Anda di halaman 1dari 16

Edisi Juni 2017 Volume X No.

2 ISSN 1979-8911

INOVASI PRODUK OLAHAN PANGAN MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH


ORGANIK AMPAS KELAPA UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI
MASYARAKAT
KABUPATEN BANDUNG JAWA BARAT

Aep Saepulah1, Ucu Julita2, Teddy Yusuf3, Tri Cahyanto4


1,3
Kelompok Kajian Sosiologi Sains dan Teknologi
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Jl. A.H. Nasution No.105 Cibiru, Bandung 40614
2,4
Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung
Djati Bandung
Jl. A.H. Nasution No.105 Cibiru,
Bandung 40614

ABSTRAK

Limbah organik ampas kelapa memiliki kandungan serat yang tinggi yang dapat bermanfaat
bagi tubuh apabila dikonsumsi. Selama ini, pemanfaatannya masih sebatas dijadikan pakan
ternak. Dengan jumlah serat yang tinggi dan potensi protein dan lemak, memberi peluang untuk
dikembangkan menjadi produk olahan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan
mendiseminasikan pemanfaatan limbah organik ampas kelapa melalui kegiatan pengabdian
masyarakat. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa efektif pelaksanaan
pengabdian masyarakat melalui pemanfaatan limbah organik ampas kelapa. Penelitian ini
dilakukan di Kecamatan Cibiru Kota Bandung. Untuk memperoleh data penelitian dilakukan
dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian terhadap
pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat menunjukan bahwa peserta yang terlibat dalam
kegiatan pengabdian masyarakat dengan tema pemanfaatan limbah organik ampas kelapa
diikuti oleh 50 peserta, sebagian besar peserta menilai kegiatan tergolong baik. Kehadiran
peserta saat monitoring pasca pelatihan mengalami penuruan dengan presentase pada tahap 1
76%, tahap 2 64% dan tahap 3 46%. Adanya penilaian kurang dari peserta untuk beberapa
parameter, diduga karena perbedaan usia para peserta dengan rentang yang sangat berbeda jauh
memberikan dampak terhadap respon kegiatan. Selain dari itu, kurang optimalnya
penyelenggara kegiatan pengabdian masyarakat juga diduga menjadi faktor penyebab kurang
optimalnya kegiatan pengabdian masyarakat.

Kata Kunci : pengabdian masyarakat, limbah ampas kelapa, produk olahan

91
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911

1. Pendahuluan dimanfaatkan. Ampas kelapa merupakan


Tanaman kelapa sebagai tanaman tropis hasil sampingan dari pengolahan kelapa
merupakan tanaman komoditi yang tumbuh yang bertujuan untuk mendapatkan sari
dan berkembang dengan baik di Indonesia. kelapa. Selama ini sisa pengolahan santan
Secara khusus, tanaman ini tumbuh di baik dalam skala rumah tangga atau industri
sepanjang pasir pantai dan secara umum baru sebatas dimanfaatkan untuk pakan
dapat tumbuh di dataran tinggi serta lereng ternak atau dibuang. Hasanuddin dan Idham
gunung. (2012) meneliti potensi biomassa ampas
Tanaman kelapa termasuk jenis Palmae kelapa sebagai energi alternatif pengganti
yang berumah satu (monokotil). Tanaman bahan bakar minyak tanah yang ramah
kelapa (Cocos nucifera L) termasuk jenis lingkungan dikarenakan ampas kelapa
tanaman yang memiliki berbagai banyak masih mengandung minyak yang masih
fungsi, hal ini karena hampir semua bagian dapat dikonversi menjadi sumber energi.
dari tanaman tersebut dapat dimanfaatkan Purawisastra (2001) menyatakan bahwa
baik untuk memenuhi kebutuhan pangan ampas kelapa mengandung serat
masyarakat, seperti santan, gula dan air galaktomanan sebesar 61 % yang dapat
kelapa segar, kelapa juga dapat digunakan menurunkan kadar kolesterol darah.
sebagai bahan baku industri. Salah satu Menurut Wiguna (2007), galaktomanan
contohnya adalah minyak kelapa yang merupakan polisakarida yang terdiri dari
digunakan sebagai bahan industri sabun, rantai mannose dan galaktosa yang
obat-obatan, mentega dan lain sebagainya. bermanfaat bagi kesehatan karena
Menurut Warisno (2003), pohon kelapa mengandung serat dan polisakarida, juga
merupakan pohon kehidupan (tree of life) berperan memicu pertumbuhan bakteri usus
sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia yang membantu pencernaan.
dari semua bagiannya. Tidak hanya bagian Berbagai penelitian untuk mengurangi
buahnya, namun hampir seluruh bagian limbah ampas kelapa telah dilakukan,
memiliki nilai manfaat bagi manusia seperti seperti difermentasi untuk pakan ternak
akar, batang dan daun. Selain dari itu, (Miskiyah dkk., 2006) dan menghidrolisis
limbah dari buah kelapa dalam bentuk selulosa pada ampas kelapa untuk dijadikan
ampas kelapa sebagai sisa buangan dari pemanis pada pembuatan gula merah
pengambilan santan masih dapat (Pardosi, 2011).

92
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911

Menurut Poedjiadi dan Supriyanti untuk bahan baku minyak goreng.


(2007) mengungkapkan bahwa ampas Pengembangan dan pemanfaatan produk
kelapa mengandung bahan-bahan organik hilir kelapa belum banyak dilakukan,
seperti protein, lemak, dan amilum. demikian pula pemanfataan hasil samping
Senyawa-senyawa yang terkandung dalam dan limbah. Upaya pengembangan produk
ampas kelapa sebanyak 100 g dari perasan dan pemanfaatan hasil samping dan limbah
santan adalah protein 3.4 g, lemak 34 g, akan meningkatkan nilai tambah produk
karbohidrat 14 g, kalsium 21 mg, flour 2 kelapa, yang pada gilirannya akan dapat
mg, fosfor 21 mg, thiamin 0.1 mg, dan meningkatkan pendapatan petani kelapa.
asam askorbat 2 mg (Suhardiyono, 1995 Sedangkan untuk masyarakat perkotaan,
dalam Pardosi 2011). limbah organik ampas kelapa dapat
Miskiyah dkk. (2006) mengungkapkan ditemukan dalam jumlah banyak sebagai
bahwa produksi kelapa mencapai 15,2 limbah rumah tangga dan limbah pasar.
milyar butir atau 28% produksi per Untuk memberikan nilai tambah bagi
tahunnya. Untuk pengolahan minyak kelapa petani dan masyarakat dalam memanfaatkan
cara basah, dari 100 butir kelapa diperoleh limbah organik ampas kelapa maka perlu
ampas 19,50 kg. Hasil samping dari perasan dilakukan upaya melibatkan masyarakat
kelapa untuk dijadikan minyak kelapa secara aktif melalui kehiatanpemberdayaan
murni atau santan yaitu berupa ampas masyarakat.
kelapa. Pemberdayaan masyarakat merupakan
Dengan demikian, potensi limbah suatu upaya untuk membangun semangat
organik ampas kelapa dengan jumlah dan hidup secara mandiri dikalangan masyarakat
kandungannya merupakan potensi yang untuk memenuhi kebutuhan hidup masing-
dapat dikembangkan sehingga memiliki masing secara bersama-sama (Sumodingrat,
nilai tambah baik bagi petani maupun bagi 2009).
masyarakat secara umum. Direktorat Soetomo (2015) mengungkapkan bahwa
Jenderal Perkebunan Kementeraian pada perkembangan terakhir, pemberdayaan
Pertanian (2013) menyebutkan bahwa masyarakat telah menempatkan dirinya
selama ini komoditas kelapa hanya sebagai pendekatan yang banyak di anut dan
dimanfaatkan produk primernya saja, baik mewarnai berbagai kebijakan pembangunan
dalam bentuk kelapa segar maupun kopra masyarakat. Secara sederhana bahwa

93
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911

pembangunan diarahkan berpusat pada Kecamatan Cibiru Kota Bandung. Waktu


masyarakat secara langsung. Masyarakat pelaksanaan pada Bulan Oktober-Desember
diberi peluang dan kewenangan dalam 2016 melalui observasi terhadap pelaksaan
pengelolaan pembangunan termasuk dalam kegiatan yang sedang berlangsung,
proses pengambilan keputusan dimulai dari wawancara dan dokumentasi.
identifikasi masalah dan kebutuhan,
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan 2.2 Alat dan Bahan
dalam menikmati hasil pembangunan. Alat-alat yang digunakan dalam
Dalam pelaksanaan program penelitian ini adalah kuesioner dan kamera
pemberdayaan ini, masyarakat yang dipilih serta alat tulis.
yaitu kelompok masyarakat anggota KSU
Misykat di Kecamatan Cibiru Kota 2.4 Metode
Bandung. Kelompok masyarakat anggota Metode penelitian yang digunakan
Koperasi Serba Usaha Micro Finance dalam penelitian ini adalah metode
Berbasis Masyarakat (KSU Misykat) DPU deskriptif.
Daarut Tauhiid merupakan kelompok
masyarakat yang terkategori dhua’fa atau 3. Hasil dan Diskusi
komunitas marginal/miskin yang hidup Pihak yang terlibat dalam kegiatan
dalam tatanan sosial atau relasi kuasa yang pengabdian masyarakat ini terdiri dari dosen
tidak seimbang dan sebagian terjebak dalam pengabdi, mahasiswa, mitra pendamping
hutang usaha kepada para rentenir. Anggota KSU Misykat DPU Daarut Tauhid , dan
majelis pemberdayaan KSU misykat lebih tim ahli pemberdayaan masyarakat. Adapun
diperuntukan bagi kalangan ibu-ibu yang bentuk keterlibatannya yaitu dosen dibantu
memiliki kegiatan usaha atau yang oleh mahasiswa adalah pihak yang akan
berkeingin kuat memiliki kegiatan usaha memfasilitasi kegiatan pengabdian
untuk membantu meningkatkan masyarakat berupa materi pelatihan baik
perekonomian rumah tangga. teori dan praktik pemanfatan limbah organik
untuk dikembangkan menjadi berbagai
2. Metodologi produk inovasi pangan yang memiliki nilai
2.1 Waktu dan Tempat ekonomi tinggi.
Penelitian ini dilaksanakan di Mitra pendamping KSU Misykat DPU

94
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911

Daarut Tauhid bertanggungjawab dalam pinjam kepada anggota dari kalangan ibu-
menyiapkan peserta kegiatan pengabdian ibu yang memiliki kegiatan usaha yang
masyarakat dan monitoring pasca pelatihan berbasis kelompok dengan pola pendidikan,
sehingga dapat terlihat hasil akhr kegiatan pelatihan, pembinaan dan pendampingan
ini yaitu masyarakat akan memproduksi yang sistematis dan berkesinambungan,
inovasi pangan untuk kemudian dapat sehingga sesuai dengan amanah dan
meningkatkan ekonomi peserta pelatihan. semangat diawal pendiriannya adalah bisa
Sedangkan keterlibatan peserta didesain memberdayakan, memandirikan dan
untuk mengikuti seluruh rangkaian kegiatan mensejahterakan anggota dengan
pengabdian masyarakat dari mulai berkarakter baik dan kuat serta menjadi ahli
mengikuti pelatihan hingga peserta terampil dzikir, ahli fikir dan ahli ikhtiar. Ibu-ibu
dalam produksi, packing dan pemasaran rumah tangga yang tergabung dalam
produk. Program ini diharapkan menjadi kelompok perberdayaan KSU misykat ini
bekal dasar peserta untuk berkreasi merupakan salah satu kelompok masyarakat
mengolah limbah organik dengan berbagai subyek dampingan yang sangat tepat untuk
inovasi pangan, atau bahkan menemukan mendapatkan program pengabdian
kreasi baru baik berupa bahan dasar masyarakat berbasis masyarakat ini,
maupun produk pangan olahan lainnya yang dikarenakan memiliki orientasi yang
bernilai ekonomi tinggi. Hal ini bisa beririsan yaitu memandirikan dan
dijalankan melalui proses pendampingan mensejahterakan masyarakat secara
dan monitoring. berkesinambungan. Oleh karena itu,
KSU misykat adalah koperasi serba kegiatan pengabdian masyarakat yang
usaha yang fokus pada pemberdayaan dilakukan terdiri dari beberapa tahap yaitu
ekonomi produktif ummat dari kalangan yang pertama adalah kegiatan pelatihan
ibu-ibu yang memiliki kegiatan usaha atau inovasi pangan, monitoring dan
yang berkeinginan kuat memiliki kegiatan pendampingan implementasi pelatihan, dan
usaha untuk membantu meningkatkan pemberdayaan wirausaha dan ekonomi
perekonomian rumah tangga, dengan pola produktif.
pembinaan dan pendampingan yang Kegiatan pelatihan inovasi pangan
berkesinambungan. KSU Misykat DPU merupakan kegiatan memberikan
Daarut Tauhid melakukan layanan simpan pengetahuan dan keterampilan praktis

95
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911

kepada peserta pelatihan berkaitan dengan tersebut berasal dari Kabupaten Bandung,
potensi limbah ampas kelapa baik dari sisi tetapi masih tergabung dalam binaan
gizi, ekonomi dan ekologis. Peserta yang Majelis Myskat Dompet Peduli Umat
ikut serta dalam kegiatan pelatihan tersebut Daarut Tauhid. Salah satu bentuk kegiatan
berjumlah 50 orang dengan beberapa pelatihan dapat dilihat pada Gambar 3.1.
pertimbangan penduduk asli daerah tempat
pelatihan, muslimah khususnya ibu-ibu
rumah tangga, mustadh’afiin atau orang
yang terlemahkan, peserta berada pada usia
produktif maskimal 63 tahun, berdekatan
dengan orang lain dan bertempat tinggal
tetap.
Kriteria tersebut disepakati antara pihak
pengabdi dengan Majelis Misykat Dompet Gambar 1. Pelatihan Potensi Limbah
Peduli Umat Daarut Tauhid Bandung untuk Organik Ampas Kelapa
kemudian dipilih sebanyak 50 orang.
Majelis Misykat Dompet Peduli Umat Secara deskriptif kegiatan pelatihan
Daarut Tauhid menetapkan pemilihan 3 dapat dilihat sebagai berikut meliputi;
majelis dengan perhitungan perkiraan setiap 1. Jumlah Peserta Kegiatan
majelis terdiri dari 2-4 kelompok dan setiap Peserta yang terlibat dalam kegiatan
kelompok terdiri dari 5 orang anggota. pengabdian masyarakat dengan tema
Dalam pelaksanaannya secara keseluruhan pemanfaatan limbah organik ampas kelapa
jumlah peserta yang hadir dan mengikuti diikuti oleh 50 peserta yang terdiri dari ibu-
kegiatan pelatihan yaitu 50 orang. ibu rumah tangga. Peserta dengan
Pelaksanaan kegiatan pelatihan dilakukan di persentase 100% adalah perempuan. Secara
Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru pada prinsip sejak awal atau perencanaan,
hari Sabtu tanggal 29 Oktober 2016. kegiatan diikuti oleh masyarakat binaan
Namun demikian, karena daerah ini Misykat DPU Daarut Tauhid yang terdiri
merupakan perbatasan antara Kabupaten dari laki-laki maupun perempuan.
Bandung dan Kota Bandung, beberapa Ada beberapa dugaan yang
peserta yang hadir dan mengikuti kegiatan menyebabkan peserta diikuti oleh kaum

96
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911

perempuan atau ibu-ibu rumah tangga materi, workshop, ice breaking, tanya jawab
diantaranya pelaksanaan kegiatan dan evaluasi dari peserta baik secara
diselenggarakan pada hari kerja yaitu hari langsung disampaikan selama kegiatan
sabtu atau pada saat jam kerja bagi kaum maupun melalui pengisian kuesioner yang
pria, tema memiliki kecenderungan telah disiapkan oleh panitia kegiatan
ditujukan untuk kaum perempuan, peserta pengabdian masyarakat.
secara kolektif tersebar dari beberapa Pada kegiatan workshop atau pelatihan
majelis ta’lim dari empat keluruahn yatu terdapat beberapa hal yang diduga
Keluruhan Cipadung, Kelurahan Cisurupan, menyebabkan peserta lebih banyak diikuti
Kelurahan Palasari dan Kelurahan oleh kaum perempuan atau ibu-ibu rumah
Pasirbiru, namun demikian dalam tangga diantaranya pelaksanaan kegiatan
pelaksanaanya kegiatan diikuti juga oleh diselenggarakan pada hari kerja yaitu hari
warga di luar wilayah namun tergabung sabtu atau pada saat jam kerja bagi kaum
dalam majelis ta’lim. Sedangkan pria, tema memiliki kecenderungan
berdasarkan rentang usia peserta terdiri dari ditujukan untuk kaum perempuan, peserta
masyarakat dengana kategori usia produktif. secara kolektif tersebar dari beberapa
Usia produktif merupakan rentang usia majelis ta’lim dari empat keluruhan yatu
antara 15-65 tahun. Rentang usia peserta Keluruhan Cipadung, Kelurahan Cisurupan,
dapat di lihat pada Gambar 2. Kelurahan Palasari dan Kelurahan Pasirbiru.
Untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan
kegiatan maka ditetapkan beberapa
parameter kegiatan pelaksanaan meliputi
tema kegiatan, ketepatan waktu, suasana,
alat bantu dan kebermanfaatan. Sedangkan
parameter lainnya meliputi
narasumber/pembicara yang terdiri dari
Gambar 2. Komposisi Peserta KM
penguasaan masalah, cara penyajian,
Berdasarkan Usia
manfaat materi, interkasi dengan peserta
dan penggunaan alat bantu. Parameter
2. Pelaksanaan Pelatihan
lainnya yang menjadi pendukung kegiatan
Pelaksanaan kegiatan terdiri dari
yaitu makanan/konsumsi dan layanan
beberapa sesi yaitu pembukaan, pemaparan

97
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911

panitia. aktivitas maupun tujuan yang diharapkan


Untuk pelaksanaan kegiatan perlu dari kegiatan tersebut. Sedangkan untuk
memperhatikan tema kegiatan. Tema ketepatan waktu pelaksanaan kegiatan
kegiatan merupakan hal yang sangat pengabdian masyarakat dapat dilihat pada
menarik minat masyarakat untuk mengikuti Gambar 3.3.
kegiatan tersebut. Berdasarkan kuesioner
diperoleh hasil tentang persepsi peserta
terhadap kegiatan pengabdian masyarakat
yang dapat dilihat pada Gambar 3 berikut.

Gambar 4. Persentase Kepuasan


Peserta Terhadap Ketepatan Waktu
Kegiatan

Gambar 3. Persentase Kepuasan Peserta Berdasarkan Gambar 4 diperoleh hasil


Terhadap Tema Pelatihan PKM bahwa sebagian besar peserta dengan
persentase 38% menilai kegiatan
Berdasarkan Gambar 2 diperoleh hasil pengabdian masyarakat cukup, 50% bagus
bahwa sebagian besar peserta dengan dan 12% memuaskan. Sedangkan untuk
persentase 58% menilai tema kegiatan suasana kegiatan pengabdian masyarakat
pengabdian masyarakat bagus, 22% dapat dilihat pada Gambar 4.
memuaskan, 16% cukup dan 4% kurang.
Tema merupakan suatu gagasan pokok atau
ide pikiran tentang suatu hal atau kegiatan.
Tema yang menarik dan sesuai dengan apa
yang menjadi kebutuhan peserta adalah
faktor pendorong orang untuk mengikuti
suatu kegiatan. Oleh karena itu, tema
kegiatan harus merepresentasikan seluruh

98
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911

Gambar 5. Persentase Kepuasan


Peserta Terhadap Suasana Kegiatan

Berdasarkan Gambar 5. diperoleh hasil


bahwa sebagian besar peserta dengan
persentase 50% menilai suasana kegiatan
pengabdian masyarakat bagus, 20%
Gambar 7.. Persentase Kepuasan Peserta
memuaskan dan 30% cukup. Sedangkan
Terhadap Kebermanfaatan Pelatihan
untuk alat bantu pelaksanaan kegiatan
Berdasarkan Gambar 6. diperoleh hasil
pengabdian masyarakat dapat dilihat pada
bahwa sebagian besar peserta dengan
Gambar 6.
persentase 42% menilai suasana kegiatan
pengabdian masyarakat memuaskan, 50%
bagus dan 20% cukup.
Selain dari itu perlu dipikirkan metode
pengabdian masyarakat yang dapat
mengakomodasi seluruh peserta. Adapun
pelaksanaan kegiatan juga dapat diukur dari
respon peserta terhadap narasumber
meliputi penguasaan masalah, cara
Gambar 6. Persentase Kepuasan Peserta
penyajian, manfaat materi, interkasi dengan
Terhadap Alat Bantu Pelatihan
peserta, dan penggunaan alat bantu.
Berdasarkan kuesioner diperoleh hasil
Berdasarkan Gambar 6. diperoleh
tentang persepsi peserta terhadap
hasil bahwa sebagian besar peserta dengan
penguasaan masalah oleh narasumber pada
persentase 56% menilai suasana kegiatan
kegiatan pengabdian masyarakat yang dapat
pengabdian masyarakat bagus, 24%
dilihat pada Gambar 8.
memuaskan dan 20% cukup. Sedangkan
untuk kebermanfaatan pelaksanaan kegiatan
pengabdian masyarakat dapat dilihat pada
Gambar 7.

99
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911

materi pada pelaksanaan kegiatan


pengabdian masyarakat dapat dilihat pada
Gambar 10.

Gambar 8. Persentase Kepuasan Peserta


Terhadap Narasumber (Pengusaan Masalah)

Berdasarkan Gambar 8. diperoleh hasil Gambar 10. Persentase Kepuasan Peserta


bahwa sebagian besar peserta dengan Terhadap Narasumber (Interaksi Peserta)
persentase 44% menilai suasana kegiatan
pengabdian masyarakat bagus, 40% Berdasarkan Gambar 10. diperoleh
memuaskan dan 16% cukup. Sedangkan hasil bahwa sebagian besar peserta dengan
cara penyajian narasumber pada persentase 40% menilai cara penyajian
pelaksanaan kegiatan pengabdian narasumber kegiatan pengabdian
masyarakat dapat dilihat pada Gambar 9. masyarakat memuaskan, 38% bagus dan
22% cukup. Sedangkan interaksi peserta
dengan narasumber pada pelaksanaan
kegiatan pengabdian masyarakat dapat
dilihat pada Gambar 11.

Gambar 9. Persentase Kepuasan Peserta


Terhadap Narasumber (Cara Penyajian)

Berdasarkan Gambar 8. diperoleh hasil


bahwa sebagian besar peserta dengan Gambar 11. Persentase Kepuasan Peserta
persentase 40% menilai suasana kegiatan Terhadap Narasumber (Pengunaan Alat
pengabdian masyarakat memuaskan, 44% Bantu)
bagus dan 16% cukup. Sedangkan manfaat Berdasarkan Gambar 11. diperoleh
100
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911

hasil bahwa sebagian besar peserta dengan memuaskan, 36% bagus dan 20% cukup
persentase 50% menilai pengunaan alat serta 2% kurang. Sedangkan layanan panitia
bantu oleh narasumber pada kegiatan pada pelaksanaan kegiatan pengabdian
pengabdian masyarakat memuaskan, 24% masyarakat dapat dilihat pada Gambar 13.
bagus dan 26% cukup. Secara keseluruhan,
pelaksanaan kegiatan pengabdian
masyarakat berkaitan dengan narsumber
menunjukkan bahwa 43% memuaskan;
35% bagus; dan 27% cukup.
Untuk mendukung kegiatan
pengabdian masyarakat maka perlu
Gambar 13. Persentase Kepuasan Peserta
diperhatikan pendukung pelaksanaan
Terhadap Layanan Panitia
kegiatan meliputi makanan/konsumsi dan
layanan panitia. Berdasarkan kuesioner
Berdasarkan Gambar 12. diperoleh
diperoleh hasil tentang persepsi peserta
hasil bahwa sebagian besar peserta dengan
terhadap pendukung kegiatan pengabdian
persentase 16% menilai layanan panitia
masyarakat yang dapat dilihat pada Gambar
selama kegiatan pengabdian masyarakat
12. berikut.
memuaskan, 58% bagus dan 12% cukup
serta 4% kurang. Secara keseluruhan,
pelaksanaan kegiatan pengabdian
masyarakat berkaitan dengan narsumber
menunjukkan bahwa 51% memuaskan; 29%
bagus; 18% cukup; dan 3,00% kurang. Hasil
3% yang memberikan nilai kurang
Gambar 12. Persentase Kepuasan Peserta merupakan koreksi terhadap pelaksanan
Terhadap Makanan/Konsumsi kegiatan agar dikemudian hari jauh lebih
baik. Dugaan sementara, perbedaan usia
Berdasarkan Gambar 12 diperoleh para peserta dengan rentang yang sangat
hasil bahwa sebagian besar peserta dengan berbeda jauh memberikan dampak terhadap
persentase 44% menilai konsumsi selama respon kegiatan.
kegiatan pengabdian masyarakat

101
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911

3. Evaluasi Pelatihan demikian, peserta masih mengalami


Untuk melihat kegiatan dilakukan kesulitan berkaiatan dengan distribusi
evaluasi terhadap seluruh pelaksanaan produk yang dihasilkan. Persentase
kegiatan pengabdian masyarakat meliputi kehadiran peserta ssat monitoring dapat
pelaksanaan kegiatan pelatihan, pembicara dilihat pada Gambar 14.
dan lain-lain sebagaimana dijelaskan di atas
untuk kemudian dilakukan perbaikan di
masa yang akan dating.
Evaluasi selanjutnya yaitu kegiatan
kedua yang dilakukan dalam pengabdian
berupa monitoring dan pendampingan
implementasi pelatihan. Kegiatan ini
Gambar 14. Presentase Kehadiran Setiap
dilakukan secara bertahap hingga tiga kali.
Tahap Monitoring
Tahap I dilakukan pada hari rabu tanggal 2
November 2016. Tahap II dilakukan pada
Berdasarkan Gambar 14, presentase
hari sabtu tanggal 5 November 2016.
kehadiran peserta mengalami penurunan
Sedangkan Tahap III dilakukan pada hari
pada saat monitoring 1, monitoring 2 dan
selasa pada tanggal 8 November 2016.
monitoring 3. Pata tahap 1 sebesar 76%,
Kegiatan yang dilakukan saat monitoring
tahap 2 sebesar 64%, dan tahap 3 sebesar
dan pendampingan implementasi pelatihan
46% atau di dibawah 50%. Namun
yaitu untuk mengetahui sejauh mana peserta
demikian, walaupun terjadi penurunan
secara kelompok mengimplementasikan
motivasi yang ditunjukkan oleh tingkat
materi yang telah diberikan saat pelatihan.
kehadiran peserta. Pengabdi mendapatkan
Bentuk kegiatannya berupa kunjungan dari
kreativitas peserta pemberdayaan
tim pengabdi ke lokasi pengabdian untuk
masyarakat yang ditunjukkan dengan
kemudian dilakukan diskusi, bimbingan dan
produk yang dihasilkan diantaranya yaitu
konsultasi.
BIKA atau kepanjangan dari Biskuit Ampas
Secara umum berdasarkan hasil
Kelapa. BIKA ini merupakan produk
montoring, peserta sebagian besar
turunan dari limbah ampas kelapa yang
mengimplementasikan materi pelatihan dan
dikreasi menjadi biscuit. Selaian BIKA
berupaya untuk menjualnya. Namun
dihasilkan juga produk kerupuk ampas

102
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911

kelapa atau Krupaska Untuk sampelnya membentuk masyarakat yang mandiri


dapat dilihat pada Gambar 15 untuk BIKA sehingga dapat menopang pembangunan.
dan Gambar 16 untuk Krupaska sebagai Pembangunan sektor sosial ekonomi
berikut di bawah ini. masyarakat perlu diwujudkan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
yang didukung oleh organisasi dan
partisipasi masyarakat yang memiliki
kapasitas, kapabilitas, dan kenerja yang
secara terus menerus tumbuh dan
berkembang dalam kehidupan masyarakat.
Kegiatan pemberdayaan wirausaha dan
ekonomi produktif dilaksanakan pada hari
kamis tanggal 10 November 2016 dan dapat
Gambar 15. Produk Biskuit Ampas Kelapa di lihat pada Gambar 17.
(BIKA)

Gambar 17. Pemberdayaan Wirausaha dan


Ekonomi Produktif

Gambar 16. Produk Ampas Kelapa


(Krupaska) 4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat

Kegiatan ketiga dari pengabdian disimpulkan bahwa pelaksanaan

masyarakat yaitu pemberdayaan wirausaha pengabdian masyarakat melalui

dan ekonomi produktif. Orientasi yang pemanfaatan limbah organik ampas kelapa

diharapkan dari kegiatan tersebut berlangsung dengan sangat efektif.

103
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911

Kegiatan pengabdian masyarakat terdiri Pemikiran dan Pendekatan Praktis.


dari beberapa tahap yaitu kegiatan Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
pelatihan inovasi pangan, monitoring dan Universitas Indonesia. Jakarta.
pendampingan implementasi pelatihan, dan Anonym . 2009. Pemberdayaan
pemberdayaan wirausaha dan ekonomi Masyarakat. Tersdia di
produktif. Kegiatan pelatihan inovasi https://azisturindra.wordpress.com/2009
pangan merupakan kegiatan memberikan /11/17/pemberdayaan-masyarakat/
pengetahuan dan keterampilan praktis Anonim. 2015. Kelapa. Agronemrs.
kepada peserta pelatihan berkaitan dengan Tersedia di
potensi limbah ampas kelapa baik dari sisi http://www.agronomers.com/2015/02/ke
gizi, ekonomi dan ekologis. Peserta yang lapa.html
ikut serta dalam kegiatan pelatihan tersebut Anonim. 2016. Teknik Olah Sabut Kelapa.
berjumlah 50 orang dengan beberapa Trubus Online. Tersedia di
pertimbangan penduduk asli daerah tempat http://www.trubus-online.co.id/teknik-
pelatihan, muslimah khususnya ibu-ibu olah-sabut-kelapa/
rumah tangga, mustadh’afiin atau orang Asnawi S. dan Darwis. S.N. 1985. Prospek
yang terlemahkan, peserta berada pada usia Ekonomi Tanaman Kelapa dan
produktif maskimal 63 tahun, berdekatan Masalahnya di Indonesia. Manado :
dengan orang lain dan bertempat tinggal Balai Penelitian Kelapa.
tetap. Secara keseluruhan kegiatan teah Baidaroh, A. 2013. Budidaya Tanaman
berlangsung dengan baik dan lancar. Kelapa. Balai Besar Perbenihan dan
Peserta dapat mengikuti kegiatan tersebut, Proteksi Tanaman (BBPPTP); Medan.
walaupun perlu dilakukan perbaikan dan Tersedia di
evalausi secara berkelanjutan. http://ditjenbun.pertanian.go.id/bbpptpm
Daftar Pustaka edan/berita-198-budidaya-tanaman-
Achmat, Z. 2010. Merancang Pelatihan kelapa.html
yang Efektif. Tersedia di BPS Kota Bandung. 2015. Kecamatan
http://zakarija.staff.umm.ac.id/ Cibiru Dalam Angka Tahun. Tersedia
Adi, Isbandi R., 2003. Pemberdayaan, di www.bandungkota.bps.go.id
Pengembangan Masyarakat dan Clark, R. 1999. Building expertise cognitive
Intervensi Komunitas. Pengantar pada methods for training and performance

104
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911

improvement. Washington, DC: Miskiyah, I., Muyawati, dan Haliza, W.


International Society for Performance 2006. Ampas Kelapa Limbah
Improvement. Pengolahan Minyak Kelapa Murni
Direktorat Jenderal Perkebunan Menjadi Pakan. Prosiding. Seminar
Kementerian Pertanian. 2013. Nasional Teknologi Peternakan Dan
Peningkatan Produksi, Produktivitas Verteriner. Bogor
dan Mutu Tanaman Tahunan : Pedoman Moeljarto, T. 1997. Politik Pembangunan,
Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Sebuah Analisis, Arah dan
Tahun 2014. Jakarta Strategi.Tiara Wacana Yogya,
Eko, S. 2002. Pemberdayaan Masyarakat Yogyakarta
Desa, Materi Diklat Pemberdayaan Novita. 2013. Penggunaan Ampas Kelapa
Masyarakat Desa, yang diselenggarakan (Cocos nucifera L) Fermentasi Sebagai
Badan Diklat Provinsi Kaltim, Pakan Ayam Broiler (Pedaging)
Samarinda, Desember 2002. Terhadap Berat Badan. Tersedia
Hasanuddin dan Idham, H. L. 2012. http://ilmu-
embuatan Biopelet Ampas Kelapa taniternak.blogspot.co.id/2013/11/pengg
Sebagai Energi Bahan Bakar Alternatif unaan-ampas-kelapa-cocos-
Pengganti Minyak Tanah Ramah nucifera.html
Lingkungan. Laporan Penelitian Nugroho, Eko. 2008. Partisipasi Masyarakat
Berorientasi Produk Dana PNBT Desa. Andi: Yogyakarta.
anggaran 2012. Jurusan Teknik Industri Panggabean, S. M. 2004. Manajemen
Fakultas Teknik Universitas Negeri Sumber Daya Manusia. Bogor : Ghalia
Gorontalo. Indonesia.
ILO-PCdP2 UNDP. 2013. Kajian Kelapa Palungkun, R., 2004. Aneka Produk Olahan
dengan Pendekatan Rantai Nilai dan Kelapa. Penebar Swadaya, Jakarta.
Iklim Usaha di Kabupaten Sarmi Pardosi, S. R., 2011. Pemanfaatan Sirup
Provinsi Papua. Glukosa Hasil Hidrolisis Serat Dari
Lieb, S. (1991). Principles of Adult Ampas Kelapa Dalam Pembuatan Gula
Learning. Tersedia di Jawa/Gula Merah Dengan Volume
www.21c.uoguelph.ca Bervariasi. Skripsi. Departemen Kimia
Universitas Sumatera Utara.

105
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911

Permendagri RI Nomor 7 Tahhun 2007 Pemikiran.Bandung : Lembaga Studi


tentang Kader Pemberdayaan Pembangunan-STKS.
Masyarakat, Bandung : Fokus Media. Suharto dan Dwi R. S.A. 2008.
Poedjiadi, A., dan Supriyanti, F. M. T., Pemanfaatan Kelapa (Batang, Tapas,
2007. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit Lidi, Mancung, Sabut, dan Tempurung)
Universitas Indonesia. Jakarta. sebagai Bahan Baku Kerajinan.
Pratama, F., Wahono, H. S., dan Indria, P. Tersedia di
2015. Pembuatan Gula Kelapa dari Nira http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/J
Terfermentasi Alami (Kajian Pengaruh urnal%20Humaniora_Hibah%20Bersain
Konsentrasi anti Inversi dan Natrium g%20Kelapa_0.pdf
Metabisulfit. Jurnal Pangan dan Sumodiningrat, G. 2009. Mewujudkan
Agroindustri Vol. 3 No 4 p.1272-1282, Kesejahteraan Bangsa Menanggulangi
September 2015. Kemiskinan dengan Prinsip
Prayitno, P. 2015. Inilah Manfaat Daun Pemberdayaan Tjokrowinoto, M. 1999
Kelapa. Tersedia di Politik Pembangunan. Yogyakarta :
http://www.pujiprayitno.com/ Tiara Wasana Yogya.
Riny, R.T. 2014. Pengaruh Penggunaan Air Tennant, M. (1997) Psychology and Adult
Kelapa (Cocos nucifera) Terhadap Learning 2e, London: Routledge.
Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica Warisno, 2003, Budi Daya Kelapa Genjah,
juncea L.) Biopendix, 1(1). Hal. 83-91 Kanisius, Yogyakarta.
Riza, R dan Roesmidi. 2006. Pemberdayaan Zamhariri. 2008. Pengembangan
Masyarakat. Sumedang : Alqaprint Masyarakat Perspektif Pemberdayaan
Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber dan Pembangunan. Jurnal
Daya Manusia untuk Perusahaan: dari Pengembangan Masyarakat Islam.
Teori ke Praktik. Jakarta: Raja Grafindo Volume 4, Nomor 1, Juni 2008.
Persada.Soetomo. 2015. Pemberdayaan http://fkrd.lk.ipb.ac.id/files/2014/05/BUDID
Masyarakat: Mungkinkah Muncul AYA-TANAMAN-KELAPA-1.pdf
Antitesisnya?. Yogyakarta: Pustaka http://disbun.sulselprov.go.id/files_downloa
Setia d/Kelapa%20Dalam.docx.pdf
Suharto, E. 1997. Pembangunan, Kebijakan
Sosial dan Pekerjaan Sosial: Spektrum

106

Anda mungkin juga menyukai