Anda di halaman 1dari 9

TAKE HOME UAS

PRAKTIK PERUNDANG-UNDANGAN KETENAGANUKLIRAN

Disusun Oleh :
Nama : Ridwan Arifudin
NIM : 011400394
Prodi : Teknokimia Nuklir 2014
Semester : VII

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR


BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
YOGYAKARTA
2018
1) Tipe Bungkusan
a) Draft Safetey Guide DS496 tentang Advisory Materials for the IAEA
Regulations for the Safe Transport of Radioactive Material
 Bungkusan industri;
 Bungkusan tipe A;
 Bungkusan tipe B(U);
 Bungkusan tipe B(M);
 Bungkusan tipe C
 Bungkusan yang mengandung bahan fisil
b) KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
NOMOR 04/Ka-BAPETEN/V-99
 Bungkusan dikecualikan
 bungkusan industri Tipe 1 (BI-1)
 bungkusan industri Tipe 2 (BI-2)
 bungkusan industri Tipe 3 (BI-3)
 Bungkusan Tipe A
 Bungkusan Tipe B
c) PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
NOMOR 7 TAHUN 2007
Bungkusan Sumber Radioaktif harus diikat dan dikunci dengan kuat agar
bungkusan tidak terlepas dari kendaraan;
d) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58
TAHUN 2015
Pasal 8 ayat 2
Bungkusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a) Bungkusan industri;
b) Bungkusan tipe A;
c) Bungkusan tipe B(U);
d) Bungkusan tipe B(M);
e) Bungkusan tipe C; dan
f) Bungkusan lain.
Pasal 8 ayat 3 Bungkusan industri sebagaimana dimaksud pada ayat(2) huruf a
terdiri atas:
a) Bungkusan industri-I;
b) Bungkusan industri-II; dan
c) Bungkusan industri-III.

2) Kategori Bungkusan
a) Draft Safetey Guide DS496 tentang Advisory Materials for the IAEA
Regulations for the Safe Transport of Radioactive Material
Kategori bungkusan, yaitu I-PUTIH, II-KUNING, III-KUNING.
b) KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
NOMOR 04/Ka-BAPETEN/V-99
Kategori bungkusan, yaitu I-PUTIH, II-KUNING, III-KUNING.
c) PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
NOMOR 7 TAHUN 2007
Tidak ditemukan
d) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58
TAHUN 2015
Kategori bungkusan, yaitu I-PUTIH, II-KUNING, III-KUNING.

3) Cara Menentukan Indeks Angkutan


a) Draft Safetey Guide DS496 tentang Advisory Materials for the IAEA
Regulations for the Safe Transport of Radioactive Material.
TI adalah indikator tingkat dosis di sekitar paket, overpack, tangki, kontainer
barang, alat angkut, LSA-I yang tidak dikemas atau yang tidak dikemas SCO-I
dan digunakan dalam penyediaan tindakan perlindungan radiasi selama
pengangkutan. Nilai yang diperoleh untuk TI sesuai dengan pedoman berikut
diperlukan (lihat paragraf 523 (c)) untuk dibulatkan ke tempat desimal pertama
(misalnya 1.13 menjadi 1.2) kecuali bahwa nilai 0,05 atau kurang dapat dianggap
sebagai nol
b) KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
NOMOR 04/Ka-BAPETEN/V-99

c) PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR


NOMOR 7 TAHUN 2007
Tidak ditemukan pada dokumen
d) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58
TAHUN 2015
Indeks Angkutan dapat ditentukan melalui pengukuran tingkat radiasi maksimum
sebagai berikut:
a. pengukuran tingkat radiasi maksimum menggunakan satuan mSv/jam
(milisievert per jam) dan dilakukan pada jarak 1 m (satu meter) dari permukaan
Bungkusan, pembungkus luar, atau Peti Kemas. Nilai Indeks Angkutan diperoleh
dari perkalian bilangan hasil pengukuran tingkat radiasi maksimum dengan angka
100 (seratus);
b. untuk Zat Radioaktif Aktivitas Jenis Rendah berupa bahan galian uranium dan
thorium berikut konsentratnya, tingkat radiasi maksimum pada setiap titik pada
jarak 1 m (satu meter) dari permukaan luar muatan ditetapkan sebagaimana
tercantum dalam Tabel 1;

4) Penandaan Bungkusan, Pelabelan Bungkusan, Pemberi Plakat


a) Draft Safetey Guide DS496 tentang Advisory Materials for the IAEA
Regulations for the Safe Transport of Radioactive Material
Pemberian tanda, label dan plakat yang disertai nomor PBB diberikan berbeda
tergantung tipe bungkusan
b) KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
NOMOR 04/Ka-BAPETEN/V-99
Tanda, label dan plakat yang disyaratkan dalam Ketentuan ini harus mematuhi
ketentuan yang dijelaskan dalam Gambar 1 s/d 6 dan warnanya sesuai dengan
ketentuan dalam Gambar 2 s/d 6.
c) PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
NOMOR 7 TAHUN 2007
Tidak ditemukan pada dokumen
d) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58
TAHUN 2015
Terdapat pada lampiran V, pemberian tanda, label dan plakat yang disertai nomor
PBB diberikan berbeda tergantung kategori bungkusan

5) Penentuan Indeks Keselamatan Kekritisan


a) Draft Safetey Guide DS496 tentang Advisory Materials for the IAEA
Regulations for the Safe Transport of Radioactive Material
Ditemukan kalimat berikut Meskipun paket atau overpack diizinkan untuk
memiliki tingkat dosis eksternal hingga 10 mSv / jam, persyaratan untuk batas
dosis maksimum 2 mSv / jam di permukaan angkut atau 0,1 mSv / jam pada
setiap titik 2 m dari permukaan angkut
b) KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
NOMOR 04/Ka-BAPETEN/V-99
Tidak ditemukan pada dokumen
c) PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
NOMOR 7 TAHUN 2007
Tidak ditemukan pada dokumen
d) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58
TAHUN 2015
Tidak ditemukan pada dokumen, berdasarkan dokumen hanya ada kalimat
berikut: Ketentuan mengenai tata cara penentuan Indeks Keselamatan Kekritisan
diatur dengan Peraturan Kepala BAPETEN.

6) Pemeriksaan Bungkusan Untuk Keperluan Kepabeanan


a) Draft Safetey Guide DS496 tentang Advisory Materials for the IAEA
Regulations for the Safe Transport of Radioactive Material
Pemeriksaan isi paket harus dilakukan di bawah kondisi proteksi radiasi yang
sesuai. Seseorang dengan pengetahuan yang memadai tentang penanganan bahan
radioaktif dan yang mampu membuat penilaian proteksi radiasi suara harus hadir
untuk memastikan bahwa pemeriksaan dilakukan tanpa paparan radiasi yang
tidak semestinya staf bea cukai atau pihak ketiga.
b) KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
NOMOR 04/Ka-BAPETEN/V-99
Pemeriksaan oleh petugas bea cukai terhadap isi radioaktif dalam sebuah
bungkusan hanya boleh dilaksanakan didaerah yang dilengkapi dengan
perlengkapan yang memadai untuk mengendalikan paparan radiasi dengan
didampingi oleh Petugas Proteksi Radiasi atau petugas yang ditunjuk. Setiap
bungkusan yang dibuka atas perintah petugas bea cukai harus dikembalikan pada
keadaan semula sebelum diteruskan pengirimannya.
c) PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
NOMOR 7 TAHUN 2007
Tidak Ditemukan pada dokumen
d) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58
TAHUN 2015
Pemeriksaan dilakukan dengan ketentuan:
 dilakukan di tempat yang tidak mudah dijangkau oleh publik atau
dilengkapi dengan penghalang;
 tersedia perlengkapan proteksi radiasi; dan
 dihadiri oleh Petugas Proteksi Radiasi Pengirim atau Penerima.

Bungkusan yang telah dibuka, harus dikembalikan pada kondisi semula oleh
Petugas Proteksi Radiasi Pengirim atau Penerima, sebelum diserahkan kepada
Penerima.

7) Transmission Factors (Misalnya Untuk Contoh Perhitungan Untuk Membentuk


Persyaratan Jarak Minimum Untuk Segregation Distance Requirements)
a) Draft Safetey Guide DS496 tentang Advisory Materials for the IAEA
Regulations for the Safe Transport of Radioactive Material

b) KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR


NOMOR 04/Ka-BAPETEN/V-99
Tidak Ditemukan pada dokumen
c) PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
NOMOR 7 TAHUN 2007
Tidak Ditemukan pada dokumen
d) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58
TAHUN 2015
Tidak Ditemukan pada dokumen

8) Penentuan Indeks Keselamatan Kekritisan


a) Draft Safetey Guide DS496 tentang Advisory Materials for the IAEA
Regulations for the Safe Transport of Radioactive Material
Ditemukan kalimat berikut Meskipun paket atau overpack diizinkan untuk
memiliki tingkat dosis eksternal hingga 10 mSv / jam, persyaratan untuk batas
dosis maksimum 2 mSv / jam di permukaan angkut atau 0,1 mSv / jam pada setiap
titik 2 m dari permukaan angkut
b) KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR
04/Ka-BAPETEN/V-99
Tidak ditemukan pada dokumen
c) PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
NOMOR 7 TAHUN 2007
Tidak ditemukan pada dokumen
d) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58
TAHUN 2015
Tidak ditemukan pada dokumen, berdasarkan dokumen hanya ada kalimat berikut:
Ketentuan mengenai tata cara penentuan Indeks Keselamatan Kekritisan diatur
dengan Peraturan Kepala BAPETEN.

9) Dosimeterics Model And Assumptions


a) Draft Safetey Guide DS496 tentang Advisory Materials for the IAEA
Regulations for the Safe Transport of Radioactive Material
Pada bagian ini, model dosimetrik dan asumsi yang mendasari derivasi dari lima
nilai Q pokok dijelaskan secara rinci yaitu
QA: External dose due to photons

QB: External dose due to beta emitters

QC: Internal dose via inhalation

QD: Skin contamination and ingestion doses

QE: Submersion dose due to gaseous isotopes

b) KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR


NOMOR 04/Ka-BAPETEN/V-99
Tidak ditemukan pada dokumen
c) PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
NOMOR 7 TAHUN 2007
Tidak ditemukan pada dokumen
d) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58
TAHUN 2015

Pemantauan dosis paparan radiasi akibat kerja diberlakukan kepada:


 personil Pengirim yang melakukan persiapan Pengangkutan Zat
Radioaktif secara terus-menerus;
 personil Pengirim yang melakukan persiapan Pengangkutan Zat
Radioaktif sewaktu-waktu;
 personil Pengangkut yang melakukan persiapan Pengangkutan Zat
Radioaktif di fasilitas Pengirim; dan
 personil Pengangkut yang melakukan Pengangkutan Zat Radioaktif.

10) Test Prosedure


a) Draft Safetey Guide DS496 tentang Advisory Materials for the IAEA
Regulations for the Safe Transport of Radioactive Material
The four test methods specified in the Transport Regulations, namely, the impact,
percussion, bending and heat tests, are intended to simulate the mechanical and
thermal effects to which special form radioactive material might be exposed if
released from its packaging.
b) KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
NOMOR 04/Ka-BAPETEN/V-99
Metoda pengujian

 Uji tumbuk
 Uji pukul
 Uji bengkok
 Uji panas
 uji jatuh bebas
c) PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
NOMOR 7 TAHUN 2007
Tidak ditemukan pada dokumen
d) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58
TAHUN 2015
Tidak ditemukan pada dokumen

Anda mungkin juga menyukai