungan dengan konversi satuan. Seperti soal pertama praktikan
diminta mencari berat sebuah karung yang berisi kentang dalam satuan kwintal
dan diminta untuk dirubah kedalam satuan ton,soal kedua praktikan diminta untuk
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat ditarik
6.2.
Saran
Pada praktikum selanjutnya diharapkan dapat menggunakan alat pengukur
agar lebih mudah dalam memahami mengkonversikan satuan dan juga sebelum
memulai praktikum ini praktikan harus lebih terdahulu belajar dan memahami
konversi satuan supaya pada saat praktiknya segala proses praktik berjalan dengan
lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Fried.H.George.Ph.D. 2005. Fisika Universitas. Erlangga. Jakarta
Martoharsono, Soemanto. 2006. Biokimia I. Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.
Purba, Michael. 2006. Kimia Dasar II. Erlangga. Jakarta.
Purwanto, B. 2009. Fisika Dasar 1. Liberty. Yogyakarta.
Setiabudidaya, Dedi. 2008. Modul Praktikum Fisika Dasar I. Laboratorium Dasar
Bersama. Unsri Indralaya.
Soedojo, Peter. 2008. Fisika Dasar. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Sudiana, P. 2005. Dasar-Dasar Fisika. Binaputra Aksara. Jakarta.
Tandra. 2011. Laporan Praktikum Konversi Satuan. http://rianrtandra.
wordpress.com/2011/10/20/laporan-praktikum-satuan-operasi-i-konversisatuan.html. (Diakses pada hari sabtu, 10 Desember 2015).
Widyanto, Aan. 2010. Dimensi Besaran. http://aan.widyanto.com/2010 /07/
dimensi-besaran.html. (Diakses pada hari sabtu tanggal 10 Desember 2015).