Anda di halaman 1dari 13

PAPER

TATA LETAK DAN PERENCANAAN PABRIK

EVALUASI TENGAH SEMESTER

Dosen Pengampu :

Dr. Ir. Dwi Setijawati, M. Kes

Disusun Oleh:

1. Lailatul Nevia R (185080300111038)

2. Zulfia Rifka Ayu K (185080300111016)

3. Luh Ayu Hesa Frida N (185080301111005)

4. Fifi Mutiya Fatul N. F (185080301111021)

5. Rizky Yuniar B (185080301111035)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2021
1. Pengertian Pola Aliran Bahan Dan Pentingnya Pola Aliran Bahan Pada

Perencanaan Pabrik

Pola aliran bahan menurut Yuliant et al. (2014) merupakan pola aliran yang

digunakan untuk pengaturan aliran bahan pada proses produksi. Pola aliran

bahan terbagi menjadi 5 klasifikasi yaitu:

• Straight Line (Pola Aliran Garis Lurus)

Pola aliran berdasarkan garis lurus atau straight line umum dipakai bilamana

proses produksi berlangsung singkat, relatif sederana dan umum terdiri dari

beberapa komponen-komponen atau beberapa macam production equipment.

Pola aliran bahan berdasarkan garis lurus akan memberikan jarak terpendek

antara 2 (dua) titik, proses atau aktivitas produksi berlangsung sepanjang garis

lurus yaitu dari mesin nomor satu sampai ke mesin terakhir serta jarak

perpindahan bahan (handling distance) secara total akan kecil karena jarak

antara masing-masing mesin sangat pendek .

• Serpentine atau Zig-Zaq (S-Shaped)

Pola aliran berdasarkan garis-garis patah. Pola ini sangat baik diterapkan

bilamana aliran proses cukup panjang. Untuk itu aliran bahan akan dibelokkan

untuk menambah panjangnya garis aliran yang ada dan secara ekonomis hal ini
akan dapat mengatasi segala keterbatasan dari area dan ukuran dari bangunan

pabrik yang ada.

• U-Shape (Pola Aliran Bentuk U)

Pola aliran yang akan dipakai bilamana akhir dari proses produksi akan

berada pada lokasi yang sama dengan awal proses produksinya. Hal ini akan

mempermudah pemanfaatan fasilitas transportasi dan juga sangat

mempermudah pengawasan untuk keluar masuknya material dari dan menuju

pabrik. Aplikasi garis aliran bahan relatif panjang, maka pula U-shaped ini akan

tidak efisien dan lebih baik digunakan pola aliran bahan tipe zig-zag.

• Circular (Pola Aliran Melingkar)

Pola aliran berdasarkan bentuk lingkaran (circular) sangan baik

digunakan bilamana dikehendaki untuk mengembalikan material atau produk

pada titik awal aliran produksi berlangsung. Hal ini juga baik dipakai apabila

departemen penerimaan dan pengiriman material atau produk jadi direncanakn

untuk berada pada lokasi yang sama dalam pabrik yang bersangkutan.
• Odd-Angle (Pola Aliran Sudut Ganjil)

Pola aliran berdasarkan odd-angle ini tidaklah begitu dikenal

dibandingkan dengan pola-pola aliran yang lain. Odd-angle ini akan memberikan

lintasan yang pendek dan terutama akan terasa manfaatnya untuk area yang

kecil. Pada dasarnya pola ini sangat umum dan baik digunakan dalam kondisi-

kondisi seperti:

➢ Bilamana tujuan utamanya adalah untuk memperoleh garis aliran yang

produk diantara suatu kelompok kerja dari area yang saling berkaitan.

➢ Bilamana proses handling dilaksanakan secara mekanis.

➢ Bilamana keterbatasan ruangan menyebabkan pola aliran yang lain

terpaksa tidak dapat diterapkan.

➢ Bilamana dikehendaki adanya pola aliran yang tetap dari fasilitas-fasilitas

produksi yang ada.

Pola aliran bahan akan dibentuk sesuai dengan tipe tata letak yang akan

diterapkan. Pola aliran bahan ini sangat penting dilakukan. Hal ini dikarenakan

jika pola aliran bahan yang digunakan tidak jelas dapat mengakibatkan proses

aliran material tidak sesuai dengan proses produksi yang ada. Sehingga

produktivitas dapat menurun dan proses aliran material memerlukan waktu lebih

panjang. Selain itu, proses aliran bahan juga akan sering mengalami cross

movement (gerakan memotong). Dimana ini akan mempengaruhi jarak


perpindahan bahan yang tidak efektif dan meningkatkan jarak perpindahan aliran

material.
2. Kaitan atau Hubungan Pola Aliran Bahan dengan Tata Letak Pabrik
(layout)

Kaitan pola aliran bahan dengan tata letak letak pabrik (layout) yaitu

apabila tata letak pabrik tidak sesuai dengan proses aliran bahan, proses aliran

bahan akan mengalami cross movement (gerakan memotong). Ini sangat

mempengaruhi jarak perpindahan bahan yang tidak efektif dan meningkatkan

jarak perpindahan aliran material. Pola aliran bahan yang tidak jelas juga

mengakibatkan proses aliran material tidak sesuai dengan proses produksi yang

ada. Hal ini menyebabkan penurunan produktivitas dengan proses aliran material

sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama. Dengan begitu perancangan tata

letak pabrik sangat penting dan sudah menjadi dasar dalam industri yang dapat

mempengaruhi pola aliran bahan sehingga pekerjaan dapat berjalan secara

efektif dan efisien. Dalam prosesnya, tata letak pabrik memerlukan rencana

penempatan pekerja, material, mesin, peralatan dan fasilitas pendukung

manufaktur lain untuk menciptakan tata letak pabrik yang paling efektif. Tata

letak yang efisien dapat memberikan kontribusi untuk mengurangi waktu siklus

produksi, waktu menganggur, bottleneck atau waktu penanganan material dan

dapat meningkatkan output produksi.

Untuk itu diperlukan adanya desain layout untuk membentuk pola aliran

bahan yang sesuai dengan tata letak yang akan digunakan. Dalam membuat

rancangan tata letak pabrik yaitu dilakukan Systematic layout Planning (SLP).

SLP merupakan salah satu metodologi dalam perancangan tata letak pabrik.

Dimana dalam metode ini dilakukan dengan tiga bagian yaitu fase analisis, fase

pencarian, dan fase pemilihan. SLP cukup popular dan banyak dirujuk sebagai

kerangka kerja dalam merencanakan dan merancang tata letak pabrik. Karena

dapat menganalisis aliran material dan mengidentifikasi kegiatan-kegiatan pokok

yang harus difasilitasi. Pola aliran bahan akan dibentuk sesuai dengan tipe tata

letak yang akan diterapkan.


3. Pengertian dan Definisi Layout

Tata letak pabrik (layout) dapat didefinisikan sebagai tata cara

pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik yang bertujuan untuk menunjang kelancaran

proses produksi. Pengaturan tersebut akan memanfaatkan luas area untuk

menempatkan mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerak

perpindahan material (baik bersifat temporer maupun permanen), personal

pekerja dan lain sebagainya. Dalam tata letak pabrik terdapat 2 (dua) hal yang

harus diperhatikan yaitu pengaturan mesin dan pengaturan departemen dalam

pabrik. Dengan adanya perencanaan tata letak pabrik yang baik, maka gerakan

bolak-balik (back tracking), jarak momen perpindahan material dan biaya material

handling dapat diminimumkan (Sofyan dan Syariffudin, 2015).

Tata letak (layout) menurut Sugeng (2016), merupakan suatu keputusan

yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Banyak

dampak strategis yang terjadi dari hasil keputusan tentang layout. Diantaranya

kapasitas, proses, fleksibilitas, biaya, kualitas lingkungan kerja, kontak konsumen

dan citra perusahaan. Layout yang efektif membantu perusahaan mencapai

sebuah strategi yang menunjang strategi bisnis yang telah ditetapkan diantara

diferensiasi, biaya rendah maupun respon cepat. Layout pabrik disebut juga tata

letak atau tata ruang didalam pabrik. Layout pabrik merupakan cara penempatan

fasilitas-fasilitas produksi untuk memperlancar proses produksi yang efektif dan

efisien. Fasilitas pabrik dapat berupa mesin-mesin, alat-alat produksi, alat

pengangkutan bahan, dan peralatan pengawasan. Sedangkan perencanaan

layout adalah rencana dari keseluruhan tata letak fasilitas industri.


4. Pola Aliran Bahan dan Layout (Proses)

Tata letak pabrik/plant layout atau tata letak fasilitas (facilities layout)

merupakan tata letak ccara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik seperti gesung

sebagai fasilitas utama maupun fasilitas produksi lainnya, untuk menungjang

kelancaran proses produksi tata letak pabrik terdiri dari dua bagian yaitu

pengaturan mesin dan pengaturan departemen yang ada di pabrik. Jenis tata

letak yang diterapkan pada ruang produksi Ikan Tuna ini termasuk dalam tata

letak product layout. Ciri dari tata letak ini adalah hanya ada satu atau beberapa

standart produk yang digunakan, produk dibuat dalam jumlah besar untuk jangka

waktu yang relative lama. Tujuan utama dari tata letak ini adalah untuk

mengurangi proses pemindahan bahan dan juga memudahkan pengawasan

didalam aktivitas produksinya.

Product Layout

Cold Pember Kualitas Penimba Fillet Pembun Mesin Vacum


Storage sihan daging ngan gkusan Metal
Sealer
Detactor

Penentuan jenis alat material handling yang akan digunakan sangat erat

kaitannya dengan penentuan layout :

1. Cold Storage

mesin untuk menyimpan bahan baku berupa ikan dalam suhu yang rendah,

sehingga ikan bisa awet untuk setelah itu akan diproses lebih lanjut, untuk

menyimpan bahan baku ikan. Semua cold storage yang digunakan

menggunakan sistem air blast freezer. Volume ruangan 2500m3, kapasitas

5000 kwintal.
2. Mesin Timbangan

Timbangan yaitu alat yang digunakan dalam melakukan pengukuran masa

suatu benda. Ketelitian pengukuran massa pada timbangan sangat beragam

dan disesuaikan dengan kegunaannya masing-masing. Timbangan ini

digunakan untuk mengetahui berat pada daging ikan tuna, yang rata-rata

didapatkan berat 70-100 kg per ekornya.

3. Meja Stainless Steel

Meja potong stainless steel digunakan untuk memotong daging ikan tuna

yang dimana meja stainless stell ini tidak bersifat menyerap dimana cairan

apapun yang tumpah diatas permukaannya tidak akan diserap, dan juga

meja ini mudah dibersihkan, permukaan bahan stainless stell yang tidak

menyerap cairan apapun juga dapat membuat dapur jadi lebih higienis,

dikarenakan tidak ada pori-pori terbuka yang bisa memerangkap kotoran

apapun maupun bakteri. Selain itu meja ini juga anti karat yang artinya tidak

perlu mengkhawatirkan dampak penggunaan meja tersebut dalam proses

pemotongan daging ikan tuna.

4. Alat pengukur kualitas ikan

Alat ini merupakan alat stainless yang digunakan untuk mengambil daging

ikan tuna yang berfungsi untuk mengetahui bagaimana kualitas daging ikan

tuna sebelum masuk ke proses pemfilettan daging ikan tuna. Alat ini panjang

dan juga tidak mudah berkarat dikarenakan bahan yang stainless.

5. Keranjang

Keranjang ini difungsikan untuk menaruh filletan daging ika tuna setelah

dibungkus dengan plastik dan sudah di press dengan mesin press.


6. Mesin Metal Detector

Mesin detektor logam adalah sebuah alat yang mampu mendeteksi

keberadaan logam. Sehingga dengan mudah dapat mengetahui apakah

dalam daging ikan tersebut terdapat kandungan logam atau tidak.

7. Vacum Sealer

Alat yang satu ini memiliki fungsi utama untuk membersihkan dan mengawetkan

makanan, salah satu makanan yang sering diawetkan adalah buah-buahan.

Dengan adanya mesin vacuum sealer ini akan membuat makanan tetap terjaga

kondisinya agar tidak cepat mengalami pembusukan

Menurut Purnomo (2004) mengatakan, tata letak fasilitas yang dirancang

dengan baik pada umumnya akan memberikan kontribusi yang positif dalam

optimalisasi proses operasi perusahaan dan pada akhirnya akan menjaga

kelangsungan hidup perusahaan serta keberhasilan perusahaan. Tata letak yang

wajib di lakukan dalam perusahan produksi ikan tuna yaitu tata letak berdasarkan

proses yang dapat menghasilkan suatu proses yang menghasilkan suatu aliran

bahan yang lurus dari awal hingga akhir produksi.


5. Alasan Menggunakan Metode Aliran Bahan

Product layout (Product Layout atau Production Line Product) dapat

didefinisikan sebagai metode atau cara pengaturan dan penempatan semua

fasilitas produksi yang diperlukan ke dalam suatu departemen tertentu atau

khusus. product layout umumnya digunakan untuk pabrik yang memproduksi

satu macam produk atau kelompok produk dalam jumlah yang besar dan waktu

produksi yang lama. Prinsip tata letak produk adalah machine after machine

dimana mesin disusun berdasarkan urutan proses yang ditentukan pada

pengurutan produksi. Tujuan utama tata letak produk adalah mengurangi proses

pemindahan bahan dan memudahkan pengawasan dalam aktivitas produksinya.

Keuntungan tata letak produk, yaitu:

1. Dapat memperlancar aliran material karena tata letak sesuai dengan urutan

operasi.

2. Inventori kecil karena pekerjaan dari satu proses ke proses berikutnya

langsung dikerjakan.

3. Waktu total produksi per unit kecil.

4. Pemindahan bahan dapat dikurangi karena mesin-mesin yang berurutan

diletakkan sedekat mungkin.

5. Pekerja yang memiliki skill tinggi tidak diperlukan.

6. Perencanaan produksi sederhana dan sistem kontrol mungkin dilakukan.

7. Ruang yang dibutuhkan untuk penyimpanan sementara sedikit.

Product lay out ini sering kali disebut juga tata letak garis. Peletakan

semacam ini paling banyak digunakan di perusahaan perakitan, misalnya


perusahaan mobil,dan sepada motor,tv,radio,dan sebagainya. Penggunaan

(penerapan) product lay out ini akan ekonomis apabila memenuhi syarat-syarat

berikut.

a.Barang yang dihasilkan terstandardisasi

b.Penyediaan bahan tidak berubah.

c.Pemintaan akan barang yang dihasilkan cukup stabil.

d.Komponen-komponen (suku cadang) dapat saling di tukarkan.

e.Volume produksi cukup sesuai dengan kapasitas penguna mesin.

Penyusunan product layout ini harus dipertimbangkan masak-masak

karena setiap perubahan akan membawa konsekuensi biaya yang cukup tinggi.

Biasanya bilamana terdapat perubahan desain barang, tata letak harus disusun

ulang.
Referensi :

Syah, N. F., & Pramono, H. (2019). Implementasi tata letak proses produksi pada
industri pengalengan rajungan (Portunus pelagicus) PT. Sumber Mina
Bahari Rembang. Journal of Marine and Coastal Science, 8(1).

Simanjuntak, M., Puspitasari, N. B., & Rumita, R. (2015). Redisain layout pabrik
dan pola aliran bahan (Studi Kasus Garuda Brass–Pati). Industrial
Engineering Online Journal, 4(4), 1-7.

Yuliant, R., A. Saleh dan A. Bakar. (2014). Usulan Perancangan Tata Letak
Fasilitas Perusahaan Garmen Cv. X Dengan Menggunakan Metode
Konvensional. Jurnal Online Institut Teknologi Nasional, 3(2), 71-83.

Sofyan, D. K. dan Syarifuddin. (2015). Perancangan ulang tata letak fasilitas


dengan menggunakan metode konvensional berbasis 5s (seiri, seiton,
seiso, seiketsu dan shitsuke). Jurnal Teknovasi, 2(2), 27-41.

Sugeng, U. M. (2016). Perancangan tata letak warehouse baru untuk


meningkatkan kapasitas penyimpanan material dengan metode dedicated
storage di pt.xx. JISI : JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI, 3(1), 23-
28.

Anda mungkin juga menyukai