Bahan Ajar
Bahan ajar terdiri dari: (1) Pendahuluan, (2) Sistem Irigasi Curah, (3) Komponen Irigasi
Curah, (4) Sprinkler Berputar, (5) Hidrolika dalam Sistem Irigasi Curah, (6) Rancang
Bangun Irigasi Curah.
1. Pendahuluan
Pada metode irigasi curah, air irigasi diberikan dengan cara menyemprotkan air ke udara
dan menjatuhkannya di sekitar tanaman seperti hujan. Penyemprotan dibuat dengan
mengalirkan air bertekanan melalui orifice kecil atau nozzle. Tekanan biasanya
didapatkan dengan pemompaan. Untuk mendapatkan penyebaran air yang seragam
diperlukan pemilihan ukuran nozzle, tekanan operasional, spasing sprinkler dan laju
infiltrasi tanah yang sesuai.
(a) (b)
Gambar 1. Irigasi curah pada tanaman jeruk (a) dan jagung (b)
Cara yang paling sederhana yang sering digunakan untuk irigasi sayuran oleh petani kecil
adalah dengan menyiram menggunakan emrat (ebor) seperti diperlihatkan pada Gambar
2. Luas bedengan (petakan) sayuran biasanya hanya sekitar 6 m2 yakni panjang 6 m, dan
lebar 1 m. Untuk tanaman berakar pendek (seperti selada, sawi, kangkung, bayam,
kenikir, dan sebagainya), pada waktu kondisi cuaca normal irigasi dilakukan satu hari
sekali sebanyak 80 liter per petakan (efisiensi ± 35%). Pada waktu hari panas air irigasi
diberikan sampai 4 kali per hari dengan total pemberian 320 liter per petakan (efisiensi ±
9%) 1. Sistim ini memerlukan banyak tenaga kerja untuk penyiraman dan sumber air
1
Data diambil dari hasil wawancara dengan petani penggarap lahan kosong di kota Bekasi pada bulan
Januari 2006.
harus tersedia berada di dekat kebun. Satu keluarga dengan tenaga kerja 2 orang (istri dan
bapak) hanya mampu mengelola kebun seluas 400 – 500 m2.
Faktor-faktor pembatas
Berbagai faktor pembatas penggunaan irigasi curah adalah:
a. Kecepatan dan arah angin berpengaruh terhadap pola penyebaran air
b. Air irigasi harus cukup bersih bebas dari pasir dan kotoran lainnya
c. Investasi awal cukup tinggi
d. Diperlukan tenaga penggerak di mana tekanan air berkisar antara 0,5 - 10 kg/cm2.
a. Sistem berputar (rotating head system). Terdiri dari satu atau dua buah nozzle miring
yang berputar dengan sumbu vertikal akibat adanya gerakan memukul dari alat
pemukul (hammer blade). Sprinkler ini umumnya disambung dengan suatu pipa
peninggi (riser) berdiameter 25 mm yang disambungkan dengan pipa lateral. Alat
pemukul sprinkler bergerak karena adanya gaya impulse dari aliran jet semprotan air,
kemudian berbalik kembali karena adanya regangan pegas. (Gambar 3).
b. Sistem pipa berlubang (perforated pipe system). Terdiri dari pipa berlubang-lubang,
biasanya dirancang untuk tekanan rendah antara 0,5 -2,5 kg/cm2, sehingga sumber
tekanan cukup diperoleh dari tangki air yang ditempatkan pada ketinggian tertentu
(Gambar 4). Semprotan dapat meliput selebar 6 - 15 meter. Cocok untuk tanaman
yang tingginya tidak lebih dari 40 - 60 cm.
Gambar 4. Pipa perforasi untuk irigasi bibit kelapa sawit di PT Makin, Jambi
Pada sistim sprinkler terdapat 3 tipe utama yakni (a) sistim berpindah (portable system),
(b) sistim solid atau permanen, dan (c) sistim semi-permanen.
jenis ini bekerja dengan tekanan rendah sampai medium (2 ~ 4 bar) dan mampu mengairi
suatu areal lahan lebar 9 ~ 24 m dan panjang sampai 300 m untuk setiap settingnya (0,3
~ 0,7 ha). Laju aplikasi bervariasi dari 5 ~ 35 mm/jam.
Kebanyakan, yang dipindah-pindahkan hanya lateralnya saja, sedangkan pompa dan pipa
utamanya tetap. Sistem seperti ini disebut dengan sistim semi-portable.
Lateral dipindahkan dengan tenaga manusia ke posisi berikutnya pada pipa utama.
Umumnya lateral berpindah antara satu sampai empat kali per hari tergantung pada
“settime” yang ditetapkan. Lateral berpindah berurutan dari satu posisi ke posisi lain
sampai seluruh lahan terairi. Pada sistim ini juga sering digunakan 2 atau lebih lateral
bekerja simultan (Gambar 6).
Peletakan sistim pipa dapat bermacam cara. Gambar 7 memperlihatkan alternatif tataletak
dimana pipa utama berada pada satu sisi dari lahan. Perpindahan dengan tenaga manusia
memerlukan hari orang kerja (HOK) yang cukup besar, sehingga hanya cocok untuk
daerah dimana tenaga kerja manusia tersedia banyak dan tak mahal.
Satu lateral
Dua lateral
.
Gambar 6. Sistem sprinkler berpindah
Pada waktu irigasi, lateral tetap pada satu lokasi sampai sejumlah air irigasi selesai
diaplikasikan. Pompa dihentikan dan pipa lateral dilepas dari pipa utama, airnya dibuang,
kemudian posisi lateral dipindahkan dengan tenaga penggerak. Lateral disambung
kembali dengan pipa utama di posisi berikutnya.
Sistim ini cocok digunakan di lahan datar, luas, berbentuk segi empat dengan tanaman
rendah dalam barisan. Lateral dipasang melintang barisan tanaman sehingga roda
penggerak ditempatkan di antara baris tanaman.
Pergerakan lateral juga dapat berputar mengelilingi suatu poros dan disebut dengan sistem
center pivot (Gambar 9).
Mobile rain-gun system (MRS). Sistem ini menggunakan sprinkler putar besar yang
bekerja pada tekanan tinggi mengairi areal yang luas.. Umumnya sprinkler dipasang pada
alat angkut bergerak sinambung memotong lahan selama beroperasi dan disebut
travellers (Gambar 10). Akhir-akhir ini menjadi sangat populer karena biaya modal per
hektar relatif rendah dan kebutuhan tenaga kerja lebih kecil.
Rain-guns umumnya beroperasi pada tekanan tinggi 5 – 10 bar, dengan debit 40 – 120
m3/jam. Dalam satu setting mampu mengairi areal lebar 100 m dan panjang 400 m (sekitar
4 ha). Laju aplikasi berkisar antara 5 – 35 mm/jam. Tersedia dalam dua tipe (a) Hose-pull
system, dan (b) Hose-reel system.
Suatu kabel baja pelurus pada sprinkler carriage ditarik sampai ujung terjauh lapangan
dan dipantek kuat ke tanah. Valve coupler perlahan dibuka memulai irigasi. Rain-gun
carriage ditarik baik oleh “water motor” dengan tenaga dari aliran air menggunakan
piston atau turbin, atau menggunakan motor bakar.
Jika mengairi tanaman tahunan seperti buah-buahan, maka jaringan pipa dan sprinkler
seringkali tetap di tempat dari musim ke musim. Dalam kasus ini sistim tesebut disebut
sebagai sistim permanen. Umumnya pada sistim permanen jaringan perpipaan ditanam di
bawah tanah untuk menghindari kerusakan dari kendaraan pertanian yang lewat, atau
dipasang permanen di atas tanaman.
Umumnya pada sistim solid atau permanen hanya sebagian dari sistim bekerja secara
simultan. Hal ini tergantung pada ukuran pipa dan jumlah air tersedia. Debit aliran
disalurkan dari satu blok ke blok lainnya melalui hidran atau katup. Pada kondisi khusus
misalnya untuk pencegahan kabut beku (frost) diperlukan operasi simultan di seluruh
lahan.
Sistim solid atau permanen ini memerlukan tenaga kerja jauh lebih sedikit daripada sistim
bergerak dan juga memerlukan tenaga trampil lebih sedikit. Akan tetapi investasi awalnya
lebih besar karena jumlah pipa, sprinkler, dan perlengkapannya akan lebih banyak. Jadi
sistim ini hanya cocok untuk daerah yang tenaga kerjanya langka dan mahal.
Sistim Semi-Permanen
Beberapa sistim baru dkembangkan akhir-akhir ini untuk memperoleh keuntungan
keduanya baik dari sistim berpindah maupun sistim solid-set. Rancangan diarahkan
untuk mendapatkan suatu kombinasi baik biaya investasi rendah maupun tenaga buruh
yang diperlukan juga rendah. Sistim ini disebut sebagai Semi-Permanen yang terdiri dari
(a) Sprinkler-hop system, (b) Pipe-grid system, (c) Hose-pull system dan (d) Hose move
system
Sprinkler-hop system
Sistim ini dalam beberapa hal menyerupai sistim berpindah (portable), tetapi sprinkler
ditempatkan pada posisi selang-seling sepanjang lateral (Gambar 14). Jika sejumlah air
irigasi sudah diaplikasikan maka sprinkler dilepas dan dipindah-geserkan atau hopped 2
sepanjang lateral ke posisi berikutnya dengan perioda (lama) irigasi yang sama.
Pipe-grid systems
Sistim ini dalam beberapa aspek hampir sama dengan solid-set system. Pipa lateral
diameter kecil sekitar 25 mm digunakan supaya biaya investasi rendah. Pipa lateral
dipasang di seluruh lahan dan tetap berada di lokasi selama periode irigasi, sehingga
perpindahan pipa lateral antar irigasi dapat dihindarkan. Dua buah sprinkler disambung
ke masing-masing lateral. Jika jumlah air irigasi sudah cukup diaplikasikan, maka
masing-masing sprinkler dilepas dan dipindahkan sepanjang lateral ke posisi berikutnya.
Prosedur ini diulang sampai seluruh lahan terairi. Sprinkler kemudian dipasang lagi pada
posisi awal untuk memulai periode irigasi berikutnya. Sprinkler disambung ke lateral
menggunakan katup (valves) seperti yang digunakan pada hop-system. Sistim ini
mengairi pada laju aplikasi rendah dengan periode lama, seringkali malam hari juga
2
Hop: berpindah tempat ke samping dengan menggeser posisi kaki (kamus webster)
beroperasi. Seperti pada “hop” system perpindahan sprinkler dapat diatur sesuai dengan
aktivitas budidaya tanaman lainnya. Suatu tipikal sistim ini beroperasi setiap hari paling
tidak dua buah sprinkler berpindah pada setiap lateral. Satu sprinkler berpindah pada
siang hari dan yang lainnya pada malam hari (Gambar 15).
Penggunaan slang plastik seperti ini dapat mengurangi jumlah lateral permanen, selain
itu juga memungkinkan fleksibilitas yang tinggi pada waktu irigasi. Sprinkler dapat
dipindahkan ke dekat pohon yang masih muda untuk mencegah pembasahan yang tak
perlu di lahan. Meskipun sistim ini relatif lebih kecil biayanya daripada sistim permanen,
biasanya masalah akan muncul dengan slang plastik. Slang plastik mudah rusak oleh
peralatan mesin pertanian dan jika ditangani secara kasar, selain itu juga cepat rusak jika
kena sinar matahari secara terus menerus.
Umumnya komponen irigasi curah terdiri dari: (a) pompa dengan tenaga penggerak
sebagai sumber tekanan, (b) pipa utama, (c) pipa lateral, (d) pipa peninggi (riser), dan (e)
kepala sprinkler (sprinkler head) (Gambar 18).
Gambar 18a. Komponen sistem irigasi curah dengan tenaga motor listrik
Gambar 18b. Komponen sistem irigasi curah dengan tenaga motor bakar
Tenaga penggerak
Sumber tenaga penggerak pompa dapat berupa motor listrik atau motor bakar (internal
combustion engine)
Pipa utama
Pipa utama (main line) adalah pipa yang mengalirkan air dari pompa ke pipa lateral. Pipa
utama dapat dibuat permanen di atas atau di bawah permukaan tanah, dapat pula
berpindah (portable) dari satu lahan ke lahan yang lain... Pipa beton tidak cocok untuk
tekanan tinggi. Untuk pipa utama yang berpindah, pipa biasanya terbuat dari almunium
yang ringan dan dilengkapi dengan quick coupling (Gambar 19). Sedangkan untuk pipa
utama yang ditanam, umumnya dipasang pada kedalaman 0,75 m di bawah permukaan
tanah. Pipa utama berdiameter antara 75 – 200 mm.
Pipa lateral
Pipa lateral adalah pipa yang mengalirkan air dari pipa utama ke sprinkler. Pipa utama
biasanya terbuat dari baja, beton, asbestos cement, PVC atau pipa fleksibel. Pipa lateral
ini berdiameter lebih kecil dari pipa utama, umumnya lateral berdiameter 50 – 125 mm,
dapat bersifat permanen atau berpindah. Pipa lateral biasanya tersedia di pasaran dengan
ukuran panjang 5, 6 atau 12 meter setiap potongnya. Setiap potongan pipa dilengkapi
dengan quick coupling untuk mempermudah dan mempercepat proses menyambung dan
melepas pipa (Gambar 20) .
Gambar 20. (a) Pipa fleksibel, (b) Pipa kaku berpindah dengan sambungan pipa cepat
(quick coupler), (c) pipa sambungan permanen
Satu nozzle
Pop up
Big gun
Dua nozzle
Gambar 21. Kepala sprinkler berputar
Komponen lain:
a. Saringan
Saringan diperlukan bila sumber air yang digunakan untuk irigasi sprinkler berupa air
permukaan. Saringan harus mampu menahan sisa-sisa tanaman, sampah, biji-biji rumput
dan partikel-partikel kecil lainnya.
b. Kolam Pengendapan
Kolam pengendapan diperlukan untuk mengendapkan pasir dan sedimen yang terbawa
oleh air yang diambil dari sungai, saluran atau sumur yang bergaram.
d. Katup Sadap
Katup sadap diperlukan untuk mengontrol tekanan pada pipa lateral bila perbedaan
tekanan aliran antara pipa utama dan pipa lateral cukup besar.
f. Katup Pengaman
Merupakan katup untuk menghindarkan tekanan air di dalam pipa yang berlebihan.
g. Tangki Injeksi
Larutan pupuk dan kimia lainnya dapat diinjeksikan ke sistem sprinkler melalui tangki
injeksi. Sistem injeksi yang diterapkan dapat berupa tangki tertutup atau venturi seperti
Gambar 23.
4. Sprinkler berputar
Sprinkler bekerja dengan cara menyemprotkan air bertekanan lewat suatu lubang kecil
atau nozzle ke udara. Jet air ini selama perjalanannya akan pecah menjadi butiran air dan
jatuh ke tanah atau tanaman. Sprinkler berputar horizontal dan menghasilkan pola
pembasahan berbentuk lingkaran. Jarak dari sprinkler ke lingkaran terluar disebut jarak
lemparan (throw) atau radius pembasahan. Tipikal sprinkler kecil akan membasahi lahan
dengan diameter basah 36 m (Gambar 24).
Sprinkler berputar disebabkan oleh adanya aliran jet air dan beban pegas pada lengan
ayun (swing arm). Pada waktu sprinkler beroperasi, lengan ayun bergerak karena jet air
dan memukul kepala sprinkler ke satu sisi, kemudian lengan ayun kembali ke posisi
semula karena adanya tegangan pegas. Kecepatan putar dikendalikan oleh tegangan pegas
(Gambar 25).
a) Tangki tertutup
b) Venturi
Sprinkler dikatagorikan ke dalam jenis tekanan rendah, medium, dan tinggi seperti
dideskripsikan dalam Tabel 1. Kriteria utama untuk pemilihan adalah: (1) laju
penyiraman, sebagai fungsi dari debit, diameter basah, dan spasing; (2) keseragaman
pemakaian air; (3) ukuran butiran air sebagai fungsi dari diameter nozzle dan tekanan
operasional; (4) biaya
Gambar 25. Proses putaran sprinkler dan hubungannya dengan areal pembasahan
Rekomendasi Biasanya Biasa digunakan Digunakan Umumnya 2 nozzle dapat Biasanya nozzle Digunakan pada
Kecepatan putar sprinkler menggunakan untuk spasi rapat, untuk digunakan untuk digunakan tunggal, laju tanaman rapat.
(rpm) nozzle tunggal, buah-buahan, buahbuahan, aplikasi rendah dengan tekanan pemakaian air Tidak cocok
digunakan di nozzle tunggal, spasing (3,5 - 6 mm/jam) rendah daripada antara 6 - 12 apabila berangin
Kesesuaian bawah pohon, putaran rendah segi-tiga, untuk mengurangi nozzle tunggal. mm/jam, tidak
keseragaman pemakaian air pengaruh angin. Diperlukan sesuai untuk
rendah rendah (1,5 - 3 Riser tinggi overlap yang kondisi berangin
mm/hari) diperlukan untuk
lebih banyak.
buah-buahan dan
riser rendah untuk laju pemakaian
tanaman pangan air tinggi
Teknik Irigasi dan Drainase
19
Debit
Kecepatan aliran dalam pipa diukur dalam satuan m/det. Sedangkan debit aliran (m3/det)
merupakan luas penampang aliran (m2) dikalikan dengan kecepatan (m/det). Untuk sistim
sprinkler yang kecil, angka dalam satuan ini sangat kecil sehingga seringkali digunakan
satuan m3/jam. Pengukuran debit dari nozzle putar dapat dilakukan dengan cara
menyambungkan nozzle dengan slang plastik dan air yang keluar ditampung dalam wadah.
Waktu yang diperlukan untuk memenuhi wadah dicatat, dan volume wadah diukur, sehingga
debit dapat dihitung (Gambar 26).
Laju aplikasi
Laju siraman dari sekelompok sprinkler disebut laju aplikasi (application rate), dinyatakan
dengan satuan mm/jam. Laju aplikasi tergantung pada ukuran nozzle, tekanan operasional,
spasi antar sprinkler, dan arah serta kecepatan angin. Setiap pabrik pembuat sprinkler
mempunyai informasi mengenai ini. Laju aplikasi harus lebih kecil dari laju infiltrasi tanah,
sehingga limpasan (run off) dan erosi percik dapat dicegah. Tabel 2 memberikan contoh
karaktersitik dari salah satu pabrik sprinkler.
butiran yang terlalu kecil akan mudah menguap sehingga banyak air terbuang dan akibatnya
efisiensi irigasi menjadi rendah. Ukuran butiran yang diinginkan dapat dikendalikan dengan
mengatur ukuran nozzle dan tekanan operasional (Tabel 3)
Tekanan operasi.
Peformansi suatu sprinkler akan baik jika mengikuti tekanan operasi yang disarankan oleh
pabrik pembuatnya. Jika tekanan operasi lebih kecil atau lebih besar dari yang
direkomendasikan maka akan terjadi penyimpangan kinerja seperti pada Gambar 27. Jika
tekanan terlalu rendah maka jet air tak mudah pecah sehingga sebagain besar air jatuh jauh
dari sprinkler. Butiran air yang besar akan jatuh dan merusak daun tanaman serta akan
memadatkan tanah. Jika tekanan terlalu besar, jet air pecah terlalu banyak menyebabkan kabut
mudah menguap dan hilang ke udara, dan sebagian besar air akan jatuh dekat sprinkler. Kedua
kondisi tersebut menyebabkan pola sebaran menyimpang jauh dari bentuk segi-tiga. Kondisi
tekanan rendah dan tekanan tinggi dapat diperagakan dengan mudah seperti pada Gambar 28.
Gambar 28. Pengaruh tekanan pada pecahnya butiran dan jet air dari slang air
Pengukuran tekanan operasi pada waktu sistim bekerja dapat menggunakan Bourdon gauge
dilengkapi dengan pilot attachment pada lubang nozzle seperti pada Gambar 29. Untuk
melihat secara kasar di lapangan apakah tekanan operasional sudah memadai atau kurang
dapat digunakan petunjuk seperti pada Gambar 30
Gambar 30. Metoda kasar untuk mengevaluasi tekanan operasional sprinkler: (a)
Tekanan yang tepat, (b) tekanan terlalu kecil
ditunjukkan pada Table 4. Sedangkan unjuk kerja dari sprinkler bernozle tunggal dan ganda
yang menunjukkan spasi optimum sprinkler disajikan pada Tabel 5a dan Tabel 5b
Tabel 5a. Spasi optimum (persegi empat) sprinkler ber nozle tunggal
Tabel 5b. Spasing optimum (persegi empat atau persegi tiga) sprinkler ber nozle ganda
Sebaran air
Umumnya sebaran air terbanyak berada di dekat sprinkler dan berkurang ke arah ujung. Pola
sebaran berbentuk segitiga (Gambar 31). Untuk membuat sebaran lebih seragam beberapa
sprinkler diletakkan secara overlap seperti pada Gambar 32. Pada kondisi tidak ada angin,
jarak spasi antar sprinkler dibuat sekitar 65% dari diameter basah.
Gambar 31. Pembasahan dan pola sebaran air dari satu sprinkler