Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH PROSES PERENCANAAN DESAIN DAN TATA LETAK

DOSEN PENGAMPU: Endang Trowulan, S.Pi., MP.

TEKNIK DESAIN DAN TATA LETAK INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL


PERIKANAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN
SEMESTER IV

OLEH:

Nama Anggota /NIT:


1. Bagas Eka Pratama /20.4.04.063
2. Fitria Agustin /20.4.02.069
3. Kartika Whinartian /20.4.02.075
4. Muhammad Rivaldhi A /20.4.02.081
5. Riky Antoni Herditiya /20.4.02.087
6. Virly Eka Maulana /20.4.02.093

KEMENTRIAN KELAUTAN DAN PEERIKANAN


BADAN RISET PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KELAUTAN DAN PERIKANAN
POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN SIDOARJO 2022
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tata letak pabrik termasuk aspek utama dalam dunia industri karena
berkaitan erat dengan cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik. Pengaturan tata letak
pabrik yang optimal akan berkontribusi terhadap kelacancaran seluruh operasi pabrik
(Zhenyuan dkk, 2011). Artinya tata letak pabrik yang baik dapat menempatkan
berbagai fasilitas dan peralatan fisik secara teratur sehingga mendukung pekerjaan
berjalan secara produktif (Zhenyuan dkk, 2011). Beberapa cara dapat dilakukan
untuk mencapai kelancaran proses produksi, salah satunya melalui sistem
penyimpanan material yang baik. Sebagai contoh, keberadaan gudang bahan baku
dalam pabrik akan menjamin ketersediaan bahan baku pada waktu yang tepat dan
jumlah yang tepat sehingga mempengaruhi kelancaran proses produksi sampai
menghasilkan barang akhir dan diterima oleh konsumen. Oleh karena itu, sistem
pergudangan pada dasarnya berfungsi penting dalam kelancaran rantai pasok
(Goetschalckx, 2009).
Kinerja sistem penyimpanan barang bergantung pada beberapa karakteristik
internal dan eksternal. Karakteristik internal meliputi: (1) kapasitas penyimpanan; (2)
kemudahan akses ke lokasi penyimpanan; (3) kompleksitas struktur internal; dan (4)
dan tingkat teknologi informasi. Sedangkan karateristik eksternal seperti jenis
produk, jumlah produk, jumlah persediaan untuk disimpan, dan tipe aliran barang
masuk dan keluar. Besarnya variansi jenis dan jumlah produk yang dipesan dapat
menimbulkan perbedaan kebutuhan bahan baku antara satu pesanan dengan
pesanan lainnya. Kondisi ketidakpastian ini memicu timbulnya masalah lain, yaitu
lamanya kontrak pemesanan bisa disepakati.
Tata letak pabrik atau disebut juga tata letak fasiloitas adalah tata cara
pengaturan fasilitas-fasilitas fisik pabrik untuk menunjang kelancaran proses
produksi dengan mencoba memanfaatkan luas area untuk penempatan mesin atau
fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan-gerakan material,
penyimpanan baik yang bersifat temporer, maupun permanen, personil kerja, dan
sebagainya. Tata letak pabrik berhubungan erat dengan segala proses perencanaan
dan pengaturan letak dari pada mesin-mesin, peralatan, aliran bahan, dan orang-
orang yang bekerja di tiap-tiap stasiun kerja yang ada. Untuk itu dibutuhkan
perencanaan tatanan letak yang baik agar proses produksi tetap berjalan
lancar,tanpa menghambat proses produksi.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah yang di dapat
adalah:
1. Berapa jumlah produk dan jenis produk apa yang akan di produksi?
2. Bagaimana alur proses pembuatan produk?
3. Peralatan apa saja yang digunakan selama produksi?
4. Bagaimana perancangan tata letak mesin dan departemen dalam pabrik.

1.3 Tujuan Penelitian


Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas, maka tujuan
dari penelitian ini adalah:
1. Memastikan jenis dan jumlah produk yang ada diproduksi.
2. Mengetahui alur proses pembuatan produk.
3. Mengecek peralatan yang akan dipergunakan.
4. Merancang tata letak mesin untuk kegunaan produksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Perancangan Tata Letak


Perancangan tata letak didefinisikan sebagai perancangan tata letak pabrik
sebagai perencanaan dan integrasi aliran komponen-komponen suatu produk untuk
mendapatkan interelasi yang paling efektif dan efisien antar operator, peralatan, dan
proses transformasi material dari bagian penerimaan sampai ke bagian pengiriman
produk ( James M. Apple, Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, diterjemahkan
oleh Nurhayati Mardiono, ITB, Bandung, 1990). Berdasarkan hierarki perencanaan
fasilitas dan definisi perancangan tata letak yang telah diuraikan sebelumnya, maka
pengertian perancangan tata letak yang dipakai dalam tugas akhir ini adalah
pengaturan konfigurasi stasiun kerja produksi yang disusun berdasarkan interaksi
antar departemen yang memenuhi kriteriakriteria tertentu sehingga interaksi tersebut
optimal dalam proses transformasi material dari bahan mentah menjadi produk jadi.
Perencanaan tata letak fasilitas produksi merupakan suatu persoalan yang penting,
karena pabrik atau industri akan beroperasi dalam jangka waktu yang lama, maka
kesalahan di dalam analisis dan perencanaan layout akan menyebabkan kegiatan
produksi berlangsung tidak efektif dan tidak efisien.
Perencanaan tata letak merupakan salah satu tahap perencanaan fasilitas
yang bertujuan untuk mengembangkan suatu sistem produksi yang efektif dan
efisien sehingga tercapai suatu proses produksi dengan biaya yang paling ekonomis.
Studi tentang pengaturan tata letak fasilitas selalu berkaitan dengan minimasi total
cost. Yang termasuk dalam elemen–elemen cost yaitu conctruction cost, installation
cost, material handling cost, production cost, safety cost, in-process 10 storage cost.
Disamping itu, perencanaan yang teliti dari layout fasilitas akan memberikan
kemudahan-kemudahan saat diperlukannya ekspansi pabrik atau kebutuhan
supervisi.

2.2. Definisi Gudang


Menurut David E Mulcahy, (Warehouse and Distribution Operation Handbook
International Edition, McGraw Hill, New York, 1994) gudang adalah suatu fungsi
penyimpanan berbagai macam jenis produk yang memiliki unit penyimpanan dalam
jumlah yang besar maupun yang kecil dalam jangka waktu saat produk dihasilkan
oleh pabrik (penjual) dan saat produk dibutuhkan oleh pelanggan atau stasiun kerja
dalam fasilitas produksi. Gudang sebagai tempat yang dibebani tugas untuk
menyimpan barang yang akan dipergunakan dalam produksi, sampai barang
tersebut diminta sesuai dengan jadwal produksi. Gudang atau strorage pada
umumnya akan memiliki fungsi yang cukup penting didalam menjaga kelancaran
operasi produksi suatu pabrik. Disini ada tiga tujuan utama dari departemen ini yang
berkaitan dengan pengadaan barang (Wignjosoebroto,2003),yaitu sebagai berikut:
1. Pengawasan, yaitu dengan sistem administrasi yang terjaga
dengan baik untuk mengontrol keluar masuknya material. Tugas ini juga
menyangkut keamanan darimaterial, yaitu jangan sampai hilang.
2. Pemilihan, yaitu aktifitas pemeliharaan agar material yang disimpan
di dalam gudang tidak cepat rusak dalam penyimpanan.
3. Penimbunan/penyimpanan, yaitu agar sewaktu-waktu diperlukan
maka material yang dibutuhkan akan tetap tersedia sebelum dan selama
proses berlangsung.
4. Perencanaan tata letak mesin dan departemen dalam pabrik.

2.3. Penempatan Barang


Penempatan barang adalah kegiatan yang berubungan dengan berdasarkan
apa suatu barang ditempatkan dalam gudang. Kebijakan penempatan barang ini
berdampak pada waktu transportasi yang dibutuhkan dan proses pencarian atau
penelusuran barang. Berikut ini adalah jenis-jenis kebijakan penempatan barang:
a. Random storage Yaitu penempatan barang berdasarkan tempat
yang paling dekat dengan lokasi input barang, implikasi kebijakan ini adalah
waktu pencarian barang lebih lama. Random storage memerlukan sistem
informasi yang baik, umumnya cara ini dilakukan pada sistem AS/RS
(Automated Storage/Retrievel System).
b. Fixed storage atau dedicated storage Aplikasi kebijakan yang
menempatkan satu jenis bahan atau material di tempat yang khusus hanya
untuk bahan atau material tersebut. Kebijakan ini akan mengurangi waktu
dalam pencarian barang, namun ruang yang dibutuhkan menjadi kurang
efisien karena ruang kosong untuk satu bahan atau material tidak
diperbolehkan untuk ditempati bahan atau material lainnya.
c. Class-based storage Yaitu penempatan bahan atau material
berdasarkan atas kesamaan suatu jenis bahan atau material kedalam suatu
kelompok. Kelompok ini nantinya akan ditempatkan pada suatu lokasi khusus
pada gudang. Kesamaan bahan atau material pada suatu kelompok, bisa
dalam bentuk kesamaan jenis item atau kesamaan pada suatu daftar
pemesanan konsumen.
d. Shared storage 12 Penempatan beberapa bahan atau material
dalam satu area yang dikhususkan untuk bahan atau material tersebut.
Kebijakan ini mengurangi jumlah kebutuhan luas gudang dan mampu
peningkatkan utilisasi area penempatan persediaan.

2.4. Pemindahan Bahan


Material dapat dipindahkan secara manual maupun dengan menggunakan
metode otomatis, material dapat dipindahkan satu kali maupun beribu kali. Material
dapat dialokasikan pada lokasi yang tetap maupun secara acak atau material dapat
ditempatkan pada lantai maupun da atas. Apabila terdapat dua buah stasiun
kerja/departemen I dan j yang koordinatnya ditunjukan sebagai (x,y) dan (a,b), maka
untuk menghitung jarak antar dua titik tengah dij dapat dilakukan beberapa metode,
yaitu:
1. Rectilinear Distance Jarak di ukur sepanjang lintasan dengan
menggunakan garis tegak lurus satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh adalah
material yang berpindah sepanjang gang(aisle)rectilinier di pabrik. dij =│x-a│+│y-b│
2. Euclidean Distance 13 Jarak diukur sepanjang lintasan garis lurus antara
dua buah titik. Jarak euclidean dapat diilustrasikan sebagai conveyor lurus yang
memotong dua buah stsiun kerja. dij = √[(x2-x1)² + (y2-y1)²]. Squared Euclidean
Distance Jarak diukur sepanjang lintasan sebenarnya yang melintas antara dua buah
titik. Sebagai contoh pada sistem kendaraan terkendali (guided vehicle system),
kendaraan pada perjalananya harus mengikuti araharah yang sudah ditentukan pada
jaringan lintasan terkendali. Oleh karena itu, jarak lintasan aliran bisa lebih panjang
dibandingkan dengan rectilinier atau Euclidean. dij = (x-a)² + (y-b)²
BAB III

ISI

1.1 ANALISIS PRODUK

Taburnezt (TN) merupakan produk sambal tabur yang terbuat dari cabai
kering yang berbahan dasar udang rebon dan tambahan sayur berupa bayam.
Taburnezt memiliki cita rasa sedap yang khas dan digunakan sebagai pelengkap
makanan seperti bakso, mie, dan campuran makanan serta camilan kesukaan.

A. PROFIL PERUSAHAAN
Nama Perusahaan : Taburnezt (TN)
Bidang Usaha : Konsumsi
Jenis Produk : Makanan
Alamat Perusahaan : JL. Dr. Moch Hatta No. 211. Kota Batu, Jawa Timur.
No.Telp : +62 859-4505-8128
Mulai dari : 2022

B. KOMODITI YANG DIPRODUKSI.


Taburnezt adalah jenis usaha yang bergerak dibidang konsumsi dan
menyajikan sambal Taburnezt dengan beberapa varian dan level yakni tiga varian
rasa, yakni level 1 (original/ tidak pedas), level 2 (pedas), dan level 3 (sangat pedas).

C. PENJUALAN
Penjualan Sambal Taburnezt per minggu:
Penjualan : 180 botol kemasan.
Harga per satuan : Rp. 15.000,-
Total Penjualan : Rp. 2.700.000,-

D. PROSPEK USAHA
Harga yang kami tawarkan sangat cocok untuk kantong anak muda dan
disukai ibu rumah tangga yang biasanya memperhatikan harga dan kualitas produk.
Sambal tabur ini memiliki cita rasa yang gurih dan pedas sebagai teman pelengkap
makanan sesuai dengan selera anak muda jaman sekarang.
E. NILAI TARGET PENJUALAN
Dengan total biaya produksi Rp 745.657,- dan jumlah produksi sebanyak 180
botol, serta harga jual produk senilai Rp 15.000 ,- maka untuk mencapai titik impas
harus menjual minimal sebanyak 75 botol kemasan dengan harga minimal Rp
13.000
1.2 ANALISIS PROSES

1. Persiapan Bahan Baku


a. Pencucian, dilakukan dengan membersihkan udang rebon kering
menggunakan air bersih dengan tujuan menghanyutkan kotoran yang
menempel pada udang.
b. Perendaman, dilakukan dengan menggunakan larutan air yang diberi jahe,
selama kurang lebih sepuluh menit. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan
bau amis yang melekat pada udang rebon.
c. Penirisan, dilakukan dengan menggunakan alat bantu peniris, pada proses
ini harus dipastikan bahwa air tirisan seminimal mungkin tidak terlalu
tertinggal di udang.
d. Penyangraian, dilakukan dengan sedikit minyak goreng, diatas api kompor
kecil, proses ini bertujuan untuk membentuk aroma, menurunkan kadar air,
serta menguyrangi kandungan mikroba yang mungkin masih menempel pada
udang rebon.

2. Persiapan Bahan Tambahan.


Bahan tambahan seperti Bayam, Cabai Merah Besar, Cabai Rawit, Bawang
Merah, Bawang Putih, dan Daun Jeruk dicuci terlebih dahulu, kemudian Bayam di
petik, diambil daunnya saja selanjutnya dicuci. Sedangkan Cabai Merah Besar,
Cabai Rawit, Bawang Merah, Bawang Putih dikupas dan dicuci lagi, selanjutnya diiris
tipis-tipis agar memudahkan pada proses pengeringan. Sebelum dikeringkan,
Bawang putih ditumis setengah matang saja untuk mengeluarkan aroma khas
bawang putih. Sedangkan Bayam, Cabai Merah Besar, Cabai Rawit, dan Bawang
Merah direbus kurang lebih 30 detik. Hal ini dilakukan untuk mencegah overcook
pada proses pengeringan dan untuk memperpanjang daya simpan, proses ini sering
disebut dengan Blansir atau Blanching.

3. Pengeringan 1
Pengeringan bahan baku dilakukan dengan cara Udang Rebon, Bayam,
Cabai Merah Besar, Cabai Rawit, Bawang Merah, Bawang Putih, dan Daun Jeruk
dikeringkan dimesin pengering listrik selama 12 jam dengan suhu 40ᵒC.

4. Penghalusan 1
Masing-masing bahan baku diblander kasar. Hal ini dilakukan untuk
menyimpan bahan baku kering yang siap diolah.

5. Penimbangan Bahan Baku dan Bumbu Lainnya.


Penimbangan dilakukan untuk mendapat formulasi takaran bumbu dan bahan
baku yang sesuai agar mennghasilkan produk yang bagus.

6. Pencampuran Bahan Baku dan Bumbu Lainnya.


Setelah semua bahan ditimbang, semua bahan dicampur dalam loyang dan
adonan diaduk hingga merata.

7. Pengeringan 2
Jika sudah tercampur merata, semua bahan baku dan bumbu dikeringkan
lagi agar bahan baku dan bahan tambahan lainnya tercampur dan matang secara
merata selama 3 jam dengan suhu 60ᵒC.

8. Pendinginan
Proses pendinginan dilakukan dengan membiarkan adonan yang sudah
matang di suhu ruang sebelum dilanjutkan pada proses penghalusan.

9. Penghalusan 2
Proses penghalusan menggunakan alat blander yang dilakukan dengan
waktu singkat agar tekstur tidak terlalu halus.

10. Pengemasan
Pengemasan bertujuan untuk melindungi produk dari kerusakan fisik
sehingga mutunya terjaga. Pengemasan atau pengepakan perlu dilakukan tidak
hanya untuk melindungi produk, tetapi juga untuk meningkatkan nilai jual dan daya
tarik konsumen. Pada kemasan Taburnezt terdapat beberapa informasi yang
diberikan diantaranya nama produk, netto atau berat bersih, deskripsi produk,
komposisi, kode produksi, nama perusahaan, layanan konsumen, petunjuk
penyimpanan, informasi alergen, pilihan varian level, dan exp date, yang mana
informasi ini sangat penting untuk dicantumkan pada kemasan, sebab informasi ini
dapat menunjukkan identitas produk sambal tabur Taburnezt, sehingga konsumen
dapat mengenal produk sambal ini dengan mudah. Produk Taburnezt yang telah
dioven selanjutnya dikemas dalam kemasan botol plastik dengan ukuran tinggi 11
cm dan diameter 4 cm. Langkah terakhir ditempelkan label dan produk siap
dipasarkan.
1.3 ANALISIS PERALATAN

1. Mesin Pengering Listrik (Food Dehydrator)


Mesin food dehydrator adalah sebuah mesin pengering makanan yang
membantu mempercepat proses pengeringan sebuah produk makanan tertentu
dengan cara menghilangkan kadar air yang terkandung di dalam makanan. Sistem
pengeringan ini menggunakan teknologi dehydrator yang di rancang khusus untuk
melacak waktu dan suhu, untuk memastikan bahwa produk tidak terlalu matang.
Dengan bantuan perangkat ini, pengeringan secara manual yang bergantung pada
panasnya matahari tidak lagi diperlukan.
Keunggulan Mesin :
a. Mesin pengering makanan ini sangat mudah untuk digunakan. Terbuat dari
bahan stainless steel, sehingga perangkat sangat mudah untuk dibersihkan,
tahan lama, anti karat.
b. Alat ini memiliki sistem sirkulasi panas yang baik sehingga panasnya dapat
menjangkau ke sudut-sudut alat, merata pada setiap rak, dan hemat energi.
c. Dengan adanya internal fan, thermostat, serta pengaturan waktu pada
perangkat ini, Anda hanya perlu melakukan pengaturan panas yang tepat
sesuai jenis bahan makanan yang hendak dikeringkan.
d. Rak-rak di dalamnya terdiri atas drying tray yang dapat memaksimalkan
proses pengeringan, tidak bising serta memiliki garansi satu tahun pada
semua tipe yang tersedia.
Spesifikasi Mesin :

Model & Tipe : Food Dehydrator FD 30-G


Voltase : 220-240 Volt
Frekuensi : 50/60 Hz
Daya Listrik : 3 x 800 Watt
Kapasitas Rak : 30 Susun
Ukuran Rak : 400 x 385 mm
Jarak Antar Rak : 35 mm
Volume : 210 Liter
Temprature : 30-90 Celcius
Material : Stainless Steel 304
Berat : 48 Kg
Dimensi : 460 mm x 610 mm x 1360 mm
2. Blender
Blender adalah alat elektronik berupa sebuah wadah dilengkapi pisau
berputar yang digunakan untuk mengaduk, mencampur, menggiling, atau
melunakkan bahan makanan. Pisau berbentuk seperti sebuah baling-baling pendek
yang dipasang pada bagian bawah wadah. Pisau ini diputar dengan cepat dengan
tenaga dari sebuah motor sehingga alat ini dengan segera dapat mencampur,
mencincang, dan melumatkan bahan-bahan yang dimasukkan ke dalamnya. Blender
juga umumnya dilengkapi pengatur kecepatan berputarnya pisau di dalam wadah.
Spesifikasi Mesin :
a. Jenis Blender : Philips
HR 2116
b. Bahan tabung : Kaca
c. Bahan rangka :
Polipropilena (PP)
d. Bahan pisau : Baja anti
karat
e. Kapasitas : 2 Liter
f. Ukuran : 37 x 27 x
22 cm
g. Konsumsi daya : 350 watt
h. Voltase : 220-240 v
i. Berat : 2.9 kg
j. Setelan kecepatan :5
k. Pilihan warna : Putih, biru, hijau, merah

3. Baskom dan Keranjang


Baskom merupakan mangkuk besar yang berfungsi sebagai tempat dan
wadah untuk mencuci bahan baku TaburNezt. baskom plastik tergolong lebih murah
dibandingkan baskom berbahan lainnya. Bahan plastik yang digunakan biasanya
adalah jenis polypropylene. Baskom plastik dijual dalam berbagai ukuran, mulai dari
yang kecil sampai jumbo.
Spesifikasi Wadah
Bahan: Plastik polypropylene
Ukuran: 40 X 15 cm
Varian warna: Biru

4. Pisau

Pisau ialah alat yang digunakan
untuk memotong sebuah benda. Pisau terdiri dari dua bagian utama, yaitu
bilah pisau dan gagang atau pegangan pisau. Bilah pisau terbuat
dari logam pipih yang tepinya dibuat tajam; tepi yang tajam ini disebut mata
pisau. Pegangan pisau umumnya berbentuk memanjang agar dapat
digenggam dengan tangan. Spesifikasi:
- Bahan: Bilah pisau terbuat dari logam pipih yang tepinya dibuat tajam
- Ukuran: 28 centimeter

5. Sendok

Sendok adalah alat makan yang memiliki


cekungan berbentuk lonjong atau bulat lonjong di satu ujung dan gagang di ujung
lainnya. Dalam hal ini, sendok digunakan untuk media pengambil bahan-bahan yang
diperlukan selama poses produksi. Untuk spesifikasi sendok yang digunakan, yakni
terbuat dari aluminium anti-karat yang panjangnya berkisar 18 sentimeter.

6. Kompor dan Gas

Kompor gas merupakan perapian untuk


memasak yang menggunakan gas sebagai bahan bakar. Kompor mempunyai ruang
tertutup / terisolasi dari luar sebagai tempat bahan bakar diproses untuk memberikan
pemanasan bagi barang-barang yang diletakkan di atasnya.

Spesifikasi:
- Ukuran :720 (P) x 415 (L) x 201 (T)
- Jenis Api: Api Tornado
- Berat: 1,2 kg

7. Timbangan Digital

Timbangan digital adalah timbangan yang bekerja secara elektronis dengan


tenaga listrik. Umumnya timbangan ini menggunakan arus lemah dan indikatornya
berupa angka digital pada layar bacaan. Timbangan Digital juga dapat meng-
kalkulasikan berat ke harga perkilo dari barang yang ditimbang, baik itu buah,
kebutuhan sembako dan lain lain.

Spesifikasi:
- Model: HN-289
- Berat Produk: 1,2 Kg.
- Dimensi: 290 x 270x 22 mm
- Izin Edar Alkes: AKL 10901516031
1.4 ANALISIS PERENCANAAN TATA LETAK MESIN DAN DEPARTEMEN
DALAM PABRIK

A. ANALISIS PERENCANAAN TATA LETAK

Untuk Tata Letak Perusahaan TaburNezt menggunaakan Tata Letak Produk


(Product Layout). Tata letak berdasarkan produk, sering dikenal dengan product
layout atau production line layout, adalah metode pengaturan dan penempatan
stasiun kerja berdasarkan urutan operasi dari sebuah produk. Sistem ini dirancang
untuk memproduksi produk-produk dengan variasi yang rendah dan volume yang
tinggi (mass production). Untuk itu dibutuhkan suatu sistem yang dapat memberikan
produktifitas tinggi dengan ongkos yang rendah.

Keuntungan tata letak produk ini yaitu:


1. Aliran pemindahan material berlangsung lancar, sederhana, logis, dan
OMH-nya rendah.
2. Work-in-process jarang terjadi karena lintasan produksi sudah
diseimbangkan.
3. Total waktu yang digunakan untuk produksi relatif singkat.
4. Kemudahan dalam perencanaan dan pengendalian proses produksi.
5. Memudahkan pekerjaan, sehingga memungkinkan operator yang belum
ahli untuk mempelajari dan memahami pekerjaan dengan cepat.

Keterbatasan dari tata letak produk yaitu:


1. Kurangnya fleksibilitas dari tata letak untuk membuat produk yang
berbeda.
2. Stasiun kerja yang paling lambat akan menjadi hambatan (bottleneck) bagi
aliran produksi.
3. Adanya investasi dalam jumlah besar untuk pengadaan mesin, baik dari
segi jumlah maupun akibat spesialisasi fungsi yang harus dimilikinya.
4. Kelelahan operator, operator mudah menjadi bosan disebabkan
pengulangan tanpa henti dari pekerjaan yang sama.
5. Ketergantungan dari seluruh proses terhadap setiap part. Kerusakan pada
suatu mesin atau kekurangan operator untuk mengendalikan stasiun kerja bias
menghentikan keseluruhan hasil produksi pada satu line produk.
B. DEPARTEMEN DALAM PABRIK

1. Departemen Sales &Marketing


Marketing merupakan sebuah divisi yang bertanggung jawab atas penjualan
dan pemasaran produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Departemen ini
merupakan salah satu departemen yang sangat penting sekali di dalamperusahaan.
Berikut ini beberapa tugas dari departemen tenaga penjual & pemasaran :
• Memasarkan produk yang dimiliki olehperusahaan
• Mengenalkan produk kepada calonpembeli
• Membuat iklan yang menarik untuk calonpembeli.

2. Departemen HRD (Human ResourceDepartemen)


Merupakan bagian dalam perusahaan atau organisasi yang memiliki tugas
untuk mengelola sumber daya manusia dan karyawan. Mulai dari perencanaan,
recruitment dan seleksi karyawan baru.
Berikut ini beberapa tugas dari departemen HRD:
• Memonitor kehadiran karyawan mulai dari jam datang dan jam pulang (Absensi)
• Mengembangkan kualitas karyawan dengan diberikannya training mengenai hal-hal
yang mereka belum dapatkansebelumnya
• Mengatur ruang lingkup pekerja atau karyawan baik yang berhubungan langsung
dengan pekerjaan atau diluar pekerjaan itu sendiri dengan cara membuat peraturan
kerjabersama
• Mengatur hak dan kewajiban apa saja yang harus dilakukan dan didapatkan oleh
pekerja ataukaryawan.

3. Departemen Pembelian
Merupakan bagian dari perusahaan yang berfungsi untuk pengadaan barang
apa saja yang dibutuhkan oleh perusahaan. Mulai dari kebutuhan internal kantor
sampai dengan kebutuhan akan untuk memproduksi suatu produk.
Berikut ini beberapa tugas dari departemen purchasing:
• Mencari pemasok yang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan dengan
harga yang bersaing
• Memilih pemasok yang sesuai dengan standar dan budget yang di tentukan
olehperusahaan
• Mengatur administrasi pembelian dan pengorderanbarang
• Koordinasi internal dengan departemen terkait yang membutuhkan barang,
karena semua departemen yang membutuhkan barang harus berkoordinasi dengan
departemenpurchasing
• Mengatur koordinasi external dengan pemasok mengenai dokumentasi apa
saja yang dibutuhkan sampai dengan transaksi barang tersebut dilakukan
• Melakukan negosiasi kepada pemasok untuk mendapatkan harga yang
sesuai dengan budgetperusahaan.

4. Departemen Production
Departemen produksi merupakan bagian dari perusahaan yang berhubungan
langsung dengan proses pembuatan barang. Mulai dari proses pengolahan bahan
baku sampai barang jadi dan sampai barang tersebut siap untuk dijual.
Berikut ini beberapa tugas dari departemen production:
• Mengatur kebutuhan operator mesin yang digunakan untuk mengolah
barang
• Mengatur para pekerja bagian produksi untuk melakukan pengoperasian
mesin sesuai dengan standar operasionalmesin
• Menciptakan suatu produk yang sesuai dengan kualitas yang sudah
ditetapkan olehperusahaan
• Mengendalikan target produksi yang sudah ditetapkan olehperusahaan
• Meminimalisir barang reject dari hasil produksi.

5. Departemen QA (QualityAssurance)
Departemen QA (Quality Assurance) merupakan bagian dalam
perusahaan yang mengatur mengenai standar kualitas barang yang bermutu.
Supaya tidak ada produk yang kurang baik terjual.
Berikut ini beberapa tugas dari departemen QA (Quality Assurance) :
• Melakukan test quality produk untuk mengetahui tingkat kualitas atas produk
yangdihasilkan
• Mendokumentasikan hasil test quality produk
▪ Mengambil sample produk yang dihasilkan dari departemenproduksi
• Bekerja sama dengan bagian marketing untuk menawarkan produk dengan
kualitas yang baik kepadapelanggan.

6. Departemen Accounting
Departemen Accounting merupakan bagian yang mengatur keuangan
perusahaan sampai dengan menghasilkan laporankeuangan.
Berikut ini beberapa tugas dari departemen Accounting:
• Mengatur administrasi keuangan dalamperusahaan
• Membuat laporan keuangan mulai dari laporan neraca dan labarugi
• Menyusun pembukuan mengenai aktivitas keuangan di dalamperusahaan
• Membuat anggaran pendapatan dan beban secara berkala atau secara
periodik pembukuan.

7. Departemen Warehouse
Merupakan bagian yang mengatur mengenai ketersediaan stok barang yang
akan dijual serta menyimpan dan menampung barang yang akan dijual. Departemen
warehouse, biasa disebut juga dengan departemen gudang yang mana departemen
ini merupakan bagian akhir dari proses pembuatan barang.
Berikut ini beberapa tugas dari departemen Warehouse:
• Melakukan koordinasi pengiriman barang hasil produksi ke semua
pelanggan
• Melakukan koordinasi penerimaan barang hasil pembelian daripemasok
• Mengatur pengemasan terhadap barang yang akan dijual kepelanggan
• Menyimpan barang hasil produksi yang belum bisa dikirimkan kepada
pelanggan
• Melakukan pembukuan jumlah baranag yang keluar dan masuk ke dalam
gudang, serta stok yangtersedia
• Mengatur dan menyimpan produk yang siap di pasarkan.

8. Departemen IT (InformationTechnology)
Merupakan bagian yang memiliki tugas dalam bidang jaringan dan
komputerisasi yang mendukung aktivitas pekerjaan dalam suatuperusahaan.
Berikut ini beberapa tugas:
• Melakukan perawatan sistem jaringan dan komputerisasi baik software
maupunhardware
• Setup dan programing terhadap sistem jaringan dan komputerisasi
berdasarkan kebutuhan perusahaan
• Melakukan pengadaan terhadap kebutuhan yang berhubungan dengan
jaringan dan komputerisasi di dalamperusahaan
• Mengatur instalasi sistem jaringan dan komputerisasi baik software
maupunhardware
• Membantu user apabila mengalami masalah dalam penggunaan sistem
jaringan dan komputerisasi baik software maupun hardware.
9. Departemen PPIC (Product Planning InventoryControl)
Merupakan bagian dalam perusahaan yang berfungsi untuk merencanakan
dan mengontrol proses produksi. Mulai dari penyediaan bahan baku sampai dengan
barang jadi yang siap dijual.
Berikut ini beberapa tugas dari departemen PPIC (Product Planning Inventory
Control):
• Membuat jadwal perencanaan proses produksi mulai dari bahan baku
sampai dengan barangjadi
• Mengatur pengadaan bahan baku yang dibutuhkan untuk prosesproduksi
• Berkoordinasi dengan bagian sales & marketing terkait pelaksanaan
jadwalproduksi
• Mengelola stok yang tersedia digudang • Mengontrol proses produksi
supaya sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat.

10. Departemen GA (GeneralAffair)


Departemen GA (General Affair) merupakan bagian dalam perusahaan untuk
mengelola pengadaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh pekerja atau
karyawan.
Berikut ini beberapa tugas dari departemen GA (General Affair):
• Menciptakan kenyamanan dan keamanan di dalam lingkungan perusahaan
• Pengadaan Alat Tulis Kantor di dalamperusahaan
• Mengatur transportasi untuk kebutuhanperusahaan
• Mengatur dan mengelola mengenai parkir kendaraan para pekerja atau
karyawan
• Pengolahan limbah dan sampah yang dihasilkan dari aktivitasperusahaan
• Mengelola mengenai konsumsi yang dibutuhkan pekerja ataukaryawan.
Semakin besar sebuah perusahaan, maka akan semakin mengerucut fungsi
departemen tersebut. Sebagai contoh pada sebuah perusahaan yang memiliki
departemen HRD, dimana dapat menangani masalah training, penggajian,
perekrutan karyawan dan bagian umum. Ada pula perusahaan yang membuat setiap
bagian dijadikan satu departemen. Misalnya departemen payroll atau penggajian,
departemen training dan departemen perekrutan karyawan.
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Dalam makalah Perencanaan Tata Letak Pabrik diatas, terdapat beberapa
kesimpulan :
1. Manfaat dari Perencanaan Tata Letak Pabrik yang benar diantaranya,
menjamin keamanan(safety) dan kepuasan kerja dari pegawai. Prestasi kerja dapat
meningkat bila penyusun tata letak pabrik dilakukan dengan baik dan aktif. Serta
meningkatkan efisiensi dan efktifitas kerja.
2. Untuk Tata Letak Perusahaan TaburNezt menggunaakan Tata Letak
Produk (Product Layout). Tata letak berdasarkan produk, sering dikenal dengan
product layout atau production line layout, adalah metode pengaturan dan
penempatan stasiun kerja berdasarkan urutan operasi dari sebuah produk. Sistem ini
dirancang untuk memproduksi produk-produk dengan variasi yang rendah dan
volume yang tinggi (mass production). Untuk itu dibutuhkan suatu sistem yang dapat
memberikan produktifitas tinggi dengan ongkos yang rendah.

4.2 Saran
Agar dapat menggunakan bahasa yang lebih mudah dipahami dan tidak
terlalu banyak menggunakan kalimat yang tidak perlu
DAFTAR PUSTAKA

Apple, J. M. 1990. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi ketiga.
ITB, Bandung.
Hadiguna, R. A. dan Setiawan, H. 2008. Tata Letak Pabrik. Andi Offset,
Yogyakarta.
Listiani, T. 2010. Penerapan Konsep 5S dalam Upaya Menciptakan
Lingkungan Kerja yang Ergonomis di STIA LAN Bandung, Jurnal Ilmu Administrasi,
Volume VII No. 3, Bandung. Osada, T. 2004. Sikap Kerja 5S. Cetakan Kelima.
Penerbit PPM, Jakarta.
Purnomo, H. 2004. Perencanaan dan Perancangan Fasilitas. Cetakan
Pertama. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Susetyo, J., Simanjuntak, R.A., dan Ramos J. M. 2010. Perancangan Ulang
Tata Letak Fasilitas Produksi dengan Pendekatan Group Technology dan Algoritma
Blocplan untuk Minimasi Ongkos Material Handling. Jurnal Teknologi, Volume 3
Nomor 1, edisi Juni 2010, pp. 75-84.
Wignjosoebroto, S. 2009. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi
ketiga Cetakan keempat. Guna Widya, Surabaya.
Merry Siska & Henriadi. 2012. Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Pabrik
Tahu dan Penerapan Metode 5S, Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 11, No. 2,
Pekanbaru

Anda mungkin juga menyukai