MEKANISASI PERTANIAN
Disusun Oleh:
C. PROSEDUR KERJA
Pratikum ini dilakukan dengan prosedur, sebagai berikut:
D. PENGAMATAN
Berikut ini adalah gambar proses pengolahan tanah menggunakan traktor mini yang
dilengkapi implement bajak putar(Rotary).
E. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, hal yang dilakukan adalah pengolahan tanah dengan
menggunakan traktor mini. Pengolahan lahan merupakan proses menciptakan kondisi fisik
tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman (Kepner et al, 1978 dalam Surawijaya, 1995).
Pengolahan lahan pada praktikum ini menggunakan alat modern berupa traktor mini
yang dilengkapi dengan Power Take-Off(PTO) yang memungkinkan untuk digabungkan
dengan implement pertanian yang dapat mempermudah pekerjaan khususnya pengolahan
tanah.
Implement yang digunakan adalah bajak rotary. Bajak rotary adalah alat pertanian yang
terdiri dari pisau-pisau yang berputar. Berbeda dengan bajak piringan yang berputar karena
ditarik oleh traktor, bajak rotary memiliki pisau-pisau yang dapat mencangkul dan dipasang
pada suatu poros yang berputar karena digerakan oleh suatu motor. Bajak rotary digunakan
untuk mengolah tanah kering maupun tanah sawah. Pada pengolahan tanah pertama, bajak ini
berguna untuk memotong, mencacah, dan membolak-balikan tanah. Sedangkan pada
pengolahan tanah kedua, bajak rotary berfungsi untuk merapikan tanah, menghilangkan
tanaman pengganggu, dan memperbaiki tata air.
Prosedur penggunaan traktor mini dalam pengolohan lahan dimulai dari memasangkan
implement ke badan traktor. Pasang kedua tangkai pengubung bawah dengan bajak rotary
dengan metode three-point hitch, kemudian pasang pasak pada kedua titik gandengan dan
kunci pasak tersebut dengan ring yang terdapat pada pasak.
Setelah implement terpasang, hidupkan traktor, injak pedal kopling secara penuh
kemudian dorong tuas percepatan cepat lambat ke posisi low serta masukkan percepatan
penggerak PTO ke percepatan 540. Untuk menjalankannya masukkan persneling utama ke
posisi gigi 1 kemudian lepaskan kopling secara perlahan disertai dengan menginjak pedal gas
secara bertahap. Setelah traktor berjalan, tangan kanan memegang tuas hydrolik untuk
mengatur kedalaman implement rotary, sedangkan tangan kiri memegang kendali kemudi
untuk tetap berjalan lurus sesuai jalurnya.
Setelah berada pada ujung lintasan, angkat implement dengan menurunkan tuas
hydrolik, putar setir kemudi kearah kanan atau kiri untuk mengambil posisi belokkan. Untuk
kemudi mundur, injak kopling penuh kemudian masukkan persneling ke posisi gigi
R(Reverse) dan injak gas secara perlahan. Bajak sesuai pola yang ditentukan agar pekerjaan
pengolahan tanah menjadi lebih efisien dalam hal biaya bensin, waktu dan tenaga.
Pola pengolahan tanah menggunakan traktor tangan sangat erat hubungannya dengan
waktu yang hilang karena belokan selama pengolahan tanah. Pola pengolahan harus dipilih
dengan tujuan untuk memperkecil sebanyak mungkin pengangkatan alat untuk mengurangi
sebanyak mungkin waktu berbelok karena pada waktu diangkat alat itu tidak bekerja. Oleh
karena itu harus diusahakan bajak atau garu tetap bekerja selama waktu operasi di lapangan.
Makin banyak pengangkatan alat pada waktu belok, makin rendah efesiensi kerjanya. Pola
pengolahan tanah yang banyak dikenal di Indonesia dan dilakukan adalah pola bolak-balik
rapat, pola berkeliling, pola spiral, pola tepi, pola tengah, dan pola alfa. Pola spiral paling
banyak digunakan karena pembajakan dilakukan terus menerus tanpa pengangkatan alat
(Rizaldi, 2006).
F. KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum ini adalah pengolahan lahan yang tujuannya mencipatakan
kondisi fisik tanah yang optimal untuk pertumbuhan tanaman dapat dilakukan dengan mudah
menggunakan traktor mini yang dilengkapi implement yang sesuai kebutuhan pengolahan.
Dalam penggunaannya perlu diperhatikan cara penggunaannya agar alat yang dipakai dapat
terjaga kondisinya dan efisiensi pengolahan tanah atau lahan dapat diterapkan melalui pola
bajakan yang sesuai.
G. DAFTAR PUSTAKA
Dahono. 1997. Pengolahan Tanah Dengan Traktor Tangan, Bagian Proyek Pendidikan
Kejuruan Teknik IV. Jakarta
Habiby MR, Damanik S, Ginting J. 2013. Pertumbuhan dan produksi kacang tanah (Arachis
hypogaea L.) Pada beberapa pengolahan tanag inseptisol dan pemberian pupuk kascing.
J Online Agroekoteknologi. 1(4):1183–1194.
Haerani A. 2001. Kajian Awal Perancangan Alat dan Mesin untuk Budidaya Sayuran. Institut
Pertanian Bogor.
Hutabarat EA, Ahmad H, Soekarno S. 2015. Pengaruh kecepatan putar bajak rotari pada
traktor tangan (hand tractor) terhadap tingkat kehalusan bongkahan tanah. J Berk Ilm
Teknol Pertan. 1(1):4–7.
Jamaluddin P, Syam H, Lestari N, Rizal M. 2019. Alat dan Mesin Pertanian. Makassar: Badan
Penerbit UNM.
Raintung JSM. 2010. Pengolahan Tanah dan Hasil Kedelai (Glycine max L. Merill). J Soil
Environ. 8(2):65–68.