Berikut merupakan data impor asam asetat di Indonesia mulai tahun 2014-2021 jika
disajikan dalam visualisasi grafik :
70000
50000
2014 2016 2018 2020
Tahun
Data di atas menunjukkan pertumbuhan ekspor asam asetat di Indonesia yang sangat
fluktuatif. Lonjakan tertinggi ekspor asam asetat terjadi pada tahun 2016 yang dapat
dilihat pada grafik berikut ini :
y = -2.0245x + 4095.6
60 R² = 0.0481
50
40
30
20
10
0
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tahun
Asam asetat akan dibuat dengan proses monsanto menggunakan bahan baku metanol dan
karbon monoksida dengan spesifikasi sebagai berikut:
Tabel 5. Spesifikasi Bahan Baku
Parameter Bahan Baku
Metanol Karbon Monoksida
Rumus Molekul CH3OH CO
Bentuk Cair Gas
Warna Tidak Berwarna Tidak Berwarna
Kemurnian 100% 100%
Berat Molekul 32.04 g/mol 28 g/mol
Titik Didih (pada 1 atm) 64.7℃ -191.5℃
Titik Beku/Titik Leleh -97.8℃ -205.1℃
Titik Nyala 9.7℃ -
Tekanan Uap 0.126326 atm (20℃) -
Densitas Uap 1.1 (20℃) 1
Viskositas (Kinetik) - -
Viskositas (Dinamik) 0.544-0.59 mPa.s -
(25℃)
pH 7-8.3 -
Densitas 791 kg/m (25℃)
3
1.2501 kg/m3 (25℃)
Suhu Kritis 240℃ -139.8℃
Tekanan Kritis 78.5068 atm 34.5324 atm
Kelarutan dalam Air 1000 g/l 41 g/l Larut
Setelah didapatkan data-data penunjang, dilakukan perhitungan kapasitas produksi
pabrik yang akan didirikan pada tahun 2025 mendatang. Perhitungan meliputi perkiraan
impor dan ekspor serta kapasitas pabrik asam asetat pada tahun 2025. Diketahui bahwa
Indonesia dapat menghasilkan 33.000 ton asam asetat setiap tahunnya dari produksi PT.
Indo Acidatama sebagai satu-satunya pabrik asam asetat di Indonesia yang memiliki
kapasitas produksi 65.000 ton/tahun. Sedangkan, konsumsi asam asetat untuk berbagai
keperluan industri di Indonesia mencapai 239.156 ton per-tahun. Sehingga didapatkan
data:
m2 = 65.000 ton/tahun
m5 = 239.156 ton/tahun
Tahun Pertama
Dilakukan perancangan pabrik mulai awal hingga akhir yang meliputi: penentuan
kapasitas produksi, perancangan kondisi operasi dan peralatan, penentuan peralatan
yang akan digunakan selama proses produksi beserta spesifikasinya, perancangan
utilitas, hingga estimasi biaya pembangunan dan produksi. Serta melakukan survei
lokasi pendirian pabrik.
Tahun Kedua
Penanaman modal baik dari investor maupun hasil pinjaman dari bank dan
sejenisnya. Pada tahap ini, pendiri pabrik akan berusaha mencari investor untuk
menanamkan modalnya di pabrik dengan memaparkan benefit dan prediksi
keuntungan yang akan didapatkan.
Tahun ketiga sampai kelima
Pada tahun ketiga masih tetap dilakukan pencarian investor namun bersamaan
dengan dimulainya pembangunan pabrik asam asetat. Proses pembangunan pabrik
akan diawasi langsung oleh engineer yang telah merancang pabrik pada tahun
pertama. Tujuan pengawasan ini agar tidak ada misskomunikasi antar kontraktor
dengan engineer sehingga pembangunan pabrik akan berjalan dengan lancar dan
menghindari potensi kesalahan yang dapat terjadi. Target pembangunan pabrik di
tahun kelima yakni peralatan yang akan digunakan pada proses produksi asam
asetat sudah selesai dan dapat ditempatkan pada layout masing-masing peralatan
sesuai rancangan engineer.
Tahun Keenam
Pabrik asam asetat mulai beroperasi dengan bantuan berbagai macam tingkatan
pekerja. Mulai dari process engineer, teknisi, operator, hingga buruh pabrik. Proses
produksi asam asetat juga akan diawasi sesuai dengan protokol keselamatan dan
keamanan kerja yang berlaku. Pada tahun ini, perusahaan masih melakukan
branding produk dan pemasaran produk masih terbatas untuk memenuhi kebutuhan
domestik, khususnya untuk industri-industri yang lokasinya dekat dengan pabrik.
Tahun Ketujuh
Pada tahun ini dilakukan evaluasi dan analisa hasil produksi di tahun pertama
beroperasinya pabrik. Kinerja dari sistem yang dinilai bagus dipertahankan dan
sistem yang dinilai kurang optimal diperbaiki.
Tahun Kedelapan
Setelah branding perusahaan dirasa cukup stabil, dilakukan perluasan jangkauan
pasar. Pada tahun ini, produk asam asetat tidak hanya akan memenuhi kebutuhan
domestik tetapi juga diekspor meskipun dengan jumlah yang belum terlalu banyak.
Tahun Kesembilan
Pada tahun ini, sistem yang telah ditinjau di tahun-tahun sebelumnya kembali
dikembangkan dan diperbaiki. Hal ini juga didukung dengan pengembangan
Sumber Daya Manusia di dalam pabrik, terutama tenaga ahli. Misalnya dengan
melakukan training khusus untuk meningkatkan skill para pekerja dan
memunculkan awareness para pekerja terhadap keselamatan pada industri.
Tahun Kesepuluh
Pada tahun ini dan tahun-tahun selanjutnya akan terus dilakukan evaluasi untuk
meninjau kinerja dan optimasi produksi asam asetat di pabrik yang telah beroperasi
tersebut. Dan pada tahun kesepuluh, pengembalian modal produksi mulai dapat
dilakukan. Misalnya membayar uang pinjaman pada bank dan sebagainya, tentunya
harus melewati perencanaan dan Analisa ekonomi yang cukup matang.
3.8 Analisis Ekonomi (Biaya)
a. Biaya Bahan Baku
Diketahui Kapasitas produksi : 119.090,711 𝑡𝑜𝑛/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
Konsumsi : 55.567,3072 𝑡𝑜𝑛/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
Harga bahan baku : Rp. 5066,25/kg
Maka biaya bahan baku : Rp. 281.517.870 juta/tahun