PRAKTIKUM IX
ACARA 11
(Praktikum Mata Kuliah Produksi Bersih )
Dosen Pengampu
Muhammad Indra Darmawan, S.T.P., M.Sc.
Disusun Oleh
Kelompok 2
1.2.Tujuan
Adapun tujuan praktikum ini adalah agar mahasiswa mampu membuat
rancangan penerapan produksi bersih melalui GHK dan 1E5R di UMKM
Agroindustri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1.Produksi Bersih
1.1.1. Definisi
Produksi bersih merupakan sebuah strategi pengelolaan lingkungan
yang bersifat preventif dan terpadu yang perlu diterapkan secara terus-
menerus pada proses produksi dan daur hidup produk dengan tujuan
mengurangi resiko terhadap kesehatan manusia dan lingkungan (UNEP, 2003
dalam Indrasti dan Fauzi, 2009).
Sedangkan menurut UNIDO (2002, dalam Indrasti dan Fauzi 2009)
menyatakan bahwa memiliki tujuan untuk meningkatkan produktivitas
dengan memberikan tingkat efisiensi yang lebih baik pada penggunaan bahan
mentah, energi dan air, mendorong performansi lingkungan yang lebih baik
melalui pengurangan sumber-sumber pembangkit limbah dan emisi serta
mereduksi dampak produk terhadap lingkungan dari siklus hidup produk
dengan rancangan yang ramah lingkungan, namun efektif dari segi biaya.
4.2 Pembahasan
Pelaksanaan praktikum dilakukan secara online di Rumah Pribadi
masing-masing pada hari Selasa tanggal 8 November 2021. Penelitian
dilakukan untuk melakukan perancangan produksi bersih. Adapun yang
dianalisis dan diamati adalah UMKM Kerupuk Lanting Bapak Mislam yang
beralamat di Jalan Sriwijaya RT.04, Desa Bumi Jaya. UMKM ini berdiri
selama 8 tahun terhitung dari tahun 2013 dengan bahan baku dari pemasok
luar.
Perancangan produksi bersih pada praktikum kali ini diharapkan dapat
memberikan solusi perbaikan terhadap system produksi di UMKM terkait
yang sesuai dengan prinsip goodhousekeeping dan prinsip 1E5R. Untuk
prinsip goodhousekeeping, rancangan yang diberikan seperti pada umumnya
yaitu mencakup tindakan prosedural, administratif maupun institusional yang
dapat digunakan perusahaan untuk mengurangi terbentuknya limbah dan
emisi (kehilangan bahan/massa). Untuk prinsip 1E5R pada praktikum kali ini
tidak mencapai tahap pengolahan limbah melainkan lebih kepada rancangan
dengan solusi/tindakan yang preventif, karena jika sudah memiliki rancangan
yang preventif akan mudah dalam mengendalikan dan mengolah limbah
kedepannya, dan juga jika solusi yang diberikan lebih kepada pengolahan
limbahnya yang artinya sudah ada limbah terbrntuk sedikit banyaknya akan
memberikan kerugian sebab limbah tersebut telah menyentuh dan merusak
lingkungan.
Untuk proses pengupasan limbah yang dihasilkan ialah Limbah Kulit
Singkong, untuk mengurangi jumlah kulit singkong ada beberapa
perancangan yang dapat disarankan seperti mengganti komposisi bahan
maksudnya jika proses terdahulu menggunakan 100% singkong pada
perancangan yang disarankan hanya menggunakan singkong sebesar 75%
sisanya menggunakan tepung singkong, atau dengan membeli singkong kupas
dengan cara ini akan didapatkan limbah yang sangat minimum bahkan tidak
ada, pun dapat melakukan sortasi maksudnya memilih singkong dengan
ukuran yang besar dan tidak ada kerusakan karena dengan singkong yang
besar dan tidak ada kerusakan akan sedikit bagian yang terbuang (menjadi
limbah), saran yang lain pula dapat menggunakan Mesin Pengupasan karena
jika secara manual terkadang ada daging singkong yang ikut terkupas dengan
mesin karena mesin telah memiliki pengaturan yang sesuai standar maka hasil
yang didaptkan sesuai dengan yang seharusnya.
Untuk proses Pencucian limbah yang dihasilkan ialah air limbah sisa
cucian, sehingga saran perancangan produksi bersih yang dapat diberikan
yaitu dengan Mengurangi air yang masuk karena seperti prinsip neraca massa,
massa yang masuk sama dengan massa yang keluar, atau mengurangi air yang
masuk dengan hanya mengelap daging singkong dengan kain basah, sehingga
air yang digunakan hanya untuk membasahi kain tersebut,atau dengan
melakukan pengecilan ukuran, dengan melakukan pengecilan ukuran tidak
banyak space yang kosong, semua ruangan dalam bak pencucian akan terisi
dengan daging singkong, ketinggian penumpukan singkong dalam bak akan
berkurang sehingga air yang digunakan sampai singkong tenggelam pun turut
berkurang, atau dapat dilakukan dengan langsung membeli singkong yang
telah dicuci dengan cara ini limbah akan minimum bahkan tidak ada.
Untuk proses pemarutan, permasalahan yang dihadapi yaitu kehilangan
massa sebab adanya daging singkong (massa) yang terkeluar dari mesin parut
dan tersisa didalam mesin parut, sehingga saran yang diberikan yaitu dengan
membeli yang sudah diparut dengan cara ini limbah akan minimum bahkan
tidak ada, atau jika tetap ingin melakukan prosesnya dapat Memodifikasi alat
agar lebih tertutup dibagian atas dan bawah dengan memanfaatkan plastic
dengan begitu singkong yang terkeluar dari mesin akan terhalang pelindung
dan menempel di pelindung sehingga dapat diambil kembali, dan untuk
menyelamatkan sisa singkong yang tertinggal dimesin dapat membuat alat
pencukil untuk mengambil sisa yang tertinggal di mesin atau membuat alat
penyemprot air kecil untuk menyemprot sisa adonan yang tertinggal di mesin
Untuk proses pemerasan, permasalahan yang dihadapi yaitu Kehilangan
massa sebab adanya singkong parut yang terikut air perasan, saran rancangan
produksi berish yag dapat diberikan yaitu Menggunakan karung yang
berlapis, dengan karung berlapis maka air yang akan dikeluarkan pun akan
melewati penyaring berkali-kali sehingga dapat dipastikan tidak ada singkong
yang terikut, lalu dapat Menggunakan pembungkus dengan bahan puring
yang ukuran messnya yang lebih kecil dari mess singkong parut, atau dapat
Melakukan perlakuan pada air hasil perasan yaitu melakukan penyaring ulang
air perasan. Cara terakhir yaitu Mendiamkan singkong parut beberapa waktu
untuk menguapkan beberapa air sehingga air sudah berkurang, jadi saat
diperas air yang dikeluarkan sedikit semakin sedikit pula kemungkinan untuk
daging singkong terikut.
Untuk proses Pengukusan permasalahan yang dialami ialah Kehilangan
massa sebab ada bahan yang menempel pada plastic pembungkus, saran
perancangan proses yang dapat diberikan yairu tidak banyak menggunakan
banyak bungkusan saat mengukus, kerena semakin sedikit bungkusan
semakin sedikit pula bahan yang menempel, atau dapat dengan Melapisi
permukaan plastic dengan minyak sehingga saat bahan dikeluarkan tidak ada
bahan yang lengket serta tertinggal di pembungkus, dapat pula membungkus
bahan dengan menggunakan daun pisang karena daun pisang memiliki sifat
jika yang berkebalikan dengan plasitk yaitu semakin dipanaskan ia akan
semakin kering dan semakin memberikan kelonggaran terhadap bungkusan
sehingga tidak menimbulkan kelengketan sama halnya dengan menggunakan
kertas.
Untuk proses Penggilingan masalah yang dihadapi yaitu Kehilangan
massa, pada proses ini hampir sama dengan proses pemarutan sebelumnya
disebabkan adanya bahan yang terkeluar dari mesin giling atau tersisa
didalam mesin giling), maka saran yang dapat diberikan dapat dengan
Memodifikasi alat agar lebih tertutup dibagian atas dan bawah dengan
memanfaatkan plastic, atau dengan Melapisi mesin giling dengan sedikit
minyak agar tidak ada bahan tertinggal sebab kondisi pemukaan mesin yang
kesat, ataupun dengan Membuat alat pencukil untuk mengambil sisa yang
tertinggal di mesin atau Membuat alat penyemprot kecil untuk menyemprot
sisa adonan yang tertinggal di mesin.
Untuk proses Pembentukan, permasalahan yang dialami yaitu
Kehilangan massa sebab adanya bahan keluar dari wadah dan menempel
ditangan penjamah), sehingga saran perancangan produksi bersihnya dengan
melapisi bidang kerja atau wadah dengan plastic sehingga jika ada yang jatuh
pun tidak kotor (dapat diambil kembali) dan tidak ada yang lengket diwadah,
dapat juga Menggunakan wadah yang memiliki kedalaman karena akan kecil
kemungkinan bahan terlempar atau terkeluar dari wadah, dapat juga
Membentuk dengan ukuran yang lebih besar karena jika diasumsikan setiap
kali melakuka pembentukkan mengalami kehilangan maka artinya semakin
kecil ukuran produk semakin banyak kehilangan sehingga semakin besar
ukurannya maka semakin kecil kehilangannya, atau dengan Melumuri tangan
dan wadah dengan minyak agar tidak bahan yang lengket dan menjadi
kehilangan bahan.
Untuk peroses Penggorengan yaitu adanya Kehilangan massa sebab
adanya baahan keluar dari penggorengan atau hancur saat penggorengan,
sarannya yaitu dengan mengurangi jumlah adonan yang dimasukkan karena
seperti yang kita kerupuk saat digoreng akan mengembang sehingga saat
memasukkan adonan kerupuk tidak boleh sama dengan banyak minyak, jika
sama saat mengembang akan terkeluar, atau Memodifikasi Penggorengan
yang digunakan menggunakan penutup dibagian samping dan atas sehingga
saat mengalami pengembangan, kerupuk yang akan keluar masih terhalang
dengan pelindung penggorengan, atau Menggunakan pengorangan yang
memiliki kedalaman sehingga mengecilkan kemungkinan untuk kerupuk
keluar dan jatuh, dan untuk mencegah kehancuran bahan dapat Memodifikasi
Penggorengan yang dilengkapi pengaduk agar putaran yang diberikan
memiliki pengaturan yang sesuai dengan sebagaimana mestinya karena
dengan cara manual kerupuk akan mendapatakn putaran dan tekanan yang
terkadang telalu besar diberikan.
Untuk proses Penirisan limbah yang dihasilkan ialah Minyak hasil
Tirisan, untuk menguranginya dengan Mengurangi penyerapan minyak
dengan cara memasukkan adonan kerupuk saat proses penggorengan saat
suhu sudah tinggi, atau Mengurangi penyerapan minyak dengan
menambahkan cairan karbonasi/soda kue saat proses penggilingan, karena
dengan diberikannya cairan karbonasi, kerupuk akan terbantu dalam
melepaskan gelembung gas yang selanjutnya kana mengurangi penyerapan,
atau Mengurangi jumlah minyak yang digunakan saat penggorengan karena
dengan mengurangi maka yang terserappun akan berkurang atau dapat pula
dengan Menggunakan spatula yang memiliki lubang-lubang kecil sehingga
saat mengangkat kerupuk dari penggorengan kerupuk tersebut sudah
tertiriskan terlebih dahulu minyaknya dengan spatula tersebut
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari kegiatan praktikum yang dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan
diantaranya :
1. Perancangan penerapan produksi bersih dilakukan dengan melihat atau
mempertimbangkan beberapa hal seperi perangkat yang digunakan dan
prinsip yang diterapkan.
2. Dalam perancangan penerapan produksi bersih kali ini dilakukan untuk
memberikan solusi perbaikan terhadap ketidaktepatan dalam system
produksi di UMKM terkait yang sesuai dengan prinsip goodhousekeeping
dan prinsip 1E5R yang ditemukan berdasarkan neracca massanya
3. Untuk prinsip goodhousekeeping, rancangan yang diberikan kali ini seperti
pada umumnya yaitu mencakup tindakan procedural yang dapat digunakan
UMKM untuk mengurangi terbentuknya limbah dan emisi (kehilangan
bahan/massa).
4. Untuk prinsip 1E5R pada praktikum kali ini lebih kepada rancangan dengan
solusi/tindakan yang preventif, karena jika solusi yang diberikan lebih
kepada pengolahan limbahnya yang artinya sudah ada limbah terbentuk
sedikit banyaknya akan memberikan kerugian sebab limbah tersebut telah
menyentuh dan merusak lingkungan.
5.2 Saran
Berdasarkan dari praktikum yang telah dilakukan, maka dapat
disarankan praktikan terlebih dahulu memperhatikan hal-hal yang
disampaikan dosen pengampu, sehingga dapat mempermudah ketika proses
praktikum dan pengerjaan tugas yang diberkan serta mampu mencapai tujuan
dilakukannya praktikum ini.
DAFTAR PUSTAKA
Amriyanto, Fery. 2015. Kajian Peneraoan Produksi Bersih pada Unit Pengolahan
Pupuk Organik (UPPO) Kelompok Tani Langgeng Jaya Kecamatan
Adiluwih. Tesis. Universitas Lampung, Bandar Lampung.
Probowati, Banun Diyah. 2011. Studi Penerapan Produksi Bersih untuk Industri
Kerupuk. Jurnal Agrointek (Teknologi Industri Pertanian). Universitas
Tronojoyo Madura, Jawa Timur.
Ritonga, Muhammad Heritanwira Malik, dkk. 2021. Analisis Neraca Massa pada
Pembuatan Pati dari Kulit Sukun. Prosiding Seminar Nasional Oebardjo
Brotoharjono XVII Vol. 17 . Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”,
Jawa Timur.