Anda di halaman 1dari 6

NAMA :ALFI CHOIRIYAH

NIM :045200795

TUGAS TUTORIAL KE-2


PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Nama Mata Manajemen Operasi


Kuliah
Kode Mata EKMA 4215
Kuliah
Jumlah sks 3 SKS
Nama Alberta Esti Handayani, SE, Ak,
Pengemban MM, CA
g
Nama
Penelaah
Status Baru/Revisi*
Pengemban
gan
Tahun 2023/2024
Pengemban
gan
Edisi Ke- 1

Skor Sumber Tugas


No Tugas Tutorial
Maksimal Tutorial
Saudara mahasiswa Universitas Terbuka

1 Sebutkan dan jelaskan faktor pertimbangan pemilihan 25 Modul 3


lokasi perusahaan masnufaktur

2 Sebutkan dan jelaskan empat tipe tata letak 25 Modul 3

3 Sebutkan dan jelaskan empat manfaat teknik perbaikan 25


kuliatas diagram sebab akibat Modul 4
4 Sebutkan dan jelaskan empat maanfaat model persediaan
dependen 25 Modul 5

* coret yang tidak sesuai


JAWABAN!

1. Krajewski, et al. (2007) juga membedakan berbagai faktor yang memengaruhi


pemilihan lokasi perusahaan manufaktur dan perusahaan jasa atau pelayanan. Faktor.
faktor yang dipertimbangkan oleh perusahaan manufaktur sebagai berikut.
 Iklim kerja yang menyenangkan
Iklim kerja merupakan fungsi dari tingkat upah, kebutuhan pelatihan, sikap terhadap
pekerjaan, produktivitas karyawan, dan kekuatan atau kekompakan serikat pekerja.
 Kedekatan dengan pasar
Kedekatan dengan pasar dapat meminimalkan biaya transportasi antara perusahaan
dan pembeli. Hal ini diperlukan bagi perusahaan jasa yang pelayanannya tidak dapat
ditunda atau perusahaan yang menghasilkan barang yang mudah rusak, busuk, atau
barang yang sulit dan mahal untuk dibawa.
 Kualitas kehidupan
Sekolah yang baik, fasilitas rekreasi, kebudayaan, dan gaya hidup yang atraktif akan
memberikan kontribusi pada kualitas kehidupan kerja karyawan.
 Kedekatan dengan pemasok dan sumber daya
Perusahaan yang memerlukan bahan baku yang berat atau besar sehingga sulit dibawa
sebaiknya memilih lokasi yang dekat dengan pemasok. Hal ini akan menghemat biaya
transportasi bahan dan biaya penanganan bahan.
 Kedekatan dengan fasilitas perusahan induk
Perusahaan yang sangat tergantung pada perusahan lain akan melakukan koordinasi
secara intensif dengan perusahaan induk agar proses produksi dapat berjalan dengan
baik.
 Biaya penggunaan, pajak, dan kepemilikan atau hak milik
Faktor lain yang juga menjadi bahan pertimbangan adalah berbagai sarana atau
fasilitas pendukung, seperti telepon, air, dan energi. Hal ini perlu dipertimbangkan
karena berdampak pada biaya fasilitas.

2. Menurut Krajewski, et al. (2007), pada umumnya terdapat empat tipe tata letak, yaitu (1)
aliran fleksibel (flexible flow); (2) aliran lini (line flow); (3) campuran (hybrid); dan (4)
posisi tetap (fixed position).
1) Tata Letak Aliran Fleksibel
Tata letak ini digunakan pada kantor yang langsung berhubungan dengan
pelanggan (front office) dan job process dengan aliran kerja beragam, volume
rendah, dan kustomisasi tinggi. Tata letak aliran fleksibel ini paling sesuai
apabila kegiatan operasi dilakukan intermittent dengan berbagai tipe
pelanggan atau perusahaan manufaktur yang memilik berbagai komponen
yang berbeda-beda, Keunggulan tipe tata letak fleksibel diatur secar linear,
menggunakan peralatan yang bersifat umum dan dengan sumber daya sedikit
lebih fleksibel dalam menangani perubahan dalam bauran produk, karyawan
lebih ahla dalam pengetahuan teknis, serta peralatan yang multifungsi.
Tantangan dalam tata letak aliran fleksibel ini adalah pengaturan tata letak
yang memudahkan proses sehingga tidak menimbulkan kekacauan. Tata letak
fleksibel ini sering disebut dengan tata letak proses yang dapat digunakan,
baik untuk perusahaan manufaktur atau pemanufakturan maupun perusahaan
jasa atau pelayanan.
2) Tata Letak Aliran Lini
Tata letak ini digunakan pada pabrikasi (back office) dan proses lini yang
memiliki aliran kerja linear dan tugas yang berulang-ulang. Tipe tata letak lini
sangat terspesialisasi dan sumber daya modal tinggi. Apabila volumenya
tinggi, keuntungan tata letak aliran lini ada dalam hal kecepatan tingkat
pemrosesan, persediaan lebih rendah, waktu tidak produktifnya rendah untuk
perubahan, serta penanganan bahan atau material. Tantangan tata letak aliran
lini adalah mengelompokkan kegiatan-kegiatan ke dalam stasiun-stasiun kerja
dan mencapai tingkat hasil yang diinginkan dengan sumber daya terbatas.
Komposisi dan banyaknya stasiun kerja merupakan keputusan yang penting.
Tata letak aliran lini sering disebut juga sebagai tata letak produk dengan
proses yang bersifat kontinu. Keunggulan tata letak produk ini adalah
persediaan bahan baku dan barang dalam proses rendah, pelatihan karyawan
tidak terlalu diutamakan, biaya variabel per unit produk rendah, dan waktu
persiapan mesin tidak terlalu lama. Sementara itu, kelemahan tata letak produk
ini adalah fleksibilitasnya rendah, unit produk yang dihasilkan banyak, dan
terhentinya sebagian proses akan menghambat proses produksi secara
keseluruhan.
3) Tata Letak Campuran
Tata letak mengombinasikan elemen-elemen dari proses yang berbeda dan
proses lini. Beberapa fasilitas diatur dalam tata letak dengan aliran fleksibel
dan yang lain diatur dalam tata letak lini. Tata letak campuran digunakan
dalam fasilitas yang mempunyai kegiatan operasi pabrikasi dan rakitan
(assembly). Operasi pabrikani merupakan komponen yang dibuat dari bahan
mentah dengan aliran campuran, sedangkan pada operasi rakitan,
komponennya dirakit menjadi produk akhir. Manajer operasi juga
menciptakan tata letak campuran dalam memperkenalkan sel dan otoma yang
fleksibel, seperti sistem pemanufakturan fleksibel (flexible manufacturing
system atau FMS). Suatu sel merupakan dua atau lebih stasiun kerja yang
ditempatkan saling berdekatan dengan beberapa bagian atau model diproses
dengan aliran lini. Sementara itu, apabila sel satu karyawan dan sel beberapa
mesin disebut teknologi kelompok (group technology atau GT).
4) Tata Letak Posisi Tetap
Tipe tata letak ini digunakan dalam perusahaan manufaktur dan jasa dengan
lokasi yang tetap, sedangkan karyawan dan peralatan didatangkan ke lokasi
tersebut. Tata letak posisi tetap biasanya digunakan apabila produk yang
dihasilkan sulit dibawa, seperti gedung, lokomotif, bendungan, dan
sebagainya. Tata letak posisi tetap meminimalkan waktu yang harus
digunakan apabila produk harus dipindahkan Selanjutnya, Heizer dan Render
(2014) mengelompokkan tipe tata letak, yaitu tata letak kantor, taat letak
eceran atau retail, tata letak gudang, tata letak posisi tetap, tata letak
berorientasi proses, tata letak sel, dan tata letak berorientasi produk. Tata letak
kantor mengatur posisi karyawan, peralatan, dan aliran informasi. Tata letak
eceran mengalokasikan ruang yang ada untuk mengatur barang dan jarak
antarrak untuk menanggapi perilaku pelanggan. Tata letak gudang mengatur
kesesuaian ruang dan penanganan barang. Tata letak posisi tetap mengatur
kebutuhan tata letak yang besar dan berat, seperti bangunan dan kapal. Tata
letak berorientasi proses berkaitan dengan volume rendah, variasi produksi
rendah, atau produksi intermittent. Tata letak sel kerja mengatur mesin dan
peralatan berfokus pada produksi produk tunggal atau sekelompok produk
yang berhubungan. Tata letak yang berorientasi produk mencari personel dan
mesin terbaik yang digunakan dalam produksi secara terus-menerus atau
produksi berulang. Sasaran tata letak fasilitas adalah merencanakan atau
mengatur kegiatan, departemen, tempat kerja, gudang, dan sebagainya ke
dalam fasilitas yang ada atau yang diusulkan. Sasaran dasar keputusan tata
letak adalah menjamin kelancaran aliran kerja, material, orang, dan informasi
melalui system.

5) Tata letak proses, yaitu tata letak perusahaan manufaktur untuk proses yang
bervariasi mengikuti permintaan pelanggan.
6) Tata letak kantor, yaitu tata letak dengan pengelompokan karyawan, peralatan,
dan ruang untuk memberikan kenyamanan, keamanan, dan perpindahan
informasi.
7) Tata letak eceran, yaitu tata letak untuk mendukung penjualan produk pada
pelanggan dengan memperlihatkan semua produknya kepada pelanggan.
8) Tata letak gudang, yaitu tata letak khusus yang melayani berbagai departemen
yang digunakan dalam proses.
9) Tata letak berorientasi produk, yaitu tata letak perusahaan yang menghasilkan
produk dalam jumlah besar dan variasinya sedikit.

3. Diagram Sebab-Akibat
Diagram sebab-akibat dikembangkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa pada tahun 1943
sehingga sering disebut dengan diagram Ishikawa. Diagram sebab-akibat
menggambarkan garis dan simbol-simbol yang menunjukkan hubungan antara akibat
dan penyebab suatu masalah. Diagram tersebut memang digunakan untuk mengetahui
akibat dari suatu masalah untuk selanjutnya diambil tindakan perbaikan. Dari akibat
tersebut, dicari beberapa kemungkinan penyebabnya. Penyebab masalah ini pun dapat
berasal dari berbagai sumber utama, misalnya metode kerja, bahan, pengukuran,
karyawan, lingkungan, dan seterusnya.
Selanjutnya, dari sumber-sumber utama tersebut diturunkan menjadi beberap sumber
yang lebih kecil dan mendetail, misalnya dari metode kerja dapat diturunkan menjadi
pelatihan, pengetahuan, kemampuan, karakteristik fisik, dan sebagainya. Untuk
mencari berbagai penyebab tersebut, dapat digunakan teknik brainstorming dari
seluruh personel yang terlibat dalam proses yang sedang dianalisis. Contoh gambar
diagra sebab-akibat tampak pada Gambar 4.8.

Manfaat diagram sebab-akibat tersebut sebagai berikut.

 Dapat menggunakan kondisi yang sesungguhnya untuk tujuan perbaikan


kualitas produk atau jasa, lebih efisien dalam penggunaan sumber daya, dan
dapur mengurangi biaya.
 Dapat mengurangi dan menghilangkan kondisi yang menyebabkan
ketidaksesuaian produk atau jasa dan keluhan pelanggan.
 Dapat membuat suatu standardisasi operasi yang ada ataupun yang
direncanakan
 Dapat memberikan pendidikan dan pelatihan bagi karyawan dalam kegiatan
pembuatan keputusan dan melakukan tindakan perbaikan.

Selain digunakan untuk mencari penyebab utama suatu masalah, diagram sebab akibat
juga dapat digunakan untuk mencari penyebab minor yang merupakan bagian dar
penyebab utamanya. Penerapan diagram sebab-akibat lainnya, misalnya menghitung
banyaknya penyebab kesalahan yang mengakibatkan terjadinya suatu masalah,
menganalisis penyebaran pada masing-masing penyebab masalah, dan menganalisis
proses. Untuk menghitung penyebab kesalahan, dilakukan dengan mencari akibat
terbesar dari suatu masalah. Dari akibat tersebut, dijabarkan dalam beberapa penyebab
utama, lalu dicari masing-masing penyebabnya secara mendetail. Selanjutnya, untuk
menganalisis penyebaran dari masing-masing penyebab masalah, terlebih dahulu
dicari akibat dari permasalahan yang ada. Langkah selanjutnya adalah mencari pada
masing-masing penyebab (orang, mesin, bahan baku, pengukuran, metode kerja, atau
lingkungan) yang mempunyai penyebab terbanyak. Sementara itu, untuk menganalisis
proses atau analisis setiap tahapan proses, terlebih dahulu dicari langkah-langkah
pemrosesan. Masing-masing langkah diidentifikasi penyebab utamanya, lalu
dijabarkan ke dalam penyebab-penyebab masalah secara lebih mendetail.

4. Persediaan dependen merupakan pengadaan persediaan bahan baku dan komponen yang
dipengaruhi oleh kebutuhan produk atau komponen lain. Oleh karena itu, pengadaannya
ditentukan berdasarkan permintaan pelanggan, baik eksternal (pengguna) maupun
internal (proses selanjutnya).
Manfaat model persediaan dependen ini sebagai berikut.
a) Mampu menanggapi permintaan pelanggan.
b) Menanggapi secara lebih cepat terhadap perubahan pasar.
c) Memperbaiki penggunaan fasilitas dan karyawan.
d) Mengurangi persedian.

Teknik-teknik yang digunakan untuk menyelesaikan model persediaan dependen


adalah
1) teknik lot-for-lot, yaitu jumlah pemesanan bahan baku sebesa pada periode
tersebut.
2) EOQ, yaitu jumlah pemesanan bahan baku s besarnya EOQ hasil perhitungan.
3) PPB, yaitu jumlah pemesanan sesuai dengan perbandingan antara biaya
pemesanan

Anda mungkin juga menyukai