Anda di halaman 1dari 13

TEKNOLOGI BERSIH UNTUK INDUSTRI KECIL Dipersiapkan oleh : Drs. Sudrajat,S.U.

FMIPA UNMUL
Samarinda 2008

Keterkaitan Produksi Bersih dengan Lingkungan Produksi bersih adalah salah satu upaya untuk
memperkecil dampak operasional industri tekstil terhadap lingkungan. Dengan pelaksanaan Produksi
Bersih secara berkelanjutan di industri tekstil diharapkan akan menjadi meningkat kualitas lingkungan
tanpa membebani operasional industri tekstil.

Lingkungan. Keterkaitan Produksi Bersih, Industri dan Produksi Bersih Penerapan Produksi Bersih
dengan pendekatan continual improvement akan ikut melesterikan Peningkatan efisiensi Produksi, Citra,
Pasar Dampak : Penggunaan SDA Pembuangan Limbah

Manajemen Produksi Bersih Manajemen Produksi Bersih meliputi pentahapan-pentahapan yang


berkesinambungan sehingga akan selalu terdapat mekanisme perbaikan terhadap program Produksi
Bersih yang sedang dijalankan. Pentahapan Manajemen Produksi Bersih terdiri dari : Penetapan
Kebijakan Produksi Bersih Perencanaan Program Implementasi Dan Operasi Program Pemantauan
Program Evaluasi Program

6 TAHAPAN METODOLOGI PRODUKSI BERSIH MEMULAI PERENCANAAN KEBERLANJUTAN PEMILIHAN &


EVALUASI PEMANTAUAN & TINJAUAN PENERAPAN PILIHAN PB

Kegiatan Produksi Bersih merupakan kegiatan secara terus-menerus. Evaluasi terhadap program yang
sedang dicanangkan sebelumnya harus dijadikan dasar untuk melakukan perbaikan berkelanjutan
(Continual Improvement ) sehingga efesiensi proses produksi bisa lebih optimal tercapai.

KOMITMEN TOP MANAGEMENT MENDORONG, MENDUKUNG DAN MEMBERIKAN BANTUAN KEPADA


TIM PB. MENINJAU RENCANA PENERAPAN PB. MENYETUJUI DANA YG AKAN DIKELUARKAN UTK
PENERAPAN PB. MENINJAU EFEKTIFITAS RENCANA PENERAPAN YG TELAH DISUSUN. MEMASTIKAN
BAHWA PROGRAM PB BERJALAN SECARA BERKELANJUTAN

MENGAPA DIPERLUKAN KONSEP TEKNOLOGI BERSIH? Agar proses produksi lebih efisien Mengurangi
biaya: Modal dan operasi/produksi Pengolahan limbah Ijin, pemantauan dan penegakan hukum
Mereduksi dampak lingkungan/minimasi limbah Mengurangi risiko serta biaya akibat tumpahan dan
kecelakaan Meningkatkan keuntungan akibat penjualan Pemanfaatan limbah/reuse, recycle, dan
recovery

Strategi Produksi Bersih ,meliputi : a Strategi Produksi Bersih ,meliputi : a. upaya pencegahan
pencemaran ramah lingkungan , b. minimisasi limbah, c. analisis daur hidup, d. teknologi ramah
lingkungan

Konsep pencegahan dilakukan sejak awal perencanaan : - Perancangan produk - pemilihan bahan baku -
proses produksi - Penggunaan produk

Unsur Utama Strategi Produksi Bersih Kontinuitas Manusia Reduksi Resiko Strategi untuk Lingkungan
Produk Proses Integratif (Air, Udara dan tanah ) Preventive Produksi bersih Unsur Utama Strategi
Produksi Bersih

Kebijakan Produksi Bersih Implementasi & Operasi Diagram Manajemen Produksi Bersih Kebijakan
Produksi Bersih Perencanaan Program Implementasi & Operasi Perbaikan Berkelanjutan Pemantauan
Program Evaluasi Program

Keuntungan Dalam Penerapan Produksi Bersih. Ø Meningkatkan efisiensi. Ø Mengurangi


Biaya Pengolahan Limbah Ø Konsevasi Bahan Baku dan Energi Ø Membantu Akses Kepada
Lembaga Finansial. Ø Memenuhi Permintaan Pasar. Ø Memperbaiki Kualitas Lingkungan. Ø
Memenuhi Peraturan Lingkungan. Ø Memperbaiki Lingkungan Kerja. Ø Meningkatkan
Persepsi Masyarakat.

Produksi Bersih Menghemat Uang dan Mengurangi Dampak Lingkungan Melalui Beberapa Metoda Daur
Ulang, Pakai Ulang, Reklamasi Kebersihan Rumah Tangga Modifikasi Proses / Peralatan Perencanaan
Dan Pentahapan Produksi Pengkajian Secara Berkala Segregasi dan Pemisahan Limbah Penggantian
Material / Produk Pelatihan dan Pengawasan Pengelolaan Daur Hidup Produk Pilihan Produksi Bersih

Langkah-langkah Pelaksanaan Produksi Bersih Ø Mengkaji kondisi lingkungan Ø Manajemen


Lingkungan dan Perencanaan Ø Audit terhadap supllier dan klien. Ø Audit limbah dan Energi. Ø
Mempelajari dampak dari bahan baku.
Langkah-langkah Pelaksanaan Produksi Bersih Ø Mereduksi produksi limbah dan konsumsi energi. Ø
Mensubtitusi / mengganti bahan baku yang menimbulkan dampak terhadap lingkungan dan kesehatan.
Ø Mempelajari LCA dari produk. Ø Melakukan pelatihan. Ø Mempublikasikan hasil-hasil yang dicapai.
Ø Memantau perkembangan program dan mempublikasikannya secara terbuka.

Perencanaan Program Produksi Bersih

Perencanaan Program Produksi Bersih Perencanaan program Produksi Bersih dilakukan sesuai dengan
pentahapan. (1). Kajian Awal Dalam melakukan perencanaan Program Produksi Bersih terlebih dulu
perlu dilakukan kajian awal (initial Review) terhadap kegiatan operasiomal industri tekstil dari aspek
pemenuhan terhadap peraturan perundangan dan dampak negative yang selama ini sering dirasakan
oleh lingkungan sekitarnya.

(2). Kebijakan Produksi Bersih Kebijakan Produksi Bersih merupakan pernyataan organisasi tentang
komitmen dan prinsip-prinsip yang akan dilakukan berkaitan dengan kinerja pengelolaan lingkungan
yang berkelanjutan. Kebijakan Produksi Bersih akan dijadikan kerangka kerja dalam melakukan tindakan
dan menentukan tujuan dan sasaran suatu program.

Kebijakan Produksi Bersih harus sejalan dan mendukung terhadap komitmen tentang : Pentaatan
terhadap peraturan perundangan lingkungan Perbaikan yang berkelanjutan Pencegahan pencemaran

Kebijakan Produksi Bersih juga dapat dimasukan dalam visi perusahaan seperti contoh berikut : “
Menjadi mitra pelanggan dengan memberikan layanan produksi yang berkualitas demi kepuasan
pelanggan dengan meningkatkan efisiensi proses produksi dan penglolaan lingkungan secara
berkelanjutan “.

Contoh Kebijakan Produksi Bersih : Penghematan Pemakaian Sumber Daya Alam Penurunan Beban
Pencemaran pada Semua Tahapan Proses Produksi

sebagai tujuan .Secara umum berdasarkan kebijakan yang (3). Tujuan dan Sasaran Tujuan (Objective)
didefinisikan sebagai tujuan .Secara umum berdasarkan kebijakan yang ditetapkan dimana perusahaan
akan mencapainya. Sasaran (Target) adalah persyaratan kinerja secara rinci dan kuantitatif yang
dirancang untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Penghematan Pemakaian Air dalam 3 tahun Pengurangan pemakaian Raw Contoh Tujuan (Objectives).
Penghematan Pemakaian Air dalam 3 tahun Pengurangan pemakaian Raw material Reduce, Reuse,
Recycle dan Pembuangan Limbah ke lingkungan. Penanganan yang efektif terhadap bahan baku dan
produk Pengurangan pemakaian energi

(4). Program Produksi Bersih Program Produksi Bersih merupakan rincian program untuk mencapai
tujuan sasaran yang sudah ditetapkan. Uraian program biasanya lebih teknis dan implementatif. Untuk
satu Tujuan dan Sasaran bisa disusun lebih dari satu program Produksi Bersih.

Serat Skema Proses Produksi Tekstil Proses Persiapan Proses Pemintalan Proses Persiapan Tenun , Rajut
Proses Persiapan tenun, rajut dihasilkan kain grey Proses Persiapan Penyempurnaan Proses pencelupan
Proses pemutihan Proses pencapan Proses penyempurnaan akhir Kain jadi (tekstil) Skema Proses
Produksi Tekstil

oleh Tim selama melakukan survey lapangan antara lain : Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh Tim
selama melakukan survey lapangan antara lain : Ceceran / limpahan (luapan) dan kegiatan housekeeping
lainnya di area industri / produksi Kegiatan transportasi bahan mentah / produksi jadi dan penanganan
bahan-bahan serta penyiapan kehilangan dari bahan-bahan tersebut Kondisi kerja, tingkat kebisingan
ambien dst Masalah keselamatan, kegiatan pembuangan limbah, bahan mentah dan produk cacat

Sebelum melakukan survey lapangan, informasi berikut ini harus dikumpulkan untuk kepentingan
anggota Tim PB Lay-out (tata letak) yang menunjukan peralatan peroses, perlengkapan, area
penyimpanan dan kantor Diagram Alir Proses (paling tidak di tiap blok) dan tanggal terakhir
memperbaharui diagram tersebut Tata letak saluran-saluran pengadaan air, saluran drainase, saluran/
aliran uap dst yang dapat dipergunakan Informasi yang terkait dengan produksi dalam hal penjadwalan

IDENTIFIKASI MASALAH DAN PENYEBAB Proses Air Bahan Kimia Energi Tenaga Kerja Biaya Pembentukan
Limbah Produksi Pemakaian Kapasitas Kualitas Produk Pasar Permasalahan dalam konteks PB mengacu
pada : Kualitas Produk yang buruk Efisiensi peralatan yang buruk Pemakaian kapasitas yang buruk
Kegiatan / praktek yang tidak ramah lingkungan Peraturan yang belum ditaati
Komitment dan kebijakan Penghematan Sumber Daya Alam Contoh Program Produksi Bersih Komitment
dan kebijakan Penghematan Sumber Daya Alam Tujuan Penghematan Air Sasaran 1 Penghematan
konsumsi Air dari kondisi sekarang 200 L/kg menjadi 180 L/kg Th. 2003 Program Produksi Bersih
Pengaturan konsumsi air Tindakan Housekeeping yang baik Hindari pencucian tak perlu Reuse cucian
pertama Sasaran 2 Pencapaian tingkat konsumsi 150 L/kg Th. 2004 Modifikasi Proses untuk menghemat
konsumsi air Ganti Chemical yang dapat menurunkan konsumsi air (Reduce Water Consumption)
Sasaran 3

Perencanaan Program Produksi Bersih Kajian Awal Peraturan Perundangan Dampak Lingkungan Audit
Produksi Bersih Kebijakan Produksi Bersih Kriteria Produksi Bersih Penentuan Tujuan & Sasaran
(Objective & Target) ….. C B Program Produksi Bersih A

LANGKAH PELAKSANAAN Mengkaji kondisi lingkungan Perencanaan manajemen lingkungan Audit


terhadap suplier dan klien Audit limbah dan energi Mempelajari dampak bahan baku Mereduksi
produksi limbah dan konsumsi energi Mengganti bahan baku yang menimbulkan dampak lingkungan
Melakukan pelatihan/penyuluh Mempublikasikan hasil yang dicapai Memantau perkembangan program

KENDALA YANG ADA Peraturan mengenai lingkungan belum dijalankan dgn baik Penerapan teknologi
produksi bersih belum merupakan hal yang wajib Bagi produksi yang sudah jalan, mengalami kendala
dalam hal biaya kalau harus ganti dgn produksi bersih Perlu ada aturan dari pemerintah, bahwa
sumberdaya harus digunakan seefisien mungkin Masih ada persepsi bahwa teknologi bersih hanya akan
mengurangi keuntungan Sudah puas dengan sikap manajemen lama dan tidak setuju bila ada perubahan

UPAYA MENGATASI KENDALA Perlu ditekankan bahwa produks bersih bukan hanya tanggung jawab
industri saja Perlu ada persamaan pengertian antara pemerintah dan pelaku kegiatan ekonomi
mengenai produksi bersih Perlu ada perubahan strategi dari end of pipe treatment menjadi cleaner
production Target dapat dicapai dengan biaya rendah dan dijalankan setahap demi setahap

12 KIAT PRAKTIS DALAM MELAKSANAKAN PRODUKSI BERSIH Kurangi pemakaian kemasan Adopsi
pedoman pengurangan limbah beracun di dalam RT Pilih bahan yg dapat dipakai kembali (botol gallon
aqua) Rawat dan reparasi perawatan Pakai kembali tas, kemasan,dllnya Pinjam/sewa alat yang jarang
digunakan Jual/sumbangkan barang yang habis pakai, tetapi masih bermanfaat Pilih barang yang
kemasannya dapat dipakai kembali Pilih produk dengan kemasan daur ulang Jadikan sampah sebagai
kompos Sosialisasikan konsep pakai (use), pakai kembali (reuse) dan daur ulang (recycle) Kreatif
menggunakan kembali barang bekas

Pengelolaan Limbah

Pengelolaan limbah menjadi suatu keniscayaan yang tidak bisa dihindarkan. Pada dasarnya, limbah
merupakan bahan yang terbuang atau dibuang dari hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang
belum memiliki nilai ekonomis.

Secara garis besar, limbah dapat dibedakan menjadi tiga jenis, Pertama limbah organik, Kedua, limbah
anorganik, Ketiga, limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)

Pertama limbah organik; terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari
alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan, peternakan, rumah tangga, industri dll., yang
secara alami mudah terurai (oleh aktivitas mikroorganisme).

Kedua, limbah anorganik, berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi,
atau hasil samping proses industri. Limbah anorganik tidak mudah hancur/lapuk. Sebagian zat anorganik
secara keseluruhan bahkan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat
diuraikan dalam waktu yang sangat lama.

Ketiga, limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), merupakan sisa suatu usaha yang mengandung
bahan berbahaya/beracun, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau
mencemarkan dan membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia, serta
makhluk hidup lainnya..

Banyak jenis limbah dapat dimanfaatkan kembali melalui daur ulang atau dikonversikan ke produk lain
yang berguna. Limbah yang dapat dikonversikan ke produk lain, misalnya limbah dari industri pangan.
Limbah tersebut biasanya masih mengandung: serat, karbohidrat, protein, lemak, asam organik, dan
mineral.
Konsep Pemanfaatan Konsep pemanfaatan limbah sebagai upaya untuk membangun usaha kecil dan
menengah (UKM), pertama harus diketahui sifat kimia dan fisikanya, sehingga dapat diperkirakan
berbagai produk yang mungkin dihasilkan. Kedua , pilih produk berdasarkan pertimbangan pasar dan
tekno-ekonominya.

Contoh 1. Pemanfaatan limbah tulang dari pabrik pengolah daging

Limbah pengolah daging memiliki sifat kimiawi yang didominasi oleh protein (kolagen) di samping
mineral (kalsium). Tulang mempunyai potensi untuk diolah menjadi produk yang berfungsi sebagai
sumber protein, yaitu : ekstrak tulang protein hidrolisat, tepung tulang yang merupakan sumber protein
dan mineral.

Contoh 2. pemanfaatan limbah dari industri tahu dan tempe

limbah dari industri tahu dan tempe dengan modal yang relatif kecil dapat dimanfaatkan sebagai :
kerupuk ampas tahu kembang tahu kecap ampas tahu stick tahu dengan proses fermentasi dihasilkan
nata de soya dan kecap ampas tahu.

Contoh 3. pemanfaatan limbah air kelapa

Limbah air kelapa berpotensi dijadikan : nata de coco dan coco-softdrink yang berkhasiat
menyembuhkan kesulitan buang air kecil. Air kelapa juga dapat diproses lebih lanjut untuk menghasilkan
asam cuka, alkohol, minuman anggur, dan cairan infus.

Contoh 4. pemanfaatan limbah pabrik kopra

Sabut kelapa lewat proses pengolahan sederhana bisa diubah menjadi : serat yang merupakan bahan
baku utama springbed (kasur pegas) dan jok mobil mewah kepingan sabut (coco husk chip), dan serbuk
(coco dust) yang bisa diolah menjadi media tanaman dan pupuk organik. Lalu sampah dapat diolah
menjadi pupuk kompos.
Contoh 5. pemanfaatan limbah pertanian

Dengan teknologi fermentasi probiotik, limbah organik seperti pucuk tebu, jerami padi, jerami kedelai,
dan jerami jagung; molases, ampas tebu, dedak padi, ampas tahu, bungkil kedelai, bungkil kelapa, dan
ampas kopi, dapat dikembangkan menjadi bahan baku pakan ternak. Upaya ini dapat menutupi
berkurangnya pasokan hijauan daun sebagai bahan utama pakan ternak, akibat tingginya pengalihan
lahan pertanian ke nonpertanian.

Contoh 6. pemanfaatan limbah perikanan

Limbah ikan dapat dimanfaatkanuntuk membuat tepung ikan. Tepung ikan dapat dimanfaatkan untuk
campuran makanan ternak seperti unggas, babi dan makanan ikan. Tepung ikan mengandung protein,
mineral dan vitamin B. Protein ikan terdiri dari asam amino yang tidak terdapat pada tumbuhan.

Nilai Gizi Kandungan gizi tepung ikan tergantung dari jenis ikan yang digunakan sebagai bahan bakunya.
Tepung ikan yang berkualitas tinggi mengandung komponen-komponen sbb : Air 6-100 % Lemak 5-12 %
Protein 60-75 % Abu 10-20 %

Nilai Gizi Selain itu karena dibuat dari kepala dan duri ikan maka tepung ikan juga mengandung : Ca
fosfat Seng Yodium Besi Timah Mangan Kobalt Vitamin B 2 dan B 3

Contoh 7. Pemanfaatan limbah Tahu Tempe

Jenis limbah tahu Setiap kuintal kedele akan menghasilkan limbah 1,5 - 2 m3 air limbah. Sisa air tahu dan
potongan tahu yang hancur pada saat proses karena kurang sempurnanya proses penggumpalan bila
dibiarkan akan berwarna hitam dan berbau busuk

Bila dibiarkan dalam air limbah akan berubah warnanya menjadi coklat kehitaman dan berbau busuk.
Bau busuk ini akan mengakibatkan sakit pernapasan. Apabila air limbah ini merembes ke dalam tanah
yang dekat dengan sumur maka air sumur itu tidak dapat dimanfaatkan lagi. Apabila limbah ini dialirkan
ke sungai maka akan mencemari sungai dan bila masih digunakan maka akan menimbulkan penyakit
gatal, diare, dan penyakit lainnya.

Pemanfaatan Limbah Tahu Tempe Makanan ternak Dibuat makanan nata de soya Dibuat makanan kecil
contohnya castangell, stick tahu

Sekian dan terimakasih..

KONSEPSI PRODUKSI BERSIH DAN MINIMISASI LIMBAH Prof. Dr. Ir. Nastiti Siswi Indrasti

Pendahuluan Kegiatan Manusia :  Menghasilkan Produk dan Jasa Industri Rumah tangga Pasar
Pertanian Perkebunan Perikanan dll Menghasilkan Limbah Dapat Merusak Lingkungan 2

Konsep Strategi Pengelolaan Lingkungan Pendekatan kapasitas daya dukung Kendala : perlu upaya
perbaikan kondisi lingkungan yang rusak & tercemar  biaya tinggi Pengolahan limbah yang terbentuk
(End of Pipe Treatment) Kendala : - limbah tetap terbentuk - hanya mengubah bentuk limbah -
meningkatkan biaya produksi - upaya perbaikan kerusakan tinggi - umumnya cenderung melanggar
peraturan Perlu dicari alternatif lain

Konsep Strategi Pengelolaan Lingkungan Pendekatan kapasitas daya dukung Pengolahan limbah yang
terbentuk (EOP/End Of Pipe Treatment) Banyak kendala Produksi Bersih

Definisi dan Ruang Lingkup Produksi Bersih (UNIDO,2002) Strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat
terpadu dan preventif Produk: Reduksi limbah melalui rancangan yang lebih baik Penggunaan limbah
untuk produksi baru Proses: Konservasi bahan baku, energi dan air Pengurangan jumlah atau tingkat
toksisitas emisi pada sumber Evalusi dari pilihan teknologi Reduksi biaya dan teknologi Pelayanan:
Efisiensi manajemen lingkungan dalam rancangan dan pengiriman Diterapkan dalam produksi dan siklus
pelayanan Dampak: Perbaikan efisiensi Performansi lingkungan yang lebih baik Peningkatan keuntungan
kompetitif
Prinsip-prinsip Pokok Produksi Bersih Mengurangi/meminimumkan : bahan baku, air, energi &
terbentuknya limbah pada sumbernya Menghindari : Bahan baku beracun & berbahaya Memahami :
analisis daur hidup produk Menerapkan pola manajemen di kalangan industri & pemerintah yang telah
mempertimbangkan aspek lingkungan Mengaplikasikan teknologi ramah lingkungan, manajemen &
prosedur standar sesuai persyaratan yang telah ditetapkan Mengarah pada pengaturan sendiri (self
regulation) & peraturan yang sifatnya musyawarah mufakat (negotiated regulatory approach)
Mengurangi pencemaran & kerusakan lingkungan serta bahayanya terhadap manusia

Pelaksanaan Produksi Bersih dalam Industri Teknologi produksi bersih Pengurangan limbah pada sumber
pencemar Teknik daur ulang Pilihan penerapan produksi bersih Good house keeping Perubahan material
input Perubahan teknologis Perubahan produk On-site reuse

Teknik-teknik Produksi Bersih (USAID, 1997) PENGURANGAN SUMBER PENCEMAR DAUR ULANG
Penggunaan Kembali Pengambilan ke proses asal Penggantian bahan baku untuk proses lain
Pengendalian Sumber Pencemar Pengambilan Kembali Diproses untuk: Mendapatkan kembali bahan
asal Memperoleh produk samping Mengubah Material Input Pemurnian material Penggantian material
produksi Mengubah Teknologi Pengubahan proses Pengubahan tata letak, peralatan atau perpipaan
Tata Cara Operasi Tindakan-tindakan prosedural Pencegahan kehilangan Pemisahan aliran limbah
Peningkatan penanganan material Penjadwalan produksi

Aplikasi Produksi Bersih dalam Industri Proses produksi Peningkatan efisiensi & efektivitas dalam
pemakaian bahan baku, energi & sumber daya lainnya Mengganti bahan baku berbahaya & beracun 
mengurangi toksisitas limbah & emisi yang dikeluarkan Produk Pengurangan dampak keseluruhan daur
hidup produk mulai dari bahan baku sampai pembuangan akhir setelah produk tidak digunakan
Jasa/service Menitikberatkan pada upaya 3R (reduce, reuse, recycle) mulai dari penggunaan bahan baku
sampai pembuangan akhir

Keuntungan Industri Menerapkan Produksi Bersih Mengurangi biaya produksi Mengurangi limbah yang
dihasilkan Meningkatkan produktivitas Mengurangi konsumsi energi Meminimisasi masalah
pembuangan limbah (termasuk penanganan limbah) Memperbaiki nilai produk samping

Kendala Penerapan Produksi Bersih pada industri Kendala Ekonomi Kendala Teknologi Kendala Sumber
Daya Manusia
Kendala Penerapan Produksi Bersih pada industri Kendala Ekonomi Timbul bila kalangan usaha merasa
tidak mendapatkan keuntungan dalam penerapan produksi bersih. Contoh hambatan Biaya tambahan
peralatan Besarnya modal/investasi dibanding kontrol pencemaran secara konvensional sekaligus
penerapan produksi bersih

Kendala Penerapan Produksi Bersih pada industri Kendala Teknologi Kurang penyebaran informasi
tentang konsep produksi bersih Penerapan sistem baru ada kemungkinan tidak sesuai dengan yang
diharapkan atau malah menyebabkan gangguan Tidak memungkinkan adanya penambahan peralatan
akibat terbatasnya ruang kerja/produksi

Kendala Penerapan Produksi Bersih pada industri Kendala Sumber Daya Manusia Kurang dukungan dari
pihak manajemen puncak Keengganan untuk berubah baik individu / organisasi Lemahnya komunikasi
intern tentang proses produksi yang baik Pelaksanaan manajemen perusahaan yang kurang feksibel
Birokrasi yang sulit Kurangnya dokumentasi dan penyebaran informasi

Minimisasi Limbah Definisi UNEP & ISWA (2002) : suatu gambaran mengenai pengurangan limbah yang
dibuang ke tempat pembuangan akhir, dan termasuk pula pengurangan bahan baku serta daur ulang
limbah OECD (2000) : minimisasi limbah merupakan suatu kegiatan pencegahan dan pengurangan pada
bahan untuk meningkatkan kualitas dari limbah akhir yang dihasilkan dari berbagai proses yang
berlangsung sampai dengan tempat pembuangan akhir.

Cara Minimisasi Limbah Mengklasifikasikan limbah berdasarkan kelompok sehingga dapat diolah dengan
cara yang sama Pemisahan limbah, dimana limbah yang tidak berbahaya dapat dibuang dengan cara
yang aman Penyimpanan yang aman Pengolahan untuk mengurangi sifat patogen yang terkandung pada
limbah

Hirarki Prioritas Manajemen Limbah (UNEP dan ISWA, 2000) Eliminisasi Limbah Minimisasi Limbah
Recycle Reuse dan Recovery Pengolahan Pembuangan Residu

Peluang Mengurangi Bahan Baku yang Akan Menimbulkan Limbah Meningkatkan operasional seperti
goodhousekeeping, penanganan bahan,perawatan sarana dan prasarana Merubah formulasi produk
yang tidak menimbulkan limbah yang tidak berbahaya Penggunanan bahan baku yang aman
Penggunaan teknologi proses dan fasilitas yang aman Pengawasan, pengontrolan, dan perhitungan
limbah Daur ulang limbah
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minimisasi Limbah Peraturan dan kebijakan pemerintah Kelayakan
teknologi yang dimiliki Kelangsungan hidup Dukungan serta tanggung jawab dari manajemen 19

Minimisasi Limbah Hal-hal yang mendorong untuk dilakukan minimisasi limbah karena minimisasi
limbah dapat : Mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk bahan baku, energi, air, proses penyimpanan
dan penanganan, pembuangan limbah, kesehatan dan keamanan Mendorong setiap orang untuk
menjalankan peraturan dengan sukarela Meningkatkan efisiensi Meningkatkan bentuk kerjasama antar
pihak yang terkait

Minimisasi Limbah Peluang dalam mengaplikasikan minimisasi limbah pada semua operasi dapat
dilakukan dengan : Menggunakan bahan baku dengan kadar kemurnian tinggi Menggunakan bahan baku
yang tidak mengandung racun Menggunakan bahan baku yang tidak korosif Merubah proses dari sistem
curah menjadi sinambung Memperbaiki pemeriksaan peralatan dan biaya pemeliharaan Meningkatkan
pelatihan operator Meningkatkan pengawasan Meningkatkan goodhousekeeping

Aplikasi Minimisasi Limbah Dimulai dari  Perbaikan Sistem Pengontrolan Persediaan Menghindari
kelebihan pembelian Pemeriksaan produk sebelum penerimaan Pemeriksaan persediaan secara berkala
Pemberian identitas produk atau label Pemberian identitas masa pakai produk (expired date)
Penggunaan teknologi informasi untuk pengontrolan persediaan

Penerapan Minimisasi Limbah Ada tiga tahapan utama dalam penerapan minimisasi limbah yaitu :
Perencanaan dan struktur organisasi Mengidentifikasi limbah Penerapan, pengawasan dan pengontrolan

Perencanaan dan Struktur Organisasi Hal – hal yang dilakukan : Membentuk kesepakatan manajemen
Membuat program perencanaan Menentukan tujuan dan prioritas Membentuk tim audit

Mengidentifikasi Limbah Hal-hal yang dilakukan Mengidentifikasi proses produksi Menetapkan input
proses Menetapkan output proses Membuat neraca massa Mengidentifikasi peluang Membuat studi
kelayakan
Penerapan, Pengawasan dan Pengontrolan Hal – hal yang dilakukan Menyiapkan rencana pelaksanaan
Mengidentifikasi sumber Melaksanakan pengukuran Mengevaluasi kinerja yang telah dilakukan

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai