Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Keistimewaan Nanotech
Teknologi nano adalah ilmu dan rekayasa dalam penciptaan material, struktur
fungsional, maupun peranti dalam skala nanometer. Dalam terminologi ilmiah, nano
berarti 1/milyar (0,000000001). Satu nanometer adalah seper seribu mikrometer, atau
seper satu juta milimeter, atau seper satu miliar meter. Sebagai perbandingan, rambut
manusia memiliki diameter 50.000 hingga 100.000 nm sehingga satu nanometer kirakira sama dengan sehelai rambut yang dibelah seratus ribu.
Para ilmuwan berkeyakinan bahwa material berukuran nanometer memiliki
sejumlah sifat kimia dan fisika yang lebih unggul dari material berukuran besar (bulk).
Juga material dalam ukuran nanometer memiliki sifat-sifat yang lebih kaya karena
menghasilkan beberapa sifat yang tidak dimiliki oleh material ukuran besar.
Saat ini riset dalam bidang teknologi nano telah berkembang sangat pesat dan
bahkan telah memasuki babak yang paling progresif dalam beberapa tahun terakhir.
Hasil-hasil riset tersebut di antaranya adalah : Pembuatan tablet obat dalam ukuran
nano partikel yang dapat dikontrol dari luar tubuh menggunakan sinyal
elektromagnetik sehingga tablet tersebut dapat diarahkan untuk menyerang target
penyakit dalam tubuh manusia tanpa mengganggu sel-sel lainnya.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr.Bruno De Geest, ahli kimia dari Ghent
University Belgia bahkan lebih spektakuler lagi, tablet obat dalam ukuran nano
partikel tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabung nano dari karbon yang
dicampur dengan jeli gula dekstran yang dibungkus membran polimer kaku tapi
tembus air. Ketika air dari jaringan tubuh merembes ke dalam tabung nano tersebut,
akan terjadi ledakan mirip granat yang dapat melontarkan kapsul obat tersebut sampai
kepada titik penyakit yang akan diobati. Ledakan granat nano ini akan mempercepat
pengiriman obat ke sasaran penyakit 800 kali lebih cepat dibanding cara biasa.
Salah satu material nano yang penting dewasa ini adalah material biomimetic.
Dengan teknik Chemical Vapor Deposition (CVD). Lijie Zang dan Thomas. Webster
dalam Nanotoday Edisi Oktober 2008, telah melaporkan penggunaan titanium sebagai
material biomimetic untuk membuat tulang buatan. Keunggulan dari material ini

adalah kemampuannya berasosiasi dengan sel-sel dalam tubuh manusia tanpa


menimbulkan efek samping. Sifat dasar dari titanium yaitu keras dan tahan karat, telah
memungkinkan penggunaanya sebagai material biomimetic yang sangat bermanfaat
bagi manusia.Ketika mencanangkan program NNI (National nanotechnologi initiative)
pada tahun 2000, Presiden AS Bill Clinton menargetkan, paling lambat tahun 2020
semua teknologi akan berbasis pada material skala nanometer. Sejak saat itu,
penemuan-penemuan baru dalam bidang ini muncul.
Di bidang elektronik dikembangkan divais ukuran nanometer, energi
(pembuatan sel surya yang lebih efisien), kimia (pengembangan katalis yang lebih
efisien), kedokteran (pengembangan peralatan baru pendeteksi sel-sel kanker
berdasarkan interaksi sel kanker dengan partikel berukuran nanometer), kesehatan
(pengembangan obat-obatan dengan ukuran nanometer sehingga dapat melarut dengan
cepat dalam tubuh dan bereaksi lebih cepat), Lingkungan (penggunaan partikel skala
nanometer untuk menghancurkan polutan organik pada air sungai dan udara), serta
masih banyak lagi penemuan lainnnya.
Para ilmuwan percaya bahwa setiap sifat memiliki skala panjang kritis.
Ketika dimensi material lebih kecil dari skala panjang kritis tersebut maka sifat-sifat
fisis fundamental mulai berubah. Sebagai gambaran, partikel tembaga yang memiliki
diameter 6 nm memperlihatkan kekerasan lima kali lebih besar daripada tembaga
ukuran besar (bulk).
Reduksi ukuran material dalam skala nanometer juga berpengaruh pada
intensitas warna yang dipancarkan oleh material tersebut dalam larutan. Dalam
kedokteran modern, sifat ini akan dipakai secara luas untuk mendeteksi sel-sel tumor
dalam tubuh.
Karena ukuran nanopartikel yang sangat kecil dibandingkan dengan sel tubuh
maka nanopartikel dapat keluar dan masuk dengan mudah ke dalam tubuh tanpa
mengganggu kerja sel. Sel kanker dan sel normal memiliki sifat kimia yang berbeda.
Ketika memasuki sel normal dan sel kanker, partikel tersebut mengeluarkan cahaya
luminesens berbeda. Dengan mendeteksi cahaya luminesens yang dipancarkan
nanopartikel tersebut, maka dokter bisa segera mendeteksi keberadaan sel kanker
dalam tubuh, di mana lokasinya, dan berapa besarnya.
Selain berguna dalam bidang-bidang seperti yang telah disebutkan di atas,
teknologi nano juga sangat berguna bagi dunia kaum wanita. Saat ini kosmetik

berbasis nanopartikel mulai dikaji secara intensif karena memanfaatkan beberapa sifat
khas nanopartikel. Perusahan-perusahan kosmetik besar telah menginfestasikan dana
yang sangat banyak untuk mengembangkan kosmetik berbasis nanopartikel
luminesens. Hal ini memungkinkan pengembangan kosmetik dengan warna yang
sangat kaya. Ini tentu saja berita gembira bagi kaum hawa yang sering menggunakan
kosmetik.Meskipun masih relatif baru, teknologi nano telah menawarkan banyak hal
yang sangat berguna. Diharapkan inovasi-inovasi baru dalam teknologi nano akan
mendatangkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi umat manusia.
Secara garis besar, nano teknologi memiliki keistimewaan sebagai berikut :
1. Berada pada skala/level molekul, sehingga dampak positif maupun
negatifnya sangat signifikan
2. Menghasilkan sifat-sifat baru

dan

unik,

sehingga

memerlukan

pengembangan ilmu pengetahuan


3. Rasio luas permukaan terhadap volum (A/V) yang sangat tinggi, sehingga
kontak/interaksinya sangat efektif
4. Dapat memanfaatkan molecular self-assembly: perakitan-diri atom /
molekul menjadi struktur yang teratur atau produk tanpa bantuan manusia.
B. Aplikasi Nanotech
Perkembangan nanoteknologi di bidang industri Indonesia nyatanya sangat
baik. Pada tahun 2008, sudah sekitar 35% industri Indonesia menggunakan
nanoteknologi dan mulai di tahun 2009 beranjak meningkat menjadi 38%. Sebelum
tahun 2005, masih sangat sedikit interest terhadap nanoteknologi, tahun 2005-2008
nanoteknologi bagaikan sciencefiction. Pada tahun 2008-2011 nanoteknologi adalah
bisnis para ilmuwan, sehingga bagi para pemuda peneliti yang ingin melakukan riset
di bidang nanoteknologi perlu ada suatu strategi. Penelitian berbasis industri perlu
menjadi pegangan karena dengan melakukan penelitian yang terlebih dahulu
mengenali industri apa saja yang nanti bisa bekerja sama dengan hasil riset kita,
nantinya riset kita akan benar benar bermanfaat dan terealisasi bagi kehidupan
masyarakat.
Produk produk yang telah dihasilkan antara lain mesin penghancur partikel
HEM E3D yang memiliki kualitas nomer 1 dunia, alat produksi nanopartikel ZnO,
krim nano-seaweed, kosmetik nano-herbal, nanopartikel kitosan dari limbah cangkang
udang, nanopartikel tinta spidol dari arang batok kelapa, toner laser printer dengan
menggunakan nanopartikel pasir besi, turbin angin, solar cell, cat nano, pemanfaatan

air payau langsung minum menggunakan nanoteknologi, nano-edu, sabun katekin dan
sabun dari daun singkong berbasis nanoteknologi sebagai anti aging, dan banyak
sekali lainnya.
Teknologi Nano adalah teknologi masa depan. Diperkirakan dalam 5 tahun kedepan
seluruh aspek kehidupan manusia akan menggunakan produk-produk yang
menggunakan teknologi nano yang diaplikasikan dalam bidang :
1.
Medis & Pengobatan
Molekul dalam skala nano yang bersifat multifungsi untuk mendeteksi
kanker dan untuk penghantaran obat langsung ke sel target.

Molekul nano menempel pada sel kanker


2.

Farmasi
Sebagian besar obat-obatan dan kosmetika yang beredar di pasaran saat

ini bekerjanya kurang optimal disebabkan karena zat aktifnya :


1.
memiliki tingkat kelarutan yang rendah.
2.
membutuhkan lemak agar dapat larut.
3.
mudah teragregasi menjadi partikel besar
4.
tidak mudah diabsorpsi dan dicerna
3.

Kosmetik
Terobosan nanoteknologi dalam bidang kosmetika dan obat-obatan

mampu menciptakan bahan kosmetika dan obat-obatan dengan efektivitas yang


jauh lebih baik. Sebagai contoh adalah penggunaan liposom dalam formula
obat dan kosmetika.
Liposom adalah vesikel berbentuk spheris dengan membran yang
terbuat dari dua lapis fosfolipid (phospholipid bilayer), yang digunakan untuk
menghantarkan obat atau materi genetik ke dalam sel. Liposom dapat dibuat
dari fosfolipid alamiah dengan rantai lipid campuran ataupun komponen

protein lainnya. Bagian phospholipid bilayer dari liposom dapat menyatu


dengan bilayer yang lain seperti membran sel, sehingga kandungan dari
liposom dapat dihantarkan ke dalam sel. Dengan membuat liposom dalam
formula obat atau kosmetika, akhirnya bahan yang tidak bisa melewati
membran sel menjadi dapat lewat. Manfaat sistem penghantaran zat aktif
kosmetika dengan menggunakan liposom berukuran 90 nm adalah :
1. Mampu menghantarkan zat aktif sampai lapisan bawah kulit.
2. Mampu menghantarkan zat aktif lebih cepatk, sehingga didapatkan
recovery yang lebih cepat pula.
4.

Tekstil
Dengan nanopartikel tekstil dan pakaian akan menjadi mudah

dibersihkan dan dengan penambahan silver pada kaos kaki akan membuat nya
mempunyai pengaruh pada pengurangan bau kaki. Tetapi akhir-akhir ini para
peneliti mengingatkan bahwa tidak semua produk kaos kali yang mengandung
perak akan aman bagi lingkungan. Hal ini karena pada saat pencucian, pada
produk yang kurang bagus, perak akan terikut ke air cucian. Hal ini bisa
menyebabkan efek negatif pada biota air. Selain perak, TiO2 diguanakan juga
pada UV cut. Contoh yang umum di pakai adalah pada payung.

5.

Produk perawatan.
TiO3 dan SiO2 digunakan sebagai UV cut sementara apatite digunakan

pada pasta gigi. Perak digunakan pada plester untuk mencegah infeksi dan
emas nanopartikel digunakan pada tes kehamilan
6.

Olahraga

Nanopartikel digunakan untuk membuat peralatan olahraga menjadi


lebih kuat, lebih baik dan berdaya guna tinggi. Contohnya pada raket merk
Yonex yang menggunakan serat carbon.

7.

Perbaikan rumah
Titania digunakan pada cat genting untuk membuat memberi efek

pembersihan sendiri.

8.

Produk Rumah tangga


Digunakan pada gelas, keramik, sepatu untuk berbagai macam

pelapisan.
9.

Aplikasi Nanoteknologi Untuk Penghematan Energi


Pemborosan energi, khususnya di Indonesia, memang lebih banyak

disebabkan karena pola penggunaan yang belum efisien atau lebih terkait
dengan budaya dan gaya hidup masyarakat. Namun sebenarnya banyak sekali
teknologi yang dapat diterapkan untuk mengubah atau meminimalisir gaya
hidup yang boros energi, sebagaimana terjadi di Indonesia. Dan rekayasa
material melalui nanoteknologi menjadi sangat penting di sini.
Manfaat Nanoteknologi Dalam Kehidupan Manusia
1.
Bidang Kesehatan
Dalam bidang kesehatan, melalui nanoteknologi dapat diciptakan
"mesin nano" yang disuntikan ke dalam tubuh guna memperbaiki jaringan atau
organ tubuh yang rusak. Penderita hipertensi, misalnya, kini tak perlu lagi
disuntik atau mengonsumsi obat, cukup hanya disemprot saja ke bagian tubuh
tertentu. Nanoteknologi mencakup pengembangan teknologi dalam skala

nanometer, biasanya 0,1 sampai 100 nm (satu nanometer sama dengan


seperseribu mikrometer atau sepersejuta milimeter). Untuk industri logam,
dapat diciptakan sebuah materi logam alternatif yang murah, ringan dan
efisien, yang dapat menekan biaya produksi kendaraan, mesin dan lainnya.
Nanoteknologi telah dapat merekayasa obat hingga dapat mencapai sasaran
dengan dosis yang tepat, termasuk peluang untuk mengatasi penyakit-penyakit
berat seperti tumor, kanker, HIV dan lain lain.
2.

Bidang Industri
Aplikasi nanoteknologi

dalam

industri

sangat

luas.

Dengan

nanoteknologi, kita bisa membuat pesawat ruang angkasa dari bahan komposit
yang sangat ringan tetapi memiliki kekuatan seperti baja. Kita juga bisa
memproduksi mobil yang beratnya hanya 50 kilogram. Industri fashion pun
tidak ketinggalan. Mantel hangat yang sangat tipis dan ringan bisa menjadi tren
di masa mendatang dengan bantuan nanoteknologi.
Perkembangan pesat ini akan mengubah wajah teknologi pada
umumnya karena nanoteknologi merambah semua bidang ilmu. Tidak hanya
bidang rekayasa material seperti komposit, polimer, keramik, supermagnet, dan
lain-lain. Bidang-bidang seperti biologi (terutama genetika dan biologi molekul
lainnya), kimia bahan dan rekayasa akan turut maju pesat. Misalnya, manusia
akan mengecat mobil dengan cat nanopartikel yang mampu memantulkan
panas sehingga kendaraan tetap sejuk walau diparkir di panas terik matahari.
Atau, kawat tembaga akan sangat jarang digunakan (terutama dalam hardware
computer) karena digantikan dengan konduktor nanokarbon yang lebih tinggi
konduktivitasnya.
3.

Bidang Luar Angkasa


Nanoteknologi juga sudah berhasil menyodorkan suatu material hebat

yang sangat ringan, tetapi kekuatannya 100 kali lebih kuat dari baja! Material
hebat ini diberi nama Carbon Nano-Tube (CNT). Material ini hanya tersusun
dari atom karbon (C), seperti grafit dan berlian.
Kuat tetapi sangat ringan sehingga menara dapat dibuat lebih tinggi dan
kabel dapat dibuat lebih panjang dan kuat tanpa takut jatuh/roboh karena
beratnya sendiri. Hal berikut yang sangat dibutuhkan adalah sesuatu yang
cukup berat yang mengorbit mengelilingi bumi. Asteroid dapat dimanfaatkan
untuk tujuan ini! Asteroid ini berfungsi sebagai beban yang menstabilkan kabel
serta satelit geostasioner yang sedang mengorbit itu.

4.

Bidang Teknologi Tahan Gempa


Nanoteknologi jadikan beton kokoh dan tahan gempa. Konstruksi

bangunan menjadi dua kali lebih kokoh, tahan gempa, kedap air laut dengan
ditemukannya bahan konstruksi nanosilika, suatu jenis mineral yang melimpah
ruah di Indonesia dan diolah melalui teknologi nano.Dengan mencampur beton
dengan 10 persen bahan nano-silica, kekuatan bertambah menjadi dua kali
lipatnya.
5.

Bidang Teknologi Informasi


Dunia informatika dan komputer/elektronik bisa menikmati adanya

kuantum yang mampu mengirimkan data dengan kecepatan sangat tinggi.


Superkomputer di masa depan tersusun dari chip yang sangat mungil, tetapi
mampu menyimpan data jutaan kali lebih banyak dari komputer yang kita
gunakan saat ini. Begitu kecilnya superkomputer itu, kita mungkin hanya bisa
melihatnya dengan menggunakan mikroskop cahaya/elektron. Peran teknologi
nano dalam pengembangan teknologi informasi (IT,information technology),
sudah tidak diragukan lagi. Bertambahnya kecepatan komputer dari waktu ke
waktu, meningkatnya kapasitas hardisk dan memori, semakin kecil dan
bertambahnya fungsi telepon genggam, adalah contoh-contoh kongkrit produk
teknologi nano di bidang IT.
Peran Teknologi Nano Dalam IT (Information Technology)
Peran teknologi nano dalam IT (information technology), sudah tidak
diragukan lagi. Bertambahnya kecepatan komputer dari waktu ke waktu,
meningkatnya kapasitas hardisk dan memori, semakin kecil dan bertambahnya
fungsi telepon genggam, adalah contoh-contoh kongkrit produk teknologi nano
di bidang IT.
Kontribusi teknologi nano pada pengembangan IT secara garis besar
dapat dibagi menjadi tiga.
1. Penambahan kepadatan jumlah device
Gambaran mudahnya, bila ukuran satu buah transistor bisa
dibuat lebih kecil maka kepadatan jumlah transistor pada ukuran chip
yang sama secara otomatis akan menjadi lebih besar. Contoh: tahun
2005, INTEL berhasil meluncurkan 70 Megabit SRAM (static random
access memory) yang dibuat dengan teknologi nano proses tipe 65
nanometer (nm). Chip ini berisi lebih dari 500 juta buah transistor.
2.

Memungkinkannya Aplikasi Efek Kuantum

3.

Penambahan fungsi baru pada sistem


Penambahan fungsi baru pada sistem yang sudah ada membuat

material sama dalam ukuran kecil. Tetapi membuat suatu fungsi yang
baru ketika atom atau molekul yang berbeda jenis disusun dalam suatu
sistem device.
Contoh, pembuatan mata buatan yang mempunyai fungsi
menangkap dan mentransfer cahaya menjadi informasi dan kemudian
diolah, itu akan lebih mudah dilakukan dengan peran teknologi nano.
Bahkan dengan teknologi nano,intelejensi sensor buatan bisa dibuat
dengan sensitifitas mendekati apa yang dimiliki manusia.

Kontribusi Nanoteknologi dalam dunia IT (information technology)


Kontribusi teknologi nano dalam pengembangan teknologi informasi
(IT,information technology), sudah tidak diragukan lagi. Bertambahnya kecepatan

komputer dari waktu ke waktu, meningkatnya kapasitas hardisk dan memori, semakin
kecil dan bertambahnya fungsi telepon genggam, adalah contoh-contoh kongkrit
produk teknologi nano di bidang IT. Dalam tulisan ini akan dipaparkan kontribusi
teknologi nano pada pengembangan IT secara garis besar, yang sampai saat ini dapat
dibagi menjadi tiga.
Penambahan kepadatan jumlah divais. Gambaran mudahnya, bila ukuran satu
buah transistor bisa dibuat lebih kecil maka kepadatan jumlah transistor pada ukuran
chip yang sama secara otomatis akan menjadi lebih besar. Dalam pembuatan LSI
(large scale integrated), sedapat mungkin jumlah transistor dalam satu chip bisa
diperbanyak.
Sebagai contoh, tahun 2005, INTEL berhasil meluncurkan 70 Megabit SRAM
(static random access memory) yang dibuat dengan teknologi nano proses tipe 65
nanometer (nm). Pada produk baru ini, di dalam satuchip berisi lebih dari 500 juta
buah transistor, dimana lebih maju dibanding teknologi processor tipe 90 nm yang
dalam satu chipnya berisi kurang lebih 200 juta transistor. Diperkirakan ke depannya,
sejalan dengan terus majunya teknologi nano, ukuran transistor terus akan mengecil
sesuai dengan hukum Moore dan processor tipe 45 nm akan masuk pasar tahun 2007,
dan selanjutnya tahun 2009 akan diluncurkan processor 32 nm.
Terkait dengan usaha untuk memperkecil ukuran divais ini, salah satu mimpi
besar dari para ilmuan di Amerika saat ini adalah membuat memori atom, dan ini
pernah secara langsung dilontarkan oleh Presiden Bill Clinton tahun 2001 ketika
peluncuran proyek nasional nanoteknologi. Mereka bermaksud untuk memasukkan
semua data yang ada di perpustakaan nasional ke dalam satu chip memori atom yang
berukuran satu sentimeter (cm) kubik.
Mari kita coba menganalisa apakah memungkinkan data sebanyak itu
dikumpulkan dalam satu chip berukuran satu cm kubik. Satu cm jika diubah dalam
satuan ukuran atom yaitu amstrong, berarti sama dengan 10 pangkat 8 amstrong. Jika
chip memori berupa kubus yang masing-masing panjang sisinya 1 cm, maka chip
tersebut berisi atom sebanyak 10 pangkat 24 buah.
Prinsip pembuatan memori atom sendiri adalah dengan menyiapkan 2 jenis
atom yaitu atom besar dan atom kecil, dan mendefinisikan atom besar sebagai 0 dan
atom kecil sebagai :
Pertama, Jika kedua jenis atom tersebut ketika dijejerkan bisa dibaca dengan
baik, maka bisa didefinisikan bahwa jumlah bit sebanyak jumlah atom. Data atau
informasi yang terdapat dalam satu buah buku biasanya akan bisa masuk dalam satu
lembar CD-ROM yang jumlah bit-nya kurang lebih 10 pangkat 9. Karena jumlah atom
dalam chip memori atom sebanyak 10 pangkat 24 buah, dan satu buah buku

diperkirakan sebanyak 10 pangkat 9 bit, maka dalam satu chip akan bisa memuat
sekitar 10 pangkat 15 buah buku. Sungguh, jumlah yang sangat besar. Kalau saja,
dalam satu tahun ada 1 juta buku, maka secara kalkulasi, satu chip bisa memuat
informasi selama lebih dari 10 tahun. Jadi, jika teknologi kontrol peletakan satu
persatu atom bisa dilakukan dengan baik, maka bukan hal yang mustahil memori atom
tersebut bisa direalisasikan.
Kedua, memungkinkannya aplikasi efek kuantum. Ukuran material jika
mencapai satuan nanometer, maka secara otomatis akan muncul fenomena-fenomena
baru dalam fisika kuantum yang tidak dijumpai pada fenomena fisika klasik, yaitu
efek kuantum. Fenomena unik ini menjadi perhatian yang besar bagi ilmuan sekarang
untuk diaplikasikan dalam teknologi elektronika saat ini. Penggunaan efek kuantum
sendiri dalam divais bermacam-macam. Salah satunya adalah divais elektronika yang
menggunakan struktur kecil kuantum dot maupun superlatis. Pada divais dengan
struktur superlatis inilah yang diproyeksikan bisa dipakai dalam aplikasi divais dengan
kecepatan tinggi. Contoh divais dari jenis ini yang sudah diproduksi adalah HEMT
(High Electron Mobility Transistor) yang biasa dipakai pada sistem pemancar satelit.
Keunikan fenomena lain di area nanometer ini adalah munculnya energi level yang
diskrit. Bahkan, semakin kecil ukuran suatu benda, maka diskritnya energi level
semakin jelas. Aplikasi yang sudah terlihat betul dari fenomena ini adalah pembuatan
laser berwarna biru dan ungu dengan bahan kuantum dot. Laser ini bekerja
berdasarkan sifat diskrit energi level pada struktur dot tersebut. Menariknya adalah
material yang semula tidak bisa menghasilkan cahaya, seperti silikon yang biasa
dipakai dalam LSI, akan berubah sifat menjadi bisa bercahaya ketika efek kuantum
muncul. Aplikasi lain dari efek kuantum ini adalah single electron device (Kompas, 12
Mei 2004), yang konon selain menjadi kandidat divais untuk LSI generasi selanjutnya,
bisa juga diaplikasikan dalam pembuatan sensor dengan sensitifitas tinggi, kuantum
informasi, dan kuantum komputer.
Ketiga, penambahan fungsi baru pada sistem yang sudah ada. Yang dimaksud
adalah bukan sebatas membuat material sama dalam ukuran kecil sehingga
kepadatannya semakin besar, tetapi lebih pada titik tekan lahirnya fungsi baru ketika
atom atau molekul yang berbeda jenis disusun dalam suatu sistem divais. Sebagai
contoh, pembuatan mata buatan yang mempunyai fungsi menangkap cahaya,
kemudian sekaligus mentransfer cahaya tersebut menjadi informasi dan kemudian
mengolahnya, itu akan lebih mudah dilakukan dengan peran teknologi nano. Bahkan
dengan teknologi nano, diharapkan ke depan intelejensi sensor buatan bisa dibuat
dengan sensitifitas mendekati apa yang dimiliki manusia.

Demikian 3 kontribusi besar teknologi nano di bidang IT, yang tentu masih
memungkinkan lagi nantinya muncul kontribusi ke-4, ke-5, dan seterusnya seiring
dengan temuan-temuan baru teknologi nano di masa mendatang.
Kesimpulan
Teknologi-Nano adalah pembuatan dan penggunaan materi atau devais pada ukuran
sangat kecil. Teknologi nano saat ini berada pada masa pertumbuhannya, dan tidak
seorang pun yang dapat memprediksi secara akurat apa yang akan dihasilkan dari
perkembangan penuh bidang ini di beberapa dekade kedepan.
Hingga saat ini nanoteknologi sudah diaplikasikan dalam berbagai bidang. Mulai dari
dibidang medis, automotif, kosmetik, komputer, industri pangan, militer, tekstil,
olahragasampai serat optik. Nanoteknologi sudah terasa manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari. Nanoteknologi juga sangat berperan dalam IT (Information Technology).
Daftar Pustaka
http://anitaapriliani.blogspot.com/
http://ms.wikipedia.org/wiki/Nanoteknologi
http://alumnisaf.blogspot.com/2008/04/nanoteknologi.html
http://aguspur.wordpress.com/2008/10/09/aplikasi-nanoteknologi/
http://s3autumn.wordpress.com/nanoteknologi-di-bidang-farmasi/
http://subari.blogspot.com/2008/07/peran-teknologi-nano-nanotechnology.html
http://blog.ugm.ac.id/2010/10/03/peran-teknologi-nano-di-bidang-it/

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Basis Ilmu Nanotech


Basis ilmu nanotech antara lain ialah
1. Ilmu-ilmu dasar: fisika, kimia, biologi
2. Memanfaatkan sifat-sifat kuantum materi pada skala nano
3. Sifat Fisika: titik lebur, sifat optik, tingkat energi elektronik, luas
permukaan, mekanika kuantum, kelarutan, kekerasan, penghantaran listrik
dan panas, sifat magnetis, sifat mekanik, gaya antar partikel
4. Sifat Kimia: reaktivitas, ikatan dan struktur molekul, perakitan-diri
molekul, polimer, kehadiran pengotor

5. Biologi: hanya akan dibahas bila diperlukan pada bagian yang relevan
B. Jenis Bahan Nanotech
1. Karbon Nanotube
Carbon NanoTube/Tabung Karbon Nano (CNTs) adalah komposisi senyawa
karbon yang berbentuk tabung berukuran nano. Dibentuk dengan rasio
perbandingan panjang:lebar ialah 132.000.000:1, lebih besar dibanding material
lainnya. Molekul silinder karbon ini memiliki sifat yang tidak biasa dan sangat
bermanfaat dibidang nanoteknologi,elektronik,optik dan berbagai bidang ilmu dan
teknologi material. Karena mereka memiliki konduktifitas termal ataupun sifat
mekanis dan listrik yang dimiliki, karbon nanotube dapat diaplikasikan untuk
berbagai macam bahan struktur.
Nanotube termasuk salah satu anggota struktural fullerene. Nama nanotube
berasal dari bentuk mereka yang panjang dan berlubang dengan dinding yang
dibentuk oleh lembaran satu atom tebal karbon,disebut graphene. Lembaran
karbon ini digulung pada diskrit dan sudut tertentu. Nanotube dikategorikan
sebagai nanotube berdinding tunggal atau SWNTs dan nanotube berdinding multi
(MWNTs). Nanotube individu secara alami akan menyesuaikan diri membentuk
tali yang dipertahankan oleh gaya van der Waals. Lebih spesifiknya berupa
susunan-pi.
Dalam terapan

Kimia

Kuantum

khususnya,hibridisasi

orbital

ialah

penggambaran terbaik dari ikatan kimia di dalam nanotube. Ikatan kimia dari
nanotube terbentuk dari ikatan sp2 mirip dengan grafit. Ikatan ini lebih kuat
dibanding ikatan sp3 yang ditemukan di alkana dan berlian. Membuat nanotube
memiliki sifat kekuat yang unik.

BAB III
APLIKASI NANO TEKNOLOGI

Carbon Nanotubes: Material Cerdas untuk Teknologi Masa Depan


// Rubrik Teknologi Majalah 1000guru May 2013 //
Teman-teman tentu tidak asing lagi dengan material yang disebut karbon, karena material ini
dengan mudah kita temukan dan sangat berguna dalam kehidupan kita. Selain arang, sebut
saja salah satu contoh lain dari penampakan material karbon adalah grafit, yang merupakan
bahan utama dari pensil. Contoh lain adalah intan atau berlian yang sangat kita kenal sebagai
perhiasan. Akan tetapi, berbeda dengan dua material karbon tersebut, material yang dikenal
dengan nama carbon nanotubes (CNT) ini mungkin masih asing di telinga kita, karena belum
banyak diproduksi dalam skala besar dan harganya yang masih sangat mahal.

Berbagai macam alotrop (bentuk nyata) dari material karbon.


Material CNT hingga saat ini sangat banyak diteliti di berbagai bidang: fisika, kimia, ilmu
material, bahkan bioteknologi (multidisciplinary). Material ini dianggap sebagai material
cerdas masa depan dikarenakan sifat-sifat dan aplikasinya yang sangat luar biasa. Bahkan
ilmuwan Italia, Nicola M. Pugno dalam salah satu artikelnya pada tahun 2006 menyatakan
bahwa CNT dapat dipertimbangkan sebagai material ideal untuk membuat elevator luar
angkasa (space elevator) dengan fleksibilitasnya dan kekuatannya yang sangat luar biasa
melebihi kekuatan baja.

Konsep space elevator menggunakan kabel yang berbasis carbon nanotubes (sumber gambar:
http://www.nanooze.org/english/articles/nanoquest_spaceelevator.html
http://www.tested.com/science/453183-theres-great-future-carbon-nanotubes/).

dan

Definisi Carbon Nanotube (CNT)


CNT dan juga induknya, graphene dan grafit, merupakan material yang berasal dari susunan
atom carbon yang berhibridisasi sp2 dan berikatan satu sama lain secara heksagonal
membentuk struktur sarang madu (honeycomb). Berbeda dengan grafit yang berisi tumpukan
graphene, CNT merupakan graphene yang tergulung membentuk suatu silinder berukuran
nanometer. Pola atau cara menggulung graphene itu disebut dengan kiralitas (chirality).
Diameter dari CNTs berkisar antara 0,4-2,5 nanometer dengan panjangnya dapat lebih dari 10
milimeter. Material CNT ini ditemukan oleh seorang professor fisika dari Jepang, Sumio
Iijima, pada tahun 1991.
Lembaran graphene yang digulung dengan arah dan diameter yang berbeda akan
menghasilkan CNT yang mempunyai struktur elektronik berbeda. Oleh karena itu, keunikan
sifat-sifat CNT terletak pada strukturnya yang spesial, dalam artian bahwa dalam sebuah CNT
secara individu bisa bersifat logam (metallic) atau semikonduktor, hanya tergantung pada
diameter dan kiralitasnya. Sifat-sifat ini ditentukan oleh struktur geometri dari CNTs yang
bergantung dari arah gulungan lembaran graphene, sama halnya jika kita bayangkan proses
menggulung kertas. Arah yang berbeda dalam menggulung lembaran graphene menentukan
struktur ikatan heksagonal dari CNTs.
Secara matematis, penentuan geometri CNTs atau kiralitas didefinisikan dalam istilah vektor
kiral. Vektor ini menentukan arah dari gulungan lembaran graphene, yang diindikasikan
dengan nilai indeks (n,m). Ada tiga bentuk struktur geometri dari CNTs, yang menunjukkan
perbedaan kiralitas, yaitu armchair (n,n), zigzag (n,0), dan selainnya adalah chiral.
Berdasarkan teori dan juga pengukuran sifat optis masing-masing CNT, struktur armchair
bersifat logam (metallic), sedangkan zigzag dan chiral bisa bersifat logam atau semikonduktor
tergantung pada nilai indeksnya.

Arah gulungan yang berbeda dari lembaran graphene menentukan struktur geometri CNTs
berbeda: (a) armchair, (b) zigzag, dan (c) chiral.
Lebih lanjut, ada dua jenis CNT jika dibedakan berdasarkan jumlah dindingnya, yaitu CNT
berdinding tunggal (single wall carbon nanotubes) yang sering disingkat SWNT dan CNT
berdinding banyak (multi wall carbon nanotubes), disingkat MWNT. Penelitian mengenai
SWNT lebih banyak diarahkan kepada aplikasi material ini untuk pembuatan berbagi
perangkat elektronika baru. Sementara itu, penelitian untuk MWNT diarahkan untuk material
superkuat.

Dua jenis CNT berdasarkan jumlah lembar dinding penyusunnya: single wall carbon
nanotubes (SWNT) dan multi wall carbon nanotubes (MWNT).
Cara membuat carbon nanotubes
Metode pancaran elektroda (Arc Discharge)
Metode ini awalnya digunakan untuk memproduksi fullerene, yang diperkenalkan oleh
professor Iijima tahun 1991. Dalam teknik ini, uap karbon dihasilkan oleh lecutan listrik di
antara dua elektrode karbon yang sudah dilapisi katalis logam seperti besi maupun nikel.
Dengan pengaturan tekanan dan katalis secara hati-hati, akan diperoleh CNT berdinding
tunggal maupun yang berdinding banyak.

Skema

dari

metode

pancaran

elektrode.

(http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Arc_discharge_nanotube.png)
Metode pencahayaan kuat oleh laser (Laser ablation)
Metode ini dilaporkan pertama kali oleh Richard Smalley, salah satu peraih nobel kimia, pada
tahun 1995. Dalam teknik ini, digunakan sebuah sinar laser berdaya tinggi yang mengenai
grafit dalam tungku bersuhu tinggi. Sebelum ditembak oleh laser, grafit tersebut haruslah
dilapisi logam katalis. Metode ini bisa menghasilkan CNT berdinding tunggal yang memiliki
diameter cukup besar untuk ukuran CNT, yaitu > 1.2 nanometer.

Skema dari metode pencahayaan kuat.


Metode Chemical Vapor Deposition (CVD)
Metode ini adalah metode yang paling banyak digunakan dalam sintesis CNT. Sintesis dicapai
melalui pemecahan molekul karbon gas seperti metana, karbon monoksida dan asetilen
menjadi karbon atom reaktif di dalam tungku bersuhu tinggi, dan kadang-kadang dibantu
dengan plasma untuk meningkatkan pembentukan karbon atom. Karbon kemudian akan
berdifusi menuju substrat yang dilapisi partikel katalis. Salah satu proses CVD terbaik untuk
penumbuhan CNT adalah proses CoMoCAT yang menggunakan proses pemecahan karbon
monoksida dan dibantu oleh penggunaan katalis kobalt dan molibdenum. Proses CoMoCAT
menghasilkan banyak CNT yang cenderung memiliki diameter hampir seragam.

Skema metode CVD untuk sintesis CNT: (a) thermal CVD, (b) plasma-enhanced CVD
(http://www.fy.chalmers.se/atom/research/nanotubes/experimental.xml)

Aplikasi CNT
Sifat unggul yang dimiliki CNT adalah pada sifat listriknya karena bisa bersifat
logam maupun semikonduktor. Selain itu, dimensi yang kecil karena ukuran
nanometer, area permukaan yang luas, kekuatan mekanik yang sangat tinggi,
massa jenis yang rendah sehingga sangat fleksibel, membuat CNT menjadi
material cerdas masa depan yang sangat banyak potensi untuk diaplikasikan di
berbagai bidang teknologi, seperti nanoprobes, sensor, elektroda pada baterai
litium, peralatan elektronik (field-effect transistor dan superkapasitor),
penyimpanan hidrogen, katalis dan elektroda fuel-cell, material komposit

superkuat, lapisan tipis, hingga kapsul untuk pengiriman obat-obatan langsung


ke sel.

Bahan bacaan:

Nicola M Pugno, J. Phys. Condens. Matter 18, S1971S1990 (2006).

http://students.chem.tue.nl/ifp03/synthesis.html

http://www.nature.com/news/2006/060522/full/news060522-1.html

Anda mungkin juga menyukai