Anda di halaman 1dari 4

PROPOSAL PENELITIAN

“PENGGUNAAN LIMBAH KULIT PISANG SEBAGAI


BAHAN
CAMPURAN DALAM PEMBUATAN SABUN MANDI”

Diajukan untuk memenuhi Tugas dari


Mata Kuliah Metodolodi Penelitian

Disusun Oleh :

NAMA : Aldilla Zuhra


NIM : 180140056

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampah adalah sisa hasil suatu proses yang tidak diingikan. Sampah merupakan
faktor utama terjadinya pencemaran. Pencemaran sampah meliputi pencemaran
tanah, pencemaran air dan pencemaran udara. Menurut data BPS (Biro Pusat
Statistik) pada tahun 2001 sampah yang mampu diangkut mencapai 18,3 %
ditimbun 10,46%, dibuat kompos 3,51%, dibakar 43,76% dan lainnya dibuang
dipinggir sungai atau ditimbun dalam tanah sebesar 24,24 % (Nisandi, 2007).

Sampah memiliki jenis dan sumber yang beragam. Salah satu jenis sampah yang
umum ditemukan adalah sampah padat. Sampah padat memiliki bermacammacam
jenis seperti sampah padat yang bisa diuraikan oleh organisme atau sampah organik
dan sampah padat yang sulit diuraikan oleh organisme atau sampah anorganik.
Sampah organik merupakan sampah yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme
dikarenakan jenis sampah ini memiliki rantai pendek (Nisandi, 2007). Penguraian
organisme membutuhkan waktu lama sehingga pemanfaatan sampah seperti kulit
pisang menjadi bahan berguna merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi
sampah dengan cepat.

Data Badan Biro Statistik (BPS) pada tahun 2012, Kabupaten Malang
menghasilkan produksi pisang sebesar 30,061 ton dan kulit pisang yang dihasilkan
sebesar 10,206 ton sesuai dengan ungkapan Sumarsih et. el (2009) bahwa kulit
pisang kurang lebih 1/3 bagian buah pisang yang belum dikupas. Dari data tersebut
masyarakat lebih sering menggunakan kulit pisang sebagai kompos. Kulit pisang
terdapat kandungan air, protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Glyserin
dan lemak adalah bahan utama proses pembuatan sabun.

Glyserin digunakan untuk sabun mudah larut, berbusa, dan membersihan noda.
Tartrakoon et al (1999) mengemukakan bahwa glyserin pada kulit pisang memiliki
jumlah yang berbeda tergantung dari usia pisang tersebut seperti kulit pisang
mentah 0,196 kulit pisang setengah matang 0,273 dan kulit pisang matang 0,228
serta kandungan lemak pada kulit pisang mentah sebesar10,66 kulit pisang setengah
matang 14,2 dan kulit pisang matang 14,56. Lemak digunakan agar sabun berbusa
dan tekstur keras.

Sabun sebagai pembersih kulit semakin trend dan beragam. Keragaman sabun
secara komersial terlihat pada jenis, bentuk, warna, wewangian dan manfaat yang
ditawarkan. Hampir semua jenis sabun banyak menggunakan bahan kimia sebagai
bahan baku pembuatannya, Hambali (2005) menjelaskan bahwa sabun transparan
menggunakan bahan kimia untuk memproduksi diantaranya : Minyak, Natrium
Hidroksida, Gliserin, Gula pasir, Etanol, Asam stearat dan coco dietanolamida
sementara bahan tambahan : Natrium klorida, asam sitrat, pewarna dan pewangi
dan Pramono (2003) mengemukakan sabun tangan membutuhkan bahan
diantaranya: Emal-70c, Arkopal N 100, Larutan garam, EDTA2Na, Parfum,
Pewarna dan Air.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti ingin mengangkat masalah ini
dalam skipsi yang berjudul “Penggunaan Limbah Kulit Pisang Sebagai Bahan
Campuran Pembuatan Sabun Mandi”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :

1) Apakah limbah kulit pisang dapat dijadikan salah satu bahan campuran untuk
pembuatan sabun mandi ?

2) Bagaimanakah tingkat kesukaan masyarakat terhadap produk sabun mandi


dari bahan limbah kulit pisang ?

3) Bagaimanakah kualitas sabun kulit pisang berdasarkan parameter SNI serta


cemaran mikroba dan pH?
1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini untuk:

1) Mengetahui apakah kulit pisang dapat dijadikan salah satu bahan


campuran pembuat sabun mandi.

2) Mengetahui berapa besar tingkat kesukaan masyarakat terhadap produk


sabun mandi dari bahan limbah kulit pisang.

3) Mengetahui kualitas sabun kulit pisang berdasarkan parameter SNI serta


cemaran mikroba dan pH.

1.4 Manfaat Penelitian

Setiap penelitian diharapkan memiliki manfaat bagi peneliti maupun bagi


masyarakat. Dalam penelitian ini manfaat yang diharapkan adalah :

1) Memberikan informasi ilmiah tentang penggunaan limbah kulit pisang dalam


pembuatan sabun mandi.

2) Memberikan nilai lebih pada limbah kulit pisang dalam bidang industri.

3) Dapat memberikan pembanding dan acuan pada penelitian sejenis.

1.5 Batasan Masalah

1) Penelitian ini menggunakan pisang dari jenis Pisang Ambon.

2) Bagian buah pisang yang dipakai dalam penelitian ini adalah daging kulit pisang.
3) Kulit pisang yang digunakan adalah kulit pisang dalam keadaan segar.

4) Sabun yang dibuat adalah sabun dalam bentuk padat.

Anda mungkin juga menyukai