Anda di halaman 1dari 24

PRODUKSI BERSIH

PRODUKSI BERSIH
( Paradigma Baru Pengelolaan Pencemaran Lingkungan )

Pada awalnya, strategi pengelolaan lingkungan


didasarkan pada pendekatan daya dukung lingkungan
(carrying capacity approach), sehingga akibat
terbatasnya daya dukung lingkungan alami dalam
menetralkan pencemaran yang makin meningkat,
maka upaya mengatasi masalah pencemaran
berkembang ke arah pendekatan mengolah limbah
yang terbentuk (end-of-pipe treatment).
Pengelolaan pencemaran melalui pendekatan
pengolahan limbah (end-of-pipe treatment), yang
diperkenalkan sebagai salah satu strategi untuk
melindungi lingkungan, ternyata bukan cara yang
efektif dan hemat biaya.
Oleh karena itu, strategi pengelolaan
lingkungan harus diubah ke arah
pencegahan pencemaran yang
mengurangi terbentuknya limbah, yaitu
dengan penerapan Produksi Bersih,
mulai dari pemilihan bahan baku
sampai dengan produk yang dihasilkan,
memfasilitasi semua pihak untuk
mengelola lingkungan secara hemat
biaya serta memberi keuntungan baik
finansial maupun non-finansial.
Strategi ini merupakan paradigma baru dalam
pengelolaan pencemaran lingkungan,
sehingga masalah pencemaran lingkungan,
terutama bagi industri, tidak lagi identik
dengan pengeluaran tambahan yang
menaikkan biaya produksi serta menjadi
momok bagi industri tersebut.
Banyak kegiatan industri yang telah
menerapkan Produksi Bersih memperlihatkan
adanya penurunan biaya produksi,
peningkatan efisiensi proses produksi dan
memperoleh keuntungan yang lebih besar.

 
Persoalan lain yang muncul pada pendekatan
end-of-pipe treatment adalah pencemaran dan
kerusakan lingkungan tetap terjadi dan
cenderung terus berlanjut, karena dalam
prakteknya terdapat berbagai kendala, terutama
masih rendahnya penaatan dan penegakan
hukum, masih lemahnya perangkat peraturan
yang tersedia, serta masih rendahnya tingkat
kesadaran.
Kendala lain yang dihadapi oleh pendekatan
pengolahan limbah (end of pipe approach)
adalah (Djajadiningrat, 2001) :
 
Pendekatan end-of-pipe treatment
1. Pendekatan ini sifatnya reaktif yaitu bereaksi
setelah limbah terbentuk.
2. Tidak efektif dalam memecahkan masalah
pencemaran lingkungan karena pada
kenyataannya pengolahan limbah hanyalah
mengubah bentuk limbah dan
memindahkannya dari satu media ke media
lain. Limbah tetap terbentuk, hanya medianya
berubah dan seringkali tidak aman untuk
dibuang ke lingkungan, karena tetap akan
mencemari dan merupakan ancaman lebih
lanjut bagi lingkungan dan manusia.
3. Biaya
investasi dan operasi pengolahan dan
pembuangan limbah relative mahal, sehingga
mengakibatkan tingginya biaya produksi dan
harga jual produk.

4. Peraturan perundangan yang berlaku tidak


didukung oleh penegakan hukum yang memadai,
sehingga sering ditemukan pelanggaran.
KONSEP DASAR PRODUKSI BERSIH

Produksi Bersih merupakan salah satu sistem


pengelolaan lingkungan yang dilaksanakan
secara sukarela (Voluntary) sebab penerapannya
bersifat tidak wajib.
Konsep Produksi Bersih merupakan pemikiran
baru untuk lebih meningkatkan kualitas
lingkungan dengan lebih bersifat proaktif.
Produksi Bersih merupakan istilah yang
digunakan untuk menjelaskan pendekatan secara
konseptual dan operasional terhadap proses
produksi dan jasa, dengan meminimumkan
dampak terhadap lingkungan dan manusia dari
keseluruhan daur hidup produknya.
Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan (Bapedal, 1995)
mendefini­sikan Produksi Bersih
sebagai suatu strategi pengelolaan
lingkungan yang preventif dan
diterapkan secara terus-menerus pada
proses produksi, serta daur hidup
produk dan jasa untuk meningkatkan
eko-efisiensi dengan tujuan
mengurangi risiko terhadap manusia
dan lingkungan.
Strategi Produksi Bersih mempunyai
arti yang sangat luas karena di
dalamnya termasuk upaya
pencegahan pencemaran dan
perusakan lingkungan melalui
pilihan jenis proses yang akrab
lingkungan, minimisasi limbah,
analisis daur hidup produk, dan
teknologi bersih.
Strategi untuk menghilangkan limbah atau mengurangi
limbah sebelum terjadi (preventive strategy), lebih baik
daripada strategi pengolahan limbah atau pembuangan limbah
yang telah ditimbulkan (treatment strategy). Kombinasi kedua
strategi tersebut sesuai dengan skala prioritas pelaksanaan
Produksi Bersih adalah sebagai berikut (Overcash, 1986) :
1. Eliminasi
2. Mengurangi sumber limbah
3. Daur Ulang
4. Pengolahan Limbah
5. Pembuangan Limbah
6. Remediasi
Hambatan pada aspek ekonomi dan teknis antara lain
adalah (Djajadiningrat, 2001) :
1. Keperluan biaya tambahan peralatan
2. Tingginya modal/investasi dibanding kontrol
pencemaran secara konvensional sekaligus
penerapan Produksi Bersih
3. Penghematan proses Produksi Bersih yang belum
nyata realisasinya
4. Kurangnya informasi Produksi Bersih
5. Sistem yang baru ada kemungkinan tidak sesuai
dengan yang diharapkan atau malah menyebabkan
gangguan
6. Fasilitas produksi ada kemungkinan sudah penuh
tidak ada tempat lagi untuk tambahan peralatan.
Kendala Sumber Daya Manusia dalam penerapan Produksi
Bersih dapat berupa :
1. Kurangnya komitmen manajemen puncak
2. Adanya keengganan untuk berubah baik secara individu
maupun organisasi
3. Lemahnya komunikasi internal
4. Pelaksanaan organisasi yang kaku
5. Birokrasi, terutama dalam pengumpulan data.
6. Kurangnya dokumentasi dan penyebaran informasi.
7. Kurangnya pelatihan kepada sumberdaya manusia
mengenai Produksi Bersih.
 
Manfaat penerapan Produksi Bersih, antara lain :
1. Lebih efektif dan efisien dalam penggunaan sumberdaya alam.
2. Mengurangi biaya-biaya yang berkenaan dengan lingkungan
3. Mengurangi atau mencegah terbentuknya pencemar
4. Mencegah berpindahnya pencemar dari satu media ke media lain
5. Mengurangi risiko terhadap kesehatan manusia dan lingkungan
6. Memberikan peluang untuk mencapai sistem manajemen
lingkungan pada ISO 14000
7. Memberikan keunggulan daya saing di pasar domestik dan
internasional.
Strategi penerapan produksi bersih :
1. Semua pihak turut bertanggung jawab dan
terlibat dalam program dan rencana tindakan
Produksi Bersih dan bekerjasama untuk
mengharmonisasikan pendekatan-pendekatan
Produksi Bersih.
2. Agar Produksi Bersih dapat dilaksanakan
secara efektif, semua pendekatan melalui
peraturan perundang-undangan, instrumen
ekonomi maupun upaya sukarela harus
dipertimbangkan.
3. Program Produksi Bersih menekankan pada
upaya perbaikan yang berlanjut.
4. Produksi Bersih hendaknya melibatkan
pertimbangan daur hidup suatu produk.
STRATEGI PENGELOLAAN LINGKUNGAN
1. Pendekatan Kapasitas Daya Dukung (Carrying
CapacityApproach)
2. Pengelolaan Pada Limbah Yang Terbentuk (End –
Of – Pipe treatment)
3. Produksi Bersih (Cleaner Production) mulai
berlaku September 1989/1990 sifatnya
preventif / pencegahan
Kebijakan Produksi Bersih
1. Produksi Bersih (PB) mulai diperkenalkan di Indonesia oleh
BAPEDAL
sejak tahun 1993
2. Pada tahun 1995 pemerintah Indonesia telah berkomitmen
untuk menerapkan strategi Produksi Bersih
3. Tahun 1996 disusun Rencana Tindak mengenai penerapan
Produksi Bersih telah dijabarkan di Indonesia.
4. Tahun 2003 KLH menjabarkan PB sebagai Kebijakan
Nasional
5. Prioritas dalam pengembangan penerapan PB adalah pada
Usaha Kecil Menengah (UKM), sektor pertanian dan sector
pariwisata.
6. Disamping itu, dikembangkan juga keterlibatan PB dengan
program-program KLH lainnya seperti Ekolabel, ISO 14000 dan
PROPER (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan).
PRODUKSI BERSIH / CLEANER PRODUCTION
1. Menerapkan strategi preventif secara kontinu terhadap
proses dan produk untuk mengurangi terjadinya resiko
pencemaran pada manusia dan lingkungan
2. Tidak menggunakan bahan B-3, menghemat
pemakaian bahan baku dan energi serta mereduksi
jumlah dan toksisitas emisi serta buangan (Eko Efisiensi)
3. Mereduksi dampak yang timbul di seluruh daur hidup
produk (Life Cycle Of The Product) mulai dari bahan
baku sampai pembuangan limbah
4. Menerapkan tehnologi bersih dengan mengubah sikap
dan perilaku agar sadar lingkungan
MENGAPA DIPERLUKAN KONSEP TEHNOLOGI BERSIH
1. Agar proses produksi lebih efisien
2. Mengurangi biaya :
a. Modal dan operasi/produksi
b. Pengolahan limbah
c. Ijin, pemantauan dan penegakan hukum
3. Mereduksi dampak lingkungan/minimasi limbah
4. Mengurangi resiko serta biaya akibat tumpahan
kecelakaan
5. Meningkatkan keuntungan akibat penjualan
pemanfaatan limbah/Reuse, recycle dan recovery
MINIMASI LIMBAH
Adalah upaya mengurangi volume, konsentrasi
toksisitas dan tingkat bahaya limbah yang berasal dari
proses produksi, dengan jalan mereduksi pada
sumbernya dan memanfaatkan kembali limbah agar
dapat memberikan keuntungan ekonomis.

PENGGUNAAN KEMBALI / REUSE


Pemanfaatan limbah dengan menggunakan kembali
untuk keperluan / fungsi yang sama tanpa mengalami
perubahan bentuk.
Contoh : Menggunakan kertas bolak-balik
 
DAUR ULANG / RECYCLE
Memanfaatkan limbah dengan pengolahan fisik /
kimiawi, untuk menghasilkan produk yang sama
Contoh : daur ulang kertas, baju bekas pakai untuk
lap / dijahit model lain / di permaks
 
PEROLEHAN KEMBALI / RECOVERY
Upaya pemanfaatan limbah dengan jalan mengolah
atau memperoleh salah satu / lebih komponen
yang tergantung di dalamnya.
Contoh : belehan sepeda motor
LANGKAH PELAKSANAAN
 Mengkaji kondisi lingkungan
 Perencanaan manajemen lingkungan
 Audit terhadap suplier dan klien
 Audit limbah dan energi
 Mempelajari dampak bahan baku
 Mereduksi produksi limbah dan konsumsi energi
 Mengganti bahan baku yang menimbulkan
dampak lingkungan
 Melakukan pelatihan/penyuluhan
 Mempublikasikan hasil yang akan dicapai
 Memantau perkembangan progaram
KENDALA YANG ADA
 Peraturan mengenai lingkungan belum dijalankan dengan
baik
 Belum mempersyaratkan penerapan tehnologi produksi
bersih
 Kurang / tidak ada biaya
 Perlu ada aturan pemerintah, bahwa sumber daya harus
digunakan seefisien mungkin
 Masih ada persepsi bahwa tehnologi bersih akan
mengurangi keuntungan
 Kurang tersedia informasi tehnologi
 Sikap manajemen lama yang sudah puas dan tidak setuju
ada perubahan
 
UPAYA MENGATASI KENDALA
 Perlu ditekankan bahwa produksi bersih bukan
hanya tanggung jawab industri saja
 Perlu ada persamaan pengertian antara
pemerintahdan pelaku kegiatan ekonomi
mengenai produksi bersih
 Perlu ada perubahan strategi dari END OF PIPE
TREATMENT menjadi CLEANER PRODUCTION
 Target dapat dicapai dengan biaya rendah dan
dijalankan tahap demi tahap

Anda mungkin juga menyukai