Disusun Oleh :
Sampah memiliki jenis dan sumber yang beragam. Salah satu jenis sampah yang
umum ditemukan adalah sampah padat. Sampah padat memiliki bermacammacam
jenis seperti sampah padat yang bisa diuraikan oleh organisme atau sampah organik
dan sampah padat yang sulit diuraikan oleh organisme atau sampah anorganik.
Sampah organik merupakan sampah yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme
dikarenakan jenis sampah ini memiliki rantai pendek (Nisandi, 2007). Penguraian
organisme membutuhkan waktu lama sehingga pemanfaatan sampah seperti kulit
pisang menjadi bahan berguna merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi
sampah dengan cepat.
Data Badan Biro Statistik (BPS) pada tahun 2012, Kabupaten Malang
menghasilkan produksi pisang sebesar 30,061 ton dan kulit pisang yang dihasilkan
sebesar 10,206 ton sesuai dengan ungkapan Sumarsih et. el (2009) bahwa kulit
pisang kurang lebih 1/3 bagian buah pisang yang belum dikupas. Dari data tersebut
masyarakat lebih sering menggunakan kulit pisang sebagai kompos. Kulit pisang
terdapat kandungan air, protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Glyserin
dan lemak adalah bahan utama proses pembuatan sabun.
Glyserin digunakan untuk sabun mudah larut, berbusa, dan membersihan noda.
Tartrakoon et al (1999) mengemukakan bahwa glyserin pada kulit pisang memiliki
jumlah yang berbeda tergantung dari usia pisang tersebut seperti kulit pisang
mentah 0,196 kulit pisang setengah matang 0,273 dan kulit pisang matang 0,228
serta kandungan lemak pada kulit pisang mentah sebesar10,66 kulit pisang setengah
matang 14,2 dan kulit pisang matang 14,56. Lemak digunakan agar sabun berbusa
dan tekstur keras.
Sabun sebagai pembersih kulit semakin trend dan beragam. Keragaman sabun
secara komersial terlihat pada jenis, bentuk, warna, wewangian dan manfaat yang
ditawarkan. Hampir semua jenis sabun banyak menggunakan bahan kimia sebagai
bahan baku pembuatannya, Hambali (2005) menjelaskan bahwa sabun transparan
menggunakan bahan kimia untuk memproduksi diantaranya : Minyak, Natrium
Hidroksida, Gliserin, Gula pasir, Etanol, Asam stearat dan coco dietanolamida
sementara bahan tambahan : Natrium klorida, asam sitrat, pewarna dan pewangi
dan Pramono (2003) mengemukakan sabun tangan membutuhkan bahan
diantaranya: Emal-70c, Arkopal N 100, Larutan garam, EDTA2Na, Parfum,
Pewarna dan Air.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti ingin mengangkat masalah ini
dalam skipsi yang berjudul “Penggunaan Limbah Kulit Pisang Sebagai Bahan
Campuran Pembuatan Sabun Mandi”
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
1) Apakah limbah kulit pisang dapat dijadikan salah satu bahan campuran untuk
pembuatan sabun mandi ?
2) Memberikan nilai lebih pada limbah kulit pisang dalam bidang industri.
2) Bagian buah pisang yang dipakai dalam penelitian ini adalah daging kulit pisang.
3) Kulit pisang yang digunakan adalah kulit pisang dalam keadaan segar.