Penyusun :
SURABAYA
2020
HALAMAN JUDUL
Karya ilmiah yang berjudul “TISU DARI KULIT SINGKONG” disusun sebagai
syarat untuk mengikuti ujian akhir tahun ajaran 2019/2020.
Penyusun :
SURABAYA
2020
ii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang sudah
mengikuti ujian akhir tahun ajaran 2019-2020. Selain itu, laporan penelitian ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan yang berjudul “Tisu dari Kulit
Singkong”.
Bagi penulis, penyusunan laporan penelitian ini merupakan tugas yang tidak
Kalaupun pada akhirnya karya ini dapat terselesaikan tentulah karena beberapa
pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan penelitian ini. Oleh karena
itu penulis sampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
1. Orangtua saya yang selama ini mendukung saya dan mendoakan saya agar
Academy.
iii
5. Helga Maria Djuarsa, M.Pd selaku wali kelas yang telah memberikan
“Tidak ada mawar yang berduri” demikian pun laporan penelitian ini yang
pasti memiliki kekurangan. Tidak ada yang dapat penulis berikan kepada mereka
selain iringan do’a yang tulus dan ikhlas semoga amal baik mereka diterima dan
mendapat balasan yang lebih baik dari Tuhan Yang Maha Esa. Tidak lupa saran
dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan dari pembaca demi
Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ii
DAFTAR ISI v
ABSTRAK vii
BAB I PENDAHULUAN 1
2.1 Singkong 4
2.2 Kulit Singkong 6
2.3 Manfaat Kulit Singkong 7
2.4 Dampak Limbah Kulit Singkong terhadap Lingkungan 8
2.5 Komposisi Kulit Singkong 9
2.6 Gambaran Singkat Pembuatan Tisu dari Kulit Singkong
10
v
3.7 Desain Penelitian 14
3.8 Alat dan Bahan 16
3.9 Prosedur Kerja 17
3.10 Teknik Pengumpulan Data 20
BAB IV PEMBAHASAN 21
4.1 Hasil 21
4.2 Pembahasan 21
BAB V PENUTUP 25
5.1 Kesimpulan 25
5.2 Saran 25
DAFTAR PUSTAKA 27
vi
ABSTRAK
Kertas tisu yang baik akan berhasil di dapatkan melalui berbagai cara dan
bergantung pada keberhasilan proses-proses yang digunakan. Alat-alat yang
memadai sangat di perlukan agar dapat dilakukan pengujian kandungan-
kandungan dalam kulit singkong dan adonan pulp.
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Tisu, helaian kertas tipis dan lembut yang memiliki daya serap tinggi ini
sangat erat dengan kehidupan kita sehari-hari. Akhir-akhir ini, tissue seakan
menjelma sebagai alat konsumsi yang digunakan pada semua kalangan, baik
dari bayi yang baru lahir, hingga orang dewasa yang telah lanjut usia. Selain
itu, produksi tissue telah berkembang dengan berbagai bentuk dan
pengemasan.
1
hal yang penting untuk dilakukan. Dimana bahan itu adalah bahan yang ramah
lingkungan dan bisa mengurangi penggunaann kayu sebagai bahan pembuatan
tisu.
2
1.4.1 Untuk mengetahui pemanfaatan tisu dari kulit singkong melalui
proses sederhana.
1.4.2 Untuk mengetahui kelebihan tisu dari kulit singkong.
1.5 Manfaat
Adapun manfaat dari penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah :
1.5.1 Memberikan alternatif atau solusi untuk mengurangi pemakaian kayu
sebagai bahan tisu.
1.5.2 Menambah nilai guna atas pemanfaatan kulit singkong menjadi tisu.
1.5.3 Memberikan contoh nyata mengenai penerapan 3R dengan
memanfaatkan kulit singkong untuk mengurangi global warming.
1.6 Sistematika
Dalam Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Tisu dari Kulit Singkong” ini
terdapat beberapa bab yaitu :
Pada Bab I Pendahuluan terdapat latar belakang masalah, ruang lingkup
masalah, rumusan masalah, tujuan pembahasan, manfaat, dan sistematika
penelitian.
Pada Bab II Landasan Teori terdapat penjabaran teori atau pengaplikasian
teori.
Pada Bab III Metode Penelitian terdapat pendalaman teori yang terdiri atas
latar kerja teori dan sistematika kerja teori.
Pada Bab IV Hasil dan Pembahasan terdapat hasil penelitian serta
pembahasannya.
Karya Tulis Ilmiah ini kemudian diakhiri pada Bab V yaitu Penutup yang
terdiri dari kesimpulan dan saran.
3
4
`BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Singkong
5
Subfamili : Eurphorbiaceae(Contonoideae)
Tribe : Manihoteae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot esculante Crantz atau Manihot utilisima
6
Komposisi nutrisi tanaman singkong dapat dilihat pada tabel 2.1.
7
efisien dan efektif karena pengelolahan sampah bersifat terpusat.
Misalnya saja, seluruh sampah dari kota Jakarta harus dibuang di tempat
pembuangan akhir di daerah Bantar Gebang, Bekasi. Dapat dibayangkan
begitu banyak ongkos yang harus dikeluarkan untuk ini. Belum lagi,
sampah yang dibuang masih tercampur antara sampah organik dan
anorganik.
8
Kulit singkong selama ini memang sering disepelekan dan dianggap
sebagai limbah dari tanaman singkong. Tetapi jika kita pandai
memanfaatkannya, kulit singkong mempunyai manfaat yang lebih.
Adapun pengolahan limbah kulit singkong yang dapak kita manfaatkan
antara lain :
a. Kompos
b. Pakan Ternak
c. Bioenergi
9
mengganggu kesehatan. Masalah lain dari sampah kulit singkong adalah
kelembabannya. Sampah basah mengakibatkan partikel-partikel yang
tidak terbakar beterbangan dan dapat berakibat terjadinya reaksi yang
menghasilkan hidrokarbon berbahaya. Partikel-partikel yang tak terbakar
akan terlihat sebagai awan dalam asap. Limbah kulit singkong memiliki
kandungan sianida (toksik) yang tinggi sehinga dapat mencemari tanah.
Paparan sianida dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan
otak, hati, bahkan koma dan kematian dalam jangka waktu yang pendek.
Namun, sianida ini dapat rusak oleh panas, sehingga dalam pemanfaatan
limbah kulit singkong, digunakan proses pemanasan. Pemanfaatan kulit
singkong juga jarang digunakan, sehingga sampah kulit singkong banyak
menumpuk di beberapa tempat khusunya daerah disekitar industri yang
menggunakan bahan baku singkong.
10
Kulit singkong memiliki kandungan HCN yang sangat tinggi yaitu
sebesar 18,0 – 309,4 ppm untuk per 100 gram kulit singkong (Nur
Richana, 2013). HCN atau asam sianida merupakan zat yang bersifat
racun baik dalam bentuk bebas maupun kimia, yaitu glikosida, sianogen
phaseulonathin, linamarin dan metillinamarin/lotaustrain (Coursey, 1973).
Kadar HCN dalam singkong tidak konstan, tetapi berubah-ubah
dipengaruhi oleh faktor lingkungan (Sosrosoedirjo, 1992). Jika tanaman
singkong mengalami musim kering yang sangat panjang selama
pertumbuhannya, kadar HCN-nya meningkat. Disamping itu juga zat N
yang terdapat di dalam pupuk dapat mempertinggi kadar HCN singkong.
11
dikeringkan, jemur dengan sinar matahari agar terjadi penguapan HCN.
HCN sendiri bisa menguap atau rusak apabila terkena panas. Lalu rendam
dengan larutan kaporit selama 1 jam dan cuci bersih agar bau kaporit
hilang. Lalu kita bisa menghaluskan adonan dengan blender dan
menyaring campuran memakai screen sablon. Jika tisu telah jadi, harus
dilakukan uji ketahanan tarik dan uji ketebalan. Bisa tambahkan parfum
sebagai aromaterapi atau sebagai penyegar tisu.
12
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu literatur dan
eksperimen. Literatur yaitu metode dengan membaca sumber ilmu pengetahuan
dari internet, untuk mengumpulkan data-data yang terkait dengan penelitian ini.
Sedangkan ekperiman merupakan metode dengan melakukan percobaan secara
langsung, untuk membuktikan keabsahan dari hipotesis yang ada.
13
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini penulis lakukan di rumah penulis. Penelitian ini hanya bisa
dilakukan di rumah dikarenakan kondisi yang mengharuskan semua orang harap
berada di rumah dan melakukan karantina diri sendiri guna untuk menghindari
dari Covid-19 sehingga penelitian tidak bisa dilakukan secara bersama-sama
murid lain dan tidak bisa melakukan penelitian dalam laboratorium sekolah.
Penelitian ini terdiri dari satu tahap, yang berarti hanya terdapat satu
subjek serta sebuah objek. Subjek yang akan melakukan penelitian tentunya
14
adalah peneliti sendiri yang hanya terdiri dari satu orang, sedangkan objek yang
digunakan adalah kulit singkong yang telah dihaluskan dengan blender.
Sampel pada penelitian ini adalah limbah kulit singkong yang sudah tidak
digunakan Karena kulit singkong ini tergolong dalam sampah organik, yang mana
sampah ini dapat terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami. Oleh karena itu
saya menggunakan limbah kulit singkong untuk membuat tisunya. Ada banyak
sekali jenis singkong tetapi yang saya gunakan sebagai sampel ini adalah Adira 1
yang mempunyai ciri-ciri seperti tinggi batang 1-2 cm, batang berwarna hijau
muda, dan batang tua berwarna coklat kekuningan. Warna kulit luar coklat dan
bagian dalam berwarna kuning, warna daging umbi kuningnya rasanya manis
biasanya digunakan untuk jajanan tradisional. Singkong pun gampang dicari di
pasar tradisional.
15
Gambar 3.1 Diagram Macam-Macam Desain Eksperimen
16
Gambar 3.2 Gambaran Nonequivalent Group Posttest-Only Design
3.8.1 Alat
17
Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
3.8.2. Bahan
3.9.4. Keringkan semua irisan kulit singkong dengan sinar matahari di atas nyiru
atau wadah.
3.9.7. Campurkan NaOH dan air terlebih dahulu dengan perbandingan 3:1 dalam
panci besar menggunakan sendok kayu. Pastikan selama prosedur ini hingga
18
selesai wajib menggunakan sarung tangan agar tidak terjadinya iritasi terhadap
kulit.
3.9.9. Campurkan kulit singkong dengan campuran air dan NaOH dalam panci
menggunakan sendok.
3.9.13. Siapkan tepung Maizena dan air secukupnya sebelum menjemur adonan.
3.9.14. Campurkan tepung maizenda dan air kepada adonan guna sebagai perekat
agar setelah dijemur tidak retak.
3.9.15. Tuang dan ratakan adonan tersebut di atas plastik bekas sebagai alasnya
agar mudah untuk mengambil adonan.
19
20
3.10 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data didapatkan melalui anggota rumah peneliti
dikarenakan penelitian ini hanya bisa dilakukan di rumah mengetahui
kondisi yang mengharuskan semua orang harap berada di rumah dan
melakukan karantina diri sendiri guna untuk menghindari dari Covid-19
sehingga penelitian tidak bisa dilakukan secara bersama-sama murid lain
dan tidak bisa melakukan penelitian dalam laboratorium sekolah. Dan
sebenarnya untuk mengumpulkan data tidak perlu menggunakan data dari
luar rumah dikarenakan bisa mengumpulkan data sendiri. Data diambil
beberapa kali yaitu dari empat kali percobaan agar bisa mengetahui
pengaruh NaOH dan jumlah air terhadap tisu yang dibuat dari kulit
singkong apakah gagal atau tidak dan kondisinya.
21
22
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil dari pemanfaatan limbah kulit singkong menjadi kertas tisu dapat
kita lihat pada gambar dibawah ini.
4.2 Pembahasan
Pembuatan kertas tisu dari kulit singkong mengalami dua tahap, pertama
tahap persiapan dan yang kedua tahap pelaksanaan. Tahap persiapan terdiri
dari persiapan alat dan bahan, pembersihan singkong dengan air, pemilihan
kulit singkong yang masih layak digunakan, dan proses pencampuran larutan
NaOH dengan air untuk proses penguapan HCL yang terkandung dalam kulit
singkong. Sementara untuk tahap pelaksanaan terdiri dari proses perebusan
dengan NaOH, proses pemutihan menggunakan kaporit, dan proses
pengeringan.
23
layak digunakan. Setelah itu, kulit singkong dipotong-potong dan
dibersihkan kembali menggunakan air. Lalu, haluskan dengan
menggunakan blender. Selama proses ini, tekstur kulit singkong yang
awalnya kasar akan perlahan berubah menjadi adonan pulp.
Setelah proses penghalusan selesai, siapkan campuran air dan
NaOH yang sudah dicampurkan dengan perbandingan 3 : 1.
Campurkan larutan tersebut dengan dua sendok makan adonan pulp,
lalu panaskan. Proses perebusan ini merupakan proses yang penting
karena dalam tahap ini HCL yang terkandung didalam kulit singkong
akan menguap, juga sebagai proses pemisahan selulosa dan lignin.
Suhu perebusan dijaga agar tidak melebihi 100oC agar selulosa yang
terkandung dalam kulit singkong tidak rusak karena selulosa sangat
dibutuhkan untuk pembuatan tisu.
Jika diperhatikan, selama proses perebusan terjadi perubahan
warna pada adonan kulit singkong yang awalnya berwarna coklat
muda menjadi coklat tua. Perubahan karakteristik warna adonan kulit
singkong ini terjadi karena proses perebusan memiliki suhu yang
tinggi. Setelah proses perebusan selesai, proses selanjutnya adalah
proses pemutihan atau bleaching. Pemutihan ini bertujuan untuk
menghilangkan kandungan lignin yang tersisa didalam pulp agar dapat
dihasilkan warna putih yang mana itu merupakan warna tisu. Dalam
proses pemutihan ini, kami menggunakan kaporit dan
mencampurkannya ke dalam adonan pulp. Aduk terus hingga adonan
pulp berubah warna mendekati putih atau sampai warna yang
diinginkan.
Dalam proses bleaching ini akan terjadi perubahan warna dari
warna coklat tua menjadi warna mendekati putih, sampai warna putih.
Setelah itu, masukkan maizena ke dalam adonan. Maizena ini
diperlukan sebagai perekat adonan agar adonan nantinya dapat kering
dengan baik.
24
b. Proses Pencetakan dan Pengeringan
Dalam proses ini, adonan pulp yang telah siap akan dicetak
menjadi kertas tisu. Langkah awal yaitu dengan menumpahkan adonan
pulp ke atas plastik. Ratakan adonan pulp dan usahakan agar adonan
pulp tersebar dengan rata agar tisu yang dihasilkan memiliki
permukaan yang rata dan tidak terlalu tebal. Kemudian lakukan proses
pengeringan dengan menjemur adonan pulp ini dibawah terik
matahari.
25
kering.
26
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Tisu Dari Kulit
Singkong” adalah sebagai berikut.
5.2 Saran
27
5. Perlu dilakukan proses lebih lanjut pengolahan tisu dengan tambahan
zat-zat aditif yang biasa digunakan agar dihasilkan tisu yang lebih baik
dan berkualitas.
28
DAFTAR PUSTAKA
Elizato. 4+ Manfaat Kulit Singkong Untuk Ternak & Tumbuhan. Dikutip Maret
2020 dari https://elizato.com/kandungan-kulit-singkong/.
29
LINGKUNGAN. Dikutip April 2020 dari
https://www.slideshare.net/ramadhantyph/pemanfaatan-kulit-pisang-
ambon-sebagai-pengganti-elektrolit-baterai-kering-ramah-lingkungan?
from_action=save
Pujianti, Ainur. Biastira Rachma, dan Cista Astri Aqnata (2015, 6 November).
METODE PENELITIAN EKSPERIMENTAL. Dikutip April 2020 dari
https://www.slideshare.net/takayumelenciel/metode-penelitian-
eksperimental
http://eprints.polsri.ac.id/856/3/11.%20bab2.pdf
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/539/4/4.%20Chapter2.doc.pdf
30