Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Teknik Industri ISSN 2622-5131 (Online)

Vol. 9 No. 2 ISSN 1411-6340 (Print)

Perancangan Model Simulasi Tata Letak Gudang


Bahan Baku dengan Menggunakan Metode Shared
Storage pada PT. Braja Mukti Cakra
Nadya Adira Fabiani, Parwadi Moengin, Sucipto Adisuwiryo
Jurusan Teknik Industri Universitas Trisakti
Jln. Kyai Tapa No. 1 Jakarta 11440
sc.adisuwiryo@gmail.com@yahoo.com

(Makalah: Diterima Maret 2019, direvisi Mei 2019, dipublikasikan Juli 2019)

Intisari— Braja Mukti Cakra (PT) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang menghasilkan
produk komponen (machined products) yang berpresisi tinggi, berupa komponen otomotif di Indonesia. Permasalahan
yang terjadi pada PT. Braja Mukti Cakra berada pada gudang bahan baku, dimana peletakan bahan baku yang belum
optimal dikarenakan tidak adanya penamaan dan pembagian jenis material bahan baku pada rak atau pallet yang ada
digudang. Hal ini menyebabkan operator kesulitan dalam mencari bahan baku yang akan dikirim ke lantai produksi dan
mengakibatkan waktu pengambilan bahan baku menjadi lama sehingga akan terjadi keterlambatan dalam pengiriman
ke lantai produksi. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang model simulasi perbaikan tata letak gudang bahan baku
dari area penyimpanan ke pintu keluar gudang yang dapat digunakan untuk mengevaluasi waktu pengambilan bahan
baku dan waktu perpindahan bahan baku. Pada penelitian ini langkah awal yang dilakukan adalah mengevaluasi tata
letak gudang bahan baku menggunakan checksheet untuk mengetahui kondisi gudang bahan baku saat ini dan
menggunakan peta aliran proses pengambilan bahan baku untuk mengetahui aliran proses pengambilan bahan baku.
Selanjutnya dibuat model simulasi awal tata letak gudang bahan baku untuk memahami sistem aktual tersebut. Model
yang telah dibangun kemudian diverifikasi dan divalidasi. Jika model dinyatakan valid, dilakukan perbaikan terhadap
permasalahan yang ada dengan memperbaiki tata letak gudang bahan baku dan penempatan bahan baku yang ada
dengan menggunakan metode shared storage sebagai usulan tata letak gudang bahan baku. Penempatan baku baku,
memperhatikan bahan baku yang memiliki tujuan yang sama dan dibuat ke dalam rak atau pallet yang sama maupun
letaknya berdekatan antara rak atau pallet yang satu dengan yang lainnya sehingga mendapatkan waktu yang lebih
singkat dalam proses pengiriman. Jumlah usulan perbaikan pada tata letak gudang bahan baku adalah 3 usulan. Usulan
pertama adalah penambahan material handling, usulan kedua menggunakan metode shared storage dan usulan ketiga
menggunakan metode shared storage dan penambahan material handling. Untuk pemilihan usulan terbaik digunakan
metode benferonni dan menggunakan hasil evaluasi checksheet. Usulan yang terbaik adalah usulan ketiga dengan waktu
pengambilan bahan baku dan perpindahan bahan baku ke pintu keluar gudang yaitu sebesar 71.18 jam. Dibandingkan
dengan model simulasi awal yang memiliki waktu pengambilan bahan baku dan perpindahan bahan baku ke pintu keluar
gudang sebesar 122.23 jam. Dari usulan terbaik ini diperoleh penghematan waktu sebesar 51.05 jam atau sebesar 41.76
%.
Kata kunci— Tata letak gudang, model simulasi, shared storage, material handling, checksheet

Abstract— Braja Mukti Cakra (PT) is a company engaged in manufacturing that produces high-precision machined
products, in the form of automotive components in Indonesia. Problems that occur at PT. Braja Mukti Cakra is in the
warehouse of raw materials, where the laying of raw materials that are not optimal is due to the lack of naming and
distribution of the types of raw materials on the shelves or pallets in the warehouse. This causes operators to have difficulty
in finding raw materials to be sent to the production floor and causes the time to take raw materials to be long so that
there will be delays in shipping to the production floor. The purpose of this study is to design a simulation model to improve
the layout of the raw material warehouse from the storage area to the warehouse exit that can be used to evaluate the time
taken for raw materials and the time of transfer of raw materials. In this study the first step is to evaluate the warehouse
layout of raw materials using a checksheet to determine the condition of the current raw material warehouse and use a
map of the raw material extraction process flow to determine the flow of the raw material extraction process. Next is the
initial simulation model of raw material warehouse layout to understand the actual system. The model that has been built
is then verified and validated. If the model is declared valid, improvements are made to existing problems by improving

98
Jurnal Teknik Industri ISSN 2622-5131 (Online)
Vol. 9 No. 2 ISSN 1411-6340 (Print)

the warehouse layout of raw materials and the placement of existing raw materials using the shared storage method as a
proposal for raw material warehouse layout. Standard raw placement, pay attention to raw materials that have the same
purpose and are made into the same rack or pallet or located adjacent to the shelf or pallet to each other so as to get a
shorter time in the shipping process. The number of proposed improvements in the raw material warehouse layout are 3
proposals. The first proposal is the addition of material handling, the second proposal uses the shared storage method and
the third proposal uses shared storage methods and the addition of material handling. For the selection of the best
proposals, the Benferonni method was used and used the results of the checksheet evaluation. The best proposal is the
third proposal with the time of raw material collection and the transfer of raw materials to the warehouse exit which is
equal to 71.18 hours. Compared with the initial simulation model which has the time to take raw materials and the transfer
of raw materials to the warehouse exit of 122.23 hours. From this best proposal, it was obtained a time savings of 51.05
hours or 41.76%.

Keywords— Warehouse layout, simulation, shared storage, material handling, checksheet

I. PENDAHULUAN 1. Penelitian difokuskan pada tata letak gudang bahan


baku PT. Hyundai Braja Mukti Cakra
1.1 Latar Belakang Masalah 2. Karena keterbatasan dalam memperoleh data biaya
Braja Mukti Cakra (PT) adalah perusahaan yang perpindahan, maka penelitian tidak menghitung biaya
memproduksi komponen atau part otomotif. Pada saat ini perpindahan.
PT. Braja Mukti Cakra memiliki tata letak gudang bahan
baku yang belum optimal. Pengambilan part memerlukan II. TINJAUAN PUSTAKA
waktu yang lama karena penyimpanan yang kurang teratur
sehingga peletakan rak-rak yang tidak tersusun secara 2.1 Tata Letak Pabrik
berurut dan berkelompok berdasarkan tujuan lokasi yang Tata letak adalah suatu landasan utama dalam dunia
pertama kali dibutuhkan di lini produksi. Jarak pengambilan industri. Tata letak pabrik (plant layout) atau tata letak
bahan baku satu dengan bahan baku lainnya yang memiliki fasilitas (facilities layout) dapat didefinisikan sebagai
tujuan yang sama di lini produksi letaknya masih ada yang menganalisis, membentuk konsep, merancang, dan
berjauhan sehingga operator berpindah dari rak satu ke rak mewujudkan sistem bagi pembuatan barang atau jasa.
lain untuk mengambil bahan baku tersebut. Selain itu bahan Kegiatan perancangan fasilitas berhubungan dengan
baku yang dikirim ke lini produksi tidak sesuai dengan perancangan susunan unsur fisik suatu lingkungan [1].
sistem FIFO (First In First Out) yang seharusnya Tujuan utama dari tata letak fasilitas ialah mengatur area
dikarenakan penempatan bahan baku yang masih belum kerja dan segala fasilitas produksi yang paling ekonomis
teratur. Permasalahan ini akan mengakibatkan adanya untuk operasi produksi yang aman dan nyaman sehingga
keterlambatan yang sering terjadi pada proses pengiriman akan dapat menaikkan kinerja dari operator [2].
bahan baku. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi tata
letak gudang bahan baku dengan menggunakan metode 2.2 Gudang
shared storage untuk memperbaiki dan mengatasi Gudang merupakan lokasi untuk penyimpanan produk
permasalahan yang ada. sampai permintaan (demand) cukup besar untuk
melaksanakan distribusinya [3]. Gudang juga fasilitas yang
1.2 Tujuan Penelitian berfungsi sebagai lokasi penyaluran barang
Penelitian ini dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan. dari supplier (pemasok), sampai ke end user (pengguna).
Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi tata letak Pergudangan memberikan metode untuk mengurangi biaya
gudang bahan baku PT. Braja Mukti Cakra, merancang penyimpanan bahan mentah, suku cadang serta biaya
model simulasi tata letak gudang bahan baku saat ini, dan penanganan, disamping memaksimumkan operasi produksi.
merancang skenario usulan perbaikan tata letak gudang
bahan baku untuk mengurangi jarak tempuh dan waktu 2.3 Material Handling
pengambilan bahan baku menggunakan metode shared Material Handling atau penanganan bahan adalah proses
storage. yang mencakup operasi dasar dalam pergerakan,
perlindungan, penyimpanan dan pengendalian bahan dan
1.3 Pembatasan Masalah produk di seluruh pembuatan (manufaktur), pergudangan,
Mengingat luasnya ruang lingkup permasalahan yang distribusi, konsumsi dan pembuangan (disposal).
terjadi perlu dilakukan pembatasan dalam penelitian. Pergerakan/perpindahan bahan disebut “material
Pembatasan penelitian ini adalah: movement”. Akan tetapi bahan-bahan merupakan benda
mati yang tidak dapat bergerak dengan sendirinya. Oleh

99
Jurnal Teknik Industri ISSN 2622-5131 (Online)
Vol. 9 No. 2 ISSN 1411-6340 (Print)

karena itu dibutuhkan kegiatan pemindahan bahan yang 𝑑𝑖𝑗 = |𝑥𝑖 − 𝑥𝑗 | + |𝑦𝑖 − 𝑦𝑗 | (1)
disebut “material handling” [4].
2. Euclidean Distance
2.4 Sistem, Mode, dan Simulasi
Jarak diukur sepanjang lintasan garis lurus antara dua
Sistem adalah perangkat unsur yang secara teratur saling
buah titik. Jarak Euclidean dapat diilustrasikan sebagai
berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas [5]. Model
conveyor lurus yang memotong dua buah stasiun kerja.
adalah representasi yang disederhanakan dari sistem nyata.
Kegiatan harus selalu dilihat dari segi upaya elemen sistem 𝑑𝑖𝑗 = √(𝑥𝑖 − 𝑥𝑗 )2 + (𝑦𝑖 − 𝑦𝑗 )2 (2)
secara rinci yang dilakukan mekanika secara rinci ke aliran
keseluruhan entitas dan pemanfaatan sumber daya [6].
3. Squared Euclidean Distance
Simulasi merupakan suatu teknik meniru operasi-operasi
Jarak diukur sepanjang lintasan sebenarnya yang
atau proses- proses yang terjadi dalam suatu sistem dengan
melintas antara dua buah titik.
bantuan perangkat komputer dan dilandasi oleh beberapa
asumsi tertentu sehingga sistem tersebut bisa dipelajari 2 2
secara ilmiah [7]. 𝑑𝑖𝑗 = [(𝑥𝑖 − 𝑥𝑗 ) + (𝑦𝑖 − 𝑦𝑗 ) ] (3)

2.5 Verifikasi dan Validasi 4. Aisle Distance


Verifikasi merupakan suatu proses untuk memeriksa Jarak Aisle berbeda dengan cara pengukuran jarak lain
jalannya program simulasi sesuai dengan konsep yang yang diatas, cara ini dilakukan dengan mengukur jarak
diinginkan, dengan cara pemeriksaan pada program aktual sepanjang lintasan yang dilalui oleh alat angkut
komputer, selain itu verifikasi dapat diartikan sebagai proses pemindah bahan.
penerjemahan model simulasi konseptual kedalam bahasa
pemrograman secara benar [7]. Validasi merupakan proses 2.7 Check Sheet
penentuan apakah model konseptual simulasi benar-benar Check Sheet merupakan salah satu metoda untuk
merupakan representasi akurat dari system nyata yang memperoleh data yang berbentuk daftar yang berisi
dimodelkan [7]. pernyataan dan pertanyaan yang ingin diselidiki dengan
memberi tanda cek [10]. Alat ini berupa lembar pencatatan
2.6 Shared Storage data secara mudah dan sederhana, sehingga menghindari
Shared storage merupakan metode pengaturan tata letak kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dalam
ruang gudang dengan menggunakan prinsip FIFO (First In pengumpulan data tersebut. Umumnya Check Sheet berisi
First Out) dimana barang yang cepat dikirim diletakan pada pertanyaan-pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa,
area penyimpanan yang terdekat dengan pintu masuk- sehingga pencatat cukup memberikan tanda kolom yang
keluar. Keuntungan dari Shared Storage adalah metode telah tersedia, dan memberikan keterangan seperlunya.
penyimpanan untuk beberapa jenis produk yang disimpan
secara berurutan [8]. Pengisian kembali area penyimpanan III. METODOLOGI PENELITIAN
dapat dilakukan untuk jenis produk yang berbeda jika area
tersebut telah kosong sepenuhnya. Metode ini akan lebih Metodologi merupakan langkah-langkah dalam proses
baik digunakan pada jenis pabrik yang memiliki ukuran pengerjaan penelitian Tugas Akhir. Dimulai dari
dimensi produk yang sama atau tidak jauh berbeda. Layout mengidentifikasi masalah yang terdapat pada gudang bahan
yang dihasilkan dari metode Shared Storage yaitu layout baku, merancang model simulasi, menganalisis hasil
yang lebih efektif dan efisien dalam peletakan dan simulasi dan menghasilkan usulan perbaikan sistem.
pengambilan produk karena serta dapat meminimasi jarak Diagram alir metodologi penelittian dapat dilihat pada
dan ongkos material handling [9]. Gambar 1.
2.7 Pemindahan Material
Material dapat dipindahkan secara manual maupun
dengan menggunakan metode otomatis, material dapat
dipindahkan satu kali ataupun beribu kali, material dapat
dialokasikan pada lokasi yang tetap maupun secara acak,
atau material dapat ditempatkan pada lantai maupun di atas.
Apabila terdapat dua buah stasiun kerja/departemen i dan j
yang koordinatnya ditunjukkan sebagai (x,y) dan (a,b),
maka untuk e, yaitu [1]:
1. Rectilinear Distance
Jarak diukur sepanjang lintasan dengan menggunakan
garis tegak lurus (orthogonal) satu dengan yang lainnya.

100
Jurnal Teknik Industri ISSN 2622-5131 (Online)
Vol. 9 No. 2 ISSN 1411-6340 (Print)

baku menjadi salah satu masalah yang terdapat di gudang


bahan baku saat ini sehingga mengakibatkan waktu
pengambilan bahan baku yang cukup lama. Dari hasil
checksheet juga didapatkan jumlah material handling tidak
seimbang dengan operasi yang ada digudang, dan jarak
pengambilan bahan baku satu dengan bahan baku lain pada
proses pengambilan bahan baku pada peta aliran proses
letaknya masih ada yang berjauhan. Dalam membangun
simulasi awal tata letak gudang bahan baku dilakukan agar
dapat mengetahui waktu simulasi dari keseluruhan proses
pengambilan bahan baku pada rak atau pallet oleh material
handling yang selanjutnya dilakukan proses perpindahan
bahan baku dari rak atau pallet menuju pintu keluar.
Dibawah ini dapat dilihat gambar layout gudang pada PT.
Braja Mukti Cakra.

Gambar 2. Tata Letak Gudang Bahan Baku Saat Ini

Pada pengiriman bahan baku dari gudang bahan baku ke


lini perakitan terdapat proses pengambilan bahan baku dari
setiap rak atau pallet menggunakan peta aliran proses. Peta
aliran proses ini adalah aliran proses pengambilan bahan
baku yang ada di gudang bahan baku berdasarkan 1 stasiun
yang dituju pada lantai produksi. Pada permasalahan yang
diangkat terdapat 14 peta aliran proses yang dibuat
berdasarkan kebutuhan bahan baku sesuai stasiun yang
dituju. Dari 14 peta aliran proses, terdapat 2 peta aliran
proses yang mengalami backtracking yaitu peta aliran
proses untuk stasiun 1 dan stasiun 4. Pada Gambar 3, dapat
dilihat contoh peta aliran proses pada stasiun 1 yang
Gambar 1. Diagram Alir Metodologi Penelitian mengalami backtracking.
4.1.2 Model Konseptual
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Model konseptual adalah gambaran atau kerangka yang
tersusun dari komposisi konsep yang membantu untuk
4.1 Perancangan Model Simulasi mempelajari, memahami, mendeskripsikan dan menjelaskan
4.1.1 Analisis Gudang Bahan Baku Saat Ini sistem yang direpresentasikan. Model konseptual adalah
Sebelum dilakukan perancangan model simulasi, perlu acuan dalam membuat simulasi. Model konseptual
dilakukan evaluasi keadaan tata letak bahan baku saat ini. menggambarkan keterkaitan antar variabel yang
Dari hasil evaluasi checksheet, diperoleh informasi tata letak menentukan perilaku sistem, variabel tersebut terdiri dari
bahan baku saat ini tidak terdapat pengelompokkan bahan variabel input terkontrol, variabel input tidak terkontrol dan
baku berdasarkan tujuan lokasi yang pertama kali variabel output. Untuk melihat model konseptual pada
dibutuhkan di lini produksi, belum adanya penamaan bahan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.
baku pada setiap material yang terdapat pada gudang bahan

101
Jurnal Teknik Industri ISSN 2622-5131 (Online)
Vol. 9 No. 2 ISSN 1411-6340 (Print)

Gambar 3. Peta Aliran Proses Gudang Bahan Baku Saat Ini

1
102
Jurnal Teknik Industri ISSN 2622-5131 (Online)
Vol. 9 No. 2 ISSN 1411-6340 (Print)

brake 1, 7 part pada pallet hub wheel, 6 part pada pallet


fly wheel, 11 part pada pallet brake drum 2, 9 part pada
rak preasure pallate dan 1 part pada rak disc brake 2.
2. Location
Location dalam penelitian ini adalah area rak atau pallet
penyimpanan bahan baku yang terdapat pada gudang
baha baku. Rak dan pallet penyimpanan tersebut antara
lain rak machining BTJ, pallet brake drum 1, rak
sparepart, rak knuckle, rak disc brake 1, pallet hub
wheel, pallet fly wheel, pallet brake drum 2, rak
preassure pallate dan rak disc brake 2.
3. Arrival
Arrival dalam penelitian adalah kedatangan semua
material atau entitas yang terdapat pada sistem.
Quantity pada entitas yang diamati sebanyak 20 pada
seluruh material. Occurences pada setiap material
sebanyak 8 karena kebutuhan lini produksi sebanyak 8
rak/pallet untuk setiap jenis material setiap harinya.
4. Processing
Processing dalam penelitian ini adalah urutan proses
pengambilan bahan baku dan perpindahan antar
material dari gudang bahan baku menuju lantai
produksi.
5. Resources
Resources dalam penelitian ini adalah alat material
handling yang digunakan mengambil, meletakkan dan
memindahkan bahan baku. Material handling yang
digunakan adalah forklift. Terdapat 2 forklift yang
digunakan untuk operasi yang ada pada gudang bahan
baku.
6. Path Network
Path Network dalam penelitian ini adalah jalur yang
dilalui material handling dalam proses pengambilan
bahan baku dan proses pemindahan material.
4.2 Analisis Hasil Simulasi
4.2.1 Verifikasi Model Simulasi Tata Letak Saat ini
4.2.1.1 Verifikasi Model dengan Animasi
Proses untuk memeriksa kesesuaian jalannya program
Gambar 4. Model Konseptual.
komputer simulasi dengan cara melakukan pemeriksaan
program komputer dapat dilihat dari animasi yang berjalan
pada model simulasi yang dibuat. Model simulasi sendiri
4.1.2 Model Simulasi Tata Letak Gudang Saat Ini
dapat dikatakan terverifikasi jika tidak ada error dan output
Model simulasi membutuhkan beberapa elemen penting.
yang diingikan sesuai. Selain itu proses berjalannya animasi
Dalam hal ini model simulasi yang dibuat adalah model
harus berjalan dengan lancar, tidak ada hambatan dan
simulasi gudang bahan baku di PT. Braja Mukti Cakra.
memiliki aliran gerak yang sesuai dengan sistem nyata.
Elemen-elemen tersebut antara lain:
Gambar 5 adalah hasil uji verifikasi dengan melihat animasi
1. Entities
yang ada pada software ProModel.
Entities dalam penelitian ini adalah semua bahan baku
yang terdapat pada gudang bahan baku PT. Braja Mukti
Cakra. Bahan baku yang terdapat pada gudang bahan
baku berjumlah 42 jenis part dengan ukuran yang
hampir sama besar yang terbagi kedalam beberapa area
rak dan pallet yaitu rak machining BTJ sebanyak 1 part,
2 part pada pallet brake drum 1, 1 part pada rak
sparepart, 2 part pada rak knuckle, 2 part pada rak disc

103
Jurnal Teknik Industri ISSN 2622-5131 (Online)
Vol. 9 No. 2 ISSN 1411-6340 (Print)

Validasi ini akan membandingkan waktu perpindahan


bahan baku dengan menggunakan material handling pada
sistem nyata dengan sistem simulasi. Hasil perbandingan
waktu perpindahan material handling pada sistem nyata
dengan simulasi dalam proses pengambilan bahan baku dan
proses pengiriman bahan baku ke pintu keluar gudang dapat
dilihat pada Tabel 1.
Hasil selisih antara sistem nyata dan simulasi tersebut
akan dihitung rata-rata dan standar deviasi. Setelah dihitung
rata-rata dan standar deviasi dilakukan perhitungan half
Gambar 5. Verifikasi Model Simulasi Tata Letak Gudang Bahan Baku width (hw) dengan rumus sebagai berikut [x]:
Saat Ini
(𝑡 𝛼 )𝑆 (𝑡 𝛼)
4.2.1.2 Verifikasi Model dengan Trace 𝑛−1, 2 (1−2) 2−, 2
Salah satu teknik yang akurat untuk memverifikasi model ℎ𝑤 = = (4)
√𝑛 √2
adalah adalah dengan menggunakan teknik trace. Fungsi (12.706)(3.7)
trace terdapat pada software ProModel ketika model sedang = = 33.24 jam / bulan
√2
dijalankan (running). Hasil View Trace dari simulasi awal
dapat dilihat pada Gambar 6. Setelah melakukan perhitungan hw diatas, dilanjutkan
dengan perhitungan selang interval dengan menggunakan
rumus sebagai berikut [x]:

𝑥̅(1−2) − ℎ𝑤 ≤ 𝜇(1−2) ≤ 𝑥̅(1−2) + ℎ𝑤 (5)


0.49 − 33.24 ≤ 𝜇(1−2) ≤ 0.49 + 33.24
−32.75 ≤ 𝜇(1−2) ≤ 33.73

Dari perhitungan selang interval diatas dapat dinyatakan


terima H0, dikarenakan perbedaan antara waktu
perpindahan bahan baku menggunakan material handling
pada sistem nyata dan waktu perpindahan bahan baku
Gambar 6. Hasil Trace Dari Simulasi Awal menggunakan material handling pada sistem simulasi tidak
memiliki perbedaan yang signifikan sehingga selang
4.2.2 Validasi Model Simulasi Tata Letak Saat ini interval memuat angka nol (0), maka dari itu model simulasi
Validasi merupakan proses penentuan apakah model yang dibuat valid.
konseptual simulasi benar-benar merupakan representasi
akurat dari sistem nyata yang dimodelkan. Suatu model TABEL II. HASIL REPLIKASI MODEL AWAL
dapat dikatakan valid ketika tidak memiliki perbedaan yang Replikasi Simulasi Awal
signifikan dengan sistem nyata yang diamati baik dari Replikasi ke- Replikasi
karakteristiknya maupun dari perilakunya. (Jam)
4.2.2.1 Validasi Model Berdasarkan Waktu Perpindahan
Material Handling 1 122.13

2 122.25
TABEL I. VALIDASI MODEL SIMULASI AWAL BERDASARKAN
WAKTU PERPINDAHAN MATERIAL HANDLING 3 122.09
Material Nyata Simulasi Selisih 4 122.29
No.
Handling (Jam) (Jam) (Jam)
5 122.38

1 Forklift 1 78.41 80.53 -2.11 Rata-rata 122.23

2 Forklift 2 68.44 65.36 3.09 Standar 0.12


Deviasi
Rata-rata 0.49
Tabel t 2.77645
Standar deviasi 3.7
n 5

104
Jurnal Teknik Industri ISSN 2622-5131 (Online)
Vol. 9 No. 2 ISSN 1411-6340 (Print)

Hw 0.15 diatas didapatkan nilai hw sebesar jam, nilai hw yang


z 1.96
diinginkan oleh peneliti adalah sehingga dapat dilakukan
jumlah replikasi berikut ini:
n' 5.531904
2 2

(𝑧∝/2 )𝑆 (1.96)0.12
6 𝑛 = ⌈ ⌉ =⌈ ⌉ =6
𝑒 0.1

4.2.3 Replikasi Model Simulasi Tata Letak Saat ini Berdasarkan hasil perhitungan jumlah replikasi di atas,
Percobaan replikasi pada penelitian ini dilakukan jumlah replikasi yang dibutuhkan pada penelitian ini sebesar
sebanyak 5 kali dan data yang diamati adalah data 6 replikasi.
simulation time model awal tersebut. Simulation time ini
adalah waktu simulasi pengambilan pada rak atau pallet dan 4.3 Perbaikan Sistem
perpindahan bahan baku dari rak ke pintu keluar gudang. 4.3.1 Perbaikan Tata Letak Awal Mneggunakan Shared
Hasil dari replikasi model simulasi awal, dapat dilihat pada Storage
Tabel 2. Perbaikan yang akan dilakukan pada gudang bahan baku
Tahap tahap perhitungan untuk mengetahui jumlah PT. Braja Mukti Cakra salah satunya perbaikan penempatan
replikasi yang tepat melalui adalah sebagai berikut [x]: bahan baku menggunakan metode shared storage. Proses
 Menghitung nilai rata-rata dan standar deviasi dari penempatan produk pada metode shared storage adalah
hasil waktu simulasi dengan menyusun area-area penyimpanan berdasarkan
∑𝑛
𝑖=1 𝑥𝑖 122.13+122.25+122.09+⋯+122.38 kondisi luas lantai gudang, kemudian diurutkan area yang
𝑥̅ = = =
𝑛 5 paling dekat sampai area yang terjauh dari pintu keluar
122.23 jam/bulan masuk I/O. Area ini akan diurutkan berdasarkan jarak tujuan
stasiun pada lini produksi.
∑𝑛
𝑖=1⌈𝑥𝑖 −𝑥̅ ⌉
2
𝑆= √ (6) 4.3.1.1 Jumlah Kebutuhan Bahan Baku ke Lini Produksi
𝑛−1
Data pemakaian bahan baku pada setiap rak dan pallet
(122.13−122.23)2 +(122.25−122.23)2 +⋯+(125.38−122.23)2
pada gudang bahan baku didapatkan dari hasil pengamatan
𝑆=√ = bulan Agustus, September, Oktober, November dan
5−1
0.12 jam/bulan Desember 2018. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.
Pabrik ini memiliki standar minimum produksi yaitu
sebanyak 8 pallet yang dimana setiap pallet terdiri dari 20
 Menghitung nilai half width (hw) dari 5 percobaan
replikasi yang telah dilakukan part dengan jenis yang sama. Total jenis part yang ada pada
gudang bahan baku adalah sebanyak 42 jenis part yang
t (4,0.025) = 2,78 dibagi menjadi rak atau pallet pada area yang sama untuk
satu jenis part yang sama. Pada rak machining BTJ sebanyak
(𝑡𝑛−1,∝/2 )𝑆(1−2) (𝑡5−1,0,05/2 )𝑆(1−2) (2,77)(0.12) 1 part, 2 part pada pallet brake drum 1, 1 part pada rak
ℎ𝑤 = = = = 0.15 sparepart, 2 part pada rak knuckle, 2 part pada rak disc
√𝑛 √5 √5
jam/bulan brake 1, 7 part pada pallet hub wheel, 6 part pada pallet fly
wheel, 11 part pada pallet brake drum 2, 9 part pada rak
preasure pallate dan 1 part pada rak disc brake 2. Berikut
Langkah selanjutnya adalah menentukan nilai error (e) dapat dilihat kebutuhan bahan baku ke lini produksi pada
yang diinginkan untuk meminimasi kesalahan model dalam Tabel 3.
merepresentasikan sistem nyata. Berdasarkan perhitungan

105
Jurnal Teknik Industri ISSN 2622-5131 (Online)
Vol. 9 No. 2 ISSN 1411-6340 (Print)

TABEL 3. KEBUTUHAN PERMINTAAN BAHAN BAKU KE LINI PRODUKSI

Kebutuhan bahan baku pada pallet fly wheel adalah baku yang menempati pallet fly wheel yaitu sebanyak 6 jenis
sebesar 920 pallet pada bulan Agustus, jumlah ini bahan baku sehingga didapatkan 152 pallet per setiap jenis
didapatkan dari hasil penjumlahan total bahan baku dari bahan baku. Pada Tabel 6 dapat dilihat jumlah kebutuhan
setiap jenis macam bahan baku yang ada pada pallet fly per pengiriman didapatkan dari hasil perhitungan jumlah
wheel. Perhitungan data tersebut dapat dilihat pada Tabel 4. kebutuhan rata-rata per bulan dibagi dengan frekuensi
kebutuhan per bulan.
4.3.1.2 Rata Rata Frekuensi Bahan Baku per Bulan 4.3.1.4 Penentuan Kebutuhan Ruang
Frekuensi pengiriman bahan baku per bulan adalah berapa Dalam menentukan kebutuhan ruang, hal yang harus
banyak pengiriman yang terjadi untuk setiap jenis bahan dilakukan adalah menghitung jumlah bahan baku yang
baku pada setiap bulan. Setelah mengetahui frekuensi terdapat pada gudang berdasarkan kebutuhan setiap hari ke
pengiriman bahan baku untuk setiap jenis bahan baku maka lini produksi dan rata-rata lead time pada setiap bahan baku
dapat dihitung rata rata frekuensi pengiriman bahan baku per karena terdapat jumlah dan jenis bahan baku yang berbeda
bulan. Berikut data rata rata frekuensi pengiriman bahan pada setiap rak atau pallet. Dari Tabel 7 dapat diketahui
baku pada Tabel 4. kebutuhan setiap hari ke lini produksi yaitu jumlah
4.3.1.3 Jumlah Bahan Baku Per Pengiriman Tiap Rak Per kebutuhan per pengiriman dikali dengan banyaknya jumlah
Bulam jenis bahan baku pada rak atau pallet. Untuk jumlah bahan
Langkah selanjutnya adalah menentukan jumlah bahan baku di dalam gudang didapatkan dari hasil perhitungan
baku per pengiriman untuk setiap rak dan pallet. Data rata-rata lead time dikali dengan kebutuhan setiap hari ke
jumlah kebutuhan rata-rata perbulan pada pallet fly wheel lini produksi.
didapatkan dari rata rata kebutuhan pallet fly wheel ke lini
produksi sebesar 912 pallet, dibagi dengan total jenis bahan

TABEL IV. JUMLAH TIAP JENIS BAHAN BAKU DALAM SATU RAK

106
Jurnal Teknik Industri ISSN 2622-5131 (Online)
Vol. 9 No. 2 ISSN 1411-6340 (Print)

TABEL V. FREKUENSI JUMLAH KEBUTUHAN RATA-RATA PER BULAN

TABEL VI. JUMLAH KEBUTUHAN PER PENGIRIMAN

TABEL VII. JUMLAH KEBUTUHAN PER PENGIRIMAN

4.3.1.5 Penentuan Luas Area Penyimpanan yang digunakan untuk machining BTJ, sparepart, knuckle dan
Dibutuhkan disc brake 1, preassure pallate, disc brake 2 disimpan di
Dalam menentukan luas area penyimpanan rak dan pallet gudang bahan baku dalam rak keranjang besi. sedangkan
yang dibutuhkan, dilakukan dengan cara menentukan pallet digunakan untuk brake drum 1, hub wheel, fly wheel
banyak jumlah bahan baku dalam 1 tingkatan pada dan brake drum 2 disimpan di gudang bahan baku dalam
tumpukan rak dan pallet dan menentukan banyak bahan bentuk pallet kayu. Dalam penentuan luas area penyimpanan
baku yang tersusun dalam satu area menggunakan rak atau jumlah pallet atau rak dikali dengan ukuran luas bahan baku.
pallet. Pada gudang bahan baku PT. Braja Mukti Cakra
memiliki standar tumpukan pada rak dan pallet yaitu TABEL VIII. PERHITUNGAN JUMLAH PALLET
sebanyak 4 tumpukan. Berikut adalah perhitungan
perencanaan rak dan pallet. Dalam menentukan banyaknya
produk dalam 1 rak atau pallet dengan cara, tingkatan rak
atau pallet dikali dengan jumlah bahan baku dalam satu
tingkatan. Untuk memperhitungkan jumlah pallet atau rak
yang dibutuhkan yaitu dengan mengetahui banyaknya
jumlah bahan baku didalam gudang selanjutnya dibagi
dengan banyaknya produk dalam 1 rak atau pallet,
perhitungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 8. Rak

107
Jurnal Teknik Industri ISSN 2622-5131 (Online)
Vol. 9 No. 2 ISSN 1411-6340 (Print)

4.3.1.6 Penentuan Allowance Ruang tata letak serta pembagian jumlah rak atau pallet berdasarkan
Pemanfaatan ruang gang atau allowance untuk metode shared storage. Perhitungan jarak yang terdapat
menggerakkan material handling menggunakan forklift pada Tabel 9.
sebagai alat angkut produknya. Jadi allowance yang
TABEL IX. HASIL JARAK PENGUKURAN DENGAN
dibutuhkan berdasarkan kebutuhan untuk jalur sesuai
METODE AISLE
dengan ukuran dimensi forklift. Penentuan luas gang yang
ada berdasarkan dua kali dimensi forklift saat membawa
produk. saat membawa produk.
Allowance Space = 2 x lebar bahan yang melintas
Allowance Space = 2 x 1.5 m = 3 m
Dengan mengetahui allowance yang diperlukan maka dapat
di tentukan lebar gang adalah 3 m.
4.3.1.7 Peletakan Area Penyimpanan
Susunan peletakan area penyimpanan pada gudang dapat
disusun berdasarkan data kebutuhan ruang dan kebutuhan
area penyimpanan. Dilakukan pembagian penamaan rak dan
pallet pada tata letak gudang awal. Hasil desain tata letak
gudang yang sudah mengalami perubahan peletakan dan
penyimpanan bahan baku dapat dilihat pada Gambar 7.

TABEL X. PENEMPATAN BAHAN BAKU USULAN

Gambar 7. Tata Letak Usulan

Dari gambar 10. Dapat dilihat dilakukanpembagian


penamaan rak dan pallet yaitu pada pallet brake drum 2
menjadi pallet brake drum 2A hingga pallet brake drum 2F,
pallet hub wheel menjadi pallet hub wheel A hingga pallet
hub wheel D, pallet fly wheel menjadi pallet fly wheel A
hingga pallet fly wheel C dan rak preassure pallet menjadi
rak preassure pallet A hingga pallet preassure pallet D.
Untuk pallet brake drum 1, rak disc brake 1, rak disc brake 4.3.1.9 Penempatan Bahan Baku
2, rak sparepart dan rak knuckle tidak mengalami perubahan Usulan tata letak gudang bahan baku dilakukan dengan
pembagian bahan baku, akan tetapi tetap terdapat penamaan cara merubah penempatan bahan baku yang ada pada area
untuk setiap jenis material yang diletakkan pada rak dan penyimpanan berdasarkan urutan pengambilan bahan baku
pallet tersebut. Pada layout gudang bahan baku usulan juga berdasarkan peta aliran proses, urutan tujuan stasiun di lini
terdapat perubahan tata letak rak atau pallet sesuai urutan produksi, kebutuhan tujuan stasiun di lini produksi dan jarak
pengambilan bahan baku berdasarkan peta aliran proses yang paling dekat dengan pintu keluar sehingga perpindahan
berdasarkan urutan tujuan stasiun di lini produksi. aliran bahan baku sesuai dengan urutan stasiun pertama pada
4.3.1.8 Jarak dari Rak atau Pallet ke Pintu Keluar lini produki. Selain itu penempatan baku baku juga
Jarak tempuh antara material handling adalah mulai dari memperhatikan bahan baku yang memiliki tujuan yang sama
pintu (I/O) menuju ke area penyimpanan. Perhitungan jarak dan dibuat ke dalam rak atau pallet yang sama maupun
dilakukan dengan menggunakan metode aisle. Cara letaknya berdekatan antara rak atau pallet yang satu dengan
menghitung jarak menggunakan metode aisle yaitu dengan yang lainnya. Hal ini akan meminimasi waktu pencarian dan
mengukur jarak aktual sepanjang lintasan yang dilalui oleh pengambilan bahan baku, serta mengurangi jarak dalam
alat angkut pemindahan bahan baku. Perhitungan pada proses pengiriman bahan baku ke lini produksi. Pada proses
metode ini dapat dilihat pada Tabel 10 yaitu terbagi kedalam penempatan bahan baku pada rak atau pallet dilakukan
perhitungan jarak sebelum dan sesudah dilakukan perubahan penamaan dan pembagian sesuai dengan jenis material

108
Jurnal Teknik Industri ISSN 2622-5131 (Online)
Vol. 9 No. 2 ISSN 1411-6340 (Print)

tersebut. Berikut adalah data perhitungan penempatan bahan simulasi usulan 1. Hasil replikasi simulasi dapat dilihat pada
baku usulan pada Tabel 10. Tabel 12 dengan banyaknya replikasi berjumlah 6.
TABEL 12. HASIL SIMULASI USULAN 1
4.3.1.10 Perbandingan Jarak Tempuh Material Handling
Replikasi Replikasi
Sebelum Perbaikan dan Setelah Perbaikan Tata Letak ke- (jam)
Gudang
Salah satu tujuan perbaikan tata letak gudang bahan baku 1 83.44
yaitu untuk meminimasi jarak tempuh material handling 2 83.52
dimana jarak tempuh tersebut adalah jarak perpindahan
bahan baku dari area penyimpanan ke pintu keluar gudang. 3 83.47
Perhitungannya didapatkan dari cara mencari jarak total
4 83.51
aisle pada 1 rak atau pallet menuju pintu keluar gudang,
contohnya pada pada pallet brake drum 2 jarak aisle dikali 5 83.48
dengan jumlah bahan baku pada rak tersebut dalam
mengirim bahan baku ke lini produksi selama sebulan. 6 83.44
Perhitungan jarak total pada metode usulan dilakukan Rata-rata 83.48
dengan cara yang sama yaitu pada pallet brake drum 2A
sampai pallet brake drum 2F. Jarak dari tiap pallet tersebut
dijumlah hingga mendapatkan total jarak pada pallet brake 4.4.1.2 Simulasi Tata Letak Gudang Usulan 2
drum 2 dalam sebulan. Dari hasil perhitungan pada Tabel Skenario simulasi tata letak gudang usulan 2 dibuat
11. didapatkan kesimpulan bahwa total jarak usulan lebih berdasarkan perbaikan penempatan bahan baku dengan
kecil dari pada jarak pada tata letak awal. metode shared storage yang memperhatikan bahan baku
yang memiliki tujuan yang sama dan dibuat ke dalam rak
TABEL 11. HASIL TOTAL JARAK AWAL DAN USULAN atau pallet yang sama maupun letaknya berdekatan antara
rak atau pallet yang satu dengan yang lainnya. Pada skenario
usulan 2 pembagian rak atau pallet yang jenis bahan baku
tiap rak atau pallet sudah diberi penamaan dan terdata
sehingga memudahkan operator mencari saat proses
pengambilan bahan baku. Terdapat juga perubahan tata letak
area rak atau pallet sesuai dengan jarak dan tujuan stasiun
terdekat yang dituju pada lini produksi. Sebelum dilakukan
verifikasi yaitu melakukan proses penginputan location
4.4 Analisa Hasil pada promodel dengan lokasi yang telah didapatkan dari
4.4.1 Penyusunan Skenario Terbaik metode shared storage yaitu banyaknya jumlah pallet atau
Skenario simulasi tata letak gudang usulan dalam rak pada area tersebut, selanjutnya menginput arrival bahan
penelitian ini adalah simulasi tata letak gudang usulan 1, baku sesuai dengan hasil dari proses penempatan bahan
usulan 2 dan usulan 3. baku pada pallet.
4.4.1.1 Simulasi Tata Letak Gudang Usulan 1
Dari hasil checksheet material handling, didapatkan
informasi berupa material handling yang memadai tidak
seimbang untuk operasi yang ada serta perlu dilakukan
penambahan material handling. Sehingga pada skenario tata
letak gudang usulan 1 dilakukan penambahan material
handling pada gudang bahan baku. Material handling yang
ditambahkan berupa 1 forklift sehingga jumlah total material
handling pada gudang adalah 3 forklift. Gambar 9. Simulasi Tata Letak Usulan 2

Sehingga didapatkan hasil simulasi time dari simulasi


usulan 2 dengan tatak letak gudang simulasi menggunakan
metode shared storage dan perbaikan proses pengambilan
bahan baku pada rak dan pallet. Hasil replikasi simulation
Gambar 8. Resources Simulasi Usulan time dapat dilihat pada Tabel 13 dengan banyaknya replikasi
berjumlah 7.
Sedangkan untuk tata letak yang digunakan dan proses
aliran pengambilan bahan baku menggunakan proses dari
simulasi awal. Sehingga didapatkan hasil simulasi time dari

109
Jurnal Teknik Industri ISSN 2622-5131 (Online)
Vol. 9 No. 2 ISSN 1411-6340 (Print)

Tabel 13. Hasil Simulasi Usulan 2 TABEL 15. TABEL HASIL PERHITUNGAN BENFERRONI
Replikasi Replikasi
ke- (jam)

1 119.66

2 119.73

3 119.64

4 119.81

5 119.92

6 119.72
Setelah diketahui output yang berupa simulation time dari
Rata-rata 119.75 model awal dan setiap model usulan, langkah selanjutnya
adalah menghitung selisih output dari setiap replikasi pada
model awal dan usulan. Berdasarkan hasil tabel diatas, ke 3
4.4.1.3 Simulasi Tata Letak Gudang Usulan 3 model usulan dapat terpilih karena masing-masing model
Skenario simulasi tata letak gudang usulan 3 adalah usulan mendapatkan kesimpulan tolak H0, karena hasil
penggabungan antara simulasi tata letak gudang usulan 1 model simulasi awal dengan model simulasi usulan
dan simulasi tata letak gudang usulan 2, maka dari itu pada perbaikan sangat berbeda secara signifikan dan nilai mean
simulasi tata letak gudang usulan 3 ini akan menggunakan pada ke 3 model tersebut berada pada interval batas kendali
perbaikan penempatan bahan baku dengan menggunakan atas (BKA) dan batas kendali bawah (BKB). Akan tetapi
metode shared storage dan penambahan material handling. dari ke 3 model usulan tersebut, dipilih nilai rata-rata yang
Setelah melakukan penggabungan skenario simulasi usulan paling kecil sebagai model usulan terpilih dimana nilai yang
1 dan usulan 2, dapat dipastikan hasil waktu simulasi akan paling kecil adalah model usulan ke 3. Sehingga dapat
maksimal. Sehingga didapatkan hasil simulasi time dari disimpulkan bahwa model usulan yang terpilih adalah model
simulasi usulan 3 dengan banyaknya replikasi berjumlah 7 usulan ke 3.
dapat dilihat pada Tabel 14.
4.4.2.2 Pemilihan Usulan Terbaik Menggunakan
Tabel 14. Hasil Simulasi Usulan 3 Checksheet
Replikasi Replikasi Selain melakukan perbandingan menggunakan
ke- (jam) perhitungan benferroni, pemilihan berdasarkanevaluasi
cheksheet juga dilakukan untuk memilih model terbaik
1 71.12
diantara 3 model usulan tersebut. Hasil evaluasi checksheet
2 71.22 dapat dilihat pada Tabel 16.
3 71.14 TABEL 16. HASIL CHECKSHEET
4 71.23

5 71.24

6 71.13

Rata-rata 71.18
Dari tabel diatas dapat disimpulkan diatas bahwa hasil
simulasi usulan yang terbaik yaitu model usulan ke 3 yaitu
4.4.2 Pemilihan Usulan Tata Letak Gudang Terbaik model simulasi dengan penggunaan metode shared storage
4.4.2.1 Pemilihan Usulan Terbaik Menggunakan dan penambahan jumlah material handling karena memiliki
Benferonni waktu simulasi yang paling cepat dengan rata-rata sebesar
Setelah membuat skenario model usulan sebanyak 3 71.18 jam dalam sebulan dan memiliki nilai-nilai yang lebih
usulan, model usulan tersebut akan dibandingkan dari usulan-usulan 1 dan 2.
menggunakan perhitungan benferroni. Perhitungan
benferonni berfungsi untuk membandingkan simulation V. KESIMPULAN
time atau waktu simulasi pengambilan dan perpindahan Berdasarkan pengolahan data dan analisa data yang telah
bahan baku dan memilih scenario terbaik diantara 3 skenario dilakukan, didapatkan tiga usulan model simulasi. Model
model usulan tersebut. Perhitungan benferonni dapat dilihat usulan pertama adalah penambahan jumlah material
pada Tabel 15. handling pada gudang bahan baku dikarenakan didapatkan
informasi dari hasil checksheet berupa jumlah material

110
Jurnal Teknik Industri ISSN 2622-5131 (Online)
Vol. 9 No. 2 ISSN 1411-6340 (Print)

handling yang memadai tidak seimbang untuk operasi yang


ada. Untuk model usulan kedua yaitu perbaikan penempatan
bahan baku dan tata letak gudang bahan baku menggunakan
metode shared storage, sehingga didapatkan jumlah
kebutuhan rak atau pallet, perbaikan penempatan tata letak
bahan baku, minimasi jarak pengambilan bahan baku, waktu
pengambilan bahan baku dan waktu perpindahan bahan
baku. Model usulan yang terakhir adalah penggabungan
antara usulan 1 dan usulan 2 yaitu penambahan jumlah
material handling didalam gudang dengan perbaikan
penempatan tata letak gudang bahan baku menggunakan
metode shared storage. Ketiga model usulan ini memiliki
simulation time yang lebih kecil dibandingkan dengan
model simulasi awal. Digunakan metode benferonni dan
analisa checksheet untuk memilih model usulan terbaik dari
ketiga usulan tersebut, sehingga didapatkan model usulan
terbaik yaitu model usulan ke 3 dimana usulan tersebut
memiliki simulation time tercepat dengan rata-rata sebesar
71.18 jam dalam sebulan.

REFERENSI
[1] J. M. Apple. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Bandung:
Institut Teknologi Bandung, 1990.
[2] H. Purnomo, Perencanaan dan Perancangan Fasilitas. Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2004.
[3] J.D Bowersox, D. J. Closs, dan M. Bixby Cooper. Supply Chain
Logistic Management (2nd Ed), Singapore: McGraw-Hill. Inc, 2007.
[4] S. Assauri. Manajemen Produksi dan Operasi Edisi Revisi. Jakarta:
Lembaga Penerbit FE-UI, 2008.
[5] E. Suryani, Pemodelan & Simulasi. Edisi Pertama, Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2006.
[6] G.J Marco dan Reino E. Salmi. “Warehousing and Inventory
Management: a Simulation Tool to Determine Warehouse
Efficiencies and Storage Allocations” in International Journal of ACM
Digital Library. Vol V, No.1 : Hal 11-15. 2002.
[7] Law A. M. dan Kelton D. W. Simulation Modelling & Analysis, New
York: Mc. Graw-Hill Inc, 1991.
[8] Santoso, Lely Herlina dan Evi Febianti. 2016. Usulan Tata Letak
Gudang Produk Jadi Dengan Metode Shared Storage Dan Pendekatan
Simulasi Di PT. Lotte Chemical Titan Nusantara, Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa. Jurnal Teknik Industri. Vol IV, No.3: Hal 1-6
[9] Goetshalckx, Marc dan H. Donald. “Shared Storage Policies Based on
the Duration Stay of Unit Loads” in International Journal of
Management Science, Vol. 36, No.9 : Hal 34-35. 1990.
[10] J.A Tompkins, et al. Facilities Planning. 3rd ed. New Jersey: John
Wiley & Sons, Inc, 2003.

111

Anda mungkin juga menyukai