Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PRA RANCANGAN PABRIK METHYL ACRYLATE DENGAN


PROSES ESTERIFIKASI ASAM AKRILAT DAN METANOL
DENGAN KAPASITAS 35.000 TON/TAHUN

Diajukan untuk memenuhi Tugas


Mata Kuliah Aplikasi Komputasi Proses

Disusun Oleh:

Rati Halimatussakdiyah NIM.180140178

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang harus
mempersiapkan diri untuk menghadapi era perdagangan bebas yang akan segera
dimulai. Saat ini Indonesia masih tertinggal dibanding negara-negara lain dalam
menghadapi era tersebut. Oleh karena itu berbagai upaya harus dilakukan agar
Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara lain. Industri kimia memegang
peranan penting dalam meningkatkan kemajuan bangsa. Salah satunya yaitu
industri petrokimia yang saat ini mulai berkembang pesat di Indonesia. Hal
tersebut dapat menunjang pertumbuhan industri lainnya. Namun berbagai
kebutuhan produk-produk kimia belum seluruhnya dapat dihasilkan sendiri.
Sebagian atau seluruhnya masih diimpor dari berbagai negara, terutama bahan-
bahan yang merupakan produk antara untuk dijadikan berbagai produk lain yang
lebih bermanfaat dan luas penggunaannya salah satunya yaitu Methyl acrylate.
Methyl acrylate merupakan bahan intermedit yang banyak digunakan
sebagai bahan baku pada industri polimer (poliakrilat). Polimer digunakan sebagai
pelapis cat, bahan perekat, dan binder untuk industri kulit, kertas, dan tekstil.
Methyl acrylate sendiri merupakan bahan aditif dalam pembuatan perekat berbasis
kopolimer, industri fiber serta digunakan dalam produksi antioksidan dan amino
ester. Pembangunan industri kimia yang menghasilkan produk methyl acrylate
sangat penting karena dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap
industri luar negeri. Sehingga pada akhirnya akan mengurangi pengeluaran devisa
negara untuk mengimpor bahan baku tersebut. Selain itu, mengingat nilai strategis
methyl acrylate yang ditunjukkan dengan luas penggunaannya, maka adanya
industri methyl acrylate monomer sebagai bahan baku produk intermediet
mempunyai prospek yang cukup baik di Indonesia.
Manfaat dari pendirian pabrik Metil Akrilat yaitu dapat membuka
lapangan pekerjaan baru, dapat menekan biaya impor untuk mendatangkan bahan
baku karena sampai tahun 2017 Indonesia mengimpor metil akrilat hingga 29.742

1
ton, dapat mencukupi kebutuhan akan Metil Akrilat di Indonesia karena pabrik
metil akrilat di Indonesia belum ada didirikan dan masih mengharapkan import
dari luar negeri, sehingga pabrik metil akrilat ini dapat memenuhi kebutuhan
dalam negeri, meningkatkan sumber daya manusia dan diharapkan dapat
mengekspor ke negara asing sehingga dapat menambah pendapatan negara,
Firman (2018).
Pembuatan metil akrilat dapat dibuat melalui beberapa proses, salah
satunya yaitu proses esterifikasi. Esterifikasi adalah reaksi pengubahan dari suatu
asam karboksilat dengan alkohol menghasilkan ester dengan menggunakan katalis
asam. Reaksi dapat berlangsung dengan adanya asam mineral seperti H 2SO4 atau
HCl.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apakah pabrik Methyl acrylate dengan proses esterifikasi layak didirikan?
b. Apakah pendirian pabrik Methyl acrylate memenuhi kebutuhan di dalam negeri
maupun luar negeri?

1.3 Tujuan Perancangan Pabrik


Tujuan dari prarancangan pabrik pemuatan Metil Akrilat dengan proses
esterifikasi asam akrilat dan metanol sebagai berikut:
a. Untuk menganalisa kelayakan pendirian pabrik Methyl acrylate dengan proses
esterifikasi.
b. Untuk memenuhi kebutuhan Methyl acrylate di dalam negeri maupun luar
negeri sehingga menambah devisa negara.

1.4 Manfaat
Manfaat dari prarancangan ini adalah agar mahasiswa lebih memahami
dan mampu merealisasikan ilmu yang didapat selama perkuliahan dalam bentuk
pra rancangan pabrik Methyl acrylate dengan kapasitas dan hasil produksi yang
lebih baik.
Selain alasan-alasan diatas, pendirian pabrik Methyl acrylate juga
memiliki manfaat sebagai berikut
a. Menghembat sumber devisa negara karena dapat mengurangi ketergantungan
impor
b. Membantu pabrik-pabrik di Indonesia yang memakai Methyl acrylate sebagai
bahan bakunya, karena selain lebih murah juga sistem kontinuitasnya lebih
terjaga.
c. Membuka lapangan kerja

1.5 Batasan Masalah


Didalam penyusunan dan penyelesaian tugas prarancangan pabrik Methyl
acrylate ini, penyusunan membatasi hanya pada flowsheet pabrik Methyl acrylate
dari, dynamic mode, neraca massa, neraca energi, spesifikasi peralatan, analisa
ekonomi, unit utilitas, Autodesk P&ID Drawings, autodesk plant 3D, dan aspen
HYSYS.

1.6 Kapasitas Pabrik


Kapasitas produksi dari pabrik akan mempengaruhi perhitungan teknis
maupun ekonomis dalam perancangan pabrik. Semakin besar kapasitas
produksinya maka kemungkinan keuntungannya juga semakin besar. Namun ada
faktor-faktor lain yang harus dipertimbangkan dalam penentuan kapasitas
priduksi. Pabrik methyl acrylate yang dirancang direncanakan berdiri pada tahun
2023. Untuk memperoleh kapasitas perancangan pabrik tersebut terdapat
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
a. Kebutuhan Methyl Acrylate di Indonesia
Proyeksi kebutuhan methyl acrylate dapat dicari melalui data impor.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia memiliki kebutuhan
impor methyl acrylate yang dapat dilihat pada Tabel 1.1
Tahun Impor (Ton)
2010 26.807
2011 25.800
2012 27.342
2013 29.464
2014 27.465
2015 25.988
2016 27.464
(Sumber : bps.go.id)
Tabel 1.2 Data Ekstrapolasi Methyl Acrylate
Tahun Kapasitas (Tahun/Ton)
2010 26.807
2011 25.800
2012 27.342
2013 29.464
2014 27.465
2015 25.988
2016 27.464
2017 29.742
2018 31.365
2019 31.634
2020 31.904
2021 32.173
2022 32.443
2023 32.982
Tabel 1.2 menunjukkan bahwa terjadinya kenaikan rata-rata sekitar 6% setiap
tahunnya.Grafik impor methyl acyrilate di Indonesia dapat diliat pada gambar 1.2
35
30
Kapasitas Impor (Ton)

f(x) = 0.56 x − 1100.57


25 R² = 0.76
20
15
10
5
0
2008 2010 2012 2014 2016 2018 2020 2022 2024
Tahun

Gambar 1.2 Grafik Impor Methyl Acrylate di Indonesia


Dari data pada tabel di atas dapat diperkirakan impor methyl acrylate pada
tahun 2023 dengan metode persamaan regresi linier adalah sebesar 32.713
ton/tahun. Oleh karena itu dapat ditentukan bahwa kapasitas perancangan pabrik
methyl acrylate adalah sebesar 35.000 ton/tahun. Sehingga diharapkan:
1. Memenuhi kebutuhan methyl acrylate dalam negeri sekitar 75% atau 26.250
ton/tahun, dan sekitar 25% atau 8.750 ton/tahun di ekspor.
2. Meningkatkan pendapatan negara di sektor industri, serta dapat menghemat
impor methyl acrylate.
3. Meningkatkan pertumbuhan industri kimia di Indonesia dalam rangka
menghadapi era pasar bebas.
4. Memberikan lapangan pekerjaan baru sehingga mengurangi jumlah
pengangguran serta meningkatkan perekonomian masyarakat Indonesia.

1.9 Ketersediaan Bahan Baku


Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan methyl acrylate adalah
methanol (CH3OH) dan acrylic acid (C2H3COOH). Bahan baku methanol
didapatkan dari pabrik PT. Kaltim Methanol Industri, Kalimantan Timur
(kapasitas 660000 MTPY) dan Marine Jasrum Medco Methanol Bunyu (MMB),
Kalimantan Timur (kapasitas 110 juta galon/tahun). Sedangkan acrylic acid
didapat dari PT. Nippon Shokubai Indonesia, Cilegon (kapasitas 60.000
ton/tahun). Produksi dari PT. Kaltim Methanol Industri telah dipasarkan di
berbagai wilayah baik dalam maupun luar negeri. Untuk pemasaran ke luar negeri
dilakukan oleh Sojitz Corporation sebesar 70% (480000 MT) dan sisanya 30%
(180.000 MT) untuk wilayah Indonesia dipasarkan oleh PT. Humpuss. Untuk
wilayah Indonesia sendiri, 80% produk methanol telah dipasarkan ke beberapa
industri misalnya industri formaldehyde yang menghasilkan adhesives untuk
playwood dan industri woodprocessing serta industri MTBE dan sisanya 20%
dapat digunakan untuk memenuhi pembuatan methyl acrylate. Dengan
mengadakan kontrak kerjasama dengan kedua pabrik tersebut maka diharapkan
kebutuhan methanol dan acrylic acid sebagai bahan baku pembuatan methyl
acrylate dapat terpenuhi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemilihan Proses


Proses produksi Metil Akrilat dapat dibuat melalui beberapa cara, antara lain :
2.1.1 Proses Oksidasi Propilena
Pada proses ini, pembuatan metil akrilat berlangsung dalam dua tahap.
Tahap pertama adalah oksidasi katalitik terhadap propilena membentuk asam
akrilat. Katalis yang digunakan adalah Cobalt Molibdate dan tellurium oxide.
Reaksi sangat eksoterm, suhu keluaran yang dihasilkan sebesar 400-500oC pada
tekanan atmosfer.
Reaksi Oksidasi propilena ini sangat kompleks dan jika tidak dapat
dikendalikan dengan baik mengakibatkan terbentuknya produk samping yang
bermacam macam, tergantung dari kondisi dan katalisnya. Selanjutnya, akrolein
yang terbentuk diubah menjadi asam akrilat pada suhu 400 oC. Gas panas yang
keluar dari reaktor didinginkan dengan menggunakan heat exchanger untuk
mencegah terjadinya reaksi samping dan pembentukan polimer. Asam akrilat
yang terkandung dalam gas panas tersebut dipisahkan, kemudian diumpankan
dalam menara esterifikasi.
Tahap selanjutnya adalah tahap esterifikasi dari asam akrilat dan metanol
dengan menggunakan katalis asam atau cation exchange resin sehingga terbentuk
metil akrilat. Metil akrilat yang dihasilkan dialirkan ke menara distillasi untuk
dimurnikan, sedangkan larutan akrilik dan asam asetat yang tak bereaksi di
recycle. Konversi yang diperoleh sebesar 58% terhadap propilena.
Air hasil reaksi dinetralkan dalam kolom penetral. Penetralan dilakukan
dengan menggunakan larutan H2SO4 jika pH air lebih dari 7, dan menggunakan
larutan NaOH jika pH air kurang dari 7. Air yang netral dialirkan ke kolam
penampungan akhir bersama-sama dengan aliran air dari pengolahan yang lain.
Adapun flowsheet dasar pembuatan metil akrilat dengan proses oksidasi
propilen dari asam akrilat dan metanol dapat dilihat pada gambar 1.1
Metanol

Propilen

Oksigen

Reaktor

Heat Exchanger
Separator Kolom Esterifikasi

Metil Akrilat

Gambar 1.1 Flowsheet Dasar Proses Oksidasi Propilen

Uji Ekonomi Awal


Berikut ini merupakan rincian tentang harga bahan baku yang digunakan
dan produk yang dihasilkan. Dapat dilihat pada Tabel 2.1
Tabel 2.1 Harga Bahan Baku dan Produk
Bahan (kg) Harga dalam Rp
Propilen 14.500
Metil Akrilat 40.600
Sumber: Alibaba.com
Berikut adalah reaksi dasar pembentukan metil akrilat sebagai berikut:
1. Tahap Oksidasi Propilen
CH2=CHCH3(g) + O2(g) → CH2=CHCHO(g) + H2O(g) ∆H=-34.332 j/kmol ….(2.2)
CH2=CHCHO(g) + ½ O2(g) → CH2=CHCOOH(g) ∆H=-27.411 j/kmol ....…...(2.3)
2. Tahap Esterifikasi
H2SO4
CH2CHCOOH(l) + CH3OH(l) CH2=CHCOOCH3(l)+ H2O(l)
∆H=-1.7964j/kmol ................ (2.4)
a. Harga Bahan Baku
1. Propilen (C3H8O2)
Mol × BM × Harga = 1 mol × 42,8 kg/mol × Rp 14.500
= Rp. 620.600

b. Harga Produk
1. Metil Akrilat (CH2CHCOOCH3)
Mol × BM × Harga = 1 mol × 86 kg/mol × Rp. 40.600
= Rp. 3.491.600
c. Total Bahan Baku
Rp. 620.000

d. Keuntungan yang Didapat


Rp. 3.491.600 – Rp. 620.000
= Rp. 2.871.600

2.1.3 Proses Esterifikasi


Adapun flowsheet dasar pembuatan metil akrilat dengan proses esterifikasi
asam akrilat dan metanol dapat dilihat pada gambar 1.2

Gambar 1.2 Flowsheet Dasar Proses Esterifikasi


(Kirk-Othmer, 1998)
Proses pembuatan metil akrilat dengan cara esterifikasi dapat dilihat pada
reaksi (2.4) diatas. Dimana asam acrilat dan metanol direaksikan dan
menghasilkan metil akrilat dan air. Metil akrilat merupakan produk utama dan air
adalah produk samping. Pada proses ini, reaksi berlangsung pada tekanan
atmosfer, suhu 80-95oC, rasio molar methanol dan asam akrilat sebesar 1.2 : 1,
dengan konversi reaktor sebesar 98% terhadap asam akrilat.
Setelah proses esterifikasi yang dilangsungkan dalam reaktor selesai, maka
produk yang keluar berupa campuran metil akrilat, asam akrilat, metanol, air dan
katalis asam sulfat. Kemudian keluaran reaktor dialirkan ke kolom distillasi 1
yang berfungsi untuk memisahkan asam akrilat dan asam sulfat dari campuran
tersebut. Asam sulfat dan asam akrilat yang merupakan bottom product distilasi 1
di recycle ke reaktor sedangkan top product yang berupa campuran metil akrilat,
methanol dan air masuk ke distilasi 2. Pada menara distillasi 2 terjadi pemisahan
methanol terhadap air dan metil akrilat. Metanol bersama sedikit air dan metil
akrilat yang terikut sebagai top product menara distillasi 2 di –recycle bersama
dengan bottom product menara distillasi 1. Bottom product menara distillasi 2
berupa metil akrilat dimurnikan dengan kemurnian 99.5 % dari air dan reaktan
yang tersisa. Air yang merupakan produk samping dari proses ini sudah aman
dibuang karena sudah tidak mengandung metyl acrylate dan methanol.
Uji Ekonomi Awal
Berikut ini merupakan rincian tentang harga bahan baku yang digunakan
dan produk yang dihasilkan. Dapat dilihat pada Tabel 2.1
Tabel 2.1 Harga Bahan Baku dan Produk
Bahan (kg) Harga dalam Rp
Asam Akrilat 15.370
Metanol 7.000
Metil Akrilat 40.600
Sumber: Alibaba.com
Berikut adalah reaksi dasar pembentukan metil akrilat sebagai berikut:
CH2CHCOOH + CH3OH → CH2CHCOOCH3 + H2O
a. Harga Bahan Baku
e. Asam Akrilat (CH2CHCOOH)
Mol × BM × Harga = 1 mol × 72 kg/mol × Rp 15.370
= Rp. 1.106.640
f. Metanol (CH3OH)
Mol × BM × Harga = 1 mol × 32 kg/mol × Rp. 7.000
= Rp. 224.000
b. Harga Produk
2. Metil Akrilat (CH2CHCOOCH3)
Mol × BM × Harga = 1 mol × 86 kg/mol × Rp. 40.600
= Rp. 3.491.600
g. Total Bahan Baku
Rp. 1.106.640 + Rp. 224.000
= Rp. 1.330.640

h. Keuntungan yang Didapat


Rp. 3.491.600 – Rp. 1.330.640
= Rp. 2.160.960

2.2 Perbandingan Proses


Berikut adalah perbandingan proses yang digunakan pada produksi Methyl
Acrylate :
Proses Konversi Tahapan Bahan Kondisi Produk
reaksi reaksi baku operasi samping
Oksidasi 58% Reaksi Bahan Berlangsung H2O
Propilen berlangsung baku dan pada suhu
2 tahap katalis tinggi yaitu
susah 400 - 500°C
diperolah
Esterifikasi 98% Reaksi Bahan Berlangsung H2O
Asam berlangsung baku pada tekanan
Akrilat 1 tahap relatif 1 atm dari
mudah suhu 50 -
didapat 100°C

Membutu
hkan
katalis
asam yang
bersifat
korosif
(Sumber : Lutfa dan Iqbal, 2018)
Dari beberapa proses yang telah dijelaskan di atas perlu dipertimbangkan
kelayakan pemakaian suatu proses dalam perancangan agar pabrik yang dirancang
mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Kriteria yang harus di perhatikan dalam
pemilihan suatu proses antara lain yaitu, proses sederhana, peralatan yang
digunakan sederhana, murah dan mudah didapat, kondisi operasi (suhu dan
tekanan) yang tidak terlalu tinggi, serta bahan baku yang digunakan murah dan
mudah didapat. Setelah mengetahui kelebihan dan kekurangan pada masing-
masing proses dan melakukan beberapa pertimbangan, maka dipilih proses
esterifikasi acrylic acid untuk memproduksi methyl acrylate.
Proses pembuatan metil akrilat dari asam akrilat dan metanol meliputi tiga
tahapan, yaitu: tahap persiapan bahan baku, tahap esterifikasi dan tahap
pemisahan produk. Proses ini diawali dengan mengalirkan umpan segar berupa
metanol 96% (suhu 30°C, tekanan 1 atm) dan asam akrilat 99% (suhu 30°C,
tekanan 1 atm) dari masing-masing tangki bahan baku dialirkan menggunakan
pompa menuju heater untuk menaikkan suhu menjadi 45°C, kemudian dialirkan
ke reaktor. Di dalam reaktor terjadi reaksi esterifikasi antara asam akrilat dengan
metanol yang menghasilkan metil akrilat dengan bantuan katalis asam sulfat.
Reaksi yang terjadi di dalam reaktor merupakan reaksi isotermal pada suhu 55°C
dan tekanan 1 atm. Reaktor yang digunakan adalah reaktor alir tangki
berpengaduk (RATB) dengan konversi sebesar 98%. Reaksi yang terjadi
merupakan reaksi eksotermis, sehingga diperlukan pendingin berupa koil yang
dialiri air untuk menjaga suhu reaksi tetap pada 55°C.
Cairan yang keluar dari reaktor dengan suhu 55°C di pompakan menuju
distilasi untuk memisahkan produk yang berupa metil akrilat dan air. Hasil atas
distilasi berupa metil akrilat dengan suhu 76°C dan tekanan 1 atm di pompakan
menuju cooler untuk menurunkan suhu menjadi 30°C, yang kemudian di alirkan
ke tangki penyimpanan produk. Sedangkan hasil bawah distilasi berupa air
dengan suhu 100°C dan tekanan 1 atm di pompakan menuju cooler untuk
menurunkan suhu menjadi 30°C.

2.3 Lokasi Pabrik


Penentuan lokasi pabrik sangat penting pada suatu perancangan karena
akan berpengaruh secara langsung terhadap kelangsungan hidup pabrik. Lokasi
yang dipilih untuk pembangunan pabrik metil akrilat adalah di Cilegon, Banten.
Lokasi pabrik dapat dilihat pada gambar 1.3

Gambar 1.3 Lokasi Pabrik


Pertimbangan utama dalam penentuan lokasi pabrik metil akrilat didasarkan pada
faktor-faktor sebagai berikut:
1. Sumber Bahan Baku
Lokasi pabrik dipilih karena dekat dengan salah satu sumber bahan baku
yakni bahan baku asam akrilat yang diproduksi oleh PT. Nippon Shokubai
Indonesia di Cilegon, Banten. Meskipun bahan baku metanol diperoleh dari PT.
Kaltim Methanol Industri dan Marine Jasrum Medco Methanol Bunyu (MMB)
yang keduanya berlokasi di Kalimantan Timur, akan tetapi hal ini tidak
menghalangi pendistribusian bahan baku karena bahan baku methanol dapat di
distribusi melalui jalur laut.
2. Daerah Pemasaran
Pemasaran produk metil akrilat yang akan didirikan di tujukan untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri, diantaranya akan dijual keberbagai pabrik
yang akan menggunakan metil akrilat sebagai bahan baku produksi polimer
diantaranya PT. Shin-Etsu Polymer Indonesia, Karawang dan PT. WMK
(Polymer & Plastic Chemical) Indonesia, Bandung.
3. Transportasi
Jalur transportasi baik darat maupun laut yang berperan dalam
pendistribusian bahan baku maupun produk cukup memadai, untuk transportasi
darat tersedia jalan raya yang menghubungkan ke daerah daerah lain yang
berpotensi untuk menunjang jalannya proses produksi dan pemasaran. Karena
metanol di peroleh dari Kalimantan Timur maka adanya pelabuhan laut menjadi
hal yang sangat penting. Transportasi laut dapat dilakukan melalui pelabuhan
Tanjung Priok.
4. Penyediaan Utilitas
Untuk menjalankan proses produksi pabrik diperlukan sarana pendukung
sebagai pembangkit tenaga listrik dan air. Sumber air diperoleh melalui
pengolahan air sungai Ciujung atau Cidanau, Cilegon Jawa Barat. Sedangkan
untuk listrik dapat disuplai dari PLN dan penyediaan generator.
5. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang terampil dibutuhkan dalam proses suatu pabrik. Untuk
kebutuhan tenaga kerja dapat dipenuhi dari daerah Banten karena daerah ini
terdapat sumber daya manusia yang berkualitas, selain dari daerah Banten sendiri
tenaga kerja dari berbagai daerah pun digunakan. Masyarakat di sekitar lokasi
pabrik dapat menjalin kerjasama yang baik, sehingga kondisi dan lingkungan
yang harmonis antara pabrik dan masyarakat dapat terjalin.

6. Kawasan Industri
Pendirian pabrik perlu memperhatikan beberapa faktor kepentingan yang
terkait di dalamnya, kebijaksanaan pengembangan industri, dan hubungannya
dengan pemerataan kesempatan kerja, kesejahteraan, dan hasil-hasil
pembangunan. Merak, Banten merupakan suatu kawasan industri yang telah
memenuhi faktor kelayakan baik mengenai iklim, sosial dan karakteristik
lingkungan. Sehingga tidak menghambat pendirian dan kelangsungan operasional
dari pabrik.
7. Komunitas Masyarakat
Masyarakat di sekitar lokasi perlu juga diperhatikan karena pada beberapa
jenis industri masyarakat ini dapat dijadikan pegawai yang prospektif, dan akan
mempengaruhi tingkat keamanan yang merupakan salah satu hal penting yang
perlu dijadikan pertimbangan. Merak, Banten merupakan kawasan industri
sehingga masyarakat sekitar sudah terbiasa dengan keadaan tersebut.

2.4 Methyl acrylate


Metil akrilat adalah salah satu bahan kimia yang digunakan sebagai bahan
baku bagi industri polimer (poliakrilat). Polimer ini digunakan cat (coating),
bahan perekat, dan binder untuk industri kulit, kertas, dan tekstil serta untuk
komponen kopolimer dari acrylic fiber. Produk serat akrilat dan akrilat resin
merupakan bahan yang relative baru dibandingkan dengan bahan plastik dari
polypropylene, polyetilene, PVC, dan polystyrene. Serat akrilat termasuk bahan
plastik yang lebih kuat dibandingkan produk sebelumnya. Kelebihan produk
akrilat resin antara lain tahan cuaca, tembus cahaya, ketahanan elektriknya tinggi,
tahan terhadap produk kimia, sangat keras namun liat. Selain itu polimetil akrilat
banyak juga digunakan sebagai tinta cetak, pelapis, glazing untuk menimbulkan
efek mengkilat, dan banyak digunakan pada industry cat yang bermutu tinggi.
Hasil polimerisasi dari Metil akrilat ini bisa memiliki sifat fisis yang bervariasi
dengan mengontrol rasio monomer yang digunakan. Sifat dari hasil polimerisasi
pada umumnya mempunyai daya tahan tinggi terhadap bahan-bahan kimia dan
juga terhadap lingkungan, sangat jernih dan kuat (John Wiley, 1990).

2.5 Sifat Bahan Baku Dan Produk


2.5.1 Spesifikasi Produk
a. Methyl Acrylate
- Rumus molekul : CH2CHCOOCH3
- Berat molekul : 86,09 g/mol
- Kenampakan : Cairan tak berwarna (pada 1 atm, 30°C)
- Titik didih : 80,5°C (760 mmHg)
- Titik leleh : -76,5°C (760 mmHg)
- Suhu kritis : 263°C
- Spesifik gravity : 0,9561
- Tekanan kritis : 39,52 atm
- Tekanan uap : 65 mmHg (20°C)
- Densitas : 0,9561 g/ml (25°C)
- Viskositas : 0,49 cp (20°C)
- Kemurnian : 99,5% (0,45% air dan 0,05% metanol)
- Kelarutan : larut dalam alkohol, eter, dan sedikit larut dalam air
(Sumber: Methyl Acrylate MSDS)

2.5.2 Spesifikasi Bahan Baku


a. Asam Akrilat
- Rumus molekul : CH2CHCOOH
- Berat molekul : 72,06 g/mol
- Kenampakan : Cairan tak berwarna (pada 1 atm, 300C)
- Titik didih : 141°C
- Titik leleh : 14°C
- Suhu kritis : 342°C
- Spesifik gravity : 1,05
- Tekanan kritis : 56 atm
- Tekanan uap : 3 mmHg (20°C)
- Densitas : 1,0511 g/ml (20°C)
- Viskositas : 1,19 cp (20°C)
- Kemurnian : 99% (1% air)
- Kelarutan : larut dalam air, sedikit larut dalam acetone, tidak larut dalam
diethyl ether.
(Sumber: Acrylic Acid MSDS)

b. Metanol
- Rumus molekul : CH3OH
- Berat molekul : 32,04 g/mol
- Kenampakan : Cairan tak berwarna (pada 1 atm, 30°C)
- Titik didih : 64,5°C
- Titik leleh : -97,8°C
- Suhu kritis : 240°C
- Spesifik gravity : 0,7915 13
- Tekanan kritis : 78,5 atm
- Tekanan uap : 128 mmHg (20°C)
- Densitas : 0,7924 g/cm3 (20°C)
- Viskositas : 0,55 cp (20°C)
- Kemurnian : 99,9% (0,1% air)
- Kelarutan : mudah larut dalam air.
(Sumber: Methyl Alcohol MSDS)

2.5.3 Spesifikasi Bahan Pembantu


a. Asam Sulfat
- Rumus molekul : H2SO4
- Berat molekul : 98,08 g/mol
- Kenampakan : Cairan kental tak berwarna (1 atm, 30°C)
- Titik didih : 270°C (760 mmHg)
- Titik leleh : -35°C
- Suhu kritis : 650,89°C
- Spesifik gravity : 1,84
- Tekanan kritis : 63,16 atm
- Densitas : 1,84 g/cm3
- Viskositas : 3,9 cp (25°C)
- Kemurnian : 93% (3% air)
- Kelarutan : larut dalam air.
(Sumber: Sulfuric Acid MSDS)

2.6 Kegunaan Methyl acrylate


Methyl acrylate merupakan bahan baku untuk produksi polimer
(poliakrilat). Polimer ini digunakan sebagai bahan perekat, binder untuk industri
kulit, kertas, dan untuk komponen kopolimer dan acrylic fiber. Selain itu, polimer
ini juga digunakan oleh berbagai pabrik cat (coating) yaitu PT. ICI Indonesia,
Jakarta dan berbagai industri tekstil seperti PT. Acryl Textile Mills, Jakarta.
Berikut adalah penjelasan tentang kegunaan produk methyl acrylate yang telah
banyak digunakan dalam berbagai macam industri:
a. Sebagai bahan baku pembuatan polimer emulsi dan larutan polimer. Polimer
emulsi banyak digunakan sebagai bahan pelapis pada proses akhir pada industri
kayu, furniture dengan bahan baku besi, kontainer, kaleng serta kawat; bahan
perekat dan bahan pengikat pada industri kulit, tekstil, dan kertas; bahan baku
untuk pembuatan cat dan pengkilap lantai serta serat dan plastik sintesis.
b. Digunakan sebagai amfoter surfaktan. Proses pembuatannya yaitu amina lemak
dasar (lauril amina) direaksikan dengan methyl acrylate untuk menghasilkan
ester N-lemak amino propionik.
c. Digunakan sebagai substrat untuk menghasilkan sistein dan vanilin yang
kemudian diproses lebih lanjut untuk industri pangan sebagai bahan tambahan
makanan. Sistein dan vanilin dalam industri pangan terutama digunakan pada
reaksi flavour (savoury flavour), selain itu digunakan sebagai antioksidan,
kondisioner alami adonan roti. Di Amerika, sistein dalam bentuk n-acetyl
sistein digunakan pada produk dietary supplement.

DAFTAR PUSTAKA
Biro Pusat Statistik, 2008-2017, “Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia”,
Indonesia foreign, Trade Statistic Import, Yogyakarta
Brown, G.G., 1950 “Unit Operation”, Modern Asia Editions, New York.
Fesseden,RJ., dan Fesseden., 1986 Kimia Orgaik, Erlangga, Jakarta
Firman F., Galih S. 2018. Prarancangan Pabrik Metil Akrilat Dari Asam Akrilat
Dan Metanol Kapasitas Produksi 30.000 Ton/Tahun. Teknik Kimia,
Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri Yogyakarta.
Geankoplis, C.J., 1983. “Transport Process and Unit Operation”, 2 nd ed., Allyn
and Bacon Inc., Boston.
Harga Bahan,www.indonesian.alibaba.com, 5 Desember 2019
https://en.wikipedia.org/wiki/Methyl_acrylate#cite_note-8, Diakses tanggal 5
Desember 2019.
Kern, D.Q., 1950, “Process Heat Transfer”, Mc.Graw Hill International Book Co.,
Tokyo
Kirk, R.E. & Othmer, D.F., 1998, Encyclopedia of Chemical Technology, Vol. 1,
4 th edition, A Wiley Interscience Publisher Inc., New York
Ohrui, T., Yasuhito, Yukinaga, Michio and Tsunejiro, K., 1975. “Process for
Continuosly Synthesizing Acrylic Acid Ester”, Osaka,
http://google.com/patent., Diakses tanggal 24 Januari 2020.
Perry, R.H., and Chilton,C.H., 1999, “Perry’s Chemical Engineers’ Handbook”,
7th ed., Mc.Graw Hill Book Co., Inc., New York.
Powell,S.T., 1954, “Water Conditioning for Industry”, McGraw-Hill Book
Company, Inc., New York
Rahmawati L., Maulana I. M. 2018. Pra Rancangan Pabrik Kimia Methyl
Acrilate dengan Proses Esterifikasi Asam Akrilat dan Metanol dengan
Kapasitas 24.000 ton/tahun. Konsentrasi Teknik Kimia, Program Studi
Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta.
Treyball, R..E., 1980, “ Mass Transfer Operations”, 3rd ed., McGraw Hill Book
Company Inc., New York.
Ullman, Fritz, 1985, Ullmann’s Encyclopedia of Industrial Chemistry Vol. 3, John
Wiley and Sons Inc. New York.

Anda mungkin juga menyukai