Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANISASI PERTANIAN

PENGENALAN TRAKTOR RODA EMPAT DAN TRAKTOR TANGAN


SERTA TEKNIK MENGEMUDIKAN TRAKTOR ( SIMPLE DRIVING )

Oleh:
Surya Widhiwasa
NIM AIL114008

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2015
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam perkembangan pertanian peran alat dan mesin pertanian sangatlah

menunjang dalam pengerjaan,pengelolaan,hingga pengolahan hasil pertanian

menjadi lebih mudah. Oleh karena itu, di fakultas-fakultas pertanian setiap

Universitas mengajarkan Mata kuliah Mekanisasi Pertanian begitu juga yang

berada di Fakultas Pertanian di Universitas Riau mengajarkan tentang alat dan

mesin pertanian.Untuk lebih memsinergikan ilmu teori dan praktek,maka juga

dilaksanakan praktikum mekanisasi pertanian dengan dibimbing oleh seorang

asisten. Dengan demikian diharapkan teori dan aplikasinya dilapangan lebih dapat

dipahami.

Adapun alat dan mesin pertanian tersebut yaitu alat-alat dalam mengolah tanah

seperti traktor dua roda, traktor empat roda, dll. Penggunaan alat-alat dan mesin

pertanian ini diharapkan mampu mengoperasikan traktor tersebut dilahan yang

sudah disediakan oleh dosen atau fakultas. Dengan mata kuliah ini mahasiswa

akan mempunyai bekal untuk mengoperasikan traktor tersebut di kemudian hari.

B. Tujuan

1. Mengetahui bagian-bagian utama traktor tangan dan traktor roda empat.

2. Mengetahui cara mengemudikan traktor tangan dan traktor roda empat.

3. Belajar mengemudikan traktor tangan dan traktor roda empat.

1
II. TINJAUAN PUSTAKA

Sejarah Traktor

Sejarah traktor dimulai pada abad ke-18, motor uap barhasil diciptakan dan

pada permulaan abad ke-19 traktor dengan motor uap mulai diperkenalkan,

sementara itu penelitian untuk membuat motor bakar internal mulai sekitar tahun

1800. Antara 1800-1860 banyak motor bakar internal yang dibuat, tetapi satupun

belum ada yang memuaskan. Baeu de roches Insyiniur Prancis memberikan

sumbangan yang besar pada perkembangan traktor yang ada sekarang.

Selanjutnya pada tahun 1898 Rudolf Diesel seorang Insyiniur Jerman berhasil

membuat motor diesel dan sejak itu traktor berkembang terus (Daywin,dkk,

1976).

Di Indonesia sendiri mekanisasi dimulai sejak 1914 diperkebunan gula tebu di

Sidoarjo kemudian berkembang dari perkebunan ke kehutanan. Pada tahun 1946

pemerintah mulai melakukan percobaan mekanisasi pertanian di dataran Sekom

Pulau Timur dan pada tahun 1951 sampai 1970 pemerintah berusaha mencetak

kader-kader mekanisasi dan pada tahun 1970 berhasil mencetak lulusan pertama

Fatemeta IPB (Daywin,dkk, 1976).

Klasifikasi traktor

Menurut Daywin dkk (1976) Penggolongan traktor belum diperoleh

keseragaman karena umumnya didasarkan menurut selera dan kepentingan

masing-masing. Pada umumnya traktor digolongkan menurut daya yang tersedia

pada motor penggerak traktor, maka klasifikasi traktor menjadi berkembang.

Klasifikasi traktor yang digunakan terutama dalam bidang pertanian dapat

2
didasarkan pada :

1. Menurut besar tenaganya :

a. Traktor Besar ( diatas 15 HP )

b. Traktor Kecil ( lebih kecil atau sama dengan 15 HP )

2. Menurut bahan bakar :

a. Traktor Diesel

b. Traktor Kerosine

3. Menurut bentuk dan jumlah roda dan sistem traksinya serta putaran roda:

a. Traktor Roda Ban

- Traktor dengan roda satu

- Traktor dengan roda dua

- Traktor dengan roda tiga

- Traktor dengan roda empat

b. Traktor Roda Rantai

c. Traktor Beroda kombinasi roda ban dan rantai.

( Yunus, 2004 ).

Menurut Hardjosentono dkk (2000) berdasarkan cara penggandengan

peralatannya traktor kecil diklasifikasikan dalam tiga kelompok :

1. Tipe unit (Integral Maunted Tractor) adalah traktor roda dua yang peralatannya

langsung dihubungkan dengan poros (sumbu as) dengan gigi transmisi.

2. Tipe Gusur (Trailing Type), peralatannya digandengkan ke traktor dengan

pen(pasak) jadi bekerjanya berdasarkan kekuatan tarik maju kedepan dari

traktor.

3
3. Tipe Kombinasi (Combination Type), traktor yang dapat dipakai secara tipe

gusur dan tipe unit. Tipe kombinasi menggunakan rantai (chain) sebagai

penerus tenaga dari transmisi ke peralatan cangkul/garu berputar (rotari tiller).

Tanah dan Air

Tanah merupakan suatu sistem yang dinamis, tersusun dari empat bahan utama

yaitu bahan mineral, bahan organik, air dan udara. Bahan-bahan penyusun tanah

tersebut berbeda komposisinya untuk setiap jenis tanah, kadar air dan perlakuan

terhadap tanah. Sebagai suatu sistem yang dinamis, tanah dapat berubah

keadaannya dari waktu ke waktu, sesuai sifat-sifatnya yang meliputi sifat fisik,

kimia, dan sifat mekanis, serta keadaan lingkungan yang keseluruhannya

menentukan produktifitas tanah. Pada tanah pertanian, sifat mekanis tanah yang

terpenting adalah reaksi tanah terhadap gaya-gaya yang bekerja pada tanah,

dimana salah satu bentuknya yang dapat diamati adalah perubahan tingkat

kepadatan tanah (Yunus, 2004).

Kandungan air tanah sangat berpengaruh terhadap pengolahan tanah. Pada saat

kandungan air tanah relatif sedikit (pF 3,5) tahanan tanah meningkat, sehingga

mengurangi daya penetrasi alat pengolahan tanah untuk menembus lapisan tanah

serta memperbesar tenaga untuk menarik alat (Djoyowasito, 2002).

Tujuan Pengolahan Tanah

Tujuan pengolahan tanah dengan traktor adalah untuk menciptakan keadaan

fisik tanah yang sesuai, untuk pertumbuhan tanaman yaitu memanfaatkan

peralatan yang bekerja secara mekanis dan dengan kapasitas yang besar.

4
Sedangkan pengolahan tanah pertama (primary tillage) adalah suatu tahap

pengolahan tanah dalam mempersiapkan tanah untuk pertanaman dan

membersihkan tumbuhan pengganggu, dimana pada tahap ini tanah dipotong,

dilonggarkan dan dibalik, alat yang digunakan adalah bajak piring atau bajak

singkal (Yunus, 2004).

Macam-macam Alat Pengolahan Tanah Primer

Peralatan yang digunakan traktor dalam mengolah tanah sangat beragam.

Dalam pemilihan peralatan untuk pengolahan tanah harus diperhatikan hubungan

karakteristik peralatan dengan tanah lahan yang akan diolah (Yunus, 2004).

a. Bajak Singkal

Bajak Singkal adalah alat pengolah tanah pertanian yang dihubungkan dengan

traktor pertanian dan berfungsi untuk memotong dan membalikkan tanah,

dimana sudut vertikal bajak menentukan kedalaman pembajakan dan jumlah

mata bajak serta lebar mata bajak menentukan lebar kerja pembajakan

(Hendriadi,2002).

b. Bajak Piring

Seperti halnya bajak singkal, bajak piring juga dipergunakan untuk mengolah

tanah. Tanah/lahan yang umumnya menggunakan bajak piring adalah tanah

plastis, berbatu, berakar alang-alang, keras, kasar dan lain-lain sebagainya

(Yunus, 2004).

Bajak piring berbentuk piringan yaitu bulat dan cekung serupa dengan alat

penggorengan dengan garis tengah berkisar antara 60-80 cm. Bajak jenis ini

hanya untuk yang ditarik traktor besar roda empat. Jumlahnya antara dua

5
sampai delapan bajak piring tergantung pada tenaga traktor (Pranoto, dkk,

1983).

c. Bajak Rotari

Bajak rotari ini ditarik kedepan oleh traktor, namun mempunyai pisau

pemotong yang digerakkan oleh mesin pembantu yang dipasang pada rangka

bajak tersebut. Tipe bajak ini dibuat dalam ukuran 4,5,6 inchi dan memerlukan

daya sebesar 90 daya kuda (Smith dan Wilkes, 1990).

6
III. METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah Pensil, Bolpoin dan Kertas. Bahan yang digunakan

adalah Traktor roda empat dan Traktor roda dua.

B. Prosedur Kerja

1. Mengamati dan menggambar semua alat kendali yang ada pada traktor yang

digunakan.

2. Mencatat spesifikasi traktor yang digunalan.

3. Mengukur jarak antara roda, baik roda depan maupun roda belakang.

4. Mengukur diameter roda dan panjang traktor.

5. Memperhatikan langkah-langkah pengoperasian traktor, mulai dari

menghidupkan traktor, berjalan maju-mundur, belok, sampai mematikan

traktor.

6. Mengemudikan traktor roda dua dan roda empat. Trktor roda empat dengan

maju-mundur, dan traktor tangan dengan latihan belok.

7. Mencatat kesulitan yang ditemui saat praktikum.

7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

8
B. Pembahasan

9
10
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Traktor digunakan untuk penanaman, untuk pemeliharan tanaman, untuk memutar

pompa irigasi, untuk pemanen (dengan memasang pisau reaper), untuk memutar

perontok padi, serta untuk pengangkutan, mulai dari bibit, pupuk, peralatan,

sampai hasil pertanian

2. Pengertian traktor ialah kendaraan bermesin yang khusus dirancang untuk

menjadi penghela.

3. Fungsi traktor sekarang telah mengantikan fungsi tenaga hewan seperti sapi dan

kerbau dalam pengolahan tanah.

4. Pengoperasian traktor dilakukan setelah dilakukan pengecekan terlebih dahulu.

5 Perawatan dan Pemeliharaan traktor harus sangat diperhatikan agar traktor dapat

bertahan lebih lama dan mudah saat pengoperasian.

B. Saran

Sebaiknya sebelum praktikum pastikan alat dan bahan praktikum bisa digunakan
dan komunikasi antara penjaga dan asisten harus lebih di tingkatkan lagi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Aprianto, 2004. Peralatan yang digunakan dalam Pertanian. Gadjah Mada Ekspres :
Yogyakarta.

Anonim, 2000. Mesin Pasca Pengelolahan Lahan. Institut Pertanian Bogor : Bogor

Defredo. 2005. Mekanisasi Pertanian. PT Grafindo : Jakarta

Frans Jusuf Daywint, 2008. Mesin-mesin Budidaya Pertanian di Lahan Kering,


Graha Ilmu: Yogyakarta

Hamris, Moh, 2000. Bagian- Bagian dari Traktor. www.Blogspot_Hamris.com.


Diakses tanggal 25 november 2010.

Nawawi, 2001. Pengenalan Traktor Tangan (Hand Traktor). Erlangga : Jakarta

12
LAPORAN PRAKTIKUM
MEKANISASI PERTANIAN

ACARA II
PENGENALAN ALAT TANAM (TRANSPLANTER AND SEEDER)

Oleh:
Surya Widhiwasa
NIM AIL114008

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2015

13
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam bidang pertanian, kegiatan penanaman salah satu kegiatan yang cukup

penting dan juga menentukan hasil pertanian. Dalammelakukan budidaya tanaman

, selain mengetahui perkembangan alat/ mesin pengolah tanah, namun mengetahui

alat penanam tanaman juga sangatlag penting mengingat tenaga penanam semakin

menurun. Alat/ mesin pertanian selalu berkembang sejalan dengan

berkembangnya tingkat peradaban manusia. Walaupun demikian, para petani di

Indonesia belum mengetahui adanya alat penanaman. Petani Indonesia masih

menggunakan cara-cara tridisional dalam kegiatan penanaman, cara-cara itu selain

menghabiskan tenaga dan waktu, juga menghabiskan biaya. Dengan demikian

sudah menjadi tugas kita sebagai mahasiswa teknik pertanian memperkenalakan

alat penanaman modern ke para petani dengan tujuan menghemat waktu dan

tenaga. Hasil yang didapat akan lebih memuaskan disbanding dengan memakai

cara tradisional. Selain meringankan daalam kegiatan penanaman, juga dapat

mengetahui dosis penggunaan benih yang tepat yang telah diperhitungkan

sebelum kegiatan penanaman.

Pada praktikum ini akan dikenalakan dua jenis alat dan mesin penanaman,

yaitu seederdan rice transplanter serta cara pengkalibrasian alat/ mesin penanaman

dalam hal ini adalah seeder. Seeder yang digunakan pada praktikun kalai ini

adalah untuk menanam padi. Penggunaan alat mesin pertanian untuk penanaman

14
tersebut dapat memudahkan petani dalam melakukan penyebaran

benih maupun penanaman bibit.

B. Tujuan

1. Mengetahui bagian-bagiaan utama alat tanam bibit padi (transplanter) dan alat

tanam biji-bijian(seeder)

2. Mengetahui prinsip kerja transplanter dan seeder

3. Mengetahui persentase kerusakan benih dan seeder

15
II. TINJAUAN PUSTAKA

Alat dan mesin penanam adalah suatu peralatan yang digunakan untuk

menempatkan benih, tanaman, atau bagian tanaman pada areal yang telah

disiapkan baik di dalam ataupun di atas permukaan tanah. Tujuan penanaman

adalah menempatkan biji di dalam tanah untuk memperoleh perkecambahan dan

tegakan yang baik, tanpa harus melakukan penyulaman Alat mesin penanam

dibedakan menjadi dua, yaitu seeder dan rice transplanter (Purwadi, 1990).

Fungsi mesin penanam, yaitu meletakkan benih yang akan ditanam pada

kedalaman, jumlah tertentu dan seragam, dan pada sebagian besar alat penanam

akan menutup dengan tanah kembali (Ciptohadijoyo dan Bambang P 1991,hal. 1).

Alat dan Mesin Pertanian dapat membantu petani dalam mengatasi masalah

keterbatasan tenaga kerja. Penggunaan alat dan mesin pertanian dapat membantu

petani dalam memperluas garapan dan intensitas tanam serta pelaksanaan kegiatan

yang tepat waktu.( Alihamsyah 1991, hal.108).

Penanaman merupakan usaha menempatkan biji atau benih di dalam tanah

pada kedalaman tertentu atau menyebarluaskan biji di atas permukaan tanah atau

menanamkan tanaman di dalam tanah. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan

perkecambahan serta pertumbuhan biji yang baik (Irwanto 1980) Benih adalah

bahan pertanaman berupa biji yang berasal dari biji yang terpilih. Sedangkan biji

yang terpilih adalah biji yang telah mengalami seleksi atau pemiliham. Dan biji

adalah hasil dari persarian suatu tanaman ( Soedianto, 1982, hal. 9).

Mutu benih yang dapat mencapai hasil yang maksimal mencakup mutu genetis,

mutu fisik, mutu fisiologis. Sedangkan viabilitas benih dipengaruhi oleh faktor

16
genetik dan lingkungan selama pembentukan benih. Kerusakan mekanik akibat

pengolahan, serangan mikroorganiisme, serta umur dan kemunduran benih

(Budiarti, 1993).

Beberapa sifat fisik benih yang mempengaruhi penggunaan msin penanam

adalah sebagai berikut:

a) Ukuran

b) Bentuk

c) Keseragaman bentuk dan ukuran

d) Jumlah per satuan volume

e) Ketahanan terhadap tekanan dan gesekan

Menurut Irwanto (1980, hal. 42) Macam dan jenis alat dan mesin penanam

dapat digolongkan berdasarkan sumber tenaga atau tenaga penarik yang

digunakan, yaitu:

1. alat penanam dengan sumber tenaga manusia,

2. alat penanam dengan sumber tenaga hewan, dan

3. alat penanam dengan sumber tenaga traktor.

Penebaran benih sesuai dengan pola penanaman yang dihasilkan dapat

digolongkan menjadi 5 macam, yaitu (Ciptohadijoyo, 1998) :

1. Broadcasting, benih disebar pada permukaan tanah tanpa alur yang jelas

2. Drill seeding, benih dijatuhkan secara random dan diletakkan pada

kedalaman tertentu dalam alur hingga diperoleh jalur tanaman tertentu.

3. Precion drilling, kelompok benih dijatuhkan secara random dengan interval

yang hampir sama dalam alur.

17
4. Hill dropping, benih ditanam secara tunggal dengan interval yang hampir

sama dalam alur.

5. Chekrow seeding, benih diletakkan pada tempat tertentu hingga diperoleh

lajur tanaman dengan dua arah yang sama.

Tujuan penggunaan mesin penanam adalah untuk meletakkan benih dengan

jumlah tertentu dan seragam (kecuali peralatan penanam broadcasting). Mesin

mesin tersebut dirancang untuk lima fungsi utama:

(1) untuk membuka lahan dengan pembuka alur.

(2) untuk menempatkan benih secara terkontrol / dengan dosis tertentu.

(3) untuk meletakkan benih pada kedalaman dan jarak tanam yang tepat,

(4) untuk menutup benih dengan tanah dalam kedalaman yang tepat.

(5) untuk tanah di sekitar benih yang sudah ditanam untuk tanah yang baik dan

lembab. (Jacobs, 1983)

Menurut Sukirno (1999, hal. 50) Alat penanam dari bibit atau tanaman muda

disebut transplanter, terutama untuk bibit tanaman padi dan alatnya disebut rice

transplanter. Bagian-bagian dari alat ini adalah:

a. tempat bibit,

b. penjapit bibit,

c. pembuat lubang,

d. alat penanam bibit, dan

e. alat pengapung.

Bagian dari mesin penanam (Ciptohadijoyo, 2008) :

a. Seed-matering devices

18
Merupakan alat untuk membagi benih dalam jumlah tertentu sesuai

dengan persyaratan yang dituntut oleh pertumbuhan tanam. Terdapat

bermacam-macam bentuk tergantung dari sifat karakteristik benih dan jarak

yang dikehendaki.

b. Tabung penyalur (seed-tube)

Ini akan menyalurkan benih ke alur yang dibuat furrow opener.

Bentuk, panjang dan kekasaran mempengaruhi pengaliran benih. Dalam

pengalirannya diharapkan benih dapat dialirkan dengan kecepatan yang

sama dan continare. Untuk itu harus diperhatikan pemantulannya pada

dinding saluran, hambatan dan panjang saluran.

c. Alat pembuat alur (furrow opener)

Untuk pertumbuhan tanaman yang baik suatu kedalaman tertentu.

Kedalaman penanaman ditentukan oleh jenis tanaman, kelengasan,

temperatur tanah. Bentuk alat disesuaikan dengan keadaan permukaan tanah

(jenis tanah, vegetasi, seresah dan kekasaran permukaan) hal ini bertalian

dengan penetrasi, pemotongan oleh alat dan bentuk alur. Macamnya :

runner, hoe, disk

d. Alat penutup alur (seed-covering-devices)

Alat tersebut mempunyai fungsi menutup benih yang sudah berada

dalam alur dengan tanah kembali. Hal ini bertalian dengan pertumbuhan

kecambah, akan baik bila benih tersebut berada dalam lingkungan tanah

yang lembab dan bertalian dengan iklim. Dalam penutupan ini diharapkan

19
tanah yanh menutupi dalam keadaan yang cukup baik untuk dapat ditembus

oleh tanaman. Menurut Sukirno (1999, hal. 51)

Selain itu juga ada alat yag digunakan untuk menyebar dan membuat lubang

sekaligus untuk tempat benih yang akan ditanam, alat tersebut menggunakan

tenaga manusia dan alatnya disebut job seeder. Alat ini merupakan salah satu jenis

alat hand seeder. Pada dasarnya alat dan mesin penanam benih (seeder) atau seed

drill ini terdiri dari:

a. tempat penampung benih (seed box)

b. penyendok benih (untuk mengatur jumlah dan saat keluarnya benih dari seed

box)

c. pengarah benih (seed tube),

d. pembuat alur pada tanah (furrow opener)

e. penutup alur (cover chain) Ada juga faktor-faktor yang mempengaruhi pada

kerja alat penanam (Purwadi, 1990) :

a. Penyiapan tanah

Pelumpuran pada sawah harus dilakukan dengan baik dari bila

penanaman dilakukan secara manual. Kedalaman air diatas lumpur

sebaiknya sedalam 0.5 - 2.0 cm, selain itu sawah juga sebaiknya lebih keras

dibandingkan dengan ditanam secara manual, hal tersebut bisa diperoleh

secara mengeringkan beberapa saat, kemudian diairi lagi.

b. Tanaman persemaian bibit

20
Tanah persemaian bersih dari batu dan memberi air yang berlimpah

pada kotak tanah persemaian sehingga lembek dan pengambilan bibit oleh

alat penanam mudah.

c. Bibit

Yang memiliki ketinggian kekerasan dan jarak antara bibit yang

seragam merupakan faktor yang sangat menentukan dalam proses

penanaman secara mekanis.

d. Penambahan bibit

Pemberian bibit adalah hal yang sangat penting untuk mendapatkan

kapasitas kerja yang baik, karena dalam penanaman yang cukup luas kita

akan membutuhkan bibit tambahan ditengah sawah.

e. Kondisi air sawah dan tanah sawah

Kekerasan tanah, kedalaman air dan sisa jerami yang mengapung akan

sangat berpengaruh terhadap ketepatan pengoperasian alat penanaman.

f. Kecepatan

Kecepatan maju alat tanam sangat berpengaruh langsung terhadap

kapasitas kerja, juga terhadap ketelitian penanaman. Kecepatan maju yang

baik adalah 0.3 - 0.6 m/s.

g. Lebar dan kedalaman kerja

Dimana lebar kerja harus sama antara satu alur berikutnya, maka perlu

memasang penanda tengah dan penanda samping alur. Kedalaman

penanaman 2.0 - 2.6 cm.

21
h. Prosentase kegagalan penanaman

Kegagalan disebabkan kedalaman penanaman, kekerasan tanah dan

curah hujan yang tidak mendukung proses penanaman dan bibit mengapung

lagi setelah ditancapkan.

i. Mekanisme penanaman

Dilakukan pengecekkan total alat penanam sebelum beroperasi dan

dapat memperkirakan jumlah bibit yang harus di muat sehingga paling tidak

harus mencukupi penanaman sampai jalur berikutnya.

j. Ukuran lahan

Penting untuk kapasitas lapang. Biasanya dipergunakan 16 - 18 kotak

benih setiap 10 are luas lahan

k. Lintasan penanaman

22
III. METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

Transplanter.
Seeder.
Timbangan.
Benih padi

B. Prosedur Kerja

1. Diamati dan menggambar bagian-bagian alat tanam yang digunakkan.


2. Dicatat spesifikasi alat tanam yang digunakan.
3. Dicatat prinsip kerja alat tanam (transplanter dan seeder).
4. Dihitung persentase kerusakan benih.
Timbanglah benih sebelum dimasukan kedalam hopper. Masukan benih ke
dalam hopper, kemudian dengan cara memutar roda penggerak, benih akan
keluar dan kemudian ditampung dalam kantong plastic. Menimbang benih
yang rusak. Lalu menghitung persentase kerusakan benih dengan persamaan
berikut:
Jumlah Benih Rusak
Persentase Kerusakan Benih = 100%
Jumlah Total Benih

23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

24
B. Pembahasan

25
26
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Transplanter merupakan alat penanam bibit dengan jumlah, kedalaman,

jarak dan kondisi penanaman yang seragam.

2. Fungsi dari Transplanter adalah membantu pekerjaan pertani dalam hal

menanam bibit tanaman.

27
DAFTAR PUSTAKA

Alihamsyah, T.1991. Analisis Biaya dan Penggunaan Alat dan Mesin Pertanian
dalam Suatu Usahatani. Dalam Kumpulan Materi Latihan Peningkatan
Keterampilan Pelaksanaan Penelitian Pengembangan Sistem Usahatani.
Proyek Penelitian Pertanian Lahan Pasang Surut dan Rawa (SWAMP-Il)
Halaman: 108-17.

Ciptohadijoyo, S. 1991. Alat dan Mesin Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian


Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta.

Irwanto, A.K., 1983, Alat dan Mesin Budidaya Pertanian, Fakultas Teknologi
Pertanian, Institut Pertanian Bogor; Bogor.

Purwadi, T. 1999. Mesin dan Peralatan, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas

Gadjah Mada; Jogjakarta.

28

Anda mungkin juga menyukai