Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

TATA LETAK DAN PENANGANAN BAHAN


“RUMAH INDUSTRI BAWANG GORENG”

Disusun oleh :
Nama : Uci Diana Putri
NPM : E1G021037
Kelompok : 2 (Dua)
Shift : Sabtu 14.00 WIB
Dosen Pembimbing : 1. Ir. Meizul Zuki,
MS.
2. Ika Gusriani, S.TP. MS
Ko-Ass : Silvia Aprilia (E1G020001)

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Dalam sebuah industri maupun pabrik, banyak sekali permasalahan yang ditemui dalam
jalannya sebuah usaha. Salah satu diantaranya yaitu permasalah di bidang biaya dan lama waktu
yang di butuhkan untuk menghasilkan produk. Untuk itu ada beberapa hal yang harus di
perhatikan dalam sebuah industry untuk memperkecil serta menekan biaya seminimum mungkin.
Salah satu diantaranya yaitu tata letak dalam sebuah proses produksi. Dimana tata letak dapat
berpengaruh besar terhadap jumlah biaya dalam menghasilkan sebuah produk.
Tata letak merupakan keputusan penting yang menunjukan efisiensi dari operasi jangka
panjang. Tujuan utama tata letak adalah optimalisasi pengaturan tata letak mesin dan peralatan
produksi sehingga tata letaknya dapat mengoptimalkan operasi produksi.Tata letak adalah salah
satu kunci yang menentukan efisiennya sebuah operasi perusahaan dalam jangka panjang. Tata
letak yang efektif dapat membantu sebuah organisasi mencapai strategi yang mendukung
perbedaan, harga rendah, atau respon.
Tata letak dan penanganan bahan penting karena dengan tata letak yang baik akan
menciptakan aliran produksi yang lancar sehingga biaya penanganan bahan menjadi lebih
ekonomis. Pembahasan topik diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk
perusahaan sehingga tercapai kegiatan produksi yang efektif dan efisien, aliran material yang
lancar, biaya penanganan bahan yang ekonomis, dan dapat membangun sistem perancangan yang
lebih baik.

1.2 Tujuan Praktikum


1.Praktikan dapat memahami tata letak dan penanganan bahan industri.
2.Praktikan dapat mendesain tata letak dan penanganan bahan industri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tata letak fasilitas merupakan landasan utama dalam industri sebagai perencanaan dan
integrasi aliran komponen-komponen suatu produk untuk mendapatkan hubungan yang paling
efektif dan efisien antar operator, peralatan, dan proses transformasi material dari bagian
penerimaan sampai ke bagian pengiriman produk jadi (Nurhasanah, 2018).
Fasilitas harus dapat diatur dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan untuk
memproduksi produk atau menyediakan jasa dengan biaya rendah, kualitas tinggi, dan
mengunakan sumber daya yang minimal. Perencanaan tata letak (layout) secara umum banyak
dibahas dalam beberapa literatur antara lain pada facilities planning (perencanaan fasilitas).
Facilities planning adalah berkaitan dengan desain, tata letak (layout), lokasi, dan akomodasi
orang, mesin, dan kegiatan dari sistem atau manufaktur/jasa yang menyangkut lingkungan atau
tempat yang bersifat fisik (M. Siska, 2016).
Tata letak yang efektif dan efisien diindikasikan dengan tidak adanya aliran balik
(backtracking), total perpindahan bahan yang kecil dan tidak terjadinya antrian berlebih
(bottleneck) pada suatu proses. Tata letak yang efektif dan efisien dapat memberikan kontribusi
untuk mengurangi waktu siklus produksi, waktu menganggur, bottleneck atau waktu penanganan
material dan dapat meningkatkan output produksi (Vaidya et al., 2018).
Tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik
untuk menunjang kelancaran proses produksi Perancangan tata letak fasilitas berguna untuk
meningkatkan produktivitas serta dapat meminimasi biaya yang dikeluarkan. Rancangan ini
umumnya digambarkan sebagai rencana lantai yaitu satu susunan fisik (perlengkapan, tanah,
bangunan, dan sarana lain) untuk mengoptimumkan hubungan antara tugas pelaksana, aliran
bahan, aliran informasi, dan tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan usaha secara
ekonomis dan aman (Ramos et al. 2017).
Perancangan tata letak meliputi pengaturan tata letak fasilitas-fasilitas operasi dengan
memanfaatkan area yang tersedia untuk penempatan mesin-mesin, bahanbahan perlengkapan
untuk operasi, dan semua peralatan yang digunakan dalam proses operasi (Wahyudi, 2010).
Selain itu dalam perancangan tata letak fasilitas juga diatur personalia yang digunakan dalam
proses produksi (Purnomo, 2004). Perancangan ulang tata letak dapat mengoptimalkan beban
kerja operator (Tarigan, Tarigan, & Dalimunthe, 2017).
Salah satu hal yang terpenting dari tata letak pabrik adalah jarak, waktu dan biaya, jarak
perpindahan material yang jauh akan menyebabkan rentang waktu yang dibutuhkan cukup tinggi
maka dapat menyebabkan tingginya ongkos yang dikeluarkan, karena lamanya proses yang
dilakukan. Dengan kata lain melakukan perencanaan tata letak yang baru, jarak dapat
diperpendek lagi, sehingga pemborosan waktu semakin kecil (Handoko 2018).
Sedangkan tata letak menurut Wibowo, Nurcahyo, & Khairunnisa (2016), merupakan
keputusan penting yang menunjukan efisiensi dari operasi jangka panjang. Tujuan utama tata
letak adalah optimalisasi pengaturan tata letak mesin dan peralatan produksi sehingga tata
letaknya dapat mengoptimalkan operasi produksi.Tata letak adalah salah satu kunci yang
menentukan efisiennya sebuah operasi perusahaan dalam jangka panjang. Tata letak yang efektif
dapat membantu sebuah organisasi mencapai strategi yang mendukung perbedaan, harga rendah,
atau respon. (Heizer, Render, & Munson, 2017).
Beberapa cara dapat dilakukan untuk mencapai kelancaran proses produksi, salah satunya
melalui sistem penyimpanan material yang baik. Sebagai contoh, keberadaan gudang bahan baku
dalam pabrik akan menjamin ketersediaan bahan baku pada waktu yang tepat dan jumlah yang
tepat sehingga mempengaruhi kelancaran proses produksi sampai menghasilkan barang akhir dan
diterima oleh konsumen. Oleh karena itu, sistem pergudangan pada asarnya berfungsi penting
dalam kelancaran rantai pasok (Juliana dkk, 2016).
BAB III
METODELOGI
3.1 Alat

1. Kamera 5. cutter
2. Alat tulis 6. Lem fox
3. Recorder 7. tusuk gigi
4. Gunting 8.styrofoam

3.2 Metode Pengumpulan Data


3.2.1 Metode Wawancara
Metode wawancara adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengadakan tanya jawab kepada pihak rumah produksi.
3.2.2 Metode Observasi
Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
pengamatan secara langsung pada hal-hal yang dilakukan di rumah industri.
3.2.3 Penelusuran Literatur
Penelusuran literatur adalah cara untuk mendapatkan suatu informasi melalui buku,
internet, jurnal, dan akses informasi lainnya yang dijadikan sebagai pembanding dengan hasil
kegiatan yang didapatkan.

3.3 Cara Kerja Pembuatan Miniatur


1. Menyiapkan alat dan bahan antara lain gunting, alat tulis, Lem fox, dan styrofoem.
2. Membuat pola lantai pada styrofoem dengan ukuran yang telah ditentukan.
3. Membuat bagian-bagian tata letak peralatan yang ada di rumah industri seperti meja dan
perabotan lainnya.
4. Menggabungkan bagian-bagian yang telah dibuat dengan menggunakan lem double tape
diatas lantai styrofoam.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

4.1 Hasil Kunjungan Industri


1. Nama Industri : Industri Bawang Goreng
2. Nama pemilik usaha : Safrudyn
3. Alamat : Jl. Bandaraya 5 N0. 45, RT 002, Kel. Rawa Makmur Permai, Kec.
Muara Bangkahulu
4. Produk : Bawang Goreng
5. Hari/Tanggal kunjungan : Sabtu /4 November 2023

4.2 Desain Tata Letak Pabrik


a. Desain awal

b. Desain Rekomendasi/Ajuan perbaikan

7 7 3

6
4

8 6 2 5
555 5
1
Keterangan :

1. Pintu masuk 5. Pengirisan

2. Penyimpanan barang mentah 6. Pencampuran bumbu

3.Penjemuran 7. Penggorengan

4. Pengupasan 8.Penyimpanan

4.3 Diagram Alir

Penjemuran
bahan

Pengupasan

Pencampuran
bumbu
Pengirisan Penyimpanan

Penggorengan
BAB V
PEMBAHASAN

Menurut Arif, 2017,tata letak pabrik didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-
fasilitas pabrik untuk menunjang kelancaran proses produksi Perancangan tata letak fasilitas
berguna untuk meningkatkan produktivitas serta dapat meminimasi biaya yang dikeluarkan.
Rancangan ini umumnya digambarkan sebagai rencana lantai yaitu satu susunan fisik
(perlengkapan, tanah, bangunan, dan sarana lain) untuk mengoptimumkan hubungan antara tugas
pelaksana, aliran bahan, aliran informasi, dan tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan
usaha secara ekonomis dan aman .
Pada pengamatan kali ini, kami mengamati tata letak dari sebuah UMKM yaitu industry
bawang goreng yang beralamat di Jl. Bandaraya 5 N0. 45, RT 002, Kel. Rawa Makmur Permai,
Kec. Muara Bangka Hulu,Bengkulu.Nama pemiliki industri bawang goreng adalah bapak
Safrudyn. Beliau memulai industri bawang goreng sejak tahun 2000, dengan di bantu oleh 12
orang karyawan setiap produksinya. Yang di mana setiap proses pembuatan bawang goreng
memiliki karyawan yang berbeda pada setiap bidangnya.
Proses pembuatan bawang goreng di awali dengan penyediaan bahan mentah, seperti
bawang merah, lada bubuk, minyak goreng dan tepung beras. Kemudian sebelum bawang di
kupas, bawang dijemur terlebih dahulu untuk mempermudah proses pengupasan. Setelah bawang
kering, bawang kemudian di kupas yang kemudian di iris menggunakan alat pengiris sederhana
yang digunakan secara manual. Hasil pengirisan kemudian di campur dengan bumbu dan bahan
lainnya seperti lada bubuk, dan tepung beras. Bawang kemudian di aduk sampai tercampur rata,
kemudian bawang digoreng dengan api yang besar. Bawang di gorengl di aduk sampai rata,
sampai bawang berwarna kuning kecoklatan. Setelah bawang goreng matang, bawang ditiriskan
dan didinginkan sebelum bawang goreng kemudian di kemas dan disimpan di ruang
penyimpanan.
Tata letak yang di gunakan pada industri ini yaitu tata letak proses, dimana bawang
goreng di buat berdasarkan jumlah pesanan pelanggan. Tata letak ini merupakan suatu metode di
mana penempatan mesin dan peralatan produksi memiliki tipe yang sama dalam satu unit. Jumlah
produk yang di hasilkan setiap harinya bergantung pada pemesanan, sehingga dapat berpengaruh
pada singkatnya waktu pembuatan bawang goreng. Pada proses pembuatan bawang goreng
sangat mudah dan tidak membutuhkan waktu yang lama, sehingga dapat mempersingkat waktu
pembuatan produk.
Pada industri bawang goreng ini tata letak peralatan yang digunakan belum begitu baik.
Sebab tata letak yang digunakan belum tertata dengan baik, sehingga masih membutuhkan
perbaikan sehingga dapat membantu menekan dan memperkecil biaya yang di gunakan dalam
proses produksi. Tata letak pada industri ini berpola zig – zag, dimana setiap proses produksi
tidak menunjukkan pola yang teratur. Setiap proses produksi yang di lalui pada pembuatan
bawang goreng melewati proses yang acak, sehingga memakan waktu lama pada proses
pemindahan bahan. Tata letak yang efektif dan efisien diindikasikan dengan tidak adanya aliran
balik (backtracking), total perpindahan bahan yang kecil dan tidak terjadinya antrian berlebih
(bottleneck) pada suatu proses. Tata letak yang efektif dan efisien dapat memberikan kontribusi
untuk mengurangi waktu siklus produksi, waktu menganggur, bottleneck atau waktu penanganan
material dan dapat meningkatkan output produksi .
Beberapa cara dapat dilakukan untuk mencapai kelancaran proses produksi, salah
satunya melalui sistem penyimpanan material yang baik. Sebagai contoh, keberadaan gudang
bahan baku dalam pabrik akan menjamin ketersediaan bahan baku pada waktu yang tepat
dan jumlah yang tepat sehingga mempengaruhi kelancaran proses produksi sampai
menghasilkan barang akhir dan diterima oleh konsumen. Oleh karena itu, sistem
pergudangan pada dasarnya berfungsi penting dalam kelancaran rantai pasok. Gudang
merupakan lokasi untuk penyimpanan produk sampai permintaan (demand) cukup besar untuk
melaksanakan distribusinya. Gudang juga fasilitas yang berfungsi sebagai lokasi penyaluran
barang dari supplier (pemasok), sampai ke end user (pengguna) (Heldy Juliana, 2016).
Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas produksi menurut Nur M. Iskandar,
Igna Saffrina F. (2017) adalah dengan perbaikan susunan mesin-mesin produksi atau perbaikan
tata letak fasilitas yang terdapat pada pabrik. Tata letak fasilitas berhubungan erat dengan
perubahan masukan menjadi keluaran. Jadi untuk disain perbaikan yang praktikan ajukan adalah
dengan memindahkan gudang penyimpanan agar lebih dekat dengan penjemuran dan
penyimpanan sementara, sehingga dengan pemindahan ini dapat menghemat waktu maupun
tenaga operator nantinya.
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
1. Tata letak adalah pengaturan peralatan untuk menciptakan area kerja yang efisien, aman,
dan ergonomis. Area kerja dengan tata letak yang memiliki prinsip desain yang baik akan
menciptakan menghasilkan tingkat efisiensi dan produktivitas karyawan yang tinggi.

2. Dalam sebuah industry tata letak yang efektif dan efisien sangat di butuhkan untuk
meminimalisai waktu dan biaya produksi. Desain tata letak dibagi menjadi beberapa jenis
yaitu product layout, process Lay Out, Fixed Position Lay out, dan Group Tecnology Lay
out.

6.2 Saran
Sebaiknya praktikan dapat memperhatikan setiap tata letak setiap industri yang di
kunjungi, sehingga dapat membantu mempermudah dalam pembauatn lporan, miniature serta
mahasiswa mampu mempresentasikan tata letak industry tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Handoko, A. 2018. Perancangan Tata Letak Fasilitas Produksi Pada UD AHENG Sugar Donut's
di Tarakan. Jurnal Ilmiah, Vol 1 (2). Universitas Surabaya: Fakultas Bisnis dan
Ekonomika.
Heizer, J., Render, B., & Munson, C. (2017). Operations management: sustainability and supply
chain management, 12/e. Harlow: Pearson Education.
Juliana. H dan Naniek .U . H. 2016. Peningkatan Kapasitas Gudang Dengan Perancangan
Layout Menggunakan Metode Class-Based Storage. 11 (02). 113-120.
Nurhasanah, N. dan Simawang, B.P. ( 2018). Perbaikan Rancangan Tata Letak Lantai Produksi di
CV. XYZ. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Sains dan Teknologi. 2(2): 81-90.
Ramos, M, J., et al. 2017. Perancangan Ulang Tata Letak Fasiltas Produksi Dengan Pendekatan
Group Tecnology dan Algoritma Blocplan untuk Meminimasi Ongkos Material
Handling. Jurnal Teknologi. AKPRIND Yoyakarta: FTI. Jurusan Teknik Industri.
Siska M., dan Teza M. (2016). Analisis Postur Kerja pada Proses Pencetakan Batu Bata
Menggunakan Metode NIOSH. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, 11:61- 70.
Tarigan, U., Tarigan, U. P. P., & Dalimunthe, Z. A. (2017). Aplikasi Algoritma Block Plan dan
ALDEP dalam Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Pengolahan
Karet. Seminar Nasional Teknik Industri [SNTI2017, 313–322. Lhokseumawe, Aceh.
Vaidya, R. D., Shende, P. N., N. A. Ansari and S. M. Sorte. (2018). Analysis Plant Layout for
Effective Production. International Journal of Engineering and Advanced Technology
(IJEAT). 2(3):
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai