Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN

TATA LETAK DAN PENANGANAN BAHAN HOME INDUSTRI


“KERUPUK KEMPLANG”

Disusun Oleh :
Nama : Yuni Anisya
NPM : E1G018011
Kelompok : 2 (Dua)
Shift : Sabtu/ 10:00-12:00 WIB
Dosen Pembimbing : 1. Ir. Meizul Zuki, MS
Ko- Ass : Trio Putra Setiawan (E1G01704)

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tata letak mesin pabrik merupakan suatu landasan utama dari dunia industri sehingga
tidak perlu dibuktikan lagi bahwa setiap perusahaan atau pabrik pasti membutuhkan tata letak
mesin dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya. Perencaan tata letak mesin sangat
diperlukan karena tata letak yang baik merupakan suatu harga mati bagi kelangsungan suatu
pabrik. Karena pentingnya tata letak mesin yang akan digunakan harus dirancang dengan
baik, sehingga para pekerja dapat bekerja dengan efektif dan efesien. Jika suatu pabrik bekerja
tanpa ada tata letak mesin yang baik, tentu saja proses produksi dalam pabrik akan terganggu
sehingga mengakibatan kerugian bagi pabrik itu sendiri. Hal ini membuat peralatan produksi
yang canggih dan mahal harganya akan tidak berarti apabila perencanaan tat letak mesin
dilakukan sembarang saja. Untuk mencapai opsi produksi, dibutuhkan suatu penataan letak
mesin produksi secara tepat pada pabrik.
Tata letak berhubungan dengan perencanaan penyusunan fasilitas fisik serta jumlah
kebutuhan tenaga kerja dalam menghasilkan suatu produk, tata letak berperan dalam
membentuk aliran material ataupun tenaga kerja menjadi lancar dan minimun sehingga proses
produksi dapat berlangsung efisien. Perencanaan tata letak yang baik merupakan bagian yang
penting untuk menentukan efisiensi sebuah aktivitas suatu usaha jangka panjang. Perencanaan
tata letak lebih memiliki banyak dampak strategi karena menentukan daya saing perusahaan
dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas dan biaya serta kualitas lingkungan kerja, hubungan
dengan pelangggan dan citra industri.
Oleh karena itu praktikan melakukan penilaian terhadap tata letak awal industri
kerupuk kemplang. Dengan mengetahui tata letak awal industri tersebut, maka praktikan
dapat melakukan evaluasi tata letak industri tersebut sehingga diharapkan tata letak industri
yang menjadi objek kajian memiliki kriteria tata letak yang baik serta memudahkan para
pekerja melakukan aktivitas produksi agar berjalan lancar.

1.2 Tujuan
1. Pratikan dapat memahami tata letak dan penanganan bahan industri.
2. Praktikan mendesain tata letak dan penanganan bahan industri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tata letak pabrik adalah tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik dengan
memanfaatkan luas area secara optimal guna menunjang kelancaran proses. Tata letak pabrik
sebagai bagian terbesar dari suatu studi perancangan fasilitas (facilities design). Facilities
design sendiri terdiri dari pengalokasian pabrik (plant location) dan perancangan gedung
(building design) dimana sebagaimana diketahui bahwa antara tata letak pabrik (plant layout)
dengan penanganan material (material handling) saling berkaitan erat (Anwar dkk, 2015).
Ikan merupakan salah satu sumber protein yang kaya senyawa-senyawa yang
bermanfaat bagi kesehatan manusia. Mengonsumsi ikan sa-ngat baik untuk kesehatan. Para
ahli menyaran- kan untuk lebih banyak mengonsumsi ikan diban- dingkan daging merah. Ikan
sudah tidak asing lagi bagi bangsa Indonesia karena Indonesia kaya akan potensi ikan baik
perikanan tangkap maupun per-ikanan budi daya, sayangnya kesadaran mengon-sumsi ikan
pada masyarakat masih rendah. Ting-kat kosumsi ikan rata-rata per kapita di Indonesia
beberapa tahun lalu hanya 23 kg/orang/tahun se-dangkan di Jepang mencapai 110
kg/orang/tahun.Padahal ikan merupakan sumber protein tinggi, bahkan untuk jenis tertentu
kandungan proteinnya lebih tinggi dari daging (Thaha, 2018).
Sumatera Selatan merupakan daerah yang terkenal sebagai penghasil produk pangan
tradisional hasil pengolahan makanan berbasis ikan. Industri kerupuk kemplang merupakan
salah satu usaha yang telah berkembang sejak lama di Provinsi Sumatera Selatan dengan
kebanyakan skala usaha rumah tangga dan dilakukan oleh wanita wirausaha (Miftakhuljanah,
2016).
Tata letak fasilitas produksi yang optimal harus didukung dengan kegiatan
perpindahan bahan (material handling) yang baik. Pengaturan material handling yang buruk
akan memberikan dampak yang cukup besar terhadap jalannya proses produksi. Jarak yang
terlalu jauh antar stasiun kerja dan adanya alur produksi yang saling bolak-balik menandakan
adanya masalah dalam material handling lantai produksi. Teknik konvensional merupakan
salah satu metode untuk mengetahui total material handling yang terjadi pada proses produksi
dan dengan metode ini nantinya akan mengatur kedekatan antar departemen lantai produksi
guna menghasilkan tata letak dengan jarak material handling yang lebih kecil dan teratur
(Ningtyas, 2015).
Tata letak fasilitas merupakan landasan utama dalam industri sebagai perencanaan dan
integrasi aliran komponen-komponen suatu produk untuk mendapatkan hubungan yang paling
efektif dan efisien antar operator, peralatan, dan proses transformasi material dari bagian
penerimaan sampai ke bagian pengiriman produk jadi (Nurhasanah, 2013).
Tata letak yang efektif dan efisien diindikasikan dengan tidak adanya aliran balik
(backtracking), total perpindahan bahan yang kecil dan tidak terjadinya antrian berlebih
(bottleneck) pada suatu proses. Tata letak yang efektif dan efisien dapat memberikan
kontribusi untuk mengurangi waktu siklus produksi, waktu menganggur, bottleneck atau
waktu penanganan material dan dapat meningkatkan output produksi (Vaidya dkk, 2013).
Jika pola aliranmaterial direncanakan dengan baik dan cermat akan mempunyai
pemanfaatan ruang pabrik yang lebih baik, mengurangi waktu proses, meminimalkan
kecelakaan dskerja, aliran produksi menjadi lancar sehingga meningkatkan efisiensi
produksi.Perbaikan tata letak dan metode kerja dapat meningkatkan produktivitas. Tujuan dari
tata letak adalah untuk mengurangi proses pemindahan bahan dan memudahkan pengawasan
di dalam aktivitas produksi sehingga akhirnya terjadi penghematan (Puspita dkk, 2019).
 

BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat Dan Bahan
3.1.1 Alat 3.1.2 Bahan
1. Alat tulis 1. 2 buah Styrofoam
2. Handphone 2. Double tape
3. Motor 3. Kertas
4. Cutter
5. Gunting
6. Penggaris

3.2 Prosedur Kerja


1. Mendapatkan pengarahan dari ko-ass tentang praktikum lapangan.
2. Mencari industri yang akan dikunjungi.
3. Mengunjungi industri yang akan dipilih.
4. Mengamati tata letak dari industry yang diamati.
5. Membuat desain miniatur tata letak industri yang diamati.
6. Memberikan perbaikan tata letak industri yang dianggap belum efektif.

7.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

4.1 Deskripsi Industri


Pembuatan kerupuk kemplang ini memiliki satu ruangan produksi, dimana ruangan itu
memiliki beberapa bagian tempat alat-alat untuk proses pembuatan kerupuk kemplang. Sisi
pertama ruangan didekat pintu masuk terdapat 3 kompor dandang, disebelahnya ada meja
pengadonan bahan dan pencetakan, didepan meja pengadon ada wadah-wadah terbuat dari
rotan untuk kerupuk kemplang yang sudah dicetak, didekat pintu mauk ada tempat pencucian
alat dan bahan, dan halamannya untuk penjemuran kerupuk kemplang.
4.2 Desain Industri
4.3 Desain Ajuan
BAB V
PEMBAHASAN

Praktikum kali ini kami mengunjungi sebuah home industri Kerupuk Kemplang milik
bapak Sukri yang telah berdiri kurang lebih selama 25 tahun yang merupakan bisnis turun
temurun dari keluarga, dimana home industri ini berlokasi di Merpati 12 Rawa Makmur kota
bengkulu.
Kerupuk Kemplang ini merupakan rumah produksi olahan hasil ikan laut yang
dijadikan kerupuk kemplang. Home industri kerupuk kemplang memiliki satu ruangan untuk
sistem produksi, diruangan itu terdapat beberapa bagian untuk proses produksi. Diantaranya
yaitu meja pengadonan bahan dan pencetakan kerupuk, nampan-nampan dari rotan untuk
kerupuk kemplang yang telah dicetak, 3 buah dandang dan 3 kompor untuk pengukusan
kerupuk, tempat pencucian alat dan bahan kerupuk, serta halaman untuk penjemuran kerupuk
kemplang. Untuk sistem perancangan tata letek kerupuk kemplang ini kurang teratur,
penyusunannya masih sedikit berantakan dimana peletakan alat dan bahan masih tidak sesuai
untuk home industri. Kebersihannya kurang terjaga, terdapat banyak alat-alat yang
berantakan juga. Sehingga dapat merumitkan sistem pekerjaan di home industri terebut.
Menurut Hadiguna (2008) mendefinisikan tata letak sebagai kumpulan unsur-unsur fisik yang
diatur mengikuti aturan atau logika tertentu. Sistem material handling yang kurang sistematis
menjadi masalah yang cukup besar dan mengganggu kelancaran proses produksi sehingga
mempengaruhi sistem secara keseluruhan. Menurut kami untuk desain ajuan tata letak sistem
produksinya didekat pintu itu dikosongkan, untuk dandang dan kompor dipindahkan ke ujung
sudut dekat wadah rotan untuk kerupuk kemplang sehingga tidak menggangu keluar
masuknya karyawan yang bekerja.
Untuk karyawan kerupuk kemplang ini terdiri dari 7 orang yang merupakan tetanngga
dari bapak Sukri tersebut. Dalam satu kali produki kerupuk kemplang mencapai 6000-7000
keping kerupuk kemplang, proses penjemurannya dilakukan selama 1 hari. Dan dijual 250.00
perkepingnya untuk pemasarannya itu di daerah kota Bengkulu.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. praktikum ini kami mengetahui bahwa rumah produksi kerupuk kemplang rawa
makmur memiliki satu ruangan terbuka untuk proses produksi kerupuk kemplang, di
ruangan itu terdapat beberapa bagian untuk prose produksi. Diantaranya yaitu meja
pengadonan bahan dan pencetakan kerupuk, nampan-nampan dari bambu untuk
kerupuk yang telah dicetak, 3 buah dandang untuk pengukusan kerupuk, tempat
pencucian alat dan bahan kerupuk, serta halaman untuk penjemuran kerupuk
kemplang.
2. Mendesain tata letak dang penanganan bahan indutri praktikan memperiapkan alat
dan bahan yang digunakan seperti Styrofoam, cutter, penggaris, double tape, dan
kertas.
6.2 Saran
Saran untuk praktikan untuk lebih melihat detail dari home industri yang telah di
kunjungi.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Bakhtiar, S Dan Nanda, R. 2015. Usulan Perbaikan Tata Letak Pabrik Dengan
Menggunakan Systematic Layout Planning (SLP) di CV. Arasco Bireuen.
Malikussaleh Industrial Engineering Journal. Vol. 4 No.2, Hal: 4-10
Miftakhuljanah, Oktaviana. 2016. Karakter Wanita Wirausaha Pada Industri Kecil Kerupuk
Kemplang Di Kabupaten Ogan Ilir. Jurnal Agribisnis Indonesia. Vol. 4 No. 2, Hal:
123-136
Ningtyas, A, N., Choiri, M., dan Azlia, W. 2015. Perancanga Ulang Tata Letak Fasilitas
Produksi dengan Metode Grafik dan Craft untuk Meminimasi Ongkos Material
Handling. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Sistem Industri, Vol. 03, No. 03, Hal :
493-504. Jurusan Teknik Industri, Universitas Brawijaya. Malang.
Nurhasanah, N. dan Simawang, B.P.2013. Perbaikan Rancangan Tata Letak Lantai Produksi
di CV. XYZ. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Sains dan Teknologi. Vol.2(2), Hal : 81-
90.
Puspita, H,D. Dan Ginanjar, A. 2019. Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Pada PT. STU
Dengan Kriteria Minimasi Biaya. INFOMATEK. Vol. 21, No. 1, Hal: 27-40
Thaha, AR. 2018. Analisis Proksimat dan Organoleptik Penggunaan Ikan Malaja sebagai
Pembuatan Kerupuk Kemplang. JURNAL MKMI, Vol. 14 No. 1
Vaidya, R. D., Shende, P. N., N. A. Ansari and S. M. Sorte. 2013. Analysis Plant Layout for
EffectiveProduction. International Journal of Engineering and Advanced Technology
(IJEAT). Vol. 2, No.3, Hal : 500-504

Anda mungkin juga menyukai