PRAKTIKUM
SATUAN OPERASI
DISUSUN OLEH :
PANGERAN APRIYONO SUBIRTO
31512A0060
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Panjang, massa, dan waktu yang sering kita gunakan disebut besaran,
sedangkan ukuran untuk menyatakan besaran disebut dengan satuan. Seperti meter
untuk panjang, kilogram untuk massa dan detik untuk waktu. Besaran adalah suatu
pernyataan yang mengandung pengertian ukuran dan memiliki satuan atau hal – hal
yang akan diketahui ukurannya. Menurut ada tidaknya arah, Besaran dibagi menjadi
dua, yaitu Besaran Vektor dan Besaran Skalar. Besaran Vektor merupakan besaran
yang mempunyai nilai dan arah, misalnya kecepatan dan berat benda. Besaran Skalar
merupakan Besaran yang hanya mempunyai nilai saja, misalnya massa benda. Satuan
adalah sesuatu yang digunakan untuk membandingkan ukuran suatu besaran.
Melihat dari induknya, besaran dibagi menjadi dua yaitu besaran pokok dan
besaran turunan. Besaran pokok adalah besaran yang sudah tetapkan terlebih dahulu.
Didalam fisika dikenal tujuh besaran pokok yaitu panjang, massa, waktu, suhu, kuat
arus, intensitas cahaya, dan jumlah zat. Sedangkan besaran turunan merupakan
besaran yang diturunkan dari satu atau lebih besaran pokok. Karena besaran turunan
merupakan kombinasi dari besaran pokok, maka satuan besaran turunan juga
merupakan kombinasi satuan besaran pokok.
Dimensi suatu besaran adalah cara besaran itu tersusun oleh besaran-besaran
pokok. Analisis dimensional dapat kita gunakan untuk menetahui besaran-besaran
turunan yang memiliki besaran yang sama, serta untuk menganalisis besaran atau
titik suatu persamaan atau rumus.
Konversi satuan merupakan cara untuk mengubah satuan yang ada ke satuan
Standar Internasional (SI) atau sebaliknya. Konversi satuan perlu dilakukan karena
disetiap negara biasanya memiliki sistem satuan sendiri-sendiri. Untuk mencari
kesesuaiannya diperlukan konversi satuaan. Konversi satuan dapat digolongkan
menjadi konversi satuan ukuran panjang, konversi datuan ukuran berat atau massa,
konversi satuan ukuran luas, dan konversi satuan ukuran volume. Untuk satuan
ukuran panjang konversi dari suatu tingkat menjadi satu tingkat di bawahnya adalah
dikalikan dengan 10 sedangkan untuk konversi satu tingkat di atasnya dibagi dengan
angka 10. Untuk satuan ukuran berat konversinya mirip dengan ukuran panjang
namun satuan meter diganti menjadi gram. Untuk satuan berat tidak memiliki turunan
gram persegi maupun gram kubik. Satuan ukuran luas sama dengan ukuran panjang
namun untuk mejadi satu tingkat di bawah dikalikan dengan 100. Begitu pula dengan
kenaikan satu tingkat di atasnya dibagi dengan angka 100. Satuan ukuran luas tidak
lagi meter, akan tetapi meter persegi (m2). Sedangkan untuk satuan ukuran luas sama
dengan ukuran panjang namun untuk mejadi satu tingkat di bawah dikalikan dengan
1000. Begitu pula dengan kenaikan satu tingkat di atasnya dibagi dengan angka 1000.
Satuan ukuran luas tidak lagi meter, akan tetapi meter kubik (m3) (Handayani, 2009).
Setiap besaran (fisika) selalu memiliki satuan dan sebuah besaran dapat memiliki
lebih dari 1 sistem satuan. Misalnya, satuan massa dapat berupa kg (dalam system
Satuan Internasional=SI) atau slug (dalam system British). Satuan merupakan ukuran
pembanding yang telah diperjanjikan terlebih dahulu sehingga setiap satuan pasti
telah memiliki acuan pembanding yang bernilai tetap. Acuan itu disebut satuan
standar. (Murdaka, 2008)
Satuan dasar sistem metrik telah berkembang dari tahun ke tahun. Ketika sistem
metrik ditetapkan pada tahun 1791 oleh French Academy of Sciences, dihasilkan
definisi-definisi yang dianggap tidak praktis dan sulit untuk diduplikasi dengan tepat,
dan dengan persetujuan internasional definisi-definisi ini telah diganti dengan definisi
yang lebih diperhalus. Standar sekon yang digunakan sekarang itu berdasarkan pada
jam atomik, yang menggunakan beda energi antara dua tingkat energi terendah dari
atom cesium. Satu sekon didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan untuk
melakukan 9.192.631.770 siklus dari radiasi ini. Definisi baru dari meter adalah jarak
yang ditempuh oleh cahaya di ruang hampa dalam 1/299.792.458 sekon. Cara ini
memberikan standar panjang yang lebih teliti daripada standar yang didasarkan pada
panjang gelombang cahaya. Standar massa, kilogram, didefinisikan sebagai massa
suatu tabung yang terbuat dari paduan (alloy) platinum-iridium. Tabung tersebut
disimpan di International Bureau of Weights and Measures di Sevres, dekat Paris
(Karmana, 2009).
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur atau dihitung, dinyatakan
dengan angka dan mempunyai satuan. Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa
sesuatu itu dapat dikatakan sebagai besaran harus mempunyai 3 syarat yaitu dapat
diukur atau dihitung, dapat dinyatakan dengan angka-angka atau mempunyai nilai,
mempunyai satuan. Bila ada satu saja dari syarat tersebut diatas tidak dipenuhi maka
sesuatu itu tidak dapat dikatakan sebagai besaran. Besaran Fisika sendiri dibagi
menjadi 2 yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Besaran Pokok adalah besaran
yang ditentukan lebih dulu berdasarkan kesepatan para ahli fisika. Besaran pokok
yang paling umum ada 7 macam yaitu Panjang (m), Massa (kg), Waktu (s), Suhu (K),
Kuat Arus Listrik (A), Intensitas Cahaya (cd), dan Jumlah Zat (mol). Besaran pokok
mempunyai ciri khusus antara lain diperoleh dari pengukuran langsung, mempunyai
satu satuan (tidak satuan ganda), dan ditetapkan terlebih dahulu.Besaran Turunan
adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Besaran ini ada banyak
macamnya sebagai contoh gaya (N) diturunkan dari besaran pokok massa, panjang
dan waktu. Volume (meter kubik) diturunkan dari besaran pokok panjang, dan lain-
lain. Besaran turunan mempunyai ciri khusus antara lain : diperoleh dari pengukuran
langsung dan tidak langsung, mempunyai satuan lebih dari satu dan diturunkan dari
besaran pokok (Anonim, 2008).
kalkulator .
Jawaban :
= 71 x 1000
3600
= 71,000
3600
= 19,72 m/s
dapat disimpulkan bahwa, kedua motor tersebut sampai pada waktu bersamaan
karena kecepatan kedua motor sama.
3. 3 joule = 28,452
55 btu
28,452 0,00284
0,00284 + 55 = 55,00284
4. dik : 1 lb = 453 gr
1 l = 1 dm³
1 dm³ = 1000 cm³
1 ft = 30,48 cm
1 ft³ = (30,48)³ cm³
= 28316,84659 cm³
1 L = 1000 cm³
1 L = ft³ = 0,03531 ft³
5. 0,47 g l = ...... lb/ft³
= 0,462632139 lb/ft³
BAB V
PEMBAHASAN
Pada Praktikum yang ketiga yaitu “Konversi Satuan”, yang bertujuan untuk
mengubah satuan-satuan dan fungsi persamaan dalam massa, panjang, gaya, dan
lain-lain, dan Untuk menjumlahkan, mengurangi, membagikan dan mengalikan
satuan. Sebelum melakukan praktikum ini, terlebih dahulukita harus mengetahui
beberapa istilah yang berkaitan dengan Konversi satuan. Konversi satuan merupakan
cara untuk mengubah satuan yang ada kedalam satuan SI atau sebaliknya. Besaran
adalah suatu pernyataan yang mengandung pengertian ukuran dan memiliki satuan
atau hal-hal yang akan diketahui ukurannya Satuan adalah sesuatu yang digunakan
untuk menyatakan suatu ukuran besar. Satuan atau satuan ukur atau unit digunakan
untuk memastikan kebenaran pengukuran atau sebagai nilai standar bagi pembanding
alat ukur, takar, timbang dan perlengapannya untuk melindungi kepentingan umum.
Digunakan dalam berbagai disiplin ilmu untuk mendefinisikan berbagai pengukuran,
rumus dan data .
Dimensi adalah suatu yang dinyatakan secara umum dalam besaran primer.
Dalam penggunaan umum, dimensi berarti parameter atau pengukuran yang
dibutuhkan untuk mendefinisikan sifat-sifat suatu objek yaitu panjang, lebar, dan
tinggi atau ukuran dan bentuk. Dalam matematika dan fisika, dimensi adalah
parameter yang dibutuhkan untuk menggambarkan posisi dan sifat-sifat objek dalam
suatu ruang. Dalam konteks khusus, satuan ukur dapat pula disebut dimensi meter
atau inchi.
Dimensi mempunyai beberapa kegunaan antara lain :
1. Untuk menentukan kesetaraan dua buah besaran. Kesetaraan dua besaran dapat
dilihat dari dimensi masing-masing, jika dimensinya sama maka dinyatakan kedua
besaran itu setara
2. Untuk menentukan ketepatan suatu persamaan. Benar tidaknya sebuah persamaan
dapat dilihat secara cepat dengan melihat dimensinya. Jika dimensi dikedua ruas
sama maka persamaan tersebut benar
3. Untuk menentukan satuan besaran turunan dalam besaran dasar.
4. Untuk mengonversi satuan dari sistem cgs ke MKS atau sebaliknya.
Faktor konversi adalah angka tidak berdimensi yang merupakan ekivalensi satuan
yang bersambutan. Pada operasi, penambahan dan pengurangan dimensi dari bilangan
yang dioperasikan harus sama, sedangkan dalam perkalian atau pembagian tidak ada
syarat dalam pengoperasiannya.
Dalam kehidupan kita terdapat 4 sistem satuan yaitu :
1. Absolute Dynamic System (cgs)
2. English Absolute System (fps)
3. Sisitem Internasional (mks)
4. Gravitational system
British : ft, Sec, slug
American : ft, sec, lbm, lbf
Sistem Internasional Sistem Satuan Internasional ( dalam bahasa perancis :
Système Internasional d’Unitès arau SI ) adalah sistem satuan atau besaran yang
paling umum digunakan. Pada awalnya sistem ini merupakan sistem MKS, yaitu
panjang (meter), massa (kiligram), dan waktu (detik/sekon). Sistem SI ini secara
resmi digunakan disemua negara di dunia kecuali Amerika Serikat (yang
menggunakan Sistem Imperial), Liberia, dan Myanmar.
Dalam sistem SI terdapat 7 satuan dasar/pokok SI dan 2 satuan tanpa dimensi.
Selain itu, dalam sistem SI terdapat standar awalan-awalan (prefix) yang dapat
digunakan untuk penggandaan atau menurunkan satuan-satuan lainnya.
Dalam percobaan kali ini,kita membahas dan menghitung 9 soal yang sudah
diberikan. Soal pertama membahas tentang apa yang dimaksud satuan, satuan adalah
sesuatu yang digunakan untuk menyatakan ukuran besar atau kuantitatif entititas
fisik.
. Soal kedua membahas tentang mengapa kita perlu melakukan konversi, karena
melalui konversi satuan kita dapat mengubah satuan-satuan dan fungsi persamaan
dalam massa, panjang, gaya, dan lain-lain, dan untuk menjumlahkan, mengurangi,
membagikan dan mengalikan satuan. Untuk soal ketiga sampai tujuh adalah soal
hitungan yang meliputi menghitung kecepatan dan waktu, konversi dan perpindahan
kalor.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, perhitungan dan pembahasan dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Konversi satuan merupakan cara untuk mengubah satuan yang ada ke satuan
SI atau sebaliknya.
2. Satuan adalah sesuatu yang digunakan untuk menyatakan ukuran besar.
3. Besaran adalah suatu pernyataan yang mengandung pengertian ukuran dan
memiliki satuan atau hal – hal yang akan diketahui ukurannya. Besaran dibagi
menjadi dua yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
4. Dimensi adalah satuan yang dinyatakan secara umum dalam besaran primer.
5. Faktor konversi adalah angka tak berdimensi yang merupakan ekivalensi
satuan yang bersambutan.
6. Terdapat empat sistem satuan yang diakui, yaitu absolute Dynamic system,
English absolute system , Sistem Internasional, dan gravitational system.
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, S., Damari, A., 2009. Fisika untuk SMA dan MA kelas X. Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta
Pada umumnya bahan pangan berbentuk berupa cairan dan padatan, meskipun
demikian bukan berarti bahan-bahan air tidak mengandung bahan-bahan padatan
(solid) dan begitu juga sebaliknya, dalam bahan padatan terdapat pula bahan cair.
Pada bahan pangan uji sifat fisik biasanya dilakukan terhadap kekerasan, warna, rasa,
dan bau bahan tersebut. Sedangkan uji kimia dapat dilakukan terhadap PH, total
asam, dan kadar gula. Diantara sifat fisik tersebut berat dan volume biasanya dipakai
untuk pemutuan buah berdasarkan kuantitas. Dalam kegiatan pascapanen lainnya
seperti pengemasan dan pengangkutan, sifat fisik sangat diperhatikan.
Berat jenis dari produk pertanian dapat digunakan untuk menduga kematangan
dari buah. Volume merupakan salah satu sifat fisik yang banyak digunakan dalam
perhitungan awal menduga sifat fisik yang lain seperti massa jenis. Volume bahan
pangan dapat dihitung dengan menggunakan pengukuran berdasarkan pendekatan
aproksimasi (pendekatan geometris) dan dengan menggunakan metode platform
scale.
Dalam beberapa hal bentuk dapat diaproksimasikan dengan salah satu dari
bentuk geometri berikut ini:
a. Spheroid prolat
b. Spheroid oblat
c. Right circular cone atau silinder
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukkan volume dan massa jenis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bahan hasil pertanian mempunyai bentuk dan ukuran yang tidak seragam, maka
dari itu diperlukan ilmu untuk mengukur dan menganalisa bentuk dan ukuran bahan
hasil pertanian untuk mengklasifikasinya kedalam keseragaman bentuk. Karakteristik
dari suatu bahan hasil pertanian sangat penting untuk klasifikasi standar bentuk dan
ukuran. oleh karena itu dibuatlah suatu standar yang telah disepakati bersama untuk
mempermudah penanganan dan pengolahan produk tersebut. Ada beberapa kriteria
yang dapat digunakan untuk menjelaskan bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian,
yaitu: bentuk acuan, kebundaran, kebulatan, dimensi sumbu bahan, serta kemiripan
bahan hasil pertanian terhadap benda geometri tertentu (Sandira Ari. 2015).
Bahan pangan pada umumnya dalam bentuk cairan dan padatan, meskipun
demikian bukan berarti bahan-bahan air tidak mengandung bahan-bahan padatan
(solid) dan begitu juga sebaliknya, dalam bahan padatan terdapat pula bahan cair.
Bahan pangan pada umumnya bersifat encer. Kedua sifat bahan pangan inilah yang
diketahui sebagai sifat alir bahan pangan. Bahan pangan yang memililki sifat alir
yang sangat mudah mengalir disebut fluiditas (Kanoni, 1999).
Pada berbagai tingkat kematangan buah dan sayuran, sifat fisik dan kimia bahan
tersebut berbeda-beda. Uji sifat fisik biasanya dilakukan terhadap kekerasan, warna,
rasa, dan bau bahan tersebut. Sedangkan uji kimia dapat dilakukan terhadap PH, total
asam, dan kadar gula (Solube Solida) (Khatir, 2006).
Sifat fisik bahan hasil pertanian merupakan faktor yang sangat penting dalam
menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan merancang suatu alat khusus
untuk suatu produk hasil pertanian atau analisa prilaku produk dan cara
penanganannya. Karakteristik sifat fisik pertanian adalah bentuk, ukuran, luas
permukaan, warna, penampakkan, berat, porositas, densitas dan kadar air. Bentuk dan
ukuran sangat penting dalam perhitungan energi untuk pendinginan dan pengeringan,
rancangan pengecilan ukuran, masalah distribusi dan penyimpanan bahan, seperti
elektoistatistik, pantulan cahaya dalam evaluasi warna, dan dalam pengembangan alat
grading dan sortasi (Suharto, 1991).
Pada pemasakan buah, kandungan zat-zat terlarut dan oleh karena itu berat jenis
bertambah. Itulah sebabnya mengapa telah diusulkan kemungkinan menggunakan
berat jenis sebagai metode pengujian kemasakan secara cepat. Buah-buah yang
mengapung di atas air mempunyai berat jenis lebih kecil, jadi masih belum masak.
Buah-buah yang tenggelam mempunyai berat jenis lebih besar dari 1, total zat terlarut
lebih banyak dan oleh karena itu berarti sudah matang (Pantastico, 1989).
Alat yang digunakan antara lain jangka sorong, penggaris (mistar), timbangan
analitik, gelas piala, nampan dan gelas ukur. Bahan yang digunakan yaitu jeruk,
mangga, pear, alpukat, dan wortel.
1. Berikut ini adalah table pengukuran buah dengan menggunakan jangka sorong :
Vertikal
Skala Skala
Bahan Hasil d v
Nonius Utama
Mangga 125 mm 0,35 mm 125,35 mm 406 ml 2142,50 gr
Alpukat 113 mm 0,35 mm 113,35 mm 240 ml 1156,80 gr
19,4 cm x 10 = 194 mm
Wortel 120 ml 803,10 gr
Horizontal
Skala Skala
Bahan Hasil
Nonius Utama
Mangga 81 mm 0,45 mm 81,45 mm
Alpukat 64 mm 0,10 mm 64,10 mm
Wortel 39 cm
Jeruk 76 mm 0,40 mm 76,40 mm
Pear 69 mm 0,45 mm 69,45 mm
2. Berikut ini adalah table data pengamatan ukuran beberapa bahan pangan :
Massa Volume Volume Massa jenis
BAHAN Massa (g)
(lb) (ml) (inchi³) (lb/inchi³ )
Mangga 2142,50 gr 2.02 406 ml 24.77 0.1905 lb/inchi³
Alapukat 1156,80 gr 2.60 240 ml 14.64 0.1741 lb/inchi³
Wortel 803,10 gr 1.77 120 ml 7.32 0.2418 lb/inchi³
Jeruk 1181,75 gr 2.55 212 ml 12.93 0.2010 lb/inchi³
Pear 916,25 gr 4.72 106 ml 6.46 0.3126 lb/inchi³
4.2 Perhitungan
ρ = massa jenis bahan (lb/inchi³)
24.77
14.64
7.32
12.93
6.46
BAB V
PEMBAHASAN
Sifat fisik bahan hasil pertanian merupakan faktor yang sangat penting dalam
menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan merancang suatu alat khusus
untuk suatu produk hasil pertanian atau analisa prilaku produk dan cara
penanganannya. Karakteristik sifat fisik pertanian adalah bentuk, ukuran, luas
permukaan, warna, penampakkan, berat, porositas, densitas dan kadar air. Bentuk dan
ukuran sangat penting dalam perhitungan energi untuk pendinginan dan pengeringan,
rancangan pengecilan ukuran, masalah distribusi dan penyimpanan bahan, seperti
elektoistatistik, pantulan cahaya dalam evaluasi warna, dan dalam pengembangan alat
grading dan sortasi.
Pada berbagai tingkat kematangan buah dan sayuran, sifat fisik dan kimia bahan
tersebut berbeda-beda. Uji sifat fisik biasanya dilakukan terhadap kekerasan, warna,
rasa, dan bau bahan tersebut. Sedangkan uji kimia dapat dilakukan terhadap PH, total
asam, dan kadar gula. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada beberapa
bahan hasil pertanian seperti: mangga, pear, alpukat, jeruk, dan wortel terjadi
perubahan warna, bentuk, tekstur, aroma, rasa, dan berat, hal ini disebabkan oleh
perubahan fisik pada buah-buahan baik secara biologis maupun secara kimia.
Dari hasil analisa data di atas percobaan I yang kami lakukan adalah mengukur
diameter masing-masing buah secara horizontal dan vertikal. Buah mangga yang
pertama kami ukur secara vertikal hasil= 125,35 mm, horizontal hasil= 81,45 mm,
Diameter= 406 ml, dan volume= 2142,50 gr. Buah alpukat secara vertikal hasil=
113,35 mm, Horizontal hasil= 64,10 mm, Diameter= 240 ml, dan volume= 1156,80
gr. Buah wortel secara vertikal= 19,4 cm x 10 = 194 mm, Horuzontal hasil=39 cm,
diameter= 120 ml, volume=803,10 gr.
Buah jeruk secara vertikal hasil=78,30 mm, Horizontal hasil=76,40, Diameter=
212 ml, volume= 1181,75 gr. Buah pear secara vertikal= 113,35 mm, Horizontal
hasil=69,40 mm, Diameter= 106 mm, Volume= 916,25 gr.
BAB VI
KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa data dan pembahasan, maka dalam praktikum ini dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Perbedaan nilai volume dan massa jenis antara perhitungan aproksimasi
(kemiripan geometris) dengan perhitungan metode platform scale adalah terdapat
pada metode perhitungan dan aspek tinjauan bahan pangan.
2. Volume dan massa jenis serta sifat fisik lainnya pada suatu bahan pangan
berperan penting dalam kegiatan sortasi dan grading (pemutuan).
3. Buah klimaterik dapat diperam agar matang secara sempurna, sedangkan buah
non klimaterik tidak dapat diperam.
6.2 Saran
1. Diharapkan alat-alat dan bahan praktikum yang bersangkutan dapat lebih lengkap
lagi untuk memaksimalkan kegiatan praktikm seperti yang tercantum di dalam
penuntun praktikum.
2. Diharapkan agar tata letak alat-alat di laboratorium lebih rapi dan telah
terkelompokkan sesuai modul praktikum untuk kemudahan dan kenyamanan
praktikum
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2002. Fisiologi Lepas Panen Produk Holtikultura. Bogor: M- Brio Press
Kanoni, Sri, 1999. Handout Viskositas TPHP. Universitas Gadjah Mada: Jogjakarta.
Khatir, Rita, 2006. Penuntun Praktikum Fisiologi dan Teknologi Penanganan Pasca
Panen. Faperta_UNSYIAH: Banda Aceh.
1.1 LatarBelakang
Energi yang terserap oleh suatu bahan hasil pertanian sebelum patah ditemukan
oleh kekerasan bahan dan kecendrungan untuk retak (rapuh) yang tergantung pada
struktur bahan hasil pertanian tersebut. Bahan hasil pertanian yang keras akan
menyerap energi lebih besar dan memerlukan energi input lebih besar utnuk
menghasilan retakan. Tingkat pengecilan ukuran, energi yang diperlukan dan jumlah
energi panas yang dihasilkan dalam bahan hasil pertanian tergantung pada gaya dan
waktu yang digunakan (Sudaryanto, 2005).
Faktor lain yang memepengaruhi energi input adalah kadar air dan sensitivitas
bahan terhadap energi panas. Kadar air bahan mempengaruhi tingkat pengecilan
ukuran dan mekanisme kerusakan pada beberapa bahan hasil pertanian. Kandungan
air dalam bahan kering dapat mempengaruhi bahan tersebut untuk menggumpal dan
hal ini dapat menggangu proses penepungan (Kent, 1993).
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
4.2 Perhitungan
a. Pepaya
: 205,60 gr x 100 %
1000 gr
: 0,2056 x 100 %
: 20,56 %
b. Kentang
: 192,32 gr x 100 %
409,38 gr
: 0,4697 x 100 %
: 46,97 %
c. Nanas
: 228,69 gr x 100 %
536,009 gr
: 0,426 x 100 %
: 42,6 %
d. Ubi Jalar
: 84,24 gr x 100 %
204,72 gr
: 0,41148 x 100 %
: 41,148 %
e. Mangga
: 53,30 gr x 100 %
209,36 gr
: 0,25 x 100 %
: 25 %
2. Perhitungan untuk mencari rendemen, dari mesh 50 :
a. Pepaya
: 229,93 gr x 100 %
1000 gr
: 0,229 x 100 %
: 22,9 %
a. Kentang
: 218,62 gr x 100 %
409,38 gr
: 0,534 x 100 %
: 53.4 %
b. Nanas
: 240,70 gr x 100 %
536,009 gr
: 0,449 x 100 %
: 44,9 %
c. Ubi Jalar
: 118,04 gr x 100 %
204,72 gr
: 0,576 x 100 %
: 57,6 %
d. Mangga
: 67,05 gr x 100 %
209,36 gr
: 0,320 x 100 %
: 32 %
BAB V
PEMBAHASAN
Dalam keseharian kita sering mengkonsumsi makanan dengan bentuk ukuran yang
berbeda. Pengecilan ukuran sering diartikan pemotongan atau penggilingan tanpa
harus mengurangi atau menghilangkan kandungan yang terdapat didalam bahan.
Tujuan pengecilan ukuran adalah mengupayakan suatu bahan memenuhi spesifikasi
tertentu agar sesuai dengan bentuk. Untuk memenuhi spesifikasi tersebut, ukuran
partikel bahan harus dikontrol. Pertama dengan memilih macam mesin yang akan
digunakan dan kedua memilih cara operasinya. Untuk memperoleh hasil yang sama
pada peralatan ukuran sering dipasang saringan.
Keuntungan dari pengecilan ukuran ini adalah memperoleh bahan yang lebih kecil
sehingga lebih mudah untuk digunakan serta memberikan kenampakan yang lebih
menarik, memudahkan dalam proses pengemasan sehingga tidak banyak
menghabiskan wadah (tempat) pengemasan dan membantu dalam proses
pencampuran dengan bahan lain. Kerugian dalam pengecian ukuran diantaranya
membutuhkan energi yang lebih ekstra untuk mensortir bahan-bahan yang akan
dikemas karena ukurannya yang semakin kecil, berkurangnya kandungan nutrisi pada
bahan, mengubah aroma dan rasa dan mempercepat pertumbuhan mikroorganisme
yang tidak diinginkan.
Jenis-jenis pengecilan ukuran, yaitu Hammer mill merupakan aplikasi dari gaya
pukul (impact force). Prinsip kerja hammer mill adalah rotor dengan kecepatan tinggi
akan memutar palu-palu pemukul di sepanjang lintasannya. Proses ini berlangsung
terus hingga didapatkan bahan yang dapat lolos dari saringan di bagian bawah alat,
alat ini termasuk dalam prinsip kerja dari kompresi, yaitu dengan tekanan yang kuat
terhadap buah. Biasannya, penghancuran ini untuk menghancurkan buah yang keras.
Disc mill merupakan jenis alat pengecil bahan yang dapat menghasilkan produk
dalam ukuran sedang maupun halus, seperti kedelai, jagung kentang dan lainnya. Dan
yang terakhir adalah Multi mill bekerja dengan impact. Sama seperti hammer mill
impact dilakukan cara menghantam bahan dengan padatan, yang biasanya berupa
besi, sehingga momentum yang terdapat pada pergerakan besi tersebut dapat
memecah ikatan antara padatan bahan. Penerapan pengecilan ukuran di masyarakat,
yaitu seperti proses pemarutan kelapa yang bertujuan untuk mendapatkan kelapa
dengan ukuran yang lebih kecil sehingga lebih muda digunaka, penggilingan kopi dan
penumbukkan bahan-bahan bumbu seperti lada, kemiri dan lain sebagainya.
Pengecilan ukuran memiliki berbagai macam teknik. Yang biasa dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari seperti mengiris, memotong, menggiling, mengayak, dan masih
banyak lagi cara untuk pengecilan ukuran. Setiap bahan memiliki karaktristik yang
berbeda, didalam percobaan ini menggunakan bahan yaitu sebuah kentang.
6.1.Kesimpulan
1. Pengecilan ukuran bahan hasil pertanian merupakan pembagian suatu bahan
padat menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dari ukuran semula, sesuai dengan
kebutuhan dengan menggunakan gaya-gaya mekanis.
2. Pengecilan ukuran bertujuan untuk mendapatkan efektifitas dalam operasi
reduksi sehingga akan mendapatkan hasil yang maksimal, mengupayakan suatu
bahan memenuhi spesifikasi tertentu, agar sesuai dengan bentuk dan lain-lain.
3. Jenis-jenis operasi pengecilan bahan hasil pertanian yang digunakan yaitu
proses penggilingan, pengayakan, pemotongan dan pengirisan.
4. Faktor yang mempengaruhi bahan hasil pertanian yaitu suhu, kondisi tanah
dan lain-lain.
6.2.Saran
Praktikan diharapkan lebih memahami prosedur kerja dan bersungguh-
sungguh selama pelaksanaan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Harris, P.S. 1990. Mesin Peralatan Usaha Tani. Universitas Gadjah Mada Press,
Yogyakarta.
Susu dapat diolah menjadi banyak produk, baik yang berbentuk cair maupun
bubuk. Produk susu bisa kita temukan dimana-mana dengan berbagai merk dan harga
yang bervariasi. Susu kental manis bisa kita temukan dengan mudah dipasar maupun
di toko-toko. Setiap merk susu memiliki kandungan gizi dan mineral yang berbeda-
beda.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah untuk mengetahui panas jenis
beberapa susu yang beredar dimasyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Susu merupakan makanan alami yang hampir sempurna. Sebagian besar zat gizi
esensial ada dalam susu, diantaranya yaitu protein, kalsium, fosfor, vitamin A, dan
tiamin (vitamin B1). Susu merupakan sumber kalsium paling baik, karena disamping
kadar kalsium yang tinggi, laktosa di dalam susu membantu absorpsi susu di dalam
saluran cerna (Almatsier, 2010).
Meskipun secara fisik, susu berbentuk cair dan sering dianggap sebagai minuman,
pada kenyataannya susu mengandung total padatan yang setara dengan kandungan
total padatan berbagai jenis bahan pangan berbentuk padat. Sekitar 13 % padatan susu
mengandung protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin dimana persentase
komponen-komponen dalam susu tersebut dipengaruhi oleh faktor keturunan, tahapan
dalam periode laktasi, musim dan keadaan makanan (Junaidi, 2001).
Panas jenis suatu bahan didefinisikan sebagai perbandingan antara kapasitas panas
jenis bahan itu dengan kapasitas jenis air. Maka jelaslah kapasitas jenis air adalah 1
kal/gr 0C atau 1 Btu/Lb 0F. Jadi panas suatu bahan secara monorik sama dengan
kapasitas panas jenisnya, akan tetapi karena didefinisikan sebagai perbandingan,
maka panas jenis hanyalah berupa bilangan tanpa satuan (Searce, 1962).
Sebelum mengukur panas jenis suatu bahan yang perlu diperhatikan adalah dua
atau lebih benda yang berbeda suhunya apabila bersentuhan cukup lama akan
membentuk suhu akhir yang sama. Benda bersuhu tinggi memberikan kalor kepada
benda bersuhu rendah. Kalor yang diberikan sama dengan kalor yang diterima.
Pernyataan ini sesuai disebut dengan asas black. Alat yang sering digunakan dalam
menghitung jumlah kalor disebut kalorimeter. Pada prinsipnya alat itu mempunyai
dua dinding yang diantaranya dibatasi dengan bahan yang tidak mudah dilalui kalor
(Soeparmo, 1994).
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
4.2. Perhitungan
4.2.1. Indomilk.
= 100 x 4,184 x 34
= 14225,6
Qair = Qsusu
14225,6
Cpsusu = 4800 = 2,963
= 100 x 4,184 x ( 61 - 27 )
= 100 xCpsusux 34
= 14225,6
4.2.3. Omela.
a. Qair = mairx Cpsusu x ∆T ( Takhir - Tawal)
= 100 x 4,184 x ( 61 - 27 )
= 100 xCpsusux 34
= 14225,6
b. Qair = Qsusu
Qair = msusu* Cpsusu*∆T
14225,6 = 100 x Cpsusux ( 71 – 27 )
14225,6 = 100 xCpsusux 44
14225,6 = 4400 Cpsusu
14225,6
Cpsusu
4400 = 3,223
=
4.2.4. Enak.
a. Qair = mairx Cpsusu x ∆T ( Takhir - Tawal)
= 100 x 4,184 x ( 61 - 27 )
= 100 xCpsusux 34
= 14225,6
b. Qair = Qsusu
Qair = msusu* Cpsusu*∆T
14225,6 = 100 x Cpsusux ( 71 – 26 )
14225,6 = 100 x Cpsusux 43
14225,6 = 4300 Cpsusu
14225,6
Cpsusu
4300 = 3,308
=
= 230,337KJ/Kg oC
BAB V
PEMBAHASAN
Panas jenis merupakan banyaknya panas yang diperlukan untuk menimbulkan
kenaikan suhu yang sama dan berbeda-beda dari suatu bahan ke bahan lainnya.
Penentuan kapasitas panas jenis susu dilakukan dengan menggunakan suhu bahan
yang telah diukur sebelumnya dengan kalorimeter dan dibandingkan dengan panas
jenis air.
Kapasitas panas jenis susu untuk tiap merk berbeda-beda, hal itu tergantung pada
kandungan gizi tiap jenis susu dan berapa besar kandungannya. Adapun hal-hal yang
mempengaruhi penentuan kapasitas panas jenis susu antara lain yaitu perbedaan
komposisi susu, besarnya panas yang diberikan serta wujud dari bahan yang diukur
kapasitas panas jenisnya dan massa bahan.
Untuk mengetahui panas jenis suatu bahan, maka terlebih dahulu dilakukan
pengujian terhadap kandungan gizi tiap jenis susu, dan dari hasil pengamatan dan
perhitungan. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan di atas maka dapat diketahui
bahwa masing-masing jenis susu memiliki panas jenis yang berbeda-beda antara yang
satu dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh kandungan bahan yang terdapat
pada masing-masing merek susu tersebut.
BAB VI
KESIMPULAN
6.1. Kesimpulan
Dari hasil Pengamatan, perhitungan dan pembahasan dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Panas jenis merupakan banyaknya panas yang diperlukan untuk menimbulkan
kenaikan suhu yang sama dan berbeda-beda dari suatu bahan ke bahan lainnya.
2. Penentuan kapasitas panas jenis susu dilakukan dengan menggunakan suhu
bahan yang telah diukur sebelumnya dengan kalorimeter dan dibandingkan dengan
panas jenis air.
3. Faktor yang mempengaruhi penentuan kapasitas panas jenis susu antara lain
yaitu perbedaan komposisi susu, besarnya panas yang diberikan serta wujud dari
bahan yang diukur kapasitas panas jenisnya dan massa bahan.
6.2. Saran
Adapun saran saya kepada praktikan supaya memahami materi praktikum dengan
baik dan melakukan praktikum dengan teliti serta hati-hati, agar hasil pengamatan
tidak keliru.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S., 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Pustaka Gramedia Utama. Jakarta