Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH ILMU LINGKUNGAN

PENERAPAN PRODUKSI BERSIH PADA INDUSTRI PULP

Disusun oleh :

Amanda Willis Wahyuningsih (011400365)

Anisa Novitasari (011400367)

Bilqis Latifah (011400373)

Fitri Alawiyah (011400381)

Hezekiel Karunia Putra (011400387)

Ridwan Arifudin (011400394)

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

YOGYAKARTA

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ilmu lingkungan yang berjudul Penerapan
Industri Bersih Pada Industri Pulp. Meskipun banyak hambatan yang kami alami
dalam proses pengerjaannya, tetapi kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya.
Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada Ibu Ir. Giyatmi, M.Si selaku
dosen Ilmu Lingkungan kami yang telah membantu dalam mengerjakan makalah ini.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa TKN 2014
yang telah mensupport dan mendoakan, serta yang juga sudah memberi kontribusi
baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada mahasiswa dan masyarakat
dari hasil makalah ini. Oleh karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi
sesuatu yang berguna bagi kita bersama.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, April 2017

2 Produksi Bersih Industri Pupl


Kelompok 3 TKN14
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................3
C. Tujuan...................................................................................................................................3
BAB II PRODUKSI BERSIH.........................................................................................................4
A. Definisi Produksi Bersih.......................................................................................................4
B. Prinsip Prinsip Strategi Produksi Bersih............................................................................4
C. Prinsip-prinsip Pokok Produksi Bersih.................................................................................5
D. Teknik Pelaksanaan Produksi Bersih....................................................................................6
E. Kegiatan Produksi Bersih.....................................................................................................8
F. Kendala Pelaksanaan dan Implementasi Produksi Bersih....................................................9
BAB III PRODUKSI BERSIH INDUSTRI PULP PT. IKPP........................................................12
A. Penerapan Produksi Bersih di PT. IKPP.............................................................................12
B. Manfaat Penerapan Produksi Bersih di PT.IKPP................................................................14
C. Analisis perhitungan ekonomi dalam penerapan pro..........................................................16
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................19
A. Kesimpulan.........................................................................................................................19
B. Saran...................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................21

3 Produksi Bersih Industri Pupl


Kelompok 3 TKN14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan adanya peningkatan teknologi, banyak kegiatan yang menunjang


peningkatan kondisi perekonomian mulai bermunculan. Salah satu bentuk usaha yang begitu
pesat berkembang adalah bidang perindustrian. Selain meningkatkan kondisi perekonomian,
dunia perindustrian menimbulkan berbagai dampak negative diantaranya pencemaran dan
perusakan lingkungan hidup.
Banyaknya kasus pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah industri
dewasa ini telah mendorong terjadinya pergeseran paradigma di dalam penanganan limbah
industri tersebut. Pergeseran paradigma yang dimaksud adalah perubahan end of pipe
treatment menjadi pollution prevention principle. Hal ini berarti penanganan limbah
dilakukan bukan setelah limbah tersebut terbentuk, tetapi pengelolaannya diupayakan
sedemikian rupa mulai daribahan baku sampai akhir pemakaian produk agar dihasilkan
limbah seminimalmungkin. Upaya ini lebih bersifat proaktif dengan melibatkan berbagai
disiplin ilmu. Dengan menguasai paket teknologi minimisasi limbah dan pemanfaatan ulang
material berbahaya dalam limbah (Panggabean, 2000).
Berbagai krisis lingkungan yang melanda negara kita saat ini menunjukan adanya
kesalahan dalam cara pembangunan ekonomi yang kita tempuh khususnya dalam bidang
perindustrian. Hal itu memicu kita untuk mengembangkan strategi pembangunan ekonomi
khususnya di bidang perindustrian yang bersifat sustainable dan berwawasan lingkungan.
Berkaitan dengan hal itu, mengkaji dan memahami paradigma produksi bersih merupakan
upaya yang sangat bermanfaat,mengingat paradigma tersebut dikembangkan berdasarkan
pengamatan terhadap berbagai kesalahan praktek industry yang telah terjadi.
Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan komparasi serat yang
berasal dari pulp. Pada saat ini kebutuhan kertas di dunia mengalami peningkatan yang
sangat signifikan. Kebutuhan kertas dunia diperkirakan tumbuh sebesar rata-rata 2,1 persen
per tahun, dimana pertumbuhan di negara-negara berkembang akan mencapai sebesar 4,1
persen per tahun. Sementara di negara maju, pasar tumbuh 0,5 persen per tahun. Saat ini

1 Produksi Bersih Industri Pupl


Kelompok 3 TKN14
kebutuhan kertas dunia mencapai 370 juta ton per tahun, yang diperkirakan meningkat
hingga 490 juta ton per tahun pada tahun 2020. Sementara kebutuhan kertas dalam negeri
tahun 2010 telah mencapai 6,6 juta ton (Kusumaputra, 2011).
PT. Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP) Serang yang berlokasi di Serang Banten
merupakan salah satu perusahaan kertas yang telah menerapkan program produksi bersih. Di
tengah-tengah produksi kertas yang semakin melonjak, bahan baku kertas dunia menjadi
suatu hal yang harus diperhatikan. Selain itu, peningkatan produksi kertas dapat pula
meningkatkan jumlah limbah yang dihasilkan. Sehingga pemecahan masalah-masalah
tersebut di atas harus segera dilakukan, yaitu dengan menerapkan produksi bersih.
Menurut Fauzi dan Indrasti (2009), produksi bersih diperlukan sebagai cara untuk
mengharmonisasikan upaya perlindungan lingkungan. Upaya tersebut dikaitkan dengan
kegiatan pembangunan atau pertumbuhan ekonomi , mencegah terjadinya pencemaran
lingkungan, memelihara, dan memperkuat pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang,
mendukung prinsip enviromental quality, mencegah atau memperlambat terjadinya proses
degradasi lingkungan dan yang tidak kalah penting adalah pemanfaatan sumberdaya alam
melalui penerapan daur ulang limbah. Selain itu, upaya tersebut dapat dijadikan sebagai suatu
cara untuk memperkuat daya saing produk di tingkat pasar internasional.
Oleh karena itu, makalah ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui proses produksi
kertas dengan konsep penerapan teknologi produksi bersih pada setiap unit proses pembuatan
kertas di PT. IKPP Perawang misalnya melalui tindakan recovery white water, reuse, recycle
atau house keeping.

2 Produksi Bersih Industri Pupl


Kelompok 3 TKN14
B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi produksi bersih ?


2. Apa saja prinsip pokok produksi bersih?
3. Bagaimana proses produksi dan penerapan sistem produksi bersih di PT.IKPP ?
4. Apa saja manfaat dengan adanya penerapan produksi bersih di PT. IKPP ?
5. Bagaimana analisis perhitungan ekonomi dalam penerapan produksi bersih di PT.IKPP ?

C. Tujuan

1. Mengetahui definisi produksi bersih


2. Mengetahui prinsip-prinsip pokok produksi bersih
3. Mengetahui proses produksi dan penerapan sistem produksi bersih di PT.IKPP
4. Mengetahui manfaat dengan adanya penerapan produksi bersih di PT. IKPP
5. Mengetahui dan membuat analisis perhitungan ekonomi dalam penerapan produksi bersih
di PT.IKPP

3 Produksi Bersih Industri Pupl


Kelompok 3 TKN14
BAB II
PRODUKSI BERSIH

A Definisi Produksi Bersih

Konsep Cleaner Production dicetuskan oleh United Nation Environmental Program


(UNEP) pada bulan Mei 1989. UNEP menyatakan bahwa Cleaner Production merupakan
suatu strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif, terpadu dan diterapkan secara
kontinu pada proses produksi, produk dan jasa untuk meningkatkan eko-efisiensi sehingga
mengurangi resiko terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
Segala upaya yang dapat mengurangi jumlah bahan berbahaya, polutan atau
kontaminan yang terbuang melalui saluran pembuangan libah atau terlepas ke lingkungan
(termasuk emisi-emisi yang cepat menguap di udara) sebelum di daur ulang, diolah, atau
dibuang (ICIP).
Suatu strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventf dan terpadu yang perlu
diterapkan secara terus-menerus pada proses produksi dan daur hidup produk dengan tujuan
untuk mengurangi resiko terhadap manusia dan lingkungan (BAPEDAL 1996).

D. Prinsip Prinsip Strategi Produksi Bersih

Pola pendekatan produksi bersih dalam melakukan pencegahan dan pengurangan


limbah menggunakan strategi IE4R (Elimination, Reduce, Reuse, Recycle,
Recovery/Reclaim) (UNEP, 1999). Sedangkan prinsip-prinsip pokok strategi produksi bersih
yang tertuang dalam Kebijakan Nasional Produksi BERSIH (KLH, 2003) berupa 5R (Re-
think, Re-use, Reduction, Recovery, and Recycle). Pola-pola pendekatan tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:

1. Re-think (berpikir ulang), adalah suatu konsep pemikiranyang harus dimiliki pada
saat awal kegiatan akan beroperasi, dengan implikasi:
a. Perubahan dalam pola produksi dan konsumsi berlaku baik pada proses maupun
produk yang dihasilkan, sehingga harus dipahami betul analisis daur hidup
produk.
b. Upaya produksi bersih tidak dapat berhasil dilkasanakan tanpa adanya
perubahan dalam pola pikir, sikap dan tingkah laku dari semua pihak terkait
pemerintah, masyarakat, maupun kalangan usaha.
2. Eliminasi (pencegahan) adalah upaya untuk mencegah timbulan limbah langsung
dari sumbernya, mulai dri bahan baku, proses produksi sampai produk.
3. Reduce (pengurangan) adalah upaya untuk menurunkan atau mengurangi timbulan
limbah pada sumbernya.
4. Reuse (penggunaa kembali/pakai ulang) adalah upaya yng memungkinkan suatu
limbah dapat digunakan kembali tanpa perlakuan fisika, kimia atau biologi.
5. Recycle (daur ulang) adalah upaya mendauur ulang limbah untuk memanfaatkan
imbah dengan memprosesnya kembai ke proses semula melalui perlakuan fisika,
kimia, dan biologi.
6. Recovery/Reclaim (ambil ulang) adalah upaya mengambil bahan-bahan yang masih
mempunyai nilai ekonomi tinggi dari suatu limbah, kemudian dikembalikan ke
dalam proses produksi dengan atau tanpa perlakuan fisika, kimia, dan biologi.

Meskipun prinsip produksi bersih dilakukan dengan strategi 5R, namun perlu
ditekankan bahwa strategi utama adalah penerapan aspek pencegahan dan pengurangan
atau 2R pertama. Bila strategi 2R pertama masih meniimbulkan pencemar atau limbah,
baru kemudian melakukan strategi 3R berikutnya (reuse, recycle, recovery) sebagai suatu
strategi tingkatan pengelolaan limbah (Purwanto, 2004).

E. Prinsip-prinsip Pokok Produksi Bersih

Ada beberapa prinsip pokok dalam produksi bersih, antara lain sebagai berikut :
a. Mengurangi atau meminimumkan bahan baku, air, energi dan terbentuknya limbah pada
sumbernya.
b. Menghindari bahan baku beracun dan berbahaya .
c. Memahami analisis daur hidup produk .
d. Menerapkan pola manajemen di kalangan industri dan pemerintah yang telah
mempertimbangkan aspek lingkungan.
e. Mengaplikasikan teknologi ramah lingkungan, manajemen dan prosedur standar sesuai
persyaratan yang telah ditetapkan.
f. Mengarah pada pengaturan sendiri (self regulation) dan peraturan yang sifatnya
musyawarah mufakat (negotiated regulatory approach).
F. Teknik Pelaksanaan Produksi Bersih

Gambar 1. Teknik Produksi Bersih (Hidayat, 2012)

Ada beberapa teknik pelaksanaan produksi bersih adalah (Afmar, 1999):


1. Pengurangan pada Sumber
Pengurangan pada sumber merupakan pengurangan atau eliminasi limbah pada
sumbernya. Upaya ini meliputi :
a. Perubahan produk
Perancangan ulang produk, proses dan jasa yang dihasilkan sehingga akan terjadi
perubahan produk, proses dan jasa. Perubahan ini adapat bersifat komprehensif
maupun radikal. Dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
1) Substitusi produk
2) Konservasi produk
3) Perubahan komposisi produk
b. Perubahan material input
Perubahan material input dilaksanakan untuk mengurangi atau menghilangkan bahan
berbahaya dan beracun yang masuk atau digunakan dalam proses produksi sehingga
dapat menghindari terbentuknya limbah B3 dalam proses produksi.
c. Volume buangan diperkecil
Ada dua macam cara yang dapat dilakukan, yaitu:
1) Pemisahan
Pemisahan limbah dimaksudkan untuk memisahkan limbah yang bersifat racun
dan berbahaya dengan limbah yang tidak beracun. Teknologi ini dipakai untuk
mengurangi volume limbah dan menaikan jumlah limbah yang dapat diolah
kembali.
2) Mengkonsentrasikan
Mengkonsentrasikan limbah pada umumnya untuk menghilangkan sejumlah
komponen. Dilakukan dengan pengolahan fisik, misalnya pengendapan atau
penyaringan. Komponen yang terpisah dapat digunakan kembali.
d. Perubahan teknologi
Perubahan teknologi mencakup modifikasi proses dan peralatan. Tujuannya untuk
mengurangi limbah dan emisi. Perubahan teknologi dapat dilaksanakan mulai dari
yang sederhana dalam waktu singkat dan biaya yang murah sampai perubahan yang
memerlukan investasi tinggi. Pengeluaran biaya yang tinggi untuk memodifikasi
peralatan akan diimbangi dengan adanya penghematan bahan,kecepatan produksi dan
menurunnya biaya pengolahan limbah (Susanti, 1997).
e. Penerapan operasi yang baik (good house keeping)
Praktek operasi yang baik (good house keeping) adalah salah satu pilihan
pengurangan pada sumber, mencakup tindakan prosedural, administratif atau
institusional yang dapat digunakan diperusahaan untuk mengurangi terbentuknya
limbah. Penerapan operasi ini melibatkan unsure-unsur:
1) Pengawasan terhadap prosedur-prosedur operasi
2) Loss prevention
3) Praktek manajemen
4) Segregasi limbah
5) Perbaikan penanganan material
6) Penjadwalan produk
Peningkatan good house keeping umumnya dapat menurunkan jumlah limbah antara
20% sampai 30% dengan biaya yang rendah.
2. Daur Ulang
Daur ulang merupakan penggunaan kembali limbah dalam berbagai bentuk, di antaranya:
a. Dikembalikan lagi ke proses semula
b. Bahan baku pengganti untuk proses produksi lain
c. Dipisahkan untuk diambil kembali bagian yang bermanfaat
d. Diolah kembali sebagai produk samping
e. Walaupun daur ulang limbah cenderung efektif dari segi biaya dibanding pengolahan
limbah, ada hal yang harus diperhatikan yaitu bahwa proses daur ulang limbah harus
mempertimbangkan semua upaya pengurangan limbah pada sumber telah dilakukan.

G. Kegiatan Produksi Bersih

Berikut merupakan kegiatan yang mendukung terciptanya konsep produksi bersih :


1. Penggunan sumber daya alam secara efisien dan melakukan upaya konservasi
2. Penggantian bahan baku dan bahan penolong
3. Modifikasi proses
4. Formulasi kembali produk-produk
5. Pemeliharaan dan peningkatan usaha kebersihan
6. Minimasi penggunaan air dan energi
7. Penggunaan kembali dan daur ulang di lokasi
8. Penerapan tata apik kerumah tanggaaan (house keeping)
9. Peltihan
Praktik dan tindakan produksi bersih mencakup penerapan teknologi yang dapat
mencegah atau mengurangi timbulnya limbah, meliputi soft technology sampai dengan
hard technology.
Tindakan produksi bersih menurut Van Berkel (2001), meliputi modifikasi produk
(product modification), penggantian bhn baku (input substitution), modifikasi teknologi
(technology modification), tata kelola yang baik (good housekeeping), dan daur ulang di
dalam industri (on site recycling).
Menurut EPA (Bishop, 2000), tindakan produksi bersih meliputi perubahan produk
(product change) dan perubahan proses (process change) yang mencakup perubahan
bahan masuk (input material change), perubahan teknologi (technology changes) dan
perbaikan praktik-praktik operasi (improved operating practices).
Secara umum tindakan produksi bersih dikelompokkan ke dalam:
1. Tata kelola industri yang baik (Good Housekeeping)
2. Penggantian bahan baku
3. Perbaikan proses dan teknologi
4. Penggantian teknologi
5. Penyesuaian spesifik produk

H. Kendala Pelaksanaan dan Implementasi Produksi Bersih

a. Belum tersedianya kebijakan publik yang kondusif untuk menerapkan Produksi Bersih
b. Ketersediaan dan kemudahan untuk mendapatkan informasi teknologi Produksi Bersih
relatif masih terbatas
c. Terbatasnya kapasitas dan pengetahuan tentang Produksi Bersih pada sektor industri,
asosiasi, aparat pemerintah, lembaga jasa/konsultan
d. Penerapan dan pengembangan Produksi Bersih yang terfokus hanya pada sektor
manufaktur
e. Skema-skema pendanaan untuk suatu kegiatan belum mengadopsi prinsip-prinsip
Produksi Bersih
f. Belum adanya insentif, pengakuan dan penghargaan bagi kegiatan-kegiatan yang telah
menerapkan Produks Bersih
Tindakan-tindakan produksi bersih beserta contoh kegiatan pada kegiatan industri
dirangkum pada tabel 1.
Tabel 1. Tindakan dan Kegiatan Produksi Bersih

Tindakan Kegiatan di Industri


Tata kelola yang baik Perbaikan penanganan bahan, pencegahan
kebocoran, perbaikan jadwal produksi,
perbaikan prosedur kerja, pengendalian
penyediaan bahan, pelatihan, segregasi aliran,
segregasi limbah
Penggantian bahan Penggantian dengan bahan yang tidak atau
baku kurang berbahaya dan beracun, pemkian bhan
baku yang lebih murni, bahan baku yang ramah
lingkungan
Perbaikan proses dan Perubahan tata letak, otomatisasi, perbaikan
teknologi kondisi operasi, pengendalian proses yang baik,
perbaikan proses dan modifikasi peralatan
Penggantian teknologi Mengganti dengan teknologi baru yang dapat
mengurngi pemakaian bahan dan energi dan
menurunkan timbulan limbah
Penyesuaian Merancang produk yang mempunyai dampak
spesifikasi produk negatif lingkungan lebih rendah dengan
menggunakan bhn yang kurang berbahaya dan
menimbulkan sedikit limbah, memperpanjang
umur produk, dan desain produk moduler.
Sumber : Freeman, 1995; Van Berkel, 2001; Purwanto

Tindakan berupa tata kelola industri digunakan sebagi tindakan awal padaa suatu
industri yang mudah dilakukan dan memberikan hasil segera dapat terlihat, pada umunya
teknologi tepat guna dan biaya rendah.
BAB III

PRODUKSI BERSIH INDUSTRI PULP PT. IKPP

A Penerapan Produksi Bersih di PT. IKPP

Pada industri pulp dan kertas, bahan baku utama yang digunakan adalah serat yang
berasal dari tanaman (dengan kandungan utama berupa selulosa). Dalam proses produksinya,
ditemukan adanya serat yang hilang dan terbawa bersama air limbah. Adanya serat dalam air
limbah ini tentu akan menambah beban pada instalasi pengolahan air limbah yang pada
akhirnya akan menambah beban pencemaran pada lingkungan (sungai). Oleh karena itu perlu
dilakukan upaya menangkap kembali serat ini agar tidak terbuang dan dapat digunakan
kembali sebagai bahan baku.

Gambar 2. Diagram alir proses pada industri pulp dan kertas


Pelaksanaan produksi bersih di PT. IKPP adalah sebagai berikut :
1. White Water Recovery
Kegiatan yang dilakukan adalah mengolah air sisa produksi atau back water
dengan menambahkan zat kimia untuk memisahkan serat dengan air. Serat yang berhasil
dipisahkan akan dipress untuk mengurangi kadar air kemudian dikirim ke tempat
penyimpanan bahan baku untuk diproses kembali ke dalam pulper. Sedangkan
whitewater akan dikirim ke tangki air untuk digunakan kembali sebagai media
pembuburan bahan baku dalam proses produksi. Alat yang digunakan untuk memisahkan
serat dan air ini disebut purgomat dan pengoperasiannya dikendalikan atau dilakukan
dengan menggunakan komputer di ruang Distribution Control System (DCS).
2. Penerapan Produksi Bersih di Paper Machine
Kegiatan produksi bersih yang dilakukan di paper machine meliputi beberapa tindakan
house keeping dan reuse sebagai berikut :
a. Mengurangi fiber loss
1) Mengoptimalkan kinerja mesin-mesin produksi yang ada di paper machine.
2) Pengontrolan mesin secara intensif yaitu dilakukan sebulan sekali.
3) Memperhatikan formula dari bahan-bahan pembuatan kertas.
b. Efisiensi bahan kimia
1) Pengurangan dosis bahan kimia dalam proses produksi sedikit dengan tidak
mengurangi kualitas.
2) Pemilihan bahan baku yang tidak mengkonsumsi bahan kimia terlalu banyak yaitu
dengan menggunakan bahan baku dari waste paper yang masih cukup bagus.
c. Efisiensi penggunaan steam
Tindakan yang dilakukan adalah menutup mesin menggunakan bahan dari besi.
d. Mengurangi terjadinya broke
1) Mengatur dengan baik turbulensi buburan yang menuju head box.
2) Mengatur tekanan roll saat pengepresan, yaitu jangan terlalu kuat karena dapat
memutuskan lembaran kerja yang terbentuk.
3) Mengontrol kualitas buburan di stock preparation untuk memastikan buburan
terbebas dari kotoran yang dapat menghambat proses pembentukan lembaran
kerja di paper machine.
e. Reuse Broke
Broke adalah terputusnya lembaran kerja saat melalui Wire Part yang terjadi di paper
machine. Broke terjadi dikarenakan tekanan yang terlalu kuat, atau adanya kotoran
yang masih terbawa dalam buburan serat. Broke akan dikembalikan ke machine chest
untuk diproses kembali melalui tahapan awal di paper machine. Jumlah broke
mencapai 10% dari jumlah produksi kertas.
3. Recycle di Finishing
Kegiatan produksi bersih yang dilakukan di finishing adalah produk
disortir.Produk yang cacat seperti bergelombang, sobek atau kotor akan dikirim ke
gudang bahan baku untuk diproses kembali mulai dari awal proses produksi sebagai
bahan baku.
4. Penerapan di bagian produksi lain
a. Penggunaan Continuous Digester sebagai tempat pemasakan chip menjadi pulp.
b. Oxigen Delignification System
Digunakan sebagai proses prapemutihan dapat mengurangi pemakaian ClO2.
c. Elemental Clorine Free System
Mengganti pemakaian Cl2 dengan ClO2 yang lebih ramah lingkungan untuk proses
pemutihan pulp.
d. Daur Ulang Reject Pulp
Pendaur ulangan Reject Pulp hasil samping proses cleaning dengan memakai alat
khusus sistem daur ulang pulp sisa sehingga dapat mengurangi kandungan lumpur
dalam air limbah.
e. Recycle White Water dengan Krofta Supracel Clarifier
Mengurangi penggunaan air di Pulp Machine, white water dijernihkan kembali
dengan Supracel Clarifier System.

I. Manfaat Penerapan Produksi Bersih di PT.IKPP

Adapun manfaat dari penerapan produksi bersih di PT.IKPP, adalah sebagai berikut :
1. White Water Recovery
Manfaat dari pengolahan air sisa produksi adalah :
a. Menghemat penggunaan air dari sungai Ciujung dan mengurangi terbentuknya
limbah cair yang harus diolah oleh WWT.
b. Serat yang diperoleh dari proses recovery dapat digunakan kembali untuk proses
produksi, hal ini dapat menghemat penggunaan sumber daya alam dan sangat
menguntungkan dari segi ekonomi bagi perusahaan.
2. Penerapan Produksi Bersih di Paper Machine
a. Mengurangi fiber loss
Manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini adalah :
1) Kerusakan mesin yang dapat menyebabkan lolosnya serat atau dapat menghambat
kelancaran proses dapat teratasi dengan baik.
2) Diperoleh buburan serat yang memiliki karakter sesuai dengan standar mesin
yang digunakan, misalnya dari segi konsentrasi buburan serat.
3) Mengurangi penggunaan bahan kimia untuk memisahkan serat dari air.
4) Meningkatkan efisiensi produksi dengan
5) minimnya serat yang lolos.
b. Efisiensi penggunaan steam
Tindakan ini mendatangkan manfaat berupa:
1) Mengurangi lolosnya uap panas yaitu uap panas yang terdistribusi ke lingkungan
yang memiliki suhu yang lebih rendah dari steam dapat ditekan.
2) Tercipta lingkungan kerja yang nyaman bagi karyawan, yaitu lingkungan yang
tidak terlalu panas.
c. Mengurangi terjadinya broke
Manfaat dari kegiatan ini adalah:
1) Mengurangi jumlah broke sehingga dapat melakukan efisiensi biaya produksi.
2) Memperlancar proses produksi.
3. Recycle di finishing
Manfaat dari kegiatan ini adalah
a. Tidak ada produk cacat yang dibuang percuma sehingga kerugian tidak terlalu besar.
Selain itu kegiatan penyortiran ini sangat penting untuk menjamin kualitas produk
yang akan dipasarkan benar-benar baik.
b. Menghemat bahan baku alam, karena digunakan produk cacat atau reject finishing
sebagai bahan baku.
4. Penerapan di bagian produksi lain
Manfaat dari kegiatan ini adalah
a. Mengurangi jumlah limbah yang terbentuk dan mendatangkan keuntungan ekonomi
melalui strategi produksi bersih.
b. Penggunaan Continuous Digester dapat menaikan efisiensi proses yang
berkelanjutan, dapat menghemat penggunaan air kurang lebih 50% dibanding cara
konvensional.
c. Elemental Clorine Free System
Bahan pada proses pemutihan pulp yang dipilih untuk digunakan lebih ramah
lingkungan.
d. Daur Ulang Reject Pulp
Mengurangi kandungan lumpur dalam air limbah akan memperkecil volume limbah.
e. Recycle White Water dengan Krofta Supracel Clarifier
Penghematan penggunaan air di Pulp Machine

C. Analisis perhitungan ekonomi dalam penerapan produksi bersih di PT.IKPP


Adapun keuntungan dari penerapan produksi bersih di PT.IKPP, adalah sebagai berikut :
1. White Water Recovery
Keuntungan yang dapat diambil dari operasional purgomat untuk memisahkan antara
white water dengan serat adalah sebagai berikut :
a. Biaya produksi fresh water di RWT (selama 1 bulan)
Debit = 1.680.000 m3
PAC = Rp 1.696.900,00
NaOH = Rp 1.801.200,00
Coagulant = Rp 22.881.000,00
Polimer = Rp 37.805.100,00
Biocide = Rp 68.000.000,00
Listrik = Rp 61.800.000 ,00 +
Biaya total = Rp193.984.200,00
3
b. Biaya per m air adalah
Rp 193.984 .200,00
Rp 1.680 .000 m3 = Rp 115,46/m3

Biaya retribusi pengambilan air dari sungai per m3= Rp 75,00


Biaya untuk mendapatkan 1 m3 air bersih di RWT = Rp 190,46
c. Harga bahan baku
1 ton LBKP = Rp 3.600.000,00
1 ton NBKP = Rp 5.100.000,00
1 ton koagulan = Rp29.050.000,00
1 ton flokulan = Rp 32.520.000,00
d. Biaya recovery white water
Debit inlet = 5.040 m3/hari
Serat yang tersisihkan = 35.000 kg/hr
Debit air = 5.005 m3/hari
Kebutuhan listrik = 384 KWH = Rp4.100,00
Kebutuhan flokulan= 15,12 kg/hari = Rp 491.750,00
Kebutuhan coagulant= 15,12 kg/hari = Rp 439.250,00
Biaya total = Rp 935.100,00 per hari = Rp 185,60 per m3
Keuntungan yang dihasilkan dari pengolahan white water adalah :
Serat LBKP= 35 ton x Rp 3.600.000,00 = Rp 126.000.000,00
Air = (Rp 190,46 x 5.005m3/hari) (Rp 185,60 x 5.005 m3/hari) = Rp 24.400,00
Profit total =Rp 126.024.400,00 / hari
2. Penerapan Produksi Bersih di Paper Machine
a. Reuse Broke
Pada bulan September 2005 jumlah produksi di paper machine adalah 35.000 ton
sehingga jumlah broke adalah 3.500 ton. Dengan harga serat Rp 3.600.000,00 per ton
maka keuntungan yang dapat dikantongi perusahaan adalah Rp 12.600.000.000, 00
per bulan atau Rp 420.000.000,00 per hari.

3. Recycle di finishing
Reject finishing seperti yang telah dijelaskan di atas memiliki keuntungan financial
sebagai berikut:
Jumlah reject = 20 ton per hari
Harga per ton = Rp 5.000.000,00
Profit = 20 ton per hari X Rp 5.000.000,00 per ton = Rp 100.000.000,00 per hari
4. Penerapan di bagian produksi lain

Program Kegiatan Investasi Keuntungan Masa Balik


USD Ekonomi Modal
Penggunaan 211.000.000 40.850.000 5 tahun
Continuous Digester
Oxigen 8.000.000 2.954.100 3 tahun
Delignification
System.
Elemental Clorine - 10.750.000 -
Free System ( Negatif )
Daur Ulang Reject 300.000 1.560.000 2 bulan
Pulp
Recycle White Water 900.000 819.790 1.5
dengan Krofta tahun
Supracel Clarifier
5. BAB IV

6. PENUTUP

7.

A Kesimpulan

1. Produksi bersih merupakan suatu strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif,
terpadu dan diterapkan secara kontinu pada proses produksi, produk dan jasa untuk
meningkatkan eko-efisiensi sehingga mengurangi resiko terhadap kesehatan manusia dan
lingkungan.
2. Prinsip-prinsip pokok produksi bersih tertuang dalam Kebijakan Nasional Produksi
BERSIH (KLH, 2003) berupa 5R (Re-think, Re-use, Reduction, Recovery, and Recycle).
3. Industri Pulp Indah Kiat untuk mencapai mutu produk yang baik telah dibuktikan dengan
telah diperolehnya sertifikat ISO 9002 di masing-masing unit produksi. Saat ini
perusahaan telah menerapkan ISO 14001 Environmental Management Sistem (EMS)
yang menuntut produk ramah lingkungan, sekaligus sebagai upaya meningkatkan sadar
lingkungan yang menjadi sikap perusahaan. Proses produksi dan penerapan sistem
produksi bersih di PT.IKPP terdapt diberbagai bagian seperti:
a. White Water Recovery
b. Penerapan Produksi Bersih di Paper Machine
1) Mengurangi fiber loss
2) Efisiensi bahan kimia
3) Efisiensi penggunaan steam
4) Mengurangi terjadinya broke
c. Reuse Broke
d. Recycle di Finishing
e. Penerapan di bagian produksi lain
8. Penggunaan Continuous Digester, Oxigen Delignification System,
Elemental Clorine Free System, Daur Ulang Reject Pulp, Recycle White Water
dengan Krofta Supracel Clarifier.
4. Analisis perhitungan ekonomi dalam penerapan produksi bersih di PT.IKPP menyatakan
bahwa penerapan produksi bersih pada industri pulp mendatangkan keuntungan lebih dari
pada tanpa menerapkan produksi bersih.
9.
B Saran
10. Dalam melakukan produksi bersih ini seluruh pihak-pihak yang berkepentingan
haruslah dilibatkan dan diikutsertakan dalam pengembangan produksi bersih, termasuk
pemerintah. Produksi bersih hendaknya mulai disadari untuk diterapkan diberbagai industri
di Indonesia.
11.

12.DAFTAR PUSTAKA

13.

14. Bapedal. 1998. Rencana Pelaksanaan Produksi Bersih. Booklet Badan Pengendalian
Dampak Lingkungan, Jakarta.

15. Chomsyatun, dkk.2016.Pengolahan Limbah Industri Kertas (Pt. Indah Kiat Pulp &
Paper).Ciegon : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

16. Masduqi, Ali.,Suciningtias Wardhani. 2005. Minimisasi Limbah Pada Industri Pulp dan
Kertas. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh November.

17. Nugraha, Winardi Dwi., Ina Susanti. 2006. Studi Penerapan Produksi Bersih (Studi Kasus
Pada Perusahaan Pulp And Paper Serang). Semarang: Universitas Diponegoro.

18. Purwanto.2005. Penerapan Produksi Bersih Di Kawasan Industri. Disampaikan pada


Seminar Penerapan Program Produksi Bersih Dalam mendorong Terciptanya Kawasan Eco-
industrial di Indonesia, diselenggarakan oleh Asisten Deputi Urusan Standardisasi dan
Teknologi di Jakarta.

19. Susanti, Ina, dkk. Studi Penerapan Produksi Bersih (Studi Kasus pada Perusahaan Pulp
dan Kertas Serang).Jurnal PRESIPITASI. Vol.1 No.1 September 2006, ISSN 1907-187X

20. http://marno.lecture.ub.ac.id/files/2012/06/PRODUKSI-BERSIH.pdf diakses pada 25


April 2017

21.

22.

23.

Anda mungkin juga menyukai