ACARA 2
TEKNIK PEMBUATAN PENGAIIRAN TANAMAN PERKEBUNAN KOPI DAN
KELAPA SAWIT
Disusun oleh :
Nama : Priju Harpenta Peranginangin
NPM : E1J021061
Shift : A2
Dosen : Prof. Dr. Ir, Alnopri., MS
Co-ass : 1. Afrizal (E1J019074)
: 2. Theodra Elchrist Vitasari Lumban Gaol
(E1J019083)
Segala puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat karunia dan
perlindungannya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum ini yang berjudul “Teknik
Pembuatan Pengaiiran Tanaman Perkebunan Kopi Dan Kelapa Sawit”. Kegiatan ini telah
dilaksanakan pada tanggal 12 Februari 2024, pada waktu 14:00-selesai. Adapun tujuan dari
penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Teknologi Produksi
Tanaman Perkebunan. Saya menyadari bahwa tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi
kesempurnaan laporan ini.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pengajiran merupakan suatu langkah lanjutan dalam pembukaan lahan pada suatu
areal yang akan diusahakan/ditanam dengan tanaman perkebunan/kehutanan. Dengan adanya
pengajiran maka akan diperoleh barisan tanaman lurus pada lahan-lahan datar atau agak
miring dan atau barisan kontur pada lahan yang bergelombang atau berbukit.
Dalam pengajiran terdapat banyak cara dan teknik berdasarkan jenis komoditi yang
akan ditanam dan jarak tanam tertentu. Pengajiran adalah untuk menentukan tempat–tempat
yang kelak akan ditanami. Sistem jarak tanam yang digunakan adalah segitiga sama sisi
dengan jarak tanam sesuai dengan kesuburan tanah. Bila keadaan tanah subur maka jarak
tanam yang digunakan semakin lebar dan sebaliknya
Pengajiran sangat penting dilakukan dalam pembukaan lahan, tujuan atau fungsi
pengajiran ini yakni untuk mendapatkan tanaman yang rapi, barisan yang rapi lurus. Baik
pada lahan datar atau pun miring. Inilah cara yang dilakukan agar memudahkan penanaman
dalam area yang miring dan tidak rata. Dengan adanya ajir,maka tanaman akan dibuat lurus
dengan 1 titik Ajir Induk.Mempermudah kita dalam merawat tanaman, mengatur cahaya yang
masuk apakah sudah cukup/atau akan saling terlindungi karena daun atau tajuk tanaman
sudah bertemu.
1
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum kali ini adalah Memahami dan terampil melakukan pengajiran
agar memperoleh pertanaman yang lurus/teratur letaknya dari berbagai sudut baik pada lahan
datar maupun agak miring
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jarak tanam harus disesuaikan dengan keadaan topografi areal yang akan kita tanami.
Susunan penanaman dapat berbentuk bujur sangkar, jajaran genjang atau segitiga sama sisi.
Pengajiran perlu dilakukan dalam penanaman tanaman perkebunan, dalam pengajiran ajir
induk tidak boleh dicabut sebelum pembuatan lubang dan pengajiran kedua selesai. Jarak ajir
induk merupakan kelipatan jarak tanamnya dan disesuaikan dengan ukuran yang telah dibuat.
Ajir induk sangat penting untuk meluruskan kembali setelah lubang selesai dibuat.
Pengajiran pada dasarnya pemancangan air adalah untuk menerai tempat lubang tanaman
dengan ketentuan jarak tanaman sebagai berikut :
· Pada areal lahan yang relatif datar / landai (kemiringan antara ( 0 - 80 ) jarak tanam
adalah 7 m x 3 m ( 476 lubang/hektar) berbentuk barisan lurus mengikuti arah Timur - Barat
berjarak 7 m dan arah Utara - Selatan berjarak 3 m. Cara pengajiran pada lahan datar pada
areal lahan bergelombang atau berbukit (kemiringan 8% - 15%) jarak tanam 8 m x 2, 5 m
(=500 lubang/ha) pada teras-teras yang diatur bersambung setiap 1,25 m (penanaman secara
kontur) Bahan ajir dapat menggunakan potongan bambu tipis dengan ukuran 20 cm - 30 cm.
Pada setiap titik pemancangan ajir tersebut merupakan tempat penggalian lubang untuk
tanaman (Danarti, 2017).
Bahan dan peralatan yang digunakan dalam pengajiran terdiri atas meteran (30 m),
kompas (atau teodolit), ajir utama (2 – 2,5 m) dan ajir (1 – 1,25 m), bendera, parang dan tali.
Untuk perkebunan rakyat, tidak menggunakan kompas (apa lagi teodolit), tetapi biasanya
mengandalkan meteran dan tali dalam menetapkan garis utama yang selanjutnya
mengandalkan mata untuk melihat kelurusan barisan ajir. Untuk penentuan titik ajir secara
cepat dan praktis, dapat menggunakan tali sepanjang 18 m yang dipasangi pasak di masing-
masing ujung dan di titik pertengahannya sehingga jarak antar pasak menjadi 9 m
(Chairul,2018).
Pengajiran dan pencegahan erosi di lahan miring. Pengajiran di lahan berbukit atau
curam sebaiknya mengikuti garis kontur. Upaya pencegahan erosi di lahan miring harus
dilakukan baik secara mekanis maupun biologis atau kombinasi keduanya. Pencegahan erosi
secara mekanis berupa teras. Teras dapat berupa teras kontinu seperti teras Bangku atau teras
individual Penggunaan teras bangku lebih efektif dalam mengendalikan erosi tetapi biayanya
lebih mahal (Wibawa, G at all,2017).
Manfaat pembuatan teras sangat besar antara lain mencegah proses erosi tanah yang
berlebihan, meningkatkan air hujan yang masuk ke dalam tanah, memudahkan transportasi
saprodi dan hasil panen, memudahkan mobilitas tenaga kerja sehingga meningkatkan
produktivitasnya, dan buah brondolan yang hilang lebih sedikit. Mengingat biayanya sangat
mahal, maka untuk petani kecil dapat menerapkan teras individual atau tapak kuda saja. Teras
individual dibuat pada setiap titik penanaman berbentuk empat persegi dengan lebar sekitar
3m(Direktorat Jenderal Perkebunan. 2005).
4
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
5
d. Hubungkan dengan tali titik-titik G1 dan C1, tali G1 dan C1 ditarik dengan kencang.
Tali G1 C1 akan memotong tali A1 F1, A2 F2, A3 F3, dan A4 F4, dan pada titik
potong tersebut ditancapkan sebuah ajir.
e. Tali bekas penghubung antara titik G1 dan C1 dipindahkan untuk
menghubungkantitik G2 dan C2, yang juga akan memotong A1 F1, A2 F2, A3 F3, dan
A4 F4 dengan cara sama pada setiap titik potong tersebut ditancapkan sebuah ajir.
f. Ulangi cara-cara tersebut sampai semua petak terisi.
6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
7
4
4.2 Pembahasan
Pengajiran dilakukan untuk memperoleh tanaman yang rapi dan teratur dalam
penanamannya. Pengajiran ini penting sebab pada praktiknya lahan perkebunan tidak selalu
rata, sehingga perlu adanya pengaturan jarak tanam yang sesuai. Pengajiran dipilih biasanya
berdasarkan komoditi dan keadaan tanahnya. Keadaan tanah yang sering dipertimbangkan
adalah mengenai kemiringan lahan.
Pengajiran yang kami gunakan pada praktikum ini adalah ajir jarak pagar. Teknik
pengajiran ini pada dasarnya menerapkan prinsip pagar. Hal ini dapat kita lihat pada hasil
pengajiran bahwa tanaman ditanam lebih rapat pada dalam barisan tanaman tersebut,
selanjutnya pada tanaman antar barisan dialkukan dengan jarak yang lebih lebar. Teknik
pengajiran ini dipilih berdasarkan pada keadaan kemiringan lahan yang digunakan saat
praktikum, selain itu dengan metode ini diharapkan lahan lebih maksimal digunakan dari
teknik pengajiran yang lain.
Jumlah titik ajir yang kami dapatkan dengan metode ajir jarak pagar. Pengajiran jarak
pagar dapat digunakan untuk menjaga tanah sebab dengan teknik penanaman jarak pagar erosi
8
tanah dapat dikurangi. Pengajiran jarak dapat mengoptimalkan daya fungsi tanah selain itu
seperti yang kita ketahui bahwa tanaman kakao lebih optimal jika dilakukan pengajiran
dengan metode ini sebab jumlah tanamannya lebih banyak dan dalam hal pemanenan akan
lebih mudah nantinya saat tanaman sudah mulai menghasilakn. Pemilihan pengajiran ini
memudahkan pengontrolan.
Jarak ajir induk merupakan kelipatan jarak tanamnya dan disesuaikan dengan ukuran
yang telah dibuat. Ajir induk sangat penting untuk meluruskan kembali setelah lubang selesai
dibuat.Pengajiran sebaiknya dimulai ditengah-tengah dan dibagian kebun yang tertinggi,
sehingga bila ada kesalahan atau kurang tepat dalam pengukuran dihilangkan di tepi batas-
batas kebun, sungai dan jalan. Tujuan dari pengajiran adalah untuk memperoleh pertanaman
yang lurus/teratur letaknya dari berbagai sudut baik pada lahan datar maupun lahan agak
miring.
Dalam membuat jarak tanam, kami membuat satu kesalahan yaitu dalam pengukuran,
dimana batas jarak ajir yaitu 35m, namun terjadi kesalahan dimana di titik ajir terakhir diukur
mencapai 40m, sehingga terjadilah kesalahan dalam pengukuran jarak tanam tersebut.oleh
karena itu akhirnya diukur ulang untuk titk yang terakhir sehingga jarak tanam sesuai dengan
yang diinginkan.
9
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Pengajiran sangat perlu dilakukan karena untuk melihat jarak tanam antar baris yang
lurus dan memiliki tanaman uang tumbuh dengan tegak, bisanya pegajiran dilakuakn sebelum
dilakuakn penanaman dimulai dan pengajiran dilakukan pada saat budidaya tanaman
perkebunan.
Dengan pengajiran akan diperoleh tanaman yang Rapi,lurus beraturan, jarak tanam
samabaik antar tanaman maupun antar barisan, memperoleh tanaman yang baik, tidak terjadi
persaingan unsure hara antar tanaman, memudahkan dalam perawatan dan pemanenan.
Kerapatan tanaman merupakan salah satu factor yang mempengaruhi tingkat produksi
tanaman perkebunan. Jarak tanam harus disesuaikan dengan keadaan topografi areal yang
akan kita tanami.Pengajiran ada dasarnya pemancangan untuk meluruskan dan
mengatur ketentuan jarak tanaman
5.2. Saran
Dalam melakukan pengukuran harus dilakukan lebih teliti agar tidak terjadinya
kesalahan dalam menentukan jarak tanam
10
DAFTAR PUSTAKA
Chairul, hanum. 2018. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 1 untuk SMK Jakarta : Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2005. Pedoman Budidaya Yang Baik Untuk Tanaman Karet
(Good Agriculture practices for Rubber). Departemen Pertanian, Jakarta.
Kalshoven, L.G.E. 2015. Pest of Crop in Indonesia. P.T.Ichtiar Baru –van Hoeve, Jakarta.
P.85.
Pahan, I.2016 . Panduan lengkap Kelapa sawit. Managemen Agribisnis dari hulu hingga
hilir.Penebar Swadaya, Jakarta.
Wibawa, G. At all. 2017. Alternatif Pengembangan Perkebunan Karet Rakyat dengan Pola
Wanatani. Proceeding lokakarya dan ekspose teknologi perkebunan. Buku I. Model
peremajaan karet rakyat secara swadaya. AP2I.
11
LAMPIRAN
12