MODUL
Disusun Oleh:
Nama Mahasiswa
Nomor Induk Mahasiswa
Kelas
Tenaga Penggerak
Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya, tenaga penggerak yaitu
tenaga yang digunakan untuk mengerakan alat pengolahan tanah pertama maupun
kedua, tradisional maupun modern. Ada dua jenis tenaga penggerak yaitu manual
dan mesin. Tenaga penggerak manual contohnya manusia dan hewan (sapi dan
kerbau), sedangkan tenaga penggerak mesin contohnya traktor dan tank.
Daya untuk alat dan mesin pertanian pada awalnya adalah tenaga kuda dan
hewan lainnya. Dengan adanya penemuan mesin uap, muncul mesin-mesin yang
mampu digunakan di lapang (mesin portabel), dan kemudian mesin traksi yang
menggantikan fungsi kuda dalam menarik alat dan mesin pertanian. Mesin ini
dulunya merupakan modifikasi dari lokomotif uap. Mesin uap ini juga mampu
menggerakan mesin lainnya melalui mekanisme sabuk dan puli.
Mesin pembakaran dalam (internal combustion engine) mulai
menggantikan mesin uap sebagai mesin portabel dan sumber daya pada traktor
karena efisiensi dan besarnya daya yang dihasilkan mesin jenis ini pada ukuran
mesin yang relatif kecil. Pada awalnya mesin bensin digunakan, namun perlahan
digantikan oleh mesin diesel karena mampu menghasilkan daya yang tinggi pada
waktu yang relatif lebih lama. Mesin jenis ini juga menjadi kunci perkembangan
mesin combine harvester yang merupakan mesin pemanen yang memiliki sumber
daya sendiri sehingga tidak digerakkan dengan traktor.
No Nama Gambar
1
dst
METODOLOGI
1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum pengukuran kapasitas dan efisiensi kerja
lapang ini antara lain;
Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum pengukuran kapasitas dan efisiensi kerja
lapang ini antara lain;
Alat tulis dan form isian data, untuk mencatat hasil pengujian
Buku panduan praktikum, sebagai panduan dalam melakukan pengujian
terhadap kinerja traktor
Bahan bakar solar, sebagai energi penggerak traktor
Cara Kerja
Cara kerja yang dilakukan pada praktikum pengukuran kapasitas dan efisiensi
kerja lapang ini yaitu; pertama traktor mini, bahan bakar, dan alat pengolah (bajak
singkal), serta peralatan ukur yang diperlukan, disiapkan. Kedua, bajak singkal
digandengkan pada traktor mini. Ketiga, sistem penggandengan dari peralatan
yang dipakai diatur dengan cermat. Keempat, patok – patok bambu (8 patok
bambu) pada lahan uji yang telah diperkirakan posisinya atau ukurannya dipasang.
Kelima, 4 patok bambu sebagai batas dari lintasan lurus pengolahan tanah saat
pengujian dan 4 patok bambu lainnya sebagai batas belok kegiatan pengolahan
tanah saat pengujian dipasang, Keenam, panjang dan lebar bidang olahan
berdasarkan keempat batas patok untuk lintasan lurus pengolahan tanah dengan
menggunakan rollmeter 25 meteran diukur, kemudian dihitung luas bidang olah
tersebut. Ketujuh, traktor dihidupkan dan ditempatkan pada salah satu sisi pojok
bidang olah sebagai tempat awal mulainya traktor bekerja. Kedelapan, posisi
bajak diatur pada posisi yang siap untuk digunakan atau siap kerja. Kesembilan,
tenaga penguji dibagi menjadi lima bagian, yaitu: operator traktor, pencatat waktu,
pengukur kedalaman dan lebar kerja, pencatat jumlah putaran roda traktor, dan
pencatat data-data pengujian.
Kesepuluh, kegiatan pengolahan tanah dimulai, jalur pertama yang dipilih untuk
jalur olah yaitu diluar area olahan utama, guna menentukan lebar kerja,
kedalaman, dan waktu teoritis. Pencatat waktu dibagi menjadi dua, yaitu satu
orang sebagai pencatat waktu belok (waktu tidak efeltif) dan satunya lagi sebagai
pencatat waktu belok (waktu tidak efektif). Stopwatch dihidupkan untuk
mengukur waktu efektif pada saat traktor mulai berjalan mengolah tanah pada
lintasan lurus, kemudian dihentikan ketika traktor sudah sampai di ujung batas
akhir lintasan lurus pengolahan.
Saat traktor berjalan lurus melakukan pengolahan tanah, jumlah putaran roda
dihitung dan pada waktu belok tidak dihitung oleh pencatat jumlah putaran roda.
Posisi bajak diubah ke kondisi tidak siap kerja saat traktor berjalan membelok.
Kemudian, stopwatch diaktifkan oleh pencatat waktu belok ketika traktor
bergerak lurus, kemudian menghentikan stopwatch ketikan traktor selesai
membelok dan siap berjalan lurus kembali. Lalu, posisi bajak diubah lagi ke posisi
siap kerja ketika traktor berjalan lurus. Kemudian, kedalaman dan lebar kerja hasil
pengolahan selanjutnya diukur dengan meteran dan dicatat hasilnya. Kemudian,
semua tahapan diulangi sampai lahan olahan selesai terolah. Lalu, semua data
yang diperoleh direkap dan selanjutnya dilakukan perhitungan dan analisis
terhadap data yang diperoleh.
LINTASAN LURUS
Nama : ……………..
Merek : …………………..
Model : ……………………….
Tipe : ………………………………
No. seri : ………………………….
Negara pembuat : …………………………..
Tahun pembuatan : …………………………….
a. Motor Penggerak
Merek : …………………….
Model : ……………………
Tipe : ………………………….
HP/RPM : ………………
Jumlah Silinder : ……………..
Ø silinder : ……………………..
Panjang langkah (mm) : ……………..
Volume silinder (cc) : ………………….
Perbandingan kompresi : ………………………
Urutan Penyalaan : ……………………..
Sistem Pendinginan : …………………
Sistem Pelumasan : ……………………
Saringan Udara : ………………………….
b. Sistem Transmisi
Versneling : …………………
kecepatan mundur : ………..
Kopling : ……………..
PTO Putaran : ………………..
Rem : ……………
Kemudi : ……………….
Tipe Penggandengan : ……………
c. Ukuran Traktor
Berdasarkan praktikum pengukuran kapasitas dan efisiensi kerja lapang yang akan
dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut;
Ref: https://jkptb.ub.ac.id/index.php/jkptb/article/download/519/450