Disusun Oleh:
Sutjipto Anugrah Sukarno :21430410009
Dea Triamelia :21430410008
Andresito Jenaro Lobja :21430410020
1. Latar Belakang
Industri tahu merupakan salah satu industri yang menghasilkan
limbah cair yang dapat mencemari lingkungan. Limbah cair pada proses
produksi tahu berasal dari proses perendaman, pencucian kedelai,
penyaringan, dan pengepresan atau penyetakan tahu. Sebagian besar
limbah cair yang dihasilkan oleh industri pembuatan tahu adalah cairan
kental yang terpisah dari gumpalan tahu yang disebut dengan air dadih.
Limbah ini sering dibuang secara langsung tanpa pengolahan terlebih
dahulu sehingga menghasilkan bau busuk dan mencemari lingkungan.
Oleh karena itu, diperlukan pendekatan cleaner production dalam
mengelola limbah cair pada industri tahu.
Untuk mengatasi dampak lingkungan negatif ini dan mengarahkan
industri tahu menuju keberlanjutan, diperlukan pendekatan yang berfokus
pada efisiensi, pengurangan limbah, dan penggunaan sumber daya yang
bijak. Konsep cleaner production (produksi bersih) adalah pendekatan
yang tepat untuk mencapai tujuan ini. Makalah ini akan membahas
penerapan konsep cleaner production dalam konteks industri tahu,
termasuk langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk mengurangi
dampak lingkungan dan meningkatkan efisiensi dalam proses produksi
tahu. Cleaner production pada industri tahu adalah langkah penting dalam
menjaga keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan pangan dan
pelestarian lingkungan, serta dalam mendukung perkembangan industri
yang berkelanjutan.
Cleaner production adalah suatu pendekatan dalam mengelola
lingkungan hidup yang bertujuan untuk mencegah atau meminimalkan
terbentuknya limbah atau bahan pencemar lingkungan dari seluruh tahapan
dalam proses produksi. Konsep cleaner production juga melibatkan upaya
untuk meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku dan bahan
penunjang serta energi dari seluruh tahapan produksi sehingga dengan
menerapkan konsep tersebut diharapkan sumber daya alam dapat lebih
dilindungi dan dimanfaatkan secara berkelanjutan. Implementasi cleaner
production pada industri tahu dapat membantu mengurangi limbah yang
dihasilkan dan mengurangi dampak terhadap lingkungan.
Dalam makalah ini, kami akan menyelami berbagai aspek cleaner
production yang dapat diterapkan dalam industri tahu, termasuk
manajemen bahan baku, penggunaan teknologi yang efisien, standar
operasional prosedur (SOP), pengembangan produk, dan pengelolaan
limbah. Dengan demikian, kami akan menjelaskan bagaimana penerapan
konsep ini dapat membawa perubahan positif dalam industri tahu,
menciptakan produk yang lebih berkelanjutan dan lebih ramah lingkungan.
Selain itu, kami juga akan mengidentifikasi beberapa tantangan yang
mungkin muncul dalam proses penerapan cleaner production dan
bagaimana industri tahu dapat mengatasinya.
2. Rumusan Masalah
2.1 Bagaimana implementasi cleaner production pada industri tahu
dapat membantu mengurangi limbah yang dihasilkan dan
mengurangi dampak terhadap lingkungan?
2.2 Apa manfaat yang dapat diperoleh dari implementasi cleaner
production pada industri tahu?
2.3 Apa saja kendala yang dihadapi dalam implementasi cleaner
production pada industri tahu?
2.4 Bagaimana cara mengatasi kendala dalam implementasi cleaner
production pada industri tahu?
BAB II
PEMBAHASAN
4. Teknologi
Penerapan teknologi dalam konteks Cleaner Production (CP) pada
industri tahu mencakup penggunaan metode dan peralatan yang lebih
efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan dalam proses produksi.
Berikut adalah beberapa aspek teknologi yang dapat diterapkan dalam CP
industri tahu:
4.1 Mesin Ekstraksi Kedelai yang Efisien
Pemilihan dan penggunaan mesin ekstraksi kedelai yang lebih
efisien dapat mengurangi konsumsi energi dan bahan bakar,
sekaligus meningkatkan output. Mesin modern dapat dirancang
untuk meminimalkan kerugian dan memastikan pemisahan yang
optimal antara biji kedelai dan air (ekstraksi).
4.2 Teknologi Pemanasan yang Efisien
Pemilihan sistem pemanasan yang efisien adalah langkah kritis
dalam CP. Penggunaan pemanas uap atau sistem pemanas matahari
dapat mengurangi konsumsi energi dan emisi gas rumah kaca
dibandingkan dengan metode pemanasan tradisional.
4.3 Automatisasi dan Kontrol Proses
Penggunaan teknologi otomatisasi dalam proses produksi dapat
meningkatkan efisiensi dan mengurangi kesalahan manusia. Sistem
kontrol otomatis dapat memantau parameter-produksi,
mengoptimalkan suhu dan waktu, serta mengurangi limbah dan
konsumsi energi.
4.4 Pemantauan Energi dan Efisiensi Energi
Penerapan sistem pemantauan energi yang canggih dapat
membantu perusahaan melacak dan mengelola konsumsi energi
mereka. Ini dapat mencakup penggunaan sensor dan perangkat
lunak untuk memantau dan mengoptimalkan penggunaan energi
selama proses produksi.
1. Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan di atas adalah bahwa implementasi
Cleaner Production (CP) dalam industri tahu membawa sejumlah manfaat
signifikan. Dari segi ekonomi, CP membantu meningkatkan efisiensi
penggunaan sumber daya, mengurangi biaya produksi, dan meningkatkan
kualitas produk. Dari perspektif lingkungan, CP berkontribusi pada
pengurangan limbah, emisi berbahaya, dan penggunaan sumber daya alam,
menciptakan lingkungan operasional yang lebih berkelanjutan. Langkah-
langkah implementasi CP, seperti evaluasi proses produksi, identifikasi
masalah, perbaikan teknologi, dan peningkatan SOP, menjadi landasan
untuk mencapai manfaat-manfaat tersebut. Pengelolaan bahan mentah,
teknologi, SOP, produk, limbah, dan aspek-aspek lainnya diintegrasikan
ke dalam strategi CP, membentuk pendekatan holistik untuk mencapai
keberlanjutan industri tahu.
Meskipun CP membawa manfaat yang signifikan,
implementasinya tidak terlepas dari sejumlah kendala seperti biaya awal
yang tinggi, kurangnya pengetahuan dan kesadaran, tantangan dalam
pengelolaan limbah, dan lain sebagainya. Namun, dengan mengidentifikasi
dan mengatasi kendala-kendala ini, industri tahu dapat memaksimalkan
manfaat dari praktik-produksi bersih. Pentingnya pemilihan bahan baku
berkelanjutan, teknologi yang efisien, SOP yang baik, dan manajemen
limbah yang bijaksana menjadi bagian integral dari kesuksesan
implementasi CP. Selain itu, kolaborasi dengan pemasok, pelanggan, dan
pihak terkait juga penting dalam menciptakan rantai pasokan yang
berkelanjutan.
Dengan demikian, implementasi CP pada industri tahu bukan
hanya tentang meminimalkan dampak lingkungan, tetapi juga tentang
meningkatkan efisiensi operasional, kepuasan pelanggan, dan citra merek.
Keberlanjutan bukan hanya tanggung jawab perusahaan, tetapi juga
sebuah peluang untuk menciptakan nilai tambah dalam industri yang lebih
bersih dan berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Arie Herlambang, 2002 Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu Tempe.
Dalam Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri. Pusat Pengkajian dan
Penerapan Teknologi Lingkungan, Deputi Bidang Teknologi Informasi,
Energi, Material dan Lingkungan. Badan Pengkajian dan Penerapan
Telnologi Bekerjasama Dengan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
Daerah Pemerintah Kota Samarinda.Halaman 149-216 .
Anas M. Fauzi, Ainy Rahmawakhida, dan YaoiHidetoshi,2008.Kajian Strategi
ProduksiBersih Di Industri Kecil Tapioka: KasusKelurahan Ciluar,
Kecamatan BogorUtara.Jurnal Teknik Pertanian Vol 18(2),60-65
Basir,NaniHarihastuti,SilvyDjayanti,Sartamtomo, 2014.Pilot Project
InkubatorTeknologi Industri Tahu Yang Efisien DanRamah
Lingkungan
Bapedal (Badan pengelolaan Dampak Lingkungan). 2001. Buku Panduan Model
Penerapan Produksi Bersih (Aplikasi Produksi Bersih Pada Industri
Minyak Sawit). FTP Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Lestario Widodo. 2011. Penerapan Produksi Bersih Di Industri Tahu Desa
Kalisari dan Cikembulan Kabupaten Banyumas-Purwokerto. JRL. Vol 7
No. 2:179-191. Li Jian-Rong and Yun-Hwa P.H. 2004. Traditional
Chinese Food Technology and Cuisine. Asia Pacific J Clin Nutr. 13 : 147-
155.
Mappapa I Astieningsih. 2018. Hydrothermal Treatment Limbah Biomassa
Serbuk Gergaji Kayu Meranti Merah (Shorea leprosula Miq). Thesis.
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Nusa Idaman Said, 2002. Teknologi Pengolahan Limbah Cair Dengan Proses
Biologis. Dalam Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri. Pusat
Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan, Deputi Bidang
Teknologi Informasi, Energi, Material dan Lingkungan. Badan Pengkajian
dan Penerapan Telnologi Bekerjasama Dengan Badan Pengendalian
Dampak Lingkungan Daerah Pemerintah Kota Samarinda. Bagian 1-C.
Halaman79-146.
Silvy Djayanti. 2015. Kajian Penerapan Produksi Bersih Di Industri Tahu Di Desa
Jimbaran, Bandungan, Jawa Tengah. Jurnal Riset Teknologi Pencegahan
Pencemaran Industri. Vol 6 No. 2 : 75-80.
Sofiyana D Kurniawati. 2018. Penerapan Life Cycle Assessment dan Life Cycle
Cost Pada Industri Tahu di Desa Baturetno, Kecmatan Banguntapan,
Bantul. Skripsi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.