PENDAHULUAN
1
1.2 Maksud dan Tujuan Prarancangan Pabrik
Maksud dan tujuan pendirian pabrik Normal Butanol ini adalah untuk
memenuhi kebutuhan n-butanol nasional baik untuk industri kimia maupun
industri lainnya. Selain itu, pendirian pabrik n-butanol memiliki arti penting dari
berbagai segi, antara lain:
2
4. 2012 40.000 7.440,805
47.440,81
5. 2013 40.000 9.182,786
49.182,79
6. 2014 40.000 7.028,745
47.028,75
Jumlah 283.255,21
( Badan Pusat Statistik, 2015)
3
y = a + b (x-x)........................................1)
(Miller, 2010)
Dimana:
y = kebutuhan n-butanol
a = axis intersept
x = periode (tahun)
x = 21/6 = 3.5
y = 283.255,21/6 = 47.209,2
b=
b=
b = 6.271,415
a = 47.209,2
4
Sehingga Proyeksi konsumsi n-butanol di Indonesia mendatang dapat
diketahui dengan perhitungan sebagai berikut :
x=7
= 69.159,1525
Untuk Proyeksi pada tahun-tahun mendatang dapat dihitung dengan cara yang
sama, dan hasilnya dapat dilihat sebagaimana disajikan pada tabel berikut :
5
Tabel 1.4 Daftar Produsen n-butanol di beberapa Negara
No Perusahaan Negara Kapasitas (ton/tahun)
1 BASF Group Jerman 649.000
2 DOW Chemical Company U.S.A 526.000
3 Oxea Netherland B.V Belanda 280.000
4 Formosa Plastics Group Taiwan 250.000
5 Eastman Chemical U.S.A
247.000
Company
6 CNPC China 195.000
7 Petronas Malaysia 190.000
8 Sasol Limited Afrika Selatan 130.000
9 SINOPEC China 120.000
10 PT Petro OXO Nusantara Indonesia 40.000
Sumber : Yuan, 2012
1. Peluang pasar
Berdasarkan data dari tahun 2009-2014, peluang pasar yaitu hasil proyeksi
kebutuhan dikurangi dengan produksi dalam negri menghasilkan data sebesar
60.516,2 ton/tahun, maka pabrik yang didirikan ini akan mengurangi
ketergantungan import 82,6% dengan pendirian pabrik berkapasitas 50.000
ton/tahun.
6
3. Ketersediaan bahan baku
Ketersediaan bahan baku untuk memproduksi n-butanol adalah propilen, gas
hidrogen. Kebutuhan propilen diperoleh dari PT Chandra Asri, Banten
sedangkan gas karbonmonoksida dan hidrogen diperoleh dari PT Sintas
Kurama Kujang, Cikampek, dan PT Pertamina UP VI Balongan Indramayu.
Tahun
Ada beberapa alternatif lokasi yang dapat dipilih yaitu di Karawang, dan
Cilegon. Dasar pertimbangan dalam penentuan lokasi pabrik ini adalah sebagai
berikut
7
1. Bahan Baku
Suatu Pabrik sebaiknya berada di dearah yang dekat dengan sumber
bahan baku dan daerah pemasaran sehingga transportasi dapat berjalan
dengan lancar.
Bahan baku pembuatan n-butanol yaitu propylene dapat diperoleh dari
PT Chandra Asri, Cilegon, Banten dengan kapasitas 320.000 ton/tahun,
sedangkan gas CO diperoleh dari PT Sintas (Kujang) , Cikampek dengan
kapasitas 16.000 ton/tahun dan gas hidrogen PT Pertamina UP VI
Balongan Indramayu dengan kapasitas 20.000 ton/tahun.
2. Pemasaran
Sebagian besar konsumen n-butanol adalah industri polimer, textile, serta
furniture, yang sebagian besar di Jakarta, Jawa Barat, Sumatera,
Kalimantan dan daerah lain di Indonesia. Jika kebutuhan dalam negeri
akan n-butanol telah terpenuhi maka pemasaran diarahkan ke pasar
internasional menjadi komoditi eksport.
3. Fasilitas Transportasi
Pabrik ini direncanakan mengambil lokasi di daerah industri Cilegon,
Banten sehingga memudahkan transportasi bahan baku maupun produk.
Di lokasi ini juga terdapat berbagai alat transportasi darat maupun laut,
sehingga memenuhi semua persyaratan dalam hal pengangkutan.
4. Kebutuhan tenaga listrik dan bahan bakar
Listrik untuk kebutuhan pabrik dapat diperoleh dari generator
pembangkit tenaga listrik PLN Banten, sedangkan bahan bakar solar
untuk generator dapat diperoleh dari PT Pertamina.
5. Kebutuhan air
Air merupakan kebutuhan penting bagi suatu pabrik industri kimia, baik
itu untuk keperluan proses, utilias dan untuk keperluan domestik. Air ini
dapat diperoleh dari sungai terdekat di kawasan Industri Cilegon, Banten.
6. Tenaga kerja
Tenaga kerja termasuk hal yang menunjang dalam operasional pabrik,
tenaga kerja pabrik ini di rekrut dari :
8
- Perguruan Tinggi lokal seperti Universitas Negeri Tirtayasa,
masyarakat sekitar pabrik dan perguruan tinggi lainnya.
- Tenaga ahli yang berasal dari daerah sekitar dan luar daerah.
7. Harga tanah dan bangunan
Tanah yang tersedia untuk lokasi pabrik masih cukup luas, biaya harga
tanah dan bangunan untuk pendirian pabrik relatif rendah.
8. Kemungkinan perluasan dan ekspansi
Ekspansi pabrik dimungkinkan karena tanah yang tersedia cukup luas dan
di sekeliling pabrik belum banyak berdiri pabrik serta tidak menggangu
pemukiman penduduk.
9. Kondisi iklim dan cuaca
Iklim di sekitar pabrik relatif stabil. Untuk daerah ini belum terjadi
bencana alam. Ini berarti kemungkinan pabrik akan berjalan dengan
lancar.
10. Masyarakat di sekitar pabrik
Sikap masyarakat diperkirakan akan mendukung pendirian pabrik
pembuatan n-butanol ini karena akan menyediakan lapangan kerja bagi
mereka. Selain itu pendirian pabrik ini diperkirakan tidak akan
menggangu keselamatan dan keamanan masyarakat di sekitarnya.
11. Kebijakan pemerintah
Sesuai dengan kebijakan mengembangkan industri, pemerintah telah
menetapkan daerah Cilegon sebagai kawasan industri yang terbuka bagi
investor asing. Pemerintah sebagai fasilitator telah memberikan
kemudahan-kemudahan dalam perizinan, pajak dan hal-hal lain yang
menyangkut teknis pelaksanaan pendirian suatu pabrik.
9
Gambar 1.2 Lokasi Pendirian Pabrik di Cilegon
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bahan baku adalah bahan utama yang diolah dalam proses produksi
menjadi produk jadi. Bahan-bahan baku yang digunakan dalam pembuatan N-
Butanol antara lain Propylene, Hidrogen dan Karbon Monoksida.
2.1.1 Propylene
11
2CH3CH2CH3 CH3CH=CH2 + CH2=CH2 + CH4 + H2
12
gradepropene mengandung tingkat minimal dari kotoran berupa sulfida
karbonil yang dapat meracuni katalis yang digunakan dalam pembuatan oksida
polypropylene dan propylene. (Ullman, 2007)
Sifat Fisika :
Sifat Kimia:
Reaksi adisi dan hidrogen atau suatu halogen.
CH3CH = CH2 + H2 CH3CH2CH3 (2.2)
13
CH3CH = CH2 + Cl2 CH3CHClCH2Cl (2.3)
(Kirk & Othmer,1991)
Reaksi Alkilasi
Reaksi alkilasi terhadap benzena oleh propilen dengan katalis AlCl3 akan
menghasilkan alkil benzena.
Reaksi : C6H6 + C3H6 C6H6CH(CH3)2 (2.4)
Reaksi Khlorinasi
Alkilk klorida dapat dibuat dengan cara khlorinasi dan non
katalitik terhadap propilen fase gas pada suhu 5000C dalam reaktor
adiabatik. Prinsip reaksi ini terdiri dari substitusi sebuah atom
khlorinasi terhadap atom hidrogen pada propilen.
Reaksi :
Cl2 + CH2CHCH3 CH2CHCH2Cl + HCl (2.5)
(McKetta,1987)
Hidrogen ditemukan pada 1766 oleh ahli kimia Inggris dan fisikawan
Henry Cavendish (1731-1810). Hal ini disebut oleh kimiawan Perancis
Antoine-Laurent Lavoisier (1743-1794) dari kata Yunani untuk air-mantan.
Penelitian awal pada hidrogen berperan penting dalam mengungkapkan sifat
sebenarnya dari oksidasi (pembakaran) dan, oleh karena itu, merupakan
langkah awal yang penting dalam kelahiran kimia modern. (Ullman, 2007)
Gas Sintesis umumnya mengacu pada campuran dari hidrogen dan
karbon monoksida. Rasio hidrogen pada karbon monoksida bervariasi sesuai
dengan jenis umpan, metode produksi, dan penggunaan gas akhir. (Hatch,
1992)
Gas Sintesis ( syngas ) adalah campuran dari karbon monoksida dan
hidrogen yang dihasilkan dari reaksi karbon ( biasanya batubara atau arang
atau bahan serupa karbon ) dengan uap. (McGraw-Hill, 1990)
C + H2O CO + H2 (2.6)
14
CO + H2O CO2 + H2 (2.7)
Sifat Fisika :
Fase pada suhu kamar (320C) : Gas, tak berwana
15
Boiling point (1,013 bar) : -252,780C (-423,00F)
Critical temperature : -240.01 C
Critical pressure : 12.96 bar
Compressibility Factor (Z) : 1.0006
(1.013 bar and 15 C (59 F))
Densitas gas (1,013 bar @150C) : 0,0852 kg/m3
Densitas liquid : 70,849 kg/m3
(1,013 bar @boilling point)
Panas laten penguapan : 448,69 kJ/kg
(1,013 bar @boilling point)
Melting point : -259,20C
Viscosity (1.013 bar and 15 C (59 F)) : 8.3969E-05 Poise
Thermal conductivity : 172.58 mW/(m.K)
(1.013 bar and 0 C (32 F))
Solubility in water (1.013 bar @ 0 C) : 0.0214 vol/vol
Autoignition temperature : 560 C
Sifat Kimia:
Reaksi hidrogen dan hidrogen memebentuk asam hidrohalogenida
H2 + X2 2HX (2.12)
16
H2 + MO M + H2O (2.18)
Karbon monoksida atau CO, adalah gas beracun yang dihasilkan oleh
senyawa yang mengandung karbon hasil pembakaran tidak sempurna.Ini
pertama kali ditemukan dan masih terisolasi pada tahun 1776 oleh J.M.F. De
Lassone dengan pemanasan campuran seng oksida dan arang. Namun,
komposisi kimianya baru diakui setelah 20 tahun kemudian oleh W.
Cruikshank dan dibenarkan oleh F. Clement dan J. B. Desormes tahun 1801.
Jumlah yang cukup besar karbon monoksida masuk ke atmosfer dari proses
alam. (Hatch, 1992).
Menurut penelitian dilakukan di tahun 1970-an kurang dari 10 %
berasal dari emisi dan 80 % buatan manusia dari sekitar 3,8 x 109 ton berasal
dari oksidasi metana yang dipancarkan oleh bahan organik yang membusuk.
Penelitian baru-baru ini memperkirakan emisi dari pembakaran bahan bakar
fosil dengan 600 x 106 ton dan total emisi yaitu 2,5 x 109 ton .Besar
konsentrasi dari gas CO dapat dideteksi di udara terutama dari wilayah kota-
besar besar, gas CO bisa disebabkan oleh emisi kendaraan hasil knalpot dan
emisi pemanasan domestik. Para pakar lingkungan sangat insentif untuk
menguranginya dan mengkhawatiran jumlah CO yang dilepaskan di atmosfer.
Karbon monoksida juga dapat ditemukan di atmosfer planet lain dalam tata
surya kita. Pabrik yang menghasilkan CO terutama dari hasil pengolahan batu
bara atau uap hasil gas alam maupun hasil olahan minyak bumi.
Aplikasi utama CO dapat digunakan sebagai pereduksi dalam
produksi logam, produksi hidrogen dan untuk karbonilasi substrat organik
seperti alkohol, amina, dan ester. Campuran hidrogen dan karbon monoksida (
syngas ) yang digunakan sebagai bahan baku penting pada produksi skala besar
seperti methanol, alkohol alifatik dan aldehida ( oxo sintesis ). Hasil studi
mengindikasikan bahwa penggunaan aplikasi ini akan meningkat setiap
tahunnya. (Ullman, 2007).
17
Karbon monoksida karbon monoksida (titik lebur: -199oC, titik didih:
-191.5oC) adalah salah satu kepala konstituen dari gas sintesis (karbon
monoksida ditambah hidrogen). Hal ini diperoleh dalam bentuk murni melalui
proses kriogenik, dengan hidrogen sebagai sebuah produk utama. Karbon
monoksida merupakan bahan baku penting dalam produksi metanol dan produk
alkohol lainnya serta hidrokarbon, Karbon Monoksida merupakan racun yang
kuat. Hal ini juga digunakan untuk membuat diisocyanate dan etil acrylate.
(McGraw-Hill, 1990).
Karbon monoksida merupakan gas industri utama yang memiliki
banyak kegunaan dalam produksi bahan kimia. Sejumlah aldehida dengan hasil
volume yang tinggi dapat diproduksi dengan reaksi hidroformilasi dari
alkena,CO,danH2. Pada proses Monsanto, karbon monoksida bereaksi dengan
metanol dengan keberadaan katalis rodium homogen dan HI, menghasilkan
asam asetat. Proses ini digunakan secara meluas dalam produski asam asetat
berskala industri. Metanol diproduksi dari hidrogenasi CO. Pada reaksi yang
berkaitan, hidrogenasi CO diikuti dengan pembentukan ikatan C-C, seperti
yang terjadi pada proses Fischer-Tropsch, CO dihirogenasi menjadi bahan
bakar hidrokarbon cair. Teknologi ini mengijinkan batu bara dikonversikan
menjadi bensin. (Matar, 1988)
18
Panas laten peleburan : 30,024 kJ/kg
(1,013 bar @boilling point)
Viscosity (1.013 bar and 15 C (59 F)) : 1.6515E-04Poise
Thermal conductivity : 24,74 mW/(m.K)
(1.013 bar and 0 C (32 F))
Autoignition temperature : 630 C
Sifat kimia :
1. Reaksi karbon monoksida dengan hidrogen membentuk metanol
Reaksi : CO + H2 CH2OH (2.20)
2. Reaksi metilamina dengan karbon monoksida menghasilkan dimetil
formamida Reaksi : (CH2)2NH + CO (CH2)2NHCO (2.21)
3. Raksi metanol dengan karbon monoksida menghasilkan asam asetat
Reaksi : CH3OH + CO CH3COOH (2.22)
4. Reaksi formaldehid dengan air menghasilkan asam glikol
Reaksi : HCO + CO + H2O HOCH2COOH (2.23)
5. Reaksi propilen dengan syngas menghasilkan butiraldehid
Reaksi : C3H6 + CO + H2 C4H8O (2.24)
Kobalt (Co), unsur kimia, logam feromagnetik Grup 9 (VIIIB) dari tabel
periodik, digunakan terutama untuk paduan tahan panas dan magnetik. Logam ini
diisolasi tahun 1735 oleh seorang ahli kimia Swedia, Georg Brandt, meskipun
senyawa kobalt telah digunakan selama berabad-abad untuk memberikan warna
biru untuk glasir dan keramik. Kobalt telah terdeteksi di patung Mesir dan kalung
manik-manik Persia pada milenium ke-3 SM, dalam gelas yang ditemukan di
reruntuhan Pompeii, dan di Cina pada awal Dinasti Tang (618-907 BC) dan
kemudian di porselen biru dinasti Ming (1368-1644). Nama kobold pertama kali
digunakan pada abad ke-16 untuk bijih yang diduga mengandung tembaga tapi
akhirnya diketahui bahwa bijih tersebut adalah bantalan bijih kobalt arsenik
beracun. Brandt akhirnya menyimpulkan pada tahun 1742 bahwa warna biru pada
19
bijih tersebut adalah karena adanya kobalt. Katalisator yang biasa dipakai dalam
proses oxo adalah logam karbonil dari golongan VII, yaitu Fe, Co, Ni, Ru, dan
Rh. (Othmer,1978).
Rh dan Co merupakan katalis yang paling baik dipakai dalam proses Oxo.
Cobalt merupakan katalis yang paling banyak dipakai secara komersil karena
harganya lebih murah bila dibandingkan dengan Rh. Senyawa Cobalt murni (fixed
bed), garam Cobalt atau Cobalt Carbonyl.
Cobalt Hydrocarbonyl HCo(CO)4 adalah katalis yang larut dalam reaktan
dan produk (katalis homogen). Pada umumnya jumlah katalis yang digunakan
berkisar 0,5-5% mol Cobalt. (Groggins,1954).
Sifat Kimia :
Pembentukan nitrogen oksida,
reaksi yang terjadi adalah :
Co + 2H+ Co2+ + H2
3Co + 2HNO3 + 6H+ 3Co2+ + 2NO+ 4H2O (2.25)
Sulfida
20
Co2+ + H2S CoS + 2H+ (2.26)
Halida
Halida anhidrat CoX2 dapat dibuat dengan dehidrasi dari hidrat halida
dan untuk CoF2 dibuat dengan mereaksikan antara HF dengan CoCl2.
HF + CoCl2 CoF2 (2.27)
Oksida
Reaksi ini harus dilakukan dalam ruang bebas oksigen, reaksinya
sebagai berikut :
CoCO3 CoO + CO2 (2.28)
OH
2- Butanol
1 secara sekunder : CH3CHCH2OH
CH3
2-Metil-1-propanol (2.29)
21
CH3
CH3
2-Metil-2-propanol (2.30)
22
fermentasi. Aseton dan etanol yang dihasilkan sebagai produk turunannya.
(McGraw-Hill,1990)
N-butyl alkohol digunakan dalam pembuatan butil acrylate dan methacrylate, eter
glikol, pelarut, butil asetat, dan pembuat plastik. (Groggins, 1975)
23
Sifat Kimia:
Hidrogenasi
CH3CH=CHCHO + 2H2 CH3(CH2)3OH (2.35)
n-Butiraldehide + Hidrogen n-butanol
Reaksi Subtitusi
Gusgus OH pada n-Butanol dapat diganti oleh atom halogen misalnya
klor, persamaan reaksinya adalah :
CH3CH2CH2-OH + HCl CH3CH2CH2CH2-Cl + H2O (2.36)
n-Butanol n-Kloro Butana
CH3
Iso-Butanol
24
CH3CHCHO + H2 CH3CH2CHCH3 (2.39)
CH3 OH
Iso-Butyraldehide + Hidrogen Iso-Butanol
25
N-Butanol
Gas N-butanol
H2 Distilasi
Propylene Separator
Reaktor
Oxo
Gas CO
I-Butanol
Gambar 2.1 Blok Diagram Proses Oxo sintesis
26
N-Butanol
Gas
Distilasi
H2
Propylene Reaktor Separator
katalis
Air CO
I-Butanol
1. Kondensasi aldol
2CH3CHO CH3CH(OH)CH2CHO (2.41)
Aldehide Alkohol
2. Pemisahan air
CH3CH(OH)CH2CHO CH3CH=CHCHO + H2O (2.42)
Alkohol Butiraldehide + Air
3. Hidrogenasi
CH3CH=CHCHO + 2H2 CH3(CH2)3OH (2.43)
n-Butiraldehide + Hidrogen n-butanol
27
fase gas dan cair untuk hidrogenasi dari crotanaldehide menjadi n-butanol.
Katalis Cu digunakan sebagian, kira-kira 1000 kg n-butanol dapat terbentuk
dari 1350 kg acetaldehide. (Ullman, 2007)
n-butiraldehide 99%
28
Spesifik volume kritis : 0,273 m3/kgmol
Boiling point : 107,660C
Temperatur Leleh : -108,00C
Panas pembentukan gas ideal @250C : -283,2 kJ/mol
Panas peleburan : 6,322 kJ/mol
Panas penguapan pada normal bp : 41,83 kJ/g
Densitas liquid @250C : 801,6 kg/m3
Kapasitas panas liquid @250C : 0,18115 kJ/(mol.K)
Flash point, closed cup : 27,850C
Viscosity @200C : 3,102 Cp
Autoignition Temperature : 4000C
(Othmer,1991)
Sifat Kimia:
Reaksi Hidrogenasi dari butiraldehid :
C4H8O + H2 C4H10O (2.44)
29
Reaktor - Tekanan -Tekanan -Tekanan
10 15 atm 0,5 2 Mpa 2 atm
Konversi 97% 86% 60%
Katalis Rhodium, Co Fe Carbonilhidride Alkaline
Produk - Normal Butanol 75% - Normal Butanol - Normal Butanol
- Iso Butanol 25% - Iso Butanol 99%
Alat Utama - Reaktor - Reaktor - Mixer
- Separator - Separator - Reaktor
- Distilasi - Distilasi - Separator
- Distilasi
Utilitas - Air - Air - Air
30