Anda di halaman 1dari 12

Laboratorium Daya dan Mesin Pertanian Hari, tanggal, tahun

Program Studi Teknik Pertanian Waktu: xx.xx – xx.xx WITA

LAPORAN PRAKTIKUM
RANCANG BANGUN ALAT DAN MESIN PERTANIAN

Mesin Pengolah Tanah

Oleh:
Fakhrul Irfan Khalil
NIDK. 8888801018

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM
2020
PENDAHULUAN

Pengolahan tanah merupakan bagian proses terberat dari keseluruhan proses


budidaya, dimana proses ini mengkonsumsi energi sekitar 1/3 dari keseluruhan
energi yang dibutuhkan dalam proses budidaya pertanian. Cara pengolahan tanah
akan berpengaruh terhadap hasil pengolahan dan konsumsi energinya. Salah satu alat
pengolahan tanah primer adalah bajak piring. Bajak piring berfungsi untuk
memotong, memecah dan membalik tanah dengan perputaran piringan. Bajak piring
dapat/cocok digunakan pada lahan keras, berbatu dan banyak sisa akar-akaran,
dimana tidak dapat dipergunakan bajak singkal untuk membajak. Hal ini terjadi
karena piringan hanya memerlukan hanya sedikit tenaga dan memiliki kemampuan
menyesuaikan terhadap lahan yang diolah. Tujuan dari praktikum pengolahan tanah
ini adalah untuk memberikan pengetahuan tentang bajak piring dan cara
penggunaannya untuk penglahan tanah.

TINJAUAN PUSTAKA

Tujuan utama dari pengolahan tanah adalah menciptakan kondisi tanah yang
paling sesuai untuk pertumbuhan tanaman.

Tujuan Khusus (Kepner, et al, 1972, Ajit K. Srivastava, 1993) :

 Menciptakan struktur tanah yang dibutuhkan untuk persemaian atau tempat


tumbuh benih. Tanah yang gembur diperlukan untuk memungkinkan infiltrasi
yang cepat dan retensi air hujan yang baik, pertukaran udara yang cukup,
meminimumkan tanahan bagi pertumbuhan akar.
 Mengendalikan gulma dan membersihkan tumbuhan pengganggu.
Membenamkan sisa-sisa tanaman kedalam tanah, dan mencampurkannya
sehingga menambah kesuburan tanah.
 Mencegah atau mengurangi erosi, dengan menerapkan pengolahan tanah
menurut kontur, dan penempatan yang tepat dari sisa-sisa tanaman
 Menciptakan bentuk permukaan yang sesuai untuk operasi penanaman,
irigasi, drainase, atau pemanenan.
 Mencampurkan pupuk, pupuk kandang, pestisida, atau input lainnya ke dalam
tanah. Menciptakan kondisi tanah lepas (segregasi), dengan cara
memindahkan tanah dari satu lapisan ke lapisan lain, menyingkirkan batu-
batuan dan benda-benda asing lain.

Bajak piring terdiri dari bagian utama:


Piringan : bagian yang memotong, mengangkat dan membalikkan tanah
Scraper : bagian yang membuang/ membersihkan tanah yang menempel
pada piringan, dan letaknya di depan piringan
Roda pembantu : mempertahankan kelurusan dan mengatur kedalaman

Piringan diset membentuk sudut, yaitu : disk angle (sudut antara piring
dengan arah maju, biasanya antara 15-25°, menentukan lebar potong), tilth angle
(sudut antara piring dengan sumbu vertikal, biasanya antara 42-45° menentukan
kedalaman pembajakan). Kemampuan penetrasi kedalam tanah ditentukan oleh
diameter piringan, tilth angle dan disk angle.

Piringan dari bajak ini diikat pada batang penarik melalui bantalan (bearing),
sehingga pada saat beroperasi ditarik oleh traktor maka piringannya dapat berputar.
Dengan berputaraya piringan, maka diharapkan dapat mengurangi gesekan dan
tahanan tanah (draft) yang terjadi. Piringan bajak dapat berada disamping rangka
atau berada di bawah rangka. Bagian-bagian dari bajak piring dapat dilihat pada
Gambar 1, sedangkan hasil pembajakannya dapat dilihat pada Gambar 2.

Setiap piringan dari bajak piringan biasanya dilengkapi dengan pengeruk


(scraper) yang berguna selain untuk membersihkan tanah yang lengket pada
piringan, juga membantu dalam pembalikan potongan tanah. Untuk menahan tekanan
samping yang terjadi saat bajak memotong tanah, bajak piring dilengkapi dengan
roda alur belakang (rear furrow wheel).
Beberapa keuntungan menggunakan bajak ini adalah :

a. Dapat bekerja ditanah keras dan kering


b. Dapat untuk tanah-tanah yang lengket

c. Dapat untuk tanah-tanah yang berbatu

d. Dapat untuk tanah-tanah berakar

e. Dapat untuk tanah-tanah yang memerlukan pengerjaan yang dalam.

Ada tiga jenis bajak piring yang ditarik dengan traktor, yaitu ; tipe tarik
(trailing), tipe hubungan langsung (direct-connected), dan tipe diangkat sepenuhnya
(integral mounted).

Tipe tarik dapat dibagi lagi atas biasa (reguler) dan satu arah (oneway).
Reguler trailing disk plow ditarik di belakang traktor. Alat ini dilengkapi dengan
roda yaitu 2 buah roda alur (furrow wheel) dan satu buah roda lahan (land wheel).
Kedua roda alur (furrow wheel),berperan untuk menstabilkan jalannya bajak. Pada
tanah-tanah berat digunakan heavy way disk plow untuk mendapatkan pengolahan
yang dalam. One way disk plow adalah piring bajak yang di susun dalam satu gang
melalui suatu poros. Jarak antara piringan adalah 8 sampai 10 inci. Jumlah piringan
dapat beragam dari 2 sampai 35 buah dengan ukuran diameter piring dari 20 sampai
26 inci.

Tipe hubungan langsung atau disebut juga semi mounted disk plow di bagian
depannya dapat diangkat menggunakan sistem hidrolik traktor sehingga
memudahkan alat sewaktu berputar. Alat ini dapat berputar pada areal yang sempit
dan juga dapat mundur. Tipe diangkat sepenuhnya ditarik dibelakang traktor
dipasang pada tiga titik gandeng dan keseluruhannya dapat diangkat menggunakan
sistem hidrolik traktor, sehingga sangat mudah dalam transportasi. Tipe one way disk
plow yang kecil dapat juga termasuk Integral mounted., bila dapat diangkat
keseluruhannya dengan hidrolik traktor.
ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan


Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Traktor roda empat
2. Bajak piring
3. Meteran
4. Waterpass
5. Patok
6. Stopwatch
7. Lahan yang akan diolah

METODE

Penggandengan
1. Traktor dimundurkan perlahan-lahan menuju bagian depan
alat untuk memasangkan lubang titik gandeng bawah kiri traktor pada pin
gandeng kiri bawah bajak. Pada waktu mundur ini harus diperhatikan juga
bahwa traktor tidak terlalu jauh dari pin gandeng kanan bawah bajak. Kemudian
rem tangan dipasangkan.
2. Pin gandeng bawah kiri bajak dipasangkan pada lubang titik
gandeng kiri bawah tarktor.
3. Kemudian tim gandeng bawah kanan bajak dipasangkan
pada lubang titik gandeng kiri bawah traktor.
4. Kemudian pasangkan penggandeng atas pada lubang titik
gandeng atas bajak dengan cara memasang pinnya.
5. Kalau alat yang dipasangkan juga memanfaatkan putara pto,
maka poros pto disambungkan dengan universal joint menuju poros alat yang
digerakkan.
6. Kencangkan rantai yang ada pada batang gandeng bawah
kiri dan kanan traktor.
Pembajakan
1. Metode belok
Metode belok harus dipilih untuk meminimumkan waktu belik sehingga
meningkatkan efisiensi pembajakan.
2. Kecepatan bekerja
Walupun kecepatan kerja bervariasi sesuai dengan jenis alat yang dipakai dan
jenis tanah, kecepatan 4-6 km/jam adalah cocok bila dilihat dari ketelitian dan
efisiensi pembajakan. Kecepatan kerja yang tetap akan menghasilkan
pembalikan tanah yang seragam.
3. Metode pembajakan
Pertama garis head land harus dibuat. Head laand berguna untuk pembelokan
traktor, yang kemudian dibajak juga paralel dengan garis head land. Pembajakan
sebaiknya ddilakukan paralel terhadap parit.

Pengukuran kapasitas lapang dan slip roda penggerak


1. Pertama-tama harus diatur (diset) penggandeengan bajak pada
penggandengan traktornya sehingga posisi tepat untuk pengolahan tanah.
2. Beri tanda pada salah satu ban traktor (roda penggerak) sehingga putaran
roda dapat dihitung.
3. Untuk mengukur jarak tempuh traktor (tanpa beban) pada lima putaran
roda, lintasan trraktor dengaan bajak yang diangkat pada permukaan tanah yang
datar dengan kecepatan rendah. Ukurlah jarak tempuh traktor dengan lima
putaran roda penggeraknya dengan cara memberi garis/tanda pada saat tanda di
roda menyentuh tanah untuk pertama kalinya dan setelah lima putarran roda.
Lakukan tiga kali ulangan.
4. Siapkan petak tanah yang akan dibajak dan pasang dua buah patok (A
dan B) untuk pengukuran kecepatan maju traktor dengan jarak 15 m pada
tempat yang tidak akan terganggu oleh lintasan traktor.
5. Lakukan pembajakan dengan arah lurus memanjang lahan untuk lintasan
yang pertama.
6. Tempatkan dua buah patok (patok C dan D) pada posisi 5 meter dari tepi
tanah yang belum terbajak.
7. Pada saat memulai pembajakan, catatlah waktu awal pembajakan.
8. Catatlah waktu tempuh traktor pada saat pembajakan sejauh 25 m yaitu
waktu tempuh dari patok pertama ke patok berikutnya.
9. Untuk mengukur jarak tempuh roda (dengan beban), pada setiap lintasan
ukurlah jarak tempuhnya ddalam lima putarran roda penggerak padda saat
pembajakan dengan cara yang sama pada butir 3).
10. Untuk mengukur lebar pembajakan dalam satu lintasan pembajakan,
ukurlah jarak dari tepi tanah yang belum terbajak ke patok C, sehingga lebar
pembajakan merupakan jarak awal dikurangi jarak sisanya. Demikian juga untuk
lintasan pembajakan pembalikannya yang diukur dari patok D.
11. Pada setiap lintasan diukur kedalaman pembajakannya.
12. Pada ujung lahan dimana pembajakan berakhir, bajak harus diangkan dan
traktor dibelokkan ke arah yang berlawanan. Untuk membantu pembelokkan
injaklah rem roda kanan (untuk belok kanan). Pada setiap belok, ukurlah waktu
beloknya, yaitu waktu dari saat bajak diangkat (traktor membelok) sampai bajak
diturunkan (membajak kembali).
13. Pada akhir pekerjaan pembajakan catatlah waktunya.
14. Kapasitas lapang pengolahan teoritis (KLT) dapat dihitung dengan
persamaan berikut:
VT = VA / ( 1 - Sl )
KLT = 0.36 LT VT
dimana:
KLE = kapasitas lapang teoritis (ha/jam)
VA = kecepatan rata-rata (m/detik)
LT = lebar pembajakan rata-rata (m)
15. Untuk menghitung kapasitas pengolahan efektif (KLE) hanya diperlukan
data waktu kerja keseluruhan dari mulai bekerja hingga selesai (WK) dan luas
tanah hasil pengolahan keseluruhan (L). Persamaan yang dipakai adalah:
KLE = L/WK, dimana: KLE = kapasitas lapang efektif (ha/jam)
16. Persamaan yang dipakai untuk menghitung efisiensi lapang (Eff) adalah:
Eff = (KLE/KLT) x 100
17. Slip roda penggerak merupakan selisih antara jarak tempuh tanpa beban
(tidak mengolah tanah) dalam putaran roda penggerak yang sama. Untuk
menghitung slip roda penggerak dipergunakan persamaan berikut:
Sl = (1 - (Sb/So)) x 100 %
Dimana:
Sl = slip roda penggerak (%)
Sb = jarak tempuh traktor saat pengolahan tanah dalam lima putaran roda
penggerak (m)
So = jarak tempuh traktor tanpa beban dalam lima putaran roda penggerak
(m)

DATA

Sumber tenaga alat


1. Traktor roda 4 merk Deutz D7206, 2WD, daya ± 75 hp
2. Bajak piring yang digunakan
Tinggi bajak = 1.2 m
Panjang bajak = 2.43 m
Tipe penggandengan = 3 point hitch
Diameter piringan = 0.68 m
Jarak antar piring = 0.6 m
Kondisi lahan
1. Topografi: lahan berundak, bergelombang dan berlubang.
2. Keadaan batuan: tidak banyak ditemukan batuan
3. Vegetasi di permukaan tanah; rumput liar 100 % (ilalang 20 %, tanaman
berduri 10 % dan rumput lainnya 70 %)
Jarak tempuh traktor dalam 5 putaran roda penggerak tanpa beban, So = 21.98 m
Tabel Pembajakan dan Slip
Lebar Kedalam. t(15m) t belok Sb kanan Sb kiri So Sl kanan Sl kiri
No.
Peng. (m) Pemb. (m) (det) (det) (m) (m) (m) % %
1 0.45 0.175 41.67 114 19.69 5.80 21.98 10.419 73.612
2 0.46 0.190 41.59 166 19.28 7.70 21.98 12.284 64.968
3 0.56 0.112   153 19.35 9.18 21.98 11.965 58.235
4 0.61 0.117   96 15.72 9.05 21.98 28.480 58.826
5 0.50 0.114   381 17.74 6.20 21.98 19.290 71.793
6 0.70 0.125   233 18.30 9.48 21.98 16.742 56.870
7 0.73 0.135   111 15.20 12.00 21.98 30.846 45.405
8 0.51 0.146   134 19.70 4.60 21.98 10.373 79.072
9 0.42 0.104   327 18.10 9.70 21.98 17.652 55.869
10 0.53 0.103   191 19.61 10.50 21.98 10.783 52.229
11   0.143   96          
12   0.138   127          
13   0.134   64          
14   0.134              
rata2 0.547 0.134 41.630 168.692 18.269 8.421 21.980 16.884 61.688

dalam m/det dalam %


Kec. 1 0.3600 Slip kanan 16.884
Kec. 2 0.3607 Slip kiri 61.688
Kecepatan rata-rata 0.3603 Slip rata-rata 39.286

Perhitungan
Kapasitas lapang pengolahan teoritis,KLT
Kecepatan rata-rata = {(15m/41.67det)+(15m/41.59det)}/2 = 0.3603 m/det
Rata-rata lebar pengolahan = 0.547 m
VT = VA / ( 1-Sl ) = 0.3603/(1-0.393) = 0.593
KLT = 0.36 LT VT = 0.36 (0.547)(0.593) = 0.1169 m2/det
= 0.1169 m2/det = 0.1169 x 10-6 ha/det x 3600 det/jam
= 0.0421 ha/jam
Kapasitas lapang pengolahan efektif, KLE
Luas lahan hasil pengolahan = 21 m x 28.5 m = 598.5 m2 = 0.05985 ha
Waktu kerja = 1 jam 41 menit = 1.683 jam
KLE = L/WK = 0.05985 ha/1.683 jam = 0.0356 ha/jam
Efisiensi lapang, Eff
Eff = (KLE/KLT) x 100 % = (0.0356/0.0421) x 100 % = 84.56 %
Slip roda penggerak, Sl
So = π D N = (3.14)(1.4 m)(5) = 21.98 m
Contoh perhitungan slip no. 1
Slkanan= (1 - (Sbkanan/So)) x 100 % = (1 - (19.69/21.98)) x 100 % = 10.419 %
Slkiri = (1 - (Sbkiri/So)) x 100 % = (1 - (5.80/21.98)) x 100 % = 73.612 %
Slrata-rata = (10.419 % + 73.612 %)/2 = 42.015 %
Kedalaman pembajakan, diperoleh rata-rata = 0.134 m

PEMBAHASAN

Mengolah tanah adalah proses pertama dalam memulai suatu kegiatan


pertanian. Pada praktikum ini dilakukan pengolahan tanah untuk menanam tanaman
kacang tanah dengan mengunakan bajak piring. Penggunaan bajak piring ini
diharapkan dapat menciptakan kondisi tanah yang sesuai dengan tanaman kacang
tanah. Bajak piring sebagai implement ditarik sebuah traktor 2WD kira-kira 75 hp
dengan tipe penggandengan tree point hitch atau integral mounted type. Metode
pembajakan yang digunakan adalah metode pembajakan Throw-out.
Kapasitas lapang pengolahan teoritis diperoleh 0.0421 ha/jam, kapasitas
lapang pengolahan efektif adalah 0.0356 ha/jam sehingga efisiensi yang terjadi
sebesar 84.56 %.
Ketika melakukan pembajakan, roda penggerak traktor mengalami slip.
Faktor-faktor yang mempengaruhi slip daiantaranya traktor tidak memiliki pemberat
sehingga mengurangi perpindahan berat dari traktor ke implement dan roda
belakang, Slip yang terjadi pada roda kanan sebesar 16.884 %, roda kiri sebesar
61.688 % dan slip rata-rata 39.286 %. Terlihat perbedaan yang sangat signifikan
antara slip roda kiri dan kanan. Salah satu penyebabnya adalah roda kanan tepat pada
lintasan yang tanahnya merupakan hasil pembajakan sebelumnya.
Rata-rata kedalaman tanah hasil pengukuran adalah 0.134 m. Sebenarnya
kedalaman tanah bervariasi karena adanya pengaturan tinggi rendahnya implement
ketika pengolahan tanah. Pengaturan tinggi rendah implement ini untuk
menyesuaikan dengan tanah, pada saat pengolahan.
Ada parameter lain yang diukur, yaitu: waktu belok, waktu pada saat traktor
mengangkat implement sampai implemennya diturunkan kembali. Bisa dilihat pada
tabel data hasil percobaan, waktu belok tidak semakin mengecil padahal secara teori
lintasan pengolahan dan belok dari awal sampai akhir atau lama-kelamaan akan
memendek karena pengolahan dilakukan ditepi lahan yang akan diolah terlebih
dahulu. Faktor yang mempengaruhi yaitu pergantian operator, konsdisi tanah kurang
seragam dan parkir ketika belok. Parameter selanjutnya adalah lebar pengolahan
dengan rata-rata lebar pengilahan yaitu 0.547 m, dan waktu tempuh dalam 15 m yaitu
41.630 detik.
Pada proses pengolahan tanah yang terjadi yaitu piringan memotong tanah,
mengangkat dan membalik. Kemudian ada alat yang berfungsi untuk membuang
tanah yang menempel pada piring yang berbentuk seperti elips dan mekanisme naik
turun implement di dibantu dengan roda yang terdapat pada bagian belakang
implement.

KESIMPILAN
Praktikan memahami konstruksi bajak piring, mekanisme pembajakan tanah
dengan bajak piring, cara pengolahan tanah yang benar, terampil mengukur kinerja
traktor dan implement pada pengolahan tanah, dan dapat mengatur proses
pengolahan tanah secara efektif dan efisien guna memperoleh hasil yang maksimal.
Hasil praktikum tidak selalu

DAFTAR PUSTAKA
e-learning Departemen Teknik Pertanian.
Setiawan, Radite P.A., Wawan Hermawan, I Nengah Suastawa dan Gatot Pramuhadi.
2009. Buku Praktikum Teknik Mesin Budidaya Pertanian. Bagian Teknik
Mesin Budidaya Pertanian Fateta IPB.
Slide kuliah Teknik Mesin Budidaya Pertanian
Srivastava, A. K., C. E. Goering, R. P. Rohrbach. 1993. Enginering Principles of
Agricultural Machines. ASAE Texbook Number 6, American Society of
Agriculutural Engineers.

LAMPIRAN
Gambar 1. Bagian-bagian Bajak Piring (e-learning TEP)

Gambar 2. Hasil Pembajakan dengan Menggunakan Bajak Piring (Disk Plow). (e-learning TEP)

Anda mungkin juga menyukai