Anda di halaman 1dari 9

SISTEM LINGKUNGAN INDUSTRI

PENERAPAN KONSEP GREEN MANUFACTURING DALAM


INDUSTRI PT. NESTLE’ INDONESIA

Oleh :

INDAH PERMATA SARI

190403142

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa telah melimpahkan rahmatNya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah sistem lingkungan Industri ini sebagai
bagian dari proses pembelajaran di kampus yang berjudul "green manufacturing".

Laporan ini disusun sebagai salah satu tugas untuk menambah pengetahuan khususnya
sistem lingkungan Industri serta memahami ilmu tentang green manufacturing. Semoga
makalah ini bermanfaat untuk memberikan kontribusi kepada mahasiswa program studi
Teknik Industri sebagai materi pembelajaran awal.

Dan tentunya saya menyadari makalah ini masih sangat jauh dari sempurna. Untuk itu
kepada ibu dosen saya minta masukannya demi perbaikan perbuatan makalah saya di
masa yang akan datang.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian


Perusahaan Nestle pertama kali didirikan oleh Henry Nestle pada tahun 1867
di Vevey,Swiss. Pada saat itu tingkat kematian bayi yang cukup tinggi karena
banyak ibu yang tidak dapat menyusui anaknya. Beliau adalah seorang ilmuwan
farmasi yang menciptakan produk tepung susu bayi dengan tujuan agar para bayi
mendapatkan gizi yang lebih baik. Pada awalnya Nestle bersaing dengan
perusahaan Anglo-Swiss yang memiliki produk dengan jenis yang sama yaitu
susu kental manis dan bubur bayi.
Namun pada tahun 1902, perusahaan Anglo-Swiss bergabung dengan Nestle
menjadi Nestle Group setelah menjual perusahaannya di Amerika, hingga pada
tahun 1905 Nestle Group sudah memiliki 3 kantor pusat di Vevey, Cham, dan
London.
Pada tahun 1873, Nestle sudah melakukan kegiatan ekspor ke Indonesia, dan
mulai mendirikan pabrik di Indonesia pada tahun 1971 di Jawa Timur.
Nestle Indonesia telah mengeluarkan merek-merek terkenal seperti Dancow,
Nescafe, Bear brand, Milo, Koko Krunch, Polo, Foxs, Cerelac, Nestle Corn
Flakes,Honey Stars, dan Kit Kat.
Perusahaan Nestle
memberikan berbagai produk makanan dan minuman yang sehat dan lezat yang
dapat mendorong gaya hidup sehat yang sejalan dengan visi perusahaan Nestle
Indonesia yaitu menjadi perusahaan produksi makanan terbesar di dunia yang
memperhatikan gizi,kesehatan dan kebaikan untuk konsumen. Dalam proses
mencapai visi tersebut perusahaan Nestle Indonesia memiliki beberapa misi antara
lain mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat dengan menciptakan produk
yang berkualitas, bergizi dan lezat.
1.2. Latar Belakang Masalah

A. Bagaimana kontribusi PT. Nestle’ Indonesia dalam menerapkan konsep green


manufacturing?

B. Apa saja upaya dari PT.Nestle’ Indonesia dalam mengurangi limbah?

C. Apa manfaat dalam menerapkan green manufactur pada industri?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Kontribusi PT. Nestle’ dalam menerapkan konsep green manufacturing

Indonesia adalah salah satu penyumbang sampah ke lautan terbesar kedua di


dunia. Dapat dilihat dibawah, Posisi pertama sebagai penyumbang sampah
terbesar adalah negara China sebanyak 262,9 juta Ton, selanjutnya negara yang
masuk kategori tersebut adalah Indonesia, Philipina, Vietnam, dan Sri Lanka
(regionalkompas.com,
2015). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh lembaga penelitian
internasional Jambeck tahun 2015, sampah laut Indonesia mencapai 187,2 Ton.
Sebagian besar dari limbah tersebut berjenis limbah plastik. Sedangkan butuh
waktu 500 hingga 1000 tahun untuk mengurai limbah plastik. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut berdampak pada peningkatan jumlah perusahaan yang
mengusung program “Green Company” di Indonesia yang bertujuan untuk
mengurangi penggunaan energi maupun pembuangan limbah pabrik.

Negara Pemasok Sampah Plastik Terbanyak di Dunia


Peringkat Negara Jumlah Pasokan Sampah
1 China 262,9 Juta Ton
2 Indonesia 187,2 Juta Ton
3 Philipina 82,4 Juta Ton
4 Vietnam 55,9 Juta Ton
5 Srilangka 14,6 Juta Ton
Sumber: regionalkompas.com dalam www.tokopresentasi.com, 2015
(Diakses pada tanggal 8 September 2018 pukul 20.00 WIB)
Oleh karena itu, Nestle’ berkomitmen untuk menjalankan program-program
lingkungan dan menyatukannya dalam kegiatan operasional sebagai upaya untuk
dapat membantu mengurangi sampah / limbah dan mengoptimalkan kemungkinan
untuk mengolah kembali, menggunakan kembali dan mendaur ulang.
Di Nestlé Indonesia, juga telah memulai upaya untuk mengoptimalkan plastik
pembungkus yang digunakan pada produk akhir, dan upaya ini telah berhasil
mengurangi penggunaan shrink film berbahan plastik sebanyak 13% dibandingkan
dengan tahun sebelumnya.
PT. Nestle’ Indonesia memahami bahwa plastik memiliki peran penting untuk
dapat mendistribusikan makanan dan minuman kepada para konsumen dengan
aman.Mereka percaya bahwa dengan pendekatan yang tepat,mereka akan dapat
menggunakan jenis kemasan yang menjaga keamanan produk-produk Nestle’, dan
pada saat yang bersamaan memastikan bahwa kemasan tersebut dapat
dikumpulkan atau didaur ulang tanpa menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan. Oleh karena itu lah,Nestle’ secara terus-menerus mencari berbagai
cara untuk menemukan solusi alternatif untuk kemasan yang dapat memastikan
keamanan makanan tanpa mengesampingkan ambisi kami di bidang lingkungan,
untuk mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang (reduce, reuse,
recycle).
Nestlé Indonesia mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam
mengelola sampah / limbah dan kemasan produk.

B. Usaha PT. Nestle’ Indonesia dalam mengurangi limbah


pada 2016 Nestle Indonesia merupakan perusahaan yang masuk dalam
Indonesia Green Companies satu-satunya yang bergerak dibidang food and
beverage. Produk utama dari Nestle Indonesia sebagian besar menggunakan
bahan baku susu sapi, hal tersebut dapat dilihat pada produk unggulannya seperti,
Milo,Dancow, KitKat, Nescafe, Bear Brand, dan Koko Krunch menggunakan
susu sapi sebagai komposisi utamanya (www.Nestle.co.id/ina, 2017). Dalam satu
hari Nestle Indonesia membutuhkan 700.000 Liter susu sapi dari 33.000 peternak
sapi di Jawa Timur (Detik finance, 2011). Dengan adanya kebutuhan akan susu
sapi yang cukup besar, Nestle Indonesia telah menerapkan program 3R (Reduse,
Reuse, Recyle) untuk limbah kotoran sapi (SWA, XXXII, 2016). Limbah tersebut
diolah dalam tabung untuk diproses menjadi biogas yang memiliki tujuan untuk
mengurangi polusi dan penghematan energi terhadap kegiatan industri. Seperti
halnya Biogas dapat dihasilkan dari pengolahan limbah rumah tangga dan
buangan dari sisa kotoran ternak, dengan demikian biogas memiliki peluang yang
besar dalam pengembangannya karena bahannya dapat diperoleh dari sekitar
tempat tinggal masyarakat (Wahyono dan Sudarno, 2012).
Dan juga di lingkungan sekitar pabrik di Cikupa,Nestle’ memberdayakan
masyarakat sekitar untuk dapat mengelola sendiri sampah mereka. Bekerja sama
dengan PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) setempat, memberikan
pelatihan bagi para perempuan di lingkungan tersebut untuk mengubah sampah
plastik menjadi karya seni dan kerajinan tangan. Hal ini memungkinkan mereka
untuk menambah penghasilan keluarga, dan pada saat yang bersamaan, menjaga
kesehatan lingkungan.
Selain itu, Nestle Indonesia menyisihkan 5% profitnya untuk kegiatan pendanaan
pelestarian lingkungan. Program pelestarian lingkungan yang dilakukan oleh
Nestle Indonesia antara lain pemberdayaan petani kopi sejak tahun 1994,
pemberian air bersih kepada masyarakat sekitar serta penghematan air dan energi
pabrik masing-masing sebanyak 60% dan 3%. Selain itu Nestle Indonesia juga
memperbaiki kualitas susu dari peternak sejak tahun 1975. Target pabrik Nestle
Indonesia adalah “zero waste”. Nestle Indonesia menginginkan tidak ada limbah
hasil pembuangan yang keluar dari pabriknya. Kegiatan pelestarian lingkungan
yang dilakukan oleh Nestle Indonesia mendapat dukungan penuh dari seluruh
elemen perusahaan sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap lingkungan
serta menjadi kualitas dari bisnis yang dijalankan, misalnya peternak sapi dan
kopi, di mana komoditi tersebut merupakan salah satu bahan dasar
utama dalam menjalankan bisnis (SWA, XXXII, 2016).
C. Manfaat Dalam Menerapkan Green Manufacturing

1. Pertama, pendapatan perusahaan akan meningkat


karena dapat mempengaruhi kepuasan konsumen terhadap produk ramah
lingkungan.
2. Kedua, pengeluaran biaya untuk bahan baku dan energi menurun sehingga
dapat meningkatkan produksi dan lebih hemat biaya.
3. Ketiga, menurut pandangan konsumen dengan menggunakan green marketing
akan menambah “value” pada produk dan perusahaan.
4.Keempat, perusahaan akan mendapat dukungan dari pemerintah berupa
keringanan pajak dan pemberian pinjaman karena mendukung kelestarian
lingkungan.
5. Kelima adalah kelestarian lingkungan itu sendiri, dengan pemasaran bisnis
hijau dapat mengurangi dampak dari efek rumah kaca
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
PT. Nestle’ Indonesia menerapkan industri green manufacturing guna
mengurangi limbah yg di sebabkan proses manufaktur dan juga menciptakan
manfaat bagi para peternak sapi perah serta meningkatkan kesadaran bahwa setiap
pemangku kepentingan turut bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah
secara terintegrasi dan berkelanjutan. Adapun upaya nya seperti menerapkan
konsep 3R(reduce,reuse,recycle) dalam industri nya.

B. Saran
Diharapkan PT. Nestle’ Indonesia dapat mengajak industri lain untuk secara
aktif mendorong implementasi sistem pengelolaan sampah kemasan yang
menyeluruh, terintegrasi dan berkelanjutan; serta melibatkan partisipasi kalangan
pemerintah, swasta dan masyarakat luas untuk berperan aktif mengurangi dampak
sampah kemasan terhadap lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai