Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANISASI PERTANIAN

PENGOLAHAN TANAH DENGAN TRAKTOR

Disusun Oleh:

Nama : Said Agil Almunawar


NPM : E1J021053
Shift : A2
Dosen : Prof. Ir. Mochammad Chozin, M.Sc., Ph.D
Co.Ass : Putri Wiranti_(E1J020067)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2024
A. PENDAHULUAN
Pengolahan tanah yang dilakukan sebelum lahan ditanami bertujuan untuk memperbaiki
aerasi dan drainase tanah yang dapat mendukung pertumbuhan tanaman. Pengolahan tanah
dimaksudkan untuk memperbaiki sifat fisik tanah dan meciptakan daerah perakaran yang
sesuai dan membersihkan gulma pada lahan pertanaman (Raintung 2010; Habiby et al. 2013).
Menurut Haerani (2001), pengolahan lahan merupakan kegiatan budidaya yang membutuhkan
tenaga yang besar, padahal kemampuan manusia hanya 0,1 hp.
Traktor adalah kendaraan yang didesain secara spesifik untuk keperluan traksi tinggi
pada kecepatan rendah, atau untuk menarik trailer atau implemen yang digunakan dalam
pertanian atau konstruksi. Istilah ini umum digunakan untuk mendefinisikan suatu jenis
kendaraan untuk pertanian. Instrumen pertanian umumnya digerakkan dengan menggunakan
kendaraan ini, ditarik ataupun didorong, dan menjadi sumber utama mekanisasi pertanian.
Istilah umum lainnya, "unit traktor", yang mendefinisikan kendaraan truk semi-trailer (Hadi,
2018).
Sebagai alat pengolah tanah, traktor memiliki daya adaptasi yang tinggi. Traktor roda
empat (four-wheel) memiliki produktivitas kerja yang tinggi bila dibandingkan traktor roda
dua (Santosa et al. 2007). Traktor dapat dihubungkan dan digunakan untuk menggerakkan
berbagai implemen salah satunya bajak rotary. Bajak rotary merupakan salah satu alat yang
digunakan dalam pengolahan tanah pertama dan kedua. Alat ini terdiri dari pisau-pisau yang
berputar yang dapat mencangkul dan mencacah tanah. Prinsip kerja bajak rotary adalah
mengolah tanah menjadi hancur. Alat ini dapat dioperasikan dengan bantuan hewan atau
traktor pada lahan kering ataupun sawah (Hutabarat et al. 2015; Jamaluddin et al. 2019).
Ada beberapa macam pola gerakan traktor dalam melakukan operasi pengolahan tanah
di lapangan. Pola pengolahan dipengaruhi oleh alat pengolah tanah dan sumber daya penarik
yang digunakan, serta luas dan bentuk lahan yang diolah. Oleh karena itu untuk memperoleh
efisiensi waktu kerja lapang yang tinggi perlu dilakukan pemilihan pola operasi secara tepat.
Dengan pola operasi yang tepat, kehilangan waktu karena tidak efektifnya waktu kerja
di lapangan, khususnya untuk pembelokan akan dapat ditekan, sehingga efisiensi kerja akan
naik, dan kapasitas kerja lapang dari alat pengolah tanah akan menjadi lebih tinggi. Efisiensi
dan efektivitas pengolahan tanah meliputi waktu yang terbuang pada saat pengolahan tanah
sesedikit mungkin dan lahan yang diolah tidak diolah lagi, sehingga diharapkan dalam
pengolahan tanah bisa lebih efisien, serta hasil pengolahan tanah (khususnya untuk
pembajakan) bisa merata (Dahono, 1997).
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah memperoleh keterampilan dasar mengolah
tanah menggunakan traktor mini dengan bajak putar(Rotary).

C. PROSEDUR KERJA
Pratikum ini dilakukan dengan prosedur, sebagai berikut:

1. Posisikan traktor sedemikian rupa sehingga tangkai penghubung implement


yang terdapat pada bagian belakang traktor dalam posisi yang mudah untuk
penggandengan bajak rotary.
2. Pasang kedua tangkai pengubung bawah dengan bajak rotary dengan metode
three-point hitch, kemudian pasang pasak pada kedua titik gandengan dan kunci
pasak tersebut dengan ring yang terdapat pada pasak.
3. Setelah bajak rotary tergandeng dengan aman, hidupkan mesin traktor dan
angkat bajak piringan tersebut dengan memindahkan tuas pengendali hydrolik
ke posisi mengangkat implement.
4. Jalankan traktor menuju ke lahan yang akan diolah.
5. Posisikan traktor pada tepi kanan lahan, kemudian turunkan bajak dengan
memindahkan tuas pengendali hydrolik ke posisi menurunkan implement.
6. Jalankan traktor dengan pola melingkar ke dalam.
7. Pada setiap ujung belokan, bajak harus diangkat dan diturunkan kembali setelah
traktor dalam posisi berjalan lurus.
8. Pada putaran berikutnya, posisikan traktor hingga roda kanan masuk ke dalam
parit bekas bajakan sebelumnya (hal ini tidak berlaku pada saat membelok).

D. PENGAMATAN
Berikut ini adalah gambar proses pengolahan tanah menggunakan traktor mini yang
dilengkapi implement bajak putar(Rotary).
E. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, hal yang dilakukan adalah pengolahan tanah dengan
menggunakan traktor mini. Pengolahan lahan merupakan proses menciptakan kondisi fisik
tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman (Kepner et al, 1978 dalam Surawijaya, 1995).
Pengolahan lahan pada praktikum ini menggunakan alat modern berupa traktor mini
yang dilengkapi dengan Power Take-Off(PTO) yang memungkinkan untuk digabungkan
dengan implement pertanian yang dapat mempermudah pekerjaan khususnya pengolahan
tanah.
Implement yang digunakan adalah bajak rotary. Bajak rotary adalah alat pertanian yang
terdiri dari pisau-pisau yang berputar. Berbeda dengan bajak piringan yang berputar karena
ditarik oleh traktor, bajak rotary memiliki pisau-pisau yang dapat mencangkul dan dipasang
pada suatu poros yang berputar karena digerakan oleh suatu motor. Bajak rotary digunakan
untuk mengolah tanah kering maupun tanah sawah. Pada pengolahan tanah pertama, bajak ini
berguna untuk memotong, mencacah, dan membolak-balikan tanah. Sedangkan pada
pengolahan tanah kedua, bajak rotary berfungsi untuk merapikan tanah, menghilangkan
tanaman pengganggu, dan memperbaiki tata air.
Prosedur penggunaan traktor mini dalam pengolohan lahan dimulai dari memasangkan
implement ke badan traktor. Pasang kedua tangkai pengubung bawah dengan bajak rotary
dengan metode three-point hitch, kemudian pasang pasak pada kedua titik gandengan dan
kunci pasak tersebut dengan ring yang terdapat pada pasak.
Setelah implement terpasang, hidupkan traktor, injak pedal kopling secara penuh
kemudian dorong tuas percepatan cepat lambat ke posisi low serta masukkan percepatan
penggerak PTO ke percepatan 540. Untuk menjalankannya masukkan persneling utama ke
posisi gigi 1 kemudian lepaskan kopling secara perlahan disertai dengan menginjak pedal gas
secara bertahap. Setelah traktor berjalan, tangan kanan memegang tuas hydrolik untuk
mengatur kedalaman implement rotary, sedangkan tangan kiri memegang kendali kemudi
untuk tetap berjalan lurus sesuai jalurnya.
Setelah berada pada ujung lintasan, angkat implement dengan menurunkan tuas
hydrolik, putar setir kemudi kearah kanan atau kiri untuk mengambil posisi belokkan. Untuk
kemudi mundur, injak kopling penuh kemudian masukkan persneling ke posisi gigi
R(Reverse) dan injak gas secara perlahan. Bajak sesuai pola yang ditentukan agar pekerjaan
pengolahan tanah menjadi lebih efisien dalam hal biaya bensin, waktu dan tenaga.
Pola pengolahan tanah menggunakan traktor tangan sangat erat hubungannya dengan
waktu yang hilang karena belokan selama pengolahan tanah. Pola pengolahan harus dipilih
dengan tujuan untuk memperkecil sebanyak mungkin pengangkatan alat untuk mengurangi
sebanyak mungkin waktu berbelok karena pada waktu diangkat alat itu tidak bekerja. Oleh
karena itu harus diusahakan bajak atau garu tetap bekerja selama waktu operasi di lapangan.
Makin banyak pengangkatan alat pada waktu belok, makin rendah efesiensi kerjanya. Pola
pengolahan tanah yang banyak dikenal di Indonesia dan dilakukan adalah pola bolak-balik
rapat, pola berkeliling, pola spiral, pola tepi, pola tengah, dan pola alfa. Pola spiral paling
banyak digunakan karena pembajakan dilakukan terus menerus tanpa pengangkatan alat
(Rizaldi, 2006).

F. KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum ini adalah pengolahan lahan yang tujuannya mencipatakan
kondisi fisik tanah yang optimal untuk pertumbuhan tanaman dapat dilakukan dengan mudah
menggunakan traktor mini yang dilengkapi implement yang sesuai kebutuhan pengolahan.
Dalam penggunaannya perlu diperhatikan cara penggunaannya agar alat yang dipakai dapat
terjaga kondisinya dan efisiensi pengolahan tanah atau lahan dapat diterapkan melalui pola
bajakan yang sesuai.

G. DAFTAR PUSTAKA
Dahono. 1997. Pengolahan Tanah Dengan Traktor Tangan, Bagian Proyek Pendidikan
Kejuruan Teknik IV. Jakarta

Habiby MR, Damanik S, Ginting J. 2013. Pertumbuhan dan produksi kacang tanah (Arachis
hypogaea L.) Pada beberapa pengolahan tanag inseptisol dan pemberian pupuk kascing.
J Online Agroekoteknologi. 1(4):1183–1194.

Haerani A. 2001. Kajian Awal Perancangan Alat dan Mesin untuk Budidaya Sayuran. Institut
Pertanian Bogor.

Hutabarat EA, Ahmad H, Soekarno S. 2015. Pengaruh kecepatan putar bajak rotari pada
traktor tangan (hand tractor) terhadap tingkat kehalusan bongkahan tanah. J Berk Ilm
Teknol Pertan. 1(1):4–7.
Jamaluddin P, Syam H, Lestari N, Rizal M. 2019. Alat dan Mesin Pertanian. Makassar: Badan
Penerbit UNM.

Raintung JSM. 2010. Pengolahan Tanah dan Hasil Kedelai (Glycine max L. Merill). J Soil
Environ. 8(2):65–68.

Rizaldi, T. 2006. Mesin Peralatan. Departemen Teknologi Pertanian Universitas Sumatera


Utara. Medan

Santosa, Andrasuryana, Saputra R, Pranata D. 2007. Modifikasi rotary tiller sebagai


implement pada traktor tangan (Modification of Rotary Tiller As Implement of Hand
Tractor). J Enj Pertan. 5(1):65–74.

Anda mungkin juga menyukai