Anda di halaman 1dari 15

KAPASITAS PABRIK

DATA VOLUME EKSPOR


NO. TAHUN VOLUME EKSPOR (TON)
1 2015 76182,221
2 2016 28880,515
3 2017 44086,139
4 2018 54468,874
5 2019 58493,141
6 2020 72060,388
7 2021 90912,4
(Sumber: https://comtrade.un.org/data/)
LAJU PERTUMBUHAN EKSPOR RUMUS
TAHUN KE- TAHUN VOLUME EKSPOR R R(t) = [Vt-V(t-1)]/V(t-1) x 100 %
1 2015 76182,221
2 2016 28880,515 -0,620902166
3 2017 44086,139 0,526501138
4 2018 54468,874 0,235510191
5 2019 58493,141 0,073881957
6 2020 72060,388 0,231945947
7 2021 90912,4 0,261614078
Rata-rata R* 0,490539413
PROYEKSI PERTUMBUHAN EKSPOR RUMUS
TAHUN KE- TAHUN PRODUK (TON) Vt+1= Vt(1+R*)
7 2021 135508,5153
8 2022 201980,7829
9 2023 301060,3177
10 2024 448742,2692
11 2025 668868,0386
12 2026 996974,1737
13 2027 1486029,3
14 2028 2214985,24
15 2029 3301522,8
16 2030 4921049,857
17 2031 7335018,766
18 2032 10933134,57
19 2033 16296267,98
20 2034 24290229,71
21 2035 36205544,74
DATA VOLUME IMPOR
NO. TAHUN VOLUME IMPOR (TON)
1 2015 10998,914
2 2016 30726,664
3 2017 54254,3
4 2018 94492,959
5 2019 66571,028
6 2020 38882,832
7 2021 16307,265
(Sumber: https://comtrade.un.org/data/)
LAJU PERTUMBUHAN IMPOR
NO. TAHUN VOLUME IMPOR (TON) R
1 2015 10998,914
2 2016 30726,664 -0,250549319
3 2017 54254,3 0,765707465
4 2018 94492,959 0,741667647
5 2019 66571,028 -0,295492186
6 2020 38882,832 -0,41591961
7 2021 16307,265 -0,580605008
Rata-rata R* 0,448646495
PROYEKSI PERTUMBUHAN IMPOR
TAHUN KE- TAHUN PRODUK (TON)
7 2021 23623,46229
8 2022 34222,04584
9 2023 49575,64676
10 2024 71817,58692
11 2025 104038,2956
12 2026 150714,7122
13 2027 218332,3396
14 2028 316286,3785
15 2029 458187,1537
16 2030 663751,2143
17 2031 961540,8701
18 2032 1392932,811
19 2033 2017867,235
20 2034 2923176,297
21 2035 4234649,098

PROYEKSI IMPOR
4500000

4000000

3500000

3000000

2500000

2000000

1500000

1000000

500000

0
2020 2022 2024 2026 2028 2030 2032 2034 2036
Kapasitas produksi pabrik (Light) Olefin dengan komoditi propilen ditentukan
berdasarkan kebutuhan di Indonesia yang dapat dilihat dari kebutuhan impor pada produk
tersebut. Data kebutuhan impor diperlukan untuk melihat perkembangan kebutuhan suatu
produk di Indonesia, sehingga dapat diprediksi kebutuhannya di tahun-tahun mendatang, baik
untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun untuk diekspor ke negara lain.
Dengan menggunakan metode analisa regresi linear, maka diperkirakan persamaan
untuk menghitung kebutuhan produk pada tahun 2035, yaitu didapatkan sebagai berikut:

Y = -1623,1x + 3E+06

Keterangan: Y = Kebutuhan Light (Olefin)


X = Tahun ke-

Berdasarkan persamaan di atas, kebutuhan (Light) Olefin di Indonesia untuk tahun


2035 dapat diperkirakan dengan mensubstitusikan harga pada tahun 2035 atau tahun ke-21 ke
persamaan di atas, sehingga akan diperoleh:

Y = -1623,1 (21) + 3.000.000


Y = 2965914,9 ton
Berdasarkan kebutuhan (Light) Olefin (Y), maka perancangan pabrik ini dirancang
dengan kapasitas sebesar 2.000.000 ton atau sekitar ±50% dari kebutuhan pada tahun 2035.
Pemilihan kapasitas ±50% dari jumlah kebutuhan impor dalam negeri karena diharapkan
pendirian pabrik ini dapat memenuhi setengah kebutuhan dalam negeri di awal pendirian.
NERACA MASSA DAN NERACA PANAS

DATA PRODUK
Kapasitas Produksi : 2.000.000 ton/tahun
Operasi Pabrik : 300 hari/tahun
Basis Perhitungan : 1 jam operasi
Bahan Baku : Kerosen
Produk Utama : (Light) Olefin Propilene
Kapasitas Produksi (kg/jam) : kg/jam
DATA NERACA MASSA
o % Berat Bahan Baku Kerosen
Bahan baku kerosen terdiri dari kandungan n-Paraffins 23.7%, i-Paraffins 17.9%,
Naphthenes 37.4%, Aromatics 21.0%
o % Berat C2-C4 Paraffins
o % Hidrogen (Production & Consumption
o % Metana
o % Berat C2-C4 Olefins
o % Berat Carbon Black Oil (CBO) dan Cracked Distillates (CD)
o % BTX (Benzene, Toluene, Xylene)
o Massa Input dan Ouput dari Setiap peralatan:
1. Steam Cracker
2. Separator
3. Reaktor (Ring Opening)
4. Gasoline Hydrocracker
5. Furnace
DATA PRODUK
Kapasitas Produksi : 2.000.000 ton/tahun
Operasi Pabrik : 300 hari/tahun
Basis Perhitungan : 1 jam operasi
Satuan : Kilo Joule (kJ)
Temperatur Referensi : 25C
DATA NERACA PANAS
o Nilai Cp (kJ) dari masing-masing komponen
o Nilai H (kkal) dari setiap komponen Input dan Output di peralatan:
1. Steam Cracker
2. Separator
3. Reaktor (Ring Opening)
4. Gasoline Hydrocracker
5. Furnace
ANALISA EKONOMI

Tujuan dari analisa ekonomi yaitu mendapatkan gambaran umum secara ekonomi kelayakan
Perancangan Pabrik Pembuatan (Light) Olefin ini didirikan. Dalam menganalisa ekonomi
dapat dilakukan dengan menghitung Total Capital Investment (TCI) dan Total Production
Cost (TPC) terlebih dahulu. Perhitungan tersebut kemudian dilanjutkan dengan menghitung
parameter-parameter ekonomi yang diperlukan untuk menganalisa kelayakan dan prospek
dari Perancangan Pabrik Pembuatan (Light) Olefin.

MENENTUKAN INDEKS HARGA


Indeks harga merupakan ukuran perubahan harga suatu barang yang menjadi pedoman nilai
standar untuk melakukan perbandingan harga dari waktu ke waktu dengan menggunakan
referensi “Plant Design and Economic for Chemical Engineers edisi 5” karangan Peter-
Timmerhaus, 1991 dan data cost plant index dari www.chemengonline.com

PERHITUNGAN BIAYA PERALATAN


Untuk menghitung biaya peralatan, digunakan perkiraan biaya peralatan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:

Nilai indeks sekarang


Harga sekarang = Harga asli ×
Nilai indeks pada waktu harga asli

PERHITUNGAN BIAYA
1. Biaya Pembelian Bahan Baku
o Kebutuhan per tahun (kg)
o Harga per kg (US $)
o Biaya per tahun (2035)
2. Perhitungan Biaya Bahan Bakar
o Kebutuhan per tahun (kg)
o Harga per mmbtu
o Biaya per tahun (2035)
3. Perhitungan Biaya Tanah
o Harga tanah per m2
o Luas tanah (m2)
o Total biaya tanah
4. Perhitungan biaya bangunan
o Harga tanah per m2
o Luas tanah (m2)
o Total biaya tanah
5. Perhitungan Biaya Katalis
o Kebutuhan (kg)
o Harga per kg (US $)
o Biaya (US $)

PERHITUNGAN BIAYA OPERATING LABOR

PERHITUNGAN TOTAL CAPITAL INVESTMENT (TCI)


1. Total Direct Cost (DC)
o Equipment, Installation and Investment (PEC)
Purchased Equipment Cost (PEC)
Installation, Insulation and Painting (55%PEC)
Instrument & Control (30% PEC)
Piping Instalation (80% PEC)
Electrical Instalation (40 % PEC)
o Land
o Building
o Service facility & Yard Improvement
2. Total Indirect Cost (IDC)
o Engineering & Supervision (15% DC)
o Construction Expenses (15% DC)
o Contractor’s fee (3% DC
o Contigency (15% FCI)
3. Fixed Capital Investment (FCI)
FCI = DC + IDC
4. Working Capital (WC)
WC = 15% TCI
5. Total Capital Investment (TCI)
TCI = FCI + WC
PERHITUNGAN TOTAL PRODUCTION COST (TPC)
1. Manufacturing Cost (MC)
o Direct Production Cost (DPC) Raw Material
Operating Labor (OL)
Direct Supervision & Clerical Labor (10 % OL)
Utilities
Maintenance & Repair (8 % FCI)
Operating Supplies (15% MR)
Laboratory Charge (10 % OL)
Patent & Royalties (0-6 % TPC)
2. Fixed Charge (FC)
o Depreciation
o Local Tax (1 % FCI)
o Insurance (0,4 % FCI)
3. Plant Overhead Cost (POC)
POC = 50 % (MR + OL + DSCL)
4. Total Manufacturing Cost (MC)
MC = DPC + FC + POC
5. General Expenses (GE)
o Administrative Cost (15 % OL)
o Distribution & Selling Cost (2 % TPC)
o Financing (0,5% TCI)
o Research & Development (4 % TPC)
6. Total Production Cost (TPC)
TPC = MC + GE

PROFITABILITAS
Keuntungan merupakan selisih antara penjualan dengan modal investasi produksi. Pabrik
dapat dikatakan layak berdiri dari segi ekonomi jika persentase ACF terhadap TCI lebih besar
dari bunga bank. Perkiraan keuntungan yang akan diperoleh setiap tahun dicari melalui
tahap-tahap perhitungan sebagai berikut:
1. Perhitungan Total Penjualan Produk
 Produk Utama
o Produksi produk utama (ton/tahun)
o Harga jual produk (US $/ton)
o Total harga jual produk utama (US $/ton)
 Produk Samping
o Produksi produk samping (ton/tahun)
o Harga jual produk samping (US $/ton)
o Total hara jual produk samping (US $/ton)
 Total harga penjualan produk (US $)
2. Perhitungan Annual Cash Flow (ACF)
Annual Cash Flow (ACF) adalah uang tunai yang tersedia setiap tahunnya (Peter,
1991) dapat dihitung dengan:
o Total penjualan produk per tahun
o Total Production Cost (TPC)
o Net Profit Before Tax (NPBT)
o Income Tax (30% NPBT)
o Net Profit After Tax (NPAT)
o Depreciation (9,09% FCI)
o Annual Cas Flow (ACF)

LAMA WAKTU PENGEMBALIAN MODAL


Lama waktu pengembalian modal dapat dilihat dari:
1. Lama Pengembalian Modal
Total Capital Investment adalah sejumlah uang atau modal yang diperlukan untuk
mendirikan pabrik (Peter dan Timmerhaus, 1991). Modal tersebut didapatkan dari
investor atau dari pinjaman modal dari bank. Pinjaman ini harus dikembalikan
beserta bunga, dilihat dari keuntungan (profitabilitas) yang didapatkan pabrik dengan
perhitungan berikut:
o Total Capital Investment (TCI)
o Annual Cash Flow (ACF)
o Bunga (i)
o Lama Angsuran (n)
o Pinjaman (P)
Perhitungan besar angsuran pertahun menggunakan persamaan:
A=P¿

Keterangan:
A = Jumlah uang pengangsuran pertahun (US $)
P = Pinjaman (US $) I = Bungan bang (%tahun)
n = Lama angsuran (tahun)
2. Pay Out Time (POT)
Suatu pabrik dapat dinyatakan layak didirikan jika pinjaman dari Bank sudah dapat
dilunasi sebelum mencapai setengah service life pabrik atau dengan kata lain, Pay Out
Time kurang dari setengah service life pabrik. Service life untuk chemical
manufacturing adalah 11 tahun (Peter dan Timmerhaus, 1991). Pay out time dapat
ditentukan menurut persamaan berikut:
FCI +Bunga TCI
POT = (Peter dan Timerhause , 1991)
ACF
Keterangan:
FCI (Fixed Capital Investment)
Bunga Total Capital Investment
ACF (Annual Cash Flow)
Depresiasi dapat dihitung dengan rumus:
FCI −TSV
Depresiasi = (merujuk pada perhitungan Straight Line Method)
Service Life

TOTAL MODAL AKHIR


Total modal akhir adalah uang tunai yang tetap ada hingga akhir umur pabrik. Total modal
akhir tersebut dapat dihitung menggunakan dua cara, yaitu:
1. Net Profit Over Total Life of Project (NPOTLP)
2. Total Capital Investment (TCS)
Pabrik dinyatakan layak didirikan apabila hingga akhir service life pabrik, nilai NPOLTP
lebih besar daripada nilai TCI ditambah dengan bunga modal atau pabrik juga dapat layak
didirikan layak didirikan jika TCS lebih besar dari TCI (Peter dan Timmerhaus, 1991).
1. Net Profit Over Total Life of Project (NPOTLP)
Net Profit Over Total Life of Project adalah total keuntungan yang diperoleh dalam
bentuk uang tunai (termasuk angsuran untuk membayar bunga modal) selama umur
pabrik dan ditambah Capital Recovery (CR):
NPOTLP = CCP + CR
Keterangan:
CCP = Cummulative Cash Position
CR = Capital Recovery
 Cummulative Cash Position (CCP)
CCP menunjukkan total keuntungan yang diperoleh dalam bentuk uang tunai
(termasuk uang tunai untuk membayar bunga modal) selama service life (Peter
dan Timmerhaus, 1991). Harga CCP ditentukan dengan persamaan Berikut:
CCP = (n . ACF) – TCI
Keterangan:
n (umur pabrik)
ACF (Annual Cash Flow)
TCI (Total Capital Investment)
 Capital Recovery (CR)
Capital Recovery (CR) adalah modal yang ada pada akhir umur pabrik.
Capital Recovery terdiri dari modal kerja (Working Capital), Salvage Value
(Vs) dan tanah (land) (Peter dan Timmerhaus, 1991). Harga CR ditentukan
dengan persamaan berikut:
CR = WC + Vs + L
Keterangan:
WC (Working Capital)
Vs (Salvage Value)
L (Land)
2. Total Capital Sink
Capital Sink menunjukan keuntungan yang diperoleh dalam bentuk uang tunai (tidak
termasuk uang tunai yang digunakan untuk membayar seluruh angsuran
pengembalian modal) selama umur pabrik. Total Capital Sink dapat ditentukan
dengan cara sebagai Berikut:
TCS = n . ACF – Σ Angsuran
Keterangan:
n (Umur pabrik)
ACF (Annual Cash Flow)
Σ Angsuran

LAJU PENGEMBALIAN MODAL


1. Rate of Return Investment (ROR)
2. Discounted Cash Flow Rate of Return (DCF-ROR)
 Rate of Return Investment (ROR)
Syarat suatu pabrik layak didirikan adalah jika nilai ROR lebih besar dari
bunga bank. Rate Of Return dapat ditentukan dengan persamaan berikut:

Net Profit After Tax


ROR = ×100 %
TCI
 Discounted Cash Flow Rate of Return (DCF-ROR)
Discounted Cash Flow Rate of Return adalah laju pengembalian modal yang
dihitung dari nilai bunga TCI. Perhitungan ini dilakukan dari nilai bunga TCI,
sehingga Total Percent Value dari Annual Cash Flow (ACF) selama umur
pabrik, serta Working capital (WC) dan Salvage value (Vs) pada akhir umur
pabrik jumlahnya sama dengan TCI (Peter dan Timmerhaus,1991).

1
TCI = ACF
¿¿
Keterangan:
TCI (Total Capital Investment)
ACF (Annual Cash Flow)
WC (Working Capital)
Vs (Salvage value)
n (Service Life
1
i (Discounted Factor) = (trial and error)
¿¿

BREAK EVEN POINT (BEP)

Break Even Point menunjukkan presentase kapasitas produksi yang seharusnya dicapai agar
seluruh modal yang diinvestasikan lunas terbayar dengan tercapainya titik impas, atau dengan
kata lain Total Production Cost (TPC) harus sama dengan Selling Price (SP). Pabrik ini layak
didirikan apabila BEP tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Nilai BEP yang memenuhi
syarat yaitu 20%-40% (20%<BEP<40%).

¿ Cost
BEP = × 100 %
Selling Price−Variable Cost

Keterangan:
Fixed Cost = Fixed Charge + Plant Overhead Cost + General Expenses
Variable Cost = Direct Production Cost
Selling Price = Total Income

Anda mungkin juga menyukai